You are on page 1of 3

The Legend of Garuda Wisnu Kencana

It is said that in a country on the island of Bali, there lived a wise and wise Rishi. The sage was named
Rishi Kasyapa. He has two wives, namely Kadru and Winata. Resi Kasyapa was fair to his two wives, but
one of his wives, Kadru, always harbored envy and envy for Winata. Once upon a time, the two wives of
Rishi Kasyapa were each blessed with a child. Kadru was blessed with dragons, while Winata was blessed
with a Garuda bird. Kadru, who still has envy and jealousy towards Winata, always carries out evil
intentions so that Winata can get out of the family circle of Resi Kasyapa. Once, the Gods stirred the
ocean to get Tirtha Amartha. Tirtha (water) which is said to be able to give immortality to anyone who
can drink it even if only a drop. At the same time, a flying horse named Ucaihswara appeared. Because
Kadru always harbored envy towards Winata, Kadru then challenged Winata to guess the color of
Ucaihswara's horse that they had not seen.

Winata then agreed to Kadru's challenge with an agreement, if anyone who lost must be willing to
become a slave and always obey all orders from the winner. Then Kadru guessed the color of the horse
was black, and Winata guessed the color of the horse was white. Before the horse appeared, Kadru
secretly received information from his son (dragon) that the horse was actually white. Knowing that he
would lose, Kadru was cunning by telling his son to spray the horse's poison so that it looked black. Sure
enough, the horse that was once white then turned black after it appeared and was seen by Kadru and
Winata. Because Winata feels that she has lost, she is willing to be Kadru's slave for the rest of her life.
Garuda Wisnu Kencana realizes the cunning of Kadru, Winata's son, the Garuda, does not remain silent.
He then fights with Kadru's children, the Nagas, which continues day and night. Both of them managed
to hold a draw in every fight until finally the Nagas gave a condition that he would release Winata on the
condition that the Garuda could bring Tirtha Amartha to the dragons.

The Garuda agreed, he was willing to look for Tirtha Amertha who he did not know where he was so that
he could save his mother from slavery. In the midst of his adventure, the Garuda met Lord Vishnu who
brought Tirtha Amertha. Garuda then asked Tirtha Amertha, Lord Vishnu gave it up on the condition
that Garuda would become Lord Vishnu's mount, which was later known as Garuda Wisnu Kencana.
Garuda then received tirtha amertha in a container of kamendalu with weeds. He gave the tirtha to the
dragons, but before the dragons could drink it, the tirtha was first taken by the god of senses who
happened to be passing by. But the drops of tirtha amertha were still left on the ropes of the weeds. The
dragon then licked the weeds which turned out to be very sharp and sharper than a knife. Therefore, the
dragon's tongue became split into 2 ends which then in every descendant of the dragon also had a split
tongue. Then Winata's mother was successfully freed from the bondage of slavery.
Legenda Garuda Wisnu Kencana

Konon disebuah negeri di Pulau Bali, hiduplah seorang Resi yang arif dan bijaksana. Resi itu bernama
Resi Kasyapa. Beliau memiliki dua orang istri yakni Kadru dan Winata. Resi kasyapa bersikap adil kepada
kedua istrinya, namun salah satu istrinya yaitu Kadru selalu menyimpan rasa iri dan dengki kepada
Winata. Alkisah Kedua istri Resi Kasyapa masing-masing dikaruniai anak.  Kadru dikaruniai para Naga,
sedangkan Winata dikaruniai seekor Burung Garuda. Kadru yang tetap memiliki rasa iri dan dengki
terhadap Winata selalu melancarkan niat jahat agar Winata dapat keluar dari lingkaran keluarga Resi
Kasyapa. Suatu ketika, Para Dewa mengaduk-aduk samudra untuk mendapatkan Tirtha Amartha.
Tirtha(air) yang diebut-sebut dapat memberikan keabadian kepada siapapun yang dapat meminumnya
walaupun hanya setetes. Bersamaan dengan kejadian itu, muncullah kuda terbang bernama Ucaihswara.
Oleh karena Kadru yang selalu menaruh rasa dengki terhadapa Winata, Kadru kemudian menantang
Winata untuk menebak warna Kuda Ucaihswara yang belum terlihat oleh mereka

Winata kemudian menyanggupi tantangan dari Kadru dengan perjanjian, jika siapapun yang kalah harus
bersedia menjadi budak dan selalu mentaati seluruh perintah dari yang menang. Kemudian Kadru
menebak warna kuda itu berwarna hitam, dan Winata menebak warna kuda itu berwarna putih.
Sebelum kuda itu muncul, secara diam-diam Kadru menerima informasi dari anaknya(naga) bahwa kuda
itu sebenarnya berwarna putih. Mengetahui bahwa dirinya akan kalah, maka Kadru berbuat licik dengan
menyuruh anaknya untuk menyembur dengan racun tubuh kuda itu sehingga terlihat kehitaman. Benar
saja kuda yang dulunya putih kemudian menjadi hitam setelah muncul dan dilihat oleh Kadru dan
Winata. Karena Winata merasa dirinya telah kalah, maka ia bersedia menjadi budak Kadru selama
hidupnya. Garuda wisnu kencana  menyadari kelicikan Kadru, anak Winata yakni sang Garuda tidak
tinggal diam. Dia kemudian bertarung dengan anak-anak Kadru yakni para Naga yang berlangsung tanpa
henti siang dan malam. Keduanya berhasil menahan imbang disetiap pertarungan sampai akhirnya para
Nagapun memberikan persyaratan bahwa dia akan membebaskan Winata dengan syarat sang Garuda
dapat membawakan Tirtha Amartha kepada para Naga.

Sang Garuda menyanggupinya, dia bersedia mencari Tirtha Amertha yang tidak dia ketahui tempatnya
agar dia dapat menyelamatkan ibunya dari perbudakan. Di tengah petualangannya, sang Garuda
bertemu dengan Dewa Wisnu yang membawa Tirtha Amertha. Garuda kemudian meminta Tirtha
Amertha itu, Dewa Wisnu menyerahkannya dengan syarat agar Garuda mau menjadi tunggangan Dewa
Wisnu yang kemudian dikenal dengan nama Garuda Wisnu Kencana. Garuda kemudian mendapat tirtha
amertha dengan berwadahkan kamendalu dengan tali rumput ilalang. Ia memberikan tirtha tersebut
kepada para naga, namun sebelum para naga sempat meminumnya tirtha itu terlebih dahulu diambil
oleh dewa indra yang kebetulan lewat. Namun tetesan tirtha amertha itu masih tertinggal di tali rumput
ilalangnya. Naga kemudian menjilat rumput ilalang tersebut yang ternyata sangat tajam dan lebih tajam
dari pisau. Oleh karena itu lidah naga menjadi terbelah menjadi 2 ujung yang kemudian disetiap
keturunan naga itu juga memiliki lidah yang terbelah. Kemudian ibu Winata berhasil dibebaskan dari
jeratan perbudakan.

You might also like