You are on page 1of 45

UNIVERSAL

PRECAUTIONS
By: Supriadi, S.Kp MHS
(Acute and Chronic Wound Specialist)
DEFINITION
Precautions designed preventing the
transmission of blood-borne diseases
such as human immunodeficiency
virus, hepatitis B, and other
bloodborne pathogens when first aid
or health care is provided.
HISTORICAL
Under universal precautions all
patients were considered to be possible
carriers of blood-borne pathogens. The
guideline recommended wearing gloves
when collecting or handling blood and
body fluids contaminated with blood,
wearing face shields when there was
danger of blood splashing on mucous
membranes and disposing of all needles
and sharp objects in puncture-resistant
containers.
WHO ?

Universal precautions were designed for


doctors, nurses, patients, and health care
support workers who were required to come
into contact with patients or bodily fluids.
This included staff and others who might not
come into direct contact with patients.
USE
 Blood
 Semen
 Vaginal secretions
 Synovial fluid
 Amniotic fluid
 Cerebrospinal fluid
 Pleural fluid
 Peritoneal fluid
 Pericardial fluid
 Feces
 Urine
BODILY FLUIDS THAT DID NOT REQUIRE
SUCH PRECAUTIONS INCLUDED:

 Nasal secretions
 Vomitus
 Perspiration
 Sputum
 Saliva
 Universal precautions were the infection control
techniques that were recommended following the
AIDS outbreak in the 1980s. Every patient was
treated as if infected and therefore precautions
were taken to minimize risk.

 Essentially, universal precautions were good


hygiene habits, such as hand washing and the use
of gloves and other barriers, correct handling of
hypodermic needles and scalpels, and aseptic
techniques.
EQUIPMENT

Protective clothing included


but was not limited to:
Barrier gowns
Gloves
Eyewear (goggles or glasses)
Face shields
STANDARD PRECAUTIONS

 hand hygiene; use of gloves, gown, mask, eye


protection, or face shield, depending on the
anticipated exposure; respiratory hygiene/cough
etiquette, safe injection practices, and use of
masks for insertion of catheters or injection of
material into spinal or epidural spaces via lumbar
puncture procedures and safe injection practices.
MINIMIZING RISK OF CROSS INFECTION

Preventing cross-infection

Hand washing and the


use of gloves and aprons
POLICIES AND PROCEDURE
 Disinfection & Sterilization Guidelines
 Infection control checklist
 Hemostasis & Infection Control Protocols
 Examination Form
 Foot care supplies
 Supply reorder List
 Infection & Bleeding Control
DISINFECTION
 High-level disinfection : Destroys all micro-
organisms except some bacterial spores
(especially if there is heavy contamination).
 Intermediate disinfection : Inactivates
Mycobacterium tuberculosis, vegetative bacteria,
most viruses and most fungi, but does not always
kill bacterial spores.
 Low-level disinfection: Can kill most bacteria,
some viruses and some fungi, but cannot be relied
on to kill more resistant bacteria such as M.
tuberculosis or bacterial spores.
STERILIZATION
ADDITIONAL PRECAUTIONS
Additional precautions were used in
addition to universal precautions for
patients who were known or suspected to
have an infectious condition, and varied
depending on the infection control needed
of that patient. Additional precautions
were not needed for blood-borne
infections, unless there were complicating
factors.
CONDITIONS INDICATING ADDITIONAL
PRECAUTIONS:

 Prion diseases (e.g., Creutzfeldt-Jakob disease)


 Diseases with air-borne transmission (e.g.,
tuberculosis)
 Diseases with droplet transmission (e.g., mumps,
rubella, influenza, pertussis)
 Transmission by direct or indirect contact with dried
skin (e.g., colonisation with MRSA (Methicillin-
resistant Staphylococcus aureus is a bacterium
responsible for several difficult-to-treat infections in
humans) or contaminated surfaces or any
combination of the above.
PENGENDALIAN INFEKSI
PERLUNYA ISOLASI DAN TINDAKAN
PECEGAHAN DI RUMAH SAKIT &
MASYARAKAT.
 SUMBER : pasien, tenaga kesehatan,
pengunjung
 HOST : immunitas, umur, penyakit penyerta ,
dalam pengobatan, pemasangan kateter.
 TRANMISI : kontak, droplet, airborne,
perantara, Vector-borne
Upaya mendukung dan meningkatkan lingkungan kerja
yang aman meliputi:

 Pendidikan petugas kesehatan tentang risiko kerja, cara pencegahan infeksi


HIV, tata cara pelaporan pajanan;
 Penyediaan alat pelindung seperti sarung tangan, pelindung wajah, gaun
pelindung, celemek kedap cairan dan alat pelindung yang lain;
 Penyediaan wadah tahan tusukan;
 Mempertahankan jumlah staf yang memadai;
 Menjamin bahwa kewaspadaan universal diterapkan, terpantau dan dievaluasi;
 Memberikan konseling pasca pajanan, pengobatan, tindak lanjut dan
perawatan;
 Menerapkan upaya untuk mengurangi stres, diskriminasi dan kejenuhan
mengatur waktu kerja dan membimbing petugas yang belum
berpengalaman;
 Memberikan petunjuk tentang pelayanan kesehatan, yang dilakukan dan
didukung yang dapat diberikan bagi petugas kesehatan dengan HIV positif;
Alokasi tugas yang fleksibel kepada petugas kesehatan dengan HIV positif
dan memperkerjakannya secara optimal.
KEWASPADAAN UNIVERSAL MEMBANTU
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG AMAN

 Upaya meningkatkan keamanan dan


lingkungan kerja yang kondusif

 Pemahaman para manager


 risiko kerja dan cara pencegahan
 tatalaksana kecelakaan kerja
 Penyediaan alat pelindung, bahan dan sarana
perlengkapan KU
 Pengembangan kebijakan, prosedur kerja yang
rinci
 Dukungan bagi tenaga kesehatan: stres, burnout,
PPP, konseling pasca pajanan
 Supervisi
 Surveilans
KONTAMINASI MELALUI DARAH TERINFEKSI DI
FASILITAS KESEHATAN DAN DI MASYARAKAT

a. Kepada pasien
♦ Alat kesehatan yang tercemar
♦ Transfusi dengan donor HIV positif
♦ Cangkok kulit, cangkok organ
♦ Kontak dengan darah atau cairan tubuh
b. Kepada petugas kesehatan
♦ Karena tusukan jarum atau alat tajam
♦ Pajanan pada kulit yang luka
♦ Percikan darah atau cairan tubuh
mengenai selaput mukosa mulut, hidung
atau mata.
PANDUAN ATAU TINDAKAN UMUM PENCEGAHAN:

 Fasilitas,alat, dan cara untuk melaksanakan


kontrol infeksi secara umum
 Pembersihan, peyeterilan atau memproses
alat daur ulang
 Pembuangan
 Perlindungan tenaga kesehatan dari
penyebaran infeksi
 Pelatihan kontrol infeksi diatur khusus.
 Supervisi
 Surveilans
UPAYA MENINGKATKAN KEAMANAN DAN
LINGKUNGAN KERJA YANG KONDUSIF

Pemahaman para manager kesehatan


 Risiko kerja dan cara pencegahan
 Tatalaksana kecelakaan kerja
Penyediaan alat pelindung, bahan dan sarana
perlengkapan kewaspadaan universal
Pengembangan kebijakan, prosedur kerja yang
rinci
Dukungan bagi tenaga kesehatan: stres, burnout,
PPP, konseling pasca pajanan
STANDAR PRECAUTIONS
 Universalprecautions (Blood and body fluid) +
body substance isolation (Moist body substance)

 Lakukan pada semua pasien berhubungan


dengan diagnosa atau kemungkinan infeksi.

 Lakukan pada darah, semua bentuk cairan tubuh


kecuali keringat, kulit terluka, dan mucous
membrane

 Ciptakanupaya mengurangi risiko tranmissi


microoganisme dari sumber yang diketahui
maupun sumber yang tidak diketahui.
STANDARD PRECAUTIONS
A.CUCI TANGAN
 CUCI TANGAN
DENGAN SABUN.
 CUCI TANGAN
DENGAN
ANTISEPTIK;
antiseptic
handwash, antiseptic
handrub
 Air mengalir
KEBERSIHAN TANGAN
 Cara yang paling penting mengurangi risiko
tranmisi microorganisme dari seseorang
kepada yang lain.
 Setelah kontak dengan darah atau cairan
tubuh , sekresi, ekskresi dan barang yang
terkontaminasi seperti sarung tangan
 Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.

 Setelah dari rest room


CONTOH MIKRO ORGANISME SETELAH 24
JAM DARI TANGAN PERAWAT

PIRINGAN
KULTUR
MENUNJUKKAN
PERTUMBUHAN
MIKROORGANIS-
ME SETELAH 24
JAM TANGAN
DILETAKKAN DI
MEDIA
KAPAN MENGGUNAKAN LARUTAN
ANTISEPTIK UNTUK CUCI TANGAN

 Bilatangan terkontaminasi dengan darah atau


cairan tubuh gunakan larutan desinfektan

 Sebelum melakukan kontak langsung dengan


kulit

 Setelah kontak dengan darah, cairan tubuh atau


luka.

 Setelah menyentuh peralatan yang digunakan


pasien.

 Setelah melepas sarung tangan.


STANDARD PRECAUTIONS
B. Sarung tangan
 Menghindari kontaminasi bagi tenaga
kesehatan dari microorganisme dari satu pasien
ke pasien yang lain

 Gantisarung tangan setiap kali kontak dengan


pasien atau ketika melaksanakan prosedure
tindakan.

 Cucitangan segera setelah melepaskan sarung


tangan.
STANDARD PRECAUTIONS

C. Mask, Eye protection, Face shield

 Tujuan melindungi mucous membranes mata,


hidung, mulut selama melaksanakan tindakan
untuk menghindari percikan darah, cairan
tubuh, sekresi dan ekskresi.
Pilihan alat-alat Pelindung

Tipe Penularan Alat-alat pelindung Contoh

Resiko rendah. - Sarung tangan pelindung tetapi Suntikan , luka minor


Kontak kulit , tidak ada tidak perlu
darah yang tampak

Resiko sedang - sarung tangan Pemeriksaan vagina,


Kemungkinan kontak - Jubah, apron mungkin diperlukan memasukan atau
dengan darah memindahkan kanula,
mengelola bahan pemeriksaan
laboratorium, luka besar

Resiko tinggi - Sarung tangan Cara pembedahan mayor


Kemungkinan kontak - Jubah atau apron anti air khususnya di pembedahan
dengan darah, cipratan - Kaca mata ortopedi dan pembedahan
darah yang tidak terkontrol - Masker oral; episiotomi, persalinan,
SC.
STANDARD PRECAUTIONS

D. Baju
 Bersih, tidak perlu steril
 Apron

 Tujuan : melindungi kulit serta melindungi pakaian


selama pelaksanaan tindakan yang memungkinkan
terjadi percikan darah, cairan tubuh sekresi dan
ekskresi.
PENGELOLAAN ALKES BEKAS PAKAI
 Dekontaminasi

 Cuci

 Sterilisasi/DTT Dekontaminasi

 Penggunaan
Cuci bersih
Disinfektan dg Benar
Disinfeksi
Sterilisasi
Tingkat Tinggi

Pendinginan & Penyimpanan


Siap pakai
PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN
Dekontaminasi
Rendam dalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit

Cuci bersih dan tiriskan


Pakai sarung tangan dan pelindung terhadap objek tajam

Sterilisasi Disinfeksi Tingkat Tinggi

Uap Pemanasan Kimiawi Kimiawi Uap Rebus


Bertekanan Kering Rendam dalam
Tinggi– larutan rendam dalam Tutup dalam uap diamkan
170o C disinfektan 10 - larutan air mendidih mendidih selama
Autoclaf
selama 60 menit 24 jam disinfektan 20 selama 20 menit 20 menit
121o C
Atau menit
106 kPa (1 atm)
Gas ETO
20 – 30 menit

Pendinginan & Penyimpanan


Siap pakai

Catatan:
1Alat yang terbungkus dalam bungkusan steril dapat disimpan sampai satu minggu
bila tetap kering
2Alat yang tidak terbungkus harus disimpan dalam tempat (tromol) steril
3Alat yang diolah dengan disinfeksi tingkat tinggi disimpan dalam wadah terutup
yang tidak mudah terbuka atau segera dipakai
DEKONTAMINASI
DENGAN LAR KLORIN 0,5% - 10”
DISINFEKSI-STERILISASI
 Cara Disinfeksi atau DTT

Sterilisasi tergatung
dari besar risiko
 Pakai sarung tangan
rumah tangga
 Alat harus dilepas/
diurai sebelum dicuci
DISINFEKTAN

Disinfektan Pemakaian Keunggulan Kekurangan

Konsentrasi , inaktif
DTM, Antiseptik kulit Kerja cepat, tanpa residu,
Alkohol Termometer, stetoskop, tidak berbekas
oleh bahan organik,
karet mengeras
Korosif, inaktif oleh
DTM, Alat dialisis, tanki,
Murah, kerja cepat, bahan organik, iritasi,
Klorin CPR, dekontaminasi alat dan
tersedia di pasar tidak stabil pada
permukaan, percikan darah
pengenceran 1:9 (>)
Kerja lambat dan
Untuk alat yang tidak butuh waktu lama
Etilin Oksida Sterilisasi gas
tahan panas dan tekanan untuk menghilangkan
residu yang toksis

Terbatas, dekontaminasi Tahan terhdp bahan Karsinogeni, toksik,


Formalde-hid biosafety cab lab, fumigasi organik iritan, bau menyengat

Nonkorosif, tahan bahan Iritasi, cepat inaktif bila


DTT (2%), endoskopi, alat
organik, cocok untuk alat diencerkan, mahal, sulit
Glutaralde-hid terapi pernafasan, alat
optik, sterilisasi dlm 6- dipantau
anestesi
10jam konsentrasinya, residu
DISINFEKTAN
Disinfektan Pemakaian Keunggulan Kekurangan

3% - DTR, lantai,
Oksidan kuat, kerja
dinding, perabot RT Korosif bagi aluminium,
H2O2 cepat, terurai – O2 dan
6%- DTT, endoskop, tembaga, kuningan dan seng
air
lensa kontak
DTM- termometer, Tdk cocok utk permukaan keras,
tanki Kerja cepat, tidak toksik korosif u/ metal, kulit terbakar,
Yodofor DTR- permukaan keras & tdk iritatif tdk tahan bhn organik
kursi roda, TT, bel meninggalkan bercak
Aman u/ lingkungan (air,
DTT ut alat tdk tahan
Asam O2, H2O2, asam asetat), Korosif, tidak stabil bila
panas, untuk mesin
Parasetat kerja cepat, aktif thd diencerkan
sterilisasi
organik
Tidak u/ kamar bayi
DTM/ DTR, lantai, Residu dipermukaan, (hiperbilirubinemia), tidak utk
Fenol dinding, perabot RT. banyak di pasar kontak dg makanan, diserap
kulit, lengket

Amonium DTR, Lantai, dinding, Tdk untuk alkes, terbatas


Non-iritatif, detergent
Kuarterner perabot, percikan darah spektrum sempit
PENGELOLAAN ALAT/BENDA TAJAM
(SHARP PRECAUTIONS)

 Pisau bedah, jarum suntik,


pecahan kaca, dsb
 Segera singkirkan ke dalam
wadah tahan tusukan oleh
pemakai
 Wadah limbah tajam di tempat
strategis, anti tumpah
 Dilarang menyerahkan alat
tajam secara langsung
 Jangan menutup - menutup
jarum suntik satu tangan
1 2

3 4

5 6
PENGELOLAAN LIMBAH DAN SANITASI
RUANGAN
 Limbah Cair
 Sampah Medis

 Sampah RT

 Insinerasi

 Penguburan

 Disinfeksi
permukaan
KONDISI LINGKUNGAN KERJA
MEMPENGARUHI

 Mutu pelayanan
 Keamanan
 Kesejahteraan pekerja

You might also like