You are on page 1of 15

MAKALAH

MODEL KEPERAWATAN MENURUT


NOLA J. PENDER

Kelompok 5
Dosen pengampu: Nor Afni Oktavia, Ns.,M.Kep

Disusun oleh:
1. Davia Wardani (2114201110003)
2. Akbar Anshori (2114201110049)
3. Fitriani (2114201110056)
4. Lusi Safira (2114201110060)
5. Muhammad Amin (2114201110061)
6. Shafa Salsabila Rinanda (2114201110077)
7. Audina Nur Syifa (2114201110198)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2021/2022
Daftar Isi

KATA PENGANTAR .........................................................................................................................


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH ...............................................................................................................
1.3 TUJUAN.........................................................................................................................................
1.3.1 UMUM .....................................................................................................................................
1.3.2 KHUSUS .....................................................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS ..........................................................................................................
2.1 LATAR BELAKANG TEORI NOLA J. PENDER....................................................................
2.2 KONSEP UTAMA NOLA J. PENDER .......................................................................................
2.3 ASUMSI DARI PROMOSI KESEHATAN ................................................................................
2.4 PROPOSISI MODEL PROMOSI KESEHATAN .....................................................................
2.5 REVISI MODEL PROMOSI KESEHATAN .............................................................................
2.6 KONTEKS UNTUK PENGGUNAAN DAN IMPLIKASI KEPERAWATAN .......................
2.7 PENJELASAN SKEMA / BAGAN / MODEL KONSEPTUAL ...............................................
BAB 3 KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN ..............................................................................................................................
3.2 SARAN............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga laporan kegiatan ini dapat diselesaikan sesuai rencana.
Makalah sederhana ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan yang berjudul "Model Konseptual Keperawatan Nola J. Pender". Dalam
penyelesaian makalah ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Ibu Nor Afni Oktavia, Ns,M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Falsafah dan Teori
Keprawatan kelas B Program Studi S1 Keperawatan 1.Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Universitan Muhammadiyah Banjaramasin 2021. 2. Teman-teman kelas B Program Studi Ilmu S1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Banjaramasin angkatan 2021 dan pihak lain yang turut
mendukung kami dan memberikan motivasi untuk kami

Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan laporan kegiatan ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik serta saran yang membangun
dari para pembaca akan penulis terima dengan senang hati sehingga bisa menjadi sebuah
pelajaran bagi penulis agar kelak penulis dapat membuat dengan lebih baik lagi. Semoga makalah
ini memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pembaca pada khususnya serta
dapat membantu meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita dalam membangun bangsa
Indonesia tercinta ini.

Banjarmasin, 2 Desember 2021


1.1 Latar Belakang

Salah satu tujuan pokok dalam pembangunan kesehatan adalah pengingkatan kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat dan mengatasi sendiri masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya
peningkatan, pencegahan dan penyembuhan. Peningkatan derajat kesehatan yang terdiri dari strategi yang
dihubungkan dengan gaya hidup individu dan pilihan sendiri: antara lain aktifitas fisik dan latihan fisik,
nutrisi, tembakau, alkohol dan obat terlarang lainnya, rencana keluarga, kesehatan mental dan kerusakan
mental, emosi dan ketergantungan obat-obatan serta pendidikan dan program berdasarkan komunikasi.
Tujuan itu akan dicapai antara lain melalui peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan.
Hidup sehat merupakan kebutuhan dan tuntutan yang semakin meningkat, walaupun pada kenyataanya
derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih belum sesuai dengan harapan. Sementara itu pemerintah
telah mencanangkan Indonesia sehat, yang merupakan paradigm baru yaitu paradigm sehat, yang salah
satunya menekankan pendekatan dan preventif dan mengatasi permasalahan di masyarakat. Terjadinya
pergesaran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model medical yang menitik beratkan
pada pelayanan pada diagnosis dan pengobatan paradigma schat yang lebih holistik yang melihat penyakit
dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai focus pelayanan. Perubahan paradigma pelayanan
kesehatan dari kuratif kearah promotif dan peventif ini telah direspon oleh ahli teori keperawatan Nola J.
Pender dengan menghasilkan karya tentang "Health Promotion Model" atau model promosi kesehatan.
Makalah ini akan mengemukakan tentang model promosi kesehatan dari Nola J. Pender serta komponen
paradigma keperawatan tentang model promosi kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. sejarah latar belakang teori Nola J. Pender"?
2₁ Apa saja konsep-konsep utama dari teori Nola J.Pender?
3. Apa saja asumsi-asumsi utama keperawatan dari teori Nola J. Pender?
4. Apa saja penegasan-penegasan yang ada dalam teori Nola J. Pender?
5. Bagaimana penerimaan teori Nola J. Pender oleh komunitas keperawatan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran nursing theorys dari model promosi kesehatan dari Nola J. Pender dalam
lingkup layanan keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui latar belakang teori konsep.asumsi serta penerimaan teori Nola J. Pender
- Untuk memenuhi tugas Falsafah dan Teori KeperawatanBAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Latar Belakang Teori Nola J. Pender


Nola J Pender dilahirkan tanggal 16 Agustus 1941 di Lansig, Michigan. Ketertarikan pada keperawatan
bermula dari Nola J. Pender berusia 7 tahun, pada saat mengamati para perawat yang sedang memberi
asuhan keperawatan pada bibinya di rumah sakit. Keinginannya untuk memberikan perawatan kepada
orang lain dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia yakini sebagai profesi yang
menolong orang lain. Pada tahun 1962 meraih gelar diploma keperawatan dan selanjutnya diterima
bekerja di unit bedah RS Michigan. Tahun 1964. meraih gelar BSN di Universitas State Michigan di East
Lansig, dan gelar MA pada bidang pertumbuhan dan perkembangan di Universitas Michigan) di raih paa
tahun 1965. Gelar Ph.D di bidang psikologi dan pendidikan diraih tahun 1969 dari Universitas North
Western di Evanston. Illinois. Pernihakannya dengan Albert Pender seorang asisten professor di bidang
bisnis dan ekonomi memberikan inspirasi menghasilkan sebuah tulisan tentang keperawatan dalam
perpektif ekonomi. Tahun 1975, Dr. Penderi mempublikasikan model konseptual kesehatan preventif.
Dasar studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan kesehatan mereka
sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasi factor-faktor yang ditemukan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan yang diperlukan individu dalam pencegahan. Pada tahun 1982, edisi
pertama promosi kesehatan dalam praktek keperawatan dipublikasikan dengan konsep promosi optimal
tentang kesehatan dan perlunya pencegahan penyakit. Model promosi kesehatan pertama kali diterbitkan
tahun 1987 dan mengalami revisi tahun 1996 yang memuat model promosi kesehatan dan di
presentasikan.
2.2 Konsep Utama Teori Nola J. Pender
Teori model konseptual Nola J. Pender dilatar belakangi oleh adanya suatu bentuk pergeseran paradigma,
dimana pergeseran paradigma ini etrjadi dalam suatu bentuk pemberian pelayanan kesehatan yang
menitikberatkan pada paradigma kesehatan dan keperawatan yang lebih holistik dalam memandang
sebuah penyakit dan berbagai gejala penyebabnya, bukan sebagai focus pelayanan kesehatan saja. Pada
perubahan paradigma inilah yang menjadikan perawat sebagai posisi kunci dalam berbagai peran dan
fungsinya dalam melakukan pelayanan kesehatan hampir semua lapisan dibidang pelayanan kesehatan
dalam melakukan pelayanan promosi dan preventif ( pencegahan) kesehatan dilakukan oleh para perawat.
Oleh karena adanya promosi dan preventif kesehatan yang cenderung dilakuakan dan diupayakan oleh
perawat inilah lahir sebuah teori dan model konseptual dari Nola J. Pender yang berjudul " Health
Promotion Model " atau model promosi kesehatan.
Model promosi kesehatan ini merupakan sebuah teori yang menggabungkan 2 teori yaitu Teori Nilai
Harapan ( Expectancy value) dan Teori Kognitif Social ( Social Cognitive). Teori Pender tentang model
promosi kesehatan ini konsisten dan berfokus pada pentingnya promosi dan pencegahan kesehatan untuk
dilakukan guna peningkatan kesehatan klien atau masyarakat yang lebih baik dan optimal. Berikut
penjelasan mengenai 2 teori yang menjadi komponen terbentuknya teori model promosi kesehatan:
1.Teori Nilai Harapan (Expectancy value theory)
Menurut teori ini, perilaku sehat klien maupun individu secara pribadi bersifat rasional dan ekonomis.
Secara rasional individu akan bertindak sebagaimana mestinya dalam mencapai sebuah apa yang mereka
inginkan. dan juga mereka cenderung akan mempertahankannya ketika keinginan tersebut tellah dicapai,
yaitu dengan cara :
A) Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai nilai personal yg positif.
B) Peningkatkan berdasarkan informasi yang tersedia untuk mencapai hasil yang diinginkan. Individu
tidak akan melakukan sesuatu. tindakan yang tidak berguna dan tidak bernilai bagi dirinya. Individu tidak
akan melakukan kegiatan walaupun kegiatan tersebut menarik. bagi dirinya jika dirasakan tidak mungkin
kegiatan tersebut dicapainya.

2. Teori Kognitif Sosial


Teori ini lebih cenderung sebagai model interaksi antara individu dengan lingkunan, individu lain yang
melibatkan perilaku sebagai suatu hal yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam teori
ini setiap individu harus mampu mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebih dalam membina
hubungan dengan lingkungan sekitar untuk mendukung proses adaptif, sehingga hal ini mampu menjadi
pencegahan dan promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
sakit.
2.3 Asumsi Dari Model Promosi Kesehatan (HPM) 1)Manusia mencoba menciptakan kondisi agar
mereka tetap hidup dan dapat mengekspresikan keunikannya
2). Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk penilaian terhadap
kemampuannya.
3). Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba mencapai keseimbangan
perubahan diri yang stabil. 4)Setiap individu secara aktif berusaha mengatur prilakunya.
4). Individu dalam bipsokososial yang kompleks berinteraksi dengan lingkungannya secra terus-menerus.
5). Profesional kesehtan merupakan b
6). Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting untuk perilaku.

2.4 Proposisi Model Promosi Kesehatan


1. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi kepercayaan dan perilaku untuk
meningkatkan kesehatan.
2. Manusia melakukan perubahan perilaku di mana mereka mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi
dirinya.
3. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan melakukan tindakan, suatu
mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.
4. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk melakukan tindakan dan perbuatan
dari perilaku.
5. Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan pada perilaku kesehatan spesifik.
6. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat menambah hasil positif.
7. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan perilaku, maka kemungkinan
menambah komitmen untuk bertindak.
8. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu menarik, perilaku yang
diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang sudah ada.
9. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber interpersonal yang penting yag
mempengaruhi, menambah atau mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.
10. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah alau mengurangi keinginan untuk
berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan.agian dari lingkungan interpersonal
11. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih memungkinkan perilaku promosi
kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.
12. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukkan perilaku yang diharapkan ketika
seseorang mempunyai kontrol yang sedikit dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia Komitmen pada
rencana kegiatan kurang menunjukkan perilaku yang diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih
atraktif dan juga lebih suka pada perilaku yang diharapkan.
13. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan lingkungan fisik yang
mendorong melakukan tindakan kesehatan.

Revisi Model Promosi Kesehatan (HPM)

Terdapat beberapa variabel HPM, yaitu: sikap yang berhubungan dengan aktivitas komitmen pada
rencana tindakan dan adanya kebutuhan yang mendesak.
Penjelasan tentang variable dari HPM dapat diuraikan di bawah ini.
1) Sikap yang berhubungan dengan aktifitas
Setiap manusia mempunyai karakteristik yang unik dan pengalaman yang dapat mempengaruhi
tindakannya. Karakteristik individu atau aspek pengalaman dahulu lebih fleksibel sebagai variable karena
lebih relevan pada perilaku kesehatan utama atau sasran populasi utama.
2) Komitmen Rencana Aksi
Proses kognitif yang mendasari adanya rencana tindakan diantaranya:
A) Komitmen untuk melakukan tindakan tertentu sesuai waktu dan tempat dengan orang tertentu atau
sendiri dengan mengabaikan persaingan.
B) Identifikasi strategi tertentu untuk mendapatkan, malaksanakan atau penguatan terhadap perilaku.
Rencana kegiatan dikembangkan oleh perawat dan klien dengan pelaksanaan yang sukses. Misalnya
strategi dengan kontrak yang disetujui bersama-sama di mana satu kelompok komit dengan pengertian
bahwa kelompok lain memberi nyata reward atau penguatan jika komitmen itu didukung. Komitmen
sendiri tanpa strategi yang berhubungan sering menghasilkan tujuan baik tetapi gagal dalam membentuk
suatu nilai perilaku kesehatan.

3) Kebutuhan Yang Mendesak


Kebutuhan mendesak (pilihan menjadi perilaku alternatif yang mendesak masuk ke dalam kesadaran
sehingga tindakan yang mungkin dilakukan segera sebelum kejadian terjadi (suatu rencana perilaku
promosi kesehatan). Perilaku alternatif ini menjadikan individu dalam kontrol rendah karena lingkungan
tak terduga seperti kerja atau tanggung jawab merawat keluarga. Kegagalan merespon permintaan
berakibat tidak menguntungkan bagi diri atau orang lain. Pilihan permintaan sebagai perilaku alternative
dengan penguatan di mana individu mempunyai level control yang tinggi. Misalnya memilih makanan
tinggi lemak dari pada rendah lemak karena pilihan rasa, bau/selera. Permintaan yang mendesak
dibedakan dari hambatan di mana individu seharusnya melaksanakan suatu alternatif perilaku berdasarkan
permintaan eksternal yang tidak disangka atau hasil yang tidak sesuai.

2.6 Konteks Untuk Penggunaan dan Implikasi Keperawatan


Layanan promosi kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kesehatan populasi di mana-mana. Perlu
dicatat bahwa orang dari segala. usia bisa mendapatkan keuntungan dari promosi kesehatan, yang harus
disampaikan di mana orang menghabiskan banyak waktu mereka (misalnya sekolah dan tempat kerja).
Perawat dapat mengembangkan dan melaksanakan intervensi promosi kesehatan kepada individu,
kelompok, dan keluarga di sekolah, pusat perawatan, pengaturan kesehatan kerja
2.7.1 Penjelasan Model HPM Pender
2.7.1.1 Karakteristik dan pengalaman individu:

A) Perilaku sebelumnya
Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung dalam pelaksanaan perilaku
promosi kesehatan, yaitu: Pengaruh langsung dari perilaku masa lalu terhadap perilaku promosi kesehatan
saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan yang mempermudah seseorang melaksanakan perilaku
tersebut. secara otomatis.
• Pengaruh tidak langsungnya adalah melalui persepsi pada self efficacy, manfaat, hambatan dan
pengaruhi aktivitas yang muncul dari perilaku tersebut. Pengaruh positif atau negatif dari perilaku baik
sebelum, saat itu ataupun setelah perilaku tersebut dilaksanakan akan dimasukan kedalam memori sebagai
informasi yang akan dimunculkan kembali saat akan melakukan perilaku tersebut di kemudian waktu.
Perawat dapat membantu pasien membentuk suatu riwayat perilaku yang positif bagi masa depan dengan
memfokuskan pada tahap perilaku tersebut. Membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam
melaksanakan perilaku tersebut dan meningkatkan level kadar efficacy dan garuh positif melalui
pengalaman yang sukses dan feed back yang positif.
B) Faktor Pribadi
Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis dan social budaya. Faktor-faktor ini merupakan
prediksi dari perilaku yang didapat dan dibentuk secara alami oleh target perilaku a) Faktor Biologis
Personal. Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status pubertas, status menopause,
kapasitasa erobik. kekuatan, kecerdasan atau keseimbangan.
C) Faktor Psikologis Personal
Varibel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harapan diri, motivasi, kemampuan personal, status
kesehatan dan definisi schat
D) Faktor sosial budaya
Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status ekonomi

2.7.1.2 Perilaku Spesifik Pengetahuan dan Sikap (Behaviour-Spesific-Kognisi dan Pengaruh)


Manfaat yang Dirasakan dari Tindakan Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu.
tergantung pada antisipasi terhadap manfaat atau hasil yang akan dihasilkan. Antisipasi manfaat
merupakan representasi mental dan konsekuensi perilaku positif. Berdasarkan teori expecting value.
Hambatan Tindakan yang dirasakan (Perceived Barriers to Tindakan)
Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam penelitian empiris, mempengaruhi
intensitas untuk terlibat dalam suatu perilaku yang nyata dan perilaku actual yang dilaksanakan. Dalam
hubungannya dengan perilaku promosi kesehatan, Hambatan-hambatan ini dapat berupa imaginasi
maupun nyata. Hambatan ini terdiri atas: persepsi
mengenai ketidaktersediaan. tidak menyenangkan, biaya. kesulitan atau penggunaan waktu untuk
tindakan-tindakan khusus. Hambatan-hambatan ini sering dilihat sebagai suatu blocks, rintangan dan
personal cost dari perilaku yang diberikan. Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau menghilangkan
perilaku-perilaku yang merusak kesehatan seperti merokok atau makan makanan tinggi lemak untuk
mengadopsi perilaku / gayahidup yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu halangan. Halangan ini
biasanya membangunkan motivasi untuk menghindari perilaku-perilaku yang diberikan. Bila kesiapan
untuk bertindak rendah dan hambatan tinggi maka tindakan ini tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk
bertindak tinggi dan harnbatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih besar. Barier
tindakan seperti yang dilukiskan dalam HPM mempengaruhi promosi kesehatan secara langsung dengan
bertindak sebagai locks terhadap tindakan seperti penurunan komitmen untuk merencanakan tindakan.
Kemajuan Diri (Perceived Self Efficacy) Self efficacy seperti didefinisikan olch Bandura adalah judgment
/keputusan dari kapabilitas seseorang untuk mengorganisasi dan menjalankan tindakan secara nyata.
Judgment dari personal efficacy dibedakan dari harapan yang ada dalarn tujuan, Perceived self efficacy
adalah judgment dari kemampuan untuk menyelesaikan tingkat performance yang pasti, dimana
tujuannya atau harapannya adalah suatu judgment dari suatu konsekuensi (contohnya benefit dan cost)
sebanyak perilaku yang akan dihasilkan. Persepsi dari ketrampilan dan kompetensi dalam domain
Motivasi individu untuk melibatkan perilaku-perilaku yang mereka lalui. Perasaan efficacy dan
ketrampilan dalam performance seseorang sepertinya mendorong untuk melibatkan menjalankan perilaku
yang lebih banyak daripada perasaan ceroboh dan tidak terampil Pengetahuan individu tentang self
efficacy didasarkan pada 4 tipe informasi:
1) Pencapaian performance dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata dan evaluasi performance yang
berhubungan dengan beberapa standar pribadi atau umpan balik yang diberikan
2) Pengalaman-pengalaman dan mengobservasi performan ce orang lain dan hubungannya dengan
evaluasi diri sendiri dan umpan balik dan orang lain.
3) Seruan verbal kepada orang lain bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan
tertentu.
4) Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) di mana seseorang menyatakan
kemampuannya.
Lucy F Dalam HPM, self efficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh aktivity related affect. Makin positif
affeck, makin besar persepsi eficacynya, sebaliknya self eficacy mempengaruhi hambatan tindakan.
dimana efficacy yang tinggi akan mengurangi persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan perilaku
yang ditargetkan. Self efficacy memotivasi perilaku promosi kesehatan secara langsung dengan
harapanefficacy dan secara tidak langsung dengan mempengaruhi hambatan dan komitmen dalam
melaksanakan rencana tindakan.
Activity-Related Affect (sikap yang berhubungan dengan Aktivitas)
Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah suatu perilaku, didasarkan pada sifat stimulus
perilaku itu sendiri. Respon afektif ini dapat ringan, sedang atau kuat dan secara sadar di nanti, disimpan
didalam memori dan dihubungkan dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya. Respon-respon afektif
terhadap perilaku khusus terdiri atas 3 komponen yaitu: emosional yang muncul terhadap tindakan itu
sendiri (activity-related), menindaki diri sendiri (self related), atau lingkungan dimana tindakan itu terjadi
(context related).
Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi apakah individu akan mengulang perilaku itu
lagi atau mempertahankan perilaku lamanya. Perasaan yang tergantung pada perilaku ini telah diteliti
sebagai determinan perilaku kesehatan pada penelitian terakhir. Perilaku yang berhubungan dengan afek
positif kemungkinan akan di ulang dan yang negatif kemungkinan akan dihindari. Beberapa perilaku bisa
menimbulkan perasaan positif dan negatif. Dengan demikian, keseimbangan di antara afek positif dan
negative sebelum, saat pada rendah lemak karena rasa atau selera pilihan; mengemudi dengan melewati
pusat rekreasi; selalu berlatih berhenti di mall (suatu pilihan untuk melihat-lihat atau belanja daripada
berolahraga). Kedua kebutuhan kompetisi dan pilihan dapat menggelincirkan suatu rencana tindakan yang
salah satunya telah dilakukan. Kebutuhan kompetisi dapat berbeda dari rintangan yang harus dibawa oleh
individu dan perilaku yang tidak diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan eksternal hasil yang tidak baik
thengtintungkan dapat terjadi. Pilihan kompetisi dapat berbeda dari rintangan seperti kekurangan waktu,
karena pilihan kompetisi adalah dorongan terakhir yang didasari pada hirarki pilihan yang
menggelincirkan suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang positif. Ada terdapat bermacam
kemampuan individu untuk mendukung perhatian dan menghindari gangguan. Beberapa individu dapat
mempengaruhi perkembangan atau secara biologis menjadi lebih mudah dipengaruhi selama tindakan
daripada yang lain. Hambatan pilihan kompetensi memerlukan latihan dari pengaturan diri sendiri.
Komitmen yang kuat untuk trieteneanikati tindakan dapat mendukung pengabdian untuk melengkapai
suatu perilaku mengingat kebutuhan akan kompetisi atau pilihan. Didalarn HPM. kebutuhan kompetisi
dengan segera dan pilihan secara langsung mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku kesehatan
sebagaimana penganth tanggung jawab modera.
6) Perilaku Promosi Kesehatan
Variable pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui buku sehingga disini memerlukan sedikit
diskusi yang lebih jauh. Perilaku promosi kesehatan adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM.
Bagaimanapun harus dicatat bahwa perilaku promosi kesehatan pada akhirnya adalah langsung bertujuan
untuk mencapai kesehatan yang positif bagi klien. Perilaku promosi dan setelah perilaku tersebut
merupakan hal yang penting untuk diketahui.
Activity-related Affect ini berbeda dari dimensi evaluasi terhadap sikap yang dikemukakan oleh Fishbein
dan Ajzen. Dimensi evaluasi terhadap sikap lebih mencerminkan evaluasi afektif pada hasil spesifik dari
suatu perilaku dari pada respon terhadap sifat stimulus perilaku itu sendiri. Untuk beberapa perilaku yang
diberikan, rentang penuh dari perasaan negatif dan positif harus diuraikan sehingga keduanya dapat
diukur secara akurat. Dalam beberapa instrument untuk mengukur afek. perasaan negatif diuraikan secara
lebih luas dari pada perasaan. positif. Hal ini tidak mengherankan karena kecemasan. ketakutan dan
depresi telah diteliti lebih banyak dibandingkan perasaan senang, gembira dan tenang. Berdasarkan teori
kognitif social. terdapat hubungan efficacy dan activity related affect. antara self
McAulay dan Courneya menemukan bahwa respon afek positif saat latihan merupakan predictor yang
penting terhadap Efficacy setelah latihan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa respon
emosional dan pengaruhnya terhadap keadaan psikologis saat melakukan suatu perilaku berperan sebagai
sumberi informasi efficacy. Dengan demikian, activity related.Affect dikatakan mempengaruhi perilaku
kesehatan secara langsung maupun tidak langsung melalui efficacy dan komitmen terhadap rencana
tindakan. self. Interpersonal Influences.
Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran mengenai perilaku, kepercayaan atau pun sikap
terhadap orang lain. Kesadaran ini bisa atau tidak bisa sesuai dengan kenyataan. Sumber utama pengaruh
interpersonal pada perilaku promosi.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan memiliki peran untuk membantu klien termasuk memberit pendidikan kesehatan, sehingga
mereka memiliki perilaku baru yang dapat memberikan dampak positif untuk kelangsungan hidupnya.
Model promosi kesehatan oleh Nola J. Pender dengan menggabungkan dua teori yaitu Nilai Pengharapan
(Expectancy Value) dan Teori pembelajaran social (social Cognitive Theory) yang memandang promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit sebagai sesuatu yang logis dan ekonomis.
Model promosi kesehatan memandang klien sebagai manusia yang memiliki fungsi yang holistic yang
selalu berinteraksi dengan lingkungan. Oleh karena itu lingkungan dapat mempengaruhi perilaku yang
ditampilkan oleh klien. Pengembangan perilaku baru yang diinginkan dapat dipelajari dari pengalaman
orang lain.
Model promosi kesehatan memiliki asumsi bahwa manusia selalu mencoba menciptakan kondisi agar
tetap hidup sehingga mereka dapat mengekspresikan keunikannya. Perilaku untuk meningkatkan
kesehatan dilihat dengan memperhatikan perilaku sebelumnya, karena perilaku tersebut memberikan efek
secara langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku promosi kesehatan yang akan dipilih.

2.2 Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfatkan oleh mahasiswa dan mahasiswi keperawatan dalam mengetahui
teori keperawatan Nola J. Pender dengan menghasilkan karya tentang "Health Promotion Model" atau
model promosi kesehatan Nola J Penden dan kami berharap makalah ini mendapatkan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
kesehatan adalah keluarga (orang tua dan saudara kandung), teman. dan petugas perawatan kesehatan.
Pengaruh interpersonal meliputi: norma (harapan dari orang-orang yang berarti), dukungan sosial dan
modeling (pembelajaran melalui mengobservasi perilaku khusus seseorang). Tiga proses interpersonal ini
pada sejumlah penelitian kesehatan tampak mempredisposisi seseorang untuk melaksanakan perilaku
promosi kesehatan. Norma sosial membentuk standar pelaksanaan yang dapat dipakai atau ditolak oleh
individu. Dukungan social untuk suatu perilaku menyediakan sumber-sumber dukungan yang diberikan
oleh orang lain. Modeling menggambarkan komponen berikutnyadari perilaku kesehatan dan merupakan
strategi yang penting bagi perubahan perilaku dalam teori kognitif social. Pengaruhi interpersonal
mempengaruhi perilaku promosi kesehatan secara langsung maupun tidak langsung melalui tekanan
social atau dorongan untuk komitmen terhadap rencana tindakan.
Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap harapan, contoh pujian orang lain. Namun,
diberikan motivasi yang cukup untuk berperilaku dalam cara yang konsisten dengan pengaruh
interpersonal. individu mungkin akan melakukan perilaku-perilaku yang akan menimbulkan pujian dan
dukungan social bagi mereka.

• Pengaruh Situasional (Situational Influences)


Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau keadaan dapat memudahkan atau
menghalangi suatu perilaku. Pengaruh situasi pada perilaku promosi kesehatan meliputi persepsi terhadap
pilihan yang ada. kharakteristik permintaan, dan ciri-ciri estetik dari suatu lingkungan dimana perilaku
tersebut. dilakukan. Individu tertarik dan lebih kompeten dalam perilakunya di dalam situasi atau keadaan
lingkungan yang mereka rasa lebih cocok dari pada lingkungan yang tidak cocok.
Kemajuan Diri (Perceived Self Efficacy) Self efficacy seperti didefinisikan olch Bandura adalah judgment
/keputusan dari kapabilitas seseorang untuk mengorganisasi dan menjalankan tindakan secara nyata.
Judgment dari personal efficacy dibedakan dari harapan yang ada dalarn tujuan. Perceived self efficacy
adalah judgment dari kemampuan untuk menyelesaikan tingkat performance yang pasti, dimana
tujuannya atau harapannya adalah suatu judgment dari suatu konsekuensi (contohnya benefit dan cost)
sebanyak perilaku yang akan dihasilkan. Persepsi dari ketrampilan dan kompetensi dalam domain
Motivasi individu untuk melibatkan perilaku-perilaku yang mereka lalui. Perasaan efficacy dan
ketrampilan dalam performance seseorang sepertinya mendorong untuk melibatkan menjalankan perilaku
yang lebih banyak daripada perasaan ceroboh dan tidak terampil Pengetahuan individu tentang self
efficacy didasarkan pada 4 tipe informasi:
1) Pencapaian performance dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata dan evaluasi performance yang
berhubungan dengan beberapa standar pribadi atau umpan balik yang diberikan
2) Pengalaman-pengalaman dan mengobservasi performan ce orang lain dan hubungannya dengan
evaluasi diri sendiri dan umpan balik dan orang lain.
3) Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk melaksanakan
tindakan tertentu.
4) Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) di mana seseorang menyatakan
kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA

Nola J. Pender. (1996). Health Promotion in Nursing Practice. USA: ASimon & Schuster Compani
Tomey, A. (2006). Nursing theorist and their work, 6 edition. St. Louis.
Missouri: C.V. Mosby Company
Juwarti.web.unej.ac.id/2015/02/20/the-promotion-health-model/ Tomey dan Alligod. 2006. Nursing
Theorist and Their Work Philladelphia.
Mosby http://currennursing.com/nursing theoris.htm2. diakses 7 April 2009.
http://www.nursing umich.edu/faculty pender-nola.htm diakses 8 April 2009

You might also like