You are on page 1of 5
PANDUAN PRAKTIK KLINIS. KSM UROLOGI TINDAKAN KATETER URETRA RSUP SANGLAH No. Dokumen No. Revisi ‘Halaman DENPASAR | YR.01.01/PDN.XIV.6.1/....../ 3 2021 _202| Ee PPK Tanggal terbit: TINDAKAN KSM UROLOGI 14 Juni 2021 lA No. ICD 9 57.94 Urinary catheterization Pengertian | Kateterisasi uretra adalah porasangan kaleter yang dimasukkan ke dalam buli-bt ielalui uretra. Indikasi 1. Indikasi diagnost a, Mengambil spesimen urin tanpa terkontaminasi b. Monitoring dari produksi urin (urine output) sebagai indikator status cairan dan menilai perfusi ginjal (terutama pada pasien kritis) cc. Pemeriksaan radiologi pada saluran _kemih (contohnya retrograde urethrography) d, Mengukur volume residual urin bila tindakan noninvasif tidak bisa dikerjakan 2. Indikasi terapi ‘a. Retensi urin akut (misalnya pada BPH, clot retensi, gangguan neurogenic) b, Obstruksi kronis yang menyebabkan hidronefrosis ©. Inkontinensia urin yang tidak tertangani dengan terapi lainnya d. Inisiasi irigasi_kandung kemih _berkelanjutan (continuous intermittent catheterization (CIC)) . Dekompresi intermiten pada gangguan kandung kemih neurogenic f. Pemeliharaan kondisi hygiene atau sebagai terapi paliatif pada kondisi pasien dengan kondisi bedrest dalam jangka waktu lama 9g. Pasca tindakan pembedahan Kontraindikasi 1. Kontraindikasi mutlak a. Trauma uretra 2. Kontraindikasi relative a. Striktur uretra b._Pasien yang tidak koperatif PANDUAN PRAKTIK KLINIS. KSM UROLOGI TINDAKAN KATETER URETRA RSUP SANGLAH No. Dokumen No. Revisi_ | Halaman DENPASAR | YR.01.01/PDN.XIV6.1...../ 00 23 2024 Komplikasi 1. False-route 2. Trauma uretra 3. Infeksi 4. Abses Prosedur 1. Persiapan Tindakan a, Jelaskan prosedur tindakan dan _persetujuan (ico. 9. cM) keluarga/pasien pada lembar informed consent. b. Obat antibiotika. Tepat pasien, tepat indikasi (profilaksis/terapiutik), tepat dosis (dewasalanak- anak), tepat cara’ pemberian (IV/IM), waktu pemberian obat (pra/durantelpasca operasi) dan ingat efek samping obat Sirkumsisi_ orang dewasa, antibiotika _profilaksis cefazolin 2 gram intra vena (cephalosporin generasi 11), 30-60 menit sebelum operasi. ©. Sarana/prasarana alat yang digunakan. 2. Pelaksanaan ‘a, Memposisikan pasien terlentang b, Lakukan cuci tangan dengan tehnik septik-aseptik (tim) . Memakai (sarung tangan, masker, gown dan tutup kepala) steril, d. Lakukan prosedur_ time out, (identitas pasien diagnosis, rencana tindakan dan berdoa) e. Lakukan tindakan antiseptik pada kulit di lapangan operasi dengan larutan povidone iodine 10% dan lapangan oerasi dipersempit dengan niduck steril £. Dilakukan pemberian xylocaine jelly pada OUE atau lubrikasi dengan jelly pada kateter. 9. Dilakukan insersi kateter pada penderita dalam posisi berbaring terlentang (pada wanita litotomi). hh. Apabila_kateter telah sampai di buli (biasanya ditandai dengan mengalimya urin, balon kateter dikembangkan dengan spuit berisi air steril 10-20 mi. i, Pasang urin bag dan lakukan fiksasi kateter pada pangkal paha. Rapiken alat-alat_dan_buang sampah_sesuai PANDUAN PRAKTIK KLINIS KSM UROLOGI TINDAKAN KATETER URETRA RSUP SANGLAH No. Dokumen No. Revisit [Halaman DENPASAR | YR.01.01/PDN.XIV..1/..../ 00 313 2024 prosedur rumah sakit. k. Cuci tangan 3. Evaluasi pasca tindakan a. Catat kondisi urin yang keluar (jumlah urin inistasi, warna urin, darah, clot). Informed 1. Lisan dan tertulis, Consent ‘Tenaga Standar 1. Dokter Spesialis Urologi 2. Dokter PPDS llmu Bedah/Urologi senior dan madya Masa 4-2 hari Pemulihan Hasil Untuk diagnostik: Keluar urin dari kateter Untuk terapi: Dreinase Kandung kemih (Kandung kemih kosong) Patologi Tidak ada jaringan patologi yang diperiksa Tindak Lanjut 1, Ruangan rawat inap dan Poliklinik: a, Terapi simptomatik b. Terapi suportif . Terapi untuk tujuan paliatif Tingkat Eviden & Rekomendasi 1A dan 18 Indikator Medis 1. Klinis (Anamnesis dan Fisis) a. Spesimen urin dapat terkumpul b. Monitoring cairan dapat dilakukan cc. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan d. Pemasangan kateter urin per-uretra untuk drainase urin (terapi) Edukasi 1. Diagnosis 2. Terapi 3. Perawatan berkala (pada indwelling kateter) 4. Prognosis Kepustakaan | 1. Hinman’s Atlas of Urologic Surgery 4th ed. 2018 2. Campbell-Walsh Urology, Twelfth Edition. 2021 Lampiran 1. Alat dan bahan yang diperiukan: Sabun cair Larutan antiseptik Air mengal Lap bersih atau tissue ‘Tempat sampah medis ‘Tempat sampah non-medis Bak instrumen berisi klorin 0,5% Kateter logam steril yang sesuai dengan kaliber uretra Kateter non-logam steril yang sesuai dengan kaliber uretra Jelly atau xylocaine jelly 2% Pinset atau arteri kiem steril Pinset ster! untuk pembersihan Spuit 20ce untuk menyemprotkan jelly ke dalam uretra dan mengisi balon kateter - Kassa steril ~ Larutan Nacl. ster untuk mengisi balon - Larutan savion encer = Sarung tangan steril = Doek lubang steril + Zalf antibiotika + Plester 2. Teknik pemasangan kateter pada pria: 2.1. Memperkenalkan diri dan mengonfirmasi identitas pasien 2.2. Menjelaskan prosedur tindakan dan meminta persetujuan 2.3, Mencuci tangan dan menggunakan APD 2.4. Melakukan persiapan alat dan bahan 2.8. Pilih kateter yang sesuai dengan pasien dan lakukan prosedur aseptik ke Pasien (bersihkan penis secara menyeluruh, tarik preputium dan bersinkan area sekitar meatus 2.6. Tutupi area sekitar penis dengan duk sehiungga daerah sekitar penis menjadi steril 2.7. Pegang penis dengan kain kassa, masukkan gel lidocain ke dalam uretra dan tutupi dengan kassa disertai memberikan penekanan pada meatus agar jelly tidak keluar dan tunggu sekitar 5 menit 2.8. Masukkan jung kateter ke uretra dan dorong ke dalam dengan menggunakan forcep steril atau dengan teknik "no touch" dengan telunjuk dan ibu jari seperti memegang pensil, sampai ujung proksimal Percabangan deri kateter uretra dan klem’ bagian kateter tempat keluarnya urin 2.9. Pompa balon dengan menginjeksikan aquabides kurang lebih sebanyak 10-16 ml dan pastikan tidak ada sensasi nyeri 2.10. Lepaskan duk steril 2.11, _Lepaskan klem, pasang urin bag, tarik kateter hingga ada tahanan dari balon kateter, dan reposisi kemball kulit preputium 2.12, Catat kondisi urin (kekeruhan, keberadaan darah) dan volume urin yang tertampung dalam urin bag 2.13. _Kateter difiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal. 2.14. __KIE pasien mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta edukasi pasien untuk melaporkan bila ada masalah pada kateter yang terpasang. . Teknik pemasangan kateter pada wanita: 3.1. Memperkenalkan diri dan mengonfirmasi identitas pasien 3.2. Menjelaskan prosedur tindakan dan meminta persetujuan 3.3. Mencuci tangan dan menggunakan APD 3.4, Melakukan persiapan alat dan behan 3.5. Pilih kateter yang sesuai dengan pasien dan lakukan prosedur aseptik ke pasien (bersinkan penis secara menyeluruh, tarik preputium dan bersinkan area sekitar meatus 3.6, Daerah genitalia dipersempit dengan kain steril 3.7. Lubrikasi kateter dengan jelly 3.8. Buka labia menggunakan tangan yang tidak dominan. Pertahankan Posisi tersebut sampai siap menggelembungkan balon kateter 3.9. Kateter yang telah diolesi dengan jelly dimasukkan ke dalam orfisium uretra eksterna 3.10.Pelan-pelan kateter didorong masuk hingga masuk ke bul-buli yang ditandai dengan keluarnya urin dari lubang kateter 3.11.Kateter terus didorong masuk ke buli-bull sekitar 2 inchi lagi, yakin kateter sudah berada di dalam buli 3.12.Balon kateter dikembangkan dengan 10-15 cc aquabides 3.13.Kateter dihubungkan dengan urin bag 3.14.Catat kondisi urin (kekeruhan, keberadaan darah) dan volume urin yang tertampung dalam urin bag 3.15.Kateter diffksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal, 3.16.KIE pasien mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta ‘edukasi pasien untuk melaporkan bila ada masalah pada kateter yang terpasang. |. Teknik melepas kateter 4.1, Masukkan spuit pada bagian samping kateter (pada inflation port) 4.2. Keluarkan cairan sampai tidak ada yang tersisa 4.3. Tarik kateter sampai keluar semua dari uretra

You might also like