You are on page 1of 10

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 6, No. 1, Hlm.

53-61, Juni 2014

PERKEMBANGAN GONAD IKAN KERAPU SUNU (Plectropomus


leopardus) YANG DIPELIHARA DALAM KERAMBA JARING APUNG

GONADAL DEVELOPMENT OF DOMESTICATED CORAL TROUT


(Plectropomus leopardus) REARED IN FLOATING NET CAGE

Sari B.M. Sembiring1*, R. Andamari1, A. Muzaki1, I.K. Wardana1, J.H. Hutapea1,


dan Ni Wayan Widya Astuti1
1
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Singaraja-Bali
*
E-mail: moriasembiring@yahoo.co.id

ABSTRACT
Research on Coral trout breeding has been started since 2002 at the Institute of Mariculture
Research and Development and currently some hatcheries are being developed around the
institute using natural broodstock. To promote the success on this breeding program, it is
necessary to study the reproduction development of domesticated coral trout. The fishes were
reared in floating net cage. Observation were conducted on 163 fishes in June 2013 with body
weight range from 710 -2020 g (average of 1.393 g) and total length with range of 34-49.5 cm.
Fishes were dissected and taken out their gonad for histology preparedness. Histology analyses
found that there were 156 female, 2 hermaprodite, 2 male, and 3 unidentified fishes. All female
fishes were on early gonadal development (stage I and II with gonadal maturation index of
observed coral trout ranged from 0.1 to 1.83). Further analyses showed that several different
stages of gonad were found in the same gonad and concluded that coral trout was multiple
spawnning order (asynchrounous). Based on the data above, it was concluded that gonad
maturation of Coral trout is able to develop in domestication system in floating net cage.

Keywords: Gonad, Coral trout (Plectropomus leopardus), hystology, floating net cage

ABSTRAK
Usaha pembenihan ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus ) di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Laut sudah di mulai sejak tahun 2002 dan saat ini sudah berkembang
di beberapa panti benih di Bali Utara tetapi masih menggunakan induk dari alam. Untuk
mendukung keberhasilan pembenihan ini perlu dipelajari aspek reproduksinya. Ikan kerapu
sunu dipelihara pada keramba jaring apung. pengamatan dilakukan terhadap 163 ekor ikan
kerapu sunu pada bulan Juni 2013 dengan bobot antara 710 gram sampai dengan 2020 gram
dengan rata-rata sebesar 1.393 gram. Ukuran panjang total dari 34 cm sampai dengan 49,5 cm.
Ikan contoh diambil gonadnya, dibuat preparat histologi sehingga diketahui bahwa terdapat 2
ekor ikan berkelamin jantan, 156 ekor ikan berkelamin betina, 2 ekor ikan hermaprodit dan 3
ekor ikan belum dapat ditentukan kelaminnya (tidak teridentifikasi). Gonad ikan kerapu sunu
betina berada pada kondisi tingkat perkembangan awal (kelas I dan II) dengan indeks
kematangan gonad berkisar antara 0,1 sampai 1,83. Dari pengamatan histologi gonad ditemukan
beberapa kelas kematangan dalam gonad yang sama sehingga disimpulkan bahwa ikan kerapu
sunu bersifat memijah secara berganda (asynchronous). Berdasarkan data tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa ikan kerapu sunu dapat mengalami perkembangan gonad dalam sistem
domestikasi di karamba jaring apung.

Kata kunci: Gonad, kerapu sunu (Plectropomus leopardus), histologi, keramba jaring apung

@Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia dan


Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB 53
Perkembangan Gonad Ikan Kerapu Sunu ...

I. PENDAHULUAN lami perubahan kelamin dari betina


menjadi jantan. Perubahan kelamin ini
Wilayah Bali Utara terutama di terjadi setelah ikan mencapai ukuran
Kecamatan Gerokgak, Kabupaten (bobot) dan atau umur tertentu (Allsop
Buleleng, Bali merupakan sentra budidaya dan West, 2003). Menurut Alamsyah
laut terutama untuk kegiatan pembenihan. et.al., (2013), ikan kerapu P. areolatus
Sentra budidaya laut ini sudah diakui betina memiliki kisaran panjang 29-40 cm
secara nasional bahkan internasional, dengan bobot tubuh 300-1200 g
ditandai dengan banyaknya benih ikan sedangkan ikan jantan memiliki kisaran
yang dikirim keluar daerah dengan tujuan ukuran panjang 41-46 cm dengan bobot
pasar domestik dan ekspor. Komoditas tubuh 1000-1500 g. Pada ikan P.
andalan budidaya laut di wilayah ini leopardus menunjukkan perubahan jenis
adalah ikan bandeng, kerapu, kakap, kelamin dari betina ke jantan pada ukuran
udang, kekerangan dan ikan hias. panjang 45 cm (Trisakti, 2003). kerapu
Untuk jenis ikan kerapu, bebek (C. altivelis) mulai matang gonad
diversifikasi budidaya telah dikembang- pada ukuran panjang 36 cm atau bobot
kan termasuk ikan kerapu sunu 1000 g, sedangkan jantan mulai matang
Plectropomus leopardus. Usaha gonad pada ukuran panjang 48 cm atau
pembenihan ikan kerapu sunu sudah bobot 2500 g dan ikan E. coiodes mulai
dimulai sejak tahun 2004. Saat ini matang gonad pada ukuran panjang 55 cm
kegiatan pembenihannya sudah mulai (Widodo, 2006). Menurut Mujimin
berkembang. Pembenihan Ikan kerapu (2008), bahwa hermaprodit yang terjadi
sunu dilaksanakan mengingat permintaan pada ikan kerapu sunu yaitu pada waktu
terhadap kerapu jenis ini sangat besar ikan kerapu sunu masih kecil akan terlihat
terutama untuk wilayah Cina, Hongkong, betina setelah besar akan menjadi jantan
dan sekitarnya. Ikan kerapu sunu memiliki dan tidak akan kembali lagi ke betina.
warna merah yang sangat disukai oleh Perubahan tersebut tergantung pada
konsumen di wilayah tersebut. ukuran, umur dan jenisnya (Tridjoko,
Dalam melaksanakan pembenihan 2010). Sementara untuk ikan kerapu sunu
dan budidaya ikan kerapu sunu secara hasil budidaya, baru diperoleh beberapa
berkelanjutan, ketergantungan pada induk- literature yang membahas tentang
induk dari alam harus dikurangi secara pematangan gonad dan upaya percepatan
bertahap dan digantikan dengan induk- perubahan jenis kelamin (Sembiring et.al.,
induk produksi hatcheri hasil domestikasi. 2012). Penggunaan hormon untuk
Untuk mendukung keberhasilan memacu perubahan sex cenderung
pembenihan kerapu ini maka perlu mempercepat pematangan gonad ikan
dipelajari aspek reproduksi dari induk- betina dengan ukuran 400-500 g. Namun
induk hasil budidaya, sehingga dapat tidak ditemukan adanya induk yang
diketahui ukuran induk kerapu sunu hasil berubah jenis kelamin. Oleh karena itu
budidaya tersebut matang gonad. Menurut diduga bahwa untuk mencapai matang
Goeden (1978) , di alam ikan kerapu sunu gonad induk betina dapat dipacu dengan
dewasa yang terkecil berukuran panjang pengunaan hormon LHRH-a tetapi untuk
standar 21 cm pada umur 2 tahun dan menjadi jantan tidak cukup hanya dengan
terbesar dengan panjang 47 cm pada umur menggunakan hormon bahkan mungkin,
4 tahun. Sedangkan ikan jantan matang umur yang paling berperan dibandingkan
gonad pada ukuran 30 cm (umur 3 tahun). dengan ukuran.
Ikan kerapu mempunyai sifat
protogenous hermaprodit, yakni menga-

54 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt61
Sembiring et al.

II. METODE PENELITIAN Tingkat III: Permulaan matang (stadia


pembentukan kuning telur,
Calon induk kerapu sunu hasil sebagian kuning telur tidak
budidaya yang digunakan pada penelitian bisa diberi pewarnaan)
ini sudah berumur 27 bulan dan Tingkat IV: Hampir matang (kuning telur
merupakan hasil pembenihan dari hatcheri tidak bisa diberi pewarnaan,
di Balai Besar Penelitian dan terbentuk korion)
Pengembangan Budidaya Laut Gondol Tingkat V: Matang/hidrasi (kuning telur
sejak tahun 2011. Dipelihara di keramba berwarna kuning secara
jaring apung yang terletak di Desa homogen; oosit terhidrasi,
Pegametan. Sebanyak 163 ekor sampel perkembangan oosit telah
calon induk kerapu sunu diamati pada sempurna)
bulan Juni 2013. Dilakukan pengambilan Tingkat VI: Salin (oosit mengalami
data panjang total (cm), bobot (gram) atresia)
serta pengambilan gonad ikan. Sampel
gonad yang diperoleh dianalisa histologi 2.2. Hubungan Panjang-Bobot
untuk menentukan jenis kelaminnya. Menurut Effendi (1997) berat ikan
dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari
2.1 Analisis Histologi panjang dan biasanya mengikuti hukum
Sampel gonad ditimbang dengan kubik. Hukum kubik menunjukkan bahwa
ketelitian 0,001 g dan diawetkan dengan berat ikan merupakan pangkat tiga dari
formalin 10%. Untuk membuat preparat panjangnya. Apabila pertumbuhan ikan
histologi, sampel gonad yang telah mengikuti hukum kubik dapat disebut
diawetkan tersebut dikeringkan/ditiriskan, pertumbuhan isometrik (b=3). Apabila
dipotong melintang dan direndam dalam ikan yang diamati tidak mengikuti hukum
alkohol 70%. Untuk proses histologi kubik maka dapat disebut pertumbuhan
setiap sampel didehidrasi dengan ikan bersifat alometrik (b tidak sama
menggunakan alkohol berseri, dijernihkan dengan 3). Apabila nilai b<3 artinya
dengan xylene, dan dipendam dalam pertumbuhan ikan bersifat alometrik
parafin. Selanjutnya gonad diiris setebal 6 negatif, artinya pertumbuhan panjangnya
mikron dan diberi pewarnaan lebih cepat dari pertumbuhan berat.
hematoxylen dan eosin (Luna, 1968, Sedangkan apabila nilai b>3 artinya
Panigoro et al., 2007). Histologi gonad pertumbuhan ikan bersifat alometrik
yang sudah siap diamati dibawah positif yang artinya pertumbuhan
mikroskop untuk ditentukan tingkat bobotnya lebih cepat dari pertumbuhan
kematangannya. Gonad tersebut dikelom- panjang. Rumus hubungan panjang bobott
pokkan menurut tingkatnya berdasarkan (Royce, 1984) adalah sebagai berikut:
klasifikasi Hunter dan Goldberg (1980);
Cyrus dan Blaber (1984); Andamari et al. W  aLb
(1998) Andamari et al. (2007), Kriteria
tingkat kematangan gonad dari ikan Dimana: W=bobot (g), L=panjang (cm), a
kerapu adalah sebagai berikut: dan b adalah konstanta.
Tingkat I: Belum berkembang (terdapat Untuk menentukan Indeks Kema-
oogonia di dalam gonad yang tangan Gonad (IKG) digunakan rumus:
diamati)
Tingkat II: Berkembang (oosit mengalami Wg
proses awal vitelogenesis) IKG  x 100%
W

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 6, No. 1, Juni 2014 55
Perkembangan Gonad Ikan Kerapu Sunu ...

Dimana: Wg=bobot gonad (g), W=bobot berat antara 1.590-1.650 gram. Selain itu
ikan (g). juga terdapat 2 sampel ikan yang berada
dalam kondisi hermaprodit. Gonad ikan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN hermaprodit ditemukan pada ikan dengan
panjang 45,0-46,00 cm dan berat 1.370-
Deskripsi panjang dan bobot 1.790 gram.
sampel ikan kerapu sunu dapat dilihat Menurut Andamari et al. (2002),
pada Tabel 1 dan 2. Dari 163 ekor ikan ikan kerapu sunu hasil tangkapan dari
kerapu sunu diperoleh ikan yang berjenis alam dengan kisaran 500 sampai 2.500
kelamin jantan sebanyak 2 ekor, betina gram ikan betina dan 1.600 sampai 3.500
156 ekor, hermaprodit 2 ekor dan tidak gram ikan jantan dapat digunakan sebagai
teridentifikasi 3 ekor. Panjang minimum induk setelah dipelihara di bak selama
sampel ikan adalah 34,00 cm dan panjang satu tahun. Ikan kerapu sunu matang
maksimumnya sebesar 49,50 cm. Rerata gonad pada panjang 40 cm dan berat
panjang ± standar error ikan adalah 44,22 antara 500 – 2.500 gram. Sedangkan
± 0,17 cm. Sedangkan bobot minimum menurut Suwirya et al. (2005), ikan
sampel sebesar 710 gram dan bobot kerapu sunu siap sebagai induk dengan
maksimumnya sebesar 2.020 gram. Rerata ukuran antara 500 – 2.560 gram untuk
bobot ± standar error ikan adalah 1.393 ± induk betina dan 1.650 sampai 3.750 gram
17,93 cm. Dari data pada Tabel 1 dan 2 untuk induk jantan. Jadi pada kisaran
terlihat bahwa ikan kerapu sunu betina berat 1.650-2.560 gram terdapat bagian
memiliki panjang antara 34,0-49,5 cm yang tumpang tindih antara kerapu sunu
dengan berat antara 710-2.020 gram. berjenis kelamin jantan maupun betina.
Sedangkan ikan kerapu sunu jantan Jadi pada berat ini dapat ditemukan ikan
memiliki panjang antara 45,0-46,0 cm dan dengan jenis jantan maupun betina.

Tabel 1. Deskripsi panjang (cm) ikan kerapu sunu contoh (n = 163 ekor).

Panjang (cm)
Jenis Kelamin
n Min Max Rerata ± SE
Jantan 2 45,00 46,00 45,50 ± 0,50
Betina 156 34,00 49,50 44,19 ± 0,17
Hermaprodit 2 45,00 46,00 45,50 ± 0,50
Tidak Teridentifikasi 3 43,00 45,00 44,00 ± 0,58
Total 163 34,00 49,50 44,22 ± 0,17

Tabel 2. Deskripsi berat (gram) ikan kerapu sunu contoh (n = 163 ekor).

Berat (gram)
Jenis Kelamin
n Min Max Rerata ± SE
Jantan 2 1.590 1.650 1.620 ± 30,00
Betina 156 710 2.020 1.390 ± 18,40
Hermaprodit 2 1.370 1.790 1.580 ± 210,00
Tidak Teridentifikasi 3 1.220 1.340 1.290 ± 36,06
Total 163 710 2.020 1.393 ± 17,93

56 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt61
Sembiring et al.

Ikan kerapu sunu termasuk ke oogonia. Bulatan tersebut terlihat utuh dan
dalam ikan hermaprodit protogini seluruhnya berwarna ungu (Gambar 2A-
(Andamari et al., 2007). Hermaprodit 1). Sedangkan tingkat II ditandai dengan
protogini terjadi apabila gonad ikan terbentuknya oosit. Oosit berkembang
berdiferensiasi dari fase betina ke fase semakin besar akibat proses vitelogenesis
jantan (Effendie, 1997). Ikan kerapu sunu (Gambar 2A-2). Ikan betina terkecil yang
akan mengalami perubahan dari ikan gonadnya mulai berkembang ditemukan
betina yang fungsional menjadi ikan pada ikan dengan berat 710 gram dengan
jantan yang fungsional setelah mengalami panjang total 34 cm dengan gonad berada
fase transisi intersex. pada TKG II.
Hubungan panjang dan bobot ikan Pada gonad ikan kerapu sunu
kerapu sunu dapat dilihat pada Gambar 1. jantan yang dihistologi, terlihat butiran-
Dari data panjang dan bobot diperoleh butiran yang menyebar dalam gonad
persamaan W  0,0258L2,8729 . Dari yang-butiran tersebut merupakan sperma
persamaan ini diperoleh nilai b sebesar (Gambar 2B). Pada preparat histologi
2,8729. Dimana b bernilai lebih kecil dari yang telah diberi pewarnaan, gonad jantan
3. artinya pertumbuhan panjang ikan akan terlihat berwarna kebiru-biruan.
bersifat alometrik negatif (Effendie, Selain betina dan jantan, juga
1997). Pertumbuhan yang bersifat ditemukan gonad hermaprodit pada
alometrik negatif ditandai dengan tubuh sampel ikan yang diamati. Gonad ikan
ikan yang ramping, yang menandakan hermaprodit ditandai dengan terdapat
bahwa pertumbuhan panjangnya lebih bulatan berupa oogonia sekaligus butiran-
cepat dari pertumbuhan beratnya. butiran yang merupakan sperma dalam
satu gonad. Hal ini terjadi karena sampel
3.1. Tingkat Kematangan Gonad ikan yang diamati sedang berada dalam
Tingkat kematangan gonad ikan fase transisi intersex.
dapat diamati dari hasil analisa histologi. Sedangkan pada Gambar 2D
Sampel yang diamati menunjukkan bahwa terlihat bahwa preparat histologi gonad
semua gonad ikan kerapu sunu betina yang diperoleh tidak menunjukkan adanya
yang diperoleh berada dalam tahap awal oosit maupun spermatozoa. Hanya terlihat
perkembangan gonad yaitu tingkat I dan jaringan yang berwarna merah setelah
tingkat II (Gambar 2A). Tingkat I ditandai diberi pewarnaan hematoxylene-eosin.
dengan adanya bulatan yang merupakan Diduga gonad ikan tersebut belum

Gambar 1. Hubungan panjang total dan bobot ikan kerapu sunu, P.leopardus (n = 163).

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 6, No. 1, Juni 2014 57
Perkembangan Gonad Ikan Kerapu Sunu ...

berkembang pada saat ikan diamati. Oleh (multiple spawners) dalam satu musim
karena itu gonad yang diperoleh pemijahan (Gambar 2A).
diklasifikasikan sebagai tidak teridenti-
fikasi. 3.2. Indeks Kematangan Gonad
Dari pengamatan tingkat Kriteria Indeks Kematangan
kematangan gonad secara histologis Gonad (IKG, %) digunakan sebagai alat
belum dapat ditentukan ukuran pertama penduga untuk mengukur tingkat
kali ikan matang gonad karena sampel kematangan gonad ikan. Hal ini dilakukan
yang diperoleh hanya TKG I dan TKG II. apabila tidak dilakukan pengamatan gonad
Namun, dari sampel yang ada dapat secara histologi (Andamari, 2005) Dalam
diketahui gambaran perkembangan gonad penelitian ini nilai IKG berkisar antara
ikan. Dari sampel gonad ikan kerapu sunu 0,06% sampai 1,83% dengan rata-rata
betina terlihat bahwa ikan kerapu sunu 0,58%. Nilai IKG ini mengindikasikan
bersifat asynchronous. Artinya dalam satu bahwa ikan kerapu sunu yang diamati
gonad terdapat beberapa tingkatan memiliki ukuran gonad yang masih kecil.
sehingga dapat memijah beberapa kali Dilihat dari kondisi gonad dimana belum

1
A B

C D

Gambar 2. Irisan gonad kerapu sunu: (A) Gonad betina TKG 1 (A1) dan TKG 2 (A2),
(B) Gonad jantan, (C) Hermaprodit (♀= betina, ♂= jantan), (D) Tidak
teridentifikasi

58 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt61
Sembiring et al.

terlihat adanya oosit secara kasat mata ikan. Sebaran nilai IKG merata pada
mengindikasikan bahwa gonad masih panjang ikan 40-50 cm. Begitu pula
dalam tahap perkembangan awal. Ikan dengan Gambar 4, dimana sampel yang
kerapu sunu yang diamati belum ada yang diamati berada pada kisaran bobot 530-
matang gonad. Ikan yang telah 2.030 gram. Nilai IKG terdistribusi merata
hidrasi/matang gonad mempunyai IKG pada bobot ikan tersebut. Artinya semakin
lebih besar dari 2% (Andamari dan besar ikan, belum tentu nilai IKGnya akan
Suwirya, 2010). Hasil penghitungan IKG semakin tinggi pula. Nilai IKG sangat
ini sejalan dengan hasil pemeriksaan tergantung dari besarnya gonad. Semakin
gonad secara histologi, yang juga besar gonad ikan pada bobot tubuh ikan
menunjukkan bahwa ikan kerapu sunu yang sama maka nilai IKG akan semakin
yang diamati belum matang gonad. tinggi. Semakin tinggi TKG ikan, maka
Gambar 3 dan 4 menunjukkan semakin tinggi pula IKG ikan tersebut.
hubungan antara Indeks Kematangan Karena dengan meningkatnya TKG maka
Gonad dengan panjang dan bobot ikan. diikuti pula dengan meningkatnya bobot
Dari Gambar 3 terlihat bahwa nilai IKG gonad dan bobot tubuh ikan (Zamroni et
tidak selalu berkaitan dengan panjang al., 2008).

Gambar 3. Hubungan antara panjang total (cm) ikan kerapu sunu dengan IKG (%)

Gambar 4. Hubungan antara bobot ikan (g) dengan IKG (%).

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 6, No. 1, Juni 2014 59
Perkembangan Gonad Ikan Kerapu Sunu ...

IV. KESIMPULAN Bagenal, T.B. 1978. Methods for


Assessment of Fish Production in
Ikan kerapu sunu (Plectropomus Fresh Water. IBP. Handbook (3)
leopardus) betina sebanyak 156 ekor Blackwell Scientific Publications,
berumur 27 bulan berada dalam tingkat Oxford. 253p.
kematangan gonad I dan II dengan indeks Cyrus, D.P. and Blaber, S.J.M. 1984. The
kematangan gonad berkisar antara 0,06% reproductive biology of Gerres
– 1,83%. Dari kondisi gonad dapat (Teleostei) bleeker 1859, in Natal
disimpulkan bahwa ikan kerapu sunu estuaries. J. Fish. Biol, 24:491–
bersifat asynchronous. Ikan kerapu sunu 504.
jantan sebanyak 2 ekor telah matang gond Effendie, M.I. 1997. Biologi perikanan.
dengan berat antara 1.590-1.650 g. Yayasan Pustaka Nusatama.
Yogyakarta. 163p.
DAFTAR PUSTAKA Goeden, G.B. 1978. A monograph of the
coral trout. Plectropomus
Alamsyah, A.S., L. Sara, dan A. Mustafa. leopardus (Lacepede). Quensland
2013. Studi biologi reproduksi Fish. Serv. Res. Bull., 1:1-42
ikan kerapu sunu pada musim Hunter, J.R. and Goldberg, S.R. 1980.
tangkap. J. Mina Laut Indonesia, Spawning incidence and batch
01(10):73-83. fecundity in northern anchovy.
Allsop, D.J. and West, S.A. 2003. Sex Engraulis mordax. Fisheries Bull,.
change life history invariants in 77:641-652.
Fish. J. of Evolutionary Biology, Luna, L.G. 1968. Manual of histological
16:921-929. staining methods of the armed
Andamari, R. 2005. Aspek reproduksi forces. Institute of Pathology. 3rd.
ikan kerapu sunu (Plectropomus ed. McGraw-Hill, N.Y. 420–432p.
leopardus) di perairan Sulawesi Mujimin. 2008. Histologi berbagai
dan Maluku. J. Penelitian jenis/tingkatan ikan kerapu sunu
Perikanan Indonesia, 11(7):7-12. (Plectropomus leopardus). Buletin
Andamari, R., S.B. Moria, and I..G. N. Teknik Litkayasa Akuakultur,
Permana,. 2007. Aspects of 7(2):101-103.
leopard. coral grouper (Plectropo- Royce, W.F. 1984. Introduction to the
mus leopardus) reproduction in practice of fishery science.
Indonesia. Indonesian Aquaculture Academic Press. California, USA.
J., 2(1):51–57. 423p.
Andamari, R. and K. Suwirya. 2010. Panigoro, N., I. Astuti, M. Bahnan, P.D.C.
Reproduction performance of wild Salfira, dan K. Wakita. 2007.
broodstock coral trout (Plectropo- Teknik dasar histologi dan atlas
mus leopardus). Indonesian dasar histopatologi ikan. Balai
Fisheries Research J., 16(1): 41– Budidaya Air Tawar Jambi dan
47. Japan International Cooperation
Andamari, R., M. Farmer, U. Chodriyah, Agency. 78p.
A.N. Susanto. 1998. Gonad Sembiring, S.B.M, I.K. Wardana, J.H.
maturity stages of anchovies Hutapea, A. Muzaki dan I.
(Encrasicholina heterolobus) from Mastuti. 2012. Produksi jantan
Bacan Island. Ind. Fisheries fungsional pada ikan kerapu sunu
Research.J., 4(2):47 –51. (Plectropomus leopardus) meng-
gunakan hormon 17α-metil

60 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt61
Sembiring et al.

testosterone. Laporan Hasil Widodo, M.S. 2006. Deferensiasi


Penelitian Insentif Riset SINas gonad/seks (Hermaprodit proto-
tahun 2012. 25hlm. gyni) pada ikan kerapu lumpur
Suwirya, K., I.N.A. Giri dan Retno, A. (Epinephelus coioides) pada
2005. Study awal pembenihan dan kisaran berat tubuh yang berbeda
pertumbuhan kerapu sunu halus di perairan Tanjung Luar, Lombok
(Plectropomus leopardus). Prosi- Timur. J. Protein,13(2):168-171.
ding Seminar Agribisnis Rusnas Zamroni, A., Suwarso, N.A. Mukhlis.
Kerapu., Jakarta, 12 Agusts 2005. 2008. Biologi reproduksi dan
BPPT. Hlm.:47-55. genetic populasi ikan kembung
Tridjoko. 2010. Keragaan reproduksi ikan (Rastrelliger brachysoma, Famili
kerapu bebek (Cromileptes Scombridae) di Pantai Utara Jawa.
altivelis) dari alam (F-0), induk J. Penelitian Perikanan Indonesia,
generasi pertama (F-1) dan induk 14(2):215-226.
generasi kedua (F-2). J. Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis, Diterima : 18 Maret 2014
2(2):17-25. Direview : 18 April 2014
Trisakti, B. 2003. Aplikasi data landsat Disetujui : 28 April 2014
untuk budidaya ikan kerapu. Berita
Indraja, 2(3):12-15.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 6, No. 1, Juni 2014 61
62

You might also like