You are on page 1of 11

Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.4, No. 2,p. 251-261


@STPS 2019, All Rights Reserved

MOTIVASI PENGUNJUNG KE FESTIVAL MUSIK


STUDI KASUS : JAZZ GUNUNG BROMO 2018

H a n e sm a n A l k h a i r, M . M . 1 ) , A ri e f B u d i m a n , M . S i . 2 )

Universitas Prasetiya Mulya


hanesman.alkhair@pmbs.ac.id

ABSTRACT

Research in the area of music festivals has been done a lot but there are still a few who use the
geographical context of Indonesia. The purpose of this research is to find out the motivation of
visitors of a music festival held at a destination. By using factor analysis to get the main motivation
of visitors to the music festival in the example of the Jazz Gunung Bromo 2018 findings are:
Listening to Live Music, Venue, and Curiosity. The implication of this research is hopefully this
motivational factor can be the main focus of tourism industry players in Indonesia, especially in
the field of music festivals.

ABSTRAK

Penelitian di area festival musik sudah banyak dilakukan namun masih sedikit yang
menggunakan konteks geografis Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari tahu
motivasi pengunjung ke festival musik yang di selenggarakan di sebuah destinasi. Dengan
menggunakan analisa faktor di dapatkan motivasi utama pengunjung festival musik di contoh
kasus Jazz Gunung Bromo 2018 yaitu : Mendengarkan Musik Langsung, Venue dan Rasa
Penasaran. Implikasi dari penelitian ini semoga faktor motivasi tersebut bisa menjadi fokus
utama para pelaku industri pariwisata di Indonesia, khususnya di bidang festival musik.

Keywor ds : Fes tiva l M u s ik; M otiva s i P engu nju ng ; Ana lis a Fa ktor

Riwayat Artikel :
Diajukan: 25 Januari 2019
Direvisi: 10 Juni 2019
Diterima: 26 Juni 2019

sebagai sebuah aktivitas individu maupun


P E N DAHU LU AN aktivitas sosial, di dalamnya terkandung
resiko dan kesenangan yang bervariasi
Industri pariwisata merupakan salah antara pendengar, tempat dan waktu (Pitts
satu sektor unggulan penyumbang devisa and Burland 2013).
bagi Indonesia. Di masa modern, musik Menurut Chang (2006) saat ini terjadi
menjadi salah satu alasan untuk berwisata. peningkatan penyelenggaraan festival lokal,
Peningkatan pariwisata minat khusus di karena festival dapat di jadikan instrumen
percaya menjadi salah satu sumber untuk mempromosikan pariwisata dan
penyebabnya (Gibson and Connell 2005). meningkatkan ekonomi regional.
Musik merupakan sebuah sarana yang Pemasaran dan manajemen sebuah festival
digunakan untuk keluar dari rutinitas, atau acara membutuhkan pemahaman
wujud pengekspresian seni dan tentang segmen pasar, baik pasar yang
menyenangkan pendengaran. sudah ada sekarang maupun yang potensial
Mendengarkan musik secara langsung baik
251 J-STP Vol.4 No. 2 | Juni 2019
Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Vol.4, No. 2,p. 251-261
@STPS 2019, All Rights Reserved

. Meningkatnya persaingan antara tujuan JGB merupakan salah satu pionir


pengunjung dan tingginya biaya promosi berkembangnya festival musik yang
mendorong spesialis pemasaran dan dilaksanakan di alam terbuka di Indonesia.
penyelenggara acara untuk mengidentifikasi Jazz Gunung Bromo sudah diselenggarakan
karakteristik perilaku pengunjung yang ingin sejak tahun 2009, menampilkan pagelaran
mereka layani (Formica and Uysal 1995). musik di tengah pegunungan pada
Menurut (Oakes 2003) Kesesuaian antara ketinggian 2.000 meter di atas permukaan
pengunjung yang datang dengan produk laut. Gunung Bromo sendiri, menjadi
dan jasa juga bisa di pengaruhi oleh jenis bagian yang menyatu dengan karya artis.
genre konser music yang diadakan. Mereka menjadi bagian dari musik itu
Penelitian mengenai motivasi pengunjung sendiri. Alam menjadi orkestrasi yang
sebuah festival musik sudah sering di indah. Ini adalah penggabungan jazz dan
lakukan namun jarang yang di lakukan alam (Wiratama et al. 2014). Pemilihan
dalam konteks Indonesia JGB 2018 sebagai studi di dasari pada
Data yang dikeluarkan Worldbank penelitian sebelumnya oleh Gibson dan
(2018) Indonesia telah membukukan Davidson (2005) yang mengatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil sebuah tempat penyelenggaraan bisa
berdasarkan rekam jejaknya selama krisis memperoleh identitas dari festival musik
keuangan global 2008. Pendapatan per yang di selenggarakan bertahun-tahun dan
kapita nasional bruto negara Indonesia JGB merupakan salah satu festival musik
terus meningkat dari USD 807 pada tahun yang dapat memenuhi kriteria tersebut
2000 menjadi USD 3877 pada tahun 2018. setelah 10 kali penyelenggaraan nya.
Indonesia adalah negara terpadat keempat Penelitian lain dari Bowen dan Daniels
di dunia, ekonomi terbesar kesepuluh dari (2005) menyatakan bahwa Memahami
sisi paritas daya beli, dan. Populasi muda mengapa orang pergi ke festival musik
yang besar dan kelas menengah yang besar dapat membantu perencana acara
dengan tingkat pendapatan yang semakin menyelaraskan upaya pemasaran mereka
meningkat menyediakan platform sebagai untuk menekankan atribut yang paling
basis konsumsi terbesar di asia tenggara. mencerminkan misi dan tujuan dari setiap
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh acara. Menyadari akan pentingnya
Frey (1994) peningkatan tingkat pendapatan mengidentifikasi karakteristik pengunjung
ternyata berpengaruh positif terhadap festival musik maka penelitian ini memiliki
pengeluaran dalam konsumsi karya seni pertanyaan penelitian sebagai berikut :
yang dalam hal ini musik merupakan salah  Apa saja yang menjadi motivasi dasar
satunya. pengunjung dari sebuah festival musik
Pariwisata Indonesia memiliki yang diadakan di sebuah destinasi alam
keunggulan kompetitif dari segi keindahan dan dalam konteks Indonesia.
alam dimana hal tersebut menjadikan
mendengarkan musik di tengah keindahan
alam menjadi salah satu pilihan yang T IN JAUAN PU STA KA
dimiliki wisatawan. JAZZ GUNUNG
adalah pergelaran musik bertaraf Sejumlah penelitian mengenai motivasi
internasional yang menampilkan komposisi dalam mendatangi sebuah festival musik
jazz bernuansa etnik, digelar setiap tahun di telah dilakukan dari tahun ke tahun di
daerah pegunungan. Salah satu gunung yang berbagai belahan dunia. Motivasi – motivasi
dipilih untuk menyelenggarakan festival ini biasanya akan dikelompokkan kedalam
musik adalah JAZZ GUNUNG BROMO beberapa kelompok kategori. Penelitian
(JGB). yang mempelajari motivasi – motivasi

252 J-STP Vol.4 No. 2 | Juni 2019


Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Vol.4, No. 2,p. 251-261
@STPS 2019, All Rights Reserved

tersebut di sajikan dalam urutan kronologis bahwa adanya prinsip peringkat atas
beserta analisa dari temuannya. kebutuhan individu, berdasarkan pada
kesepakatan bahwa aktualisasi diri adalah
tingkat yang harus di capai oleh seseorang.
Motiva si Maslow berpendapat bahwa jika kebutuhan
yang lebih rendah dalam tingkatan tidak
Motivasi adalah pengendali perilaku terpenuhi, maka ini akan mendominasi
dan motivasi biasanya dinilai sebagai dua perilaku manusia. Setelah puas, individu
aspek: penambah energi dari sebuah akan termotivasi oleh tingkat hierarki
perilaku dan pengarah perilaku untuk berikutnya. Namun walaupun teori tersebut
mencapai sebuah tujuan. Menurut cukup penting dalam motivasi, tampaknya
Crompton dan McKay (1997, seperti belum terjadi konsensus yang
dikutip dalam Gelder dan Robinson, 2009), menghubungkan teori tersebut dengan
motivasi dikonseptualisasikan sebagai rekreasi.
proses dinamis dari faktor-faktor psikologis Menurut teori dikotomi dimensi
internal (kebutuhan dan keinginan) yang motivasi Iso-Ahola (1982 , seperti dikutip
menghasilkan keadaan dalam bentuk dalam Pearce, 2013) mengenai motivasi
ketegangan dan keseimbangan melalui wisatawan mengemukakan bahwa dua
pemuasan kebutuhan. Namun konsep ini kekuatan motivasi secara simultan
kemudian disempurnakan dan digantikan mempengaruhi perilaku individu (Gambar
dengan gagasan tingkat gairah yang optimal. 1). Elemen “pencarian” melibatkan
Keputusan untuk pergi ke sebuah kekuatan motivasi yang mendorong
festival adalah kegiatan terarah yang dipicu seseorang untuk mencari imbalan psikologis
oleh keinginan untuk memenuhi suatu (intrinsik) melalui perjalanan dalam
kebutuhan. Meskipun ini hanya salah satu lingkungan yang kontras. Di sisi lain,
dari banyak variabel yang dapat elemen “pelarian” melibatkan
menjelaskan perilaku (belum meninggalkan lingkungan sehari-hari dan
membicarakan hal lain seperti belajar, mungkin membiasakan perubahan pada
menyesuaikan diri dengan budaya, rutinitas sehari-hari. Selain perbedaan
pengaruh sosial, dan persepsi), motif adalah antara mencari dan melarikan diri, teori
titik awal yang meluncurkan proses menyatakan bahwa dua dimensi ini
pengambilan keputusan (Crompton dan selanjutnya dipisahkan menjadi komponen
McKay 1997). pribadi dan antarpribadi. Wisatawan
Pearce (2013) menyatakan dalam mencari hadiah pribadi dalam bentuk
bukunya bahwa motivasi pamungkas yang kompetensi pribadi atau penguasaan dan
diharapkan untuk sepenuhnya menjelaskan penghargaan interpersonal dengan terlibat
perilaku pengunjung adalah tidak ada. dalam kegiatan yang mempromosikan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan kontak sosial. Dengan melarikan diri dari
sejauh ini adalah dengan melihat kombinasi lingkungan pribadi, wisatawan berharap
dari ketiga teori motivasi yaitu hierarki dapat menghindari masalah pribadi, stres,
kebutuhan Maslow, dikotomi Iso-Ahola dan atau masalah. Jika seseorang berharap
dan gagasan faktor-faktor penarik- untuk keluar dari lingkungan antar pribadi,
pendorong yang digunakan dalam kaitannya turis akan menghindari kontak atau
dengan mencaritahu motivasi pengunjung. komitmen sosial rutin.
Maslow (1954, seperti dikutip dalam
Page and Connel, 2010) berpendapat

253 J-STP Vol.4 No. 2 | Juni 2019


Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Vol.4, No. 2,p. 251-261
@STPS 2019, All Rights Reserved

Gambar 1
Dikotomi Dimensi Motivasi
Mencari Imbalan Pribadi

Melarikan diri dari Mencari imbalan antar


lingkungan antar pribadi pribadi

Melarikan diri dari


lingkungan Pribadi

Sumber : Iso-Ahola (1982 , seperti dikutip dalam Pearce, 2013)

Menurut Uysal dan Hagan (1993), (penduduk setempat dan pengunjung) di


faktor "Penarik" didefinisikan sebagai bedakan berdasarkan demografi.
keinginan intrinsik, tak berwujud dari Pengunjung dari luar daerah lebih
wisatawan individu, seperti keinginan untuk menekankan kepada sosialisasi sementara
melarikan diri, istirahat dan relaksasi, penduduk setempat lebih termotivasi
petualangan, kesehatan dan prestise. Faktor karena hiburan. Keterbaruan acara adalah
"Pendorong" didefinisikan dengan daya tarik motivator tertinggi bagi kedua kelompok.
destinasi tertentu dan karakteristik nyata Menurut (Crompton and McKay
seperti pantai, akomodasi, dan fasilitas (1997) yang melakukan investigasi beberapa
rekreasi dan sumber daya budaya dan motivasi dalam menghadiri sebuah acara
sejarah. festival secara umum di berbagai jenis acara.
Secara keseluruhan 31 komponen motivasi
di bagi dalam enam kategori : eksplorasi
Motiva si Mengu n j u n gi budaya, keterbaruan acara, pemulihan ke
Festival Musik kondisi awal , sosialisasi kelompok yang
dikenal, sosialisasi eksternal dan ketidak
Penelitian awal yang di temukan sendirian. Analisa motivasi di tujukan bagi
dilakukan oleh Formica dan Uysal (1995), mereka yang mendatangi parade, festival
kelompok pengunjung langganan sebuah makanan, acara musik dan pertunjukan.
festival musik jazz di Italy di bagi Dimana terjadi perbedaan motivasi
berdasarkan tempat tinggal lalu di pengunjung tergantung jenis acara yang di
bandingkan karakteristik demografi dan datangi.
motivasi mendatangi festival tersebut. Lalu dalam penelitian Bowen and
Analisa faktor dari 23 komponen motivasi Daniels (2005) ditemukan bahwa ada
menghasilkan lima dimensi yaitu : mencari beberapa faktor yang memotivasi individu
kesenangan dan sensasi, sosialisasi, hiburan, dalam menghadiri sebuah festival musik.
keterbaruan acara dan kebersamaan Diantaranya adalah budaya lokal, sosialisasi
keluarga. Kedua kelompok pelanggan dengan orang dari komunitas, mencari

254 J-STP Vol.4 No. 2 | Juni 2019


Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Vol.4, No. 2,p. 251-261
@STPS 2019, All Rights Reserved

pengalaman baru dan berbeda, pemulihan setempat, badan pariwisata serta perusahaan
dari kondisi sangat sibuk, mendengarkan (Gibson and Connell 2005).
musik secara langsung, mendengarkan artis
tertentu, menghabiskan waktu bersama
keluarga atau hanya sekedar berpesta dan Hubun ga n Pariwi sat a
bersenang-senang. Berbasi s Music Denga n
Penelitian yang dilakukan Gelder and Venue Penye l e n g g a ra a n
Robinson (2009) bertempat di 2 festival
musik di inggris yaitu Glastonbury dan V Mengutip dari istilah “senses of place”
Festival menghasilkan enam pernyataan atau dalam bahasa Indonesia bisa di
motivasi yaitu : sosialisasi bersama tema dan terjemahkan menjadi “daya tarik tempat”,
keluarga, musik atau artis yang perform, penelitian yang di lakukan oleh Campbell
keterbaruan atau kesenangan, hiburan (2011) mengatakan bahwa sebuah lokasi
secara umum, keluar dari rutinitas sehari- dengan daya tarik tempat yang kuat
hari dan eksplorasi budaya. Dari hasil rata- memiliki identitas yang kuat juga sehingga
rata yang diperoleh, terdapat perbedaan dapat dirasakan oleh penduduk lokal dan
faktor utama yang menjadi motivasi untuk pengunjungnya. Geografi alam dapat
datang, pengunjung yang datang ke menciptakan daya tarik bagi wisatawan yang
Glastonbury menyatakan motivasi utama ingin merasakan pengalamannya. Apabila
mereka untuk datang adalah untuk mau ditarik ke waktu yang lebih jauh lagi
bersosialisasi bersama teman atau keluarga, banyak bukti-bukti arkeologi yang
sementara motivasi utama mereka yang menyimpulkan bahwa banyak situs-situs
datang ke V Festival adalah musik atau artis yang di pilih manusia pada jaman dulu
yang sedang perform. sebagai sebuah tempat penyelenggaraan
Penelitian lain juga ada yang acara karena akustik alami yang dimiliki
menyatakan bahwa salah satu faktor penting oleh tempat tersebut.
yang menjadi pertimbangan dalam Pencinta konser bersedia untuk
menyaksikan pertunjukan jazz adalah menempuh perjalanan yang cukup jauh
apakah venue yang di gunakan mengizinkan (lebih dari 5 jam perjalanan) untuk
mereka untuk membuat hubungan langsung menghadiri pertunjukan di venue yg
baik secara fisik maupun emosional dengan berlokasi di sebuah destinasi, terutama
si musisi. Partisipasi penonton di venue ketika grup musik yang tampil memberikan
yang kecil lebih disukai bila menginginkan permainan yang improvisasional meskipun
hubungan yang lebih dekat, penonton ingin kelompok musik tersebut bisa disaksikan di
sedekat mungkin dengan musisi, melihat tempat yang lebih dekat (Campbell, R.B.
interaksi yang dilakukan dan mendengar 2011).
permainan musik mereka sejelas mungkin
(Brand, G et al.2012).
METODE

Pariwi sa t a Berbasis Pemili h a n Event


Musik
Satu Dekade! Euforia pencinta JGB
Pariwisata berbasis musik bisa dilihat menebar antusiasme pada perhelatan ke-10
sebagai rangkaian praktis dimana produksi JGB di Probolinggo, Jawa Timur. Karena
dan ekspresi musik menjadi poin atraksi penyelenggaraan ke 10 maka JGB 2018 di
buat wisatawan, dan juga dapat menjadi gelar berbeda dengan penyelenggaraan
pusat penerapan strategi bagi pemerintah sebelumnya yaitu adanya penambahan
jumlah hari menjadi 3 dari format 2 hari di
tahun-tahun sebelumnya. Pengunjung yang
255 J-STP Vol.4 No. 2 | Juni 2019
Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Vol.4, No. 2,p. 251-261
@STPS 2019, All Rights Reserved

datang berasal dari dalam negeri dan juga item motivasi yang rasional, daftar 27 atribut
mancanegara. Tema musik yang di sajikan motivasi yang didentifikasi sebelumnya
juga lintas genre untuk mengakomodir dikirim ke beberapa kelompok untuk
range umur pengunjung yang cukup jauh dikomentari. Akhirnya, 25 dari 27 atribut
intervalnya mulai dari pop, rnb, soul, musik dipilih. Dua item dihapus dari instrumen
etnik sampai reggae dan tentunya jazz. survei karena rendahnya skor faktor.
Sejumlah musisi yang ikut Pertanyaan yang menjadi pembuka dari
memeriahkan JGB 2018 seperti Andre kuesioner adalah
Hehanusa, Tohpati Bertiga, Barry Survey dilakukan dengan penyebaran
Likumahuwa, Kramat Ensemble pengisian kuisioner dilakukan terhadap
Percussion, Jungle by Night dari Belanda. pengunjung JGB 2018 selama 3 hari
Untuk pengunjung dengan range umur penyelanggaraan event. Tim survey
muda ada artis seperti Barasuara dan beranggotakan 2 orang staf pengajar dari
Endah N Rhesa yang ikut meramaikan. Universitas Prasetiya Mulya dilakukan
Pemilihan JGB 2018 sebagai studi selama jam pertunjukan kurang lebih 12
penelitian karena faktor jam per hari selama 3 hari festival.
penyelenggaraannya yang sudah cukup lama Pengisian kuisioner dilakukan dengan
serta lokasi acaranya di tengah destinasi sistem klik pada gawai sebuah tablet
pariwisata yang menarik untuk di lihat elektronik. Setelah selesai mengisi
apakah hal tersebut menjadi salah satu serangkaian list pertanyaan maka hasil
faktor yang dapat memberikan motivasi langsung akan terekam kedalam sistem dan
orang untuk datang ke sebuah festival responden akan menerima souvenir berupa
musik. tempat pensil dan alat tulis.
Pertanyaan yang menjadi pembuka dari
kuesioner adalah “ Mengapa anda bersedia
Instru m e n Penelit i a n mengunjungi festival musik Jazz Gunung
Bromo 2018?” . Kemudian, survei formal
Karena beberapa penelitian terkait dengan 25 item motivasi dilakukan. Item
motivasi orang untuk pergi ke sebuah motivasi. diukur dengan menggunakan
festival musik sudah dilakukan sebelumnya, skala likert tipe 5-poin (di mana 1 = sangat
maka list pertanyaan yang dihasilkan di tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 =
adopsi dari penelitian sebelumnya (Formica setuju, 5 = sangat setuju) untuk
and Uysal, 1996; Bowen and Daniels, 2005; mendapatkan jawaban dari responden
Gelder and Robinson, 2009). Penelitian ini mengenai alasan kunjungan mereka ke
juga berusaha mengukur apakah elemen acara tersebut. Karena pengunjung JGB
destinasi sebagai tempat penyelenggaraan 2018 berasalkan dari wisatawan lokal dan
juga menjadi salah satu faktor penentu mancanegara maka kuisioner disiapkan
seseorang untuk pergi ke sebuah festival dalam dua bahasa: Indonesia dan Inggris.
maka list pertanyaan dari Campbel (2011)
juga di gunakan dalam penyebaran
kuisioner. Pengol a h a n dan Analisa
Data

Pengu m p u l a n Data Pengolahan data dilakukan dengan


perangkat lunak SPSS dan analisa faktor
Sebelum survei utama, studi dilakukan untuk memverifikasi validitas
percontohan tentang sampel terdiri dari 30 kuesioner. Nilai Cronbach alpha untuk
orang yang sudah pernah pergi ke festival setiap faktor dihitung untuk memverifikasi
musik dilakukan untuk mengidentifikasi reliabilitas dengan nilai diatas 0.7. Dalam

256 J-STP Vol.4 No. 2 | Juni 2019


Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Vol.4, No. 2,p. 251-261
@STPS 2019, All Rights Reserved

penelitian ini, semua faktor dengan manajemen acara juga meminta agar jangan
eigenvalue lebih besar dari 1 dan muatan sampai pengisian kuisioner mengganggu
faktor lebih dari 0,5 dipertahankan. pengunjung yang sedang menikmati
rangkaian festival JGB 2018.
Hasil analisis komponen faktor utama
H A S IL D A N P E M BAHASAN setelah melalui beberapa rotasi varimax dari
analisa faktor menyisakan 3 (tiga) faktor
Hasil Peneli ti a n utama dengan eigenvalue lebih dari 1.0 dan
12 atribut motivasi menjelaskan 58.34%
Dengan menggunakan metode diatas, dari varian. Nilai Kaiser – Meyer – Olkin
166 kuisioner valid berhasil di kumpulkan menggambarkan ukuran keseluruhan
selama 3 hari penyelenggaraan festival. kecukupan pengambilan sampel sebesar
Kuisioner tidak meminta data terkait 0.749 dan nilai Bartlett’s test of sphericity
demografi dikarenakan pertimbangan waktu adalah signifikan (p=0.000).
serta yang menjadi fokus penelitian adalah
elemen-elemen motivasinya. Dari pihak

Nilai Cronbach α dari setiap faktor berjarak dari 0.718 sampai 0.861. Hal ini
lebih besar dari 0.7, ditunjukkan dengan menunjukkan bahwa skala dari kuesioner
interval dari koefisien α dari ketiga faktor termasuk reliable. Tabel 2 menggambarkan
faktor yang muncul, muatan faktor, nilai
257 J-STP Vol.4 No. 2 | Juni 2019
Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Vol.4, No. 2,p. 251-261
@STPS 2019, All Rights Reserved

eigenvalues, seberapa besar penjelasan elemen penentu seseorang untuk pergi ke


varians dan nilai cronbach α. sebuah festival Untuk itu faktor kedua di
beri label Venue, faktor ini menjelaskan
sebesar 19.55% dari total varians dengan
Pemba h a sa n koefisien reliabilitas 0.858. Kehadiran
faktor venue bisa di bilang menjadi temuan
Faktor pertama berisikan list motivasi baru yang belum muncul dari penelitian
pengunjung dengan elemen sebagai berikut tentang motivasi pengunjung ke festival
: “Untuk mendengarkan musiknya secara musik sebelumnya. Faktor venue menguji
langsung” ; “Karena daftar musisi yang secara empiris dari penelitian sebelumnya
tampil menarik buat saya”; “Karena saya yang mengatakan bahwa ada keterkaitan
menyukai event spesial seperti JGB 2018” antara sebuah venue dengan perasaan
;“Supaya saya terhibur medengan seorang pengunjung dalam pariwisata
mendengarkan musik” dan “Karena pergi berbasis musik (Campbell, 2011.)
ke JGB 2018 kedengarannya Dan yang terakhir kumpulan motivasi
menyenangkan”. Dari faktor pertama yang yang terbentuk terdiri dari : “Karena saya
terbentuk terasa elemen musik memegang penasaran” ; “Karena banyak aktivitas
peranan penting disini. Kemudian faktor ini rekreasi di sekitar venue” dan “Karena saya
di beri label “Mendengarkan Musik mencari bentuk hiburan terbaru” . Faktor
Langsung”, faktor ini menjelaskan sebesar ketiga di beri label Penasaran, faktor ini
23.74% dari total varians dengan koefisien menjelaskan sebesar 15.03% dari total
reliabilitas 0.861. Kemunculan faktor ini di varians dengan koefisien reliabilitas 0.718.
perkuat dengan penelitian sebelumnya yang Faktor motivasi ini juga muncul pada
menyatakan bahwa mendengarkan musik penelitian sebelumnya yang menyatakan
secara langsung di dalamnya terdapat resiko keinginan dari seorang pengunjung ke
dan kesenangan yang bervariasi antara sebuah festival musik untuk mencari bentuk
pendengar, tempat dan waktu (Pitts and baru dari hiburan (Bowen and Daniels
Burland 2013 ; Bowen and Daniels 2005; 2005; Gelder and Robinson 2009). Untuk
Gelder and Robinson 2009). Faktor ini juga faktor yang terakhir ini bila dikaitkan ke
mendukung teori dikotomi dimensi teori dikotomi dimensi motivasi Iso-Ahola
motivasi Iso-Ahola (1982 , seperti dikutip (1982 , seperti dikutip dalam Pearce, 2013)
dalam Pearce, 2013) dimana orang akan akan lebih condong ke arah “melarikan diri
“mencari imbalan pribadi” dalam bentuk dari lingkungan pribadi” , wisatawan yang
kompetensi pribadi atau penguasaan dan memiliki motivasi ini berharap dapat
penghargaan interpersonal dengan terlibat menghindari masalah pribadi.
dalam kegiatan yang mempromosikan Namun bila kaitkan dengan faktor
kontak sosial. “penarik/pendorong” menurut Uysal dan
Dimensi “mencari imbalan pribadi” Hagan (1993), faktor “mendengarkan
juga diindikasikan muncul pada faktor musik langsung” dan “penasaran” mungkin
berikutnya dimana faktor motivasi yang lebih masuk ke faktor "Penarik" karena
terbentuk berikutnya terkait dengan mewakila keinginan intrinsik, tak berwujud
penyelenggaraan sebuah festival tepat di dari wisatawan individu, seperti keinginan
tengah sebuah destinasi yang cukup untuk melarikan diri, istirahat dan relaksasi,
ternama. Dimana di kumpulan motivasi petualangan, kesehatan dan prestise.
yang terdiri dari : “Karena saya lebih puas Namun untuk faktor “venue” lebih tepat
melihat konser di venue ini” ; Karena venue bila tegolong ke dalam faktor "Pendorong"
yang unik” dan “Karena venue festival JGB karena kawasan gunung Bromo merupakan
2018 sangat berarti” bisa disimpulkan destinasi yang sudah cukup dikenal atas
elemen venue dapat menjadi salah satu destinasi rekreasi nasional bahkan

258 J-STP Vol.4 No. 2 | Juni 2019


Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Vol.4, No. 2,p. 251-261
@STPS 2019, All Rights Reserved

internasional seingga keindahannya akan ATTENDING A MUSIC


menarik pengunjung yang datang.
FESTIVAL.” Event Management
9 (3): 155–64.
K E S IMPU LAN
https://doi.org/10.3727/152599505
Penelitian ini bertujuan untuk 774791149.
mengetahui apa saja yang menjadi motivasi
dasar pengunjung dari sebuah festival musik
yang diadakan di sebuah destinasi dalam Brand, G., Sloboda, J., Saul, B., &
contoh kasus Jazz Gunung Bromo 2018.
Setelah melalui penyebaran kuisioner lalu Hathaway, M. 2012." The
di analisa menggunakan analisa faktor di reciprocal relationship between
dapatkan hasil bahwa yang menjadi motivasi
utama seorang pengunjung festival musik jazz musicians and audiences in
tersebut ada tiga hal yaitu : Mendengarkan live performances: A pilot
musik secara langsung, Venue dan
Menjawab rasa penasaran. Dan hasil qualitative study" . Psychology of
tersebut juga bisa di kaitkan dengan Music, 40(5), 634-651.
berbagai teori pariwisata, seperti mana yang
merupakan faktor “pendorong” atau
“penarik” dalam motif manusia untuk Campbell, Richard B. 2011." A Sense of
berwisata. Di harapkan dengan hasil
penelitian ini bisa memiliki implikasi bagi place: Examining music-based
para pemegang kepentingan di Industri tourism and its implications in
pariwisata dalam mengembangkan acara
festival musik ke depannya.Untuk destination venue placement "
penelitian selanjutnya mungkin bisa di uji UNLV Theses, Dissertations,
konsistenan variabel- variabel tersebut di
destinasi wisata lainnya di Indonesia. Professional Papers, and
Capstones. 1142.
SARAN D AN U CAPAN
T E R IMAK ASIH Chang, Janet. 2006. “Segmenting Tourists
Penulis mengucapkan terimakasih to Aboriginal Cultural Festivals: An
sebesar-besarnya kepada pihak manajemen
Example in the Rukai Tribal Area,
Jazz Gunung 2018 atas bantuan dan
dukungan di lapangan hingga penelitian ini Taiwan.” Tourism Management 27
selesai dilakukan.
(6): 1224–34.
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2
D AFTAR PU STAKA
005.05.019.
Bowen, Heather E., and Margaret J.
Daniels. 2005. “DOES THE Crompton, John L., and Stacey L. McKay.
MUSIC MATTER? 1997. “Motives of Visitors
MOTIVATIONS FOR Attending Festival Events.” Annals
259 J-STP Vol.4 No. 2 | Juni 2019
Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Vol.4, No. 2,p. 251-261
@STPS 2019, All Rights Reserved

of Tourism Research 24 (2): 425– (3): 181–96.


39. https://doi.org/10.1016/S0160- https://doi.org/10.3727/152599509
7383(97)80010-2. 790029792.

Formica, Sandro, and Muzaffer Uysal. Gibson, Chris, and Deborah Davidson.
1995a. “A Market Segmentation of 2004. “Tamworth, Australia's
Festival Visitors: Umbria Jazz ‘country music capital’: place
Festival in Italy.” Festival marketing, rurality, and resident
Management and Event Tourism 3 reactions.” Journal of Rural Studies
(4): 175–82. 20 (4): 404 -387.
https://doi.org/10.3727/106527095 https://doi.org/10.1016/j.jrurstud.2
792232523. 004.03.001.

———. 1995b. “A Market Segmentation of Gibson, Chris, and John Connell. 2005a.
Festival Visitors: Umbria Jazz Music and Tourism: On the Road
Festival in Italy.” Festival Again. Aspects of Tourism 19 .
Management and Event Tourism 3 Clevedon: Channel View
(4): 175–82. Publications.
https://doi.org/10.3727/106527095
792232523. ———. 2005b. Music and Tourism: On the
Road Again. Aspects of Tourism
Frey,Bruno.S 1994. “The economics of 19. Clevedon: Channel View Publ.
Music Festivals” Journal of
Cultural Economic18 (1): 39-29. Oakes,Steve. 2009. “Demographic and
https://doi.org/10.1007/BF012071 sponsorship considerations for jazz
51. and classical music festivals.”
Service Industries Jurnal 23 (3):
Gelder, Gemma, and Peter Robinson. 165-178.
2009. “A Critical Comparative https://doi.org/10.1080/714005121
Study of Visitor Motivations for
Attending Music Festivals: A Case Page, Stephen.J. and Joanne Connel. 2010
Study of Glastonbury and V Leisure: an introduction .Pearson
Festival.” Event Management 13
260 J-STP Vol.4 No. 2 | Juni 2019
Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Vol.4, No. 2,p. 251-261
@STPS 2019, All Rights Reserved

Pearce, Philip.L. 2013 The social


psychology of tourist behaviour: Wiratama, Cony, Nova Kurniawaty,
International series in experimental Fericha Febriane, Reinissa Putri,
social psychology.Vol.3.Elsevier and Hafidz Haekal. 2014. “The
Golden Line of Indonesian
Pitts, Stephanie E., and Karen Burland. Tourism” 76 (2): 5.
2013. “Listening to Live Jazz: An
Individual or Social Act?” Arts https://doi.org/DOI: 10.7763/IPEDR.
Marketing: An International
Journal 3 (1): 7–20. Worldbank . "Indonesia GDP (current
https://doi.org/10.1108/204420813 US$) " worldbank.org
11327138.
https://data.worldbank.org/indicator/NY.G
Uysal, Muzaffer, and Lee Anne R. Hagan DP.MKTP.CD?locations=ID&vie
1993. "Motivation of pleasure travel w=chart (accessed June 26, 2019)
and tourism." Encyclopedia of
hospitality and tourism 21 : 798-
810

261 J-STP Vol.4 No. 2 | Juni 2019

You might also like