You are on page 1of 17

1

PROPOSAL PENELITIAN

PERANAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PESERTA KB PADA BADAN KB DAN KS KABUPATEN BONE

OLEH : SUWARDI NIM. 04.111.026

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI PUANG RIMAGGALATUNG BONE TAHUN 2009

HALAMAN PENGAJUAN PROPOSAL


JUDUL PROPOSAL : PERANAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA

(PKB) DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PESERTA KB PADA BADAN KB DAN KS KABUPATEN BONE NAMA NPM/NIRM JURUSAN PROGRAM STUDI : SUWARDI : 04 111 026 : ADMINISTRASI NEGARA : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Telah diperiksa ulang dan disetujui untuk diajukan dalam seminar proposal penelitian skripsi. Menyetujui : Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. A. Cahaya, M.Si

Drs. H. DARUL AKSAN W. M.Ba, MM.

NID. 09 2712 6201 Mengetahui :

NID. 09 1707 5301

Ketua STIA PRIMA BONE

Dra. Hj. A. Cahaya, M.Si NID. 09 2712 6201

PERANAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PESERTA KB PADA BADAN KB DAN KS KABUPATEN BONE

A. Latar Belakang Masalah Keluarga Berencana (KB) merupakan program sosial dasar yang sangat penting artinya bagi kemajuan suatu bangsa, selain pendidikan dan kesehatan. Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan

Keluarga Sejahtera

menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia

perkawinan, pengaturan kelahiran dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan

ketahanan keluarga, serta peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Hasil program KB tidak seketika dapat dinikmati, tetapi sangat menentukan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun sumber daya manusia (SDM) yang tangguh di masa depan. Terwujudnya SDM yang berkualitas akan membangun generasi baru Bangsa Indonesia yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia, terutama dalam era globalisasi dan persaingan bebas. Penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi asset yang sangat berharga bagi pembangunan. Sebaliknya, penduduk yang besar

tetapi kualitasnya rendah justru akan menjadi beban yang berat bagi pembangunan. Situasi dan kondisi kependudukan di Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 220 juta jiwa pada tahun 2005, sangat

memperihatinkan. Berdasarkan penilaian UNDP pada tahun 2003 kualitas sumber daya manusia yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (human development index) Indonesia berada pada level yang rendah yaitu 110 dari 177 negara di dunia. Hal ini bukan saja menjadi sebuah beban yang harus dipikul oleh Pemerintah, namun merupakan tanggung jawab yang berat yang harus kita tangani secara bersama oleh pemerintah dan masyarakat. Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintah kabupaten/kota diberikan kewenangan untuk menetapkan prioritas pembangunan sesuai dengan kebutuhan, aspirasi, dan kemampuan daerah. Dengan adanya keputusan ini, eksistensi dan kewenangan yang menangani keluarga berencana sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Demikian pula halnya dengan penanganan keluarga berencana di Kabupaten Bone, telah menjadi kewenangan pemerintah kabupaten bone yang diemban oleh Badan KB dan KS Kabupaten Bone pelaksanaan guna mewujudkan program KB Nasional. dalam

Usaha mewujudkan tujuan tersebut tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan, tetapi merupakan suatu proses yang panjang mengingat kondisi kultur dan sumber daya manusia kabupaten bone yang pada umumnya masih rendah bila dibandingkan dengan daerah lain di Sulawesi Selatan maupun di Indonesia. Hal ini ditandai dengan masih tingginya angka buta huruf yang ada di Kabupaten Bone. Oleh karena itu, dibutuhkan peranan yang cukup besar dari

Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) yang merupakan petugas lapangan yang langsung bertanggung jawab untuk mengembangkan gerakan pembangunan kelurarga bahagia, kecil dan sejahtera di tingkat desa dan kelurahan. Hal ini disebabkan karena seorang penyuluh keluarga berencana merupakan ujung tombak Badan KB dan KS yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, sehingga peningkatan dan penurunan jumlah peserta KB sangat berkaitan erat dengan peranan PKB di lapangan.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang telah dipaparkan, maka dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1.

Sejauhmana peranan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)

terhadap peningkatan peserta KB pada Badan KB dan KS di kabupaten Bone? 2. Hal-hal apakah yang mempengaruhi peranan Penyuluh

Keluarga Berencana (PKB) terhadap peningkatan peserta KB pada Badan KB dan KS di kabupaten Bone? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah : a. sejauhmana peranan Untuk mengetahui Keluarga dan menganalisi (PKB)

Penyuluh

Berencana

terhadap peningkatan peserta KB pada Badan KB dan KS di Kabupaten Bone b. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang

mempengaruhi terhadap peranan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) terhadap peningkatan peserta KB pada Badan KB dan KS di Kabupaten Bone. 2. Kegunaan dan Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan serta manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah:

a.

Sebagai

bahan

yang

beguna

bagi

peningkatan peningkatan peserta KB pada Badan KB dan KS di Kabupaten Bone. b. Sebagai bahan referensi dan perbandingan

bagi peneliti selanjutnya. c. Sebagai bahan informasi dan masukan

bagi pihak yang berkepentingan terutama kepada pengambil kebijakan dalam hal Keluarga Berencana, juga kepada PKB di Kabupaten Bone.

D. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Peranan Istilah peranan merupakan istilah yang lazim digunakan dalam interaksi kita sehari-hari, kata peranan berasal dari kata dasar peran merupakan sebuah kata kerja yang berarti usaha yang dilakukan atau kegiatan yang digeluti atau dilakoni. Jika dilihat dari pengertian peranan di atas, sangat erat kaitannya dengan kata kinerja yang sering digunakan dalam mass media Indonesia, yang dalam bahasa inggrisnya untuk istilah kinerja tersebut, yakni performance. Menurut The scribner-Bantam English Dictionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada, tahun 1979, terdapat

keterangan sebagai berikut : Pertama, berasal dari akar kata to

perform yang mempunyai entries berikut : melakukan, menjalankan, melaksanakan, memenuhi atau menjalankan kewajiban sesuatu nazar, melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab, melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin. Dapat disimpulkan bahwa dari beberapa entries tersebut to perform adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dan sesuai dengan hasil seperti yang diharapkan, sedangkan arti kata performance merupakan kata benda (noun) dimana salah satunya adalah : thing done (sesuatu hasil yang telah dikerjakan). Berdasarkan hal tersebut diatas, maka arti performance atau kinerja adalah sebagai berikut : performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan tanggung jawab masingmasing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Prawirosentono, 1999 : 2). Kemudian mengenai kinerja (performance) diartikan pula oleh Simamora (1995 : 327) yaitu merupakan suatu pencapaian

persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara nyata dapat tercermin keluaran yang dihasilkan. Suprihanto (2000 : 7) menyebutkan istilah kinerja dan prestasi kerja yaitu : hasil kerja seseorang selama periode tertentu

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran. Menurut Mangkunegara (2001 : 67), istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Jadi dengan demikian kinerja (performance) adalah suatu hasil yang telah dikerjakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang dilaksanakan secara legal, tidak melanggar hukum serta sesuai dengan moral dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

2.

Konsep Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Penyuluh Keluarga Berencana atau disingkat dengan PKB adalah

petugas lapangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan gerakan pembangunan keluarga berencana di tingkat desa/ kelurahan. Berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor : Kep/120/M.PAN/9/2004 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana dan Angka Kreditnya pada Pasal 1 ayat (2) memberikan batasan bahwa :

10

Penyuluh Keluarga Berencana yang selanjutnya disingkat PKB, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, evaluasi dan pengembangan Keluarga Berencana Nasional Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) berkedudukan di tingkat Desa/Kelurahan. Dengan kedudukan itu, maka PKB secara

administrative dan teknis operasional bertanggungjawab kepada pengawas PLKB yang berada di tingkat kecamatan. Ini berarti hal-hal yang berkaitan dengan aspek kepegawaian, keuangan, sarana, pelaporan maupun hal yang menyangkut pelaksanaan kegiatan operasional serta substansial program dalam penggarapan wilayah bertanggungjawab pula kepada pengawas PLKB. Dalam menjalankan perannya, PKB menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut : 1. Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan adalah peran PKB membantu Kepala Desa/Lurah dalam menentukan sasaran operasional, menyusun rangkaian kegiatan, pelaksanaan waktu dan dukungan dengan memperhatikan potensi masyarakat diwilayah kerjanya, yang disusun dalam suatu rencana kerja baik tahunan maupun bulanan. 2. Fungsi Pengorganisasian

11

Fungsi

pengorganisasian

adalah

peran

PKB

untuk

mengorganisasikan Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera di wilaah desa/kelurahan. Dalam pengorganisasian ini, harus jelas kelembagaannya (PPKBD, Sub PPKBD, Kelompok KS beserta kelompok-kelompok kegiatannya dan Pokjanis).

3.

Fungsi Pelaksanaan

Fungsi pelaksanaan adalah peran PKB untuk menggerakkan para pemeran Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera di dalam

wadah kelembagannya sesuai dengan pembagian tugas yang telah disepakati. 4. Fungsi Pembinaan

Fungsi pembinaan adalah peran PKB untuk memantapkan dan mengembangkan aspek kelambagaan, aspek pengetahuan,

keterampilan, dan motivasi para pemeran Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang mencakup : 5. Pelaporan Aspek pelaksanaan mekanisme operasional Aspek dukungan program. Fungsi Pencatatan dan

12

Fungsi pencatatan dan pelaporan adalah peran PKB untuk mencatat dan melaporkan pelaksanaan kegiatan Gerakan

Pembangunan Keluarga sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Fungsi Evaluasi

Fungsi evaluasi adalah peran PKB untuk melakukan penelaahan atas proses kegiatan yang telah dilaksanakan serta hasil-hasil Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang telah dicapai sebagai bahan perencanaan kegiatan berikutnya.

Apabila kita mencermati fungsi-fungsi dari PKB maka dapat dipastikan bahwa PKB merupakan ujung tombak pelaksanaan, peningkatan dan suksesnya gerakan pembangunan keluarga

sejahtera. Jadi, apabila PKB sebagai ujung tombak di tingkat desa dan kelurahan tidak menjalankan peran dan fungsinya dengan baik, maka akan berpengaruh ke jenjang yang lebih tinggi, baik itu kecamatan, kabupaten, bahkan sampai kepada tingkat nasional. Oleh karena itu, pelaksanaan peran PKB sangat dibutuhkan bagi suksesnya gerakan keluarga sejahtera. Dan berdasarkan pandangan tersebut di atas, maka penulis melalui tulisan ini berusaha untuk

mengamati, mencermati dan menganalisis peranan PKB terhadap peningkatan peserta KB khususnya pada Badan KB dan KS Kabupaten Bone.

13

E. Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, berikut kerangka pikir yang akan dijadikan sebagai bahan acuan dan alur berfikir dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut :

14

Penyuluh Keluarga Berencana Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pembinaan Pencatatan dan Pelaporan Evaluasi Peningkatan Peserta KB

Peran dan Fungsi

Gambar 1. Kerangka Pikir F. Metodologi Penelitian 1. Populasi dan Sampel Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang ada dalam suatu lokasi yang telah ditentukan, dalam hal ini meliputi PKB yang ada sebanyak 53 orang.

15

Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dari populasi. Dalam Skripsi ini, teknik sampel mengambil keseluruhan dari populasi, atau sering disebut penarikan sampel total dengan melihat jumlah populasi yang tidak banyak 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penulisan ini terdiri atas : a. Observasi. Observasi atau pengamatan langsung dilakukan oleh penulis pada Badan KB dan KS agar memperoleh data yang akurat berdasarkan pengamatan penulis. b. Wawancana. Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara perorangan. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan data yang lebih intensif. Disamping itu wawancara dilakukan untuk mencocokkan data yang telah diambil melalui observasi yang dilakukan. c. Angket Angket atau lasim disebut sebagai koesioner ditempuh penulis dengan cara membagikan daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden, dalam hal ini adalah PKB itu sendiri, dimana

16

setiap pertanyaan memiliki nilai dan bobot tersendiri.

4.

Tipe Penelitian dan Teknik Pengolahan Data Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian deskriptif, yang dilakukan agar memperoleh

gambaran atau deskripsi tentang objek penelitian dan sumber penelitian serta data-data yang telah diperoleh. Tehnik Pengolahan Data Tehnik pengolahan data pada penulisan ini menggunakan tehnik distribusi tabel frekuensi dengan cara mengolah data

kualitatif ke dalam bentuk angka agar dapat dinilai .

H. Rencana Isi Sebagai gambaran umum tentang keseluruhan pembahasan dalam skripsi yang akan datang berikut diuraikan komposisi bab sebagai berikut: Bab pertama: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan komposisi bab.

17

Bab kedua:

Kajian pustaka yang menguraikan tentang pengertian Peranan/Kinerja, dan lingkup Penyuluh Keluarga

Berencana serta Kerangka Konseptual. Bab ketiga : Gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi struktur organisasi, uraian tugas dan keadaan pegawai. Bab keempat : Hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan peranan Penyuluh Keluarga Berencana dalam Meningkat BADAN Peserta KB. Bab kelima : Bab ini merupakan bab penutup mengulas kesimpulan dari pembahasan dianggap perlu. terdahulu dan beberapa saran yang

I. Daftar Pustaka Undang-undang Nomor 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah. ..... sambungnya isi sendiri

You might also like