You are on page 1of 3
Beginilah kampung rasa kawasan industri Tadinya aku tidur nyenyak dalam indahnya mimpi Tiba-tiba terbangun karena suara knalpot, ah kesal sekali Mau lanjut tidur lagi tapi geram sudah menyelimuti. Begini jadinya kampung rasa area industri Harusnya bisa damai, tentram dan nyaman di hati Menemani masa tua ibuku yang sudah sendiri Malah sibuk mendoakan orang-orang yang tidak tahu diri Memang pemiliknya itu orang yang dituakan Disebut paling berjasa sebagai pembuat jalan Tapi masa suara keluhan dianggap ganjalan? Padahal, tanggung jawab sosial bukanlah mainan Apalagi membentuk koloni untuk menghasut Kepada orang yang enggan mendukung yang dimaksud Apa seperti itu yang dinamakan waras? Atau aku yang terlalu sarkas? Kutelusuri dengan bertanya perihal izin berdiri Tak ada pula yang tau dari kanan maupun kiri Mendadak sudah beroperasi sekonyong tanpa direstui Ah sudahlah, bisa jadi istidraj yang dibungkus rezeki Belum lagi masalah lingkungan seperti banjir Ulah siapa? Malah ikut mencibir Kejauhan mengkritik kebijakan pemerintah Sedangkan jelas usahanya memperbanyak sampah Kalau kata Mbah KH. Musthofa Bisri di puisinya, Kau ini bagaimana? Atau aku harus bagaimana? Maka sekarang kutambahii, lalu kita musti bagaimana?

You might also like