You are on page 1of 15

MAKALAH

“COVENANT”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

PENGANTAR PERJANJIAN LAMA II

Dosen : Mareks Joseph., M.Th

Disusun oleh

Nama : Irene Checillya Rodingan

NIM : 190363

Tingkat/Semester : 1/2

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PROVIDENSIA ADONAY BATU


BATU, Mei 2020
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................................4
ISI.....................................................................................................................................................4
A. Latar belakang..........................................................................................................................4
B. Hubungan antara Promised (Janji) dan Covenant (Perjanjian)...........................................6
C. Perjanjian – Perjanjian............................................................................................................7
a. Perjanjian dengan Adam.........................................................................................................7
b. Perjanjian dengan Nuh............................................................................................................8
c. Perjanjian dengan Abraham....................................................................................................9
d. Perjanjian dengan Musa........................................................................................................10
e. Perjanjian dengan Daud........................................................................................................11
f. Perjanjian Yesus Kristus.......................................................................................................11
D. Perjanjian Allah dengan Orang-orang percaya...................................................................13
BAB III................................................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

Kata “Janji” sudah sering didengar setiap orang dan merupakan hal yang sering di
ucapkan serta dilakukan. Kata janji sering diucapkan sebagai jaminan terhadap sesuatu yang
akan dikatakan atau sesuatu yang akan dilakukan. Janji tidak hanya sebatas perkataan tetapi
juga tindakan terhadap apa yang telah dikatakan. Janji pada umumnya sering dilakukan antara
dua orang atau bisa saja lebih. Jika dilihat secara duniawi janji hanya bisa dilakukan oleh
sesama manusia dan bukan terhadap hewan, tumbuhan, roh-roh ataupun dewa-dewa.

Di dalam dunia kekristenan janji atau perjanjian bukan hanya sekedar terjadi antara
manusia dengan manusia, tetapi perjanjian dengan sang pencipta. Perjanjian dengan Allah
yang adalah pencipta merupakan suatu perjanjian yang pasti dan akan ditepati dan tidak dapat
menimbulkan kekecewaan terhadap orang yang telah dijanjikan. Perjanjian Lama menuliskan
banyak sekali perjanjian yang dilakukan antara Allah dan umatNya. Perjanjian yang diadakan
benar-benar terjadi dan ditepati oleh yang membuat janji yang dalam hal ini adalah Tuhan
Allah. Tuhan tidak pernah mengingkar perjanjian yang telah Ia ucapkan.

Di dalam makalah ini, penulis membahas tentang janji atau perjanjian yang sering
disebut dan dikenal dengan istilah Covenant. Allah mengikat perjanjian dengan beberapa
tokoh Alkitab yang tertulis dalam Perjanjian Lama. Janji Allah terhadap manusia berdampak
sampai kepada keturunannya bahkan sampai saat ini orang percaya bisa merasakan dampak
dari janji Allah, bukan hanya karena membaca setiap kisah di dalam Alkitab tetapi benar-
benar mengalami secara pribadi. Salah satu janji Allah yang sangat dikenal orang yaitu dalam
Kejadian 9:11, Allah tidak akan melenyapkan yang hidup dengan air bah lagi dan tidak akan
ada air bah lagi di bumi. Janji ini ditandai dengan busur yang tampak di awan. Janji Allah
tidak hanya berlaku pada saat janji itu dibuat, sampai saat ini tanda akan janji Allah masih bisa
dilihat oleh banyak orang dan hal ini membuat manusia semakin yakin akan janji Allah.

3
BAB II

ISI

A. Latar belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata janji adalah ucapan yang
menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat, seperti hendak memberi,
menolong, datang dan bertemu. Hal ini sering terjadi di antara manusia karena merupakan
jaminan akan sesuatu yang pasti akan terjadi atau yang akan di lakukan. 1 Janji dapat
berarti persetujuan yang sungguh-sungguh mengenai dua pihak (walalupun tidak setaraf)
yang abadi, seperti perjanjian Allah dengan Israel. 2 Maksud dari tidak setaraf yaitu sebuah
derajat yang membedakan kedua pihak seperti Allah dengan bangsa Israel yang statusnya
adalah seorang Pencipta dan ciptaan. Allah dan manusia sangatlah tidak setara, tetapi
Tuhan mau mengikat sebuah janji dengan manusia agar Ia bisa mengubahkan manusia.
Kata “Perjanjian” menurut KBBI adalah suatu persetujuan baik yang tertulis
maupun secara lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing bersepakat. 3
Perjanjian dilakukan oleh dua pihak, dimana satu pihak membuat sebuah janji yang
kemudian akan di tepati atau dilakukan sesuai dengan kesepakatan. Perjanjian pada
umumnya bersifat dua pihak yang artinya perjanjian dilakukan atas persetujuan dua pihak
sebelum memustuskannya. Namun, perjanjian Allah ini bersifat sepihak, artinya hanya
inisiatif dari Allah tanpa menunggu persetujuan dari umatNya. Perjanjian dalam dunia
kekristenan dikenal dengan sebutan Kovenan atau dalam bahasa inggris Covenant.
Pengertian covenant dipahami dalam dua istilah yang dipakai di dalam Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru, yaitu kata berith dalam bahasa Ibrani dan diatheke dalam bahasa
Yunani.4 Istilah perjanjian yang mewarnai seluruh Alkitab merupakan suatu janji kekal

1
Kamus besar bahasa Indonesia, Edisi ketiga, Departemen pendidikan nasional, (Jakarta: Balai Pustaka,
2003), 458.
2
G.K Chesterton, “Janji”, dari Ensiklopedi Alkitab Masa Kini-Jilid I:A-L, (Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 1995), 479
3
Kamus, 485
4
Lotnatigor Sihombing, Kultus dan Kultur, (Batu: Sekolah Tinggi Theologia “I-3”, 1997), 25

4
serta permanen yang terjadi atas inisiatif Allah serta menuntut ketaatan penerima janji
dalam melaksanakan ketentuan-ketentuannya.5

O. Palmer Robertson menulis tentang Covenant atau Perjanjian itu dengan


urutan sebagai berikut:
1.1. Adam : The Covenant of Commencement
1.2. Noah : The Covenant of Preservation
1.3. Abraham : The Covenant of Promise
1.4. Moses : The Covenant of Law
1.5. David : The Covenant of the Kingdom
1.6. Christ : The Covenant of Comsummation6

Perjanjian manusia dengan Allah berbeda dengan perjanjian manusia dengan


sesama. Perjanjian dengan manusia jika dilanggar masih bisa dimaklumi dan bukan
merupakan masalah yang besar. Tetapi, melanggar perjanjian dengan Allah adalah
bertentangan dengan apa yang Tuhan inginkan dan hal ini sangat jauh dari sifat orang
yang mengenal Tuhan. Oleh karena itu, siapa yang taat kepada perjanjian adalah orang
yang mengenal Tuhan dan siapa yang mengenal Tuhan adalah orang yang menaati hukum
atau yang memelihara ketetapan perjanjian. 7
Tidak sulit untuk bertahan dalam ikatan
perjanjian dengan Allah. Hal yang paling membuat manusia terkadang tidak nyaman
dalam ikatan perjanjian itu adalah ketidaktaatan dan keinginan duniawi yang selalu
mendorong untuk melakukan hal yang bertentangan dengan kehendak perjanjian Allah.
Allah tidak pernah melanggar janji yang Ia lakukan dan Ia tidak akan eprnah
melakukan hal itu. Ia yang melakukan janji itu selalu setia dan tetap berpegang teguh atas
apa yang telah dilakukanNya. Berbeda dengan manusia yang tidak bisa konsisten akan
perjanjian dengan Allah.

5
Hadyanto Thammin, Israel sebagai tanda jaman khusus dalam relasi dengan Parousia, Skripsi 1995,
(Batu: Sekolah Tinggi Theologia “I-3”, 1995), 94
6
Sihombing, Kultus, 25.
7
Bambang Budijanto, Torah dalam hidup bangsa Israel, (Yogyakarta: Yayasan Andi, 1995), 59.

5
B. Hubungan antara Promised (Janji) dan Covenant (Perjanjian)
Janji dalam bahasa ibrani berasal dari kata ‫ ֲאמַר‬ – Amar : berkata,  ‫ָּד בַר‬ – Davar :
berbicara (Kel.12:25;Bil.14:34).8 Biasanya setiap janji dimulai dari perkataan atau
pembicaraan oleh kedua belah pihak tentang sebuah hal yang akan dilakukan di masa
yang akan datang. Sedangkan kata perjanjdian dalam bahasa Ibrani memakai istilah
“karat berit” yang artinya mengikat perjanjian atau memotong perjanjian. Istilah
perjanjian pertama sekali muncul dalam Kej.6:18 (kisah Nuh). Peristiwa tersebut
menjelaskan akan pengikatan perjanjian yang disampaikan oleh Tuhan kepada Nuh akan
masa depan Nuh beserta keturunanya. Selanjutnya lebih jelas pada Kej. 9:9-17 tentang
perjanjian yang Tuhan nyatakan kembali kepada Nuh. Perjanjian diawali dengan sebuah
perkataan yang telah disusun oleh kedua belah pihak, itulah yang disebut janji (promised).
Sebab tanpa adanya janji yang telah dirancang sebelumnya dalam sebuah perkataan atau
pembicaraan. Perjanjian sebenarnya merupakan suatu kesepakatan yang telah dibuat oleh
kedua belah pihak. Namun uniknya di dalam Alkitab mencatat bahwa baik janji maupun
perjanjian merupakan inisiatif dari pihak Tuhan kepada umat manusia.
Manusia hanyalah partner Allah dalam melakukan perjanjian. Namun, Allah
sangat menuntut manusia untuk ikut berperan dalam hal ini. Apa yang dibicarakan atau
dikatakan oleh Allah kepada manusia bukan untuk kepentingan Alla sendiri, melainkan
hanya untuk kepentingan manusia tanpa terkecuali. Kembali lagi ke dalam pribadi
seorang manusia itu, mau taat kepada Allah atau tidak. Allah tetap setia dalam segala
perkataanNya, tidak ada satupun yang tidak Ia tepati. Janji dan perjanjian yang telah ada
akan membuat sebuah ikatan hubungan yang sangat intim antara manusia dengan Allah.
Manusia akan selalu mengingat Allah dalam segala hal yang sangat berkaitan dengan
perkataan yang telah keluar dari mulut Allah/janji Allah.

8
Sarapan Pagi Biblika Ministry, “Janji”, diakses dari http://www.sarapanpagi.org/janji-perjanjian-
vt2654.html pada tanggal 27 Mei 2020

6
C. Perjanjian – Perjanjian
Allah dengan sebutan “Jahweh” telah masuk dalam suatu hubungan perjanjian
dengan manusia tertentu (mula-mula Adam, kemudian Israel), dan menekankan sifat-sifat
moral-Nya yang juga dituntut dari manusia yang telah masuk dalam hubungan perjanjian
tersebut.9 Allah ingin manusia mengikuti sifatNya melalui setiap perjanjian yang telah Ia
adakan dengan umatNya. Tanpa disadari manusia akan diubahkan oleh tindakan Allah
melalui janjiNya dan itu sangat diharapkan oleh Allah. Perjanjian yang Allah lakukan
semata-mata demi kebaikan dan berkat bagi manusia yang diterima dengan iman dan
tanggungjawab/kewajiban.10
Allah mengadakan perjanjian dengan umatNya, di sertai dengan sebuah tanda
peringatan yang berfungsi sebagai pengingat agar satu pihak menaati perjanjian yang
telah dibuat.11 Berikut ini adalah perjanjian-perjanjian Allah dengan tokoh Alkitab dalam
Perjanjian Lama:
a. Perjanjian dengan Adam
Perjanjian Allah dimulai pada saat Allah menciptakan manusia pertama
yaitu Adam. Hubungan Allah dengan manusia yang diciptakanNya sanagat
baik sehingga Ia menetapkan hubungan perjanjian. Adam memiliki hubungan
yang tidak bisa dipisahkan dari manusia sampai saat ini. Gambaran reformed
tradisional mengenai hubungan ini adalah bahwa Adam merupakan kepala dari
kovenan kerja (covenant of works).12 Janji yang sangat besar dari kovenan kerja
ini adalah janji hidup yang kekal.13
Allah memberikan janji ini kepada Adam dan telah disepakati oleh
keduanya. Adam bisa memperoleh janji yaitu hidup kekal jika ia bisa hidup
dengan penuh ketaatan total kepada Allah. Satu syarat dari perjanjian ini adalah
ketaatan yang sungguh dan sempurna kepada Allah sebagai juruselamat Tuhan
orang yang percaya kepadaNya. Melanggar perjanjian yang telah diadakan bisa
membuat sipelanggar jatuh dan akan mengalami kematian. Namun, bukan

9
Denis Green, Pengenalan Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2012), 44
10
Thammin, Israel, 7
11
Budijanto, Torah, 34
12
Anthony A. Hoekema, Manusia Ciptaan Menurut Gambar Allah, (Surabaya: Momentum, 2003), 152
13
Louis Berkhof, Teologi Sistematika: Doktrin Manusia, (Surabaya: Momentum, 2009), 75

7
hanya kematian secara fisik yang akan dialami melainkan kematian secara
rohani.

b. Perjanjian dengan Nuh


Awal mula perjanjian Allah dengan Nuh terjadi karena sebuah peristiwa
besar yang terjadi di bumi. Tuhan sangat murka terhadap segala kejahatan
manusia, sehingga Tuhan memutuskan untuk memusnahkan bumi dengan air
bah. Tuhan megkhususkan Nuh dan keluarganya untuk diselamatkan melalui
bahtera yang dibuat oleh Nuh atas perintah langsug oleh Allah. Perjanjian
Allah yang pertama ditetapkan dengan Nuh sebagai wakil semua manusia yang
berikut (9:8-17)14 Nuh dan keluarganya merupakan manusia yang tersisa
dimuka bumi.
Nuh dan keluarganya sangat lama bertahan di dalam bahtera dan ketika
Nuh keluar dari bahtera, Nuh mempersembahkan korban kepada Tuhan. Hal ini
sangat meyenangkan hati Tuhan dan sebagai jawaban Allah, Allah
mengadakan perjanjian baru dengan Nuh bahwa Ia tidak akan pernah lagi
menghukum bumi dengan air lagi. Sekalipun manusia melakukan hal-hal yang
jahat, Allah berjanji untuk tidak membinasakan lagi segala yang hidup dengan
air.15 Kejadian 9:16-17 mengatakan bahwa Allah memberikan sebuah tanda
kepada umat-Nya untuk mengingat akan janji Tuhan. Tanda itu berupa busur
yang ada di awan yang sering dikenal dengan pelangi. Sampai saat ini orang-
orang percaya sangat mengingat janji Tuhan kepada Nuh saat melihat sebuah
pelangi. Perjanjian Allah degan Nuh ini membawa jaminan masa depan yang
cerah terhadap kehidupan manusia di hari yang akan datang.16 Oleh karena
Allah tidak akan menghukum manusia lagi dengan air bah seperti kepada
manusia di zaman Nuh.

14
Green, Pengenalan, 49
15
John F. Walvoord, Penggenapan Nubuat Masa Kini-Zaman Akhir, (Malang: Gandum Mas, 1996), 37
16
Christopher J.H. Wright, Salvation Bleongs To Our God, (London: Inter-Varsity Press, 2008), 92

8
c. Perjanjian dengan Abraham
Allah melakukan perjanjian kepada Abraham beserta isterinya.
Perjanjian yang sangat dikenal jika berkaitan dengan isterinya adalah perjanjian
keturunan. Allah berjanji kepada Abraham bahwa akan membuat keturunannya
seperti bintang di langit dan pasir di laut. Keadaan Sara isteri Abraham pada
saat itu tidak memungkinkan untuk Sara mendapatkan keturunan, maka ia
menertawakan janji Allah kepada Abraham tentang keturunan. Sara
merencanakan suatu hal agar bisa mendapatkan keturunan, yaitu ia
membeirkan hambanya Hagar untuk bersetubuh dengan Abraham agar
memiliki keturunan. Namun, rencana Sara bukanlah janji yang dikmaksudkan
oleh Allah. Pada usia yang ke 90 tahun Sara mengandung, maka sangat kaget
dan bersukacitalah dia oleh karena janji Allah terhadap Abraham dikabulkan
oleh Allah
Ada tiga janji yang Tuhan berikan kepada Abraham yaitu pemilikan
tanah Kanaan, pelipatgandaan keturunan Abraham dan janji bahwa Allah akan
menjadi Allah baginya dan bagi keturunannya setelah dia. 17Tuhan meneruskan
kepada Ishak perjanjian yang telah dibuat-Nya dengan Abraham. Tuhan juga
menepati janji-Nya untuk memberkati keturunan Abraham. Bukan hanya
diteruskan kepada Ishak saja tetapi dilanjutkan sampai kepada Yakub janji
yang telah Allah buat dengan Abraham.18 Jika dari pihak Tuhan Allah
“Perjanjian” itu dimaksud untuk menguatkan iman Abraham, akan tetapi dari
pihak Abraham “Perjanjian” itu harus menjadi jalan baginya guna menyatakan
atau mengungkapkan imannya.19
Rasul Paulus menjelaskan dalam suratnya mengenai pembenaran, ia
menggunakan tokoh Abraham sebagai orang yang dibenarkan oleh imannya
kepada janji Allah. Hal yang mustahil dikatakan oleh Allah, namun Abraham
tetap mempercayainya dan setia menanti janji Tuhan. Keteladanan Abraham
patut dicontoh orang percaya, karena ia sangat setia menanti janji Allah,

17
G. Vos, “Janji, Perjanjian”, dari Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I:A-L, (Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2016), 480
18
Green, Pengenalan, 49
19
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), 264

9
bahkan dalam situasi yang sangat sulit baginya ia tetap memprioritaskan Tuhan
di dalam kehidupannya. Abraham sangat yakin bahwa Tuhan punya rencana
yang indah di dalam hidupnya.

d. Perjanjian dengan Musa


Allah melakukan perjanjian dengan Musa tidak pernah lepas dari
pemilihan Allah terhadap Musa. Allah memilih Musa untuk membebaskan
bangsa Israel dari tanah Mesir. Musa berhasil membebaskan bangsa Israel dari
tanah perbudakan. Setelah bangsa Israel dibebaskan dari Mesir, Tuhan
mengadakan perjanjian dengan Musa di gunung Sinai.20 Tuhan sangat
mempercayai Musa karena kelemahlembutan hatinya dan ketaatannya kepada
Allah, maka Allah memberikan sebuah perjanjian kepada bangsa Israel melalui
Musa. Perjanjian Sinai tidak dibuat dengan paksaan atau tepaksa, melainkan
didasari oleh kasih Allah terhadap bangsa Israel. 21 Perjanjian Allah di Sinai
merupakan tanda dari pilihan Allah atas bangsa Israel. 22 Tuhan menampakkan
diri kepada Musa di gunung Sinai (Horeb), dan mengadakan perjanjian dengan
orang Israel (“Sinaitic Covenant”).
Orang Israel berjanji bahwa mereka akan mentaati segala perintah
Allah, sedangkan Allah akan memberkati mereka sebagai “harta kesayangan-
Nya”. Perjanjian yang dilakukan disahkan dengan darah korban sembelihan. 23
Dasar perjanjian itu ialah kenyataan bahwa Allah telah melepaskan bangsa
Israel dari perbudakan serta memilih mereka untuk menjadi umat-Nya,
sedangkan Allah berkewajiban membalas kesetiaan dan ketaatan Israel dengan
berkat yang berkelimpahan.24 Tuhan membaharui janji-Nya mengenai tanah
Kanaan, disertai peraturan-peraturan tentang persembahan-persembahan yang
harus dipersembahkan setelah mereka masuk.25

20
Thammin, Israel, 16
21
Budijanto, Torah, 49
22
Ibid, 36
23
Green, Pengenalan, 53
24
Ibid, 55
25
Ibid, 66

10
e. Perjanjian dengan Daud
Pangkat seorang raja ditentukan oleh Allah sendiri, semua ada di dalam
rencana Tuhan. Perjanjian yang terjadi pada Daud memiliki hubungan degan
perjanjian yang diberikan oleh Allah kepada Abraham, yaitu janji mengenai
kerajaan yang mendatang. Janji tesebut dinyatakan kepada Daud.26Dalam II
Samuel 7, Tuhan memberikan sebuah janji bahwa keluarga dan kerajaan Daud
akan kokoh untuk selama-lamanya. Realisasi janji Tuhan itu dapat dilihat
dalam semua raja-raja Yehuda yang berikut, sebab tidak pernah ada orang yang
bukan keluarga Daud memerintah atas kerajaan itu.27
Janji yang boleh Allah nyatakan kepada Daud mengenai kerajaan dan
hidupnya tampak sangat nyata. Allah mengaruniakannya seorang anak, Allah
mengangkat Salomo anak Daud untuk menjadi raja atas Israel dan Allah
mengokohkan kerajaan Daud yang sudah sangat luarbiasa. Banyak yang
berbeda pendapat tentang janji Allah terhadap Daud, ada yang mengatakan raja
yang di maksud adalah raja yang memerintah setelah Daud seperti Salomo, dll.
Ada juga yang mengatakan bahwa raja yang dimaksudkan adalah Mesias yang
akan meyelamatkan dunia. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa
pemerintahan keturunan Daud setelah Daud memerintah sangat baik dan
mereka merupakan raja yang dipercaya Tuhan untuk memimpin bangsa Israel.

f. Perjanjian Yesus Kristus


Membahas perjanjian Yesus Kristus ada kaitannya dengan perjanjian
Allah degan raja Daud. Allah pernah berjanji kepada Daud bahwa melalui
keturunannya akan lahir seorang raja yang akan memerintah umatNya degan
baik. Perjanjian Allah dengan Daud tersebut digenapi dalam Perjanjian Baru
yaitu ditandai degan kelahiran sang Yesus Kristus. Pemerintahan dan
kekuasaan Yesus Kristus tidak diragukan lagi, walaupun kepemimpinan
Kristus sangat berbeda dengan kepemimpinan raja-raja yang lain.

26
Walvoord, Penggenapan, 108
27
Green, Pengenalan, 73

11
Perjanjian yang dibuat Allah melalui Yesus Kristus adalah perjanjian
untuk memperbaiki perjanjian Allah dengan Adam. Perjanjian Adam dengan
Allah gagal karena ketidaktaatan Adam sehingga ia jatuh ke dalam dosa. Allah
dengan penuh anugerah membuat kovenan kedua dengan umat manusia, yaitu
kovenan anugerah (covenant of grace).28 Perjanjian Allah dengan Yesus
Kristus mengenai perjanjian anugerah sangat berdampak di dalam kehidupan
manusia sampai saat ini. Manusia pada awalnya terikat dengan belenggu dosa,
kemudian oleh karena anugerah Allah maka manusia dibebaskan dari belenggu
dosa melalui kematian Yesus Kristus di atas kayu salib. Yesus Kristus menjadi
juruselamat manusia.

28
Hoekema, Manusia, 153

12
D. Perjanjian Allah dengan Orang-orang percaya
Perjanjian yang telah Allah lakukan dengan nenek moyang orang percaya sangat
berdampak di dalam kehidupan orang Kristen/orang percaya saat ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa
janji yang Tuhan katakan kepada para nenek moyang berkaitan dengan manusia saat ini. Seperti
janji yang Allah katakan kepada Abraham, bahwa keturunan Abraham akan sebanyak bintang di
langit dan pasir di laut. Sebagai orang percaya harus mengucapsyukur atas perjanjian yang boleh
Allah lakukan dengan nenek moyang, mengingatkan kepada manusia bahwa Tuhan Allah selalu
ada bersama dengan umatNya disetiap saat.
Semua perjanjian yang ada pada zaman dahulu, merupakan janji Tuhan Allah kepada
orang percaya saat ini. Walaupun Tuhan tidak secara langsung datang melakukan perjanjian,
tetapi setiap hal yang tertulis di dalam Alkitab sangatlah membantu orang percaya untuk bisa
mengingat akan kehadiran Allah. Tanpa kita sadari saat kita membaca kisah tentang perjanjian
Allah dengan orang percaya, hal ini sedang ditujukkan kepada orang percaya. Perjanjian Allah
dengan tokoh-tokoh Alkitab memberikan jaminan hidup kepada orang percaya saat ini.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Covenant atau perjanjian merupakan sebuah ikatan janji antara dua pihak yang dibuat
dengan kesepakatan bersama. Allah membuat perjanjian dengan umat-Nya yang telah
mendapatkan persetujuan dari umat-Nya dan dari perjanjian yang telah diadakan
Allah, Ia sangat menginginkan manusia hidup dengan takut dan taat akan Dia. Allah
dengan inisiatifNya melakukan perjanjian ini. Perjanjian ini bukan mengikat manusia
ke dalam sebuah aturan, tetapi Allah melakukan ini semua untuk kebaikan dan berkat
untuk umatNya. Maksud dan tujuan Tuhan Allah dari perjanjian ini agar manusia bisa
diubahkan olehNya dan bisa menghidupi setiap perjanjian yang telah dilakukan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Berkhof, Louis. Teologi Sistematika: Doktrin Manusia. Surabaya: Momentum, 2009


Budijanto, Bambang. Torah dalam hidup bangsa Israel. Yogyakarta: Yayasan Andi,
1995
Chesterton, G. K. “Janji”, dari Ensiklopedi Alkitab Masa kini. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 1995
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka, 2003
Green, Denis. Pengenalan Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2012
Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997
Hoekema, Anthony A. Manusia: Ciptaan Menurut Gambar Allah. Surabaya:
Momentum, 2018
Ministry, Biblika. Janji, diakses dari http://www.sarapanpagi.org/janji-perjanjian-
vt2654.html pada tanggal 27 Mei 2020
Sihombing, Lotnatigor. Kultus dan Kultur. Batu: Sekolah Tinggi Theologia “I-3”,
1997
Thammin, Hadyanto. Israel sebagai tanda jaman khusus dalam relasi dengan
Parousia. Skripsi. Batu: Sekolah Tinggi Theologia “I-3”, 1995
Vos, G. “Janji, Perjanjian”, dari Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 1995
Walvoord, John F. Penggenapan nubuat Masa Kini-Zaman Akhir. Malang: Gandum
Mas, 1996
Wright, Christopher J.H. Salvation Belongs To Our God. London: Inter-Varsity Press,
2008

15

You might also like