You are on page 1of 21
Menimbang, Mengingats a PERATURAN DAERAH PROVIN NOMOR ¢ TAH! Ss] BANTEN 2010) TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS. DENGAN MAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, bahwa HIV merupakan virus’ yong dapat merusak sistem kekebalan tubuk yang proses penularannye sangat sulit dipantau, sehingge dapat mengnncam derajat_ keschatan masyarakat dan kelangsungan peradadan manusia; bahwa penularan HIV di Provinsi Banten semaxin meluas, tanpa mengenal status sosial dan batas usia, sehingga memerlukan penanggulangan secara melembega, sistematis, komprehensif, partisipatif, dan berkesinambungan; bahwa verdasarkan pertimbangan sebagaimane dimaxsyd pada huruf a dan huruf b, pecla membentuk Peraturar Daerah tentang Penanggulangan HIV dan AIDS; Pesal 18 ayat (6) Undang-Uncang Desar Negara Republik Indonesia Tahwa 1945; Undang-Undang Nomor 39 Tahan 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); Undang-Undeng Nomer 23 Tahun 2000) tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negaca Republik Indonesia Tahun, 2000 Nomer 182, Tamsahan” Lem Indonesia Nomor 4010); ren Negara Republik Undang-Undang Nemor 32 ‘lahun 2004 tenteng Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara !epublik Indenesia Tahun 2004 Nome 125, Tambakan Lemboran Negara Republik Indonesia Nomar 4437) sebagoiinana tel ah bebsrape kali, terekhir » Undang-Undang Nernor 12 Tahun 2008 centang aban Kedua Atas Unda’ --Undang Nomer 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah (Jumberan Negara Republik Indonesia Tahon 2S Nomar 5%, Jambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 48: Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2099 tenteng Narkotika (Lembaran Megara Republik Indonesia Tahun 2009 Nemor 113, Tambahan Lembaran Negera Repubiik indonesia Nomor 5082); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 200? tenteng Kes (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063} Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit (Lemnbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Noor 5072}: 8. Peratutan Pemerintah Noor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian ‘Urasan Pemerintahen antera Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nao; 82, Tambahan Lembaran. Negara Republik Indonesia Nomor 4737); . Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan A123 Nasional; 10, Peraturan Menieri Tenaga Kerja Nomor 68/MEN/IV/2004 tentang Pencegahan dan Penangaulongan HIV dan AIDS di Tempat Kerja; 11, Peraturan ‘Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Nomeor 02/PER/MENKO/KESRA/1/2007 tentang Kebijakan Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS Mclalui Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Narkotika dan Psikotropike dan Zat Adiktif Suntik; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 tenteng Pedoman Ummm Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS Dan Pemberdayaan Masy arakat [alam Rangka Penanggulangan HIV Dan AIDS Di Daerah, Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAL PROVINS| BANTEN dan GUBERNUR BANTEN MEMUTUSKAN; Menetapkan; PERATURAN DAERAH TENTANG DAN AIDS. JANGGULANGAN HIV BABL KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan, Daerah adalah Provinsi Banten. Pemerintah Puset, selanjumya disebut Pemerintah, adalai: Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintahan Negara Republik Indonesia sebsgaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah Provinsi Banten sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Dawrai Provinsi Banter. . Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Banten yeng selanjutnya disebut Pemerintah Kab/kota adalait Bupati/ Walikota Pemerintahan Kadupaten/Xota di Provinsi Santen 5. Gubernur adalah Gubernur Banten. ebagai unsur penyelenggora Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Banten yang selarjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unscr penyelenggara pemerintahan daerah. Satuan Kerja Perangkat Deerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah unsur vembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dacrah yang terdiri dari Sekcetariat Daerah, Sekretarat DPRD, Dines Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. 8. Xomisi Penanggulangan AIDS Provinsi Banten yar Provinsi adalah Komisi Penanggulangan AIDS Frc elanjutaya disingkot KPA vinsi Banten. ° Penanggulangen adalah segala upaya dan kupintan yang dilakukan meliputi kegiatan pencegshan, penanganan, dan rehabilitas |. Pencegahan adalah upaya memutuskan mata rontai penularan HIV dan AIDS di masyarakat beik kelompok beresiko tinggi maupun masyarakat unum. 11.Penanganan adelah serangkaian upaya berkesinambungan untuk merawet, mengobati, mencukung terhadap ovang yang terinfeksi HIV dan AIDS. 12, Rehabilitasi adalah serangkaian upaya pemulihan kondisi psikologi, fisik dan sosial orang yang, terinfeksi HIV can AIDS. 13, Kelompok Beresiko Tinggi adalah pengguna narkotika suntik, penjaja seks dan pelanggen atau pasangannnya, laktelak) yang berubungan seks dengan laki- aki, warga binaan di lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan, orang tua yang telah terinfeksl HIV ke bayi yang dikencungnya, penerima darah, penerima organ atau jatingan tubuh yang donor, dan tenaga kesehatan. 14, Human Immunouvficieney Virus yang selanjatnya disingkat HIV adalah virus yang merusak sysiem Kekebalan tubuh manusia dan mengekibatkan turennya atau hilangnya caya tahan tubuh sehingga mudah texjangkit penyakit infeksi. 15, Acquired Immuno Deficiency Syndrome yang scianjutnya disingkat AIDS adalah kumpulan gejala penyzkit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. oleh virus yang disebur HIV. 16. Infeksi Menular Seksual yang selenjutnya disingka! IMS adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang terutama ditularkan lewat hubungan seksual. 1s.Konseling Testing Sukarela/Voluatery Con disingkat KIS/VCT adalah kegiatan Konseling, yang dilakukan sebelum dan sesudah test dara’ dimana test HIV dilokukan setela Klien teslvdih Gahehy memahai menandatangani informed consent (surat perso! penjelasan yang lengkap dan bener. inn, Testing yang selaniutmya fat sukerela dan rahasia untuk HIV di laborat ium i dan juan setelah mendapatkan: 18. Perawatan Dukungan dan PengobataryCare Support and Treatment yang selaniutnya disingkat PDP/CST adalah. kegiatan perawatan dukungan dan pengobatan yang diberikan kepada ODHA sebagai upaya pencegahan dan pengobatan. os Skrining HIV adalah tos HIV anohim yang dilakukan pada darah donor 20. Surveiians HIV atay sero-surveilans EILV avlalnl suats cara untuk mer besarnya maselah dengan melakuken pengumpuian data yang sistematik dan terus menerus terhadap distribusi den tren/Kecendrungan infeksi HIV untuk melakukan tindakan pencegahan dan yeraberantasan infeksi HIV dan penyakit, terkait lainnya abn, 21. Survellers IMS adalah suatu cara untsk mengetehiti besarya masalah deAgan melakukan pengumpulan data yang sistematik dan terus menerus terhadap distribust dan tren/kecendertngan infest menalar seksual untuk melakukan tindakan pencegahan dan pemberarttasan IMS dan penyakit terkait lain 22. Surveilans perilakn adaiah kegiatan pengumpulan data tentang perilaku yang berkeitan dangan masalah HIV dan AIDS dan dilakukan secare berkala guna memgeroleh informasi tentang besaves, mesalnh den kecenderungannya untalc perumusan kebijakan dan kegiatan peanggulangan HIV dan AIDS. 23. Orang Dengan HLV dan AIDS yang selanjutnya disingket ODHA adalah orang yang sudah terinfekei HIV baik pada tahap belum ada gejala maupun yang sudah ada gejala penyakit ikuten, 24. Orang yang hidup dengan HIV dan AIDS yang selanjutnya disingkat OHIDHA. adalah’ orang, badan atau anggota keluarga yang hidup bersama dengan ODHA dan memberikan perhatian kepada mereka 25, Kewaspadaan Universal adalah tivdakan pengendalien infelsi yang dilsiakan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk menguiangi resiko penyebaren infoksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cniran tubah dapat berpotensi menularken penyakit, baik berasal daci pasien maupun petugas Kesehatan 26. Narkoba yang selanjutnya disebut NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengatuhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) sorta dapat menimbulkan ketergantungen fisik dan psikologi, termasuk dalam NAPZA adalah Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Tainnya. . 27. Unlinked anonymous adalah metoda Testing HIV yang dilakukan secara tanpa nama (anonim) dengan cara data identitas dari spesimen dihilangkan sehingga tidak dapat dikaitkan dengan pemilik spesimen tersebut 28. Mandatory HIV Test adalah tes HIV disertai dengan identitas Klien tanpa disertai konseling sebelum test dan tanga persetnjuan cari klien 28. Hubungan Seks Beresiko adalah Setiap orang, Jaki-laki dan pezempuan, yang melakukan hubungan seks tanpa kordom di dain dan di luat nikah dengan pasangan yeng berganti atac dengan yang seriny, ber ganti-ganti pasangan, atau dilakukan antar orang dalam kelompok rentan, kelompok Dderesiko, dan kelompok tertular Pasal 2 Penanggulangan HIV dan AIDS diselenggarakan berdosarkan asas kemanusiaan, kesemaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, keadilan, kepasti hukum, manfaat dan kesetaraan jender. n Pasal 3 Penanggulangan HIV dan AIDS bertyjuan untuk : a, meningkatkan derajat Kesehatan masyarekat shingga mampu menekan lajtr penularan HIV dan AIDS serta meningkatkan kualitas hidup ODHA; memenuhi kebutuhan mesyarakat akan informasi dan pelayeran Kesehatan yang cukup, aman, bermutu, dan terjangxau olvh seluruh lepisan masyazakat sehingga marnpu menanggulangi penularan HIV dan AIDS; melindungi masyarakat dan memutus mata rantai penuleran HIV dan AIDS; mengurangi dampak scsial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat, BABII KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS Bagian Kesatu Kebijakan Pasal 4 (1) Kebijakan Pemerintah Daersh dalam Penanggulangan HIV dan AIDS dilaksanakan secara intensif, menycluruh, terpadu dan terkoordinasi untuk menghasilkan program yang berkelanjutan. (2 Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dileksanakan oleh SKPD yang terkait dalam Penanyyulangan HIV dan AIDS dan dapat berkoordinasi dengan KPA Provinsi, Instansi Peinerintah atau Lembaga Lainaya Strategi Pemerintah Daerah dalam Penanggulangon HIV dan AIDS meli . peningkaten sumber daya manusia yang terie a Pencegahan HIV dan AIDS ditakukan im a. oo |. pengurangan dampak ng Bagian Kednia Stencegi Pasal § it dalam penanggulangen HIV dan AIDS dan kerjasama lineas batas wilayah; = » peningkatan dan perluasan cakupan pencegahan; . peningkatan dan perluasan cakupan pelayanan untuk pecawatan.cukungan dan pengobatan; gntif dari epidemi dengan meningkatkan akses ke program mitigasi cosial; penguotan kemitraan, sistem kesehatan dan sisem masyarakat; peningxatan dan mobilisasi dana; Pengembangan intervensi struktura; Penerapan perencanaan, prioritas cian implemontasi program berbasis data; peningkstan koordinast antes SKPD dan atau lembaga lain penanggulangan HIV dan AIDS; i terkait dalam pengurangan dampak sosial dan ekonomi akibat 111V lan AIDS pada individu, keluarga dan mesyazakat, Bagian Keriga Langkah-Langkah Penangaulangan HIV dan AIDS Paragraf 1 Poncegahan Pasal 6 lu: Kegiatan promosi yang melipeti komunihes, infyrmaat daa edukasi peningkatan perubahan perilaku pola hidup schat dan religius; peningkatan pernahaman agama dan ketahanan keluarga; menghindari seks bebas, setia paca pasangan vang sak dan menggunakan kondom bagi kelompok beresiko tinggi dalam setiap hubungan seks; antik; pengurangan dampak buruk pengguna natkohs pencegahan resiko penularan HIV dan AIDS lav ih ke anek: penyelenggaraan kewespadaan umum dalam rangka menceyah terjadinya pentlaran HIV dan AIDS dalam kegiatan pelayanan keschaten: penyelenggaraan konseling dan tes sukarela HIV dan Al . pemeriksaan HIV dan AIDS terhadap sample sarah, produk darah, organ'dan jaringan tubuh yang didonorkan; |. paliatan perempuan, tokoh agama dan tokeh masyazakal Pasal 7 (I) Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ‘komprehensif, integratif, partisipatif dan berkesinambuagan. _ @ Fencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan cleh Pemerintah Daerah, KPA Provinsi, Instansi Pemerinteh, Masyarakat dan Lembaga Lainnya. dilakukan secara Paragral2 Penanganan Pasal & Dalam hal Penanganan HIV dan AIDS, Pemerintah Daerah menyediakan layanan berupa: Klinik YCT dan CST; p b. penguiangan dampek buruk narkoba suntik; Klinik pencegahan dari ibu yang positif HIV kepaiia bayi yang dikandungnya; skrining HIV pada sample darah, produk darah, organ, dan atau jaringan yang didonorkan; e. surveilans IMS, HIV den perilaku; pengembangan system pencatatan dan pelaporan kesus-kasus HIV dan AIDS. Pasal 9 {1) Penanganan terhadap satiap orang yang terintcksi dilakukan melalui pendekatan sebayai berikut medis dan kdlinis; paikologis; sosial; ekonomi; . berbasis komunitas. (2) Penanganan sebagaimana dimaksud pada eyat (3) huruf a sampai dengan huruf d dilakukan pada pelayanan Kesehatan dasat, rujukan dant layanan penunjang milik Pemerintah Daerah atau Sarva, (3) Penanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dilakuken di rumah atau di komunitas, IV dan AIDS di Daerah nome Pasal 10 @) Pemerintah Daerah dalam melakukan penan, im HIV menyediavan sarana dan prasarana berupz: dan AIDS a. pendukung perawatan, dukungan dan pengobetar b. pengadaan obat anti retroviral; c. obat anti infeksi oportunistik; d, obat co-infeksi; ©. obat IMS. (2) Ketersediaan sarana dan prasarana sebagaimana dimakeud pada ayat (1) harus pemmutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan macyarakat. Paragraf 3 Rehabilitasi Pasal 11 (Q) Rehabilitesi dimaksudkan untuk memulihkan van mengembangkan ODHA dan OHIDHA yang mengalami disfungsi sosial ayn dapat melaksenakan fangel sosialnya secara wajar. (2) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayet (1) ct persuastf, motivatif, koersif, baik dalam keluarya, sosial at dilaksanakan secara nasyarokat maupun pant 8) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kan dalam bentus a. bimbingan mental epiritual keagamaan; b, perawatan dan pengasuhany ¢. pembinaan kewirausahaan; , motivast dan diagnosa psikososial e. bimbingan sosi 1 dan Kons¢ling psikcsosial; £, pelayanan aksesibilitas; g. bantuan dan asistensi sosial; h, bimbingan resosialicasi; i, bimbingan lanjut; J ruppkan, BABII KELEMBAGAAN Pasal 12 (1) Pemerintah Daerah melakukan Penanggulangen HIV dan AIDS. (2) Penanggulangan sebagaimana dimaksud pada ayai (1) dilaksanakan melalui program SKPD terkait, Pasal 13 (1) Untuk mengefektifkan upaya Penanggulangen HIV dan AIDS secara texpadu dan terkoordinasi Gubernur membentuk KPA Provinsi (2) Keanggotaan KPA Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari unsur Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan Scktor Usaha yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur, ° Pasai 14 Ketentuan lebih lanjut mengenai Keduduken, tugas, dan tata kerja KPA Provinst diatur dengan Peraturan Gubernur. BABIV KEWAJIBAN DAN LARANGAN, Bagien Kesatu Kewajiban * Pasal 15 (2) Setiap orang yang bertugas melakukan test HIV dan AIDS untuk keperluan surveilans wajib melakukannya Gengan cara unlinked anonymeus. @) Setiap orang yang melakukan test HIV dan AIDS untuk keperluan pengobatan, dan pencegahan penularan terhadap Keiompok Eeresiko Tinggi termasuk ibu hamil Kepaca bayi yang dikandungnya waiib melakukan onseling ci Klinik VCT. @) Dalam hal Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak mungkin dilaksanakan, tes HIV dan AIDS cilaxukan dengan konseling dasar dan/ atau konseling dengan inisiatif petugas Pasal (1) Setiap orang yang karena pekerjaan dan atau jabatannya atav sebab lainny2 mengetahui dan memilikl Informasi status FIV dan AIDS seseorang, wjsb merabasiakannya kecuali untuk kepentingan medis atau dengan persetujuan penderita, Q) Penyedia layanan kesehatan wajib memberikan pelayanan kepada ODHA dan OHIDHA tanpa diskriminasi. Pesal 17 Setiap petugas Kesehatan wajib melakcanakan stindar kewaspadann universal dalam setiap tindakan medis. Pasal 18 Setiap orang yang menggunakan alat cukur, alat suntik dan jarum akupuntur, secara bergantian wajib menggunakannya dalam keadaan ste Pasal 19 Sernua kegiatan dan perilaku yang berpotenst wenimbulxan penuleran HIV dan AIDS wejib melaksanakan skrining sesuai dengan prosedur den standar kesehatan yang babu. Pasal 20 Setlap orang yang berisiko tinggi terjedi penularan IMS, HIV dan AIDS wajib momeriksakan kesehatannya secara rutin. Pasal 21 Setiap pemilik dan/atau pengelola tempat hiburan, atau sejenisnya yang menjadi tempat berisiko tinggi, wajib memberikan informasi atau penyuluhan secara berkala mengenai pencegahan HIV dan AIDS kepada semua polserjanya. Pasal 22 Setiap pemilik dan atau pengelola tempat hiburan, atau sefenisnya yang menjadi tempat berisiko tinggi, wajib mendata pekerja yang 5 di tanggungjawabnya untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh petuges secaza berkala, Bagian Kedua Larangen Pasal 23 Setiap orang dilarang melakukan diskriminasi dalam bentuk apapun kepada orang yang terduga atau disangka atau telah terinfeksi HIV dan AIDS. Pasal 24 Setiap orang yang telah mengetahui dirinya terinicksi HIV dan AIDS dilaraug mendonorkan datah, produk darah, cairan mani, nryan dan jaringan tubepnya kepada orang lain. Pasal 25 Setiap orang yang telah mengetahui dirinya terinleksi HIV dan AIDS dilerang dengan sengaja menularkan kepada orang lain, Pasal 26 Setiag orang dilarang meneruskan darah, produk darab, organ dan jeringan tubuhnya yang telah diketehui terinfeksi HIV dan AIDS kepada calon penerima donor, Pasal 27 Setinp orang atau badan/lembaga dilarang mempublile AIDS seseorang kecuali dengan persetujuan yang, bersan alasan medis, an status HIV dan gkotan atan dengan BABY. PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 28 Masyaraket dan Kelompok Masyarakat Fedull AIDS, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Organisasi Profesi, Tokoh Perempcan, Kalangan Pengusaha dan Industri, Sektor Pariwisata berperan dalam membanta setiap upaya dalam Penanggulangan HIV dan AIDS dilingkungan masing-masing Pasal 29 (1) Masyarakst bertanggungjawab untuk borperan seria dalam kegistan, penanggulangan HIV dan ALDS serta perlindungan terhadap ODHA dan OBIDHA dengan cara: a, meningkatkan iman dan taqwa serta pemahan b, berperilaku hidup sehat; A agama; meningketkan ketahonan keluarga: a. tidak melakukan stigmetisasl dan diskriminssi kepada Ozeng Terinfeks! HIV; @ menciptakan lingkungan yang aman: dan nyaman bagi ODHA dan OHIDHA; £ partisipasi aktif penanggulangan HIV dan AIDS den menciptakan lingkungan yang kondusif; g peryuluhan, pelatihan, VCT/KTS, pengewesan cian dukungan h, melibatkan ODHA dan pengguna narkoba s: upaya peranggulangan,; sebagai subjek dalam mencegah terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA, OFIDHA, dan keluarganya; }. aktf alam kepiatan promesi, pencegahan, perawatan, pengobatan, dan pendampingan teshadap ODPA; k, menghindari seks bebas @Tekoh Agama dan Tokah Masyarakat berperan serta dalam kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS serta perlindungen terhadap ODHA dan OHIDHA dengan cara aktif dela kegintan scsislisasi penanggulangan HIV dan AIDS di lingkungannys dukungan, 3) Masyarakat mendorong setiap orang yang Leresiko terhadap penularan HIV don IMS untuk memeriksakan keschatanmya ‘ve Klinik VOT. BABVI PEMBIAYAAN Pasal Biaya delam Penanggulangan HIV dan AIDS bersurs'v'r Gavi: a, Anggetan Perdapatan dan Belanja Negara (APBN} ». Anggeran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBI? c. Sumber dana lain yang sah dan tidak srengikat. BAB YI PRMBINAAN, KOORDINAS! DAN PENGAWASAN Bagian Kesatu Pembinzan Pasal 31. (1) Gubernur melakukan Pembinaan dalam Penanggulangan HIV dan AIDS (2) Pembinaan sebegaimana dimaksud pada ayat (1) cliarahkan untak : a meningkatkan derajat kasehatan masyarakat schingga mampu mencegah dan mengurangi penularan HIV dan AIDS; b, memenuhi kebutulan masyarakat akan injevmasi dan pelayanan kesehaten yang cukup, aman, bermutu, dan terjangkau oleh geluruh lepisen masyarakat sehingga mampu mencegeh dn rsengurang! perwlaran HIV dan AIDS; melindungi masyacakat terhadap segala kejadinn yang dapat menimbulkan peralarar. HIV dan AIDS; memberikan kemudahan dalam rangka menuajang peningketan upaye penanggulangan HIV dan AIDS; meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS. Bagian Kedua Koordipasi Pasal 32 Guoernur melakukan —koordinasi._ dengan’ Pem. Kabupaten/Kota dalam apaya Penanggulangan HIV dan AIDS th, Pemerintah Bagian Ketiga Pengawasan Pasal 33, (0) Gubernur melakuken Pengawasan terhadap Penanggulang. HIV dan AIDS. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh SKFD terkait. BARBY KETENTUAN PENYIPIKAN: Basal 34 (2) Selain Penjabat Penyidik Kepolisian Negara Ren Negeri Sipil tertenta di Lingkungan SKPD. yang p tugas dan tan, jawabnya di bidang Penanggulangan HIV dan AIMS uber! swewenang Khusus sebagai penyidik untuk membantu Pajaisal Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana imal . Hukurn Acara Pidena Indonesia, Peg: (2 Penyidik Pegawai Neweri Sipil Dacrak sebnyaimana cimaksud pada ayat (1) beswewenang: &. monerima laporen atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindek pidana; b. melakukan tindak periama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tenda pengenal diri tersangka; d, melakukan penyitaen benda dan atau surat; €, mengambii sidik jari dan memotret tersangka: memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai saksi atau tersangka; § mendatangkan orang ahli dalam habungannya dengan pemeriksean perkara; mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik bahwa dak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupskan tindak pidane dan selanjutnya melalui penyidik Pols memberitahukan hal tersebut kepada Penuntur Umam, tersangke atau Keluarganys; éan/atou i, melakukan —tindaken lain dipertanggungjawabkan, (3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagairnane dimakead pede ayat (1) memberitahukan dimulainya Penyidikan kepadis Pejabat Penyidik Kepolisian Negera Republik indonesia, menurut hukum yang dapat (@) Apabile pelaksanaan kewernangan sebagnimana dimaksud pada ayat (2) memeclukan tindakan penangkapan dan penahanan, Penyidik Pegawei Negeri Sipil Daeteh melakukan koordinasi dengan Pejabat Penyidike Kepolisisn ‘Negara Republik Indonesia seouai dengan Kaicntuan Peraturan Perundeng- Undangan (6) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diraksud ayat (1) menyan . hasil penyidikan kepada penuntut umum mela! ‘Negara Republik Indonesia. npaikan iui Pejabat Penyidik Kepolisian BABIX KETENTUAN PIDANA Pasa) 38 (3) Setiap orang yong melanggar Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Pesal 19, Pesal 26, Pasal 21, Pasal 22, Pesal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26 atau pasal 27 dipidana dengan Pidana Kurungen galing laces 6 (enam) bulan dan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima pulub juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggeran. + BABX KETENTUAN PENUTUP Pasal 36 Peraturan daeral ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannyé dalam Lembaran Daerah Provinsi Banten Disahkan di Serang Pada Tanggal 1? November 2010 GUBERNUR BANTEN, (Ore RATU ATUT CHOSIYAH Diundangkan di Serang Pada Tonggal 1y noventer 2010 SEIRETARIS DAERAH PROVINSI BANTEN, Shs MUHADL LEMBARAN DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2010 NOMOR 6 PENJELASAN ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAM CROVING| BANTEN, NOMOR. 6 TAHUN 2110 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS: * LUMUM HIV (Human Immunedeficiency Virus} merupaken virus menular yang dapat merusak sistem kekebalan tubub manysia. Akibat kermsakan sistem Kekebalan tubuh ini maka seseorang akan dengan madal diserang berbagai macam penyakit dalam tenggang waktu yang veletif bersamaan, Kumpulan verbagai gejala penyakit, ini dicebut Acquired Immune Deficiency Syndvome(AlDS). Provinsi Banten yang dibentuk berdsarkan Uadang-Undang Nomor 23 Tahun 2000, secara geografis pada sebelah Tim berbatasa dengan DKI Jakarta, Jawa Barat, Utara dengan Laut Jawa, Barat ciengan Selat Sunda dan selatan berbatasan dengan Semudera Hindi . dengan jumlah penduduk di Tahun 2010 sebanyak 9,921,740 Jiws, yang terseb. dalam 4 Kabupaten dan 4 kote, 164 Kecantatan 262 Kelurahan dan 1.273 Desa. pertama kali kasus HIV besdasarkan laporan Dinas Kesehatan ditemukan pada tahun 1998 di Serang, dan Tangerang, semakin tahun mengalami peningkatan, tabkan di tahun 2002 sudah menjadi $ basar dalam estiminasi nasionel infelsi HIV pada prevelensi dari perularan sclegual textinggi mulai daxi Provinsi Pagua 7,0-15.0%, Provinsi Bali 5,0-10,0%, Provinsi Riau 34-80%, Provinsi Jawa Barat $,0-6,0% dan Provinsi Banten 3,0-8,0% dengan usia yang rentan tezinfoksi virus HIVpun berada pada sia produstif antara umur 15 sampai dengan 35 (shun, hal ini terjaring dalam Penemauian kasus HIV-AIDS sebanyak :1.639 Kasuis (79 % ) dari target penemaan (8644), malai cari yang tertinggi, Kota Tangerang sebanyak 34 %, Kabupaten Tangerang sebanyak 27 %, Kabupaten Setang dan Kota Cllegon. Faktor resiko terbanyak pada kelompok Pemakai nerkoba suntik (67 %). Heteroseksual, Perinatal (Bayi baru labir) dan homeseksuel Prevalensi HIV-AIDS : 0,015 %, sexta ODHA yang mendapat terapi ARV (Oba! Ansi Retro Viral), le UL. PASAL DEMI PASAL Pasel 1 Cukup jelas. Pasal 2 yang dimaksud dengan “aseskemanusiaan” adalah upaya penanggulangan HIV dan AIDS harus menghormati hak asasi manusia, harkat dan martabat ODHA, OHIDHA dan Xcluarganya yang dimaksud dengan “asas kesamann kedudukan dalam hukum dan pemerintahan” adalah upaya penanggulangan HIV dan AIDS haz dilaksanakan sedemikian rupa tanpa‘eda pembedaan baik antar sesama orang yang terinfeksi HIV dan AIDS meupun aniara orang yang, terindeksi dan masyarakat bukan orang, yang terinfeksi lainnya, yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah sidak melakukan stigmatisasl dan diskriminasi tethadap ODHA, OHIDHA, keluarganya dan petugas yang terkait dalam penanjsgulangan HIV dan AIDS. yang dimaksud dengan “asa kesetn1s membedaken peran dan kedudukan | penanggulangan HIV dan AIDS, Pasal3 Cukup jelas. Pasal 4 ‘Cukup jeles. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 ayat (1) yang dimaksud dengan "komprehensif” adalah Fencegahan yang terpadu yang memberikan layanan pencegahan yang lengkap dan menyelurah nm gender” adalah tidak sdasarkan jenis Kelamin dalam yang dimaksud dengen gratif” adalah pendekatan pelayanan yang membuat petugas kesehaten menengani Klien secara utuh, menilai kedatangan klien berkunjung ke fasilites Kesehatan ates dasar kebutuhan Klien, dan disalutkan kepada layanan yang dibutchkannya ke fasilitas rujukan jika diperlukan yang dimaksud dengan “berkesinambungan” adalah perdekatan pelayanah yang mengupayskan entara layeran rumsh sakit, puskesmas dan di masyarekat mendukung dengan demikian layanan yang, keterampilan speseifik dapat membania memberiken pelatil jalin kerjasama yang seling ili Meningkatnya kasus di ates diberengi clengan layanan kesehatan yang tidak berpihak pada kasus HIV dan AIDS, sistem rujukan pasien HIV dan AIDS yang tidak bisa menjaga kode etik asas kerahasiaan pasien untuk kepentingan medis, dan minimnya pemahaman dan pengetshuen tentang HIV dan AIDS di tenaga Kesehatan dan masyarakat, serta belum optimal upaya Femesintah Daerah, dalam mendukung progtam penanggulangan HIV den AIDS. Berdasarkan uraian-uraian di atas, dengan semangat desentralisasi dan otonomi daerah serta komitmen untuk mensejahterakan masyarakat Banten, memberiken pelayanan Kesehatan yang terjangkau, perlu dilakukan langkah- lengkah pencegahan dan ponanggulangan HIV dan AIDS yang dienteranya dengen menyusun kebijakan hulcum becbentuk “Peraturan Daerah”, Untuk itu dibentuk Peraturan Daerah tentang Penanggulangen HIV dan AIDS dengan materi mencakup: Ketentuan Umurn; Kebijakan, Strategi, dan Langkeh-Langkeh Penanggulangon HIV dan AIDS; Kelernbagaany eee Kewejiban Dan Larangan; Pera Serta Masyarakat; Pembiayaan; une Pembinean, Xcordinas} Dan Pengawasan, Keterttuan Penyidikan; Ketentuan Pidana; 10, Ketentuan Penutup; ee Mantaat Peraturan Daerah ini bagi masyaraket sanga: ditentukan oleh cfektifitasnya, dan efektifitas Per an Daciah ini sangat ditennukan oleh fangsi-fungsi kelembagaan dan perangka! peraturan pelaksanaan yang dipertukan untuk jtu. Oleh karena itu, dalam yangka memberikan kepastian hukam dan perlindungan hukwn dalam penanigulangan HIV dan AIDS, maka dala Bab tentang Perabinaan, Pengawasan, dan Xourdinasi, Peraturan Daerah ini, menugeskan Gubemur untuk avclasukan koovdinasi dengan Bupati/Waliketa alam upaya penanggulangan HIV dan AIDS, bak menyangkut aspek pengaturan maupun peloksanaannya. Koordinast ersebut dimaksudkan untuk mengavahkan ager Kabupaten/ Kota memb tuk Peraiuran Daereh tentang penanggulangan HIV dan AIDS dan melaksanakan kegiatal kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS. kepada layanan lain atau salah satu layanan hanya memusatkan pada layanan tertenta yang merupakan sebagian dari perawatan lengkap diikuti dengan system tujuken yang layanan yang memiliki kemampuan dibideng lairnya ayat (2) Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas, Pagal 9 ayat() hurufa yang dimaksud dengan “medis dan klinis” adalah pendekatan melalui perawatan dan pengobatan dilayanan . Kesehatan seperti layanan VCT yang merupakan titik awal seseorang bertanya dan tahu status HIV huruf b yang dimaksud dengan “psikologis’ adzlah pendckatan melalui dukungan psikologis untuk mengatasi masalzh depresi, gengguan panic, kecemzsan yang hebat etau agresif dan risiko buruth ciri pada saat mengetaly HIV positif ‘auru¢ yang. dimaksud dengan “somo!” adalah pendckatan melalui dukungan social untuk -nangatasi permasalehan tempat tinggal, pekerfaan, Oantuc- hukum serta memantau dan mencegal terjadinya liskvis ssi huruf d yang dimaksud dengan “exer

You might also like