You are on page 1of 11

PENERAPAN SOLIDARITAS DALAM MEMPERTAHANKAN DAN RELIGI TERHADAP

TRADISI NAMPIOG (PERANG API) DESA PEKERAMAN MANUKAYA LET,


KECAMATAN TAMPAKSING, KABUPATEN GIANYAR-BALI

Ni Wayan Yuniantari1, I Nengah Suastika1,


Ni Ketut Sari Adnyani2
1,1,2
Jurusan PPKn
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {tariyuni443@yahoo.com1, suastikainengah85@yahoo.com1,


sariadnyani@yahoo.co.id2}@undiksha.ac.id

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Bagaimanakah kajian
terhadap sudut religi Tradisi Nampiog (Perang Api) di Desa Pekeraman Manukaya Let,
(2) Bagaimanakah tingkat partisipasi masyarakat di Desa Pekraman Manukaya Let
terhadapa Tradisi Nampiog (Perang Api), (3) Bagaimanakah cara mempertahankan
Tradisi Nampiog (Perang Api) di Desa Pekraman Manukaya Let

Penelitian ini tergolong penelitian deskritif kualitatif. Teknik pengambilan data dalam
penelitian ini menggunakan puposive sampling. Subjek ini adalah para pengelingsir,
bedesa adat, kelian banjar, tokoh-tokoh adat, jro mangku, masyarakat umum serta pihak-
pihak lain yang nantinya bisa membantu memberikan data dalam penelitian ini, dalam
mengumpulkan data metode yang digunakan adalah metode pengamatan/observasi,
metode wawancara, metode dokuntasi dan metode kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan, (1) kajian terhadap sudut religi Tradisi Nampiog
(Perang Api) di Desa Pekeraman Manukaya Let dengan dilaksanakanya tradisi Nampiog
dapat meningkatkan kepercayaan akan adanya tuhan dan adanya peningkatan sepiritual
dalam kehidupan masyarakat. Kerna masyarakat manukaya let percaya akan adanya
tuahan. (2) Tingkat partisipasi masyarakat di Desa Pekraman Manukaya Let terhadapa
Tradisi Nampiog (Perang Api) salah satu Partisipasi masyarakat dalam mengikuti tradisi
Nampiog (perang api) sangat maksimal, karena tradisi ini memiliki kedudukan yang
sangat penting bagi masyarakat desa Manukaya Let, dimana tradisi ini merupakan
warisan dari leluhur yang harus dilaksanakan setiap satu tahun sekali dan slah stu bentuk
partisifasi ini adalah dapat dilihat pada pelaksanaan tradisi ini sumua masyarakt
bersemangat untuk datang menyasikan tradisi ini walaupun hanya sebagai penonton
saja. (3) cara mempertahankan Tradisi Nampiog (Perang Api) di Desa Pekraman
Manukaya Let cara memberikan pengarahan, bahwa trisisi ini harus dilaksanakan setiap
tahun sekali, tentang betapa pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi yang telah
diwariakan oleh nenek moyang.

Kata kunci: Tradisi, Nampiog, Religi


ABSTRACT

The aimed of this study was to determine (1) How does the study of religious
traditions Nampiog (Fire War) in the village of PekeramanManukaya Let, (2) How does
the level of villager’s participation in the village ofPekramanManukaya Let with
Nampiogtradition(Fire War), (3) How do we maintainNampiogtradition (Fire War) in the
village of Manukaya Let Pekraman

This research is classified as a qualitative descriptive study. The technique of data


collection is using puposive sampling. These subjects arepengelingsir,bendesaadat,
kelianbanjar,traditional leaders, jromangku, the general public and other parties who help
deliver the data in this study, the methods used in collecting the data are observation,
interview, documentation and methods of literature.

The results showed, (1) the study of religious Nampiogtraditions (Fire War) in the
village of PekeramanManukaya Let with the implementation of Nampiog tradition can
increase the belief in God and increasethe spiritual in people's lives, because Manukaya
Let’s people believe that there is God. (2) Degree of public participation in village
PekramanManukaya Let with the tradition of Nampiog(Fire War) one of public
participation in Nampiog (fire war) is maximal, because this tradition has a very important
position for Manukaya Let’s villagers, in which this tradition is an inheritance from
ancestors that had to be implemented annually and one of those participations can be
seen in the implementation of this tradition, where all the villager come to see it excitedly
even if only as aaudience. (3) How to maintain Nampiogtraditions (Fire War) in the village
of PekramanManukaya Let in the way to give direction, that the tradition should be
conducted once every year, and shows how importance to protect and preserve the
traditions that have inherited by the ancestors are.

Keywords: Tradition, Nampiog, Religion


PENDAHULUAN dinamis, artinya mampu berubah
Indonesia yang terbentang dari dan menyesuaikan dengan tutunan
sabang sampai merauke memiliki masyarakat. Sifat ini yang
banyak corak nilai kebudayaan. menjadikan kebudayaan yang ada
Kebudayaan yang ada didalamnya dalam masa lalu dan mampu hidup
meliki ciri khas masing-masing yang sampai sekarang ini memiliki
merupakan satu aset yang tidak perbedaan. Perbedaan-perbedaan
ternilai harganya dan perlu dijaga yang ada tidaklah esensial, karena
kelestariannya. Kebudayan pada makna yang terkandung di dalam
dasarnya merupakan suatu buah pelaksaan kebudayaan dari masa-
karya atau hasil cipta rasa suatu kemasa tidaklah mengalami
kelompok manusia. Kebudayaan perubahan.
bersifat fisik (tangible) artinya Pulau bali merupakan salah
kebudayaan berwujud benda konkret satu dari ribuan pulau yang ada di
yang dapat dipegang misalnya : indonesia. Dengan luas wilayah
pura, rumah, candi dan lain-lain. 5.632,86 Bali yang terdiri dari
Sedangkan kebudayaan yang tidak sembilan kabupate, Bali dapat
bisa dipegang atau diraba dapat digolongkan kedalam pulau kecil.
digolongkan pula kedalam abstrak Hal ini dikarenakan keindahan alam
yang konkret, misalnya kearifan lokal dan budaya masyarakat Bali yang
yang berbentuk : tradisi, unik dan memiliki ciri yang sangat
kepercayaan, kebiasaan-kebiasaan khas. Karena kemenarikannya Bali
berprilaku dan lain sebagainya (Rai sering dijuluki nama-nama tertentu.
Gria, 2008 : 30). Misalnya saja The Last Paradise,
Para ahli antropologi Pulau Seribu Pura, Pulau Dewata
menyebutkan sistem ini sebagai dan sebagainya. Begitu juga dengan
sistem budaya atau culturalsiste. kebudayaan Bali, dalam
Sistem sosial ini interaksi manusia perkembengannya melahirkan
satu dengan manusia lainnya yang kebudayaan yang mana seiring
dimana akan melahirkan paem- dengan perkembangan zaman
pakem tertentu berdasarkan tata sering mendapat tantangan-
kelakuan. Sistem sosial berwujud tantangan. Kehidupan masyarakat
konkret sehingga bisa diobservasi, bali setiap harinya dikaitkan dengan
difoto, maupun didokumentasikan. ritual keagamaan yang merupakan
Kebudayaan memiliki sifat yang salah satu ciri dari masyarakat
agamanis. Agama Hindu yang sebagai pelengkap upacara ritual
terintegrasi sekian lama dihati (religius). Slah satu tradisi yang
masyarakat Bali melahirkan menerik untuk dikaji yaitu tradisi
kebudayaan yang memiki tingkat Nampiog (Perang Api) di Desa
religius yang tinggi, selain memberi Manukaya Let yang memiki nilai
danpak berupabanyaknya upacara- sosial budaya dan religius bagi
upacara agama, juga membawa masyarakat desa Manukaya
dampak lalihnya seperti tradsi-tradisi Let,tradisi ini secara tun temurun
khusus untuk mendukung upacara dilakukan oleh masyarakat karena
tersebut. erat kaitannya dengan kepercayaan.
Hingga kini masih banyak Tradisi nampiog secara
dijumpai tradisi-tradisi masyarakat harfiah berati perang menggunakan
dan dipegang teguh untuk api dalam pelaksanaannya
diwariskan secara turun temurun melibatkan seka truna, undagi dan
oleh masyarakat bali. Tradisi ini pemangku sebagai peserta dan
memiliki fungsi yang berbeda-beda disaksikan langsung oleh krama
sesuai dengan tingkat keadaan desa yang ada di sekitar desa
suatu desa adat bal, hal semacam manukaya let. Hal ini yang
ini disebut dengan desa kala patra. menunjukan bahwa kebudayaan
Desa merujuk pada tempat dimana nampiog organisasi yang terbentuk
diberlakukannya suatu tradisi, kala dalam sistem yang dinamakan desa
merujuk pada waktu pelaksanaan pekramna mampu saling bergerak
tradisi, dan patra merujuk pada untuk menyuksekan pelaksanaan
masyarakat atau orang yang kegiatannya. Tradisi Nampiog
melakukan tradisi. Suatu tradisi akan (Perang Api) adalah suatu mitologi
bertahan pada suatu masyarakat yang diterima sebagai warisan
karena memiki fungsi dalam masyarakat Desa Manukaya Let
masyarakat tersebut, apabila sudah secara turun-temurun tradisi ini
tidak memiliki fungsi lagi maka kedengaran dan kelihatan unik dan
tradisi tersebut akan ditinggalkan. langka, sama sekali tidak ada
Fungsi tradisi dapat dibedakan ditempat lain. Setelah melaksanakn
menjadi dua yakni sebagai hiburan persembahayangan bersama di pura
contohnya : arja barong, rangda, balai agung atau pura desa, desa
tari-tarian yang memiki yang Manukaya Let maka pada malam
memiliki nilai non religius, dan fungsi harinya langsung dilaksanakan
tradisi Namiog , tradisi ini penelitian agar mendapat suatu data
dilaksanakan oleh Pemangku yang yang tepat sesuai dengan variabel
mengawali upacara ini dan dan tujuan penelitian. Penelitian ini
dilanjutkan oleh pemuda desa bertujuan untuk mendeskripsikan
manukaya let, pada pelaksanaan fenomena sosial tentang tijauan
tradis ini semua warga masyarakat Penerapan Solidaritas Dalam
diharapkan mampu berfikiran yang Mempertahankan Dan Religius
bersih, berkat yang benar dan Terhadap Kebudayaan Nampiog
berbuat yang luhur. Jika dalam (Perang Api) Desa Pekeraman
perang api tersebut ada yang Manukaya Let, Kecamtan
mengalami luka bakar maka dirinya Tampaksing, Kabupaten Gianyar-
kurang bersih, dan dianggap kotor, Bali. Penelitian ini menggunakan
sebab kalau tidak terjadi luka, maka pendekatan emperis, yaitu suatu
suatu perbuatanya sudah sesuai cara pendekatan dimana gejala
dengan ajaran tri kaya parisudha yang akan diselidiki telah ada secara
yaitu berfikir yang bersih, berkat wajar (real situation) (Mardalis,
yang benar dalai sebagainya. 1994:35).
Apabila ditijau dari sudut relegi, Lokasi penelitian menunjuk
tradisi nampiog ini sangat erat pada pengertian lokasi situasi sosial,
kaitannya dari ajaran agama Hindu. yang dicirikan oleh adanaya tiga
Masyarakat Manukaya Let, yang unsur yaitu, tempat, pelaku, dan
sebagian besar beraganma Hindu kegiatan. Lokasi penelitian yang
tentu memhami ajaran dari dipilih adalah di Desa Manukaya Let,
agamanya, sendiri, hal tersebutlah Kecamatan Tampaksiring,
yang menyebabkan tradisi masih Kabupaten Gianyar, Bali
dilestarikan hingga saat ini. Dudonan 1. Karena Kebudayaan Nampiog
acara atau prosesi pelaksanaan (Perang Api) di Desa Manukaya Let
kegiatan Nampiog (Perang Api) ini sejak dulu sudah dilaksanakan,
dimulai setelah melaksanakan bahkan sampai sekarang
persembahyangn bersama, sekitar masyarakat masih mepertahankan
jam 11 malam. kebudayaan tersebut.
2. Sebab kebudayaan Nampiog hanya
METODE PENELITIN dlaksanakan di Desa Manukaya Let
Rancangan penelitian ini Saja.
dapat diartikan sebagai strategi
Subjek penelitian adalah 2. Data kuantitatif
setiap pendukung atau orang yang Data kuantitatif adalah data yang
dapat memberikan informasi berbentuk angka yang diperoleh dari
mengenai permasalahan yang dikaji penjumlahan atau pengukuran
dalam penelitian. Penentuan subjek (poerwadarminta, 1990:187)
peneliain ini menngunakan teknik Berdasarkan judul dan
Purposive. Menurut sugiono permasalahan dalam penelitian ini,
(2010:218) dalam penelitian maka data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif, purposive adalah data kulitatif yakni data yang tidak
penelitian berdasarkan berbentuk angka yang diperoleh dari
pertimbangan tujuan penelitian, rekaman, pengamatan dan
bahwah informan tersebut wawancara
memberikan informasi yang Pengumpualan data adalah
dibutuhkan untuk penelitian. Dalam sekelompok metode yang khusus
hal ini, yang menjadi subjek digunakan sebagai alat untuk
penelitian yaitu : (1) pemuda dan mencari data, (Netra, 1974:40).
pemudi di Desa manukaya let, (2) Namun, dalam pelaksanaannya
kelian Banjar, Bedesa adat, dan peneliti juga akan
pemangku Desa manukaya let, (3) menggunakan,beberapa instrument
masyarakat agama Hindu yang dan teknik pengumpulan data, yaitu :
berada di Desa Manukaya Let. 1. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan Menurut Moleong (2009:186)
data adalah keterangan yang benar wawancara adalah percakapan
dan nyata atau bahan nyata yang dengan maksud tertentu,
dapat dijadikan bahan kajian percakapan itu dilakukan oleh dua
(analisis). Selanjutnya data pihak yaitu pewawancara
diperlukan untuk menjawab (interviewer) yang mengajukan
masalah-masalah penelitian yang pertanyaandan tewawancara
dirumuskan. Data dibedakan atas (interviewee) yang memberikan
dua jenis yaitu jawaban atas pertanyaan itu. Metode
1. Data Kualitatif ini di maksudkan untuk
Data kualitatif adalah data yang tidak mendapatkan informasi secara
berbentuk angka yang diperoleh dari langsung dari para informan dengan
rekaman, wawancara atau bahan menggunakan pedoman wawacara.
tertulis.
Selanjutnya informasi dari informan 1. Data-data yang telah
itu dicatat secara sistematis. terkumpul memalui melalui
2. Metode Observasi metode wawancara, metode
Observasi dilakukan untuk obserpasi dan metode
memperoleh informasi tenteng dokumentasi untuk
kelakuan manusia seperti yang selanjutnya dianalisis secara
terjadi dalam kenyataan. deskritif kualitatif dengan
Dalam hubungan ini, peneliti menggunakan data yang
akan tinggal dilokasi penelitian satu dengan yang lainya
dalam jangka waktu tertentu untuk atau dengan teori-teori.
mengamati segala aspek rutinitas 2. Teknik analisis yang
sosial budaya yang berkaitan digunakan dalam penelitian
dengan latar belakang tentang ini adalah analisis data
Penerapan Solidaritas Dalam deskritif kualitatif. Deskritif
Mempertahankan Dan Religius kualitatif yaitu penelitian yang
Terhadap Kebudayaan Nampiog digunakan untuk
(Perang Api) Desa Pekeraman menggambarkan suatu
Manukaya Let, Kecamtan variabel secara mandiri, baik
Tampaksing, Kabupaten Gianyar- satu variavel atau lebih tanpa
Bali. membuat perbandingan atau
3. Metode Dokomentasi menghubungkan variabel
Studi dokumentasi digunakan dengan variavel lain,
dengan tujuan untuk (Narbuko dan Achmadi, 2005
mendokumentasikan : 44).
permasalahan-permasalahan yang 3. Secara spesifik tahap
akan dikaji, yaitu dengan pengumpulan data dan
menggunakan rekaman/foto dan analisis datan yang
beberapa lembar mengenai digunakan dalam penelitian
perangkat desa guna mendapatkan ini adalah meliputi tahapan-
tinjauan teoritis sebagai bahan tahapan yaitu : 1.
pertimbangan. Pengumpulan data, 2.
Dalam hubungan ini, peneliti Reduksi data, 3. Penyajian
akan mendokumentasikan semua data, 4. Penarikan
hal yang berkaitan dengan jenis data kesimpulan/ verifikasi.
yang hendak diteliti nantinya.
HASIL DAN PENELITIAN dipergunakan untuk memerangi
Kajian terhadap sudut religi Adharma (kejahatan). Pada intinya,
dari tradisi Nampiog (Perang Api) Nampiog itu bermakna untuk
yang di dapakan oleh masyarakat menyucikan Bhuana Agung (alam
Manukaya Let terhadap Tradisi semesta) dan Bhuana Alit (bumi).
Napiog (Perang api) adalah adanya Tradisi Nampiog ini sudah dilakukan
peningkatan sepiritual masyarakat sejak turun temurun dan harus
yang awalnya melaksanakan dilaksanakan oleh warga di desa
dengan persembahayangan bersma Manukaya Let. Ini sudah menjadi
sebelum memulai tradisi ini untuk kepercayaan para masyarakat
memohon keselamatan dan disana sebagai upacara yang sakral
kelancaran selama acara dan harus dilaksanakan setiap satu
berlangsung. Setiap upacara tahun sekali.
pastinya memiliki berbagai macam Sama halnya berlaku dalam
makna yang melekat pada upacara tradisi Nampiog di Desa Manukaya
tersebut.Dalam ajaran agama Let, dimana tradisi ini terdapat
Hindu,untuk merealisasikan ucapan ketentuan/aturan yang sudah
terima kasih kepada Tuhan Yang disetujui bersama dan bersifat turun-
maha Esa biasanya umat Hindu temurun bagi masyarakat Manukaya
melakukan suatu upacara. Seperti Let, dalam melaksanakan tradisi ini
halnya Upacara Nampiog (Perang walaupun tidak ada awig-awig yang
Api). mengatur secara khusus tradisi ini.
Nampiog itu tergolong Karena masyarakat desa Manukaya
rangkaian Upacara yang Let sangat meyakini akan
dilaksanakan di Pura Balai Agung penyingnya fungsi dari pelaksanaan
yang berlokasi di desa Manukaya tradisi iniagar bisa memberikan
Let, Gianyar. Nampiog (Perang Api) danpak yang positif sesuai dengan
yang merupakan sebuah rangkaian keyakinan masyarakat Desa
upacara,kini menjadi tradisi yang Manukaya Let.
harus dilakukan warga disana setiap Berdasarkan pendapat dari
satu tahun sekali yaitu bersamaan tokoh diatas maka dapat dikatakan,
dengan piodalan di pura tersebut. waktu dari pelaksanaan tradisi
Sesuai dengan namanya,“Nampiog Nampiog ini dilaksanakan pada
itu merupakan lambang senjata sasih kapat, hari purna yang
Dewa Brahma, dan senjata ini bertepatan dengan odalan di pura
balai agung. Yang dilaksanakan ini sudah mengakar dalam hati
setiap 1 tahun sekali. seluruh masyarakat desa Manukaya
Partisipasi warga masyarakat Let karena tradisi ini sudah lama ada
dalam mengikuti tradis Nampiog dan bersifat konvensional/turun-
(perang api) sangat maksimal, temurun
karena tradisi ini memiliki kedudukan Berdasankan hasil wawan
yang sangat penting bagi cara dengan I Made Mawi Arnata
masyarakat Manukaya Let, dimana selaku bedesa adat Manukaya let,
tradisi ini merupakan warisan dari menyatakan, strategi masyarakat
leluhur yang harus dilaksanakan dalam mempertahankan tradisi
setiap satu tahun sekali. Salah satu Nampiog (Perang Api), dengan cara
bertuk partisipasi masyarakat dalam memberikan pengarahan, bahwa
mengikuti tradisi ini adalah dapat trisisi ini harus dilaksanakan setiap
dilihat pada pelaksanaan tradisi ini, tahun sekali, tentang betapa
dimana semua warga masyarakat pentingnya menjaga dan
datang untuk menonton dari melestarikan tradisi yang telah
pelaksanaan tradisi ini, dan adanya diwariakan oleh nenek moyang kita.
dukungan dari masyarakat, karena Hal tersebut dipadang efekitif,
tanpa dukungan masyarakat tradisi karena sudah terbukti dari semakin
ini tidak akan berjalan, jadi inilah berkembangnya pengemasan tradisi
salah satu bentuk partisipasi Nampiog (Perang Api), karena
masyarakat. sepanjang tradisi Nampiog (Perang
Secara umum Masyarakat Api) bersifat positif masyarakat
yang terlibat dalam pelaksanan sangat mendukung karena dengan
Tradis Nampiog adalah pemangku, adanya tradisi ini secara tidak
Undagi dan pemuda desa manukaya langsung masyarakat telah ikut
let. Untuk menguatkan kajian peneliti melestarikan tradisi yang sudah
dapakan, peneliti kembali diwariskan secara turun-temurun.
menanyakan kepda tokoh-tokoh Di zaman modern ini
masyarakat yang memiliki masyarakat tetap berusaha untuk
pengetahuan yang luas terkait mempertahankan ini suatu tradisi
permasalahan tersebut. Walaupun akan tetap bertahan dalam
secara tertulis tidak ada bentuk lingkungan masyarakat karena
atuaran khusus yang mengatur memiki fungsi dalam masyarakat.
tradisi ini namun seolah-olah tradisi Walaupun di arus globalisasi seperti
sekarang tradisi ini masih tetap ada 1. Kajian terhadap sudut religi dari
dan dilaksanakan oleh masyarakat tradisi Nampiog (Perang Api)
desa manukaya let. Memang bnyak dengan dilaksanakanya tradisi
pada saat ini tradisi menjadi Nampiog masyarakat desa
tontonan dlingkungan masyarakat Manukaya Let, dapat
tapi hal tersebut tidak akan meningkatkan kepercayaan
mengurangi kesakralanya, karna akan adanya tuhan dan adanya
bagi orang asing yang lagi cuntaka peningkatan sepiritual dalam
tidak diperbolehkan untuk menonton kehidupan masyarakat. Kerna
tradisi ini, agar tidak mengurangi masyarakat manukaya let
kesucian pura, seperti yang saya percaya akan adanya tuahan.
ketahui tradisi ini dilaksanakan di Nampiog itu tergolong rangkaian
areal pura balai agung maka dari Upacara yang dilaksanakan di
itulah orang yang lagi ada halangan Pura Balai Agung yang
dalam dirinya tidak diperbolehkan berlokasi di desa Manukaya Let,
untuk ingkut menonton. Langkah Gianyar. Nampiog (Perang Api)
atau progam yang dlakukan yang merupakan sebuah
masyarakat untuk melestarikan rangkaian upacara,kini menjadi
tradisi ini adalah dengan tradisi yang harus dilakukan
melaksanakan tradisi ini setiap stu warga disana setiap satu tahun
tahun sekali agar tetap tradisi sekali yaitu bersamaan dengan
inilestari dan tidak punah dari piodalan di pura tersebut kerena
lingkungan masyarakat. sebgai bentuk ucapan terima
kasih terhadap Ida Sang Hyang
PENUTUP Widhi Wasa yang dalam hal ini
Berdasarkan hasil penelitian yang berwujud sebagai dewa Brahma
telah dijelaskan diatas mengenai kerena telah melidungi desa
Penerapan Solidaritas Dalam Manukaya Let.
Mempertahankan Dan Religi 2. Partisipasi warga masyarakat
Terhadap Tradisi Nampiog dalam mengikuti tradis
(Perang Api) Desa Pekeraman Nampiog (perang api) sangat
Manukaya Let, Kecamatan maksimal, karena tradisi ini
Tampaksing, Kabupaten Gianyar- memiliki kedudukan yang
Bali. sangat penting bagi masyarakat
Manukaya Let, dimana tradisi ini
merupakan warisan dari leluhur DAFTAR RUJUKAN
yang harus dilaksanakan setiap
satu tahun sekali. Salah satu Moleong, Lexy J. 2009. Metode
bertuk partisipasi masyarakat Penelitian Kualitatif.
dalam mengikuti tradisi ini Bandung: PT Remaja
adalah dapat dilihat pada Resdokarya.
pelaksanaan tradisi ini, dimana Mardalis. 1994. Metode Penelitian
semua warga masyarakat Suatu Pendekatan
datang untuk menonton dari Proposal. Surabaya: Usaha
pelaksanaan tradisi ini. Nasional.
3. Cara mempertahankan Tradisi Netra. 1974. Metodelogi Penelitian.
Nampiog (Pe) di Desa Usaha Nasional Surabaya.
Pekraman Manukaya Let, Narbuko, cholid dan H. Abu
dengan cara memberikan Achmadi. 2005. Metodelogi
pengarahan, bahwa trisisi ini Penelitian. Jakarta: PT Bmi
harus dilaksanakan setiap tahun Aksara
sekali, tentang betapa .
pentingnya menjaga dan
melestarikan tradisi yang telah
diwariakan oleh nenek moyang
kita. Hal tersebut dipadang
efekitif, karena sudah terbukti
dari semakin berkembangnya
pengemasan tradisi Nampiog
(Perang Api), karena sepanjang
tradisi Nampiog (Perang Api)
bersifat positif masyarakat
sangat mendukung karena
dengan adanya tradisi ini secara
tidak langsung masyarakat telah
ikut melestarikan tradisi

You might also like