You are on page 1of 35
@ @ PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF __ Ji. Papahan, Tasikmadu, Karanganyar, 57722 _ & (0271) 494019, 494649. Fax.(0271) 495389 ™ rspkumuhammadiyah@yahoo.com © rsomunnnsdyarnmr sos Dipindai dengan CamScanner RUMAH SAKI Ee PKU MUHAMMADIYAH KARANG: J Papahan Tasikmadu Karanganyar Kode Pos § ta Telp. (0271) 494019, 494649 Fax. (0271 ‘e-mail : rspkumuhamy \diyah@ x uae me} PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR NOMOR: 136/PERV/TIL6.AU/H1/2022 TENTANG PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF RUMAH SAKIT PKU MUIAMMADIYAH KARANGANYAR, DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANY: Menimbang a. Bahwa dalam upaya Muhammadiyah Karanganyar, maka diperlukan penyelenggara pelayanan yank reningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit PKU bermutu tinggi by. Bahwa dalam rangka mendukung terbentuknya komunikasiefektif yang mudah dipahami oleh penerima untuk menghasitkan peningkatan keselamatan pasien, perlu adanya pedoman komunikasi efektif di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar, ¢.. bahwa berdasarkan poin a dan b, perlu ditetapkan Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar tentang pedoman komunikasi efektif Mengingat : 1. Undang undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, ‘Undang undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan ‘Undang undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit awN Undang undang Republi Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan 5, Peraturan Menteri Keschatan Republik Indonesia Nomor 1438 tahun 2010 tentang standar pelayana Kedokteran Dipindai dengan CamScanner Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/1128/2022 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 004 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah Sakit Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 04 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanna Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, 9% Keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Nomor 056/KEP/II.0/1/2019 tertanggal 31 Oktober 2019 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar MEMUTUSKAN Menetapkan: ~=PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR TENTANG PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR Pasal 1 Pedoman Komunikasi Efektif RS PKU Muhammadiyah Karanganyar bertujuan untuk memberi acuan bagi pelaksana dan professional pemberi asuhan tentang bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dan meningkatkan mutu Pelayanan di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Pasal 2 Pedoman Komunikasi Efektif RS PKU Muhammadiyah Karanganyar meliputi 1. Proses Komunikasi Efektif, yang terdiri dari Sumber komunikator Isi pesan yang disampaikan Media komunikasi aege Penerima, ° Sifat Komunikasi Dipindai dengan CamScanner 2. Waktu pelaksanaan komunikasi efektif, yang terdiri dari: Komuni a si rumah sakit dengan masyarakat b. Komunikasi petugas rumah sakit dengan pasien Komunikasi dokter dengan pasien 4. Komunikasi antar pemberi pelayanan ce. Komunikasi saat terjadi code blue, code red, code black f Komunikasi pada ringkasan pulang pasien Pasal 3 Pedoman Komunikasi Efektif RS PKU Muhammadiyah Karanganyar sebagaimana yang dimaksud dalam pasal | tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Direktur Pasal 4 Pada saat Peraturan Direktur RS PKU Muhammadiyah Karanganyar ini mulai berlaku, Surat Keputusan Direktur RS PKU Muhammadiyah Karanganyar No O1-K/KEP/TII.6. AU/H/2019 tentang Panduan Komunikasi Efektif dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 5 Peraturan Direktur RS PKU Muhammadiyah Karanganyar ini berlaku pada tanggal ditetapkannya. Ditetapkan , di Karanganyar Pada tanggal , 29 Rabiul Awal 1444 H 25 Oktober 2022 M anto, M.A.R.S. NBM : 1186047 Dipindai dengan CamScanner DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang... I. Tujuan Pedoman.... Ill, Ruang Lingkup Pelayanan .. IV. Batasan Operasional, V.— Landasan Hukum, BAB II STANDAR KETENAGAAN... ‘A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia... B. Distribusi Ketenagaan C. Pengaturan Jaga... BAB III STANDAR FASILITAS. A. Metode dan Media B. Sumber Daya. C. Anggaran .... BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN jc A. Proses Komunikasi Efektif... a. Sumber Komunikator.... b. Isi Pesan Yang Disampaikan ... c. Media Komunikasi d. Penerima .. e. Sifat Komunikasi B. Waktu Pelaksanaan Komunikasi Efektif. Hob aR Ob RR REL DEED a, Komunikasi Rumah Sakit dengan Masyarakat b. Komunikasi Petugas Rumah Sakit dengan Pasien . a4 c. Komunikasi Efektif Dokter dengan Pasien 16 d. Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan...... 18 ©, Komunikasi Saat terjadi Code Blue, Code Red, Code Black ...21 f, Komunikasi Pada Ringkasan Pulang Pasien..... Dipindai dengan CamScanner BAB V LOGISTIK BAB VI KESELAMATAN PASIEN BAB VII KESELAMATAN KERIJA..... BAB VIII PENGENDALIAN MUTU. BAB IX PENUTUP Dipindai dengan CamScanner BABI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari Komunikator atau penyampaian berita, untuk mengubah sera membentuk perilaku komunikasi atau penerima berita (pola, sikap, pandangan, dan pemahamannya), kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama. Menurut Taylor (1993) mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga ‘mendapatkan pengetahuan. Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari sescorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi. Proses Komunikasi Efektif adalah pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditidak lanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerimaan pesan dan tidak ada hambatan, B. TUJUAN PEDOMAN Tujuan unum Sebagai acuan komunikasi dalam tim di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar Tujuan Khusus. Memberikan informasi kepada profesional pemberi asuhan tentang bagaimana cara berkomunikasi yang efektif C. RUANG LINGKUP PELAYANAN Pada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi sebagai salah satu alat bantu dalam kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi berbicara tentang cara menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, perasaan, dan bahkan ¢mosi seseorang, sampai pada ttik tercapainya pengertian yang sama antara penyampai pesan 2 Dipindai dengan CamScanner dan penerima pesan. Komuni adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunik: dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya, Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang Jain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal (Bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa), Komunikasi efektif di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar dilakukan pada saat: 1. Komunikasi rumah sakit dengan masyarakat 2. Komunikasi petugas rumah sakit kepada pasien dan atau keluarga pasien 3.Komunikasi efektif dokter kepada pasien 4, Komunikasi antar pemberi pelayanan di rumah sakit 5. Komunikasi antar pemberi pelayanan di luar rumah sakit D. BATASAN OPERASIONAL Batasan operasional komunikasi efektif di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah a. Pendidikan kesehatan di dalam rumah sakit b, Pendidikan keschatan di luar rumah sakit FE. LANDASAN HUKUM a. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; b. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit; ¢. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 147/MENKES/1/2010 Tentang Klasifikasi dan perijinan Rumah Sakit Dipindai dengan CamScanner BABIL STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi: semua petugas rumah sakit yang melayani pasien (dokter, perawat, bidan, apoteker, rohaniawan, fisioterapis, radiografer, abli gizi) Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam konscling. Pengetahuan yang cukup dibuktikan dengan ijasah kelulusan formal pendidikan petugas, keterampilan dalam melakukan konseling dibuktikan dengan sertifikat pelatihan komunikasi efektif yang diperoleh dari pelatihan internal maupun eksternal rumah sakit. Keterampilan melakukan komunikasi secara efektif disclenggarakan oleh rumah sakit melalui program pelatihan/kursus komunikasi, ribusi Ketenagaan 1, Semua Bagian PPA (Profesional Pemberi Asuhan) bekerja di bawah ketua PKRS yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur; 2. Setiap bagian berkoordinasi secara internal di dalam bagiannya maupun secara eksternal dengan bagian lain di rumah sakit untuk mendukung terlaksananya program komunikasi efektif dirumah sakit. C. Pengaturan Jaga ‘Tim pemberi pelayanan pendidikan kepada pasien dan keluarga bertugas sesuai dengan jadwal jaga di bagiannya masing-masing sehingga di setiap shift selalu ada petugas yang bertanggung jawab terhadap pemberian pendidikan kepada pasien dan keluarganya sehingga Komunikasi antar PPA, pasien masyarakat selalu terjaga. Dipindai dengan CamScanner BAB IIL STANDAR FASILITAS ALAT. A. Standar Fasilitas Dalam pelaksanaannya, strategi Komunikasi efektif di lingkungan rumah sakit dan masyarakat harus diperkuat dengan metode dan media yang tepat, serta tersedianya sumber daya yang memadai. 1. Metode dan Media Metode yang dimaksud disini adalah metode komunikasi, Pada prinsipnya, baik pemberdayaan maupun advokasi adalah proses komunikasi. Pemilihan metode harus dilakukan dengan memperhatikan kemasan informasinya, keadaan penerima informasi (termasuk social budayanya). Dan hal-hal lain seperti ruang dan waktu. Media atau sarana informasi juga perlu dipilih mengikuti metoda yang telah ditetapkan, mamperhatikan sasaran atau penerima informasi. Bila penerima informasi tidak bisa membaca maka komunikasi tidak akan efektif jika digunakan media yang penuh tulisan, atau bila Penerima informasi hanya memiliki waktu sangat singkat, tidak akan efektif jika dipasang poster yang berisi kalimat terlalu panjang. 2. Sumber Daya Beberapa sarana/peralatan yang di kai dalam kegiatan promosi keschatan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar diantaranya a. Tv,LCD ». Amplifire dan Wireless Microphone ¢. Computer dan laptop 4. Ply chart e. Kamera foto £ Pointer g. Publik Adress System (PSA)/ Megaphone Dipindai dengan CamScanner 3. Anggaran Rumah sakit menyediakan dana/anggaran yang cukup untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan berkaitan tentang komunikasi efektif. Anggaran direncanakan pada akhir tahun, diajukan kepada direktur rumah sakit untuk disetujui dan disyahkan. Apabila dalam perjalanannya ada perubahan program, komunikasi efektif masuk di dalam bagian PKRS, maka masih memungkinkan untuk mengajukan perubahan rencana anggaran jika di suatu dalam perjalanan terdapat perubahan, Dipindai dengan CamScanner BABIV ‘ATA LAKSANA PELAYANAN A. PROSES KOMUNIKASI EFEKTIF Komunikasi dikatakan efektif apabila tepat waktu, akurat, jelas dan mudah dipahami oleh pencrima schingga dapat mengurangi tingkat kesalahan atau kesalahpahaman, prosesnya, meliputi : ‘a, Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan secara lengkap isi pesan tersebut oleh si penerima pesan. . Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan. c. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan. 1. Unsur Komunikasi a, Sumber/komunikator (Dokter, Perawat, Admis: ), Laborat dll) Sumber (yang menyampaikan informasi): adalah orang menyampaikan isi pernyataannya kepada penerima. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah di terima dengan baik Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi, pengetahuannya Iuas dan dalam tentang informasi yang yang disampaikan, cara berbicaranya jelas dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan).. b. Isi pesan (apa yang disampaikan) Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media penyampaian dan penerima komunikasi. ¢. Media komunikasi (Elektronik, lisan, dan Tulisan) Media berperan sebagai jalan atau saluran yang berisi pernyataan yang isampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima. Berita dapat berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya sekaligus. Pada kesempatan tertentu, media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka 7 Dipindai dengan CamScanner dengan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap. Media yang dapat digunakan antara lain telepon, menggunakan lembar lipat, buklet, ved, handphone, kertas, dll 4d. Penerima (pasien, keluarga pasien, perawat, dokter, admission) Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab penerima adalah berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunikasi berlangsung dua arah.. Pemberi/komunikator yang baik adalah pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal berikut 1) Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan, klarifikasi, paraphrase, intonasi, 2) Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat. 3) Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak tubuh) 4) Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar tidak menggangu komunikasi, misalnya Karena komunikan keliru mengartikan gerak tubub, aut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator. . Sifat komunikasi Komunikasi dapat bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (pelayanan promosi). Komunikasi yang bersifat informasi / asuhan di rumah sakit meliputi jam pelayanan, pelayanan yang tersedia, cara mendapatkan pelayanan, sumber altematif mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit. Akses informasi ini dapat diperolch melalui customer service, ‘Admission dan website. Komunikasi yang bersifat edukasi meliputi edukasi tentang penyakit, obat, gizi, fisioterapi, bimbingan rohani dan lain-lain, Akses untuk mendapatkan edukasi ini dapat diperoleh melalui edukator dari disiplin klinis terkait yang akan diterangkan lebih lanjut dalam pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Dipindai dengan CamScanner 7 Jag pesannyaint | +<—— jahpab | Yah.benar. |¢———————_Ditonfirmasikan Komunikan i a [Yom tor ——+ Isipesan ——o Ditule Ly dibacakan }-—», Gambar 1.1 Proses Komunikasi Untuk menghindari kesalahan dalam mengeja suatu. nama obat atau hal lain, petugas tidak hanya mengeja hurufnya namun menyebut kode dengan huruf pertama kata yang dimaksud sebagai huruf yang ditwju, daftar kata yang digunakan untuk mengeja tersebut di bawah ini Dalam menuliskan kalimat yang sulit, maka komunikan harus menjabarkan hhurufnya satu persatu dengan menggunakan alfabeth yaitu : Daftar Kata Yang Digunakan Untuk Mengeja Huruf Fjaan ry Alpha B Bravo c Charlie Dd Delta E Echo F Foxtrot G Golf % H Hotel I India J Juliet aS Kilo 9 Dipindai dengan CamScanner L Lima M Mike ; N ~ November 0 Oscar P Papa @ Quebec R - Romeo s TT =" Vv Ww x Y Z 3, Upaya Atasi Hambatan dalam Komunikasi Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi: 1, Petugas harus bersikap lembut dan sopan 2. Petugas lebih memaksimalkan volume suaranya khususnya untuk pasien yang mempunyai hambatan fisik dan lansia 3. Apabila pasien atau keluarga pasien kurang memahami apabila menggunakan bahasa Indonesia maka petugas dengan menggunakan bahasa daerah 4, Mengoptimalkan panca inderanya (misal: gerakan tangan, gerakan mulut), Untuk pasien tuna wicara biasanya membawa rekan untuk menerjemahkan ucapan yang disampaikan petugas rumah sakit melakukan upaya : a. Mengecek arti atau maksud yang disampaikan Bertanya lebih lanjut kepada pasien/keluarga pasien apakah ia sudah mengerti apa yang dibicarakan, 10 Dipindai dengan CamScanner Contoh : Petugas pendaftaran/Perawat bertanya pada pasien "Apakah sudah mengerti, Pak?" b. Meminta penjelasan lebih lanjut Petugas lebih aktif berbicara untuk memastikan apakah ada hal lain yang perlu ditanyakan lagi Contoh: "Apa ada hal la yang kurang jelas, Bu c. Mengecek umpan balik atau hasil Petugas memancing kembali dengan mengajukan pertanyaan mengenai hal atau pesan yang telah disampaikan kepada pasien / keluarga pasien, Contoh: "Tadi obatnya sudah diminum, Pak?" 4, Mengulangi pesan yang disampaikan memperkuat dengan bahasa isyarat Contoh: "Obatnya diminum 3 kali schari ya" sambil menggerakkan tangan. €. Dokter atau perawat lebih mendekatkan diri dengan berbincang mengenai hal-hal yang menyangkut keluarga, keadaanny saat ini (keluhan tentang penyakitnya). Membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat. £ Petugas menyampaikan hanya hal-hal yang berhubungan pasien (atau yang dlitanyakan pasien) sehingga lebih efisien dan tidak membuang-buang waktu. 6. Hambatan Bahasa untuk Pasien Asing & Apabila_pasien membawa guide/penterjemah, maka informasi diberikan/ditanyakan ‘melalui guide/penterjemah, b. Apabila pasien tidak membawa penterjemah/guide, Petugas memanggil karyawan yang tain yang mempunyai kemampuan menggunakan penterjemah bagi pasien asing baik ‘menggunakan guide maupun dengan cara melatih karyawan berbahasa ingeris. 11 Dipindai dengan CamScanner B. WAKTU PELAKSANAAN KOMUNIKASI EFEKTIF Komunikasi efektif di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar dilakukan pada saat : 1. Komunikasi Rumah Sakit Dengan Masyarakat Komunikasi yang dilakukan rumah sakit terhadap masyarakat merupakan hal penting ‘yang harus dilakukan, Selain untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada rumah sakit, dari Komunikasi yang dilakukan tersebut dapat terjalin kerja sama sehingga dari rumah sakit akan mendapatkan banyak masukan terkait dalam pemberian pelayanan kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Untuk melakukan betuk komunikasi rumah sakit tethadap masyarakat, maka hal yang harus dilakukan Rumah sakit adalah terlebih dahulu mengidentifikasi kebutuhan dari populasi {ersebut. Cara rumah sakit mengidentifikasi adalah melalui data cakupan mengenai daftar dusun terbanyak yang datang berobat ke rumah sakit. Dari data tersebut dapat ditentukan zona mana yang dapat didatangi rumah sakit untuk diberikan informasi mengenai pelayanan rumah sakit dan menfasilitasi akses tethadap kepelayanan dan maupun akses terhadap informasi tentang, pelayanan asuhan pasien. Gambar 12 Dipindai dengan CamScanner Bentuk implementasi komunikasi rumah sakit terhadap masyarakat dilakukan dalam. beberapa bentuk, meliputi: a. Penyuluhan Proses komunikasi dalam bentuk program penyuluhan di rumah sakit memiliki berbagai jalinan kerja sama dimasyarakat, sehingga program penyuluhan ini dilakukan di berbagai tingkat lapisan masyarakat dengan harapan rumah sakit dapat memberikan pendidikan kepada ‘masyarakat terkait kesehatan. Jenis penyuluhan yang dilakukan oleh rumah sakit adalah : + Penyuluhan melalui media audio (radio) + Penyuluhan langsung kepada masyarakat b. Screening dan atau kegiatan social Kegiatan sosial di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar, yaitu 1) Tasharuf zakat dan bantuan pada anak yatim 2), Senam Prolanis di posyandu lansia dan bakti Sosial Cek Gula Darah 3) Tim kesehatan kegiatan institusi pendidikan Dari kegiatan tersebut ada beberapa hal yang harus disampaikan oleh rumah sakit kepada masyarakat dalam proses komunikasi minimal meliputi: a. Mutu pelayanan Mutu pelayanan dapat diperlihatkan data pengunjung rumah sakit yang meningkat dari bulan ke bulan b. Info layanan dan jam pelayanan Info layanan diberikan dengan media leaflet, spanduk atau poster, dimana isi dari media tersebut adalah mengenai scluruh layanan yang ada di rumah sakit seperti: 1) Pelayanan Kamar Operasi 2) Instalasi Gawat Darurat © IGD dokter Jaga 24 Jam © Apotek / Parmasi 24 Jam * Laboratorium 24 jam ‘© Ambulance 24 Jam © Radiologi 24 Jam B Dipindai dengan CamScanner 3) Pelayanan Kamar Bersalin Siap menolong persalinan pasien melahirkan 24 jam 4) Pelayanan Instalasi Rawat Inap (Kelas 3, kelas 2, kelas 1, VIP dan VVIP) 5) Poliklinik Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Dalam Poliklinik Anak Piliklinik Kandungan Poliklinik Bedah Poliklinik THT Poliklinik Jantung Poliklinik Urologi Poliklinik Paru Poliklinik Kulit dan Kelamin Poliklinik Orthopedi Poliklinik Syarat Poliklinik Gigi Poliklinik Kejiwaan 6) Cara bagaimana masyarakat dapat mengakses layanan tersebut Rumah sakit menginformasikan bagaimana cara masyarakat dapat mengakses Jayanan tersebut, meliputi ) Layanan 24 jam telepon Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar (0271) 494019, 494649 ») Instagram rspkukaranganyar (PKU Muhammadiyah Karanganyar) ©) website http://rspkumuhammadiyahkaranganyar.com 4) Langsung datang ke rumah sakit PKU Muhammadi; informasi customer servis iyah Karanganyar atau ke bagian Selain komunikasi yang dilakukan rumah sakit kepada masyarakat, komunikasi efektif dilakukan didalam rumah sakit salah satunya adalah komunikasi antara Ppetugas rumah sakit 14 Dipindai dengan CamScanner dengan n dan atau keluarga pasien, Salah satu tujuannya adalah untuk membangun komunikasi yang terbuka dan terpercaya antara pasien dan atau keluarga dengan rumah sakit. Pasien dan keluarga membutuhkan informasi lengkap mengenai asuhan dan pelayanan yang, ditawarkan oleh rumah sakit, serta bagaimana untuk mengakses pelayanan tersebut, Informasi tersebut membantu mencocokkan harapan pasien dengan kemampuan rumah sakit untuk memenuhi harapan tersebut. Informasi tentang sumber alternatif untuk asuhan dan pelayanan diberikan bila kebutuhan asuhan di luar misi dan kemampuan rumah sakit, Dalam hal ini petugas juga harus ‘memperhatikan cara berkomunikasi dan bisa menentukan bahasa apa yang harus digunakan kepada pasien dan atau keluarga karena kemampuan setiap orang berbeda-beda. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar memiliki proses dimana seti pasien dan keluarga diberi informasi tentang asuhan dan pelayanan diberikan oleh rumah sakit dengan cara memberikan informasi pelayanan secara tertulis yang kemungkinan akan dilakukan tethadap diti pasien, informasi te jen but dilakukan pada saat proses admisi. Pada saat pé mengisi _lembar pernyataan persetujuan untuk dirawat di rumah sakit, petugas menginformasikan segala hal yang berhubungan dengan pelayanan terutama yang ada pada Jembar persetujuan tersebut, Selain itu petugas juga menginformasikan kepada pasien dan keluarga bagaimana cara untuk mengakses pelayanan tersebut. Informasi dapat disampaikan rumah sakit melalui petugas ‘rumah sakit yang langsung kepada pasien dan keluarga, sehingga petugas harus memahami dan menguasi informasi tersebut. Layanan dapat diakses dengan melakukan prosedur yang ada dan berlaku. Juga dapat memberikan leaflet kepada setiap pasien dan keluarga, n atau yang tidak dapat dilayani di rumah sakit, maka rumah sakit menyampaikan informasi tentang sumber altenatif bagi asuhan dan pelayanan lainnya, Jika rumah sakit tidak bisa menyediakan asuhan dan pelayanan yang dikehendaki p Banyak proses komunikasi yang dilakukan oleh petugas kepada pasien dan atau keluarga pasien selain beberapa contoh diatas, misalnya adalah ketika: a. Petugas pendaftaran melakukan proses pendaftaran b, Proses pengkajian pasien yang dilakukan oleh perawat ©. Petugas memberikan penjelasan mengenai Informed Consent 4. Petugas melakukan edukasi terhadap pasien pulang 15 Dipindai dengan CamScanner ¢. Petugas menjelaskan terkait penyakit pasien Komut antara rumah sakit dengan pasien tidak hanya melalui lisan saja, sudah disebutkan diatas bahwa rumah sakit menggunakan beberapa media komunikasi secara tertulis. Hal tersebut menuntut rumah sakit untuk membuat media informasi yang mudah dipahami oleh siapapun mengingat pasien dan keluarganya terdiri dari berbagai macam kalangan. Setelah adanya penyampaian informasi petugas melakukan verifikasi terhadap informasi yang sudah disampaikan, dari proses tersebut dapat diketahui apakah pasien dan keluarga dapat menerima dengan jelas informasi yang sudah disampaikan oleh petugas. Cara penyampaian informasi kepada pasien dan keluarga dapat dilakukan sesuai dengan hasil pengkajian awal yang dilakukan terhadap pasien dimana dengan diketahuinya tingkat pendidikan, kemampuan bicara atau asal daerah pasien petugasdapat melakukan penyampaian informasi dengan cara yang lebih mudah dipahami. Jika terdapat pasien dengan keterbatasan dan keluarga yang tidak berkompeten untuk menerima informasi, maka rumah sakit menyediakan penerjemah sebagai upaya untuk ‘membantu pasien dan keluarganya dalam memahami informasi yang disampaikan oleh petugas. ‘Namun hal tersebut dilakukansebagai upaya terakhir. 3. Komunikasi efektif antara dokter dengan pasien Kiat menyampaikan informasi kepada pasien : a. Tanyakan, apakah ada yang dikhawatirkannya. . Gunakan bahasa yang mudah dimengerti, sesuai tingkat pemahamannya (usia, latar belakang pendidikan, sosial budaya) c. Tidak perlu tergesa-gesa dan sekaligus, pemberian inform: sa dilakukan secara bertahap 4. Jika menyampaikan berita buruk, gunakan kata atau kalimat persiapan atau pendahuluan, misalnya, "Boleh saya minta waktu untuk menyampaikan sesuatu?" untuk melihat apakah dia (yang berkomunikasi) siap mendengar beritatersebut. e. Gunakan kata atau kalimat yang menimbulkan semangat f. Hindari memakai kata-kata yang bersifat mengancam, seperti "Kalau tidak melakukan anjuran saya, kalau ada apa-apa jangan datang ke saya". 16 Dipindai dengan CamScanner 2. Ulangi pesan yang penting. h. Pastikan pasien/keluarga mengerti apa yang disampaikan. i. Menanggapi reaksi psikologis yang ada, terlihat dari ucapan atau sikap dan dengan empati. Saya dapat mengerti jika ibu khawatit". j. Menyimpulkan apa yang telah disampaikan. . Beri kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya, jangan memonopo a sewaktu-waktu diperlukan 1. Berikan nomor telpon yang bisa dihubungi dalam buku ini adalah komunikasi yang terjadi eka menyelesaikan masalah kesehatan pasien yang Komunikasi yang dibahas antaradokter dan pasien dalam ran} bbukan dalam keadaan gawat darurat (emergency). Selain itu komunikasi efektif juga dapat dilaksanakan di kamar operas, saat pasien akan dilakukan tindakan operatif yang meliputi menanyakan identitasnya (nama, tanggal lahir,alamat), jenis operasi/lokasi operasi utnuk memastikan identitas pasien dan tindakan yang akan dilakukan. Apabila pasien tidak mampu untuk melakukan komunikasi maka dapat diwakilkan oleh keluarga pasien. Komunikasi efektif dalam hubungan dokter pasien diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan olch dokter dan pasien. Tujuannya adalah untuk mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk dokter, lebih memberikan dukungan kepada pasien schingga diharapkan terjadi perubahan sikap dalam hubungan dokter pasien, Hal penting yang harus diperhatikan agar efektif dalam berkomunikasi dengan pasien yaitu: ‘a. Materi informasi apa yang disampaikan, apakah berupa tujuan pemeriksaan fisik, Kondisi saat ini, berbagai tindakan medis yang akan dilakukan, hasil dan medis, ihan tindakan dan dukungan yang prognosis interpretasi tindakan medis, diagnosis, pi tersedia b. Siapa yang diberi informasi, apakan pasien, keluarganya atau pihak lain yang menjadi wali 7 Dipindai dengan CamScanner c. Berapa banyak atau sejauh mana pasien atau keluarga pasien menghendaki informast dan sejauh mana kesiapan mental 4. Kapan menyampaikan informasi, apakah bersifat segera ¢. Dimana menyampaikannya, apakah di ruang praktik dokter., bangsal atau tempat lain {. Bagaimana menyampaikannya apakah secara Jangsung atau media yang lain 4. Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Di Dalam Rumah Sakit Komunikasi efektif yang dilakukan di rumah sakit, yang tepat waktu, akurat lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Banyak jenis komunikasi yang dapat dilakukan dalam rumah sakit antar pemberi pelayanan, yaitu secara elektronik, lisan, atau tertulis. Dalam jenis komunikasi tersebut, komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah yang diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telepon, bila diperbolehkan peraturan perundangan. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pada saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, Seperti bagian laboratorium Klinis menelpon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera /cito, Dalam rangka mendukung terjadinya komunikasi yang efektif antar pemberi pelayanan di rumah sakit, maka secara kolaboratif rumah sakit perlu mengembangkan ‘suatu ket ‘an dan/atau prosedur terkait perintah lisan dan melalui telepon. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasit pemeriksaan tersebut juga tertuang dalam kebijakan. a, Konsultasi Perawat Atan Bidan Kepada Dokter Spesialis berdasarkan Delegasi Dokter Umum Konsultasi dilakukan oleh dokter unum, namun di suatu kondisi dimana dokter mendelegasikan konsultasi kepada perawat atau bidan, maka perawat atau bidan juga dapat melakukan konsultasi kepada dokter spesialis, 18 Dipindai dengan CamScanner Hal yang harus dilakukan oleh perawat apabila melakukan konsultasi secara hanya lisan atau telepon sama dengan konsultasi dokter umum kepada dokter spesiali saja apabila dokter umum mendelegasikan perintah konsultasi kepada perawat maka setelah melakukan CBak, perawat/ bidan memintakan tanda tangan atau paraf dokter umum. Setelah dokter umum membubuhkan paraf atau tanda tangan petugas dapat jalis pada saat dokter spesialis melakukan ‘memintakan tanda tangan kepada dokter spe: visit. Konsultasi Perawat Atau Bidan Kepada Dokter Umum Hal yang harus dilakukan oleh perawat apabila melakukan konsultasi secara lisan atau telepon sama dengan konsultasi dokter umum kepada dokter spesial Pemeriksaan Penunjang Komunikasi dalam Pengelolaan Ha: Dalam memberikan pelayanan kepada pasien petugas penunjang medis seperti farmasi, laboratorium, radiologi juga melakukan komunikasi dengan petugas pelayanan ‘medis baik itu dokter, perawat, bidan maupun petugas lainnya, Umumnya hasil pemeriksaan penunjang laboratorium atau radiologi dalam bentuk laporan tertulis yang kemudian akan ditempel dalam kembar yang sudah disediakan di rekam medis pasien, Namun hasil pemeriksaan penunjang yang abnormal harus segera disampaikan kepada petugas terkait melalui lisan atau telepon, tidak harus yya jadi terlebih dahulu, Karena itulah maka ‘menunggu hasil pemeriksaan tertuli petugas penunjang harus melakukan komunikasi efektif jika melakukan perintah atau menerima perintah secara lisan atau melalui telepon untuk menyampaikan hasil pemeriksaan penunjang kepada disiplin klinis lain di rumah sakit. Petugas penerima hasil pemeriksaan penunjang secara lisan atau telepon harus ‘mencatat (C) di lembar catatan perkembangan pasien dalam rekam medis atau dicatat di ertas atau media lain apabila tidak memungkinkan untuk mencatatnya dalam rekam, medis pasien, membaca ulang (Ba), melakukan konfirmasi (K) kepada pemberi informasi dan membubuhkan stempel nama, paraf atau tanda tangan pada catatannya. Khusus untuk obat-obatan yang masuk dalam daftar NORUM/LASA (nama obat rupa mirip), pada saat petugas membacakan ulang perintah pengobatan, petugas harus ‘mengeja kembali nama obat yang ditulisnya ketika menerima perintah secara lisan atau 19 Dipindai dengan CamScanner telepon.Jika hasil pemeriksaan penunjang sudah jadi, maka petugas menempel dilembar yang sudah disediakan di rekam medis pasien. 4. Transfer Pasien Internal Dalam melakukan transfer internal harus petugas yang transfer internal dengan ‘melakukan transfer menggunakan lembar format S-BAR dan membacakannya kepada petugas penerima, Sedangkan petugas penerima pasien mendengarkan dan membacakan ulang rekomendasi yang disampaikan petugas yang melakukan transfer dan mengakhiri dengan mencantumkan tanda tangan kedua belah pihak pada lembar transfer tersebut sebagai bukti timbang terima pasi ¢. Komunikasi dalam Transfer Pasien Antar Rumah Sakit a. Pasien (jika memungkinkan) dan keluarganya harus diberitahu mengenai alasan transfer dan lokasi rumah sakit tujuan, Berikanlah nomor teleponrumab sakit tujuan dan jelaskan cara untuk menuju ke RS tersebut. b. Pastikan bahwa rumah sakit tujuan dapat dan setuju untuk menerima pasien sebelum dilakukan transfer. e-Kontak pertama harus dilakukan oleh konsultan/ dokter penanggung jawab di kedua rumah sakit, untuk mendiskusikan mengenai kebutuhanmedis pasien. 4d. Untuk kontak selanjutnya, tunjuklah satu orang lainnya (biasanya perawat senior). Bertugas sebagai komunikator utama sampai transfer selesai dilakukan, 1) Jika selama transfer terjadi pergantian jaga perawat yang ditunjuk, berikan penjelasan mengenai kondisi pasien yang ditransfer dan lakukan penyerahan tanggung jawab kepada perawat yang menggantikan. 2) Komunikator utama harus menghubungi pelayanan ambulan, jika ingin menggunakan jasanya dan harus menjadi kontak satu-satunya untuk diskusi selanjutnya antara rumah sakit dengan layanan ambulans, 3) Harus memberikan informasi terbaru mengenai kebutuhan perawatan pasien kepada rumah sakit tujuan. .Tim transfer harus berkomunikasi dengan rumah sakit asal dan tujuan mengenai penanganan medis yang diperlukan dan memberikan update perkembangannya. 20 Dipindai dengan CamScanner £. Operan Shift Jaga Selain kegiatan komunikasi yang dilakukan diatas, proses komunikasi antar pemberi layanan yang dilakukan dapat dalam bentuk rapat pergantian shift. Pergantian shift jaga yang dilakukan oleh setiap petugas harus diproses komunikasi yang dilakukan rumah sakit berikutnya adalah komunikasi rumah sakit dengan praktisi kesehatan diluar rumah sakit guna merencanakan dan merancang proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi baik internal dan maupun eksternal lakukan adanya operan jaga, yaitu menginformasikan hal terkait keadaan pasien, meliputi a. Status kesehatan pasien b, Ringkasan pulang pasien rawat jalan dan rawat inap c. informasi klinis saat transfer dan dirujuk 4. serah terima/operan 5. Komunikasi saat terjadi code blue, code red dan code bleck 1. Code blue Code blue merupakan kode dimana menunjukan pasien yang ‘membutuhkan resusitasi atau membutuhkan pertolongan medis, paling sering sebagai akibat dari serangan pernafasan atau serangan jantung, jika ada kejadian tersebut maka petugas segera menginformasikan ke petugas IGD melalui telpon IGD dengan no pesawat telepon 118, Saat itu juga dokter dan perawat IGD akan ‘menuju ruang untuk melakukan pertolongan resusitasi kepada pasien tersebut. Dalam situasi darurat medis atau hentijantung, segera evaluasi situasi dengan 1) Kaji bahaya yang dapat muncul segera 2) Catat waktu 3) Periksa tanda-tanda kehidupan a) Tidak ada respon b) Tidak bernafas normal ) Tidak teraba nadi b. Minta bantuan staf lainnya (triak minta bantuan "code blue....code blue’ 2 Dipindai dengan CamScanner c. Telfon segera ke petugas perawat dan dokter IGD dengan no pesawat 118 Jelaskan: Jenis emergency (misal hentijantung), lokasi kejadi apa, bed no berapa), nama pelapor dan tempat tugas. di lakukan pertolongan dengan tepat (misal ruang dengan : 1) Cek pernafasan 2) Cek nadi 3) Bebaskan jalan nafas 4) Lakukan tindakan emergency sesuai yang diperlukan misalnya CPR 2. Code red Merupakan kode menunjukan adanya adanya kebakaran, dan segera ‘mungkin melakukan evakuasi dan pemadaman api, schingga tidak melebar luas kebakaran api tersebut. ‘Tata laksana 1. Jika melihat percikan api, matikan saklar dan hubungi bagian satpam 2, Jika melihat api, aktifkan "kode red”, dengan menelpon satpam 132 sebutkan ‘nama penelpon, nama ruang, area yang terbakar , kemudian satpam menghidupkan sirine, petugas satunya membawa Apar keruang tersebut. 3. Di setiap lantai dipastikan memiliki tim code red, dan menggunakan helm ‘yang sesuai dengan tugasnya : ~ Helm Merah: sebagai Pemadam Kebakaran ~ Helm Kuning: sebagai Penyelamat Dokumen ~ Helm Hijau : sebagai Evakuasi Korban 4. Maka tim pemadam (helm merah) disetiap lantai 2 Dipindai dengan CamScanner 3. Code black Merupakan kode adanya ancaman sesuatu yang membahayakan, yang terjadi disuatu tempat. Misalnya kita mendapat laporan bahwa lokasi ini akan di bom, maka code bleck harus ditekan bertujuan untuk melakukan evaluasi dan tidak memakan korban, 6. Komunikasi Pada Ringkasan Pulang Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap 1. Setiap pasien yang dirawat dirumah sakit mempunyai resume medis yang, berisikan ringkasan selama perawatan 2, Resume medis dibuat sebelum pasien pulang dari ruang perawatan, saat pasien akan di rujuk ke RS lain atau sesuai dengan permintaan pasien atau keluarga yang digunakan untuk urusan administrasi asuransi 3, Resume medis di buat oleh dokter penanggung jawab pelayanan 4. Isi Resume medis, meliputi a) b) °) a) e) 8) h) Identitas pasien: nama pasien, tanggal lahir, umur, jenis kelamin ‘Tanggal masuk, tanggal keluar dan ruang rawat terakhir Diagnosa masuk: diagnosa yang ditegakkan berdasarkan anamnesa awal saat pasien masuk rumah sakit Ringkasan riwayat penyakit keluhan anamnesa awal pasien beserta penyakit riwayat pasien terdahulu Pemeriksaan penunjang hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi yang sudah dilakukan Pengobatan selama di rumah sakit: obat-obatan apa saja yang diberikan kepada pasien selama pasien dirawat di rumah sakit Alergi : reaksi obat saat pasien minum obat Hasil konsultasi berisi tentang hasil konsultasi dengan dokter yang rawat bersama Diagnosa utama: diagnosa akhir final yang dipilih dokter pada hari terakhir perawatan dengan kriteria paling banyak menggunakan sumberdaya atau hari rawatan paling lama 23 Dipindai dengan CamScanner i) Diagnosa Sekunder diagnosa selain diagnosa utama yang muncul atau . Terdiri dari sudah ada sebelum dan selama dirawat dirumah s diagnose penyerta dan diagnosa komplikasi k) Prosedur: tindakan operasi yang berbungan dengan diagnosanya 1) Kendisi waktu keluar : keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit m) Diet atau anjuran saran yang diberikan dokter kepada pasien yang berkenaan dengan penyakit pasien n) Tanggal kontrol : waktu yang disarankan dokter untuk pasien ‘memeriksakan Kembali keadaan pasien setelah rawat inap yang disertakan polikliniknya ©) Terapi pulang: obat-obatan yang dibawakan pasien saat akan pulang dari ruang perawatan yang berisikan nama obat, jumlah, dosis,frekuensi, cara pemberian P) Dokter penanggung jawab pelayanan memberikan tanda tangan dan nama lengkap. 7, Monitoring Dan Evaluasi 1. Tersedianya info layanan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar dalam setiap enyampaian penyuluhan, screening dan atau kegiatan sosial lainnya 2. Penyampaian informasi kepada pasien dan keluarga pasien meliputi: J.Asuhan dan pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar 2.Cara mengakses pelayanan tersebut 3.Sumber alternative yang diberikan oleh Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar 4-Apabila tidak terdapat pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien ‘Terdapat agenda rapat rutin dengan pihak intemal dan ekstemal untuk meningkatkan ‘mut layanan Terdokumentasinya pesan yang diterima dari pemberi pesan melalui media komunikasi telepon, 24 Dipindai dengan CamScanner BABY LOGISTIK Kebutuhan logistik bagian Komunikasi efektif sudah direncanakan pada awal tahun, Logistik di bagian PRS dibedakan menjadi tiga yaitu : 1. Logistik untuk kebutuhan rutin Logistik kebutuhan rutin merupakan barang / keperluan yang bersifat rutin bagian PRS untuk menjalankan program kerjanya, biasanya barang habis pakai. meliputi : leaflet, brosur, formulir pemberian pendidikan, formulir kritik dan saran, formulir survey kepuasan pasien, dan lain-lain 2. Logistik untuk kebutuhan insidental Merupakan barang/keperluan yang bersifat insidental diadakan pada saat-saat tertentu bagian PKRS membutuhkan meliputi : banner, spanduk, akrilik, sewa audio, sewa tenda, sewa meja kursi, dan lain-lain 3. Logistik untuk inventaris rumah sakit Merupakan barang/keperluan yang bersifat inventaris / tidak habis pakai, dapat dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam waktu lama 25, Dipindai dengan CamScanner BAB VI KESELAMATAN PAS EN Program keselamatan pasien ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Kesalahan dalam pelayanan dapat berupa sudah melaksanakan tindakan tidak mengambil tindakan yang scharusnya diambil. Sasaran keselamatan pasien di rumah sakit adalah : 1. Identifikasi Pasien dengan Benar a. Pasien diidentifikasi dengan menggunakan minimal 2 cara identifikasi pasien (nama, no register /RMdan tanggal lahir) lentifikasi.sebelum pemberian obat,darah atau produk darah, pengambilan specimen untuk pemeriksaan Klinik dan sebelum pemberian tindakan b. Pasien ¢. Identifikasi pasien melalui gelang dan pada label di status pasien d. Nomor kamar tidak bisa sebagai identifikasi pasien 2. Peningkatan Komunikasi Efektif a, Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan ditulis secara lengkap oleh penerima perintah b. Perintah lengkap secara lisan dan telephon atau hasil pemeriksaan dibaca kembali secara lengkap oleh penerima perintah c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah 3. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai a, Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien, kecualijika dibutuhkan secara Klinis dan tidak diambil untuk untuk mencegah pengadministrasian yang kurang hati-hati pada area dimana sesuai area kebijakan b. Elektrolit konsentrat tidak ditempatkan pada unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas dan harus disimpan pada area yang dibatasi ketat 4, Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi a. Verifikasi sebelum operasi b, Penandaan lokasi operasi . Menggunakan suatu cek list untuk memverifikasi persiapan pasien dan kelengkapan dokumen 26 Dipindai dengan CamScanner d. Menerapkan dan mencatat prosedur sebelum insisi/ time out tepat sebelum dimulainya suatu prosedur 5. Pengurangan Risiko Infeksi a. Menerapkan program hand hygiene yang efektif b. Menerapkan hand hygiene pada S moment c. Menyediakan hand rub untuk cui tangan 6. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh a, Menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap ‘0 jatuh dan asesmen ulang dengan indikasi perubahan kondisi b. Menilai dan secara periodik melakukan penilaian ulang terhadap potensial risiko berhubungan dengan pengobatan c. Mengambil tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko yang tidak teridentifikasi 7 Dipindai dengan CamScanner BAB VII KESELAMATAN KERJA. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya untuk memberikan jaminan dan meningkatkan derajad kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian biaya di tempat kerja, promosi keschatan, pengobatan dan rehabilitasi. Di bagian tempat seluruh area keschatan dan kesclamatan kerja diupayakan melalui 1. Memastikan ruangan tetap bersih (bebas dari debu dan kotoran) dan kering 2, Melakukan bongkar ruang secara berkala untuk membersihkan ruang dari kotoran dan hama penyebab penyakit lainnya 3. Membuang sampah sesuai dengan sifatnya, 4, Melakukan pengelolaan logistik di seluruh bagain dengan maksimal, terutama logistik yang berisiko menimbulkan risiko kecelakaan seperti peralatan dengan energi listrik, dan sebagainya 5. Mengoptimalkan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) 6. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala 7. Melaksanakan prosedur yang menjamin keselamatan kerja dan lingkungan 8. Melaksanakan prosedur yang mendukung kerja tim pengendalian infeksi rumah sakit 28 Dipindai dengan CamScanner BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Salah satu upaya pengendalian mutu komunikasi efektif ada di bagian PKRS yang dilakukan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah menetapkan indikator keberhasilan kinerja bagian PKRS. Indikator keberhasilan perlu dirumuskan — untuk keperluan pemantauan dan evaluasi PKRS. Oleh karena itu, indikator, keberhasilan mencakup indikator masukan (input), indikator proses, indikator keluaran (output), dan_indikator dampak (outcome). A. INDIKATOR MASUKAN Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumber daya manusia, sarana/peralatan, dan dana. Indikator ini meliputi : 1. Ada/tidaknya komitmen Direktur yang tercermin dalam Rencana ‘Umum komunikasi efektif. 2. Ada/tidaknya komitmen seluruh staf yang tercermin dalam Rencana Operasional komunikasi efektif. 3. Ada/tidaknya petugas koordinator PKRS dan petugas petugas lain yang sudah dilatih, 4. Ada/tidaknya sarana dan peralatan promosi kesehatan yang mengacu kepada standar. 5. Ada/tidaknya dana yang mencukupi untuk penyelenggaraan PKRS. B. INDIKATOR PROSES Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan komunikasi efektif yang meliputi komunikasi efektif untuk Pasien (Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Penunjang, PKRS untuk Klien Sehat, dan PKRS di Luar Gedung rumah sakit. Indikator yang digunakan meliputi: 1. Sudah/belum dilaksanakannya kegiatan (pemasangan poster, konseling) 2. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, giant banner, spanduk, ‘neon bor, dan lain-lain), masih bagus atau sudah rusak, 3. Apakah ada peningkatan kepuasan bagi pasien, keluarga pasien dan pengunjung atas pelayanan yang diberikan rumah sakit, 29 Dipindai dengan CamScanner BAB IX, PENUTUP Pedoman Komunikasi Efektif ini disusun agar menjadi acuan dalam pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan Akreditasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar yang berhubungan dengan komunikasi dan promosi keschatan. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah Sakit. Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa komunikasi bukanlah urusan mereka yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan menjadi urusan (tugas) bagi hampir seluruh jajaran RS. Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka PKRS adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik pemberdayaan ‘erhadap pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun terhadapa klien shat. Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadap mereka yang paling berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat mendukung membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan sumber daya, dalam rangka memberdayakan pasien/klien. Ditetapkan , di Karanganyar Pada tanggal , 29 Rabiul Awal 1444 H 25 Oktober 2022 M dr. Aditiya Nureahyanto, M. NBM : 1186047 30 Dipindai dengan CamScanner

You might also like