You are on page 1of 11

Perbedaan Polusi Udara Selama Masa Pandemi dan Selama Masa Endemi di

Surabaya

Adinda Aubin Shafanada (XI-MIPA 3/01)


Alya Fela Nabila (XI-MIPA 3/04)
Ivan Dwi Ramadhan (XI-MIPA 3/14)
Moch Hilmi Nabil Fikri (XI-MIPA 3/16)
Rizky Yusuf Maulana (XI-MIPA 3/26)
Vickri Prasetiawan Budianto (XI-MIPA 3/30)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah "Perbedaan Polusi Udara Selama Masa Pandemi dan
Selama Masa Endemi di Surabaya”

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada Bu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna.Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah
ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan
pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika kenyamanan, atau
merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber
alami maupun kegiatan manusia.
Kota Surabaya, Jawa Timur, merupakan kota metropolitan yang saat ini terus
berbenah, termasuk dalam usaha perbaikan kualitas udara. Surabaya termasuk
kota yang sering menduduki posisi top 10 sebagai kota dengan kondisi udara
buruk di Indonesia menurut IQAIR. Halaman ini didedikasikan untuk memantau
indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) untuk Kota Surabaya setiap
harinya. Selama ini, kita abai dengan kualitas udara di sekeliling kita karena
memang standar pengukuran kualitas udara masih belum akrab untuk kita
semua. Orang-orang baru terbiasa dengan prakiraan cuaca, tapi belum terbiasa
untuk mengecek kualitas udara. Padahal mengecek indeks kualitas udara penting
buat kita sebelum keluar rumah. 
Pada tahun 2020, kualitas udara di Kota Surabaya sudah mulai membaik.
Udara di Kota Surabaya dinilai lebih baik dari beberapa tahun sebelumnya. Namun,
kondisi tersebut belum bisa dikatakan sebagai kabar yang menggembirakan.
Faktanya, penurunan polusi udara di Kota Surabaya bukan murni karena
keberhasilan dalam menanggulangi, tetapi terjadi karena adanya kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari pemerintah.

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, tidak terkecuali Kota Surabaya,


mengakibatkan pembatasan interaksi masyarakat. Kebijakan bekerja dan belajar dari
rumah juga sangat berpengaruh terhadap penggunaan kendaraan bermotor. Tidak
hanya perusahaan yang mempekerjakan karyawannya dari rumah atau instansi
pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara daring, tetapi
tempat-tempat umum juga banyak yang operasinya dibatasi, bahkan ditutup.
Contohnya adalah tempat-tempat wisata yang ditutup total serta tempat penjualan
makanan yang hanya diperbolehkan beroperasi di jam tertentu dengan sistem drive
thru. Berbagai lembaga pelayanan masyarakat umum juga sempat mengalami
hambatan karena perubahan sistem kerja. Operasi kendaraan yang menurun drastis
tersebut tentu saja memberi pengaruh yang sangat besar dan terlihat bagi kesehatan
udara di Kota Surabaya.

Namun, pada pertengahan tahun 2021, kulitas udara di Kota Surabaya kembali
menurun, bahkan berpotensi menjadi yang terburuk di Indonesia. Pasalnya, pada
waktu tersebut sudah tidak diberlakukan kebijakan pemerintah yaitu PSBB.
Masyarakat mulai diperbolehkan untuk beraktivitas dengan menerapkan
protokol kesehatan yang ketat. Akses kendaraan juga telah dibuka. Kondisi
demikian,

menyebabkan emisi karbon dioksida kembali melambung tinggi. Hasilnya kondisi


udara di Kota Surabaya kembali seperti sebelum terjadinya pandemi COVID-19.

Oleh karena sebab itu, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, tidak
terkecuali Kota Surabaya, mengakibatkan pembatasan interaksi masyarakat.
Operasi kendaraan yang menurun drastis tersebut tentu saja memberi pengaruh
yang sangat besar dan terlihat bagi kesehatan udara di Kota Surabaya. Namun,
pada pertengahan tahun 2021, kulitas udara di Kota Surabaya kembali menurun,
bahkan berpotensi menjadi yang terburuk di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab perbedaan polusi pada masa endemi?
2. Bagaimana dampak yang dihasilkan?
3. Bagaimana cara mencegah pencemaran udara dimasa endemi?
4. Bagaimana kontribusi Surabaya terhadap pencegahan polusi udara?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab perbedaannya
2. Untuk mengetahui dampak yang dihasilkan
3. Agar mengetahui cara pencegahannya

D. Kontribusi penelitian
Di satu sisi, pandemi COVID-19 merenggut korban jiwa yang sangat banyak.
Namun, di sisi lain ‘penjara’ akibat COVID-19 mampu memberikan kesehatan
lingkungan di Kota Surabaya, bahkan di berbagai penjuru dunia. Di tengah ribuan
manusia yang menangis akibat pandemi COVID-19, Kota Surabaya seolah
tersenyum dan bersyukur karena kembali membaiknya kualitas udara Kota
Surabaya. Secara tidak sadar, Kota Surabaya dihadapkan dengan dua pilihan,
yaitu kesehatan masyarakat ataukah lingkungannya. Namun, perlu diingat bahwa
kesehatan lingkungan yang buruk lambat laun akan berdampak pada kesehatan
masyarakat. Ketika udara sudah tercemar, masyarakat akan dihadapkan dengan
ancaman kesehatan saluran pernapasan.
Jika demikian, Kota Surabaya menjadi Kota yang tidak sehat, baik lingkungan
maupun masyarakatnya. Maka dari itu, Kota Surabaya perlu penanganan atau
strategi khusus untuk menangani masalah udara, baik secara preventif maupun
represif mengingat pepohonan Kota Surabaya yang sudah mulai menghitam.
E. Definisi oprasional
Bagaimana hasil dari Kerjasama tersebut? Berbagai manfaat yang
diperoleh diantaranya :
1. Pernapasan menjadi lancar
Udara yang bersih akan membuat paru-paru lebih membesar
karena adanya peningkatan oksigen. Paru-paru dengan sendirinya
akan melepaskan racun dari dalam tubuh saat menghirup udara
bersih. Salah satu manfaat udara bersih bagi mannusia juga dapat
menjaga Kesehatan jantung.

2. Penyerbukan tanaman
Penyerbukan Anemogami, proses penyerbukan terjadi saat angin
meniup serbuk sari yang halus, sehingga terlepas dari tangkai
sehingga bisa masuk ke dalam kepala putik. Dengan udara yang
bersih maka penyerbukan tumbuhan juga akan lebih lancar.

3. Mengurangi timbulnya penyakit


Selain manfaat diatas,udara bersih yang mengurangi timbulnya
penyakit hal ini dikarenakan penyakit dan virus memiliki
kemampuan yang kurang untuk bertahan hidup diudara segar.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Pencemaran udara bersumber dari aktifitas alam dan juga kebanyakan dari aktifitas
manusia. Pencemaran udara tersebut dapat mempengaruhi keseimbangan kualitas udara
normal dan mengakibatkan gangguan terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup yang
ada di muka bumi (Ismiyati et al., 2014).
Pencemaran udara semakin memburuk seiring dengan kemajuan teknologi, dimana dengan
kemajuan teknologi sehingga sumber penghasil polusi udara semakin meningkat. Polusi
udara memberikan kontribusi, untuk sebagian besar kontaminasi pada makanan dan air,
yang dikonsumsi dalam beberapa kasus rute utama asupan polutan (Msy, 2016). Baku mutu
udara ambien merupakan suatu ukuran pada batas atau kadar zat, energi, dan unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien (Kurniawati, Nurullita,
2017).
Oleh karena itu, sumber bahan pencemar udara menentukan jenis bahan pencemarnya.
Adapun jenis parameter pencemaran udara, yang mana meliputi :
a Nitrogen Dioksida (NO2), adalah gas yang bersifat racun yang dapat menimbulkan
gangguan pada sistem pernapasan manusia.
b Sulfur Dioksida (SO2) yang ada di udara dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan
dan kenaikan sekresi mukosa. II-2
c Karbon Monoksida (CO) menyebabkan keracunan dapat ditandai dari keadaan ringan
berupa pusing, sakit kepala, dan mual.
d Partikulat Matter (PM10), yaitu partikel udara dalam wujud padat yang berdiameter
kurang dari 10 μm yang biasanya disebut dengan PM10 atau dikenal dengan partikel debu.
e Ozon (O3), yaitu salah atu pencemar udara yang terus meningkat konsentrasinya. Ozon
pada konsentrasi 0,3 ppm dapat menyebabkan iritasi terhadap hidung dan tenggorokan.
Oleh seba itu, kita dapat mengetahui betapa bahayanya pencemaran udara bagi kesehatan
manusia, disamping itu bahaya atau dampak terhadap bumi seperti contohya penipisan
ozon dan pemanasan global.
BAB III
Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan dibahas pada bab ini merupakan sebuah pedoman bagi
peneliti untuk merancang langkah-langkah penelitian agar baik dan benar. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk menggambarkan atau menguraikan sejelas mungkin mengenai hasil
penelitian yang akan dilakukan. Mengenai deskriptif analitik, Surakhmad (dalam Kurniawan,
2010:26) mengemukakan bahwa:
Metode deskriptif analitik adalah metode yang mendeskripsikan atau
menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, dan
hubungan antara fenomena yang ada di daerah penelitian. Penelitian tidak terbatas hanya
sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi
data itu sendiri.
Berdasarkan definisi tersebut, metode deskriptif analitik ini akan peneliti gunakan
dalam mendeskripsikan fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antara sebaran bahan
pencemar udara dan penggunaan lahan dengan kualitas udara (Indeks ORAQI) di Kota
Surabaya.
Dari hasil analisis ini diharapkan diperoleh hasil berupa perubahan polusi udara yang
semakin berkurang dan menerapkan penghijauan yang lebih efektif serta efisien. Sehingga
dapat mengurangi dampak negative serta memperbaiki kelancaran pernapasan di
lingkungan sekitar Kota Surabaya.
BAB IV
Jadwal Pelaksanaan
N NAMA KEGIATAN BULAN
O
1 Persiapan: penyusunan serta perencanaan 26 September 2022
propo
2 Konsultasi tentang penyusunan proposal 30 September 2022
3 Melanjutkan penyusunan proposal 10 Oktober 2022
(merancang bab 1)
4 Melanjutkan penyusunan proposal 14 Oktober 2022
(merancang bab 2)

BAB V
Rencana Anggaran
N Uraian Kegiatan Jumlah Biaya
O
1. Penyusunan proposal 1x Rp 5.000,00
2. Bahan dan Alat : a. 11x Rp 500,00
a. Kertas A4 b. 2x Rp 2.000,00
b. Kertas Bufallo c. 2x Rp 2.000,00
c. Mika d. 1x Rp 5.000,00
d. Lakban hitam e. 1x Rp 5.000,00
e. Gunting
JUMLAH KESELURUHAN Rp 28.500,00

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Bab 6 daftar Pustaka

You might also like