You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN


MANAJEMEN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI PT AJINOMOTO
INDONESIA MOJOKERTO FACTORY

Dosen Pengajar :
Hadi Suryono, S.T., MPPM
Imam Thohari S.T., M.MKes

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
1. Mardhatillah Intan Shafarina (P27833319017)
2. Rahma Indah Adelata (P27833319028)
3. Vildiviya Maufiriyawati (P27833319036)
4. Vira Febyana (P27833319037)

PRODI SANITASI LINGKUNGAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
hidayah dan anugerah-Nya, sehingga kami dapat melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) mengenai mata kuliah Administrasi dan Manajemen Kesehatan
Lingkungan di PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory serta dapat mengerjakan
penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dengan baik dan lancar.
Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah diharapkan agar mahasiswa/i
Kesehatan Lingkungan Surabaya mampu menerapkan teori yang diperoleh pada saat
kuliah kemudian diterapkan dan dikembangkan dalam dunia kerja yang nyata.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini dapat disusun dan diselesaikan berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Luthfi Rusyadi, SKM, M.Sc selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
Praktik Kerja Lapangan di Industri.
2. Bapak Ferry Kriswandana, SST., MT selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
Praktik Kerja Lapangan di Industri.
3. Bapak Hadi Suryono, ST, MPPM selaku Ketua Program Studi D-IV Jurusan
Kesehatan Lingkungan Surabaya sekaligus Penanggung Jawab dalam mata
kuliah Administrasi Manajemen Kesehatan Lingkungan (AMKL) yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk Praktik Kerja Lapangan di Industri.
4. Bapak Imam Thohari S.T., M.MKes selaku dosen mata kuliah Administrasi
Manajemen Kesehatan Lingkungan (AMKL) yang telah meluangkan waktu dan
tenaganya

Surabaya, 12 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iv
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................................................3
C. Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
D. Tujuan ............................................................................................................... 3
BAB II .......................................................................................................................... 4
PELAKSANAAN PROGRAM ....................................................................................4
A. Planning (Perencanaan) ....................................................................................4
B. Organizing (Pengorganisasian) .........................................................................6
C. Actuating (Pelaksanaan) ....................................................................................7
D. Controlling (Pengawasan) ................................................................................ 9
E. Keterlibatan 5M (Man, Money, Materials, Machine & Methods) .................... 9
BAB IV .......................................................................................................................12
PENUTUP .................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................14
LAMPIRAN ............................................................................................................... 15

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Alur Pengolahan Limbah Cair Biological De Nitrification Process


di PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory ............................................ 5
Gambar II. 2 Alur Sewage Treatment Plan Process di PT Ajinomoto Indonesia
Mojokerto Factory ......................................................................................... 5
Gambar II. 3 Struktur Organisasi WWTP PT Ajinomoto Indonesia Factory ...... 6

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia berlangsung sangat pesat seiring
kemajuan zaman teknologi. Berbagai industri besar bermunculan
menciptakan berbagai produk dengan mengusung nilainya masing-masing.
Semakin meningkatnya perkembangan industri di indonesia, maka semakin
meningkat pula tingkat masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan
oleh hasil buangan industri-industri tersebut. Limbah sebagai sisa-sisa bahan
dari proses produksi ada yang digunakan dan tidak digunakan di suatu
industri. Perkembangan industri dapat mempengaruhi pencemaran
lingkungan sekitar seperti pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran
tanah, dan lain-lain (Wardhana, 2004). Limbah dapat menimbulkan bahaya
baik limbah cair, padat maupun gas karena didalamnya terkandung zat-zat
kimia berbahaya. Pada industri pangan limbah cair biasanya dibuang ke
lingkungan sehingga akan berdampak pada daerah tersebut. Salah satunya
limbah cair dimana dapat menimbulkan pencemaran lingkungan apabila tidak
ditangani dengan baik. Jenis limbah ini sering kali di buang secara langsung
dilingkungan maupun diperairan (Hidayat 2016). Menurut Soeparman dan
Suparmin (2002), apabila limbah cair tidak ditangani dapat mencemari
lingkungan dan manusia.
PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory (PT AIMF) merupakan
salah satu perusahaan Jepang yang memproduksi berbagai produk penyedap
rasa masakan. Limbah cair di PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory
berasal dari proses produksi MSG (monosodium glutamat), Masako, Sajiku,
Mayumi, Ajinex Internasional, Birdy dan lain sebagainya. Selain itu limbah
cair juga dihasilkan dari kegiatan domestik dan kegiatan operasional, seperti
limbah pencucian alat, limbah cair dari wudhu, pencucian lantai, dan lain
sebagainya. Setiap proses produksi yang berlangsung tidak terlepas dari
adanya limbah, terutama limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan
mengandung bahan pencemar yang cukup tinggi dan akan menyebabkan

1
pencemaran apabila limbah tersebut dibuang secara langsung ke lingkungan
tanpa pengolahan terlebih dahulu. Industri yang menghasilkan limbah cair
harus memiliki unit instalasi pengolahan limbah cair.
Pengelolaan limbah cair di industri khususnya di PT Ajinomoto
sangat penting dilakukan. Pengolahan limbah cair di PT Ajinomoto sebagai
bentuk Sustainble Developement Goals atau tujuan pembangunan
keberlanjutan dan menerapkan zero emission artinya limbah yang hasilkan
tidak mencemari lingkungan dan memiliki nilai tambah atau nilai jual.
Pengolahan limbah cair di PT Ajinomoto Indonesia ini telah ada ketika
berdirinya perusahaan didirikan. Awalnya pengolahan limbah cair hanya 1
bagian, seiring berkembangnya waktu menjadi 2 bagian. Hal ini untuk
memudahkan limbah cair untuk proses Biological De Nitrification.
Pengolahan limbah cair yang dilakukan PT Ajinomoto Indonesia
menggunakan 2 metode yaitu Biological De Nitrification Process (BDN
proses) dan Sewage Treatment Plant Process (STP Proses). BDN proses
merupakan pengolahan limbah cair menggunakan bantuan mikroorganisme
dan proses nitrifikasi serta denitrifikasi. STP proses merupakan pengolahan
limbah cair yang menggunakan teknologi membran. Limbah cair yang
awalnya nilai BOD dan COD tinggi namun, adanya pengolahan limbah cair
tersebut maka nilai COD dan BOD menjadi turun. Selain itu limbah cair
menghasilkan produk sampingan seperti Tritan, Ajifol, Amina, FML
(Fermented Mother Liquor). Selanjutnya produk sampingan tersebut dijual ke
beberapa wilayah tertentu yang telah bekerja sama dengan PT Ajinomoto .
Diharapkan dengan adanya Praktik Belajar Lapangan (PBL) di
industri ini, mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu dan menemukan
revelensi yang telah didapatkan selama masa perkuliahan dengan
implementasi di lapangan industri terutama mengenai kondisi lingkungan dan
sanitasi industri utamanya dalam unit pengelolaan limbah cair (UPLC)
sehingga mampu menghasilkan limbah cair/ buangan yang memenuhi
persyaratan baku mutu yang ditetapkan pemerintah.

2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas mahasiswa perlu mendapatkan
pengalaman praktik kerja lapangan di industri untuk menunjang kompetensi
penerapan ilmu dalam bidang Administrasi Manajemen Kesehatan
Lingkungan (AMKL).

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan yang ada yaitu
sebagai berikut “Bagaimana Evaluasi PengelolaanLimbah Cair Di Pt
Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory Pada Tahun 2022?”

D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pengalaman pembelajaran secara langsung kepada
mahasiswa untuk menerapkan bekal ilmu pengetahuan kesehatan
lingkungan khususnya dalam upaya pemecahan masalah dibidang
administrasi manajemen kesehatan lingkungan melalui sektor manajemen
di unit pengolahan limbah cair.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui planning (perencanaan) di Waste Water Treatment Plan PT
Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory.
b. Mengetahui orginazing (pengorganisasian) di Waste Water Treatment
Plan PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory.
c. Mengetahui actuating (pelaksanaan) di Waste Water Treatment Plan
PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory.
d. Mengetahui controlling (evaluasi) di Waste Water Treatment Plan di
PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory.
e. Mengetahui keterlibatan unsur 5M (Man, Money, Materials, Machine &
Methods) di Waste Water Treatment Plan PT Ajinomoto Indonesia
Mojokerto Factory.

3
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

Dengan diterapkannya program zero emission maka PT Ajinomoto Indonesia


Mojokerto Factory melakukan pengolahan limbah cair dari proses produksi dan
limbah cair sanitasi di Intalasi Pengolahan Air Limbah yang berada di bawah
pengawasan departemen utility seksi Waste Water Treatment (WWT) Limbah cair
produksi merupakan buangan air yang berasal dari kegiatan produksi, QC dan kantin,
sedangkan limbah cair sanitasi berasal dari toilet dan WC, untuk limbah dari toilet
dikelola di IPAL perusahaan dan limbah dari WC dikelola oleh pihak ketiga yang
berizin.
A. Planning (Perencanaan)
Perencanaan (planning) adalah proses penempatan tujuan yang akan
dicapai dengan memutuskan tindakan tepat yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan tertentu. Aktivitas perencanaan tersebut menganalisis situasi saat ini,
mengantisipasi masa depan, menentukan sasaran, memutuskan dalam aktivitas
apa perusahaan yang terlibat, memilih strategi korporat dan bisnis, dan
menentukan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasional (Bateman, Thomas S. and Scott A. Snell, 2014). Artinya bahwa
perumusan pengelolaan limbah cair pada IPAL/WWTP PT Ajinomoto
Indonesia Mojokerto Factory yang buruk, maka implementasi dari pengolahan
limbah cair pada IPAL PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory juga akan
buruk, begitu sebaliknya. Departemen WWT mengolah limbah cair dengan
membaginya ke dalam dua sistem utama yaitu Biological De Nitrification
Process (BDN) dan Sewage Treatment Plan Process (STP). Proses BDN
digunakan untuk mengolah limbah cair sisa pembakaran energi, limbah
makanan yang telah dicairkan dan limbah cair proses produksi, sedangkan
untuk proses STP digunakan untuk mengolah limbah cair seperti limbah kamar
mandi dan wastafel. tujuan adanya pengolahan limbah cair ini adalah
mengurangi kandungan BOD, padatan tersuspensi (TSS) dan organisme
patogen secara kimiawi dan biologis Perencanaan pengolahan limbah cair di
PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory adalah sebagai berikut :

4
1. Biological De Nitrification Process (BDN)
Proses pengolahan limbah cair sistem BDN PT Ajinomoto Indonesia
Mojokerto Factory dilakukan beberapa tahap. Berikut diagram alir proses
BDN :

Gambar II. 1
Alur Pengolahan Limbah Cair Biological De Nitrification Process di PT Ajinomoto
Indonesia Mojokerto Factory

2. SewageTretament Plan Process (STP)


Proses STP secara kesuluruhan hampir sama dengan proses BDN.
Perbedaannya adalah tidak adanya settling tank, sedimentasi dengan
bantuan membran, dan tidak ada pengaruh bahan kimia dalam pengolahan
limbah cair. Proses STP yang diperuntukkan khusus untuk limbah cair
domestik ini memiliki beberapa tahap antara lain:

Pre treatment Penjernihan Rotating Biological Penjernihan


(grease trap) pertama Contactor (RBC) akhir

Kolam Effluent
Indikator tank Desinfeksi

Gambar II. 2
Alur Sewage Tretament Plan Process di PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory

5
B. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian (organizing) adalah mengumpulkan dan
mengordinasikan manusia, keuangan, fisik, informasi, dan sumber daya lain
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian orang-orang
kedalam aktivitas suatu organisasi, mengelompokan pekerjaan dalam unit-unit
kerja, mengumpulkan dan mengalokasikan sumber daya, dan menciptakan
kondisi sehingga orang dan berbagai hal bekerja bersama untuk mecapai
kesuksesan (Bateman, Thomas S. and Scott A. Snell, 2014).

Vice president

Direktur

General Manager

Department Manager

Sect. Manager

Supervisor

Group Group Group Group


Leader Leader Leader Leader

Staff Staff Staff Staff


/Operator /Operator /Operator /Operator

Gambar II. 3
Struktur Organisasi WWTP PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory

6
a. Shift Worker di Waste Water Treatment Plan
Shift 1 (2 hari) : 07-15.00 WIB
Shift 2 (2hari) : 15.00-23.00 WIB
Shift 3 (2 hari) : 23.00-07.00 WIB
Libur (1 hari)
C. Actuating (Pelaksanaan)
Pengolahan limbah cair industri merupakan hal yang sangat penting
dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan
menimbulkan kerugian. Pengolahan limbah cair PT. Ajinomoto Indonesia dan
PT. Ajinex International ini dilakukan oleh departemen Waste Water
Treatment (WWT) dan Agriculture Development Departement. Pengolahan
limbah cair harus selalu diterapkan dengan baik dan perlu dipertahankan,
dikarenakan PT. Ajinomoto Indonesia ini telah mendapatkan penghargaan
program zero emission dari Ajinomoto Co. Inc Japan, yang artinya perusahaan
tidak menghasilkan limbah non ekonomis. Kondisi ini terbukti dengan adanya
pemanfaatan limbah hasil proses produksi secara maksimal untuk diolah
kembali menjadi suatu produk. Usaha pengolahan limbah cair yang telah
diimplementasikan oleh PT. Ajinomoto Indonesia adalah dengan adanya
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas 2.530 m3.
1. Limbah proses separasi I
Limbah ini merupakan limbah cair yang dihasilkan dari proses
separasi antara kristal asam glutamat dengan cairan sisa fermentasi
(glutamic mother). Cairan tersebut telah mengalami daur ulang untuk
recovery produk sehingga dapat menjadi kristal asam glutamat. Sisa
separasi cairan yang tidak dapat dikristalisasi karena kelarutannya
yang rendah akan dimanfaatkan sebagai Pupuk Pelengkap Cair (PPC)
dengan merk AMINA.
2. Limbah proses separasi II
Limbah ini merupakan limbah cair yang dihasilkan dari proses
separasi antara kristal MSG dengan cairan induk (mother liquor).
Cairan tersebut telah mengalami daur ulang untuk recovery produk
sehingga dapat menjadi kristal MSG. Sisa separasi cairan yang tidak

7
dapat dikristalisasi akan dimanfaatkan sebagai cairan sumber protein
untuk ternak yang bermerek FML.
3. Limbah pencucian kristal
Limbah pencucian ini merupakan limbah hasil pencucian kristal
asam glutamat. Limbah cair yang dialirkan dari unit fermentasi ini
merupakan cairan hasil pencucian kristal yang ketiga. Cairan hasil
pencucian yang pertama dan kedua digunakan kembali dalam proses
untuk dicampur dengan cairan induk karena masih banyak
mengandung asam glutamat. Cairan pada pencucian ketiga memiliki
kandungan asam glutamat yang telah jauh berkurang sehingga tidak
digunakan kembali.
4. Limbah pencucian alat
Limbah cair pencucian ini didapatkan dari pencucian alat dan
fasilitas pabrik. Pencucian dilakukan secara langsung di tempat dan di
dalam ruang pencucian. Fasilitas yang dicuci secara langsung di
antaranya fermentor, tangki dekalsifikasi, tangki kristalisasi, dan
separator sedangkan fasilitas yang dicuci di dalam ruang pencucian di
antaranya palet, wadah penyimpanan kristal, forklift, rak penirisan dan
lainnya. Pencucian dilakukan dengan menyemprotkan air
menggunakan tekanan tinggi sehingga pengotor yang tertinggal dalam
alat tersebut akan luntur. Pencucian langsung di tempat dilakukan
setiap setelah melakukan proses sedangkan pencucian di dalam ruang
pencucian dilakukan setiap satu bulan sekali.
5. Limbah kegiatan operasional
Selain dihasilkan dari kegiatan produksi, limbah cair juga
dihasilkan dari beberapa tempat atau fasilitas kantor. Kantin, toilet,
dan wastafel merupakan tempat yang menghasilkan limbah cair.
Setiap hari tempat tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan
sehingga selalu ada limbah cair yang dihasilkan setiap harinya.
Limbah cair ini tidak dibuang begitu saja ke lingkungan melainkan
dikirim ke departemen terkait untuk diolah terlebih dahulu bersama
limbah cair lainnya.

8
D. Controlling (Pengawasan)
Di dalam pengolahan limbah melakukan tindakan kontrol untuk
memastikan apakah segala sesuatu yang direncanakan telah terlaksana dengan
baik dan juga untuk mengetahui kendala yang terjadi yang akan dijadikan
sebagai bahan evaluasi untuk mendapatkan suatu penyelesaian (Endroyo,
2006). Pengawasan penerapan pengolahan limbah cair di PT. Ajinomoto
Indonesia dilakukan oleh Departemen Waste Water Treatment (WWT/P-6) dan
Agriculture Development Department, tiap-tiap Departement melakukan
pengawasan dengan melaporkan hasil pengecekan kualitas buangan air limbah
(titik pelepasan, effluent dan condensor kepada BLH, melaporkan konsumsi air
(bawah tanah dan sungai) kepada BLH, meeting ISO 14001 untuk
menyampaikan aktivitas environment committee selama satu bulan berjalan,
melaporkan pencapaian environment management program kepada top
management. Selain itu dilakukan HIRADC apabila terjadi kecelakaan kerja,
terdapat rambu-rambu peringatan, OPL, terdapat LOTO terdapat JSA, terdapat
work instruction.. Pengambilan sampel air limbah dari pihak internal oleh
K3LM setiap bulan dan pihak eksternal oleh UPT DLH Kabupaten Mojokerto
setiap 6 bulan sekali. Hasil pemeriksaan air limbah baik secara internal dan
eksternal memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 52 Tahun 2014 dan PermenLHK Nomor 68
Tahun 2016.
E. Keterlibatan 5M (Man, Money, Materials, Machine & Methods)
1. Man
Dalam unsur Man yang dapat diartikan sebagai Sumber Daya
Manusia (SDM) dalam pengolahan limbah cair di PT Ajinomoto sudah
terencana dan terperinci, sehingga dalam pengelolaannya sendiri tidak terjadi
masalah atau miss communication antar tiap pegawai karena sudah terbagi
dengan jelas pekerjaan masing-masing. Dalam WWTP sendiri merupakan
suatu pengelolaan yang dipimpin oleh 1 general manager yang kemudian
dilaksnakan oleh group leader dan staff atau operator yang berfungsi untuk
mengatur pekerjaan di WWTP. Untuk pengelolaan limbah cair sendiri group

9
leader dibantu oleh 4 staff/operator. Tiap harinya terbagi atas 3 shift dan
bekerja secara bergantian sebagai berikut :
1) Shift 1 (2 hari) : 07-15.00 WIB
2) Shift 2 (2hari) : 15.00-23.00 WIB
3) Shift 3 (2 hari) : 23.00-07.00 WIB
4) Libur (1 hari)
2. Money
Untuk money atau keuangan dalam WWTP digunakan untuk
pembelian bakter Vorticella sp dan bahan-bahan kimia dalam proses
pengolahan limbah cair.
3. Materials
Dalam pengelolaan limbah cair matrial yang dibutuhkan adalah
sebagai berikut :
1) Mikroorganisme yang digunakan untuk mendegradasi limbah cair yang
dikeluarkan dari hasil produksi. Mikroorganisme yang digunakan di PT
Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory adalah Vorticella sp.
2) NaOH untuk mengembalikan pH menjadi kisaran 6-7
3) Poly Alumunium Cloride sebagai koagulan pada proses koagulasi untuk
membentuk floks dan mengubah warnah limbah cair.
4) Anion Polymer menstabilkan koloid atau mengikat bahan anorganik
seperti Fe, P, Mn, dan lainnnya.
5) H2SO4 ditambahkan apabila pH air limbah terlalu basa
6) Chlorine membunuh bakteri-bakteri patogen dan menjernihkan air
7) Activated sludge untuk menurunkan COD
4. Machine
Untuk peralatan yang digunakan dalam mendukung proses
pengolahan limbah cair di PT. Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory.
1) Tangki pengumpul dengan kapasitas 100 m3
2) Gatherink tank kapasitas 270 m3
3) Pompa centrifuged
4) Blower
5) Aeration tank

10
6) Difuser
7) Nozzle
8) 4 Pipa
9) Tangki berbentuk circaker berkapasitas 500 m3
10) 3 Tangki penjernih air masing-masing berkapasitas 5 m3
11) Tangki agitator (mixer)
12) Mesin press/ belt press filter
5. Methods
Departemen WWT mengolah limbah cair dengan membaginya ke
dalam dua sistem utama, yaitu Biological De Nitrification Process (BDN) dan
Sewage Treatment Plan Process (STP). Proses BDN digunakan untuk
mengolah limbah cair sisa pembakaran energi, limbah makanan yang telah
dicairkan dan limbah cair proses produksi. Sedangkan untuk proses STP,
digunakan untuk mengolah limbah cair seperti limbah kamar mandi dan
wastafel. Tujuan adanya pengolahan limbah ini adalah untuk mengurangi
kandungan BOD, bahan padat tersuspensi dan organisme patogen secara
kimiawi dan biologis.

11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory melakukan pengolahan limbah
cair dari proses produksi dan limbah cair sanitasi di Intalasi Pengolahan Air
Limbah yang berada di bawah pengawasan Departemen Utility seksi Waste Water
Treatment (WWT). Limbah dari toilet dikelola di IPAL perusahaan dan limbah
dari WC dikelola oleh pihak ketiga yang berizin.
Sistem manajemen operasional pengolahan limbah di seksi Waste Water
Treatment (WWT) dilakukan sesuai tahapan yang terdiri dari planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan
controlling (pengawasan).
1. Tahap planning merencanakan mulai dari sistem pengolahan, proses
pengolahan, dan penyususnan rangkaian peralatan.
2. Tahap organizing dilakukan melalui pembuatan susunan organisasi yang
terdiri dari jabatan, tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
3. Tahap actuating dilakukan melalui penerapan dari program yang telah
direncanakan seperti program zero emission.
4. Tahap controlling dilakukan melalui pengecekan kualitas buangan air limbah
secara internal oleh departemen WWT yang akan dilaporkan ke Badan
Lingkungan Hidup dan pengecekan secara eksternal oleh DLH Kabupaten.
Pengawasan juga dilakukan melalui pelaksanaan meeting ISO 14001,
HIRADC, pengendalian administrasi (OPL, JSA, sistem LOTO, Working
Instruction).
5. Keterlibatan sumber daya 5M juga turut memberikan kontribusi yang sangat
penting dalam keberhasilan proses manajemen dalam pengolahan limbah di
seksi Waste Water Treatment (WWT).
1. Sumber daya manusia yang bertugas di seksi WWT sudah diorganisasikan
dengan pembagian tugas yang terperinci jelas dan pembagian jadwal kerja
juga telah diatur.
2. Sumber daya keuangan dialokasikan untuk pembelian mikroorganisme
pengurai, bahan kimia, dan biaya maintenance peralatan.

12
3. Sumber daya material yang dibutuhkan berupa mikroorganisme pengurai,
bahan kimia, dan activated sludge/lumpur aktif.
4. Sumber daya mesin yang digunakan diantaranya tanki pengumpul, pompa
centrifuge, blower, pipa, dan lain-lain.
5. Metode yang dipakai dalam pengolahan limbah di seksi WWT yaitu
Biological De Nitrification Process (BDN) dan Sewage Treatment Plan
Process (STP).
B. Saran
Adanya kualitas air limbah yang sudah memenuhi baku mutu sesuai
Peraturan Gubernur maka perlu mempertahankan sistem manajemen yang telah
diprogramkan dan juga perlu adanya upgrade penyesuaian terhadap perubahan
yang ada (misalnya perubahan sifat air limbah yang akan diolah atau perubahan
prosedur dan peralatan yang digunakan).

13
DAFTAR PUSTAKA
Arifqah Dhiya Ulhaq (2021). Analisis Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit Di
Pabrik PT. Sutopo Lestari Jaya Desa Gasing Kabupaten Banyuasin.
Palembang : Universitas Sriwijaya.
Bateman, Thomas S. and Scott A. Snell. 2014. Manajemen, Kepemimpinan dan
Kerja sama dalam Dunia yang Kompetitif, Edisi 10, Alih Bahasa : Ratno
Purnomo dan Willy Abdillah, (2014), Salemba Empat, Jakarta

Maya Fransisca, dkk (2020). Kajian Proses Pengolahan Limbah Cair pada IPAL PT
Ajinomoto Indonesia, Mojokerto, Jawa Timur. Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id
Reni Herawati (2020). Pengolahan Limbah Cair Pt Ajinomoto Indonesia Mojokerto
Factory. Bangkalan : Universitas Trunojoyo Madura

14
LAMPIRAN

Alur Proses Pengolahan Limbah Cair di PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory

Kunjungan ke WWTP
Kunjungan ke WWTP

15

You might also like