You are on page 1of 12

PENGARUH INTENSITAS, LAMA WAKTU PENYINARAN DAN

POSISI SUMBER SINAR ULTRAVIOLET TERHADAP REDUKSI


JUMLAH BAKTERI E.coli PADA AIR SUMUR

Sarinaningsih
Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram
e-mail : Sarinaningsih20@gmail.com

ABSTRACT
Ultraviolet rays ( UV ) is part of the spectrum of electromagnetic radiation with a wavelength
between 100 nm - 400 nm. Ultraviolet rays has the ability to reduce or deactivate bacteria,
viruses and protozoa without affecting the chemical composition of water. Therefore, it's
conduct the research about the analysis of the effect of UV rays intensity and the the length of
time of irradiation on the reduction of E.coli number in the well water. The purpose of this
research is to know the effect of UV rays intensities, the duration time of irradiation and the
position of UV rays in reducing E.coli bacteria number. In the research, it was found that
there is influence of UV light intensities to reduce the E.coli bacteria number. The higher
intensity of UV rays used, the are more E. coli was reduced. The optimal reduction
percentage of E.coli bacteria is about 98.13% - 100% which occurred at the intensity of 241
lux of 30 watt UV lamp and 220 lux of 15 watt UV lamp. For an effect of UV rays
irradiation time length obtained that the longer of the irradiation time, the number of E.coli
bacteria is more reduced. The optimal reduction of UV rays occurred in the irradiation time
about 20 minutes which reaching 98.13% - 100%. Then for UV lamp position from the
sample shows that the closer position of UV lamp to the sample, the reduction of E.coli
bacteria more optimal. The optimal reduction of UV rays occurs in positions C and D which
reach 98.13% - 100%.
Keywords: Intensity, UV rays, irradiation time, UV lamp position, reduction, E.coli

1. PENDAHULUAN sebagai indikator sanitasi karena bakteri


ini adalah bakteri komensal pada usus
Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia, umumnya merupakan patogen
seluruh mahluk hidup, terutama manusia. penyebab penyakit (Pelczar dan Chan,
Kebutuhan manusia akan air bersih 1988).
semakin meningkat seiring dengan Melihat kebutuhan masyarakat akan air
meningkatnya jumlah penduduk. Kualitas bersih dan bahaya bakteri patogen
air bersih dapat dipengaruhi oleh beberapa terhadap kesehatan manusia, maka perlu
parameter seperti, parameter fisika, dipikirkan upaya untuk
parameter kimia dan parameter menanggulanginya. Desinfeksi merupakan
mikribiologi. Khususnya untuk parameter salah satu upaya untuk menghilangkan
mikrobiologi faktor-faktor tersebut dapat bakteri patogen yang terdapat dalam air.
memicu proses pertumbuhan bakteri Secara umum proses desinfeksi dapat
Escherichia coli di dalam air sumur. dilakukan secara fisik dan kimiawi.
Bakteri Escherichia coli merupakan Alternatif pada proses desinfeksi secara
bakteri yang paling banyak digunakan kimiawi biasanya mengunakan klor, ozon
dan senyawa halogen. Sedangkan proses oleh Ariyadi dan Dewi (2009) yang
desinfeksi secara fisik salah satunya adalah menyatakan bahwa, semaki lama waktu
dengan menggunakan sinar ultraviolet penyinaran maka semakin banyak bakteri
(Hendriyanto, 2015). yang tereduksi.
Sinar ultraviolet (UV) adalah bagian
dari spektrum elektromagnetik dengan 2. LANDASAN TEORI
panjang gelombang antara 100 nm- 400
nm (Metcalf dan Eddy, 2002). Sinar Sinar Ultraviolet
ultraviolet mempunyai kemampuan dalam Sinar ultraviolet (UV) adalah bagian
mereduksi atau menonaktifkan bakteri, dari spektrum elektromagnetik dengan
virus dan protozoa tanpa mempengaruhi panjang gelombang antara 100 nm - 400
komposisi kimia air (Bibiana, Hastowo nm. Sinar ultraviolet digolongkan menjadi
dan Sugio, 1992). beberapa kelompok berdasarkan panjang
Beberapa penelitian yang berkaitan gelombangnya yaitu UV-A dengan
dengan kemampuan sinar UV dalam panjang gelombang antara 315 - 400 nm
mereduksi sejumlah bakteri, seperti yang mengakibatkan perubahan warna pada
dilakukan oleh Hendriyanto (2015) tentang kulit menjadi hitam (tanning), UV-B
pengaruh intensitas sinar ultraviolet dan dengan panjang gelombang antara 280 nm
pengadukan terhadap reduksi jumlah - 315 nm menyebabkan kulit terbak ar dan
bakteri E-coli. Penelitian dilakukan dengan sering digunakan untuk penyinaran
menganalisis pengaruh waktu penyinaran panyakit kanker, UV-C dengan panjang
sinar UV terhadap bakteri, jarak antara gelombang antara 200 nm - 280 nm adalah
lampu UV terhadap bakteri dan wilayah germicidal yang efektif untuk
pengadukan bakteri. Pada menelitian membunuh bakteri dan virus, dan UV-
Hendriyanto lampu UV yang digunakan vakum dengan panjang gelombang antara
adalah lampu UV 15 watt dengan lama 100 nm - 200 nm dapat diserap oleh semua
waktu penyinaran 1 menit sampai 5 menit. bahan dan dapat diteruskan hanya pada
Kemudian yang dilakukan Ariyadi dan kondisi vakum (Metcalf dan Eddy 2003).
Dewi (2009) tentang pengaruh sinar
ultraviolet terhadap pertumbuhan bakteri Prinsip Kerja sinar UV
bacillus sp sebagai bakteri kontaminan
dengan tujuan penelitian adalah untuk Radiasi ultraviolet merupakan suatu
mengetahui pengaruh lamanya penyinaran sumber energi yang mempunyai
terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus sp. kemampuan untuk melakukan penetrasi ke
Pada penelitian Aiyadi lampu UV yang dinding sel mikroorganisme dan
digunakan adalah lampu UV 38 watt mengubah komposisi asam nukleatnya.
dengan lama waktu penyinaran yang Absorbsi ultraviolet oleh DNA ( atau RNA
bervariasi, 1 menit, 5 menit, 10 menit dan pada beberapa bakteri) dapat
15 menit. menyebabkan mikroorganisme tersebut
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tidak mampu melakukan replikasi akibat
Hendriyanto (2015), pada penelitian ini pembentukan ikatan rangkap dua pada
dilakukan modifikasi menggunakan lampu molekul-molekul pirimidin (Snider et al,
UV yang bervariasi yaitu 15 watt dan 30 1991). Mekanisme perusakan DNA oleh
watt, serta melakukan penambahan lama sinar ultraviolet berdasarkan Alcamo
waktu penyinaran yang bervariasi yaitu 1 (1984) dapat dilihat pada Gambar
menit, 5 menit, 10 menit, 15 menit dan 20
menit serta menggubah posisi lampu
penyinaran. Penambahan daya lampu dan
penambahan lama waktu penyinaran
berdasarkan penelitian yang dilakukan
pemaparan seperti pada persamaan (3.1)
berikut (Metcalf dan Eddy 2003) :
D = I .t
dimana :
D = Dosis UV ( mJ/cm2 = mW·s/cm2)
Gambar Pengaruh sinar UV terhadap I = intensitas ultraviolet (mW/cm2)
DNA sel hidup (Alcamo, 1984) t = waktu papar (sekon)
Sedangkan untuk mengetahui
Tingkat penyerapan radiasi UV oleh ketahanan bakteri E.coli terhadap radiasi
molekul DNA tergantung pada panjang sinar UV digunakan persentase mortalitas.
gelombang radiasi sinar UV. Daerah Persentase mortalitas dihitung dengan
panjang spektrum paling efektif untuk menggunakan persamaan berikut (Abbott,
memberikan efek Germicidal berkisar 250 1925):
[x − y]
nm – 265 nm dengan penyerapan optimal P= x 100%
oleh asam nukleat sekitar 254 nm (Metcalf x
dimana
dan Eddy 2003). Salah satu sifat sinar
P = Persentase Mortalitas
ultraviolet adalah daya penetrasi yang
x = Jumlah mikroorganisme awal, cfu/ml
sangat rendah, selapis kaca tipispun sudah
y = Jumlah mikroorganisme akhir, cfu/ml
mampu menahan sebagian besar sinar
ultraviolet. Oleh karena itu sinar Bakteri E.coli
ultraviolet hanya dapat efektif untuk Escherichia coli (E. coli) adalah salah
mengendalikan bakteri pada permukaan satu bakteri yang tergolong Coliform dan
yang terpapar langsung oleh sinar hidup secara normal dalam kotoran
ultraviolet atau bakteri dekat dengan manusia maupun hewan, oleh karena itu
permukaan medium yang transparan disebut juga Coliform feta. Bakteri
(Ratna dan Siri, 1990). Coliform lainya berasal dari hewan mati
Molekul DNA yang rusak dapat dan tanaman mati dan disebut juga
mengalami perbaikan apabila organisme Nonfekal. Misalnya Enterobacter
yang terluka akibat radiasi UV kemudian aerogenes, E.coli adalah grup Coliform
terpapar visible light. Kondisi perbaikan yang mempunyai sifat dapat
ini disebut photoreactivation dan telah menfermentasi laktose dan memproduksi
terdeteksi di banyak organisme. Perbaikan asam dan gas pada suhu 370C maupun
terjadi secara enzimatik dan membutuhkan suhu (44,5 + 0,5)0C dalam waktu 48 jam
cahaya pada panjang gelombang antara sifat ini digunakan untuk membedakan
310 nm - 500 nm untuk menyempurnakan E.coli dan Enterobacter, karena
perbaikan DNA yang rusak akibat radiasi Enterobacter tidak dapat membentuk gas
UV. Virus tidak dapat mengalami dari lactose pada suhu 44,5 + 0,50C. E.coli
perbaikan kecuali sedang berada pada sel adalah bakteri yang termasuk dalam family
inangnya (Culp dan Heim, 1978) Enterobacteriaceae, bersifat gram negatif,
Penggunaan dosis radiasi UV berbentuk batang dan tidak membentuk
terbukti efektif membasmi bakteri dan spora (Fardiaz, 1992).
virus untuk air tanah dan tidak
berkontribusi terhadap pembentukan Kontaminasi Patogen Dalam Air
produk sampingan yang beracun (Metcalf
Ada beberapa macam sumber air yang
dan Eddy 2003). Tingkat inaktivasi
meskipun tidak semua dapat dimanfaatkan
mikroorganisme tergantung pada dosis UV
sebagai akses air bersih untuk kebutuhan
yang digunakan. Dosis UV adalah
air minum. Menurut data USEPA tahun
perkalian intensitas UV dengan waktu
2014 sumber air dibagi menjadi 4 area.
Kenaikan jumlah patogen yang
mengkontaminasi air di lingkungan akan digunakan sehari-hari, air kolam renang,
menyebabkan peningkatan kerusakan air minum, air pemandian umum. Kualitas
lingkungan air tersebut (Setyaningrum, air sendiri harus memenuhi syarat
2016). kesehatan yang meliputi persyaratan
mikrobiologi, fisika kimia, dan radioaktif.
Menurut kemenkes
No.492/MENKES/Per/IV/ 2010 air yang
digunakan untuk kepentingan umum wajib
diuji kualitas airnya. Pada Tabel 3.2 dapat
dilihat syarat-syarat kualitas air yang baik.

Kualitas Air Bersih


Kualitas air yang digunakan
masyarakat harus memenuhi syarat
kesehatan agar terhindar dari gangguan
kesehatan. Air yang dimaksud termasuk di
dalamnya adalah air bersih yang
Tabel 3.1 syarat kualitas air yang baik
No Parameter Satuan Kadar maksimum yang
diperbolehkan
Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehartan
a. Parameter Mikrobiologi
1 E-coli jumlah per 100 ml 0
sampel
2 Bakteri Coliform jumlah per 100 ml 0
sampel
b. Kimia an-organik
1 Arsen mg/l 0,01
2 Fluoride mg/l 1,5
3 Total kromium mg/l 0,05
4 Kadmirum mg/l 0,05
5 Nitrit, (sebagai mg/l 3
NO2)
6 Nitrit, (sebagai mg/l 50
NO3)
7 Sianida mg/l 0,07
8 Selenium mg/l 0,01
Parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan
a. Parameter Fisika
1 Bau Tidak bau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat 500
terlarut
4 (TDS) mg/l 5
5 Kekeruhan NTU Tidak berasa
6 Suhu Suhu udara = 30 C
b. Parameter Kimiawi
1 Alumunium mg/l 0,2
2 Besi mg/l 0,3
3 Kesadahan mg/l 500
4 Khlorida mg/l 250
5 Mangan mg/l 0,4
6 Ph mg/l 6,5-8,5
7 Seng mg/l 3
8 Sufat mg/l 250
9 Tembaga mg/l 2
10 Ammonia mg/l 1,5
Sumber : (Kemenkes, 2010)
beberapa cara antara lain adalah dengan
Metode MPN (Most Probable Number) membuat preparat dari suatu bahan
Jumlah mikroorganisme dapat (preparat sederhana diwarnai atau tidak
dihitung melalui beberapa cara, namun diwarnai) dan penggunaan ruang hitung
secara mendasar dapat dikelompokkan (Counting Chamber). Sedangkan
menjadi dua yaitu perhitungan langsung perhitungan cara tidak langsung hanya
dan tidak langsung. Perhitungan secara untuk mengetahui jumlah mikroorganisme
langsung, dapat dilakukan dengan pada suatu bahan yang masih hidup saja
(viable count). Dalam pelaksanaannya, ada durham, lampu spiritus, inkubator,
beberapa cara yaitu, perhitungan pada autoklaf, kapas, neraca, jarum ose, kertas
cawan petri (total plate count/TPC), coklat, laminar.
perhitungan melalui pengenceran, Bahan yang digunakan meliputi
perhitungan jumlah terkecil atau terdekat bakteri E.coli sebagai parameter penelitian
(Metode MPN) dan kalorimeter (cara : Air sumur, Media Lactosa Bront (LB),
kekeruhan atau turbidimetri). Metode Media Brillian Green Lactose Broth
perhitungan MPN sering digunakan dalam (BGLB), Aquades.
pengamatan untuk menghitung jumlah
bakteri yang terdapat di dalam air tanah Prosedur Penyinaran Sinar UV
(Suriawiria, 2005).
Pada penelitian ini menggunakan dua
Metode MPN terdiri dari tiga tahap,
yaitu uji pendugaan (Presumptive test), uji lampu UV yaitu 30 watt dan 15 watt, dari
konfirmasi (Confirmed test), dan uji
masing – masing lampu ini memiliki dua
kelengkapan (Completed test). Dalam uji
tahap pertama, keberadaan Coliform masih perlakuan yang sama. Setiap sampel air
dalam tingkat probabilitas rendah, masih
sumur dimasukkan ke dalam beker yang
dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif Coliform dalam sampel berukuran 200 ml dan diletakkan di tenga
(Suriawiria, 2005).
aquarium yang suda dibalut kertas hitam
Tabel 3.4 MPN menurut Thomas agar tidak ada cahaya luar yang masuk.
Adapun prosedur penyinarannya sebagai
berikut:

Penyinaran lampu UV (15 watt dan 30


watt) dengan lama waktu penyinaran
yang di tentukan 1, 5, 10, 15 dan 20
menit sedangkan posisi lampu tetap.
a. Siapkan semua alat dan bahan yang
digunakan untuk proses penyinaran
lampu UV
b. Sebelum dilakukan penyinaran, diukur
intensitas lampu UV dari dasar air ke
lampu UV dengan cara, letakkan alat
ukur intensitas setara dengan tinggi
sampel, kemudian nyalakan lampu UV
dan catat hasilnya di Tabel penelitian.
c. Setelah semua alat dan bahan
disiapkan, ambil beker yang diisi 100
3. METODE PENELITIAN ml air, kemudian dimasukkan ke dalam
aquarium dengan jarak lampu dari
Peralatan dan Bahan permukaan air 7 cm seperti pada
Peralatan yang digunakan dalam gambar dibawah ini.
penelitian ini meliputi: lampu uv 30 watt
dan 15 watt, ballast, aquarium 100 cm,
kertas hitam, gelas beker 200 ml, gelas
beker 1000 ml, pipet ukur 5 ml, 0.1 dan 1
ml, rak tabung, tabung reaksi, tabung
kanan atas dan digeser sampai kekiri
atas.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


d. Dilakukan penyinaran lampu UV 30 Pada bab ini akan diulas beberapa
watt dengan lama waktu penyinaran 1 poin, yaitu hasil uji laboratorium dan hasil
menit sedangkan posisi lampu tetap penyinaran sinar UV. Dalam proses
dan alat ukur intensitas diletakkan penyinaran sinar UV akan dilakukan dua
persis di atas permukaan air yang ada percobaan. Percobaan yang pertama
dalam beker setelah itu dicatat dilakukan penyinaran sinar UV dengan
intensitas lampu UV pada tabel lama waktu penyinaran 1 menit, 5 menit,
pengamatan. 10 menit, 15 menit dan 20 menit, dengan
e. Setelah penyinaran selesai di ukur suhu posisi lampu tetap. Tujuan dari waktu
penyinaran yang berubah-ubah adalah
airnya, kemudian dilakukan uji bakteri. untuk mencari waktu yang optimal dalam
Ulangi percobaan di atas untuk lama reduksi bakteri E.coli, yang kemudian
waktu penyinaran yang 5, 10, 15, dan 20 durasi waktu tersebut digunakan untuk
menit. Begitupun untuk percobaan yang penyinaran selanjutnya. Selain itu,
menggunakan lampu UV 15 watt. berubah-ubahnya waktu penyinaran juga
menyebabkan berubahnya intensitas yang
Penyinaran lampu UV (15 watt dan 30 berpengaruh terhadap reduksi bakteri
watt) dengan lama waktu penyinaran E.coli. Kemudian percobaan yang kedua
yang telah ditetapkan 20 menit dan adalah penyinaran sinar UV dengan lama
posisi lampu berubah sesuai yang waktu penyinaran yang tetap, sedangkan
ditentukan. posisi lampu berubah. Tujuan dari
Pada percobaan yang kedua, dilakukan perubahan posisi lampu adalah untuk
pergeseran lampu UV dari kanan ke kiri, melihat pengaruh posisi terhadap reduksi
sedangkan posisi sampel air sumur tetap di bakteri E.coli.
tenga aquarium. Pada penelitian ini
Hasil Uji Bakteri Sebelum Dilakukan
dilakukan tuju kali pengulangan, satu kali
Penyinaran Sinar UV
dengan posisi tetap dan lama waktu
Tahap pengujian bakteri E.coli
penyinaran 20 menit, sedangkan untuk
dilakukan dengan dua tahap. Pertama,
yang enam kali dengan posisi yang beda
dilakukan uji pendahuluan untuk melihat
dan lama waktu penyinaran yang sama.
jumlah bakteri Coliform di dalam air.
a. Disiapkan semua alat dan bahan yang
Kemudian tahap kedua dilakukan uji
diperlukan.
penegasan untuk melihat jumlah bakteri
b. Setelah semua alat dan bahan
E.coli dari hasil positif uji pendahuluan
disiapakan, ambil beker yang diisi 100
yang berupa bakteri Coliform.
ml air, kemudian dimasukkan ke dalam
aquarium pada posisi lampu berada di Tahap Uji Pendahuluan
sebelah kanan atas pada jarak 30 cm Karakteristik populasi dan sampel
dari sampel. yang diteliti adalah air sumur yang masih
c. Setelah penyinaran selesai dilakukan aktif digunakan dengan jarak kurang dari
uji bakteri dan dicatat hasilnya. 10 meter dari jamban. Sumur gali yang
d. setelah penyinaran yang pertama menjadi sampel adalah sumur gali yang
selesai, dilakukan penyinaran yang ke berada di Kelurahan Gomong Sakura satu
dua sampai penyinaran yang kelima Nomor 30B milik Pak Burhan. Sampel
dengan posisi lampu berada di sebelah tersebut diuji menggunakan metode Most
Probable Number dengan lima tabung bakteri sampel air sumur tersebut tidak
untuk media 10 ml yang akan dimasukkan terhingga (∞).
10 ml sampel dan dua tabung untuk media Menurut Peraturan Menteri
5 ml masing-masing dimasukkan sampel 1 Kesehatan Republik Indonesia
ml dan 0,1 ml. No.492/MENKES/Per/IV/2010, kadar
Pada tahap ini, media yang digunakan maksimum bakteri Coliform pada air
adalah Lactose broth. Lactose broth sumur adalah 0 per 100 ml air. Hal ini
merupakan media untuk mendeteksi menunjukkan sampel air sumur tersebut
adanya bakteri Koliform. Lactose broth tidak masuk dalam syarat yang ditentukan.
mengandung pepton dan ekstrak daging Menurut Sirait (2010), bakteri Coliform
yang menyediakan nutrien penting untuk bersifat toksigenik. Bakteri Coliform
metabolisme bakteri dan menyediakan digunakan sebagai indicator adanya
sumber karbohidrat yang dapat populasi kotoran tinja dan kondisi yang
difermentasi oleh bakteri Coliform tidak baik pada air dan makanan. Apabila
(Zulfikar, 2015). Hasil positif ditandai terdapat bakteri Coliform dalam minuman
dengan terbentuknya gas dalam tabung dan makanan, maka terdapat mikroba yang
durham dan menjadi asam bila warna membahayakan bagi kesehatan. Semakin
media menjadi keruh yang dapat dilihat tinggi tingkat kontaminasi bakteri
seperti pada Gambar 5.1. Coliform pada makanan atau minuman,
maka akan semakin tinggi pula resiko
kehadiran bakteri patogen lain yang biasa
hidup dalam kotoran manusia dan hewan
pada makanan atau minuman tersebut
sehingga, air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari berbahaya dan dapat
menyebebakan penyakit infeksius.

Tahap Uji Penegasan


Setelah diakukan uji pendahuluan
maka langkah selanjutnya adalah uji
Gambar 5.1 Hasil positif dari uji penegasan. Uji ini dilakukan untuk melihat
pendugaan jumlah bakteri E.coli pada sampel. Sampel
yang diuji pada tahap ini adalah sampel
Hasil positif tersebut dicocokkan
yang positif pada tahap uji pendahuluan.
dengan Tabel MPN menurut Thomas yang
Pada uji ini, media yang digunakan adalah
ada pada Tabel 3.3 dan juga dapat dihitung
BGLB, dengan jumlah tabung sesuai
secara teori berdasarkan formula Thomas
dengan jumlah tabung yang positif pada
pada persamaan 3.1.
uji pendahuluan. Dari hasil penelitian,
Hasil uji pendahuluan bakteri air
didapatkan lima tabung yang semula berisi
sumur sebelum dilakukan penyinaran yaitu
10 ml sampel terdapat gelembung yang
lima tabung yang diisi 10 ml sampel
sampel juga positif. Sedangkan satu
terdapat gelembung. Ini menunjukkan
tabung sisanya yang berisi 0,1 ml sampel
kelima tabung tersebut adalah positif
tidak terdapat gelembung yang
mengandung bakteri Coliform. Begitu juga
menandakan sampel tersebut negatif. Jadi,
dengan dua tabung lainnya yang berisi 1
berdasarkan Tabel MPN pada Tabel 3.3,
ml sampel dan 0,1 ml sampel, juga
didapatkan jumlah bakteri E.coli pada
terdapat gelembung yang menandakan
sampel air sumur tersebut sebanyak
tabung tersebut juga positif mengandung
268/100 ml air.
bakteri Coliform. Jadi berdasarkan Tabel
MPN pada Tabel 3.3, didapatkan jumlah
Menurut Peraturan Menteri waktu penyinaran 5 menit intensitas lampu
Kesehatan Republik Indonesia UV meningkat menjadi 176 lux dan 459
No.492/MENKES/Per/IV/2010, kadar lux dengan jumlah dosis yang diberikan
maksimum bakteri E.coli pada air sumur sebesar 52.800 lux s dan 137.700 lux s.
adalah 0 per 100 ml air. Hal ini Pada penyinaran dengan waktu 1 menit,
menunjukkan sampel air sumur tersebut didapatkan intensitas yang lebih rendah
tidak masuk dalam syarat yang ditentukan. dibandingkan pada lama waktu penyinaran
Menurut Jawetz, dkk. (2013), bakteri 5 menit, sedangkan pada lama waktu
E.coli dapat menyebabkan beberapa penyinaran 10 menit, 15 menit dan 20
penyakit, diantaranya, diare, sepsis, menit terlihat bahwa intensitas lampu UV
meningitis, infeksi saluran kemih dan yang didapatkan semakin berkurang. Hal
pneumonia. ini menunjukkan bahwa intensitas
berbanding terbalik terhadap waktu
Hasil Uji Bakteri Setelah Peyinaran sedangkan dosis UV itu sendiri berbanding
Sinar UV lurus dengan waktu.
Setelah dilakukan pengujian di
laboratorium didapatkan jumlah bakteri
Intensitas Lampu UV(Lux)
E.coli sebanyak 268/100 ml air. Ini 500
400
menunjukkan bahwa bakteri yang ada
300
dalam air sumur sangat banyak sehinga 200 1…
perlu dilakukan penyinaran mengunakan 100 3…
sinar UV. Hasil dari pengujian bakteri 0
E.coli di laboratorium sangat bermanfaat 1 5 10 15 20
untuk proses selanjutnya sebagai Lama Waktu Penyinaran (menit)
perbandingan untuk jumlah bakteri
sebelum dan setelah penyinaran sinar UV.
Untuk melihat pengaruh sinar UV Gambar 5.2 hubungan lama waktu
terhadap jumlah reduksi bakteri E.coli, penyinaran dan intensitas
dilakukan penyinaran dengan beberapa lampu UV
keadaan yaitu yang pertama waktu
penyinaran berubah-ubah dengan posisi Hubungan Antara Intensitas Lampu
sumber lampu UV terhadap sampel adalah Ultraviolet dan Posisi Lampu
tetap. Sedangkan keadaan yang kedua Ultraviolet
yaitu dengan lama penyinaran tetap, Berdasarkan hasil penelitian,
sedangkan posisi dan jarak lampu terhadap didapatkan gambar hubungan antara posisi
sampel berubah-ubah. lampu UV dengan intensitas lampu UV.
Hubungan Antara Lama Waktu Pada gambar 5.2 terlihat bahwa pada
Penyinaran dan Intensitas Lampu lampu UV 15 W dan 30 W dengan posisi
Ultraviolet. berubah dan lama waktu penyinaran tetap
Berdasarkan hasil penelitian, 20 menit, didapatkan bahwa intensitas
didapatkan gambar hubungan antara lama lampu UV pada posisi A sebesar 5 lux dan
waktu penyinaran dengan intensitas lampu 2 lux pada jarak 30 cm untuk kedua lampu,
UV. Pada gambar 5.1 terlihat bahwa pada sedangkan pada posisi lampu B intensitas
lampu UV 15 W dan 30 W dengan lama lampu UV sebesar 72 lux dan 25 lux
waktu penyinaran 1 menit didapatkan dengan jarak lampu 17 cm. Pada
intensitas lampu UV 144 lux dan 439 lux penyinaran posisi C dan D intensitas
dengan dosis UV yang diberikan 8640 lux lampu UV meningkat dratis sebanyak 214
s dan 26.340 lux s, untuk lama waktu lux dan 167 lux dengan jarak 7 cm dan 9
penyinaran 1 menit, sedangkan pada lama cm untuk lampu 15 W sedangkan pada
lampu 30 W didapatkan intensitas lampu

Persentase Bakteri yang


UV 228 lux dan 176 lux pada jarak 7 cm 100
dan 9 cm, kemudia pada posisi E dan F

tereduksi (%)
90 3…
intensitas lampu UV menurun pada jarak
31 cm dan 40 cm. hal ini menunjukkah 80
bahwa perubahan posisi lampu UV 70
penyebabkan perubahan jarak lampu UV 144 170 176 448 456
dan perubahan intensitas lampu.
Intensitas sinar UV (Lux)
300 Gambar 5.3 hubungan antara
intensitas lampu

200 intensitas lampu UV


dan reduksi jumlah
UV(Lux)

100 bakteri
3…
Dari Gambar 5.3, dapat dilihat
0
bahwa pada lampu UV 15 W dan 30 W
0 5 10
-100 didapatkan intensitas 144 lux dan 439 lux
posisi lampu UV hanya mampu mereduksi bakteri sebanyak
75% dengan jumlah dosis UV yang
Gambar 5.2 Hubungan posisi lampu diberikan 8640 lux s dan 26.340 lux s
UV dengan intensitas sinar UV yang kemudian pada intensitas lampu UV 160
dipancarkan lux dan 448 lux dengan jumlah dosis UV
yang diberikan 192.000 lux s dan 537.600
Hubungan Parameter Penyinaran lux s, terlihat persentase bakteri yang
dengan Reduksi Jumlah Bakteri E.coli tereduksi naik dratis sekitar 98,13% dan
Pada Air Sumur 100% hal ini disebabkan karena dosis sinar
1. Hubungan Antara Intensitas dan UV yang diberikan berbanding lurus
Lama Waktu Penyinaran dengan intensitas lampu UV dan lama
Terhadap Reduksi Jumlah waktu penyinaran, sesuai dengan
Bakteri. pernyataan Metcalf dan Eddy (2000)
Dari Tabel 5.1, terlihat adanya bahwa tingkat reduksi mikroorganisme,
variasi waktu menyebabkan adanya variasi tergantung pada dosis UV yang digunakan
pada intensitas lampu UV dan jumlah pada penelitian. Dimana Dosis UV adalah
bakteri yang tereduksi setelah dilakukan perkalian intensitas UV dengan lama
penyinaran. Untuk lebih jelasnya dibuat waktu pemaparan, sedangkan intensitas itu
grafik yang menggambarkan hubungan sendiri berbanding terbalik dengan lama
antara lama waktu penyinaran dengan waktu penyinaran, sebagaimana terlihat
persentase bakteri yang tereduksi, pada tabel lampiran L.3 dan gambar 5.1
hubungan antara intensitas lampu UV diatas, semakin lama waktu penyinaran
dengan persentase bakteri yang tereduksi. maka semakin berkurang intensitas lampu
Hubungan tersebut dapat dilihat dari dan semakin banyak bakteri yang
Gambar 5.3 Gambar 5.4 dan Gambar 5.5. tereduksi. Banyaknya jumlah bakteri yang
tereduksi akibat dari pengaruh waktu
penyinaran dapat kita lihat pada gambar
5.4 dibawah ini.
Lama waktu penyinaran tersebut adalah 20
100 menit. Adapun variasi posisi yang
yang tereduksi (%)
Persentase Bakteri
95 digunakan dalam penyinaran ini adalah
90 posisi lampu A, posisi lampu B, posisi
85 1… lampu C, posisi lampu D, posisi lampu E
80 dan posisi F, sebagaimana terlihat pada
75 Prosedur Penyinaran Sinar UV pada BAB
70 sebelumnya.
1 5 10 15 20 100
Lama Waktu Penyinaran Sinar…

yang tereduksi (%)


Persentase Bakteri
Gambar 5.3 hubungan antara lama 1…
waktu penyinaran dan 50
reduksi jumlah bakteri
Pada gambar di atas terlihat bahwa 0
pada penyinaran 1 menit didapatkan A B C D E F
jumlah bakteri yang tereduksi sebanyak Posisi Lampu UV
75% untuk lampu UV 15 W dan 30 W,
kemudian pada lama waktu penyinaran 5 Dari Gambar 5.5, dapat dilihat
menit dan 10 menit jumlah persentase bahwa semakin baik posisi lampu UV
bakteri yang tereduksi meningkat menjadi terhadap sampel, maka semakin banyak
93,66% pada lampu 15 W dan 96,64% pula bakteri yang tereduksi. Hal ini terlihat
pada lampu 30 W kemudian pada lama dari posisi C, dan D, yang tingkat reduksi
waktu penyinaran 15 menit sampai 20 bakteri mencapai 93,66 % sampai 100 %.
menit jumlah bakteri yang tereduksi Sedangkan pada posisi A, B, E dan F baik
semakin meningkat mencapai 100% pada pada lampu UV 15 watt maupun yang 30
lampu 30 W sedangkan pada lampu 15 W watt persentase bakteri yang tereduksi
mencapai 98,13%. Dari gambar ini terlihat adalah 0 % atau sama dengan tidak ada
bahwa semakin lama waktu penyinaran bakteri E.coli yang tereduksi. Ini
maka semakin banyak bakteri yang menunjukkan bahwa adanya perubahan
tereduksi dan hal ini sesuai dengan posisi menyebabkan perubahan jarak dan
penelitian yang dilakukan oleh intensitas lampu UVsehingga berpengaruh
Hendriyanto (2015), yang menyatakan terhadap reduksi jumlah bakteri E.coli.
bahwa ada pengaruh waktu dengan jumlah
bakteri E.coli yang tereduksi. 5. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan analisis
Hubungan Antara Posisi sumber sinar data yang dilakukan dapat ditarik
UV terhadap reduksi Jumlah Bakteri kesimpulan sebagai berikut:
E.coli a. Terdapat pengaruh intensitas sinar UV
Sebagaimana penyinaran yang terhadap reduksi jumlah bakteri E.coli.
sebelumya, penyinaran ini juga Semakin tinggi intensitas sinar UV
menggunakan dua jenis lampu UV yaitu maka semakin banyak bakteri E.coli
lampu UV dengan daya 15 W dan 30 W. yang tereduksi. Reduksi optimal
Masing-masing jenis lampu diberikan jumlah bakteri E.coli mencapai
perlakuan sama yaitu lama waktu 98,13% - 100% yang terjadi pada
penyinaran tetap sedangkan posisi dan intensitas 241 lux pada lampu UV 30
jarak lampu berubah-ubah. Lama waktu watt dan intensitas 220 lux pada lampu
penyinaran yang digunakan pada UV 15 watt.
penelitian ini adalah lama waktu b. Terdapat pengaruh lama waktu
penyinaran yang optimal dalam mereduksi penyinaran dengan jumlah bakteri
jumlah bakteri pada penyinaran pertama. E.coli yang tereduksi. Semakin lama
waktu penyinaran maka jumlah bakteri Hendriyanto, O.H., 2015, Pengaruh
E.coli yang tereduksi semakin banyak. Intensitas Sinar Ultraviolet dan
Reduksi optimal sinar UV terjadi pada Pengadukan terhadap Reduksi
lama waktu penyinaran 20 menit Jumlah Bakteri E.coli, Jurnal
mencapai 98,13% - 100%. Ilmiah Teknik Lingkungan, Vol. 2
c. Terdapat pengaruh posisi lampu UV No. 1.
terhadap reduksi jumlah bakteri E.coli. Metcalf dan Eddy, 2003, Wastewater
Semakin dekat posisi lampu UV Engineering Treatment and Reuse,
dengan sampel, maka reduksi bakteri McGraw-Hill, New York.
E.coli semakin optimal. Reduksi Pelczar, J., M., dan Chan, S. C., 2009,
optimal sinar UV terjadi pada posisi A, Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2,
D, dan E yang mencapai 98,13% - Terjemahan Ratna Siri Hadioetomo,
100%. Universitas Indonesia, Jakarta.
Peraturan Mentri Kesehatan RI,
6. SARAN Persaratan Kualitas Air Minum.
Berdasarkan penelitian ini, saran PERMENKES RI/NOMOR 492/
yang dapat dijadikan pertimbangan untuk MENKES/PER/IV/2010,
penelitian selanjutnya adalah sebaiknya Depertemen Kesehatan RI 2010
dilakukan penelitia dengan variasi Ratna dan Siri, H., 1990, Milrobiologi
ketebalan air untuk melihat kemampuan Dasar Dalam Praktek Teknik dan
sinar UV dalam mereduksi bakteri serta Prosedur Dasar Laboratorium, PT
menggunakan variasi sumur. Gramadia, Jakarta.
Setyaningrum, S., 2016, Kontaminasi
DAFTAR PUSTAKA Patogen pada Sumber Air dan
Ariyadi, T., dan Dewi, S.S., 2009, Upaya Penyisihan Patogen dalam
Pengaruh Sinar Ultra Violet Proses Produksi Air Bersih, Jurnal
terhadap Pertumbuhan Bakteri Jurusan Teknik Kimia Institut
Bacillus sp Sebagai Bakteri Teknologi Bandung, Bandung.
Kontaminan, Jurnal Kesehatan, Sirait, R., 2010, Faktor yang
Vol.2, No. Berhubungan dengan Kadar
Alcamo, I.E., 1984, Fundamental of Merkuri pada Air Sumur Gali di
Microbiology Sidney (AU), Area Penambangan Emas Tanpa
Addison-Wesley Publishing Izin di Desa Selogiri Kabupaten
Ontario. Wonogiri Propinsi Jawa Tengah,
Bibiana, W., Hastowo, dan Sugyo, 1992, Tesis, UNDIP, Semarang (Skripsi).
Mikrobiologi, Rajawali Pers, Slamet, J.S., 2002, Kesehatan Lingkun
Jakarta. gan, Gajah Mada University Press,
Culp, G., dan Heim, N.F., 1978, Field Yogyakarta.
Manual for Performance Suriawiria, U., 2005, Air Dalam
Evaluation and Troubleshooting at Kehidupan dan Lingkungan Yang
Municipal Wastewater Treatment Sehat, Penerbit Alumni, Bandung.
Facilities, Washington DC (US), Zulfikar, T.R., 2015, Identifikasi
Environmental Protection Agency. Escherichia Coli Pada Air Minum
Fardiaz., 1992, Teknologi Fermentasi Isi Ulang Dari Depot di Kelurahan
Produk Perikanan, PAU pangan Pisangan dan Cirendeu Tahun
dan Gizi IPB: Bogor. 2015, Universitas Islam Negeri
Jawetz, dkk., 2011, Mikrobiologi Sarif Hidayatullah, skripsi.
Kedokteran, salemba Medical,
Surabaya.

You might also like