Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan............................................................ 1
Bab I Pendahuluan............................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN............................................................1
A. Latar belakang...............................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................8
C. Batasan Masalah...........................................................................8
D. Rumusan Masalah.........................................................................8
E. Kegunaan Penelitian.....................................................................9
F. Defenisi Operasional.....................................................................9
1. Incung....................................................................................9
2. Karakter.................................................................................9
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................10
A. Kabupaten Kerinci......................................................................10
1. Sejarah Kabupaten Kerinci................................................10
2. Sistem Pemungkiman Masyarakat Kerinci........................11
3. Norma Moral Suku Kerinci...............................................13
B. Aksara Incung.............................................................................14
C. Karakter.......................................................................................22
D. Jenis-Jenis 18 Karakter Bangsa..................................................25
E. Karakter Dalam Pandangan Islam..............................................27
F. Penelitian Relevan......................................................................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................32
A. Jenis Pendekatan Penelitian........................................................32
B. Tehnik Pengumpulan Data..........................................................33
C. Instrument Penelitian..................................................................35
D. Validitas Keabsahan Data...........................................................36
E. Keabsahan Data..........................................................................37
Daftar Pustaka.............................................................................39
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
1
Incung merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Kerinci,
sebelum adanya alat tulis dan baca. masyarakat Kerinci dimasa lampau
hanya menggunakan tulisan incung sebagai alat untuk merekam dan
menyampaikan suatu informasi melalui symbol-symbol grafis atau aksara
incung. Akasara incung sendiri mulai digunakan sebelum pertengahan abad
ke 19 ,incung yang di goreskan di berbagai mendia alam pada saat itu untuk
mendocumentasikan dan menggambarkan aktifitas masyarakat di masa lalu.
Sebelum masuk Huruf Abjad dan media tulis seperti saat ini, aksara
incung merupakan sarana inti yang di gunakan masyarakat Kerinci sebagai
alat berkomunikasi dan tulis untuk menyampaikan pesan maupun
mengdocumentasikan syair-syair masyarakat Kerinci pada media-media
alam yang di anggap dapat mengabadikan suatu kejadian ataupun perkataan
dan alat untuk berkomunikasi, jika di samakan pada saat ini incung sama
persis seperti email/surat yang di tulis dengan media eletronik ataupun
kertas, tetapi pada saat itu aksara incung tidak lah mudah untuk di tulis
sebab pada saat itu belum adanya alat tulis sehingga nenek moyang orang
Kerinci memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar lingkungan mereka
untuk di jadikan alat dan media tulis.
2
zaman modern , hingga saat ini aksara incung sulit untuk di temukan,
bahkan masyrakat muda mudi Kerincipun tidak banyak yang mengetahui
apa itu incung dan bagaimanaa history aksara nenek moyang msayrakat
Kerinci. Namun upaya pemerintah kabupaten Kerinci untuk melestarikanya
tetap ada, dari terciptanya batik incung usaha rumahan dan slogan/tulisan
nama jalan/daerah di kabupaten Kerinci sudah menggunakan aksara incung.
Sayangnya kebanyakan kaulamuda saat ini tidak mengetahui kandungan
dan makna dari symbol tersebut, padahal aksara incung mengandung sejuta
makna dan sejuta nilai-nilai karakter yang seharunya generasi saat ini patut
untuk mengambil history dari nilai-nilai aksara incung sebagai motivasi
untuk mengembangkan atau menciptakan sesuatu yang baru yang bernilai
tinggi ,seperti yang telah di contohkan oleh nenek moyang masyrakat
Kerinci pada masa lampau.
2
Amirudin Gusti, Kenduri Cinta Temu Dialog Seniman Dan Budayawan Kota Sungai
Penuh ,(09 Agustus 2010), hal 2.
3
berharga dalam konteks peradaban manusia di masa lampau. untuk
mempelajari dan mengenal kembali karya peradaban suku asli Kabupaten
Kerinci di masa silam, maka kita harus memulai dari mana asal mula aksara
tersebut. dikarenakan tanpa kita mengetahui histori dan sejarah Aksara
incung Kerinci yang di pergunakan oleh masyarakat pada saat itu. kita tidak
akan pernah dapat mempelajari dengan benar dan tepat pengartian simbol
aksara.
3
Kozok, Op.Cit., hal xv
4
Jauhari (2012: 7-9) kabupaten Kerinci merupakan 1 dari 6 daerah nusantara
yang memiliki aksara, yang diyakini merupakan aksara tertua di dunia. (1).
Aksara Batak (Surat Batak) (2). Aksara Rejang (3). Aksara Kerinci (Surat
Incung) (4). Aksara Lampung (Had Lappung) (5). Aksara Jawa
(Hanacaraka) (6). Aksara Bali.4
4
Budhi Vrihaspathi Jauhari, Mengenal Aksara Incung Suku Kerinci Jambi, (Sungai
Penuh: Lembaga Bina Potensia Aditya Mahatva Yodha,2012), hal 7-9.
5
dianggap milik bersama. Naskah incung yang ditulis pada media bambu
kebanyakan berbentuk prosa, yang jumlahnya cukup banyak di Kerinci.
Naskah-naskah kuno tersebut dijadikan benda pusaka oleh orang Kerinci
yang ditulis di berbagai macam media penelitian yang berisikan sastra,
agama, undang-undang, bahasa, sejarah leluhur (silsilah), dan adat istiadat.5
5
Ibid. hal 22
6
pengetahuan generasi muda terhadap nilai-nilai kearifan local yang terdapat
di kabupaten Kerinci.
Sedangkan dilain pihak hingga saat ini belum ada lembaga dan
perorangan yang bersedia secara sukarela mengembangkan dan
mentransferkan pengetahuan Incung kepada generasi muda,sementara
upaya dan rencana Pemerintah Daerah (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan)
untuk merawat aksara incung hingga saat ini masih sebatas wacana.6 Oleh
karena itu, pemerintah daerah yang daerahnya memiliki aksara daerah
seharusnya merasa terpanggil dan tergugah untuk menjaga dan merawat
kelestarian budaya tersebut dengan membuat peraturan-peraturan khusus
mengenai pelestarian aksara daerah masing-masing dan memasyarakatkan
kembali secara luas ketengah tengah masyarakat..
6
Ibid.hal 6
7
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
Supaya penelitain ini terarah dan tidak keluar dari pembahasan,maka
penelitian ini hanya berfokus kepada :
1. Aksara yang di teliti adalah Aksara Incung Kabupaten Kerinci.
2. Penelitian ini di lakukan di kabupaten Kerinci pada daerah/desa yang di
anggap memiliki pengetahuan mengenai aksara incung.
3. Subjek penelitian ini adalah pemangku adat/ninek mamak budayawan
Kerinci, dan orang-orang yang mengetahui informasi lebih lanjut
mengenai aksara incung.
4. Penelitian ini mendeksripsikan dan menjabarkan nilai-nilai karakter yang
terkandung dalam aksara incung Kerinci.
D. Rumusan Masalah:
1. Adakah upaya pemerintah untuk melestarikan Aksara Incung?
8
2. Bagaimana Pandagan Masyarakat Kerinci dimasa lampau sehingga
terciptanya Aksara Incung?
3. Nilai-nilai karakter apa saja yang terkadung di aksara Incung?
E. Kegunaan Penelitian
1. Untuk melihat upaya-upaya pemerintah dalam melesatarikan kearifan
local aksara Incung Kerinci.
2. Memberikan wawasan bagi kaum muda-mudi agar dapat memahami
nilai-nilai adat istiadat kebudayaan aksara incung.
3. Ikut serta dalam sumbangsi mempertahankan warisan budaya nenek
moyang masayrakat kabupaten Kerinci.
4. Sebagai bahan masukan dan pengalaman bagi peneliti dalam upaya
pengembangan diri.
F. Defenisi Operasional
1. Incung
Masyarakat suku Kerinci sejak berabad yang lalu telah mengenal
aksara yang disebut dengan “Incung” atau “Rencong” yang dalam bahasa
Indonesia berarti miring. Aksara ini berkembang bersamaan dengan 3
aksara lainnya di pulau Sumatera yakni aksara Batak, aksara Lebong dan
aksara Rejang termasuk aksara Jawa Kuno. 7
2. Karakter
7
Ibit. Hal 33
8
Muchlas Samani, Konsep Dan Model Pendidikan Karakter (Bandung. PT Remaja
Rosdakarya) hal 45
9
10