You are on page 1of 71

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Adiman Adi Papa
NIM : PO5303203191156
Program Studi : Diploma III Keperawatan Waingapu
Institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Waingapu, Juni 2022


Pembuat Pernyataan

Adiman Adi Papa

i
BIODATA PENULIS
Nama : Adiman Adi Papa
Tempat, Tanggal Lahir : Kananggar, 06 Juni 2002
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Radamata
Riwayat Pendidikan :
1. Tamat SDM Kananggar pada tahun 2013
2. Tamat SMP N Paberiwai pada tahun 2016
3. Tamat SMA N 1 Paberiwai pada tahun 2019

MOTTO
“KERJA KERAS TIDAK MENGHIANATI HASIL”

ii
KATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas bimbinganNYA
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sesuai harapan dengan Judul ”Gambaran
Perilaku Keluarga Tentang 3M (Mengubur Barang Bekas, Menutup dan Menguras Tempat
Penampungan Air) Dalam Mencegah Penyakit DBD Di RT 18 RW 06 Kelurahan Wangga”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ijinkan penulis mengucapkan terima kasih
kepada Adriana Nara, S.Si.T.,M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan dengan sabar membimbing dan memberi masukan serta motivasi penulis dalam
penyusunan dan kepada ibu Maria Ch. E.Sukartiningsih,SST,M.Kes sebagai penguji 1 yang
telah memberi masukan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Ragu Harming Kristina, SKM.,M.Kes. sebagai Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kupang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh
pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Progam Studi Keperawatan
Waingapu.
2. Ibu Maria Kareri Hara, S.Kep.,Ns.,M.Kes. sebagai ketua Program Studi Keperawatan
Waingapu yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
perkuliahan di Program Studi Keperawatan Waingapu.
3. Bapak Petrus Hamma,SST Kepala Kelurahan Wangga yang sudah mengijinkan penulis
untuk melakukan penelitian di Wilayah Kelurahan Wangga.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan selama
dibangku kuliah.
5. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada salah satu orang tua saya yang saya
sangat cintai, yang selalu memberi saya dukungan dan motivasi untuk terus maju tanpa
mengenal rasa lelah sehigga sampai saat ini saya bisa menyelesaikan tugas akhir saya
6. Kepada teman-teman khususnya kelas 3C serta semua pihak yang penulis tidak bisa
sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu memberikan ilmunya kepada
penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

iii
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan
bahan acuan.

Waingapu, Juni 2022


Penulis

Adiman Adi Papa

iv
ABSTRA
Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
Program Studi Keperawatan Waingapu
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2022
ADIMAN ADI PAPA
STUDI DESKRIPTIF GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG 3M
(MENGUBUR BARANG BEKAS, MENUTUP DAN MENGURAS TEMPAT
PENAMPUNGAN AIR) DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT
DBD DI RT 18 RW 06 KELURAHAN WANGGA
Latar Belakang : Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF) sampai saat ini merupakan salah satu masalah keseshatan masyarakat Indonesia yang
cenderung meningkat jumlah pasien serta semakin luas penyebarannya. Tujuan : mengetahui
Perilaku keluarga tentang pelaksanaan 3M dalam mecegah penyakit DBD di RT 18 RW 06
Kelurahan Wangga Metode : dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif yaitu
mendapatkan Gambaran Perilaku Keluarga tentang 3M (Mengubur barang bekas, Menutup
dan Menguras tempat penampungan air) dalam pencegahan penyakit DBD di RT 18 RW 06
Kelurahan Wangga. Hasil : dari hasil penelitian menunjukan bahwa Perilaku Baik sebanyak
20 orang (66,7%) dan yang Tindakan Kurang sebanyak 10 orang (33,3%) di Kelurahan
Wangga Kecamatan Kambera. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa
tingkat perilaku keluarga di kelurahan wangga Kecamatan Kambera Kabupaten sumba Timur
RT 18 RW 06 berada pada kategori baik 20 orang (66,67%) responden memiliki tingkat
perilaku baik.sehingga masyarakat dan keluarga di RT 18 RW 06 tidak ada yang mengalami
Demam Berdarah Dengue.
Kata Kunci : DBD, Perilaku
Kepustakaan : 13 (2017-2019)

v
DAFTAR

JUDUL PENELITIAN.....................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................................iii
BIODATA PENULIS.......................................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................v
ABSTRAK........................................................................................................vii
DAFTAR ISI....................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................x
DAFTAR TABEL.............................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan penelitian.....................................................................................3
1.4 Manfaat...................................................................................................3
1.5 Keaslian Penelitian..................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Demam Berdarah Dengue..........................................................7
2.2 Konsep Perilaku......................................................................................14
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep....................................................................................19
3.2 Definisi Operasional................................................................................20
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian........................................................................................22
4.2 Rancangan Penelitian..............................................................................22
4.3 Populasi dan Sampel...............................................................................22
4.4 Variabel Penelitian..................................................................................22
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................23
4.6 Instrument Penelitian..............................................................................23
4.7 Teknik Pengumpulan data, Pengolahan data dan Analisi data...............23
vi
4.8 Etika Penelitian.......................................................................................24
DAFTAR
4.9 Jadwal Penelitian.....................................................................................25
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian.....................................................26
5.2 Hasil Penelitian......................................................................................27
5.3 Pembahasan............................................................................................29
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan...........................................................................................31
6.2 Saran.....................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep............................................................................................51

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.4 Keaslian Penelitian...................................................................................5
Tabel 3.3 Definisi Operasional..............................................................................23
Tabel 4.9 Jadwal Penelitian....................................................................................28
Tabel 5.1 Distribusi karakteristik Responden........................................................30
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Perilaku Keluarga............31

ix
DAFTAR SINGKATAN
DBD : Demam Berdarah Dengue
DHF : Dengue Hemorrhagic Fever
WHO : World Health Organization
KLB : Kejadian Luar Biasa
RT : Rumah Tangga
IR : Incidence Rate
CFR : Case Fatality Rate
PSN : Pemberantas Sarang Nyamuk
RI : Republik Indonesia
P2M : Pemberantasan Penyakit Menular
BAB : Buang Air Besar
RS : Rumah Sakit
TPA : Tempat Penampungan Air
DEPKES : Depertemen Kesehatan

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran i : Surat Permohonan Pengambilan data
awal Lampiran ii : Permohonan Menjadi Responden
Lampiran iii : Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran iv : Kuesioner Penelitian
Lampiran v : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran vi : Surat Izin Penelitian
Lampiran vii : Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran viii : Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran ix : Undangan Ujian Proposal
Lampiran x : Berita Acara Ujian Proposal
Lampiran xi : Lembar Konsultasi Proposal
Lampiran xii : Undangan Ujian Karya Tulis Ilmiah
Lampiran xiii : Berita Acara Ujian Karya Tulis Ilmiah
Lampiran xiv : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
sampai saat ini merupakan salah satu masalah keseshatan masyarakat Indonesia yang
cenderung meningkat jumlah pasien serta semakin luas penyebarannya. Penyakit DBD ini di
temukan hampir diseluruh belahan dunia terutama di negara-negara tropik dan subtropik, baik
sebagai penyakit endemik maupun epidemik. Hasil studi epidemiologik menunjukkan bahwa
DBD menyerang kelompok umur balita sampai umur sekitar 15 tahun. Kejadian Luar Biasa
(KLB) dengue biasanya terjadi di daerah endemik dan berkaitan dengan datangnya musim
hujan, seingga terjadi peningkatan aktifitas vektor dengue pada musim hujan yang dapat
menyebabkan terjadinya penularan penyakit DBD pada manusia melalui vektor Aedes.
Sehubungan dengan morbiditas dan mortalitasnya, DBD disebut the most
mosquitotransmitted disease (Djunaedi, 2006).
World Health Organization (WHO) memperkirakan Insiden DBD telah tumbuh
meningkat secara dramatis di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir. Angka-angka
yang sebenarnya dari kasus DBD yang tidak dilaporkan dan banyak kasus yang kesalahan
klasifikasi. Salah satu perkiraan baru-baru ini menunjukkan bahwa infeksi DBD sebesar 390
juta per tahun. Penelitian lain, memperkirakan 3,9 milyar orang, di 128 negara, berada pada
daerah yang beresiko terinveksi virus dengue terutama yang tinggal di daerah perkotaan di
negara tropis dan subtropis (WHO, 2019). Diperkirakan untuk Asia Tenggara terdapat 100
juta kasus demam dengue (DD) dan 500.000 kasus DHF yang memerlukan perawatan di
rumah sakit, dan 90% penderitanya adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun dan
jumlah kematian oleh penyakit DHF mencapai 5% dengan perkiraan 25.000 kematian setiap
tahunnya(WHO, 2020).
Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti DBD masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pada 3
tahun terakhir, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk cenderung mengalami peningkatan
jumlah kasus maupun kematiannya. Seperti KLB, DBD secara nasional juga menyebar di
beberapa kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur. Penyebaran kasus DBD di Nusa Tenggara
Timur terdapat di 22 kabupaten/kota dan juga di beberapa kecamatan atau desa yang ada di
wilayah perkotaan maupun di pedesaan. Jumlah kasus dan kematian akibat penyakit DBD di
Nusa Tenggara Timur selama 3 tahun terakhir mengalami kenaikan. Pada tahun 2019
terdapat jumlah kesakitan sebanyak 4.518 orang dan angka kematian mencapai 48 orang,
sedangkan

1
2

pada tahun 2020 jumlah kesakitan mencapai 5.125 orang dan 52 orang yang sempat
menjalani perawatan medis di rumah sakit, akhirnya meninggal dunia (kompas.com).
Menurut data Dinas Kesehatan Sumba Timur jumlah kasus DBD Tahun 2019 tercatat 895
kasus dengan 18 diantaranya meninggal dunia, dihitung sejak awal tahun 2019 sehingga pada
tahun ini lah di Sumba Timur kasus DBD dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)
dan di tahun 2020 mengalami kenaikan yang signifikan tercatat 3.165 kasus dan tidak ada
yang meninggal dunia.
Bila dilihat penyebaran kasus DBD di Puskesmas Kambaniru jumlah kasus tahun 2019
sebanyak 20 kasus dengan 1 orang meninggal dunia. Dan data di kulurahan wangga 9 kasus
DBD dengan tidak ada yang meninggal dunia data di Kelurahan Wangga. Melihat jumlah
kasus DBD 2 orang di tahun 2020 di Kelurahan Wangga, dan pada tahun 2021 kasus DBD di
Kelurahan Wangga 7 orang kasus DBD hal ini disebabkan karena lokasi rumah warga yang
berdekatan, lingkungan sekitar rumah yang dekat dengan kebun, masyarakat masih terlihat
membuang sampah sembarangan, peran serta masyarakat dalam pelaksanaan PSN kurang dan
kurangnya penyuluhan tentang DBD. Sehingga dapat digambarkan bahwa perilaku
masyarakat Wangga khususnya keluarga kurang memperhatikan kebersihan lingkungan dan
belum melakukan pencegahan serta pemberantasan sarang nyamuk (PSNDBD) dengan
mengendalikan vektor nyamukAedes aegypti.
Vektor utama penyakit DBD di Indonesia adalah nyamuk aedes aegypti. Tempat yang
disukai sebagai tempat perindukan adalah genangan air yang terdapat dalam wadah tempat
penampungan air artifiial seperti drum, bak mandi, gentong, ember dan tempat penampungan
air alamiah seperti lubang pohon, daun pisang, lubang batu atau bukan tempat penampungan
air misalnya vas bunga, ban bekas,tempat minum unggas dan sebagainya.
Hasil survei Depertemen Kesehatan RI di 9 kota besar di Indonesia pada tahun 1986-1987
menunjukkan bawa satu diantara tiga rumah maupun tempat umum di tempati jentik nyamuk
aedes. Di samping itu pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang penceegahan
penyakit DBD pada umumnya masih sangat kurang.
Tindakan pembersihan sarang nyamuk meliputi tindakan: menguras air kontainer secara
teratur seminggu sekali, menutup rapat kontainer air bersih dan mengubur kontainer bekas
seperti kaleng bekas, gelas plastik, barang bekas lainnya yang dapat menampung air hujan
sehingga menjadi sarang nyamuk (dikenal dengan istilah tindakan ‘3M’).
Cara yang tepat dalam pemberantasan penyakit DBD adalah melaksanakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M yaitu : menguras secara teratur
seminggu sekali atau menaburkan abate ke tempat penampungan air bersih, menutup rapat-
rapat penampungan
3

air, mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas, plastik dan barang bekas lainnya
yang dapat menampung air hujan.
Dari beberapa faktor lingkungan yang ada di Kelurahan Wangga khususnya RT 18 RW
06, terdapat masih banyak warga masyarakat yang kurang paham terhadap cara pencegahan
DBD dan masih terdapat barang-barang bekas yang berhamburan di sekitar lingkungan,
sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Bagaimana Gambaran Gambaran Perilaku
Keluarga Tentang 3M (Mengubur barang bekas, Menutup Tempat Penampungan Air Dan
Menguras Tempat Penampungan Air) pada keluarga Di RT 18 RW 06 Kelurahan Wangga ?”.
1.2 Perumusan Masalah
“Bagaimana Gambaran Perilaku keluarga Tentang 3M (Mengubur barang bekas,
Menutup Tempat Penampungan Air Dan Menguras Tempat Penampungan Air) dalam
mencegah penyakit DBD keluarga Di RT 18 RW 06 Kelurahan Wangga ?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Perilaku keluarga tentang pelaksanaan 3M dalam mecegah penyakit
DBD di RT 18 RW 06 Kelurahan Wangga
1.3.2 Tujuan Khusus
a) Untuk mengidentifikasi pengetahuan keluarga RT 18 RW 06 Kelurahan Wangga
tentang pelaksanaan 3M dalam usaha pencegahan penyakit DBD
b) Untuk mengidentifikasi sikap keluarga RT 013/Kelurahan Kambaniru tentang
pelaksanaan 3M dalam usaha pencegahan penyakit DBD
c) Untuk mengidentifikasi tindakan keluarga RT 18 RW 06 Kelurahan Wangga tentang
pelaksanaan 3M dalam usaha pencegahan penyakit DBD
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Bagi instansi Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam pemecahan masalah pada progaram
kesehatan bidang penyakit menular,khususnya masalah pencegah penyakit DBD agar
dapt dijadikan sebagai monitoring dan evaluasi program pemberantasan penyakit
menular (P2M).
b. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan ilmu pengetahuan tentang perilku
3M pada keluaraga
4

c. Keluarga
Sebagai dasar pengetahuan dan pemikiran serta menjadi informasi dalam upaya
pencegahan dan pemberantasan DBD.
d. Bagi peneliti lain
Menambah pengetahuan dan pengalaman khusus dalam melakukan penelitin Ilmiah
terhadap pengetahuan keluarga tentang perilaku 3M dalam mencegah DBD.
5

1.5 Keaslian Penelitian


Tabel 1.5 Keaslian Penelitian
No Nama Judul Desain Variabel Instrumen Analisis Hasil
1. Widia Eka Gambaran Perilaku Berdasarkan gambaran Perilaku
Waty, 2009 Perilaku keluarga Keluarga, Demam keluarga tentang 3M dalam mencegah
tentang 3M dalam BerdarahDengue DBD terdapat keberadaan jentik
mencegah DBD nyamuk di kontainer(P=0,001),
di Kelurahan Cross Kuesioner Chi- ketersediaan tutup pada kontainer
Ploso Kecamatan Sectional square sebesar (p=0,001), frekuensi pengurasan
Pacicitan kontainer (p=0,027), pengetahuan
responden tentang DBD (p=0,030),
tetapi deskripsi Gambaran Perilaku
tentang 3M dalam Mencegah DBD di
RT 18 RW 06 Kelurahan Wangga
belum diteliti oleh siapapun.
2 Ardiyansah Perilaku Keluarga Deskriptif Perilaku Kuesioner Chi- Berdasarkan hasil penelitian Perilaku
dkk, 2016 dalam Keluarga, DBD square Keluarga dalam pencegahan penyakit
pencegahan DBD di Kelurahan Kadipiro Kecamatan
penyakit DBD di Banjarsari Kota Surakarta menunjukkan
Kelurahan bahwa determinan perilaku Keluarga
Kadipiro dalam pencegahan Penyakit DBD
Kecamatan Pengetahuan baik sebanyak 76
Banjarsari Kota responden, persepsi baik sebanyak 69
Surakarta dan motivasi baik sebanyak 65 orang.
6

3 Andi Hubungan Cross Perilaku Keluarga Kuesioner Chi- Hasil Penelitian menunjukkan banyak
Jayawadhah Perilaku Keluarga Sectional dan Pencegahan square responden memiliki tingkat perilaku
ana dkk, dengan DBD dengan kategori buruk yaitu dengan
2019 Pencegahan jumlah 14 warga (20%), upaya
kejadian Demam pencegahan penyakit DBD dilakukan
Berdarah Dengue responden banyak yang masih kurang
(DBD) di yaitu 23 warga (33%). Hasil uji
Kelurahan hipotesis data penelitian menunjukkan
Jambangan Kota nilai sig. (2 tailed) = 0,000 dengan p 
Surabaya, 2019 0,05 maka diterima. Sehingga daoat
disimpulkan ada hubungan signifikan
antara perilaku keluarga dengan
kejadian sebagai tindakan pencegahan
Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar DBD
2.1.1 Defenisi Demam Berdarah Dengue (Dbd)
Penyakit DBD atau DHF ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedesalbopictus. Kedua jenis nyamuk
ini terdapat hampir di seluruh pelosokIndonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih
dari 1000 meter di ataspermukaan air laut (Kristina et al, 2004).
Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengandemam mendadak 2 sampai 7
hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu,gelisah, nyeri ulu hati disertai tanda perdarahan
dikulit berupa bintikperdarahan, lebam/ruam. Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah
darah,kesadaran menurun atau shock
2.1.2 Etiologi DBD
Penyakit Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan
virus dengue yang termasuk kelompok B Arthopod Borne Virus(Arboviroses) yang sekarang
dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviricae, dan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu :
DEN-1, DEN-2, DEN-3,DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe
lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe lain. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak
yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat (Hadinegoro et al, Vektor Penular Penyakit
DBD. Vektor penyakit DBD adalah nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus
terutama bagi Negara Asia, Philippines dan Jepang, sedangkannyamuk jenis Aedes
polynesiensis, Aedes scutellaris dan Aedes pseudoscutellaris merupakan vektor di negara-
negara kepulauan Pasifik danNew Guinea. Vektor DBD di Indonesia adalah nyamuk Aedes
(Stegomya) aegypti dan albopictus (Djunaedi, 2006). Ciri-ciri Nyamuk Aedes aegypti.
Menurut Nadezul (2007), nyamuk Aedes aegypti telah lama diketahui sebagai vektor
utama dalam
penyebaran penyakit DBD, adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a. Badan kecil berwarna hitam dengan bintik-bintik putih.
b. Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter.
c. Umur nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan.
d. Menghisap darah pada pagi hari sekitar pukul 09.00-10.00 dan sore haripukul 16.00-
17.00.

7
8

e. Nyamuk betina menghisap darah unuk pematangan sel telur, sedangkan nyamuk jantan
memakan sari-sari tumbuhan.
f. Hidup di genangan air bersih bukan di got atau comberan.
g. Di dalam rumah dapat hidup di bak mandi, tempayan, vas bunga, dan tempat air minum
burung.
h. Di luar rumah dapat hidup di tampungan air yang ada di dalam drum, dan ban bekas.
2.1.3 Tanda dan Gejala Penyakit DBD
Diagnosa penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnosa klinis dan
laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD yang dapat dilihat dari penderita kasus
DBD dengan diagnosa klinis dan laboratoris :
1. Diagnosa Klinis
a. Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari (38 – 40 º C).
b. Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji Tourniquet positif, Petekien(bintik merah
pada kulit), Purpura(pendarahan kecil di dalam kulit),Ekimosis, Perdarahan
konjungtiva (pendarahan pada mata), Epistaksis(pendarahan hidung), Perdarahan
gusi, Hematemesis (muntah darah),Melena (BAB darah) dan Hematuri (adanya
darah dalam urin).
c. Perdarahan pada hidung dan gusi.
d. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah padakulit akibat
pecahnya pembuluh darah.
e. Pembesaran hati (hepatomegali).
f. (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik
sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
g. Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia (hilangnyaselera
makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare dan sakitkepala.
2. Diagnosa Laboratoris
a. Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan penurunan trombosit hingga
100.000 /mmHg.
b. Hemokonsentrasi, meningkatnya hematrokit sebanyak 20% atau lebih (Depkes RI,
2005).
9

2.1.4 Penularan Penyakit DBD


Penularan penyakit DBD memiliki tiga faktor yang memegang perananpada
penularan infeksi virus, yaitu manusia, virus dan vektor perantara(Hadinegoro et al, 2001).
Lebih jelasnya Depkes RI, 2005 menjelaskanmekanisme penularan penyakit DBD dan tempat
potensial penularannya.
a. Mekanisme Penularan
DBD Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan
sumber penular DBD. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari
sebelum demam. Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan
ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri
dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk, termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-
kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan
kepada orang lain (masa inkubasi ekstrinsik). Virus ini akan berada dalam tubuh nyamuk
sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap virus
dengue menjadi penular sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk
menusuk (menggigit), sebelumnya menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui alat
tusuknya (proboscis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersamaan air liur tersebut
virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.
b. Tempat potensial bagi penularan DBD
Penularan DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penularnya.
Oleh karena itu tempat yang potensial untuk terjadipenularan DBD adalah:
1. Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan/endemis).
2. Tempat-tempat umum yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orangyang datang
dari berbagai wilayah sehingga kemungkinanterjadinya pertukaran beberapa tipe virus
dengue yang cukup besarseperti: sekolah, RS/Puskesmas dan sarana pelayanan
kesehatanlainnya, tempat umum lainnya (hotel, pertokoan, pasar, restoran,tempat
ibadah dan lain-lain).
3. Pemukiman baru di pinggir kota, penduduk pada lokasi ini umumnyabarasal dari
berbagai wilayah maka ada kemungkinan diantaranyaterdapat penderita yang
membawa tipe virus dengue yang berbeda darimasing-masing lokasi.
1

2.1.5 Bionomik Vektor


Bionomik vektor meliputi kesenangan tempat perindukan nyamuk, kesenangan
nyamuk menggigit dan kesenangan nyamuk istirahat.
1. Tempat perindukan nyamuk
Tempat perindukan nyamuk biasanya berupa genangan air yangtertampung disuatu
tempat atau bejana. Nyamuk Aedes tidak dapatberkembangbiak digenangan air yang langsung
bersentuhan dengan tanah.Macam-macam tempat penampungan air:
a. Tempat penampungan air (TPA), untuk keperluan sehari-hari seperti:drum, bak
mandi/WC, tempayan, ember dan lain-lain
b. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti: tempat minuman
burung, vas bunga, ban bekas, kaleng bekas, botol bekas dan lain-lainTempat
penampungan air alamiah seperti: lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung
kelapa, pelepah pisang, potongan bambu dan lain-lain (Depkes RI, 1992).
c. Kesenangan nyamuk menggigit
Nyamuk betina biasa mencari mangsanya pada siang hari. Aktivitas menggigit
biasanya mulai pagi sampai petang hari, dengan puncak aktivitasnya antara pukul 09.00-
10.00 dan 16.00-17.00. Berbeda dengan nyamuk yang lainnya, Aedes aegypti mempunyai
kebiasaan menghisap darah berulang kali (multiple bites) dalam satu siklus gonotropik untuk
memenuhi lambungnya dengan darah.
d. Kesenangan nyamuk istirahat
Nyamuk Aedes hinggap (beristirahat) di dalam atau kadang di luar rumah berdekatan
dengan tempat perkembangbiakannya, biasanya ditempat yang agak gelap dan lembab. Di
tempat-tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telur. Setelah beristirahat dan
proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakan telurnya didinding tempat
perkembangbiakannya, sedikit di atas permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas
menjadi jentik dalam waktu ± 2 hari setelah telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk
betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur tersebut dapat bertahan sampai
berbulanbulan bila berada di tempat kering dengan suhu -2ºC sampai 42ºC, dan bila di tempat
tersebut tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat
(Depkes RI, 2005).
1

2.1.6 Epidemiologi Penyakit DBD


Timbulnya suatu penyakit dapat diterangkan melalui konsep segitiga epidemiologik,
yaitu adanya agen (agent), host dan lingkungan (environment).
1. Agent (virus dengue)
Agen penyebab penyakit DBD berupa virus dengue dari Genus Flavivirus (Arbovirus
Grup B) salah satu Genus Familia Togaviradae. Dikenal ada empat serotipe virus
dengue yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4. Virus dengue ini memiliki masa
inkubasi yang tidak terlalu lama yaitu antara 3-7 hari, virus akan terdapat di dalam
tubuh manusia. Dalam masa tersebut penderita merupakan sumber penular penyakit
DBD.
a. Host
Host adalah manusia yang peka terhadap infeksi virus dengue. Beberapa faktor
yang mempengaruhi manusia adalah:
a) Umur
Umur adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepekaan terhadap infeksi
virus dengue. Semua golongan umur dapat terserang virus dengue, meskipun
baru berumur beberapa hari setelah lahir. Saat pertama kali terjadi epdemi
dengue di Gorontalo kebanyakan anak-anak berumur 1-5 tahun. Di Indonesia,
Filipina dan Malaysia pada awal tahun terjadi epidemi DBD penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue tersebut menyerang terutama pada anak-anak
berumur antara 5-9 tahun, dan selama tahun 1968-1973 kurang lebih 95%
kasus DBD menyerang anak-anak di bawah 15 tahun
b) jenis kelamin
Sejauh ini tidak ditemukan perbedaan kerentanan terhadap serangan DBD
dikaitkan dengan perbedaan jenis kelamin (gender). Di Philippines dilaporkan
bahwa rasio antar jenis kelamin adalah 1:1. Di Thailand tidak ditemukan
perbedaan kerentanan terhadap serangan DBD antara laki-laki dan perempuan,
meskipun ditemukan angka kematian yang lebih tinggi pada anak perempuan
namun perbedaan angka tersebut tidak signifikan. Singapura menyatakan
bahwa insiden DBD pada anak laki-laki lebih besar dari pada anak perempuan
c) Nutrisi
Teori nutrisi mempengaruhi derajat berat ringan penyakit dan ada hubungannya
dengan teori imunologi, bahwa pada gizi yang baik mempengaruhi peningkatan
antibodi dan karena ada reaksi antigen dan antibodi yang cukup baik, maka
terjadi infeksi virus dengue yang berat.
1

d) Populasi
Kepadatan penduduk yang tinggi akan mempermudah terjadinya infeksi virus
dengue, karena daerah yang berpenduduk padat akan meningkatkan jumlah
insiden kasus DBD tersebut.
e) Mobilitas penduduk
Mobilitas penduduk memegang peranan penting pada transmisi penularan
infeksi virus dengue. Salah satu faktor yang mempengaruhi penyebaran epidemi
dari Queensland ke New South Wales pada tahun 1942 adalah perpindahan
personil militer dan angkatan udara, karena jalur transportasi yang dilewati
merupakan jalul penyebaran virus dengue (Sutaryo, 2005).
f) Lingkungan (environment)
Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit dengueadalah:
2.1.7 Cara-Cara Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Dbd
Strategi pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD dapat dilakukan melalui
beberapa cara yaitu :
1. Cara pemutusan rantai penularan
Ada lima kemungkinan cara memutuskan rantai penularan DBD
a. Melenyapkan virus Dengue dengan cara mengobati penderita. Tetapi sampai saat ini
belum ditemukan obat anti virus tersebut.
b. Isolasi penderita agar tidak digigit vektor sehingga tidak menularkan kepada orang
lain.
c. Mencegah gigitan nyamuk sehingga orang sehat tidak ditulari
d. Memberikan imunisasi dengan vaksinasi
e. Memberantas vektor agar virus tidak ditularkan kepada orang lain

2. Cara pemberantasan terhadap jentik aedes aegypti


Pemberantasan terhadap jentik nyamuk aedes aegypti dikenal dengan istilah
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di lakukan
dengan cara
a. Fisik
Cara ini dikenal dengan kegiatan 3M yaitu: Menguras (dan menyikat) bak mandi,
bak WC, dan lain-lain; Menutup tempat penampungan air rumah tangga
(tempayan, drum, dan lain-lain); dan Mengubur barang-barang bekas (seperti
kaleng bekas, ban,dan lain-lain). Pengurasan tempat penampungan air perlu di
lakukan secara
1

teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembang


biak ditempat itu. Bila PSN BDB dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, maka
populasi nyamuk Aedes aegepty dapat ditekan serendah-rendahnya, sehingga
penularan DBD tidak terjadi lagi. Untuk itu upaya penyuluhan dan motivasi kepada
masyarakat harus dilakukian secara terus-menerus dan berkesinambungan, karena
keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku masyarakat.
b. Kimia
Cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan menggunakan insektisida
pembasmi jentik (larvasida) ini antara lain dikenal dengan istilah larvasidasi.
Larvasida yang biasa digunakan antara lain adalah temephos. Formulasi temephos
yang digunakan adalah Abate. Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10 gram (±1
sendok makan rata) untuk tiap 100 liter air. Larvasida dengan temephos ini
mempunyai efek residu 3 bulan.
3. Cara pencegahan
a. Memberikan penyuluhan serta informasi kepada masyarakat untuk membersihkan
tempat perindukan nyamuk dan melindungi diri dari gigitan nyamuk dengan
memasang kelambu , perlindungan diri dengan pakaian dan menggunakan obat
gosok anti nyamuk.
b. Melakukan survei untuk mengetahui tingkat kepadatan vektor nyamuk,mengetahui
tempat perindukan dan habitat larva dan membuat rencanapemberantasan sarang
nyamuk serta pelaksanaannya
4. Penanggulangan wabah
a. Menemukan dan memusnahkan spesies Aedes aegypti di lingkungan pemukiman,
membersihkan tempat perindukan nyamuk atau taburkanlarvasida di semua tempat
yang potensial sebagai tempat perindukanlarva Aedes Aegypti.
b. Gunakan obat gosok anti nyamuk bagi orang-orang yang terpajan dengan nyamuk.
1

2.2 Konsep Perilaku


2.1.1 Pengertian
Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008)
kata tahu memiliki arti antara lain mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dan
sebagainya), mengenal dan mengerti.

Pengetahuan adalah informasi atau aklumat yang di ketahuai atau disadari oleh
sesorang. Pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan dari
sejumlah orang yang di padukan secara harmonis dalam suatu bagunan yang teratur (Hadi,
2001).

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui berdasarkan pengalaman


manusia itu sendiri dan pengetahuan akan bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang
dialaminya (Mubarak, 2011). Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2012). Penginderaan
terjadi melalui pancaindera manusia yakni, indera pendengaran, penglihatan, penciuman,
perasaan dan perabaan. Sebagian pengetahuan manusia didapat melalui mata dan telinga.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


a) Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan seseorang agar dapat memahami suatu hal. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin
mudah orang tersebut menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka
orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya.
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk memenuhi
kebutuhan setiap hari. Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai tenaga medis akan lebih
mengerti mengenai penyakit dan pengelolaanya dari pada non tenaga medis.
1

c) Media
Media yang secara kuhus didesain untuk mencapai masrakat yang sangat luas.
Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, Koran dan majalah
d) Informasi
Pengertian informasi menurut oxford English dictionary adalah “the of which one
is apprised or told :intelligence,news”. Kamus lain menyatakan bahwa
infoermasi adalah sesuatu yang dapat diketahui ,namun ada pula yang
menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan ,selain itu istilah informasi
juga memiliki arti yang ain sebagaimana di artikan oleh RUU teknologi informasi
yang mengartikan seagai suatu teknik untuk mengumpulkan ,menyiapkan
meyimpan, memanipuliasi, mengumumkan, menganalisa .dan menyebarkan
informasi dengan tujuan tertentu
.sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program
computer basis data. Adanya perbedaan defenisi informasi dikarnakan pada
hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangakan infomasi itu
di jumpai dalam kehidupan sehari-hari yang di peroleh dari data dan pengamatan
terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalu komunikasi

2.1.3 Tingkat Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2010) pengetahuan seseorang
terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda. Secara garis besar
dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan

a) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai recall atau memanggil memori yang telah ada sebelumnya setelah
mengamati sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang telah dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Tahu disisni merupakan tingkatan yang paling rendah.
Kata kerja yang digunakan untuk mengukur orang yang tahu tentang apa yang dipelajari
yaitu dapat menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
1) Memahami (Comprehention)
Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut, dan juga
tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut dapat menginterpretasikan secara
benar tentang objek yang diketahuinya. Orang yang telah memahami objek dan
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menarik kesimpulan,
meramalkan terhadap suatu objek yang dipelajari.
1

2) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat
menggunakan ataupun mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi
atau kondisi yang lain. Aplikasi juga diartikan aplikasi atau penggunaan hukum,
rumus, metode, prinsip, rencana program dalam situasi yang lain.
3) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang dalam menjabarkan atau memisahkan, lalu
kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen dalam suatu objek atau
masalah yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai pada
tingkatan ini adalah jika orang tersebut dapat membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, membuat bagan (diagram) terhadap pengetahuan objek tersebut.
4) Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam merangkum atau meletakkan
dalam suatu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan yang sudah
dimilikinya. Dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi yang sudah ada sebelumnya.
5) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu objek tertentu. Penilaian berdasarkan suatu 17 kriteria yang
ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

2.2 Sikap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang di atur melalui pengalaman
yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua
objek situasi yang berkaitan dengannya (Widayatum, 1999).
Sikap (attitude) menurut Sarwono (2003) adalah kesiapan atau kesediaan seseorang
untuk bertingkah laku atau merespons sesuatu baik terhadap rangsangan positif maupun
rangsangan negatif dari suatu objek rangsangan. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan faktor predisposisi bagi seseorang untuk berperilaku,
merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Manifestasi sikap tidak langsung dilihat akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai
tingkah laku yang tertutup. Menurut Allport (1954) seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo
(2005), sikap mempunyai pokok, yakni:
1

a. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

b. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu konsep

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)


Sikap terdiri dari beberapa tingakatan, antara lain :
a. Menerima (Receiving)
Mau dan memperhatikan stimulus atau objek yang diberikan.
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala
resiko. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan dapat juga tidak.
Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan respon
terhadap suatu objek. Orang lain berperilaku bertentangan dengan sikapnya, dan bisa
juga merubah sikapnya sesudah yang bersangkutan merubah tindakannya. Namun
secara tidak mutlak dapat dikatakan bahwa perubahan sikap merupakan loncatan
untuk terjadinya perubahan perilaku.

2.3 Tindakan

Triase adalah salah satu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan satu cara
yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang palin
efisien dengan tujuan untuk memilih atau mengolongkan semua pasien yang memerlukan
pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya.(Kathlen,2008).
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan.
Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan :
a. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guided response)
1

Dapat melakukan sesuatau sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indicator raktek tingkat dua.
c. Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
BAB 3
KERANGKA KONSEP

3.1 KERANGKA KONSEP

Pengetahuan

Pencegahan Penyakit
Sikap DBD tentang 3M
(Mengubur, Menutup
dan Menguras)
Tindakan

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti

: Tanda penghubung

19
2

3.1 Definisi Operasional


No Variabel Defenisi Operasional Parameter Alat skala Hasil ukur
ukur
1. Pengetahuan Segala sesuatu yang di Keluarga dapat menjelaskan tentang Kuesioner Ordinal Setiap jawaban benar di skor =1
Keluarga ketahui oleh keluarga 3M (mengubur, menutup dan a. Baik jika benar
tentang 3M (mengubur, menguras). 80_100%
menutup, menguras) 1) Mengubur barang bekas b. Cukup jika benar
dalam Pencegahan yang tidak di gunakan lagi 50_80%
penyakit DBD. 2) Menutp tempat-tempat c. Kurang jika benar
penampungan air 50%
3) Menguras tempat penampungan
air dan bak-bak setiap sekali
seminggu.
2. Sikap Respon dari keluarga - Mengubur barang bekas/ kaleng- Kuesioner Nominal Setiap jawaban benar di beri
tentang 3M (Mengubur, kaleng bekas. skor=1
Menutup, Menguras) - Menutup tempat-tempat Setiap jawaban salah =0
dalam pencegahan DBD. penampungan air. Untuk menilai sikap di katakan
- Menguras tempat /bak a. Baik jika >50%
penampungan air b. Kurang baik <50 %
- Membersihkan saluran air/
pembuangan limbah
2

Tindakan Perilaku atau reaksi -mengubur atau memisahkan sampah kuesioner Nominal Setiap jawaban benar di skor =1
keluarga tentang 3M kaleng dan sampah non kaleng Setiap jawaban salah =0
(Mengubur,Menutup, -menutup tempat-tempat penampungan Untuk menentukan pengetahuan
Menguras) air dengan baik di katakan
- menguras temapt penampungan air a. Baik jika >50%
atau air saluranair/pembuangan limbah b. Kurang baik >50%
sehinga tidak terjadi perkembang biakan
jentik nyamuk.
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif
yaitu mendapatkan Gambaran Perilaku Keluarga tentang 3M (Mengubur barang bekas,
Menutup dan Menguras tempat penampungan air) dalam pencegahan penyakit DBD di RT 18
RW 06 Kelurahan Wangga.

4.2 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah studi deskritif (descriptive Study)
yaitu yang dilakukan dengan meneliti suatu permasalahan melalui suatu kelompok yang
bertujuan untuk mengetahui Gambaran pengetahuan, Sikap dan Tindakan tentang 3M Pada
keluarga Di RT 18 RW 06 Kelurahan Wangga.

4.3 Populasi dan sampel


a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi adalah
subjek (misalnya manusia: klien) yang memenuhi kriteria yang ditetapkan (Nurslam,
2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di RT
18 RW 06 Kelurahan Wangga sebanyak 50 kepala keluarga /250 jiwa.
b. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki populasi (Hidayat, 2007).
Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga yang ada di wilayah Wilayah Kerja
Puskesmas Kambaniru sebanyak 30 responden dengan menggunakan sampel
nominal. Pengambilan sampel adalah dengan sample non rondom sampling.
Adapun kriteria insklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Bersedia menjadi responden.
2) Berdomisili di RT 18 RW 06 Kelurahan Wangga selama minimal 6 bulan
4.4 Variabel Penelitian
1. Variable Independent atau Variable Bebas
Variable independent adalah variable yang nilainya menentukan variabel lain suatu
kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak

22
2

pvariabel dependent (Nursalam, 2008). Variabel independent dalam penelitian ini


adalah variabel pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga.
2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel yang
nilainya ditentukan oleh variabel lain, respon yang muncul sebagai akibat dari
manipulasi dari variabel variabel lain (Nursalam, 2008) variabel dependen dalam
penelitian ini adalah pelaksanaan 3M dalam usaha pencegahan penyakit Demam
Berdarah Dengue.
4.5 Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di RT 18 RW 06 Kelurahan Wangga penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Maret

4.6 Instrumen Penelitian.


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar kuesioner
sebanyak 20 soal yang disiapkan oleh peneliti dengan pilihan jawaban yang telah disiapkan
oleh peneliti yaitu, dengan memilih salah satu jawaban dengan telah disediakan dengan
kriteria penelian baik, cukup dan kurang.

4.7 Teknik Pengumpulan data, Pengolahan data dan Analisis data


1. Teknik pengumpulan data
a. Data primer, data primer merupakan data yang dikumpulkan di lapangan melalui
kuesioner yang dibagikan peneliti.
b. Data sekunder, data sekunder adalah data yang diperoleh melalui suatu instansi
terkait dalam penelitian ini, seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas, Internet dan
buku sumber lainnya.
2. Pengolahan data
a. Editing
Editing adalah upaya yang dilakukan dalam memeriksa kembali data yang
diperoleh dari responden.
b. Coding
Coding adalah mengelompokkan atau mengklasifikasikan jawaban dengan
memberikan kode pada masing-masing kuesioner.
c. Scoring
Scoring adalah pemberian poin atau nilai untuk masing-masing jawaban dari
responden. Sikap dan Tindakan keluarga dapat diukur berdasarkan skala Likert
2

diberi score Sangat Setuju 4, Setuju 3, Tidak Setuju 2, Sangat Tidak Setuju 1.
Pengetahuan dapat diukur dengan menggunakan skala Guttman (Sugiono, 2010)
pertanyaan dengan dua pilihan Ya Bobot 1, Tidak bobot 0.
d. Tabulating
Tabulating yaitu memasukkan jawaban responden pada tabel yang tersedia. Tabel
ini digunakan untuk memaparkan beberapa variabel hasil dari observasi, survei
penelitian sehingga mudah dibaca dan dimengerti.
3. Analisis data
Analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel Perilaku
Keluarga dan Kondisi Lingkungan Rumah. Melakukan perhitungan statistik untuk
menjawab rumusan masalah dan hipotesis serta menyajikan data variabel yang diteliti.
Hasil penelitian disajikan dengan menggunakan tabel untuk mengidetifikasi
Perilaku keluarga dan kondisi lingkungan rumah keluarga terhadap kejadian Demam
Berdarah Dengue di Kelurahan Kambajawa. Hasil ukur variabel baik bila menjawab
50-100% dan tidak baik bila menjawab < 50%. Menurut Arikunto (1998), scoring
untuk
penarikan kesimpulan ditentukan dengan membandingkan skor maksimal:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100 %
4.8 Etika Penelitian

a. Informed consent
Tujuan dari lembar persetujuan adalah agar responden atau subjek dalam penelitian
mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian.
b. Anonimity
Anonimity (tanpa nama) bertujuan untuk menjaga kerahasiaan identitas dari
responden. Sebagai gantinya peneliti akan memberikan nomor atau kode tertentu pada
lembar kuesioner yang diberikan.
c. Confidentiality (kerahasiaan)
Informasi yang diberikan oleh responden melalui kuesioner akan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti.
2

4.8 Jadwal Penelitian


Jadwal Penelitian

No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Juni Juli


2022 2022 2022 2022 2022 2022

1 Persiapan Proposal √

2 Seminar Proposal √

3 Pengambilan data √

4 Penyusunan Laporan √

5 Ujian KTI √

6 Perbaikan KTI √

7 Pengumpulan KTI √
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Kelurahan Wangga merupakan salah satu Kelurahan yang terletak di Kecamatan
Kambera Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tengara Timur.Secara geografis,
Kelurahan wangga memiliki luas wilayah 2.400 km2. Jumlah penduduk Kelurahan Wangga
berjumlah
6.244 jiwa dengan jumlah KK 1.475 KK berdasarkan jenis kelamin, penduduk yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 3.188 jiwa dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 3.036 jiwa.
Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara perbatasan dengan Kelurahan Kamalaputi
2. Sebelah Timur perbatasan dengan kelurahan Kambaniru.
3. Sebelah Selatan perbatasan dengan Kelurahan Lambanapu
4. Sebelah Barat perbatasan dengan kelurahan Kambajawa

26
2

5.2 Hasil Penelitian


5.2.1 Karakteristik Responden
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan dan
Pekerjaan di Kelurahan Wangga Kecamatan Kambera

Karakteristik Frekuensi %
Jenis Kelamin
Laki-laki 14 46,7
Perempuan 16 53,3
Umur:
≤ 21 tahun 12 40
21-35 tahun 13 43,3
>35 tahun 5 16,7
Pendidikan:
Tidak sekolah 20 66,7
SD 4 13,3
SMP 2 6,7
SMA 4 13,3
Pekerjaan:
Bekerja 30 100
Tidak Bekerja 0
Jumlah 30 100%
Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden, jenis kelamin
laki- laki sebanyak 16 orang (46,7%), dan jenis kelamin perempuan sebanyak 16 orang
(53,3%). Dengan demikian responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak
dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang memiliki umur
≤ 21 sebanyak 12 orang (40 %), umur 21-35 sebanyak 13 orang (43,3 %), dan umur >35
sebanyak 5 orang (16,7%). Dengan demikian responden yang paling banyak adalah umur 21-
35 tahun yaitu sebanyak 13 orang (43,3 %).
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang memiliki
pendidikan SD sebanyak 4 orang (13,3%), Pendidikan SMP sebanyak 2 orang (6,7%),
Pendidikan SMA sebanyak 4 orang (13,3 %) dan Tidak sekolah sebanyak 20 orang (66,7%)
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang Bekerja
sebanyak 30 orang (100%).
2

5.2.2 Data Khusus


Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Tentang Pencegahan Penyakit DBD
di
Kelurahan Wangga Kecamatan Kambera

Pengetahuan N %
Baik 14 46,7
Cukup 15 50
Kurang 1 3,3
Total 30 100
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 5.2 di atas diketahui bahwa distribusi responden berpengetahuan
terbanyak adalah berpengetahuan cukup, sebanyak 15 orang (50%), dan yang berpengetahuan
baik sebanyak 14 orang (46,7%) dan berpengetahuan kurang berjumlah 1 orang (3,3%) di
Kelurahan Wangga Kecamatan Kambera.

Tabel 5.3 Distribusi Responden Menurut SikapTentang Pencegahan Penyakit DBD di


Kelurahan Wangga Kecamatan Kambera

Sikap N %
Baik 27 90
Kurang 3 10
Total 30 100
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 5.3 di atas diketahui bahwa distribusi responden Sikap terbanyak
adalah Sikap Baik sebanyak 27 orang (90%) dan Kurang sebanyak 3 orang (10%) di
Kelurahan Wangga Kecamatan Kambera.

Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Tindakan Tentang Pencegahan Penyakit DBD di
Kelurahan Wangga Kecamatan Kambera

Tindakan N %
Baik 20 66,7
Kurang 10 33,3

Total 30 100
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.4 di atas diketahui bahwa distribusi responden Tindakan


terbanyak adalah Tindakan Baik sebanyak 20 orang (66,7%), dan yang Tindakan Kurang
sebanyak 10 orang (33,3%) di Kelurahan Wangga Kecamatan Kambera.
2

5.3 Pembahasan
Hasil penelitian Tindakan terbanyak adalah Tindakan Baik sebanyak 20 orang
(66,7%), dan yang Tindakan Kurang sebanyak 10 orang (33,3%) di Kelurahan Wangga
Kecamatan Kambera.
Berdasarkan umur responden dapat di pengaruhi oleh umur di mana penelitian ini
mayoritas responden berumur 21-35 tahun dengan jumlah 13 orang ( 43,3 % ). Umur adalah
usia individu yang mulai terhitung mulai saat lahir sampai pada masa tua maka semakin
cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam hal
berpikirdan bekerja.Jadi ada 6 faktor yang mempengaruhi tingkat perilaku pada keluarga
sehingga membuat penurunan pengetahuan pada waktu dan kekuatan berpikir.sehingga sesuai
perilaku yang telah di miliki sebelumnya ,melalui pengalaman sendiri, pengalaman orang
lain,lingkungan dan faktor istrinsik lainnya dapat membentuk perilaku seseorang bertahan
dalam jangka lama dan akan bertahan hingga tua .masalah dalam memperoleh informasi
menurut vemer dan division dalam maulana (2007)
Tingkat perilaku pendidikan seseorang di mana dalam penelitian rata – rata responden
yang tidak berpendidikan sebanyak 20 orang (66,67%) berpendidikan SD 4 orang (13,3%) ,
dan pendidikan SMP 2 orang(6,67%) paling rendah.) namun pada penelitian ini menunjukan
bahwa yang tidak berpendidikan paling tinggi sebagai responden karena tidak menuntut
kemungkinan dengan adanya informasi akan memberiakan pengaruh pada tingkat perilaku
meskipun berpendidikan rendah tapi jika ia mendapatkan informasi yang baik maka dapat
meningkatkan perilaku melalui pendidikan fomal maupun dari media ( non formal) seperti
Radio,TV,internet,Koran dan majalah ,dan mendapatkan informasi melalui penyuluhan
menurut wied hary (1996)
Tingkat perilaku seseorang yang di pengaruhi oleh pekerjaan di mana dalam penelitian
ini rata–rata responden bekerja sebanyak 30 orang (100%). Jenis pekerjaan mempengaruhi
seseorang mempunyai waktu luang untuk mengikuti kegiatan di lingkungan sekitar atau
pendidikan formal ,lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman perilaku secara langsung maupun tidak langsung karena pengalaman juga
menjadi bagian yang dapat mempengaruhi pengetahuan. Hal di pengaruhi karakteristik
sumber daya manusia masing – masing .Terjadinya peningkatan perilaku menurut penelitian
Roffey park management institute di pengaruhi oleh pengalaman kemampuan utama yang
termasuk di dalamnya adalah fleksibilitas ,kreaktivitas,kemampuan berubah dan keinginan
untuk terus belajar .
3

Keaktivan kader kesehatan juga adalah keterlibatan kader kegiatan masyarakat


maupun pencerminan akan usahanya untuk memenuhi kebutuhan di rasakan dan pegabdian
terhadap pekerjaan sebagai kader .keaktivan kader dapat terlihat dari kegiatan-kegiatan
posyandu ataupun kegiatan penyuluhan kesehatan dalam masyarakat sebagai tugas yang di
bebankan kepadanya (Depkes 2010).Kader jumantik tidak akan berdaya apa bila
pengetahuannya masih kurang .Harisma dan Dima (2012) menyebutkan perilaku sangat
penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap dan tingka laku kader terhadap
pemeliharaan kesehatan masyarakat
.tingkat perilaku paling rendah di ukur dengan mendefinisikan sesuatu secara spesifik di
sebut tahu,kemudian dapat di jelaskan dengan benar dan juga dapat di harapkan mencontoh
pada masyarakat menyebut paham. Jadi kader juga sangat berperan penting dalam melakukan
penguluhan tetang pemberantasan DBD di masyarakat.
Perilaku tentang pemberantasan demam berdarah akan membawah perilaku
baik bagi keluarga dan masyarakat untuk melakukan pemberantasan DBD dengan 3M .dalam
penelitian ini menemukan bahwa adanya hunbungan antara perilaku dan cara
pemberantasannya DBD tentang 3M di kelurahan wangga Kecamata kambera RT 18 RW 06
dari hasil penelitian menunjukan bahwa responden memiliki Tindakan Baik sebanyak 20
orang (66,7%), dan yang Tindakan Kurang sebanyak 10 orang (33,3%) di Kelurahan Wangga
Kecamatan Kambera, sehingga masyarakat dan keluarga di RT 18 RW 06 tidak ada yang
mengalami Demam Berdarah Dengue.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas mendapatkan gambaran dan dapat di ketahui
bahwa tingkat perilaku keluarga di kelurahan wangga Kecamatan Kambera Kabupaten
Sumba Timur RT 18 RW 06 berada pada kategori Perilaku Baik sebanyak 20 orang (66,7%)
dan yang Tindakan Kurang sebanyak 10 orang (33,3%) di Kelurahan Wangga Kecamatan
Kambera. sehingga masyarakat dan keluarga di RT 18 RW 06 tidak ada yang mengalami
Demam Berdarah Dengue.
6.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian maka di sarankan hal – hal sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Di harapkan dapat menambah wawasan perilaku dalam pendidikan dan memperluas cara
berpikir dalam menyelesaikan tugas akhir
2. Bagi masyarakat
Dengan adanya penelitian ini di harapkan bagi masyarakat dapat melakukan pencegahan
penularan DBD dengan benar dan dapat menggunakan metode 3M
3. Bagi peneliti
Dengan adanya penelitian ini di harapkan bagi peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan tepat waktu dan dapat memperluas perilaku dan pola pikir peneliti
4. Bagi institusi pendidikan
Di harapkan dengan adanya karya tulis ini institusi dapat di pergunakan semestinya dan
dapat menambah informasi tentang tingkat perilaku keluarga dalam pencegahan
penularan DBD
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, M & Tridarmayanti,T. (2019). penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dengan
pencegahan penyakit demam berdarah dengue. Jurnal’Aisyiyah Medika,4. .
Depertemen Kesehatan RI.2020.data kasus DBD di Indonesia tahun 2019 dan tahun 2020. Di
unduh dari http://www.penyakitmenular.infouserflesdata-20kasus-20DBD209-
20februari-20211.pdf. Di akses April 2022
Djunaedi, D. 2006. Demam Berdarah Dengue (DBD). Malang: penerbit Universitas
Muhammadiyah, Malang.Depertemen Kesehatan RI. 2007. Pemberantasan sarang
nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) oleh juru pemantauan jentik. Jakarta.
Eka Wati, W.I.D.I.A. (2009). Beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian demam
berdarah dengue (DBD) di kelurahan ploso kecamatan pacicitan tahun 2009( Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Genie,M.W. (2009). Gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan tentang 3M pada keluarga.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.2009.
Hidayat, Asis Alimul. 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknin Analisis Data.
Salemba medika: Jakarta
Kusriastuti.2005.data kasus DBD di Indonesia thun 2002&2003.Jakarta: Ditjen PP & PL
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.
Nursalam, 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan : Jakarta :
Salemba Medika: surabaya
Notoadmojo, Seokidjo. 2010. Metodologi Keperawatan. PT Rhineka Cipta: Jakarta
WHO, 2019. Demam Berdarah Dengue: angka kesakitan dan kematian, geneva.
http://www.WHO.Int. Diakses Maret 2022
WHO, 2020. Demam Berdarah Dengue: angka kesakitan dan kematian, geneva.
http://www.WHO.Int. Diakses Maret 2022
Wanti,W., Ata Maran,A., & Adoe,V.M. (2019). Pemberdayaan Masyarakat dalam
pengendalian Demam berdarah dengue melalui Jumantik keluarga. Prosiding semnas
sanitasi,218-225.
http://semnaskesling.poltekkeskupang.ac.id/index.php/ss/articel/view/24. Di akses
Maret 2021
Wanti,W., Ata Maran,A., & Adoe,V.M. (2019). Pemberdayaan Masyarakat dalam
pengendalian Demam berdarah dengue melalui Jumantik keluarga. Prosiding semnas
sanitasi,218-225.
http://semnaskesling.poltekkeskupang.ac.id/index.php/ss/articel/view/24. Di akses
Maret 2021

You might also like