You are on page 1of 8

JUST TI: (Jurnal Sains Terapan Teknologi Informasi) 14, 2 (Juli , 2022): 42 - 49

Website: e-journal.polnes.ac.id/index.php/justi
ISSN: 2579-4510(online) ISSN: 2085-6458(print)

ANALISIS ASPEK EKONOMI AKIBAT RUGI-RUGI KORONA PADA


SALURAN TRANSMISI 150 KV ANTARA GI HARAPAN BARU – GI
TENGKAWANG
Onglan Nainggolan1), Rusda2), Rizqa Rohadatul Aisy3)
1,2,3)
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Samarinda
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan, Samarinda
E-mail : onainggolan029@gmail.com

Abstrak - Penerapan tegangan tinggi pada saluran transmisi dapat menimbulkan permasalahan, yaitu adanya
gejala korona. Fenomena korona dapat menyebabkan terjadinya rugi-rugi daya korona pada saluran transmisi
tegangan tinggi. Terjadinya korona dipengaruhi oleh kerapatan udara relatif, kondisi cuaca, jari-jari dan jarak
antar kawat penghantar, tegangan kawat, dan tegangan disruptif kritis. Dalam penelitian ini dibahas mengenai
rugi-rugi daya listrik akibat korona pada SUTT 150 kV antara GI Harapan Baru-GI Tengkawang di Kalimantan
Timur dengan menggunakan formula Peek’s. Berdasarkan hasil perhitungan untuk tahun 2018 diperoleh nilai
rugi-rugi daya korona rata-rata tertinggi sebesar 7,234 kW dan nilai rugi-rugi daya korona terendah sebesar
4,11 kW. Ditinjau dari aspek ekonomi rugi-rugi daya korona tersebut adalah sama dengan tertinggi sebesar Rp
2.369.774 per hari dan terendah sebesar Rp 1.346.640/hari.
Kata-kata kunci : Rugi-rugi daya korona, formula Peek’s, permukaan kawat, kondisi cuaca basah.

I. PENDAHULUAN Harapan baru dan Gardu Induk Tengkawang.


Aplikasi tegangan tinggi dalam sistem Serta menyelidiki dari segi aspek ekonomi
penyaluran daya listrik dapat meningkatkan besarnya nilai rugi-rugi daya korona tersebut.
efisiensi, penurunan jatuh tegangan dan
meningkatkan kapasitas daya yang dapat II. TINJAUAN PUSTAKA
ditransmisikan. Ada beberapa permasalahan yang
timbul dalam penggunaan tegangan yang lebih Pengertian korona berdasarkan American
tinggi yaitu menimbulkan suatu gejala yang Standards Association adalah peluahan sebagian
disebut korona [4],[5]. (Partial Discharge) ditandai dengan timbulnya
Korona didefinisikan sebagai peristiwa cahaya violet karena terjadi ionisasi udara
pelepasan muatan listrik yang diemisikan dari disekitar permukaan konduktor ketika gradien
permukaan sebuah kawat penghantar atau tegangan permukaan konduktor melebihi nilai
konduktor yang disebabkan karena besarnya kuat kuat medan kritis disruptif nya.
medan atau gradien tegangan pada permukaan Pekerjaan riset untuk menentukan rumus
kawat penghantar melebihi dari kuat medan korona terutama rumus kerugian daya karena
tembus udara. Korona mulai muncul pada nilai korona telah dilakukan sejak lama. Melalui
tegangan sistem tertentu dan akan menjadi percobaan-percobaan diperoleh suatu rumus
semakin kuat jika tegangan sistem dinaikkan [2]. empiris yang dikenal dengan formula Peek’s,
Adanya fenomena korona menyebabkan
yaitu [1],[7],[8] :
terjadinya rugi-rugi daya korona pada saluran
244 r kW/km (2.1)
transmisi tegangan tinggi. Terjadinya peristiwa Pk  ( f  25) (V  Vd ) 2105
korona ditandai dengan adanya cahaya yang  D
berwarna violet muda di permukaan kawat
penghantar, mengeluarkan suara mendesis dan Keterangan :
berbau ozon. Cahaya akan semakin jelas jika Pk = Rugi daya korona (kW/km)
permukaan kawat penghantar dalam keadaan  = kerapatan udara relatif
kasar, runcing atau kotor. Semakin terangnya f = frekuensi
cahaya maka rugi-rugi daya pada saluran r = Jari - jari kawat (cm)
transmisi yang ditimbulkan akibat korona D = Jarak antar kawat (cm)
semakin besar [6],[7]. V = Tegangan kawat (kV)
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki Vd = Tegangan disruptif kritis
besarnya nilai rugi-rugi daya yang dihasilkan
akibat pengaruh korona yang terjadi di sepanjang Dari persamaan 2.1 terlihat beberapa
saluran transmisi 150 kV antara Gardu Induk faktor yang mempengaruhi besarnya rugi-rugi

http://dx.doi.org/10.46964/justti.v14i2.1306
Received: 03 September 2021; Revised: 09 Maret 2022 ; Accepted: 29 Juli 2022
Onglan Nainggolan dkk, Analisis Aspek Ekonomi Akibat Rugi-Rugi Korona Pada Saluran Transmisi 150 Kv Antara
Gi Harapan Baru – Gi Tengkawang

daya yang diakibatkan oleh adanya peristiwa 0,301 𝐷


Vv= g0eff x mv x r x 𝛿 x(1 + )xln ..(2.3)
korona. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah √𝑟𝑥𝛿 𝑟
Keterangan :
kerapatan udara relatif, diameter dan jarak antar
Vv = Tegangan Kritis Visual per Phasa
kawat penghantar, gradien tegangan, tegangan
mv = Faktor tak tentu dari korona
kritis visual, dan tegangan korona (tegangan
disruptif kritis).
5. Tegangan Korona
1. Kerapatan Udara Relatif Tegangan korona adalah tegangan yang
terjadi sebagai akibat dari timbulnya kuat medan
Atmosfer mempengaruhi terjadi nya
karena adanya tumbukan elektron pada proses
korona yang disebabkan oleh adanya tubrukan
ionisasi. Disebut juga sebagai tegangan disruptif
molekul yang mengakibatkan terlepasnya
kritis (Vd) dari korona. Tegangan disruptif kritis
elektron oleh partikel-partikel terionisasi.
juga didefinisikan sebagai tegangan dimana
Kerapatan udara relatif dipengaruhi oleh tekanan
kerusakan dielektrik terjadi dengan sempurna,
udara dan temperatur sekeliling. Pada cuaca
dinyatakan dengan rumus [3],[6],9]:
hujan jumlah ion yang terdapat mungkin akan
lebih banyak, dan dengan demikian maka korona 2
D
dapat terjadi pada tegangan yang lebih rendah Vd = go x mo x r δ3 x ln ................(2.4)
r
dibanding dengan pada cuaca baik. Rumus dari Keterangan :
faktor kerapatan udara adalah [3] : go = kondisi cuaca baik adalah 21,1
kondisi cuaca basah adalah 16,9.

2,89b .................... (2.2)  = Faktor kerapatan udara
273  T D = Jarak antara kawat fasa (cm)
Vd = Tegangan disruptif kritis
Keterangan :
mo = Faktor ketidakteraturan terjadi korona
 = Kerapatan udara relatif (0<m0  1) 1,00 untuk kawat permukaannya
b = Tekanan udara (cmHg) halus, 0,93 - 0,98 untuk kawat kasar
T = Temperatur (°C) Apabila tegangan disruptif hendak dihitung maka
2. Diameter dan Jarak antar Kawat g dapat diganti dengan rumus :
Penghantar 0,301
go = 21,1 (1 + ) untuk cuaca baik (2.5)
Diameter dan jarak antara kawat r
penghantar sangat berpengaruh dalam proses 0,301
penentuan nilai tegangan disruptif kritis korona. go = 16,9 (1 + ) untuk cuaca basah (2.6)
r
Dengan meningkatnya jarak antar konduktor,
tegangan elektrostatik akan berkurang dan 6. Analisis Aspek Ekonomi [10]
dengan demikian juga efek korona akan semakin Analisis aspek ekonomi adalah tinjauan
berkurang. Bilamana jarak itu sangat jauh, efek tentang besarnya rugi-rugi energi yang tidak
korona bahkan tidak akan terjadi [3]. tersalurkan atau hilang di sepanjang saluran
karena adanya fenomena korona. Rugi-rugi daya
3. Gradien Tegangan korona (Pk) adalah bagian dari energi semestinya
dilasurkan oleh transmisi tersebut, namun
Ada beberapa sebab yang mempengaruhi kemudian menjadi hilang atau terbuang di
besar kecilnya kuat medan atau gradien tegangan sepanjang saluran sebagai rugi-rugi daya korona.
pada permukaan kawat penghantar yaitu Besarnya rugi-rugi ditinjau dari aspek
diameter kawat penghantar, jarak antar kawat ekonomi adalah sebagai berikut :
penghantar, jumlah kawat penghantar per fasa, Rugi-rugi daya korona = Pk
tinggi kawat penghantar dari permukaan tanah, Rugi-rugi energi = Pk x waktu operasi (h)
adanya partikel-partikel yang menempel pada Rugi-rugi ekonomi = Pk x h x TDL
permukaan kawat penghantar, dan kondisi cuaca TDL = Tarif Daya Listrik (Rp/kWh)
[3],[6],[9].
III. METODOLOGI PENELITIAN
4. Tegangan Kritis Visual
Apabila tegangan arus bolak-balik pada 1. Penelitian dilakukan di PT PLN (Persero)
suatu kawat penghantar dinaikkan terus-menerus Unit Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban
maka akan dicapai suatu harga tegangan tertentu (UP3B) Kalimantan Timur dan Badan
dimana kelihatan cahaya yang berwarna ungu Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(violet) muda mengelilingi setiap kawat (BMKG) Samarinda.
penghantar, yang dikenal sebagai tegangan kritis 2. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini
visual (Vv), dapat dinyatakan dengan rumus adalah data sekunder.
[3],[6],[9]:
43
JUST TI: (Jurnal Sains Terapan Teknologi Informasi) 14, 2 (Juli , 2022): 42 - 49
Website: e-journal.polnes.ac.id/index.php/justi
ISSN: 2579-4510(online) ISSN: 2085-6458(print)

3. Metode analisis data yang digunakan untuk 5 Mei 2018 24


memperoleh nilai-nilai rugi daya akibat 6 Juni 2018 23
korona adalah dengan menggunakan Formula 7 Juli 2018 22,8
Peek’s. 8 Agustus 22
4. Data 2018
5. 9 September 23,2
2018
Tabel 3.1 Spesifikasi Penghantar 10 Oktober 24
2018
Gard Saluran Panjan Tah Tega Kondukto 11 November 23,2
u g un ngan r 2018
Induk (KMS (kV) 12 Desember 23,4
) 2018
Hara Harapan 8,3 199 150 ACSR
pan Baru – 7 2XHAW Tabel 3.5 Curah Suhu Rata-Rata
Baru Tengkaw K
ang 1 No. Bulan Curah Suhu Rata-
Harapan 8,3 199 150 ACSR rata (℃)
Baru – 7 2XHAW 1 Januari 2018 27,6
Tengkaw K 2 Febuari 2018 27,6
ang 2 3 Maret 2018 27,9
4 April 2018 27,8
Tabel 3.2 Parameter Transmisi 5 Mei 2018 27,8
No. Parameter Nilai Satuan 6 Juni 2018 27,8
7 Juli 2018 27,9
1 Tegangan sisi terima 150 kilo
Volt 8 Agustus 2018 28
2 Frekuensi 50 Hz 9 September 2018 28,1
3 Panjang saluran 8,30 KMS 10 Oktober 2018 28
4 Luas penampang 240 mm2 11 November 2018 28
penghantar 12 Desember 2018 27,3
5 Jumlah berkas 2 -
penghantar Tabel 3.5 Curah Suhu Rata-Rata
6 Jarak antar 4,5 Meter
penghantar No. Bulan Curah Suhu Rata-rata
7 Arus nominal 1070 A (℃)
1 Januari 2018 27,6
Tabel 3.3 Curah Suhu Maksimum 2 Febuari 2018 27,6
3 Maret 2018 27,9
No. Bulan Curah Suhu Maksimum 4 April 2018 27,8
(℃) 5 Mei 2018 27,8
1 Januari 2018 35 6 Juni 2018 27,8
2 Febuari 2018 35,8 7 Juli 2018 27,9
3 Maret 2018 36,2 8 Agustus 2018 28
4 April 2018 35,6 9 September 28,1
5 Mei 2018 35,6 2018
6 Juni 2018 35,2 10 Oktober 2018 28
7 Juli 2018 33,8 11 November 28
8 Agustus 2018 34,8 2018
9 September 2018 35 12 Desember 27,3
10 Oktober 2018 34,6 2018
11 November 2018 34,2
12 Desember 2018 35,2 Tabel 3.6 Tekanan Udara
Tabel 3.4 Curah Suhu Minimum No. Bulan Tekanan Udara
(milibar/mb)
No. Bulan Curah Suhu Minimum (℃)
1 Januari 2018 1010,8
1 Januari 2018 22,4 2 Febuari 2018 1012,3
2 Febuari 23,4 3 Maret 2018 1011,7
2018
4 April 2018 1011,5
3 Maret 2018 23,2
5 Mei 2018 1011,7
4 April 2018 23,6
44
Onglan Nainggolan dkk, Analisis Aspek Ekonomi Akibat Rugi-Rugi Korona Pada Saluran Transmisi 150 Kv Antara
Gi Harapan Baru – Gi Tengkawang

6 Juni 2018 1012,8 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


7 Juli 2018 1011,7
8 Agustus 2018 1012,5 1. Hasil Perhitungan Kerapatan Udara Relatif
9 September 2018 1012,9 tegangan tinggi
10 Oktober 2018 1013
11 November 2018 1012,7 Tabel 4.1 Nilai Kerapatan Udara Relatif
12 Desember 2018 1011,9
No Bulan / Tahun Kerapatan Udara Relatif (𝛅)
Min Max Rata-
Tabel 3.7 Kelembaban Udara rata
No. Bulan Kelembaban Udara 1 Januari/2018 1,0061 0,9776 0,9887
(%) 2 Februari/2018 1,0042 0,9639 0,9902
1 Januari 2018 81 3 Maret/2018 1,0043 0,962 0,9886
2 Febuari 2018 82 4 April/2018 1,0027 0,9637 0,9887
3 Maret 2018 80 5 Mei/2018 1,0016 0,9639 0,9889
4 April 2018 82 6 Juni/2018 1,006 0,9662 0,99
5 Mei 2018 84 7 Juli/2018 1,0056 0,9696 0,9886
8 Agustus/2018 1,0092 0,9672 0,989
6 Juni 2018 83
9 September/2018 1,0055 0,9669 0,9891
7 Juli 2018 81
10 Oktober/2018 1,0029 0,9683 0,9895
8 Agustus 2018 78 11 November/2018 1,0053 0,9693 0,9892
9 September 2018 77 12 Desember/2018 1,0038 0,9654 0,9908
10 Oktober 2018 81 𝚺 Rata – rata 1,0051 0,9671 0,9894
11 November 2018 82
12 Desember 2018 73 Pada Tabel 4.1 nilai kerapatan udara
pada suhu minimum jauh lebih besar
dibandingkan dengan suhu maksimum dan rata-
rata.
Semakin besar nilai suhunya maka nilai
kerapatan udara pada wilayah tersebut akan
semakin kecil.

2. Hasil Perhitungan Tegangan Disruptif Kritis


Tabel 4.2 Nilai Tegangan Disruptif Kritis Pada
Permukaan Halus
No Bulan / Tegangan Disruptif Keadaan
Tahun Kritis (Vd) Cuaca
Gambar 4.1 Single Line Diagram Sistem (kV)
Transmisi Antara GI Tengkawang – GI Harapan Permukaan Halus
Baru Min Max Rata
-rata
1 Januari 124, 122, 123, Basah
2018 513 154 073
Tabel 3.8 Curah Hujan dan Kondisi Cuaca 2 Februari 124, 121, 123, Basah
2018 356 004 195
3 Maret 124, 120, 123, Basah
No. Bulan Kondisi Curah Hujan
2018 363 852 064
Cuaca (mm)
4 April 124, 120, 123, Basah
2018 235 993 076
1 Januari 2018 Basah 276
5 Mei 124, 121, 123, Basah
2 Febuari 2018 Basah 412 2018 139 009 092
3 Maret 2018 Basah 232 6 Juni 124, 121, 123, Basah
4 April 2018 Basah 232 2018 509 201 181
5 Mei 2018 Basah 232 7 Juli 155, 151, 153, Lembab/
6 Juni 2018 Basah 231 2018 410 672 649 baik
7 Juli 2018 Lembab 119 8 Agustus 155, 151, 153, Kering
8 Agustus 2018 Kering 57 2018 772 423 695
9 September 2018 Lembab 161 9 September 155, 151, 153, Lembab/
10 Oktober 2018 Basah 210 2018 392 398 702 baik
11 November 2018 Basah 275 10 Oktober 124, 121, 123, Basah
12 Desember 2018 Lembab 172 2018 246 375 143
45
JUST TI: (Jurnal Sains Terapan Teknologi Informasi) 14, 2 (Juli , 2022): 42 - 49
Website: e-journal.polnes.ac.id/index.php/justi
ISSN: 2579-4510(online) ISSN: 2085-6458(print)

11 November 124, 121, 123, Basah 3. Hasil Perhitungan Rugi-Rugi Daya Korona
2018 445 456 118
12 Desember 155, 151, 153, Lembab/ Tabel 4.4 Nilai Rugi-rugi Daya Akibat Korona Pada
2018 220 233 873 baik Permukaan Halus
𝜮 Rata-rata 133, 130, 132, N Bulan / Rugi-rugi Daya Akibat Keadaan
95 55 54 o Tahun Korona (Pk) Cuaca
(kW/km)
Tabel 4.3 Nilai Tegangan Disruptif Kritis Pada Permukaan Halus
Permukaan Kasar Min Max Rata-
rata
No Bulan / Tegangan Disruptif Keadaan 1 Januari 5,208 6,398 5,915 Basah
Tahun Kritis (Vd) Cuaca 2018
(kV) 2 Februari 5,282 7,036 5,853 Basah
Permukaan Halus 2018
Min Max Rata 3 Maret 5,279 7,123 5,920 Basah
-rata 2018
1 Januari 115, 113, 114, Basah 4 April 5,340 7,042 5,914 Basah
2018 797 603 458 2018
2 Februari 115, 112, 114, Basah 5 Mei 5,386 7,033 5,906 Basah
2018 651 534 571 2018
3 Maret 115, 112, 114, Basah 6 Juni 5,210 6,924 5,860 Basah
2018 657 393 450 2018
4 April 115, 112, 114, Basah 7 Juli 0,235 0,023 0,109 Lembab/
2018 538 523 460 2018 baik
5 Mei 115, 112, 114, Basah 8 Agustus 0,266 0,017 0,111 Kering
2018 450 538 475 2018
6 Juni 115, 112, 114, Basah 9 Septemb 0,233 0,016 0,112 Lembab/
2018 793 717 558 er baik
7 Juli 144, 141, 142, Lembab/ 2018
2018 531 055 893 baik 1 Oktober 5,335 6,826 5,880 Basah
8 Agustus 144, 140, 142, Kering 0 2018
2018 868 824 937 1 Novemb 5,240 6,780 5,892 Basah
9 September 144, 140, 142, Lembab/ 1 er
2018 515 8 943 baik 2018
10 Oktober 115, 112, 114, Basah 1 Desemb 0,219 0,013 0,122 Lembab/
2018 549 879 523 2 er baik
11 November 115, 112, 114, Basah 2018
2018 734 954 500 𝜮 Rata-rata 3,718 4,774 4,110
12 Desember 144, 140, 143, Lembab/ 231 308 769
2018 355 646 102 baik
𝜮 Rata-rata 124, 121, 123,
57 41 27 8
Rugi-rugi Daya Korona (kW/km)

7
6
5
Pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 diperoleh 4
hasil nilai tegangan disruptif kritis pada 3
permukaan kawat penghantar halus atau kasar,
2
pada masing-masing kondisi cuaca nya lebih
tinggi dibandingkan pada kondisi cuaca basah. 1
Semakin tinggi curah hujan mengakibatkan 0
kondisi cuaca basah sehingga nilai tegangan
disruptif kritis nya lebih kecil dibandingkan Bulan/tahun
dengan kondisi cuaca lebih lembab atau kering. Temperatur Minimum Temperatur Maksimum Temperatur Rata-rata

Gambar 4.2 . Grafik Rugi-rugi Daya Korona Pada


Permukaan Halus

Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa nilai rugi-rugi


daya akibat korona dalam tiga belas bulan
46
Onglan Nainggolan dkk, Analisis Aspek Ekonomi Akibat Rugi-Rugi Korona Pada Saluran Transmisi 150 Kv Antara
Gi Harapan Baru – Gi Tengkawang

berbeda-beda. Nilai terendah terletak pada bulan Juli, Agustus, September, dan Desember 2018.
Juli, Agustus, September, dan Desember 2018. Kondisi ini hampir sama dengan permukaan
Besarnya nilai rugi-rugi daya akibat korona kawat halus, namun ada perbedaan pada kedua
bergantung pada kondisi cuaca dalam bulan permukaan kawat penghantar ini, yaitu pada hasil
tersebut. Semakin tinggi intensitas hujan yang rugi-rugi daya korona nya.
turun, mengakibatkan kondisi cuaca basah,
sehingga juga dapat meningkatkan nilai rugi-rugi
daya akibat korona. 4. Analisa Hasil Perhitungan
Tabel 4.5 Nilai Rugi-rugi Daya Akibat Korona Pada
Permukaan Kasar 14

Rugi-rugi Daya Korona (kW/km)


N Bulan / Rugi-rugi Daya Akibat Keada 12
o Tahun Korona (Pk) an
10
(kW/km) Cuaca
Permukaan Kasar 8
Min Max Rata- 6
rata
4
1 Januari 9,38 10,93 10,31 Basah
2018 2
2 Februari 9,48 11,75 10,23 Basah 0
2018
3 Maret 2018 9,47 11,86 10,31 Basah
Bulan/tahun
4 April 2018 9,55 11,76 10,30 Basah
Temperatur Minimum Temperatur Maksimum
5 Mei 2018 9,61 11,74 10,29 Basah
6 Juni 2018 9,38 11,60 10,23 Basah
7 Juli 2018 0,240 0,666 0,412 Lemba Gambar 4.4 Perbandingan Kerapatan Udara Relatif
b/ Terhadap Rugi-rugi Daya Korona pada Permukaan
baik Halus dan Temperatur Rata-rata
8 Agustus 0,21 0,70 0,41 Kering
Pada Gambar 4.4 merupakan Perbandingan Kerapatan
2018
Udara Relatif Terhadap Rugi-rugi Daya Korona pada
9 September 0,241 0,706 0,406 Lemba
Permukaan Halus dan Temperatur Rata-rata
2018 b/
baik 11
Rugi-rugi Daya Korona (kW)

10 Oktober 9,55 11,48 10,26 Basah 10


2018 9
8
11 November 9,422 11,42 10,27 Basah 7
2018 1 6 6
12 Desember 0,256 0,731 0,387 Lemba 5
2018 b/ 4
baik 3
𝜮 Rata-rata 6,62 8,22 7,23 2
1
0

Pk (halus)
500 15 Pk (kasar)
Rugi-rugi Daya korona
Curah Hujan (mm)

400
10
300 Gambar 4.5 Perbandingan Kerapatan Udara Relatif
(kW)

Terhadap Rugi-rugi Daya Akibat Korona pada


200
5 Permukaan Kasar dan Temperatur Rata-rata
100
Pada Gambar 4.5 Merupakan Perbandingan Kerapatan
0 0
Udara Relatif Terhadap Rugi-rugi Daya Akibat
Rugi-rugi daya korona (kW) Curah Hujan (mm) Korona pada Permukaan Kasar dan Temperatur Rata-
rata
Gambar 4.3 Grafik Rugi-rugi Daya Korona Pada
Permukaan Kasar

Pada Gambar 4.3 terlihat bahwa nilai rugi-rugi


daya akibat korona dalam tiga belas bulan
berbeda-beda. Nilai terendah terletak pada bulan
47
JUST TI: (Jurnal Sains Terapan Teknologi Informasi) 14, 2 (Juli , 2022): 42 - 49
Website: e-journal.polnes.ac.id/index.php/justi
ISSN: 2579-4510(online) ISSN: 2085-6458(print)

8 200 24
Rugi-rugi Daya Korona

Tegangan Disruptif Kritis


22

Rugi-rugi Daya
6 150 20
18
16
14
(kW)

4 100 12

(kV)
10
8
2 50 6
4
2
0 0 0
Tegangan Disruptif Kritis (kV) Minimum Maksimum Rata-rata

Rugi-rugi Daya Akibat Korona (kW) Kondisi Temperatur


Pk (kW) Pk loss (MW)

Gambar 4.6 Perbandingan Tegangan Disruptif Kritis Gambar 4.9 Perbandingan Rugi-rugi Korona Pada
Terhadap Rugi-rugi Daya Akibat Korona pada Permukaan Halus dengan Permukaan Kasar Pada
Permukaan Halus dan Temperatur Rata-rata Temperatur Rata-rata
Pada Gambar 4.6 Perbandingan Tegangan Disruptif
Kritis Terhadap Rugi-rugi Daya Akibat Korona pada
Permukaan Halus dan Temperatur Rata-rata 10 0.992

Rugi-rugi Daya Korona

Kerapatan Udara Relatif


0.99
15 0.991
5
Rugi-rugi Daya Korona

(kW)
Kerapatan Udara Relatif

0.99 0.988
10
(kW)

0.989 0 0.986
5 Kerapatan Udara Relatif
0.988
Rugi-rugi Daya Akibat Korona (kW)

0 0.987
Gambar 4.10 Perbandingan Rugi Daya Korona
Kerapatan Udara Relatif Terhadap Rugi Daya Saluran Pada Permukaan Kasar
Rugi-rugi Daya Akibat Korona (kW)
Rugi-rugi daya korona pada saluran
transmisi 150 kV antara GI Harapan Baru – GI
Gambar 4.7 Perbandingan Tegangan Disruptif Kritis Tengkawang, rata-rata terendah (Tabel 4.4)
Terhadap Rugi-rugi Daya Akibat Korona pada adalah sebesar 4,110769 kW/km dan rata
Permukaan Kasar dan Temperatur Rata-rata tertinggi (Tabel 4.5) adalah sebesar 7,234
kW/km.
Pada Gambar 4.7 tampak Perbandingan Tegangan
Disruptif Kritis Terhadap Rugi-rugi Daya Akibat 5. Analisis Nilai Ekonomis
Korona pada Permukaan Kasar dan Temperatur Rata- Besarnya nilai ekonomis akibat rugi-
rata rugi daya korona hasil perhitungan pada Tabel
4.4 dan Tabel 4.5 di atas adalah sebagai berikut :
15 200
Tegangan Disruptif Kritis
Rugi-rugi Daya Korona

A. Rugi-rugi daya korona rata-rata terendah.


10
- Rugi-rugi daya korona rata-rata terendah
adalah 4,110769 kW/km.
(kW)

100
(kV)

5
- Rugi-rugi daya korona total :
= 4,110769kW/km x 8,3 km
= 34 kW
0 0
Tegangan Disruptif Kritis (kV) - Rugi-rugi energi selama 1 hari :
Rugi-rugi Daya Akibat Korona (kW) = 34 kW x 24 jam
= 819 kWh
Gambar 4.8 Perbandingan Rugi-rugi Daya Akibat - Rugi Ekonomi selama 1 hari operasi :
Korona Terhadap Curah Hujan pada Permukaan Kasar = 819 kWh x Rp 1.644,52/kWh
dan Temperatur Rata-rata = Rp 1.346.640/hari
Pada Gambar 4.8 adalah merupakan Perbandingan
Rugi-rugi Daya Akibat Korona Terhadap Curah Hujan B. Rugi-rugi daya korona rata-rata tertinggi.
pada Permukaan Kasar dan Temperatur Rata-rata - Rugi-rugi daya korona rata-rata tertinggi
adalah sebesar 7,234 kW/km.
- Rugi-rugi daya korona total :
= 7,234 kW/km x 8,3 km
= 60 kW
48
Onglan Nainggolan dkk, Analisis Aspek Ekonomi Akibat Rugi-Rugi Korona Pada Saluran Transmisi 150 Kv Antara
Gi Harapan Baru – Gi Tengkawang

- Rugi-rugi energi selama 1 hari : [7] L. M. Dirgantara, “Perhitungan Besar Rugi-


= 60 kW x 24 jam Rugi Daya Korona Pada Sistem Saluran
= 1.644 kWh Transmisi 275 kV GI Mambong Malaysia -
- Rugi Ekonomi selama 1 hari operasi : GI Bengkayang Indonesia,” Jurusan Teknik
= 1.644 kWh x Rp 1.644,52/kWh Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
= Rp 2.369.774/hari Tanjungpura, 2018.
[8] H. Sujatmiko, “Analisis Kerugian Daya
V. KESIMPULAN Pada Saluran Transmisi Tegangan Ekstra
Tinggi 500 kV di PT. PLN (PERSERO)
1. Rugi-rugi daya total rata-rata akibat korona Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban
selama tahun 2018 untuk kondisi terendah (P3B) Jawa Bali Regional Jawa Tengah dan
adalah sebesar 4,110769 kW/km dan untuk DIY Unit Pelayanan Transmisi Semarang,”
kondisi tertinggi adalah sebesar 7,234 Jurnal Teknik Elektro, vol. 1 No. 1, 2009.
kW/km.
2. Nilai rugi-rugi ekonomi rata-rata akibat rugi- [9] I. M. Y. Negara, Teknik Tegangan Tinggi
rugi daya korona tersebut, untuk kondisi (Prinsip dan Aplikasi Praktis), Yogyakarta:
terendah adalah sebesar Rp 1.346.640/hari Graha Ilmu, 2013.
dan untuk kondisi tertinggi adalah sebesar Rp [10] Penetapan Penyesuaian Tarif Tenaga
2.369.774/hari. Listrik (Tarif Adjustment) Bulan April-
3. Penghantar dengan permukaan kasar yang Juni 2018 PT PLN (Persero). PLN
terdapat partikel-partikel lain seperti debu (Persero), PT. (1985), SPLN No. 59 :
yang menempel pada permukaan kawat
mengakibatkan meningkatnya rugi-rugi daya
korona.
4. Kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap
hasil rugi-rugi daya akibat korona. Semakin
tinggi curah hujan, maka kondisi cuaca basah
sehingga nilai rugi-rugi daya akibat korona
semakin meningkat dan sebaliknya.
5. Pada saat kondisi cuaca cerah maka akan
meningkatkan nilai tegangan disruptif kritis,
sehingga akan menurunkan jumlah rugi-rugi
daya akibat korona, dan sebaliknya.
6. Hasil rugi-rugi daya akibat korona lebih besar
terjadi pada kawat penghantar dengan
permukaan kasar dibandingkan dengan kawat
penghantar permukaan halus.

REFERENSI

[1] A. Arismunandar, Teknik Tegangan Tinggi,


Jakarta: PT. Pradnya Paramita, cetakan ke-
8, 2001.
[2] A. Arismunandar, Teknik Tegangan Tinggi
Suplemen, Jakarta: PT. Ghalia Indonesia,
cetakan pertama, 1982.
[3] A. Kadir, Transmisi Tenaga Listrik,
Universitas Indonesia (UI-Press), 1998.
[4] T. Barlian, Transmisi Daya Listrik,
Yogyakarta: ANDI , 2013.
[5] T. Hutauruk, Transmisi Daya Listrik,
Jakarta: Erlangga, 1985.
[6] N. K. D. P. Sari, “Analisis Pengaruh Akibat
Korona Terhadap Rugi-Rugi Daya Saluran
Udara Tegangan Tinggi 150 kV,” ISSN :
2302 - 2949, Program Studi S2 Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Andalas, 2014.

49

You might also like