You are on page 1of 20

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342609619

Kinerja Saham BRI Syariah Dengan BRI Konvensional

Article · July 2020


DOI: 10.36420/freakonomics.v1i1.26

CITATIONS READS

0 710

3 authors, including:

Kharis Fadlullah Hana


Institut Agama Islam Negeri Kudus
22 PUBLICATIONS   21 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Capital Market View project

entrepreneurial decisions, self-concept and the environment View project

All content following this page was uploaded by Kharis Fadlullah Hana on 20 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kinerja Saham BRI Syariah Dengan BRI Konvensional
Muhammad Naufal Izza 1, Zumrotul Musyaiyadah2, Kharis Fadlullah Hana 3
Institut Agama Islam Negeri Kudus 1,2,3
naufal.arc@outlook.com, zumrotul.073@gmail.com, kharis@iainkudus.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan kinerja bank
BRI dengan bank BRI Syariah tahun 2018-2019 triwulan 2-4. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan sampel yang diambil yaitu bank
BRI dan BRI Syariah. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan
data penelitian ini menggunakan metode studi pustaka serta metode dokumentasi. Uji coba
instrument dianalisi dengan menggunakan uji normatif. Teknik analisis data menggunakan analisis
fundamental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kinerja saham antara bank BRI dengan BRI
Syariah yang diukur dengan rasio Earning Per Share, Price to Book Value, Return on Asset, dan Dept to
Equity Ratio menunjukkan perbedaan yang signifikan. Secara keseluruhan kinerja saham BRI lebih
unggul dibandingkan kinerja saham BRI Syariah.
Kata Kunci: Kinerja, Saham, Analisis Fundamental, Saham BRI Syariah, Saham BRI
Regular

Abstract
This study aims to determine and analyze the comparison of the performance of BRI banks with BRI
Syariah banks in 2018-2019 quarter 2-4. The population in this study is a banking company that is listed on the
IDX (Indonesia Stock Exchange) with samples taken, namely BRI and BRI Syariah banks. Sampling using a
purposive sampling method. This research data collection using literature study methods and documentation methods.
The instrument trials were analyzed using normative tests. Data analysis techniques us ing fundamental analysis.
The results showed that the performance of shares between BRI banks and BRI Syariah as measured by the ratio
of Earning Per Share, Price to Book Value, Return on Assets, and Dept to Equity Ratio showed significant
differences. Overall, BRI's stock performance is superior to BRI Syariah's stock performance.
Keyword: Performance, Stock, Fundamental Analysis, BRI Syariah Stock, BRI Regular
Stock

PENDAHULUAN
Di era globalisasi, investasi di pasar modal merupakan alternatif investasi yang mudah
diakses bagi masyarakat luas semenjak mulai dibukanya IDX (Indonesia Stock Exchange). Sayangnya,
bagi masyarakat Indonesia kegiatan investasi masih merupakan hal yang relatif baru. Untuk itu,
sekarang sudah banyak digalakkan edukasi maupun seminar bagi mahasiswa dan masyarakat agar
mereka mendapatkan wawasan tetang investasi di pasar modal, baik investasi di sektor saham
maupun reksadana. 1 Di padar modal terdapat beberapa jenis instrument investasi, salah satu
diantaranya adalah saham. 2 Saham maupun obligasi dapat diterbitkan oleh perusahaan yang
membutuhkan dana dengan cara menerbitkan efek serta menjualnya ke masyarakat luas.3

1 Syaeful Bakhri, “Minat Mahasiswa Dalam Investasi Di Pasar Modal,” Al-Amwal, Vol. 10, Issue 1, 2018, h.
147.
2 Ferry Khusnul Mubarok, Ahmad Ridho Darmawan, dan Zahirotul Luailiyah, “Optimalisasi Portofolio Nilai

Saham: Studi Komparasi Kinerja Saham Syariah Dan Non Syariah,” Economica: Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 8, Issue
2, 2017, h. 309–336.
3 Syaeful Bakhri, “Minat Mahasiswa Dalam Investasi Di Pasar Modal,” Al-Amwal, Vol. 10, Issue 1, 2018, h.

146-157.
Di Indonesia terdapat banyak perusahaan yang sudah terdaftar di IDX (Indonesia Stock
Exchange), salah satu diantaranya adalah pada sektor Perbankan. 4 Bank merupakan suatu badan
usaha yang mengumpulkan dana dari masyarakat berupa simpanan, dan menyalurkan kepada
masyarakat berupa kredit, simpanan, serta berbagai bentuk lainnya dalam rangka untuk
meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat. 5 Di negara Indonesia sendiri terdapat dua jenis Bank
yang berbeda, yaitu Bank yang berbasis konvensional serta Bank yang berbasis syariah. Bank
konvensional dan Bank syariah mempunyai persamaan, yaitu sama-sama memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Namun terdapat juga perbedaan antara kedua Bank tersebut, yaitu terletak
pada produk-produk yang ditawarkan serta pada sistem pelaksanaannya atau operasionalnya,
dimana Bank konvensional menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional, sedangkan Bank
syariah dalam menjalankan kegiatan usaha serta produk yang ditawarkannya harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. 6 Dari berbagai jenis
Bank konvensional dan Bank syariah yang ada di Indonesia, yang menarik minat peneliti adalah
Bank BRI dan Bank BRIS (BRI Syariah). Alasan mengapa kedua Bank tersebut menarik minat
peneliti adalah karena Bank BRI regular dan Bank BRI Syariah berasal dari satu perusahaan yang
sama, namun menggunakan dua sistem yang berbeda. Pada Bank BRI regular menggunakan sistem
berbasis konvensional, sedangkan pada Bank BRI Syariah menggunakan sistem berbasis syariah.
Setelah mencari data di IDX (Indonesia Stock Exchange), peneliti mencoba membandingkan indeks
harga saham kedua Bank tersebut. Sayangnya, meski kedua Bank tersebut berasal dari satu
perusahaan yang sama, namun indeks harga saham kedua Bank tersebut sangatlah berbeda. Indeks
harga saham pada Bank BRI regular relatif lebih tinggi daripada indeks harga saham Bank BRI
Syariah.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian yang akan
diteliti, beberapa diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rizki Dwi Kurniawan dan
Nadia Asandimitra yang melakukan penelitian mengenai “Analisis Perbandingan Kinerja Indeks
Saham Syariah Dan Kinerja Indeks Saham Konvensional” dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa secara keseluruhan kinerja JII lebih baik daripada LQ45. Kinerja JII lebih
baik di saat kondisi ekonomi sedang menurun, sedangkan kinerja LQ45 lebih baik saat
perekonomian dalam kondisi normal 7. Penelitian lain dilakukan oleh Sukma Febrianti mengenai
“Analisis Perbandingan Kinerja Indeks Saham Syariah Dengan Indeks Saham Konvensional
Periode 2015-2017” dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kinerja JII dan LQ45. Hal ini terlihat dari perubahan harga saham LQ45 yang
lebih rentan berubah naik atau turun secara signifikan, berbeda dengan saham JII yang mempunyai
harga saham yang relatif stabil. 8
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Ferry Khusnul Mubarok dkk yang meneliti mengenai
“Optimalisasi Portofolio Nilai Saham: Studi Komparasi Kinerja Saham Syariah Dan Non Syariah”
dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja antara portofolio LQ45 dan JII tidak memiliki
perbedaan yang signifikan, baik menggunakan indeks Sharpe, Treynor, maupun Jasen alpha. 9
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ari Noviastuty mengenai “Evaluasi Portofolio Antara
Saham Syariah Dengan Saham Konvensional Di Bursa Efek Indonesia” hasil penelitian

4 Adi Susilo Jahja dan Muhammad Iqbal, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah

Dengan Perbankan Konvensional,” Episteme, Vol. 7, Issue 2, 2012, h. 337–360.


5 Gunarto Suhardi, Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum, (Yogyakarta: Kanisius, 2013), 17.
6 Adi Susilo Jahja dan Muhammad Iqbal, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah

Dengan Perbankan KonvensionaL,” Episteme, Vol. 7, Issue 2, 2012, h. 337–360.


7 Rizki Dwi Kurniawan dan Nadia Asandimitra, “Perbandingan Kinerja Indeks Saham Syariah Dan Kinerja

Indeks Saham Konvensional,” Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 2, Issue 4, 2014, h. 1354–1366.
8 sukma Febrianti, “Analisis Perbandingan Kinerja Indeks Saham Syariah Dengan Indeks Saham

Konvensional Periode 2015-2017 (Studi Kasus Pada Jii Dan Lq45),” Prosiding SENDI, 2018, h. 546–551.
9 Ferry Khusnul Mubarok, Ahmad Ridho Darmawan, dan Zahirotul Luailiyah, “Optimalisasi Portofolio Nilai

Saham: Studi Komparasi Kinerja Saham Syariah Dan Non Syariah,” Economica: Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 8, Issue
2, 2017, h. 309–336.
menunjukkan bahwa kinerja portofolio optimal saham JII tidak lebih baik dari Kompas100 dan
LQ45 10
Dari beberapa penelitian terdahulu seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa kebanyakan
para peneliti terdahulu melakukan penelitian secara global atau langsung tertuju pada suatu indeks
saham, semisal indeks saham JII atau LQ45 dan belum ada peneliti yang melakukan penelitian secara
mikro yang tertuju pada suatu perusahaan, terlebih lagi pada dua perusahaan dengan pusat yang
sama namun menggunakan sistem yang berbeda. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk lebih memfokuskan lagi serta merujuk pada perusahaan tertentu yang pastinya sudah listing
di BEI, yaitu Bank BRI regular dan Bank BRI Syariah pada periode 2018-2019 melalui laporan
keuangan triwulan 2-4. Alasan penelitian ini menggunakan data triwulan 2-4 karena Bank BRI
Syariah baru melakukan IPO pada tahun 2018 kuartal 2. Selain itu, penelitian ini juga belum pernah
dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, sehingga diharpkan dapat menjadi pembaharuan dan dapat
dimanfaatkan oleh para peneliti lain serta bagi para pembaca. Oleh karena itu, disini peneliti
berusaha untuk mengetahui tentang bagaimana perbandingan kinerja saham antara Bank BRI
regular dan BRI Syariah dengan penambahan menggunakan analisis fundamental.

KAJIAN LITERATUR

The Theory of Performance


Teori kinerja telah dikembangkan oleh University of Idaho dan ditulis secara luas oleh Don
Elger. Teori ini mengembangkan dan menghubungkan enam konsep dasar yang membentuk
kerangka kerja yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengenai kinerja serta peningkatan
kinerja. Alasan dibalik pengembangan teori ini adalah bahwa manusia mampu berprestasi luar biasa
di bidangnya meskipun menantang tugas. Mengembangkan kinerja adalah sebuah perjalanan, dan
tingkat kinerja menggambarkan lokasi dalam perjalanan. Tingkat kinerja saat ini tergantung pada
enam komponen, yaitu konteks (context), tingkat pengetahuan (level of knowledge), tingkat
keterampilan (levels of skills), tingkat identitas (level of identity), faktor pribadi (personal factors), dan
faktor tetap (fixed factors) 11.
Teori pengukuran kinerja memberikan pintu gerbang untuk memahami semua aspek
terkait kinerja, penerapannya, dan relevansinya dengan fungsi menajemen secara umum. Teori
kinerja berlaku untuk penelitian ini karena investasi saham yang berkembang dari waktu ke waktu
dianggap mampu mencerminkan kualitas dan profesionalitas suatu perusahaan.
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi
sesungguhnya yang dicapai 12. Kinerja mengarah pada suatu tingkat pencapaian tugas yang
dilakukan oleh seseorang. Hal ini menggambarkan seberapa baik orang tersebut dalam memenuhi
tuntutan pekerjaannya. Istilah kinerja juga sering digunakan dalam mengukur hasil yang telah
dicapai yang terkait dengan kegiatan atau aktivitas suatu perusahaan, apakah kinerja pada
perusahaan tersebut telah membaik ataukah perlu untuk dievaluasi kemba li mengenai hasil yang
telah dicapai.
Gibsom, dkk (2003: 335) berpendapat bahwa job performance merupakan hasil dari pekerjaan
yang berkaitan dengan tujuan suatu organisasi, efisiensi serta kefektifan kinerja lainnya. Ilyas (1999:
99) juga memberika pendapatnya bahwa kinerja merupakan penampilan hasil kerja personil
maupun dalam suatu organisasi. Penampilan hasil karya tidak terbatas pada personil yang
memangku jabatan fungsional maupun structural organisasi, tapi juga pada keseluruhan jajaran

10 Ari Noviastuty, “Evaluasi Kinerja Portofolio Antara Saham Syariah Dengan Saham Konvensional Di Bursa

Efek Indonesia,” PERFORMANCE, Vol. 14, Issue 2, 2011, h. 1–12.


11 Dean Nyanza, Elegwa Mukulu, and Mike Amuhaya Iravo, “Can Performance Measurement Systems Be

Used to Measure Effectiveness of the Procurement Function in an Organization ?,” IOSR Journal of Business and
Management (IOSR-JBM), Vol. 17, Issue 11, 2015, h. 16–20.
12 Diana Khairani Sofyan, “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Kerja Pegawai BAPPEDA,” MIEJ

Journal, Vol. 2, Issue 1, 2013, h. 18–23.


personil dalam organisasi. Irawan (2002: 11) juga memberi pendapat bahwa kinerja (performance)
merupakan hasil kerja yang bersifat konkret, dapat diamati serta dapat diukur 13.
Dalam mengukur keberhasilan ataupun kegagalan suatu organisasi, seluruh aktivitas
organisasi tersebut harus dapat dicatat dan diukur. Dalam pengukuran tidak hanya dilakukan pada
input program, tetapi juga pada pengukuran dari output program tersebut. Pengukuran kinerja
merupakan manajemen pencapaian kinerja. Pengukuran kinerja secara berkelanjutan akan
memberikan umpan balik sehingga dalam upaya perbaikan secara terus menerus akan mencapai
keberhasilan dimasa mendatang.

Saham
Menurut Widiatmojo (1996: 43), saham merupakan tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Sedangkan dalam arti luas, saham merupakan surat
bukti kepemilikan bagian modal PT (perseroan terbatas) yang memeberi hak atas dividen dan
lainnya sesuai dengan besar atau kecilnya modal yang telah disetorkan. Tandelilin (2001: 14) juga
berpendapat bahwa saham merupakan bukti kepemilikan atas asset-aset suatu perusahaan yang
menerbitkan saham. Dengan memiliki saham perusahaan, maka seorang investor juga mempunyai
hak terhadap pendapatan serta kekayaan suatu perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran
semua kewajiban perusahaan tersebut 14.
Saham dikelompokan menjadi 2 yakni saham biasa (common stock) dan saham preferen
(preferen stock). Saham biasa merupakan saham yang digunakan untuk menarik dana dari masyarakat,
sedangkan pemilik saham ini mempunyai hak untuk memperoleh dividen, sepanjang perseroan
mempunyai keuntungan pada likuidasi perseroan. Perbedaan antara kedua jenis saham tersebut
antara lain yaitu terletak pada hak memperoleh dividen dan pembagian kekayaan pada saat likuidasi
serta, hak suara pada rapat pemegang saham. Seluruh aktifitas transaksi jual beli saham dilakukan
di pasar modal. Dividend dan capital gain merupakan keuntungan yang akan diperoleh dalam
investasi saham. Investor diharapkan dapat mempertimbangkan kemungkinan risiko yang akan
dihadapi disamping keuntungan yang akan diperoleh dari investasi saham yaitu tidak mendapatkan
dividen, capital loss, dilikuidasi, saham dikeluarkan dari bursa dan saham dihentikan sementara
(suspense).
Analisis saham diperlukan bagi investor untuk menentukan apakah saham-saham yang
akan dipilih tersebut akan memberikan tingkat return yang sesuai diharapkannya. Salah satu
indikator yang menjadi fokus bagi para investor dalam berinvestasi adalah melihat pergerakan
harga atau nilai saham dipasar. Rasio merupakan alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data finansial. Rasio menggambarkan hubungan atau perimbangan
(Mathematic relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain”. Analisis rasio
keuangan adalah “perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan dimasa lalu,
saat ini dan kemungkinannya dimasa yang akan datang”. Dari hasil analisis rasio keuangan akan
diketahui kondisi kinerja perusahaan yang bersangkutan.
Penilaian saham menurut pendekatan fundamental dilakukan dengan menggunakan teknik
analisis rasio, rasio-rasio keuangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Earning per Share (EPS)
b. Dividend per Share (DPS)
c. Return On Equity (ROE)
d. Price To Book Value (PBV)

13 muh. Harun Al Rasyid, Sutadji, Dan Syahrani, “Studi Tentang Kinerja Pegawai Subbidang Mutasi Antar

Daerah Dan Pusat Dalam Pelayanan Mutasi Pegawai Antar Daerah Di Kabupaten Kutai Timur,” EJournal
Administrative Reform, Vol. 1, Issue 1, 2013, h. 204–216.
14 Widya Trisnawati, “Pengaruh Arus Kas Operasi, Investasi Dan Pendanaan Serta Laba Bersih Terhadap

Return Saham,” Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi , Vol. 1, 2013, h. 77–92.
e. Price Earning Ratio (PER) 15

Analisis Fundamental
Selain beberapa analisis lain, salah satu hal yang wajib dikuasai oleh seorang investor adalah
analisis fundamental. hal tersebut dikarenakan hal pertama yang dipertimbangkan oleh seorang
investor sebelum menginvestasikan uangnya adalah kondisi fundamental suatu negara. Apalagi
pada era globalisasi sekarang ini, pasti antara satu negara dengan negara lainnya saling berkaitan
satu sama lain. Untuk itu, analisis fundamental merupakan salah satu hal yang paling tidak harus
dikuasai seorang investor sebelum menginvestasikan asetnya 16.
Jogiyanto (2003: 89) mendefinisikan bahwa analisis fundamental merupakan analisis yang
digunakan untuk menghitung nilai intrinsik suatu saham dengan menggunakan laporan keuangan
suatu perusahaan. Analisis fundamental menekankan pada rasio finansial perusahaan dan segala
bentuk peristiwa yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan tersebut, serta untuk
menilai tingkat kewajaran harga saham perusahaan jika dibandingkan dengan kinerja perusahaan
tersebut 17.
Corrado (2002: 153) berpendapat bahwa analisis fundamental dapat digunakan untuk
memeriksa laporan keuangan perusahaan dengan memperhitungkan kinerja keuangan perusahaan
tersebut. Disamping itu, analisis fundamental juga dapat digunakan untuk mengetahui tentang
penilaian harga saham serta untuk dapat menentukan apakah saham perusahaan tersebut dinilai
terlalu tinggi ataukah dinilai terlalu rendah 18.
Dengan demikian, maka analisis fundamental dapat diartikan sebagai analisis yang berbasis
pada berbagai data riil yang digunakan untuk mengevaluasi serta memproyeksikan nilai suatu
saham. Analisis fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui kinerja
perusahaan dan keadaan kesehatan suatu perusahaan. Terdapat dua pendekatan dalam analisis
fundamental, yaitu pendekatan nilai sekarang (Present value) dan price earning ratio (PER). Pendekatan
nilai sekarang (Present value) beranggapan bahwa nilai intrinsik saham merupakan total nilai sekarang
dari seluruh aliran kas yang akan diterima selama periode pemegang saham (holding period),
sedangkan pendekatan price earning ratio (PER) berdasarkan pada hasil yang diharapkan pada
perkiraan laba per lembar saham yang akan diterima. Penilaian harga saham dilakukan dengan cara
membandingkan harga pasar saham pada saat penutupan akhir tahun (Close Price) dengan nilai
intrinsik saham sehingga akan diketahui harga saham tersebut wajar, terlalu murah, atau terlalu
mahal. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar penentuan keputusan investasi di pasar
modal. 19

15 Sofia Suryani Hakmi, Sri Mangesti Rahayu, Topowijono, Analisis Fundamental Dengan Pendekatan Price

Earning Ratio (Per) Untuk Menilai Kewajaran Harga Saham Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi, Jurnal
Administrasi Bisnis, Jurnal Administrasi Bisnis, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 49 No. 2 2017, h. 96-102.
16 sunaryono, “Analisis Fundamental Saham Terhadap Pertumbuhan Perusahaan (Studi Kasus Pada Pt. Blue

Bird, Tbk.),” JES (Jurnal Ekonomi STIEP), Vol. 3, Issue 2, 2018, h. 39–45.
17 One Septy Wulandari, Sri Mangesti Rahayu, dan Nila Firdausi Nuzula, “Analisis Fundamental

Menggunakan Pendekatan Price Earnings Ratio Untuk Menilai Harga Intrinsik Saham Untuk Pengambilan Keputusan
Investasi Saham (Studi Pada Perusahaan Yang Sahamnya Masuk Indeks LQ45 Periode Tahun 2010-2012 Di Bursa
Efek Indonesia),” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 23, Issue 1, 2012, h. 73–80.
18 Diestra Perdana Eryando Brilliand, Raden Rustam Hidayat, and Ari Darmawan, “Analisis Fundamental

Dalam Penilaian Harga Saham Dengan Menggunakan Metode Dividend Discounted Model Dan Price Earning Ratio
(Studi Pada Perusahaan Multinasional Sub Sektor Semen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
2015),” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 37, Issue 2, 2015, h. 206–211.
19 Sofia Suryani Hakmi, Sri Mangesti Rahayu, Topowijono, Analisis Fundamental Dengan Pendekatan Price

Earning Ratio (Per) Untuk Menilai Kewajaran Harga Saham Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi, Jurnal
Administrasi Bisnis, Jurnal Administrasi Bisnis, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 49 No. 2 2017, h. 96-102.
Return on Assets (ROA)
Diantara banyak rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan
khususnya yang terkait dengan profitabilitas suatu perusahaan adalah Return on Assets (ROA). Rasio
Return on Assets (ROA) menunjukkan tingkat efesiensi perusahaan dalam mengelola serta
memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh pendapatan. Jadi jika nilai rasio Return on Assets (ROA)
semakin besar, maka menunjukkan bahwa perusahaan tersebut efisien dalam menggunakan
asetnya, serta menunjukkan bahwa produktivitas asset perusahaan tersebut dalam memperoleh
keuntungan/laba bersih 20.
Return on Assets (ROA) adalah rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba bersih (setelah pajak) dari total asset yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan. Jika rasio ROA semakin tinggi, maka hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
terebut semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih (setelah pajak)
21
. Menurut Kasmir (2012: 197) Return on Investment (ROI) atau yang kerap disebut sebagai Return
on Assets (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam
menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang tersedia dalam perusahaan tersebut 22.
Laba bersih
𝑅𝑂𝐴 = X 100%
Total aset

Earning Per Share (EPS)


Informasi yang paling mendasar dan berguna bagi para investor yang ingin
menginvestasikan asetnya adalah informasi mengenai Earning Per Share (EPS), karena RPS dapat
menggambarkan prospek pendapatan perusahaan (earning) di masa mendatang, serta digunakan
sebagai tolok ukur keefesienan suatu perusahaan. Rasio Earning Per Share menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan dalam mendaptkan keuntungan/laba serta mendistribusikan laba
yang didapat perusahaan perusahaan kepada investor 23.
Menurut Darmaji dan Fakhruddin (2006) Earning Per Share adalah salah satu rasio yang
digunakan untuk mengetahui hasil perbandingan antara pendapatan yang akan diterima oleh
investor dan laba bersih terhadap harga saham per lembarnya dalam perusahaan 24. Rasio Earning
Per Share yang tinggi mengindikasikan bahwa keuntungan yang diperoleh per lembar saham
semakin besar, dengan asumsi bahwa jumlah saham yang beredarnya (outstanding shares) tetap 25.
Laba bersih
𝐸𝑃𝑆 =
Jumlah saham beredar

20 asep Alipudin And Resi Oktaviani, “Pengaruh Eps, Roe, Roa Dan Der Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Sub Sektor Semen Yang Terdaftar Di Bei,” JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), Vo l. 2,
Issue 1, 2016, h. 1–22.
21 Adek Rutika, Pan Budi Marwoto, and Fery Panjaitan, “Analisis Pangaruh Earning Per Share (EPS), Net

Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA) Dan Debt Ro Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013,” JURNAL ILMIAH AKUNTANSI
BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Vol. 3, Issue 2, 2015, h. 18–28.
22 Rosdian Widiawati Watung and Ventje Ilat, “Pengaruh Return On Asset (Roa), Net Profit Margin (Npm),

Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Period e
2011-2015,” Jurnal EMBA, Vol. 4, Issue 2, 2016, 518–529.
23 asep Alipudin And Resi Oktaviani, “Pengaruh Eps, Roe, Roa Dan Der Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Sub Sektor Semen Yang Terdaftar Di Bei,” JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), Vol. 2,
Issue 1, 2016, h. 1–22.
24 Ratna Handayati and Noer Rafikah Zulyanti, “Pengaruh Earning Per Share (Eps), Debt To Equity Ratio,

(Der), Dan Return On Assets (Roa) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei,”
Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen, Vol. 3, Issue 1, 2018, h. 615–620.
25 Andhi Wijayanto, “Analisis Pengaruh Roa, Eps, Financial Leverage, Proceed Terhadap Initial Return,”

Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 1, Issue 1, 2010, h. 68–78.


Debt to Equity Ratio (DER)
Darmaji dan Fakhruddin (2006) mendefinisikan Debt to Equity Ratio sebagai perbandingan
antara total liabilitas (hutang) perusahaan dengan total ekuitas yang dimiliki perusahaan tersebut.
Rasio DER menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya
yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari ekuitas yang digunakan untuk membayar likuiditas
(hutang) perusahaan 26.
Menurut pendapat Kasmir (2014: 157) Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang dipakai
untuk menilai liabilitas (hutang) dengan ekuitas. Rasio DER dipakai untuk mengetahui jumlah dana
yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan, dengan kata lain rasio DER digunakan
untuk dapat mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan sebagai jaminan hutang yang
dimiliki perusahaan, semakin tinggi rasio DER maka menunjukkan semakin besar pula dana yang
diambil dari luar 27.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝐷𝐸𝑅 =
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Price to Book Value (PBV)


Anthanasium (2012) mendefinisikan Price to Book Value (PBV) merupakan rasio yang
menunjukkan perbandingan antara seberapa tinggi saham yang dibeli oleh investor dengan nilai
buku saham tersebut. Jika nilai PBV semakin kecil, maka maka harga saham tersebut dianggap
semakin murah. Menurut Jogiyanto (2003: 79) Price to Book Value atau bisa juga disebut sebagai
Market to Book Ratio merupakan rasio dari nilai pasar per lembar saham biasa atas nilai nuku
perlembar ekuitas 28. Rasio Price to Book Value merupakan rasio yang paling sering digunakan oleh
para investor, karena dengan menggunakan rasio PBV seorang investor dapat mengetahui seberapa
besar kepercayaan pasar terhadap prospek masa depan suatu perusahaan 29.
Harga saham
𝑃𝐵𝑉 =
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif komparatif
yaitu penelitian yang sifatnya membandingkan. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini
adalah analisis fundamental, karena untuk mencari perusahaan yang tepat maka penting untuk
melakukan valuasi perusahaan. Salah satu valuasi yang digunakan adalah melalui valuasi rasio
dengan mengambil empat rasio utama dari laporan keuangan perusahaan, yaitu: Earning Per Share,
Price to Book Value, Return on Asset, dan Dept to Equity Ratio. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data
sekunder yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (idx.co.id), Bank BRI (bri.co.id),
dan Bank BRI Syariah (brisyariah.co.id).

Teknik Pengumpulan data


Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan dengan
studi pustaka dan dokumenter. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan beberapa referensi

26 Ratna Handayati and Noer Rafikah Zulyanti, “Pengaruh Earning Per Share (Eps), Debt To Equity Ratio,

(Der), Dan Return On Assets (Roa) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei,”
Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen, Vol. 3, Issue 1, 2018, h. 615–620.
27 asep Alipudin And Resi Oktaviani, “Pengaruh Eps, Roe, Roa Dan Der Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Sub Sektor Semen Yang Terdaftar Di Bei,” JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), Vol. 2,
Issue 1, 2016, h. 1–22.
28 Fitri Novalia And Marsellisa Nindito, “PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI DAN

ECONOMIC VALUE ADDED TERHADAP PENILAIAN EKUITAS PERUSAHAAN,” Jurnal Ilmiah Wahana
Akuntansi, Vol. 11, Issue 2, 2016, h. 1–13.
29 Putu Dina Aristya Dewi and I.G.N.A. Suaryana, “Pengaruh Eps, Der, Dan Pbv Terhadap Harga Saham,”

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 4, Issue 1, 2013, h. 215–229.


dan memperkuat kerangka teori. Sedangkan pegumpulan data secara dokumenter dengan
mengambil data kuantitatif yang memiliki skala pengukuran ratio, yaitu laporan keuangan yang
dipublikasikan di situs resmi Bursa Efek Indoneisa pada Bank BRI dan Bank BRI Syariah pada
tahun 2018-2019 tiwulan 2-4.

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek
Indonesia. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling
dengan kriteria yaitu perbandingan rasio Earning Per Share, Price to Book Value, Return on Asset, dan
Dept to Equity Ratio Bank BRI dan Bank BRI Syariah, kemudian penelitian ini dilakukan selama dua
tahun yaitu periode 2018-2019 triwulan 2-4.
Tabel. 1
Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan
1. BBRI Bank Rakyat Indonesia
2. BRIS Bank BRI Syariah
Sumber: www.idx.co.id
Teknik analisis data komparatif menggunakan uji beda independen sample T-Test dengan
membandingkan data keuangan dari Bank BRI dan Bank BRI Syariah pada periode 2018-2019
triwulan 2-4. Berdasarkan judul penelitian, maka ditentukan variabel sebagai berikut:
Tabel. 2
Operasional Variabel
Ukuran Skala
Laba bersih Rasio
𝐸𝑃𝑆 =
Jumlah saham beredar
Kinerja Keuangan Harga Saham Rasio
(X) 𝑃𝐵𝑉 =
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Laba bersih Rasio
𝑅𝑂𝐴 = X 100%
Total aset
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 Rasio
𝐷𝐸𝑅 = X 100%
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan data serta rumus diatas, maka dapat menghasilkan data sebagai berikut:
Tabel. 3
Hasil perhitungan EPS, PBV, ROA, DER Tahun 2018-2019
Kode Tahun EPS PBV ROA DER
Saham
BBRI 2018 Q-2 121,08 2,10 1,29 % 5,80
2018 Q-3 190,91 2,22 1,99 % 5,63
2018 Q-4 262,83 2,44 2,50 % 6,00
BRIS 2018 Q-2 12,37 1,15 0,33 % 1,90
2018 Q-3 15,56 1,14 0,42 % 1,80
2018 Q-4 10,97 1,01 0,28 % 2,17
Kode Tahun EPS PBV ROA DER
Saham
BBRI 2019 Q-2 131,04 2,82 1,25 % 5,65
2019 Q-3 201,09 2,55 1,90 % 5,44
2019 Q-4 279,00 2,60 2,43 % 5,67
BRIS 2019 Q-2 3,66 0,97 0,10 % 2,15
2019 Q-3 5,81 0,77 0,15 % 5,44
2019 Q-4 7,62 0,63 0,17 % 2,33
Sumber: Hasil dari olah data (2020)

Analisis Komparatif
Uji Independent Sample t test Earning Per Share
Tabel. 4
Group Statistics
Perusahaan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
EPS BRI 6 197.6583 65.15117 26.59785
dimension1
BRIS 6 9.3317 4.43187 1.80930
Sumber: Hasil dari olah data (2020)

Pada tabel 4. Group Statistics diatas, data hasil kinerja Bank BRI VS Bank BRI Syariah tahun
2018-2019 pada triwulan 2-4, diketahui nilai rata-rata EPS pada Bank BRI adalah 197,6583,
sementara pada Bank BRI Syariah adalah 9,3317. Dengan demikian secara deskriptif statistic dapat
dilihat ada perbedaan rata-rata Earning Per Share antara BRI dengan BRI Syariah. Selanjutnya untuk
membuktikan apakah perbedaan tersebut berarti signifikan atau tidak, maka peneliti perlu
menafsirkan output Independent Sample Test.
Tabel. 5
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
Std. 95% Confidence
Mean Error Interval of the
Sig. (2- Differenc Differen Difference
F Sig. T df tailed) e ce Lower Upper
EPS Equal 10.305 .009 7.064 10 .000 188.3266 26.6593 128.926 247.727
variances 7 2 00 33
assumed
Equal 7.064 5.046 .001 188.3266 26.6593 119.985 256.668
variances 7 2 28 05
not assumed
Sumber: Hasil dari olah data (2020)

Pada tabel 5. Independent Samples Test dapat dilihat untuk variabel Earning Per Share nilai F
hitung leverage test sebesar 10,305 dengan nilai Sig. adalah 0,009 karena Sig. < 0,05 maka variabel
Earning Per Share mempunyai varians data yang tidak sama atau tidak identik. Dengan demikian
analisis uji beda t-test harus menggunakan Equal variance not assumed.
Dari hasil pengolahan data diatas terlihat bahwa nilai t pada Equal variences not assumed adalah
7,064 dengan nilai Sig (2-failed) adalah 0,001 < 0,05 maka sebagaimana pengambilan keputusan
dalam uji independent sample t-test dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rata -rata Earning Per Share
Bank BRI dengan Bank BRI Syariah. Selanjutya dari data diatas diketahui nilai Mean Difference adalah
188,32667. Selisih perbedaan tersebut adalah 119,98528 sampai 256,66805 (95% Confidence Interval
of the Difference).

Analisis Fundamental Earning Per Share


Tabel. 6
Nilai rata-rata EPS
BRI 2018 Q-2 2018 Q-3 2018 Q-4 Rata-rata
Laba Bersih 14.934.136.000.00 23.547.841.000.00 32.418.486.000.000 23.633.487.666.667
0 0
Lembar Saham 123.345.810.000 123.345.810.000 123.345.810.000 123.345.810.000
EPS 121,08 190,91 262,83 191,61
BRIS
Laba Bersih 120.157.000.000 151.148.000.000 106.600.000.000 125.968.333.333
Lembar Saham 123.345.810.000 123.345.810.000 123.345.810.000 123.345.810.000
EPS 12,37 15,56 10,97 12,97

BRI 2019 Q-2 2019 Q-3 2019 Q-4 Rata-rata


Laba Bersih 16.162.860.000.00 24.803.424.000.00 34.413.825.000.000 25.126.703.000.000
0 0
Lembar Saham 123.345.810.000 123.345.810.000 123.345.810.000 123.345.810.000
EPS 131,04 201,09 279,00 203,71
BRIS
Laba Bersih 35.551.000.000 56.457.000.000 74.016.000.000 55.341.333.333
Lembar Saham 9.716.113.498 9.716.113.498 716.113.498 9.716.113.498
EPS 3,66 5,81 7,62 5,70
Sumber: Laporan keuangan perusahaan diakses www.idx.co.id dan Hasil dari olah data (2020)

Berdasarkan analisis fundamental tabel diatas, perhitungan perbandingan kedua


perusahaan yang dihitung berdasarkan triwulan 2-4 tahun 2018-2019 mengahasilkan data dimana
Earning Per Share Bank BRI pada tahun 2018 triwulan 2 sebesar 121,08, triwulan 3 sebesar 190,91
dan triwulan 4 sebesar 191,61 sehingga diketahui rata-rata Earning Per Share Bank BRI dalam tahun
2018 adalah 191,61. Sedangkan Earning Per Share Bank BRI Syariah pada tahun 2018 triwulan 2
sebesar 12,37 , triwulan 3 sebesar 15,56 dan triwulan 4 sebesar 10,97, sehingga diketahui rata-rata
Earning Per Share Bank BRI pada tahun 2018 adalah 12,97. Hal ini menunjukkan bahwa Earning Per
Share (EPS) Bank BRI pada tahun 2018 lebih tinggi dibanding BRI Syariah.
Dalam perhitungan pada tahun 2019 Earning Per Share Bank BRI triwulan 2 sebesar 131,04,
triwulan 3 sebesar 201,09 dan triwulan 4 sebesar 279,00 sehingga diketahui rata-rata Earning Per
Share Bank BRI dalam tahun 2019 adalah 203,71. Sedangkan Earning Per Share Bank BRI Syariah
pada tahun 2019 triwulan 2 sebesar 3,66 , triwulan 3 sebesar 5,81 dan triwulan 4 sebesar 7,62,
sehingga diketahui rata-rata Earning Per Share Bank BRI dalam tahun 2019 adalah 5,70. Hal ini
menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) Bank BRI pada tahun 2019 lebih tinggi pula dibanding
Bank BRI Syariah.
Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa perbandingan Earning Per Share
(EPS) Bank BRI dengan Bank BRI Syariah lebih tinggi Bank BRI dibandingan Bank BRI Syariah
selama tahun 2018-2019. Dapat dilihat pada tabel Earning Per Share Bank BRI Syariah pada tahun
2018 sampai 2019 mengalami penurunan, sedangkang Earning Per Share Bank BRI megalami
pertumbuhan dari tahun 2018 ke tahun 2019. Earning Per Share Bank BRI yang selalu bertumbuh
setiap tahun menunjukkan bahwa perusahaan profitable atau keuntungan yang diperoleh investor
per lembar saham semakin besar. Karena jika Earning Per Share meningkat, maka Bank BRI mampu
menghasilkan kenaikan laba bersih, sehingga investor akan memperoleh keuntungan laba per
lembar yang semakin besar. 30

Uji Independent Sample t test Price to Book Value


Tabel. 7
Group Statistics
Perusahaan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PBV BRI 6 2.4550 .26258 .10720
dimension1
BRIS 6 .9450 .20724 .08461
Sumber: Hasil dari olah data (2020)

Pada tabel 7. Group Statistics diatas, data hasil kinerja BRI dengan BRI Syariah tahun 2018-
2019 pada triwulan dua sampai triwulan 4, diketahui nilai rata-rata Price to Book Value pada Bank
BRI adalah 2,4550, sementara pada Bank BRI Syariah adalah 0,9450. Dengan demikian secara
deskriptif statistic dapat dilihat ada perbedaan rata-rata Price to Book Value antara BRI dengan BRI
Syariah. Selanjutnya untuk membuktikan apakah perbedaan tersebut berarti signifikan atau tidak,
maka peneliti perlu menafsirkan output Independent Sample Test.
Tabel. 8
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Std. 95% Confidence
Mean Error Interval of the
Sig. (2- Differen Differen Difference
F Sig. T Df tailed) ce ce Lower Upper
PBV Equal .284 .606 11.05 10 .000 1.51000 .13657 1.20571 1.81429
variances 7
assumed
Equal 11.05 9.488 .000 1.51000 .13657 1.20347 1.81653
variances 7
not assumed
Sumber: Hasil dari olah data (2020)

Pada tabel 8. Independent Samples Test dapat dilihat nilai Sig. Levene’s Test for Equality of
Variances adalah sebesar 0,606 > 0,05 maka dapat diartika bahwa varians data antara kinerja Bank
BRI Syariah dengan Bank BRI homogen. Sehingga penafsiran tabel output Insependent Samples Test
diatas berpedoman pada nilai yang terdapat dalam Equal variance assumed.
Berdasarkan tabel output Independent Samples Tests pada bagian Equal variance assumed
diketahui nilai Sig. (2-failed) sebesar 0,000 < 0,05 maka sebagaimana pengambilan keputusan dalam
uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Price to Book Value Bank

30 asep Alipudin And Resi Oktaviani, “Pengaruh Eps, Roe, Roa Dan Der Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Sub Sektor Semen Yang Terdaftar Di Bei,” JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), Vol. 2,
Issue 1, 2016, h. 1–22.
BRI dnegan Bank BRI Syariah. Selanjutnya diketahui nilai Mean Difference adalah sebesar 1,51000.
Selisish perbedaan tersebut adalah 1,20571 sampai 1,81429 (95% Confidence Interval of the Difference).

Analisis Fundamental Price to Book Value


Tabel. 9
Nilai Rata-rata PBV
BRI 2018 Q-2 2018 Q-3 2018 Q-4 Rata-rata
Harga Saham 2.840 3.150 3.660 3.217
Nilai Buku 1.351 1.422 1.502 1.425
PBV 2,10 2,22 2,44 2,25
BRIS
Harga Saham 595 595 525 572
Nilai Buku 519 522 517 519
PBV 1,15 1,14 1,01 1,10

BRI 2019 Q-2 2019 Q-3 2019 Q-4 Rata-rata


Harga Saham 4.360 4.120 4.400 4.293
Nilai Buku 1.547 1.618 1.693 1.619
PBV 2,82 2,55 2,60 2,66
BRIS
Harga Saham 505 404 330 413
Nilai Buku 520 522 524 522
PBV 0,97 0,77 0,63 0,79
Sumber: Laporan keuangan perusahaan diakses www.idx.co.id dan Hasil dari olah data (2020)
Berdasarkan analisis fundamental tabel diatas, perhitungan perbandingan kedua
perusahaan yang dihitung berdasarkan triwulan 2-4 tahun 2018-2019 mengahasilkan data dimana
Price to Book Value Bank BRI pada tahun 2018 triwulan 2 sebesar 2,10 kali, triwulan 3 sebesar 2,22
kali dan triwulan 4 sebesar 2,44 kali sehingga diketahui rata-rata Price to Book Value Bank BRI dalam
tahun 2018 adalah 2,25. Jadi rata-rata Price to Book Value 2,25 kali artinya harga saham BRI dihargai
sebesar 2,25 kali. Sedangkan Price to Book Value Bank BRI Syariah pada tahun 2018 triwulan 2
sebesar 1,15 kali, triwulan 3 sebesar 1,44 kali dan triwulan 4 sebesar 1,01 kali. Sehingga diketahui
rata-rata Price to Book Value Bank BRI Syariah tahun 2018 adalah 1,10. Hal ini menunjukkan bahwa
Price to Book Value Bank BRI Syariah tahun 2018 lebih murah dibandingkan Bank BRI.
Dalam perhitungan pada tahun 2019 Price to Book Value Bank BRI triwulan 2 sebesar 2,82,
triwulan 3 sebesar 2,55 dan triwulan 4 sebesar 2,60 sehingga diketahui rata-rata Price to Book Value
Bank BRI dalam tahun 2019 adalah 2,66. Jadi rata-rata Price to Book Value 2,60 kali artinya harga
saham Bank BRI dihargai sebesar 2,60 kali. Sedangkan Price to Book Value Bank BRI Syariah pada
tahun 2019 triwulan 2 sebesar 0,97, triwulan 3 sebesar 0,77 dan triwulan 4 sebesar 0,63, sehingga
diketahui rata-rata EPS BRI dalam tahun 2019 adalah 0,79. Hal ini menunjukkan bahwa Price to
Book Value Bank BRI Syariah lebih murah dibandingkan Bank BRI. 31

Uji Independent Sample t test Return on Asset


Tabel. 10
Group Statistics
Perusahaan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
ROA BRI 6 1.8933 .53728 .21934
dimension1
BRIS 6 .2417 .12222 .04989

31 Putu Dina Aristya Dewi and I.G.N.A. Suaryana, “Pengaruh Eps, Der, Dan Pbv Terhadap Harga

Saham,” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 4, Issue 1, 2013, h. 215–229.


Sumber: Hasil dari olah data (2020)

Pada tabel 10. Group Statistics diatas data hasil kinerja Bank BRI VS Bank BRI Syariah tahun
2018-2019 pada triwulan dua sampai triwulan 4, diketahui nilai rata-rata Return on Asset Bank BRI
adalah 1,8933, sedangkan Bank BRI Syariah adalah 0,2417. Dengan demikian secara deskriptif
statistic dapat dilihat ada perbedaan rata-rata Return on Asset antara Bank BRI dengan Bank BRI
Syariah. Selanjutnya untuk membuktikan apakah perbedaan tersebut berarti signifikan atau tidak,
maka peneliti perlu menafsirkan output Independent Sample Test.
Tabel. 11
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
Std. 95% Confidence
Mean Error Interval of the
Sig. (2- Differen Differen Difference
F Sig. T df tailed) ce ce Lower Upper
ROA Equal variances 7.04 .024 7.343 10 .000 1.65167 .22495 1.15046 2.15288
assumed 0
Equal variances 7.343 5.516 .000 1.65167 .22495 1.08932 2.21401
not assumed
Sumber: Hasil dari olah data (2020)

Pada tabel 11. Independent Samples Test dapat dilihat untuk variabel Return on Asset nilai F
hitung leverage test sebesar 7,040 dengan nilai Sig. adalah 0,024 karena Sig. < 0,05 maka variabel
Return on Asset mempunyai varians data yang tidak sama atau tidak identik. Dengan demikian
analisis uji beda t-test harus menggunakan Equal variance not assumed.
Dari hasil pengolahan data diatas terlihat bahwa nilai t pada Equal variences not assumed adalah
7,343 dengan nilai Sig (2-failed) adalah 0,000 < 0,05 maka sebagaimana pengambilan keputusan
dalam uji independent sample t-test dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rata -rata Return on Asset
antara Bank BRI dengan Bank BRI Syariah. Selanjutya dari data diatas diketahui nilai Mean Difference
adalah 1,65167. Selisih perbedaan tersebut adalah 1,08932 sampai 2,21401 (95% Confidence Interval
of the Difference).

Analisis Fundamental Return on Asset


Tabel. 12
Nilai Rata-rata ROA
BRI 2018 Q-2 2018 Q-3 2018 Q-4 Rata-rata
Laba Bersih 14.934.136.000.0 23.547.841.000.000 106.600.000.000 23.633.487.666.667
00
Total Aset 1.153.228.286.00 1.183.364.135.000.00 1.296.898.292.000.00 1.211.163.571.000.00
0.000 0 0 0
ROA 1,19 % 1,99 % 2,50 % 1,89 %
BRIS
Laba Bersih 120.157.000.000 151.148.000.000 106.600.000.000 125.968.333.333
Total Aset 36.140.568.000.0 36.177.022.000.000 37.915.084.000.000 36.744.224.666.667
00
ROA 0,33% 0,42% 0,28% 0,34%
BRI 2019 Q-2 2019 Q-3 2019 Q-4 Rata-rata
Laba Bersih 16.162.860.000.0 24.803.424.000.000 34.413.825.000.000 25.126.703.000.000
00
Total Aset 1.288.195.552.00 1.305.666.548.000.00 1.416.758.840.000.00 1.336.873.646.666.67
0.000 0 0 0
ROA 1,25% 1,90% 2,43% 1,86%
BRIS
Laba Bersih 35.551.000.000 56.457.000.000 74.016.000.000 55.341.333.333
Total Aset 36.792.828.000.0 37.052.848.000.000 43.123.488.000.000 38.989.721.333.333
00
ROA 0,10% 0,15% 0,17% 0,14%
Sumber: Laporan keuangan perusahaan diakses www.idx.co.id dan Hasil dari olah data (2020)

Berdasarkan analisis fundamental tabel diatas, perhitungan perbandingan kedua


perusahaan yang dihitung berdasarkan triwulan 2-4 tahun 2018-2019 mengahasilkan data dimana
Return on Asset Bank BRI pada tahun 2018 triwulan 2 sebesar 1,29%, triwulan 3 sebesar 1,99% dan
triwulan 4 sebesar 2,50% sehingga diketahui rata-rata Return on Asset Bank BRI dalam tahun 2018
adalah 1,89%. Sedangkan perhitungan Return on Asset Bank BRI Syariah pada tahun 2018 triwulan
2 sebesar 0,33%, triwulan 3 sebesar 0,42% dan triwulan 4 sebesar 0,28%. Sehingga diketahui rata-
rata Return on Asset Bank BRI Syariah tahun 2018 adalah 0,34. Hal ini menunjukkan bahwa Return
on Asset Bank BRI tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan Bank BRI Syariah.
Dalam perhitungan pada tahun 2019 Return on Asset Bank BRI triwulan 2 sebesar 1,25%,
triwulan 3 sebesar 1,90% dan triwulan 4 sebesar 2,43% sehingga diketahui rata-rata Return on Asset
Bank BRI dalam tahun 2019 adalah 1,86%. Sedangkan Return on Asset Bank BRI Syariah pada tahun
2019 triwulan 2 sebesar 0,10%, triwulan 3 sebesar 0,15% dan triwulan 4 sebesar 0,17%, sehingga
diketahui rata-rata Return on Asset Bank BRI Syariah pada tahun 2019 adalah 0,14%. Return on Asset
semakin besar artinya semakin bagus. Dapat dilihat pada tabel diatas Laba bersih perusahaan BRI
lebih tinggi dibandingkan dengan Bank BRI Syariah. Jika dilihat dari sisi Return on Asset (ROA)
Bank BRI lebih menarik untuk dijadikan tempat investasi.
Return on Asset dapat ditingkatkan kualitasnya dengan meningkatkan laba dan menekan
biaya operasional. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pembiayaan dan menekan biaya-
biaya yang seharusnya saja. Selain itu Bank Syariah juga perlu melakukan sosialisasi kepada
masyarakat, agar masyarakat lebih mengerti tentang produk-produk Bank Syariah dan memiliki
ketertarikan untuk menjadi nasabahnya. 32

32 Asep Alipudin And Resi Oktaviani, “Pengaruh Eps, Roe, Roa Dan Der Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Sub Sektor Semen Yang Terdaftar Di Bei,” JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), Vol. 2,
Issue 1, 2016, h. 1–22.
Uji Independent Sample t test Dept to Equity Ratio
Tabel. 13
Group Statistics
Perusahaan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
DER BRI 6 5.6983 .18755 .07657
dimension1
BRIS 6 2.0883 .19793 .08080
Sumber: Hasil dari olah data (2020)

Pada tabel 13. Group Statistics diatas, data hasil kinerja Bank BRI VS Bank BRI Syariah
adalah tahun 2018-2019 pada triwulan 2-4, diketahui nilai rata-rata Dept to Equity Ratio Bank BRI
adalah 5,6983, sementara pada Bank BRI Syariah adalah 2,0883. Dengan demikian secara deskriptif
statistic dapat dilihat ada perbedaan rata-rata Dept to Equity Ratio Bank BRI dengan Bank BRI
Syariah. Selanjutnya untuk membuktikan apakah perbedaan tersebut berarti signifikan atau tidak,
maka peneliti perlu menafsirkan output Independent Sample Test.

Tabel. 14
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Std. 95% Confidence
Mean Error Interval of the
Sig. (2- Differen Differen Difference
F Sig. T Df tailed) ce ce Lower Upper
DER Equal .160 .697 32.42 10 .000 3.61000 .11132 3.36196 3.85804
variances 9
assumed
Equal 32.42 9.971 .000 3.61000 .11132 3.36187 3.85813
variances not 9
assumed
Sumber: Hasil dari olah data (2020)

Pada tabel 14. Independent Samples Test dapat dilihat nilai Sig. Levene’s Test for Equality of
Variances adalah sebesar 0,697 > 0,05 maka dapat diartika bahwa varians data antara kinerja Bank
BRI Syariah dengan Bank BRI homogen. Sehingga penafsiran table output Insependent Samples Test
diatas berpedoman pada nilai yang terdapat dalam Equal variance assumed.
Berdasarkan tabel output Independent Samples Tests pada bagian Equal variance assumed
diketahui nilai Sig. (2-failed) sebesar 0,000 < 0,05 maka sebagaimana pengambilan keputusan dalam
uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Dept to Equity Ratio Bank
BRI dnegan Bank BRI Syariah. Selanjutnya diketahui nilai Mean Difference adalah 3,61000. Selisish
perbedaan tersebut adalah 3,36196 sampai 3,85804 (95% Confidence Interval of the Difference).
Analisis Fundamental Dept to Equity Ratio
Tabel. 15
Nilai Rata-rata DER
BRI 2018 Q-2 2018 Q-3 2018 Q-4 Rata-rata
Total Hutang 966.102.246.000. 987.019.713.000.000 1.111.622.961.000.00 1.021.581.640.000.00
000 0 0
Ekuitas 166.679.645.000. 175.399.410.000.000 185.275.331.000.000 175.784.795.333.333
000
DER 5,80 5,63 6,00 5,81
BRIS
Total Hutang 9.591.869.000.00 9.106.868.000.000 10.894.916.000.000 9.864.551.000.000
0
Ekuitas 5.040.210.000.00 5.069.741.000.000 5.026.640.000.000 5.045.530.333.333
0
DER 1,90 1,80 2,17 1,96

BRI 2019 Q-2 2019 Q-3 2019 Q-4 Rata-rata


Total Hutang 1.077.708.907.00 1.086.324.129.000.00 1.183.155.672.000.00 1.115.729.569.333.33
0.000 0 0 0
Ekuitas 190.840.791.000. 199.539.777.000.000 208.784.334.000.000 199.721.634.000.000
000
DER 5,65 5,44 5,67 5,59
BRIS
Total Hutang 10.883.998.000.0 11.049.408.000.000 11.880.036.000.000 11.271.147.333.333
00
Ekuitas 5.055.625.000.00 5.073.313.000.000 5.088.036.000.000 5.072.324.666.667
0
DER 2,15 2,18 2,31 2,21
Sumber: Laporan keuangan perusahaan diakses www.idx.co.id dan Hasil dari olah data (2020)

Berdasarkan analisis fundamental tabel diatas, perhitungan perbandingan kedua


perusahaan yang dihitung berdasarkan triwulan 2-4 tahun 2018-2019 mengahasilkan data dimana
Debt to Equity Ratio Bank BRI pada tahun 2018 triwulan 2 sebesar 5,80 ,triwulan 3 sebesar 5,63 dan
triwulan 4 sebesar 6,00 sehingga diketahui rata-rata Debt to Equity Ratio Bank BRI dalam tahun
2018 adalah 5,81. Sedangkan perhitungan Debt to Equity Ratio Bank BRI Syariah pada tahun 2018
triwulan 2 sebesar 1,90 ,triwulan 3 sebesar 1,80 dan triwulan 4 sebesar 2,17. Sehingga diketahui
rata-rata Debt to Equity Ratio Bank BRI Syariah tahun 2018 adalah 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa
resiko terhadap hutang Bank BRI tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan Bank BRI Syariah.
Dalam perhitungan pada tahun 2019 Debt to Equity Ratio Bank BRI triwulan 2 sebesar 5,65,
triwulan 3 sebesar 5,44 dan triwulan 4 sebesar 5,67 sehingga diketahui rata-rata Debt to Equity Ratio
Bank BRI dalam tahun 2019 adalah 5,95. Sedangkan Debt to Equity Ratio Bank BRI Syariah pada
tahun 2019 triwulan 2 sebesar 2,15, triwulan 3 sebesar 2,18 dan triwulan 4 sebesar 2,33, sehingga
diketahui rata-rata Debt to Equity Ratio Bank BRI Syariah dalam tahun 2019 adalah 2,21. Dari data
tahun 2018 ke 2019 rata-rata Debt to Equity Ratio Bank BRI mengalami penurunan sedangkan Bank
BRI Syariah naik. Namun secara keseluruhan hal ini menunjukkan bahwa resiko terhadap hutang
Bank BRI tahun 2018-2019 lebih tinggi dibandingkan Bank BRI Syariah. 33

33 Ratna Handayati and Noer Rafikah Zulyanti, “Pengaruh Earning Per Share (Eps), Debt To Equity Ratio,
(Der), Dan Return On Assets (Roa) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei,”
Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen, Vol. 3, Issue 1, 2018, h. 615–620.
Simpulan
Dari hasil perhitungan diatas peneliti dapat menyimpulkan Earning Per Share Bank BRI yang
selalu bertumbuh setiap tahun menunjukkan bahwa perusahaan profitable atau keuntungan yang
diperoleh investor per lembar saham semakin besar. Karena jika Earning Per Share meningkat, maka
Bank BRI mampu menghasilkan kenaikan laba bersih, sehingga investor akan memperoleh
keuntungan laba per lembar yang semakin besar.
Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa Return on Asset Bank BRI lebih tinggi
dibandingkan Bank BRI Syariah. Return on Asset semakin besar artinya semakin bagus. Dapat dilihat
pada tabel diatas Laba bersih perusahaan BRI lebih tinggi dibandingkan dengan Bank BRI Syariah.
Jika dilihat dari sisi Return on Asset Bank BRI lebih menarik untuk dijadikan tempat investasi. Return
on Asset dapat ditingkatkan kualitasnya dengan meningkatkan laba dan menekan biaya operasional.
Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pembiayaan dan menekan biaya -biaya yang
seharusnya saja. Selain itu Bank Syariah juga perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar
masyarakat lebih mengerti tentang produk-produk Bank Syariah dan memiliki ketertarikan untuk
menjadi nasabahnya. Dalam perhitungan juga menunjukkan bahwa Price to Book Value Bank BRI
Syariah lebih murah dibandingkan Bank BRI. Selain itu, menurut hasil perhitungan rata-rata Debt
to Equity Ratio Bank BRI mengalami penurunan sedangkan Bank BRI Syariah naik. Namun secara
keseluruhan hal ini menunjukkan bahwa resiko terhadap hutang Bank BRI l ebih tinggi
dibandingkan Bank BRI Syariah.
Berdasarkan perhitungan rasio-rasio keuangan, dapat diketahui bahwa kinerja BRI lebih
baik dari pada kinerja BRI Syariah, baik dari segi Earning Per Share, Price to Book Value, Return on
Asset. Namun Debt to Equity Ratio Bank BRI tahun 2018-2019 mengalami penurunan yang
menunjukkan bahwa risiko terhadap utang lebih tinggi daripada Bank BRI Syariah. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kinerja dari Bank BRI lebih baik daripada
Bank BRI Syariah pada tahun 2018-2019.
DAFTAR PUSTAKA

Alipudin, Asep, and Resi Oktaviani. “Pengaruh Eps, Roe, Roa Dan Der Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Sub Sektor Semen Yang Terdaftar Di Bei.” JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi
Fakultas Ekonomi) 2, no. 1 (2016): 1–22.
Bakhri, Syaeful. “Minat Mahasiswa Dalam Investasi Di Pasar Modal.” Al-Amwal 10, no. 1 (2018):
146–57.
Brilliand, Diestra Perdana Eryando, Raden Rustam Hidayat, and Ari Darmawan. “Analisis
Fundamental Dalam Penilaian Harga Saham Dengan Menggunakan Metode Dividend
Discounted Model Dan Price Earning Ratio (Studi Pada Perusahaan Multinasional Sub
Sektor Semen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 -2015).” Jurnal
Administrasi Bisnis 37, No. 2 (2015): 206–11.
Cahyaningrum, Yustina Wahyu, And Tiara Widya Antikasari. “Pengaruh Earning Per Share, Price
To Book Value, Return On Asset, Dan Return On Equity Terhadap Harga Saham Sektor
Keuangan.” Jurnal Economia 13, No. 2 (2017): 191–200.
Deitiana, Tita. “Pengaruh Current Ratio, Return On Equity Dan Total Asset Turn Over Terhadap
Devidend Payout Ratio Dan Implikasi Pada Harga Saham Perusahaan Lq 45.” JURNAL
BISNIS DAN AKUNTANSI 15, No. 1 (2013): 82–88.
Dewi, Putu Dina Aristya, And I.G.N.A. Suaryana. “Pengaruh Eps, Der, Dan Pbv Terhadap Harga
Saham.” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4, No. 1 (2013): 215–29.
Febrianti, Sukma. “Analisis Perbandingan Kinerja Indeks Saham Syariah Dengan Indeks Saham
Konvensional Periode 2015-2017 (Studi Kasus Pada Jii Dan Lq45).” Prosiding SENDI, 2018,
546–51.
Handayati, Ratna, And Noer Rafikah Zulyanti. “Pengaruh Earning Per Share (Eps), Debt To
Equity Ratio, (Der), Dan Return On Assets (Roa) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei.” Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 3, No. 1 (2018): 615–20.
Jahja, Adi Susilo, And Muhammad Iqbal. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah Dengan Perbankan Konvensional.” Episteme 7, No. 2 (2012): 337–60.
Kurniawan, Rizki Dwi, And Nadia Asandimitra. “Perbandingan Kinerja Indeks Saham Syariah
Dan Kinerja Indeks Saham Konvensional.” Jurnal Ilmu Manajemen 2, No. 4 (2014): 1354–66.
Mubarok, Ferry Khusnul, Ahmad Ridho Darmawan, And Zahirotul Luailiyah. “Optimalisasi
Portofolio Nilai Saham: Studi Komparasi Kinerja Saham Syariah Dan Non Syariah.”
Economica: Jurnal Ekonomi Islam 8, No. 2 (2017): 309–36.
Novalia, Fitri, And Marsellisa Nindito. “Pengaruh Konservatisme Akuntansi Dan Economic Value
Added Terhadap Penilaian Ekuitas Perusahaan.” Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi 11, No. 2
(2016): 1–13.
Noviastuty, Ari. “Evaluasi Kinerja Portofolio Antara Saham Syariah Dengan Saham Konvensional
Di Bursa Efek Indonesia.” PERFORMANCE 14, No. 2 (2011): 1–12.
Nyanza, Dean, Elegwa Mukulu, And Mike Amuhaya Iravo. “Can Performance Measurement
Systems Be Used To Measure Effectiveness Of The Procurement Function In An
Organization ?” IOSR Journal Of Business And Management (IOSR-JBM) 17, No. 11 (2015): 16–
20. Https://Doi.Org/10.9790/487X-171111620.
Rasyid, Muh. Harun Al, Sutadji, And Syahrani. “Studi Tentang Kinerja Pegawai Subbidang Mutasi
Antar Daerah Dan Pusat Dalam Pelayanan Mutasi Pegawai Antar Daerah Di Kabupaten
Kutai Timur.” Ejournal Administrative Reform 1, No. 1 (2013): 204–16.
Rutika, Adek, Pan Budi Marwoto, And Fery Panjaitan. “Analisis Pangaruh Earning Per Share
(EPS), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA) Dan Debt Ro Equity Ratio (DER)
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2013.” Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan (Jiabk) 3, No. 2 (2015): 18–28.
Sofyan, Diana Khairani. “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Kerj a Pegawai
BAPPEDA.” MIEJ Journal 2, No. 1 (2013): 18–23.
Suhardi, Gunarto. Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum. Yogyakarta: Kanisius, 2013.
Sunaryono. “Analisis Fundamental Saham Terhadap Pertumbuhan Perusahaan (Studi Kasus Pada
Pt. Blue Bird, Tbk.).” JES (Jurnal Ekonomi STIEP) 3, No. 2 (2018): 39–45.
Trisnawati, Widya. “Pengaruh Arus Kas Operasi, Investasi Dan Pendanaan Serta Laba Bersih
Terhadap Return Saham.” Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi 1 (2013): 77–92.
Topowijono, Sofia Suryani Hakmi Dan Sri Mangesti Rahayu, Analisis Fundamental Dengan
Pendekatan Price Earning Ratio (Per) Untuk Menilai Kewajaran Harga Saham Sebagai Dasar
Pengambilan Keputusan Investasi, Jurnal Administrasi Bisnis, Jurnal Administrasi Bisnis, Jurnal
Administrasi Bisnis, Vol. 49 No. 2 2017, H. 96-102.
Watung, Rosdian Widiawati, And Ventje Ilat. “Pengaruh Return On Asset (Roa), Net Profit
Margin (Npm), Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015.” Jurnal EMBA 4, No. 2 (2016): 518–
29.
Wijayanto, Andhi. “Analisis Pengaruh Roa, Eps, Financial Leverage, Proceed Terhadap Initial
Return.” Jurnal Dinamika Manajemen 1, No. 1 (2010): 68–78.
Wulandari, One Septy, Sri Mangesti Rahayu, And Nila Firdausi Nuzula. “Analisis Fundamental
Menggunakan Pendekatan Price Earnings Ratio Untuk Menilai Harga Intrinsik Saham Untuk
Pengambilan Keputusan Investasi Saham (Studi Pada Perusahaan Yang Sahamnya Masuk
Indeks LQ45 Periode Tahun 2010-2012 Di Bursa Efek Indonesia).” Jurnal Administrasi Bisnis
23, No. 1 (2012): 73–80.

View publication stats

You might also like