Professional Documents
Culture Documents
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Di Hutan Lindung Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Di Hutan Lindung Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat
1-20
Website: http://ejournal.ipdn.ac.id/jtpm, e-ISSN: 2798-9380, p-ISSN: 2798-9941
Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Sumatera Barat
©2022 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons
Attribution-ShareAlike 4.0 International License-(CC-BY-SA) (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
DOI : https://doi.org/10.33701/jtpm.v2i2.2443
*Penulis Korespondensi
Muhammad Shofiyan Al Asy’ary Diterima: 13 April 2022
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Direvisi: 20 Mei 2022
Indonesia Publikasi Online: 24 Agustus 2022
Email: opyshino@gmail.com
Abstract
There are still problems of Sustainable tourism development in Sesaot Forest. They are: (1) low human resources, (2) lack of
infrastructure and facilities in the form of the accessibility road to the location; (3) and illegal logging. This research aims to
identify the strategies of the Department of Tourism of West Lombok for the sustainable development, in Sesaot Protected
Forest, West Nusa Tenggara. The method used in this research is descriptive qualitative approach. Data were collected
through interviews, documentation and observation. Data analysis technique used is the SWOT (Strenght, Weakness,
Opportunity, and Threats). As the result, sustainable tourism development in Sesaot Forest are affected by six dimensions,
they are: (1) selecting the basic problem, (2) setting basic goals and strategic objective, (3) formulating an action plans, (4)
developing empowerment plans, (5) considering the excellence, (6) considering the sustainability. However, dimension of setting
basic goals and strategic objective and formulating an action plans do not work well. Therefore, Department of Tourism
depute local communities and make tour packages which are conducted by local communities themselves. For better
development, West Lombok Government also have to compile the regulation about Sustainable Tourism.
Abstrak
Masih terjadi permasalahan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Hutan Lindung Sesaot.
Antara lain: (1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia; (2) Kurangnya sarana dan prasarana berupa
aksesibiltas jalan menuju lokasi yang masih sempit; (3) Masih adanya perambahan hutan secara liar. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat
dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Hutan Lindung Sesaot. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan induktif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis SWOT yaitu Strenght (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities
(Peluang), Threats (Ancaman). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengembangan pariwisata
berkelanjutan di Hutan Lindung Sesaot dipengaruhi oleh 6 dimensi yaitu (1) Seleksi mendasar terhadap
permasalahan, (2) Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategis, (3) Menyusun perencanaan tindakan, (4)
Menyusun rencana pemberdayaan, (5) Mempertimbangkan keunggulan, (6) Mempertimbangkan
keberlanjutan. Namun dimensi menetapkan tujuan dan sasaran strategis dan menyusun perencanaan
tindakan belum efektif karena masih sulitnya merubah pola pikir masyarakat setempat. Oleh karena itu
1
Jurnal Terapan Pemerintahan Minangkabau Vol. 2, No. 2, Edisi Juli – Desember 2022
DOI: https://doi.org/10.33701/jtpm.v2i2.2443
Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat memberdayakan masyarakat setempat dan membuat paket
wisata yang dikelola oleh masyarakat setempat. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah Lombok Barat
juga telah menyusun regulasi terkait dengan Pariwisata Berkelanjutan.
Kata kunci: Strategi; Pengembangan; Pariwisata Berkelanjutan; dan Hutan Lindung Sesaot
pohon ini bergguna untuk menetralisir udara dampak negatif diantaranya meningkatnya
daerah sekitarnya, hutan sekunder merupakan jumlah sampah. Meningkatnya jumlah sampah
hutan yang tumbuh alami setelah setelah tidak diikuti dengan tempat pengelolaan
terjadinya kerusakan dan perkebunan Mahoni sampah yang memadai. Masih susahnya
dan agroforestry yang merupakan kombinasi mendapat lahan untuk tempat pengelolaan daur
antara pepohonan dan tanaman pertanian, di ulang sampah menjadi salah satu masalah yang
Hutan Sesaot ini terdapat kawasan yang dihadapi.
ditumbuhi pohon mahoni dan ilalang yang Masih kurangnya kualitas sumber daya
dikembangkan oleh masyarakat sekitar. manusia masyarakat sekitar menjadi masalah
Sebelum menjadi taman wisata, tempat utama yang dihadapi sehingga kemampuan
tersebut tidak lebih sebagai aktivitas warga untuk melakukan kegiatan kepariwistaan masih
yakni memanen buah-buahan, mencuci pakaian, kurang.
mencuci piring dan mandi. seiring Selanjutnya menurut yang diamati yaitu
perkembangan zaman, keberadaannya telah kurangnya sarana dan prasarana menjadi salah
diketahui oleh masyarakat luas yang mana satu masalah yang masih terjadi. Masing
hutan dan sumber daya airnya dijadikan lokasi kurangnya tempat pembuangan sampah sering
sebagai taman wisata alam yang tepat untuk mengakibatkan sapmpah berserakan. Kemudian
berkemah dan piknik. masih sempitnya jalan menuju lokasi sering
Kesadaran masyarakat setempat terkait mengakibatkan kemacetan yang panjang ketika
potensi yang dimiliki wisata Hutan Sesaot hari libur tiba karena meningkatnya jumlah
melahirkan pemikiran dan upaya untuk kunjungan wisatawan. Serta sempitnya ruang
dilakukannya peningkatan infrastruktur taman parkir yang mengakibatkan banyak pengunjung
wisata yang menggandeng Pemerintah Daerah yang memarkir kendaraan di luar area parkir
Kabupaten Lombok Barat dan Pemerintah sehingga terkesan berantakan.
Provinsi Nusa Tenggara Barat, sehingga pada Masih terjadinya penebangan liar di
awal tahun 2016 infrastruktur tersebut resmi kawasan Hutan Sesaot ini. Hal ini masih
digunakan sebagai pengembangan pariwisata dilakukan oleh oknum masyarakat yang tidak
berkeanjutan. bertanggungjawab yang tentu saja dapat
Fasilitas yang disediakan di hutan lindung ini merusak hutan apabila terus dibiarkan.
seperti : Tempat pemandian, hutan wisata Adapun dalam pengembangan
Outbond, tempat berkemah dll. pariwisata berkelanjutan itu sangat erat kaitanya
dengan bagaimana manajemen destinasi
Peningkatan infrastruktur yang pariwisata itu yang dalam hal ini adalah
dilakukan pemerintah Kabupaten Lombok manajemen destinasi wisata yang ada di
Barat yakni penambahan penunjuk jalan, Kabupaten Lombok Barat menuju
perluasan dan perbaikan tempat parkir, pengembangan pariwisata berkelanjutan.
penyediaan kamar mandi, tempat peristirahatan Terkait dengan hal tersebut, maka yang perlu
dan gazebo untuk pengunjung, tempat duduk, diperhatikan dalam aspek tata pengelolaan
jalan menuju permandian, Jalan masuk menuju pariwisata sesuai dengan yang tercantum dalam
hutan, serta pembatas yang melingkari sumber Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat
mata air yang menjadi tempat kolam Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
permandian, dengan upaya yang dilakukan Ruang
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat tersebut Pembatasan Masalah
jumlah pengunjung yang datang ke Taman Melihat dari permasalahan yang
Wisata Hutan Sesaot di Desa Sesaot Kecamatan dikemukakan diatas, maka penulis memberikan
Narmada Kabupaten Lombok Barat Provinsi batasan permasalahan yaitu: “Strategi
Nusa Tenggara Barat terus meningkat. Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di
Jumlah pengunjung yang terus Hutan Lindung Sesaot Desa Sesaot Kecamatan
meningkat justru mengakibatkan beberapa Narmada Kabupaten Lombok Barat Provinsi
yang menjadi basis industri pariwisata. Kedua, raising their awareness about sustainability issues and
menggunakan setiap sumberdaya yang tersedia promoting sustainable tourism practices amongst them.”
sesuai dengan nilai dan aspirasi masyarakat lokal Maksud Pia bahwa pariwisata
masa kini dan yang akan datang, serta berkelanjutan ini adalah pariwisata yang tidak
menghasilkan kontribusi nyata bagi berorientasi atau dikembangkan selama dua
kesejahteraan mereka. Ketiga, mengembangkan atau tiga tahun ataupun dalam waktu singkat
dan memasarkan produk dengan tepat dengan saja, bahkan lebih memperhitungkan masa yang
memperhatikan perbedaan dan daya saingnya, akan datang dengan memperhatikan faktor
sehingga tetap mampu secara fleksibel sosial ekonomi dan budaya. Karena
merespon perubahan pasar. Keempat, pengembangan pariwisata tidak hanya
meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap membawa dampak positif saja tapi juga dampak
kemajuan ekonomi di destinasi dan melakukan negatif. Adanya pariwisata berkelanjutan
promosi berkelanjutan. Kelima, meningkatkan diharapkan mampu meminimalisir dampak
daya tarik destinasi, menjamin kesesuaian negatif dari pengembangan pariwisata itu
promosi dengan fakta destinasi, mendorong sendiri sehingga dapat menjaga kelestarian
pertambahan kunjungan-ulang dan lingkungan dan budaya dan meningkatkan
meningkatkan reputasi destinasi.” ekonomi masyarakat sekitar kawasan wisata.
Adapun prinsip dalam pengembangan Landasan Normatif
pariwisata berkelanjutan Menurut UNWTO Tinjauan Normatif merupakan
(2004) dalam Pia dan Basalamah (2014:83-84), kumpulan peraturan yang digunakan oleh
ada beberapa indikator destinasi pariwisata peneliti dalam menganalisis permasalahan
dianggap berkelanjutan : dalam penelitian. Dalam tinjauan normatif di
“Sustainability principles refer to the penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa
environmental, economic and sociocultural aspects of peraturan yaitu:
tourism development, and a suitable balance must be Undang-Undang Dasar 1945
established between these three dimensions to guarantee Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke
its long-term sustainability. Thus, sustainable tourism empat telah menegaskan tujuan Negara
should: (1) Make optimal use of environmental Kesatuan Republik Indonesia yaitu “melindungi
resources that constitute a key element in tourism segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
development, maintaining essential ecological processes darah Indonesia dan untuk memajukan
and helping to conserve natural heritage and biodiversity. kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
(2) Respect the socio-cultural authenticity of host bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
communities, conserve their built and livingcultural dunia”.
heritage and traditional values, and contribute to inter- Untuk mewujudkan tujuan-tujuan
cultural understanding and tolerance. (3) Ensure viable, tersebut dengan luasnya wilayah di Indonesia
long-term economic operations, providing socio-economic maka dibentuklah pemerintah daerah yang
benefits to all stakeholders that are fairly distributed, diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal
including stable employment and income-earning 18 ayat 1 yaitu “Negara Kesatuan Republik
opportunities and social services to host communities, Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi itu
and contributing to poverty alleviation. Sustainable dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap
tourism development requires the informed participation provinsi, kabupaten dan kota mempunyai
of all relevant stakeholders, as well as strong political pemerintah daerah yang diatur dengan undang-
leadership to ensure wide participation and consensus undang”. Kemudian dalam pelaksanaannya itu
building. Achieving sustainable tourism is a continuous pemerintahan daerah menjalankan azas
process and it requires constant monitoring of impacts, otonomi yang dipaparkan pada ayat 5 yaitu
introducing the necessary preventive and/or corrective “pemerintah daerah menjalankan otonomi
measures whenever necessary. Sustainable tourism seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintah yang
should also maintain a high level of tourist satisfaction oleh Undang-Undang ditentukan sebagai
and ensure a meaningful experience to the tourists, urusan Pemerintah Pusat”. Penyelenggaraan
pemerintah daerah ini selanjutnya diatur dalam muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang
Undang-Undang. dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
Undang-undang nomor 23 Tahun 2014 masyarakat setempat, sesama wisatawan,
tentang Pemerintahan Daerah Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Pemerintah dalam menjalankan dan danpengusaha.
memaksimalkan amanat konstitusi negara dapat Dalam pasal 2 undang undang nomor
dilakukan melalui pembagian urusan antara 10 tahun 2009 bahwa kepariwisataan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah diselenggarakan berdasarkan atas asas :
Daerah.Sesuai dengan BAB IV Mengenai a. Manfaat
Urusan Pemerintahan yang didalamnya dibagi b. Kekeluargaan
menjadi urusan pemerintahan absolut, c. Adil dan merata
konkuren, dan urusan pemerintahan d. Keseimbangan
umum.Dalam pembahasan penelitian ini e. Kemandirian
merujuk kepada urusan pemerintahan f. Kelestarian
konkuren, urusan pemerintahan konkuren itu g. Partisipatif
dibagi menjadi urusan pemerintahan wajib dan h. Berkelanjutan
urusan pemerintahan pilihan. Pariwisata sesuai i. Demokratis
dengan bahasan dalam penelitian ini termasuk j. Kesetaraan, dan
dalam urusan pemerintahan pilihan yang mana k. Kesatuan.
bagian dari urusan pemerintahan konkuren Kepariwisataan berfungsi memenuhi
sesuai dengan pasal 12 ayat (3) bahwasanya kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual
urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) meliputi: serta meningkatkan pendapatan negara untuk
a. Kelautan dan perikanan, mewujudkan kesejahteraan rakyat.
b. Pariwisata, Dalam pasal 4 undang undang nomor
c. Pertanian, 10 tahun 2009 menyebutkan bahwa tujuan
d. Kehutanan, pariwisata adalah :
e. Energi dan sumber daya mineral, a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
f. Perdagangan, b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
g. Perindustrian, c. Menghapus kemiskinan
h. Transmigrasi. d. Mengatasi pengngguran
Hal inilah yang menjadi dasar acuan e. Melestarikan alam, lingkungan, dan
Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan sumber daya
urusan pemerintahan bidang pariwisata, f. Memajukan kebudayaan
sehingga Pemerintah Daerah dapat lebih fokus g. Mengangkat citra bangsa
dalam menyelenggarakan pemerintahan h. Memupuk rasa cinta tanah air
termasuk dalam mensejahterakan i. Memupuk jati diri dan memperkuat
masyarakatnya. kesatuan bangsa, dan
Undang-undang nomor 10 tahun 2009 j. Memepererat persahabatan antar
Tentang Kepariwisataan bangsa.
Undang-undang ini merupakan Dalam pasal 5 undang undang nomor
perubahan dari undang-undang no 9 tahun 10 tahun 2009 menyebutkan bahwa pariwisata
1990 tentang kepariwisataan. Yang dianggap dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan a. Menjunjung tinggi norma agama dan
pariwisata pada saat sekarang ini. nilai budaya sebagai pengejawantahan
Menurut undang-undang nomor 10 dari konsep hidup dalam keseimbangan
tahun 2009 kepariwisataan adalah keseluruhan hubungan antara manusia dan Tuhan
kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan Yang Maha Esa, hubungan antara
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang manusia dan sesama manusia, dan
dengan menggunakan metode ilmiah dan with the present and attempts to determine the status oh
aturan-aturan yang berlaku. Menurut Kothari the phenomenon under investigation”. Berdasarkan
(2004:1): Research in common parlance refers to a pendapat tersebut penelitian deskriptif
search for knowledge. Once can also define research as a didasarkan pada masa sekarang dan berusaha
scientific and systematic search for pertinent information untuk menemukan solusi terhadap suatu
on a specific topic. In fact, research is an art of scientific kejadian yang sedang diteliti tersebut.
investigation. Frankel dan Wallen dalam Suharsaputra
Penelitian dalam bahasa umum (2012:181):
mengacu pada pencarian pengetahuan. Setelah Qualitative research involves studies thtah do
juga dapat mendefinisikan penelitian sebagai not attempt to quantify their result through statistical
pencarian ilmiah dan sistematis untuk informasi summary or analysis. Qualitative studies typically
terkait mengenai topik tertentu. Bahkan, involve interviews and observations without formal
penelitian adalah seni penyelidikan ilmiah. measurement. A case study, which an in-depth
Proses penelitian ini didesain examination of one person, is a form of qualitative
untuk menyelesaikan proses penelitian. Desain research.
penelitian ilmiah penting untuk memberikan Penelitian kualitatif melibatkan studi
arahan dan tuntutan mengenai rencana yang tidak berusaha untuk mengukur hasil
penelitian yang akan dilakukan. Menurut mereka melalui ringkasan statistik atau analisis.
Arikunto (2006:51) desain penelitian adalah Studi kualitatif biasanya melibatkan wawancara
rencana atau rancangan yang dibuat peneliti, dan observasi tanpa pengukuran formal. Sebuah
sebagai ancang ancang kegiatan, yang akan studi kasus, yang merupakan pemeriksaan
dilaksanakan. mendalam dari satu orang, adalah bentuk
Tujuan pokok dari diadakannya desain penelitian kualitatif.
penelitian ini adalah sebagai suatu pedoman Menurut Denzin & Lincoln (1998:25)
kerja bagi seorang peneliti dalam melakukan “Qualitative research is aimed at gaining a
penelitian kegiatan ini. deep understanding of a specific organization or event,
Desain penelitian memberikan prosedur rather than a surface description of a large sample of a
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan population, it aim to provide an expicit rendering of the
untuk menyusun atau menyelesaikan masalah structure order, and broad patterns foun among a group
dalam penelitian. Lebih lanjut, Singh (2006:77) of participants. It also calles ethno-methodology or field
menjelaskan bahwa : research. It generates data about human groups in social
“Research design is a choice of an investigator setting
about the components of his project and development of Penelitian kualitatif bertujuan untuk
certain components of the design. Research design memahami masalah-masalah manusia. Atau soal
includes the following components: a) research method or sosial dengan menciptakan gambaran
research strategy; b) sampling design; c) choice of research menyeluruh dan kompleks yang disajikan
tools; and d) choice of statistical techniques.” dengan kata-kata melaporkan pandangan terinci
Berdasarkan argument di atas, design yang diperoleh dari para sumber informasi serta
penelitian meliputi komponen-komponen dilakukan dalam latar alamiah
sebagai berikut : a) metode penelitian atau Adapun pendekatan yang digunakan
strategi penelitian; b) pengambilam sampel; c) dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
alat penelitian; dan d) teknis statistik. pendekatan induktif yaitu menggambarkan
Dalam penelitian ini, penulis permasalahan atau kasus yang dikemukakan
menggunakan metode penelitian deskriptif berdasarkan fakta yang ada dengan berpijak
kualitatif dengan pendekatan induktif melalui pada fakta yang bersifat khusus kemudian
pengumpulan data dengan cara observasi, diteliti dipecahkan permasalahannya dan ditarik
wawancara dan dokumentasi. Singh (2006:104) kesimpulan umum.
berpendapat tentang pengertian penelitian
deskriptif, yaitu : “Descriptive research is concerned
Menurut Bhattacherjee (2012: 6), menarik kesimpulan tentang objek yang diteliti.
mengemukakan pengertian penelitian deskriptif Dalam penelitian ini yang menjadi informan
yaitu: adalah seseorang yang memiliki informasi
“Descriptive research is directed at making terkait objek yang sedang diteliti. Informan
careful observations and detailed documentation of a adalah orang yang dimanfaatkan untuk
phenomenon of interest. These observations must be memberikan informasi tentang situasi dan
based on the scientific method (i.e., must be replicable, kondisi latar penelitian, ia harus mempuyai
precise, etc.), and therefore, are more reliable than casual banyak pengalaman tentang latar penelitian.
observations by untrained people” Teknik untuk menentukan sumber data
Penelitian deskriptif ditujukan untuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah
membuat pengamatan yang cermat dan snowball sampling dan purposive sampling.Neuman
dokumentasi rinci dari fenomena yang menarik. (2006 : 273-274) mengemukakan bahwa :
Observasi ini harus didasarkan pada metode Purposive sampling (also known as judgmental
ilmiah (yaitu, harus ditiru, tepat, dll), dan karena sampling) is a valuable sampling type for special
itu, lebih dapat diandalkan daripada situation. It is used in explaratoty research or in field
pengamatan kasual oleh orang-orang terlatih research. It uses the judgment of an expert in selecting
Menurut Greener (2008:16) :“An case, or it selects cases with a specific purpose in mind. It
inductive approach starts by looking at the focus of is inappropriate if the goal is to have a representative
research (the organization, a business problem, an sample or to pick the “everage” or the “typical” case. In
economic issue etc) and through investigations by various purposive sampling, cases selected rarely represent the
research methods, aims to generate theory from entire population
research”. Sebuah pendekatan induktif dimulai Selanjutnya menurut Neuman (2006:
dengan melihat fokus penelitian (organisasi, 275)
masalah bisnis, masalah ekonomi dll) dan Snowball sampling is a nonrandom sample in
melalui investigasi oleh berbagai metode which the researcher begin with one case and then, based
penelitian, bertujuan untuk menghasilkan teori on information about interrelationships from that case,
daeri penelitian identifies other cases and repeats the process again and
Metode kualitatif ini meneliti realitas again
sosial sebagai suatu yang uruh dan kompleks Berdasarkan pendapat diatas, teknik
dengan hasil berupa kata-kata tertulis dan lisan yang digunakan dalam penelitian untuk
dengan pemahaman dan pendalaman secara menentukan sumber data person atau informan
menyeluruh dari objek penelitian dan menarik adalah purposive sampling dan snowball sampling.
kesimpulan sesuai kondisi dan situasi di purposive sampling adalah pemilihan siapa subjek
lapangan. Selanjutnya dengan penggunaan atau orang yang terpilih sesuai dengan ciri
metode deskriptif dan pendekatan induktif khusus yang dimiliki oleh sampel itu. Mereka
dapat menjawab dan memecahkan dipilih karena dipercaya mewakili satu populasi
permasalahan yang ada, setelah melakukan tertentu. Sedangkan snowball sampling adalah
penelitian kemudian menarik kesimpulan secara mengidentifikasi orang lain sebagai sempel yang
terperinci. dapat memberi informasi dan orang ini juga
Ruang Lingkup Penelitian dijadikan sebagai informan untuk
Lingkup Penelitian memberikan mengidentifikasi orang lain sebagai sempel yang
gambaran tentang konteks yang berkaitan dianggap dapat memberi informasi.
dengan fokus penelitian. Lingkup penelitian Teknik Pengumpulan data dan Instrumen
memuat tentang aspek aspek yang akan diteliti Penelitian
dari suatu obyek tertentu dalam rangka Teknik Pengumpulan Data
menjawab masalah penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan
Informan langkah yang paling penting dalam penelitian,
Informan merupakan sumber untuk karena tujuan utama dari penelitian adalah
menggali informasi sehingga penulis dapat mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data maka peneliti tidak akan kode etik, situs web, serangkaian huruf atau
mendapatkan data yang memenuhi standar yang email, catatan kasus, bahan promosi kesehatan,
ditetapkan. dll.
Oleh karena itu penulis menggunakan Menurut Edwards dan Holland
teknik pengumpulan data sebagai berikut : (2013:68):
Observasi document the process of consent – the
Observasi menurut Cartwright dalam invitation, the responsefrom the participant, the
Suharsaputra (2012:209) mendefinisikan questions asked and answers given, the negotiation of
observasi sebagai suatu proses melihat, dates and times of interviews, and so on. Th is is
mengamati, dan mencermati serta merekam potentially a much more appropriate and useful way of
perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan working towards (and documenting) participation in
tertentu. research which is both informed and voluntary than
Menurut Kumar (2005:119) asking participants to sign a consent form at the start of
menjelaskan bahwa “observation is a purposeful, study
systematic, and selective way of watching and listening to Makna dari pendapat Edwards dan
an interaction or phenomenom as it take place”. Holland mendokumentasikan proses
Makna dari pendapat tersebut di persetujuan - undangan, respon dari peserta,
atas observasi adalah cara yang bermanfaat, pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang
sistematis, dan selektif menonton dan diberikan, negosiasi tanggal dan waktu
mendengarkan interaksi atau Fenomena seperti wawancara, dan sebagainya. Ini adalah
itu berlangsung. berpotensi cara yang jauh lebih tepat dan
Wawancara berguna bekerja terhadap (dan
Wawancara merupakan proses untuk mendokumentasikan) partisipasi dalam
memperoleh keterangan dengan proses tanya penelitian yang baik informasi dan sukarela
jawab sambil bertatap muka atau berkomunikasi daripada meminta peserta untuk
secara langsung antara peneliti dengan informan menandatangani persetujuan yang terbentuk
untuk mendapatkan informasi dan data yang pada awal penelitian
lengkap Instrumen Penelitian
Dalam Moleong (2013:186) wawancara Kothari (2004: 5) menyatakan bahwa
adalah percakapan dengan maksud tertentu. Qualitative approach to research is concerned with
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu subjective assessment of attitudes, opinions and
pewawancara (interviewer) yang mengajukan behaviour. Research in such a situation is a function of
pertanyaan dan terwawancara (interviewed) yang researcher’s insights and impressions. Creswell
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (2005:161) mengemukakan bahwa “Researcher as
Dokumen key instrument. Qualitative researchers collect their own
Menurut Neuman (2006: 398): data through documentation, observation, or interviews
“Most field research dare are in the form of with the participants”. Menurut Nasution
field notes. Full field notes can contais maps, diagrams, (1998:125) bahwa dalam penelitian kualitatif,
photographs, interviews, tape recordings, video tapes, tidak ada pilihan lain selain menjadikan manusia
memos, objects from the field, notes jotted in the gield sebagai instrument penelitian utama.
and detailed notes writen away from field. Writing notes Berdasarkan pendapat tersebut, maka
is often boring, tedious work that requires self-dicipline”. dalam penelitian ini yang menjadi instrument
Dokumentasi. Berbagai macam bahan- penelitian yaitu peneliti itu sendiri. Sehingga
bahan tertulis dapat menghasilkan informasi fokus penelitian, pemilihan informan, sebagai
kualitatif. Ini dapat sangat berguna dalam sumber data, pengumpulan data, penilaian
mencoba untuk memahami filosofi organisasi kualitas data, analisis data penafsiran data dan
yang mungkin diperlukan dalam etnografi. penarikan kesimpulan dilakukan oleh peneliti
Mereka dapat mencakup dokumen kebijakan, itu sendiri, karena pada dasarnya penelitian
pernyataan miss, laporan tahunan, risalah rapat, kualitatif segala sesuatunya yang akan dicari dari
objek penelitian belum jelas dan pasti September) dan musim hujan (Oktober –
masalahnya, sumber datanya serta hasil yang Maret) dengan temperatur / suhu udara rata -
dicapai. rata berkisar antara 21,03°C – 32,78°C dimana
Teknik Analisis Data suhu maksimum terjadi pada bulan Oktober
Menurut Stainback (1988:150), “data dan November dengan suhu 33,8°C serta suhu
analysis is critical to the qualitative research process. It terendah yang mencapai 17°C yang terjadi pada
is to recognition, study and understanding of bulan Agustus.
interrelationship and concept in your data that Gambaran Umum Dinas Pariwisata
hypotheses and assertion can be developed and evaluated Kabupaten Lombok Barat
Creswell (2009-185) menyatakan bahwa: Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok
researcher as key instrument: Qualitative researchers Barat merupakan salah satu Satuan Kerja
collect data themselves through examining Perangkat Daerah (SKPD) teknis yang berada
documents,observing behavior, or interviewing di bawah Pemerintahan Kabupaten Lombok
participants. They may use the ones who actually gather Barat, mempunyai tugas pokok melaksanakan
the information. sebagian urusan Daerah di bidang Pariwisata
Makna dari pendapat diatas bahwa serta fungsi dinas sebagai perumusan kebijakan
peneliti sebagai instrument kunci: para peneliti teknis, penyelenggaraan, pembinaan dan
kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui pelaksanaan tugas di bidang pariwisata.
dokumentasi, observasi perilaku, atau Filosofi Undang-undang tentang
wawancara dengan para partisipan. Mereka bisa Otonomi Daerah, lebih mengandung arti
saja mengumpulkan protokol-sejenis instrumen pemberdayaan dan kemandirian seluruh potensi
untuk menumpulkan data-tetapi diri merekalah daerah. Otonomi Daerah perlu disikapi oleh
yang sebanrnya menjadi satu-satunya instrumen aparatur dengan sikap baru, paradigma baru dan
dalam mengumpulkan informasi. pola pikir (mindset) enterpreunership dan networking
(partnership, aliansi, kolaborasi), disertai sikap
HASIL DAN PEMBAHASAN prilaku yang baru yang menampilkan karakter
Gambaran Umum Kabupaten Lombok kuat aparatur yang menampilkan Organisasional
Barat Behavior professional yang tanggap, cepat, cerdas
Kabupaten Lombok Barat merupakan dan tepat dalam bertindak. Perencanaan
salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa strategis diperlukan karena sasaran organisasi
Tenggara Barat dengan luas wilayah 1.053,92 diarahkan kepada kepentingan masyarakat
km2. Secara geografis, Kabupaten Lombok (Consumer Driven Oriented). Aparatur Dinas
Barat berada di 115,46° - 116,20° Bujur Timur Pariwisata yang profesional secara intelektual,
dan 8,25° - 8,55° Lintang Selatan, dengan batas Manajerial da Behabioral (mampu, mau, dan
wilayah sebagai berikut : mencintai tugasnya) akan sangat membantu
Sebelah Utara : Lombok Utara terwujudnya pelayanan prima. Aparatur yang
Sebelah Selatan : Samudera Hindia ahli dan mampu di bidangnya serta berwawasan
Sebelah Barat : Selat Lombok dan Kota ensiklopedis, akan mempercepat perubahan ke
Mataram arah lebih baik yang kita inginkan. Ketepatan
Sebelah Timur : Lombok Tengah penempatan, pelatihan, mutasi dan rotasi
Secara administrasi Kabupaten Lombok pegawai yang lebih mengarah kepada
Barat terdiri dari 10 kecamatan dengan 3 kompetensi, akan pula memberi warna
kelurahan dan 119 desa serta 796 jumlah dusun. akselerasi.
Kecamatan Gerung merupakan Ibu Kota Strategi Pengembangan Pariwisata
Kabupaten sekaligus sebagai pusat berkelanjutan di H utan Lindung Sesaot
pemerintahan. Lombok Barat Merupakan salah satu
Kabupaten Lombok Barat termasuk Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat
wilayah yang beriklim tropis, dengan dua yang terkenal dengan wisatanya yang dari waktu
musim, yakni musim kemarau (April – ke waktu mengalami perkembangan dan
kemajuan terlihat dari peningkatan arus Hasil wawancara dengan Kepala Dinas
kunjungan wisatawan ke Lombok Barat. Salah Pariwisata Kabupaten Lombok Barat Ispan
satu indikator keberhasilan industri pariwisata junaidi, M.Ed pada tanggal 16 Januari 2017
adalah jumlah kunjungan wisatawan. Seperti yang menyatakan bahwa : “salah satu
yang diungkapkan Kepala Bidang Promosi permasalahan utama yang masih dihadapi di sini
Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Bara yaitu merubah pola pikir masyarakat setempat
Drs.Sumarto, MPd pada tanggal 16 Januari dari bertani, menebang pohon menjadi industri
2017: pariwisata.
Memang sarana dan prasarana sangat Hal tersebut dikarenakan karena
penting dalam pengembangan sektor wisata, sebelum menjadi objek wisata, masyarakat di
namun indikator utama yang menentukan sekitar kawasan Hutan Lindung Sesaot sendiri
berhasil atau tidaknya industri pariwisata itu sebagian besar berprofesi sebagai petani, dan
dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang banyak yang suka menebang pohon. Oleh
datang, baik wisatawan asing maupun lokal. karena itu butuh proses yang bertahap untuk
Kabupaten Lombok Barat telah merubah pola pikir masyarakat itu sendiri
ditetapkan sebagai Destinasi Pengembangan menjadi masyarakat yang ahli dalam industri
Pariwisata Berkelanjutan dengan dua pariwisata.
Kabupaten di Indonesia lainya yakni Sleman Mengelompokkan Masing-masing Masalah
dan Pangandaran . Ada tiga kategori sebuah Berdasarkan Faktor Internal dan Eksternal
kawasan wisata itu dianggap berkelanjutan yaitu Berikut adalah beberapa hasil
: pertama sapta pesona; Kedua berbasis pada wawancara terkait dengan Mengelompokkan
lingkungan yaitu menjaga, memelihara, dan masing-masing masalah berdasarkan faktor
melestarikan lingkungan; Ketiga berbasis internal dan eksternal. Hasil wawancara dengan
komunitas, yakni berupa penyiapan sarana Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok
prasarana, penginapan, dan pengelolaan Barat Ispan junaidi, M.Ed pada tanggal 16
pariwisata melibatkan masyarakat atau Januari 2017 yang menyatakan bahwa : “Seperti
komunitas setempat. yang sudah saya katakan sebelumnya merubah
Mengidentifikasi Seluruh Masalah mindset masyarakat itu menjadi masalah
Berikut adalah beberapa hasil internal.”
wawancara terkait dengan identifikasi seluruh Merubah mindset dari masyarakat
masalah. Hasil wawancara dengan Sekretaris merupakan masalah internal yang masih
Daerah Kabupaten Lombok Barat H. Moh. dihadapi karena itu merupakan masalah dari
Taufiq pada tanggal 13 Februari 2017 yang dalam lingkungan pariwisata itu sendiri.
menyatakan bahwa : pada pengembangan Kawasan Hutan
Sebenarnya ini adalah file project di Lindung adalah perambahan hutan oleh
Indonesia dan salah satunya adalah kabupaten masyarakat dan minimnya dana atau anggaran
Lombok Barat. Sebelum menjadi file project, pengelolaan objek wisata hutan lindung
identifikasi masalah sudah ditemukan dan sudah tersebut.
memenuhi syarat untuk menjadi pariwisata yang Penyelesaian Masalah
berkelanjutan. Berikut adalah beberapa hasil
Sebelum suatu lokasi pariwisata di wawancara terkait dengan Penyelesaian
Kabupaten Lombok diajukan menjadi Masalah. Hasil wawancara dengan Kepala
Sustainable Tourism Observatory (objek Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat
pengamatan pariwisata berkelnajutan) telah Ispan Junaidi, M.Ed pada tanggal 16 Januari
dilakukan identifikasi terhadap permasalahan 2017 yang menyatakan bahwa :
yang terjadi di lokasi tersebut, agar jelas langkah Untuk menangani hal ini kita akan
yang akan dilakukan selanjutnya dalam membuat alam itu kembali dilestarikan lalu
mengatasi masalah tersebut. dijadikan menjadi destinasi karena sifat dari
pariwisata itu ada dua yakni cepat
menghasilnkan atau industri yang sangat cepat keberlanjutan. Hal ini lebih menguntungkan
menghasilkan. yang kedua multyplied effect yakni daripada hanya mengembangkan sektor wisata
dampak penggandanya satu kawasan wisata itu selama satu atau dua tahun saja dan hanya ramai
dapat menghasilkan industri-industri yang pada saat tertentu, setelah itu rusak dan tidak
besar, seperti kuliner aircraft, transportasi dapat dinikmati lagi oleh wisatawan.
penyewaan alat-alat yang dibutuhkan di lokasi Peyusunan Rencana Tindakan
dan hal ini akan berdampak langsung terhadap Penyusunan langakah-langkah pencapaian
perekonomian masyarakat. sesuai yang telah ditetapkan
Agar dapat merubah mindset masyarakat Hasil wawancara penulis dengan Bupati
maka kawasan hutan yang telah dirambah oleh Lombok Barat H. Fauzan Khalid pada tanggal 8
masyarakat akan dilakukan penanaman kembali Februari 2017 menyatakan bahwa :
pohon sesuai dengan tanaman semula Untuk mewujudkan hal tersebut kami
kemudian dijadikan sebagai destinasi wisata. tidak bekerja sendri. Kami juga bekerjasama
Dengan demikian, maka secara bertahap dengan pokdarwis (kelompok sadar wisata) dan
diharapkan akan merubah pola pikir masyarakat mahasiswa dari Universitas Mataram untuk
yang berorientasi pada pengembangan industri membantu kami dalam mengembangkan
pariwisata dengan perkembangan industri pariwisata di Kabupaten Lombok Barat ini.
lainnya seperti : transportasi, akomoodasi, Hal yang telah dilakukan Pemerintah
kuliner, kerajinan tangan, yang pada akhirnya Kabupaten Lombok Barat untuk mewujudkan
dapat menggerakkan sektor ekonomi tujuan dari pariwisata berkelanjutan di Hutan
masyarakat. Lindung Sesaot ini dengan melakukan
Menetapkan Tujuan dan Sasaran Strategis kerjasama dengan berbagai pihak seperti
Mempertegas arah dan tujuan jangka Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dan
panjang mahasiswa dari Universitas Mataram. Dimana
Berikut adalah hasil wawancara terkait kedua kelompok ini tergabung dalam Forum
dengan Mempertegas arah dan tujuan jangka Tata Kelola Pariwisata (FTKP) Kabupaten
panjang. Hasil wawancara penulis dengan Lombok Barat.
Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid pada Hasil wawancara dengan Sekretaris
tanggal 8 Februari 2017 menyatakan bahwa : Daerah Kabupaten Lombok Barat pada tanggal
Tentu saja tujuan jangka panjang dari 13 Februari 2017 yang menyatakan bahwa :
pariwisata berkelanjutan ini adalah yang Detail langkah-langkah itu akan di atur di level
pertama untuk meningkatkan Pendapatan Asli Dinas Pariwisata dan kita pemerintah daerah
daerah (PAD), dan yang paling penting yaitu telah menetapkan itu sebagai objek pariwisata
agar objek wisata tersebut tetap lestari dan yang akan dijadikan sebagai lokasi pariwisata
dapat dinikmati oleh generasi seterusnya bukan berkelanjuntan dan akan dibuatkan juga
hanya dinikmati satu atau dua tahun saja, perdanya
namun lebih mengutamakan keberlanjutan Dalam hal ini pemerintah Kabupaten
Tujuan jangka panjang dari Lombok Barat terkhusus Sekretaris Daerah
pengembangan pariwisata di Kabupaten sebagai pembuat kebijakan telah berkoordinasi
Lombok Barat yaitu peningkatan Pendapatan dengan Dinas Pariwisata terkait dengan
Asli Daerah (PAD). Seperti halnya yang pembuatan peraturan daerah terkait dengan
tercantum dalam tabel 4.2 bahwa sektor pariwisata berkelanjutan di Lombok Barat ini.
pariwisata memiliki kontribusi yang besar dalam Penyusunan Rencana Pemberdayaan
meningkatkan PAD. Dan tujuan utama dari Alokasi Sumber Daya Manusia dan
pengembangan pariwisata berkelanjutan yakni tourguide
agar lokasi wisata tetap lestari dan dapat Berikut adalah beberapa hasil
dinikmati oleh generasi masa depan. Jadi tidak wawancara terkait dengan Alokasi Sumber Daya
hanya dikembangkan selama satu atau dua Manusia dan Tour Guide. Hasil wawancara
tahun saja tetapi lebih mengutamakan dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok
Barat H. Moh. Taufiq pada tanggal 13 Februari Tenggara Barat yang telah penulis jelaskan
2017 yang menyatakan bahwa : maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Pengalokasian sumber daya manusia itu Strategi dari Dinas Pariwisata
dilakukan oleh masyarakat di tempat lokasi itu Kabupaten Lombok Barat yaitu upaya
sendiri, masyarakat sekitar itu berperan peningkatan arus kunjungan wisatawan dan
memberikan semacam pelatihan untuk kesejahteraan masyarakat setempat antara lain
meningkatkan kualitas SDM tour guide nya. Dan melalui (1) Penyusunan paket wisata; (2)
untuk lebih detailnya itu sudah ada di Dinas Melakukan kerjasama dengan para pemangku
Pariwisata sendiri kepentingan; (3) dan Peningkatan sarana dan
Dalam pengalokasian sumber daya prasarana di lokasi wisata. Hambatan yang
manusia itu dilakukan oleh masyarakat sekitar dihadapi oleh Dinas Pariwisarta dalam
kawasan itu sendiri dan masyarakat di sana pula Pengembangan Pariwisata berkelanjutan di
berberan memberikan pelatihan untuk Hutan Lindung Sesaot masih rendahnya
meningkatkan kualitas SDM maupun kualitas SDM, aksesibilitas menuju objek wisata
kemampuan menjadi tour guide. Dari Pemerintah belum memadai, dan masih minimnya anggaran
Kabupaten Lombok Barat Sendiri hanya untuk pengembangan objek wisata di Hutan
berperan baik berupa dana maupun tempat Lindung Sesaot. Usaha yang telah dilakukan
pelatihan. Dinas pariwisata Kabupaten Lombok Barat
Mempertimbangkan Keberlanjutan adalah: (1) Penyusunan regulasi dalam hal
Alokasi Jangka Waktu pengembangan, penataan, dan pemeliharaan
Berikut adalah hasil wawancara terkait pariwisata berkelanjutan; (2) Peningkatan
dengan alokasi jangka waktu. Hasil wawncara kualitas SDM; (3) Kerjasama dengan berbagai
penulis dengan Bupati Lombok Barat H. pemangku kepentingan, peningkatan sarana dan
Fauzan Khalid pada tanggal 8 Februari 2017 prasarana
menyatakan bahwa : Berdasarkan hasil penelitian dan
Alokasi jangka waktu sendiri itu kan pembahasan maka penulis memberikan
dalam hal keberlanjutan seperti yang saya beberapa masukan dalam hal pengembangan
katakan sebelumnya yaitu mempertahankan pariwisata berkelanjutan di Hutan Lindung
kelestarian alam dsb. Dan pada tahun 2017 ini Sesaot. Yakni perlu dilakukannya pelebaran
akan dikeluarkan anggaran untuk pembuatan jalan dan penambahan jalur alternatif menuju
peraturan daerah terkait dengan pariwisata lokasi juga dilakukan hal sebagai berikut: (1)
berkelanjutan. Memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada
Dalam pengalokasian jangka waktu dari masyarakat setempat terkait dengan pariwisata
pengembangan pariwisata berkelanjutan ini berkelanjutan di Hutan Lindung Sesaot dapat
Pemerintah Lombok Barat masih berpedoman meningkatkan kualitas SDM; (2) Mempercepat
pada Rencana Strategis Pariwisata Berkelanjutan pelebaran jalan dan membuat jalan alternatif
dan Green Jobs untuk Indonesia yang agar memudahkan wisatawan mengunjungi
merupakan program nasional. Kemudian akan kawasan wisata; (3) dan mempercepat
dilanjutkan dengan pembuatan peraturan pengalokasian anggaran dalam pengembangan
daerah agar segala program dan kegiatan ke pariwisata berkelanjutan, serta mempercepat
depan memiliki pedoman dan mempunyai penerbitan Peraturan Daerah tentang Pariwisata
landasan hukum. Berkelanjutan juga menjadikan objek wisata
menjadi milik pribumi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan
REFERENSI
uraian tentang Strategi Pengembangan
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian,
Pariwisata Berkelanjutan di Hutan Lindung
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Sesaot Desa Sesaot Kecamatan Narmada
Rineka Cipta.
Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa
Berg, Bruce. Lawrence. 2001. Qualitative Research Pariwisata (Bunga Rampai Tulisan Pariwisata).
Methods for the Social Sciences. Needham Bandung: Refika Aditama.
Heights: Eduction Company. Singht, Kumar. 2006. Fundamental of Research
Bhattacherje, A. 2012. Social Science Research : Methodology and Statistics, New Delhi: New
Principles, Methods And Practice. Florida: Age International
Creative Commons Attribution. Stainback, Susan. 1988. Understanding &
Creswell, John W. 1994. Research Design: Conducting Qualitative Research. Iowa:
Qualitative and Quantitative. London: SAGE Kendal/ Hunt Publishing Company.
Publications Sugiyono.2011, Metode Penelitian Kuantitatif
Denzin dan Lincoln. 1994. Hand Book of Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta.
Qualitative Research, London: Thousand _______. 20014, Metode Penelitian Kuantitatif
oaks Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta.
Edwards Rosalin dan Holland Janet. 2013. What Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian
is qualitative interviewing?. London: Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bloomsburry. Kalapagunung: PT Refika Aditama.
Greener, Sue. 2008. Businnes Research Syafri Wirman dan Zaenuri Muchamad. 2013.
Method. Sweden: Ventus Publishing ApS Manajemen Strategis Sektor Publik. Bandung:
Gunawan Myra dan Ortis Oliver, 2012. IDPN
Rencana Strategi Pariwisata Berkelanjutan Umar, Husein. 2013. Desain Penelitian Manajemen
dan Green Jobs untuk Indonesia. Jakarta: Strategik. Jakarta: Rajawali pers.
ILO Country Office Jakarta Yoeti, Oka, 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata,
Khotari, C. 2004. Research Methodology : Methods Bandung: Angkasa
and Techniques. India: New Age _________, 2008, Perencanaan dan Pengembangan
International. Pariwisata, Jakarta: PT Pradnya Paramita
Kumar, Ranjit. 2005. Research Methodology: A
Step-By-Step Guide for Beginner. Malaysia: Peraturan Perundang-Undangan
SAGE Publication Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 27
Moleong, Lexy.2013. Metodologi Penelitian Tahun 2011 tentang Rincian Tugas,
Kualitatif edisi Revisi. Bandung. PT. Remaja Fungsi, dan Tata Kinerja Dinas Pariwisata
Rosdakarya Kabupaten Lombok Barat
Nasution. 1998. Metodologi Penelitian Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat
Naturalistic. Bandung: PN. Tarsito. Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana
Neuman, W. L. 2006. Social Research Metfods Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok
Qualitative and quantitative Approaches. United Barat
Satetes of America: pearson Education, Undang undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Inc. Kepariwisataan
PB, Triton.2011. Manajemen Strategi, Terapan Undang undang Republik Indonesia Nomor 23
Perusahaan dan Bisnis. Jakarta Selatan: Oriza Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Rangkuti, Freddy. 2000. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Jurnal Ilmiah
Pustaka. An-Naf, Julissar, 2005 Pembangunan
_______. 2014. Analisis SWOT: Teknik Berkelanjutan dan Relevansinya untuk
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta. PT Indonesia. Jurnal Madani, Edisi II
Gramedia Pustaka Utama Pia Marian dan Basalamah Anwar, 2014,
Sedarmayanti, 2007, Sumber Daya Manusia dan Kondisi Pariwisata Berkelanjutan di Bidang
Produktivitas Kerja, Bandung, Mandar Maju. Sosial Budaya Berdasar Pengalaman dan
Sedarmayanti. 2014. Membangun & Harapan Pengunjung di Pantai Tanjung
Mengembangkan Kebudayaan & Industri Papuma, Jember. Jurnal Binus Business
Review, vol. 5.
Sumber lainnya
Humas Protokol Lombok Barat
Profil Desa Sesaot
www.lombokbaratkab.go.id
ntb.bps.go.id/
https://id-id.facebook.com/public/Humas-
Lombok-Barat
https://lombokbaratkab.bps.go.id/