You are on page 1of 8
RSJ PONDOK KOPI JAKARTA TIMUR Disposisi Internal Pengirim . Tgl Diterima: hea No. Agenda [Orn ppea s/tofrora. Sitar :Rutin / Dinas / Segera Perihal : orem hag PPRA th rz Direktur Utama r Pirektur Pelayanan Klinik ‘Direktur Penunjang Klinik Pay Direktur Keyangan Direktur SDI & Bindatra Unit Kerja Terkait Keputusan Direksi TIM PPRA RS ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI No: 001/PPRA/RSIJPK/1022 Jakarta, 7 Oktober 2022 Lamp : 6 lembar Hal: Program Kerja PPRA tahun 2022 Kepada: th dr Umi Sjargiah, Sp. KFR..MKM Direktur Utama RSIJPK di Tempat Assalamu'alaikum, Wr. Wb. Puji syukur ke hadirat Allah SWT semoga terlimpah rahmat dan ampunan bagi kita semua sehingga diberikan kemudahan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari Amin Sehubungan dengan terbentuknya TIM Pengendalian Resistensi Antimikroba di RS Islam Jakarta Pondok Kopi pada bulan Juni 2022. Berikut kami sampaikan rencana program kerja TIM PPRA Tahun 2022 (terlampir) Demikian yang dapat kami sampaikan , atas perhatian kami ucapkan terima kasih Wassalamu'alaikum, Wr. Wb. Dr. Yunetti SpA/M.BIOMED Ketua TIM PPRA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI PROGRAM KERJA TIM PENGENDALIAN RESISTENS! ANTIMIKROBA TAHUN 2022 |, PENDAHULUAN Muncul dan berkembangnya resistensi antimikroba terjadi karena tekanan seleksi (selection pressure) yang sangat berhubungan dengan penggunaan, sedangkan proses penyebaran dapat dihambat dengan cara mengendalikar feksi secara optimal. Resistensi antimikroba yang dimaksud adalah resistensi terhadap antimikroba yang efektif untuk terapi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, dan parasit. Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang sangat tinggi. Pada awalnya resistensi terjadi di tingkat rumah sakit, tetapi lambat laun juga berkembang di lingkungan masyarakat, khususnya Streptococus pneumoniae (SP), Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli, Melalui penggunaan antibiotik yang rasional dan bijak merupakan salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan dalam program pencegahan pengendalian infeksi dan program pengendalian resistensi antimikroba. ll, LATAR BELAKANG Penyakit infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sangat penting, khususnya di negara berkembang. Resistensi_ mikroba tethadap antimikroba telah menjadi masalah Kesehatan global, dengan berbagai dampak merugikan yang dapat menurunkan mutu pelayanan kesehatan. Pada tahun 2019, menurut WHO Staphylococcus aureus (MRSA) yang resistan tethadap methicillin berkisar 12,11 %; dan E. coli resisten terhadap sefalosporin generasi ketiga sekitar 36%. Resistensi yang meluas pada galur N. gonorrhoeae yang sangat bervariasi telah mengganggu pengelolaan dan pengendalian gonore. Resistensi dengan cepat muncul terhadap sulfonamid, Program Kerja PPRA 2022 Page 1 penisilin, tetrasiklin, makrolida, fluorokuinolon, dan sefalosporin generasi awal. Saat ini, di sebagian besar negara, sefalosporin spektrum luas injeksi (ESC) ceftriaxone adalah satu-satunya monoterapi empiris yang tersisa untuk gonore. Oleh karena itu, untuk menjamin ketersediaan dan akses terhadap obat serta menjamin kerasionalan penggunaan obat yang aman, bermanfaat dan bermutu bagi masyarakat. Maka dari itu untuk penggunaaan antibiotika secara bijak dan peningkatan mutu seoptimal mungkin perlu adanya program pengendalian resistensi antimikroba secara continue oleh Tim PPRA. Ml, TUJUAN Tujuan TIM Pengendalian Resistensi Antimikroba yaitu : 4, Memperoleh data dasar penggunaan antibiotik pada pasien di RS Islam Jakarta Pondok Kopi Meningkatkan penggunaan antibiotik yang bijak dan rasional pada pasien Meminimalkan angka resistensi antibiotik di RS Mengurangi biaya akibat penggunaan antibiotik yang tidak bijak Mengukur keberhasilan Progam Pengendalian Resistensi Antimikroba OAeeOnNn Memberikan usulan pemilihan antibiotik kepada TIM KFT sebagai standar terapi di RS Islam Jakarta Pondok Kopi. IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan TIM PPRA, antara lain 1. Mendapat dukungan penuh dari Direksi RS Islam Jakarta Pondok Kopi termasuk fasilitas dan dana agar program pengendalian resistensi antimikroba berjalan semestinya. 2. Membuat Kebijakan, Pedoman, Panduan, dan SPO ‘a. Mengumpulkan referensi tentang Penggunaan Antibiotik dan Pengendalian Resistensi Antimikroba, dapat beruba Permenkes dan Jurnal Penelitian. b. Membuat kebijakan PPRA, Pedoman Pengorganisasian, Panduan Penggunaan Antibiotik, dan Panduan Profilaksis Bedah. c. Mengajukan pengesahan kepada Direktur en Program Kerja PPRA 2022 Page 2 3. Penyusunan Program dan Evaluasi a. Tim PPRA menyusun program kerja yang akan dilaksanakan selama periode tahun 2022. b. Evaluasi kegiatan PPRA yang sudah dilaksanakan. ¢. Mengusulkan kepada Direktur RS untuk mendukung SIM RS agar dapat menyajikan laporan penggunaan antibiotik secara lengkap, sehingga tidak dilakukan pencatatan manual 4, Melakukan pelatihan dan edukasi tentang PPRA untuk meningkatkan pemahaman serta kesadaran penggunaan antibiotik yang bijak bagi seluruh tenaga kesehatan dan pasien. a. Mengajukan pelatihan atau workshop tentang PPRA bagi TIM sehingga dapat melakukan edukasi tentang pentingnya penggunaan antibiotik. b. Study banding ke RS yang sudah melaksanakan kegiatan PPRA. 5. Monitoring dan Evaluasi penggunaan Antibiotik di Ruang Rawat Inap Dewasa secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD. a. Mencatat penggunaan antiobik bulan Mei dan Juni 2022 pada pasien rawat inap dewasa secara retrospektif. b. Mengumpulkan data penggunaan antibiotik harian diruang rawat inap dewasa (ruang An-Nur |) yang sudah melakukan distribusi UDD mulai bulan Juli 2022 c. Melakukan evaluasi_ penggunaan antibiotik secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD. d. Membandingkan hasil perhitungan kuantitatif dengan pola mikroba serta kepekaannya yang diperoleh dari bagian Laboratorium e. Evaluasi kepatuhan penggunaan antibiotik dengan Kebijakan. 6. Melakukan surveilans resistensi antimikroba dengan indicator mikroba ‘multi drugs resistance organism (MDRO). 7. Menerapkan penatagunaan antimikroba (PGA) sebagai _bentuk optimalisasi penggunaan antimikroba secara bijak Membuat laporan hasil kerja Tim PPRA kepada Direktur setiap bulan Melaksanakan forum kajian kasus infeksi terintegrasi (FORKKIT) untuk meningkatkan mutu penanganan tata laksanan infeksi Program Kerja PPRA 2022 Page 3 V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN a. Kegiatan a) Pembentukan TIM PPRA b) Membuat kebijakan, pedoman penggorganisasian PPRA, panduan Pengendalian Resistensi Antimikroba, dan panduan penggunaan antimikroba untuk terapi dan profilaksis ©) Melakukan rapat pembahasan rencana program yang akan dilakukan oleh Tim PPRA d) Menyusun Program Kerja €) Pelatihan atau Workshop tentang PPRA yang akan diikuti oleh ketua dan sekretaris PPRA 1) Pengambilan dan pencatatan secara retrospektif penggunaan antibiotik diruang rawat inap dewasa bulan Mei dan Juni 2022 @) Pencatatan harian penggunaan antibiotik diruang rawat inap dewasa (An-Nur 1) berdasarkan data distibusi UDD mulai bulan Juli 2022. Catat Nama Pasien, Tanggal Lahir, Nomor Rekam Medik, tanggal masuk dan keluar pasien, Diagnosa, Nama Antibiotik, Dosis Antibiotik dan aturan pakai. b. Monitoring dan pelaporan a) Mengumpulan data penggunaan antibiotik b) Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD c) Membuat laporan penggunaan antibiotik bulanan kepada Direktur d) Rapat rutin semua TIM PPRA untuk membahas hasil evaluasi penggunaan antibiotik di RS Islam Jakarta Pondok Kopi. VI. SASARAN 1, Memperoleh gambaran penggunaan antibiotik di RS. 2. Kepatuhan penggunaan antibiotik sesuai panduan yang sudah dibuat. 3. Perbaikan pola kepekaan antibiotik dan penurunan resistensi antibiotik. enn I RSE Program Kerja PPRA 2022 Page + Vil. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN NO KEGIATAN BULAN 7 | Pembentukan TIM PPRA Membuat_kebijakan, pedoman penggorganisasian PPRA, 2. | panduan Pengendalian Resistensi Antimikroba, dan panduan Penggunaan antimikroba untuk terapi dan profilaksis 3 | Melakukan rapat pembahasan rencana program yang akan dilakukan oleh Tim PPRA 4 | Menyusun Program Kerja Peiatinan atau Workshop dan edukasi tentang PPRA untuk 5 | meningkatkan pemahaman dan kesadaran penggunaan antimikroba secara bijak bagi seluruh tenaga Kesehatan. Pengambilan dan pencatatan data penggunaan antibiotik 6 | secara retrospektif penggunaan antibiotik diruang rawat inap dewasa bulan Mei dan Juni 2022. Pencatatan harian penggunaan antibiotik diruang rawat inap 7 | dewasa (An-Nur 1) berdasarkan data distribusi obat UDD ‘mulai bulan Juli 2022 ‘Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan 1 | Mengumpulan data penggunaan antibiotik Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD Membuat laporan penggunaan antibiotik bulanan kepada Direktur Rapat rutin semua TIM PPRA untuk membahas hasil 4 | evaluasi penggunaan antibiotik di RS Islam Jakarta Pondok | Kopi, Program Kerja PPRA 2022 Page 5 Vill, PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN Kegiatan yang dilakukan yaitu 4. TIM PPRA melakukan dokumentasi setiap kegiatan yang dilakukan 2. TIM PPRA melakukan pelaporan kepada direktur setiap bulan terkait data penggunaan antibiotik di ruang ranap dewasa 3. TIM PPRA melakukan evaluasi program kerja tahunan untuk melihat terlaksananya program kerja dan merencanakan program selanjutnya, Mengetahui, Jakarta, Juli 2022 CURFL 2) ie ( 2 Dr. Umi Sjaraiyah Sp.KFR, MKM de. Yunetti, Sp AM.BIOMED Direktur Utama Ketua TIM PPRA EE OTA Program Kerja PPRA 2022 Page 6

You might also like