You are on page 1of 5
Nomor Sifat Lamp. Perihal PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DINAS PERTANIAN ul. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 245 Teip. (031) 3850030 Fax (031) 3951242 Website : http/idistan.gresikkab.go. id email : distan@gresik.go.id GRESIK-61161 Gresik, |y Pebruari 2020 2 §21/ 183 /437.54/2020 _ Kepada Yth: Segera 1. Kepala UPT Wil I-VI 4 (satu) bende! 2. Koordintor Penyuluh Larangan Penggunaan Aliran Listrik 3. Koordinator POPT Untuk Pengendalian Hama Tikus di- Sawah GRESIK Memperhatikan maraknya penggunaan aliran listrik untuk mengendalikan hama tikus saweh dibeberapa kecamatan di Kabupaten Gresik yang berakibat jatuhnya korban kematian petani karena tersengat aliran listrik, maka diintruksikan kepada saudara untuk mengambil langkah-langkah sebagai berikut: 4. Meningkatkan koordinasi dengan Camat, Kepala Desa, Gapoktan/poktan dan masyarakat dengan mensosialisasikan larangan penggunaan aliran listrik untuk mengendalikan hama tikus, selain membahayakan jiwa manusia juga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan No 30 tahun 2009 tentang Kelistrikan; 2. Melaksakan kegiatan sosialisasi dengan berpedoman pada rekomendasi Pengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT) (terlampir), serta mengadakan Gerakan Pengendalian di wilayah binaan masing-masing dengan melibatkan semua stakeholder antara lain; Koramil, . Camat, Kepala Desa, Gapoktan/Poktan, masyarakat dengan berpedoman UU No 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman dan PP No 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman; 3. Melaporkan semua kegiatan pengendalian hama termasuk hama tikus, baik berupa sosialisal maupun Gerakan Pengendalian kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik. Demikian atas perhatian dan pelaksanaannya disampaikan terima kasih. ~ Pembina Tk. | NIP. 19660914 199202 1 002 peerangkep setiap 20m berselang-seling arah corong ‘masuknya. Dipasang di antara habitat tikus dengan sawah alau memotong arah migrasi tikus. Rodentisida Pengumpanan hanya dilakukan apabila populasi tikus ‘sangat tinggi, terutama pada saat awal tanam atau bera. Penggunaan rodentisaida harus sesuai dosis anjuran. Umpan ditempatian di habitat utama tus. seperti tanggul irigasi, jalan sawah, pematang besar, atau tepi perkampungan, Re Pengolahan Tanah ‘Saat olah lahan, fokuskan untuk melakukan tindakan ppengendalian dengan sanitasi habitat, gropyok massal, penggunaan TBS tanam awal dan LTBS. Pengumpanan rodentisida masin dapat dilakukan. Pesemaian Lakukan sanitasi habitat, gropyok massal, dan pemanfaetan pesemaian sebagai pelak TBS dengan pemagaraan plastk« dan per Tanam dan Selsin waktu tanam dalam satu hamparan usahakan tidak lebih dari 2 minggu, agar pakan terbatas sehingga kus tidak berkembangbiak terus menerus. Barrier System) thus dengan pola tanam ) tanaman perangkap untuk plastik‘terpal_setinggi 70-80cm, ditegakkan setiap 1m dan ujung bawahnya terendam ail Tavakan pengendalansslojubya, sili tanan anakan, hingga panen diiakukan sesuai_tabel ‘ekomendasi tindakan PHT, dengan metode yang i dipaparkan datas PENGENDALIAN HAMA TIKUS TERPADU (PHTT) TIKUS SAWAH (Rattus argentiventer) Tikus sawah merupakan hama utama penyebab kerusakan padi di Indonesia. Rata-rata tingkat Kerusakan tanaman padi mencapai 20% per tahun, Serangan thus yang berbeda dibanding hama p: MENGAPA TIKUS SELALU MENJADI MASALAH © penanganan terlambat —» umumnya pengendalian tikus dilakukan setelah terjadi serangan + monitoring lemah —- sering terjadi ledakan populesi yang tidak iantisipasisebelumnya —sehingga enimbulkan kerugian besar. % tidak intensit. — alat dan sarana__pengendalian terbatas, tidak kompak, dan tidak berkelanjutan + lebih percaya mitos —+ akibat tidak diketahui dan bbelum dipahamninya aspek dinamika populasi kus. STRATEG! PHTT 1. Kegiatan pengendalian diprioritaskan pada awal ‘musim tanam, dilakukan petani secara bersama-sama dan terkoordinic dalam skala hamparan, intensil, dan berkelanjutan dengan menerapkan Kombinasi tekni« pengendalian yang sesuai Untuk tikus lokal, pengendatian intensif dilakukan sebelum periode aktif perkembangbiakan tikus sawah yang bertepatan dengan stadia padi g 3. Untuk tikus migran yang berasal dari tempat lain, pengendalan intensit — dilakukan sebelum ‘mencapai pertanaman di lokasi target pengendalian. Misalnya dengan pemasangan LTBS memotong arah migrasi, atau fumigasi dan gropyok massal di lokasi asl tkus.. onan Peon rue Wer 0588071902) TINDAKAN PENGENDALIAN |. Wilayah endemik yang selalu tejadi serangan setiap musim tanam —> lakukan pengendalian intensit berkelanjutan terutama 2 minggu sebelum dan sesudah fanam. Wilayah sporadik yang kadang-kadang terjadi serangan —+ lakukan monitoring intensit untuk ‘memantau dan_menekan poli dengan penerapan TBS tanam ‘seperti tepi kampung, tanggul iigasi, pematang besar, dan tanggul jalan, 8. Wilayah aman serangan titus —slakukan monitoring ‘dengan memperhatikan tanda-tanda keberadaan tus, seperti jejak kaki (footpring, lubang aki, dan gejala serangan/kerusakan tanaman, REKOMENDAS! TINDAKAN PENGENDALIAN hase __ Sade toraea wah Pengendalian ~ er Bera pratanam Lakukan sanitasi habitat, gropyok atau funigasi massal, ppenggunaan LTBS, dan’ pemakaian rodentsida apabila Populasi kus ting Sanitasi habitat Pembersinan habitat tikus seperti tepi kamu irigasi, tanggul jalan, pematang, dan salurar dan tinggi pematang dibuat <30cm agar tidak digunakan is untuk membuat lubang sarangnya, Lampiran : Dasar Hukum Pengendalian Hama Tikus Terpadu dan Larangan Penggunaan Aliran Listrik tidak sesuai Peruntukannya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan Pasal 29 4. Konsumen berhak untuk: a. mendapat pelayanan yang baik; b. mendapat tenaga listrik secara terus-menerus dengan mutu dan keandalan yang baik; c. memperoleh tenaga listrik yang menjadi haknya dengan harga yang wajar; d. mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan tenaga listrik; dan e. mendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang diakibatkan kesalahan dan/atau kelalaian pengoperasian oleh pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik sesuai syarat yang diatur dalam perjanjian jual beli tenaga listrik 2. Konsumen wajib: a. melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkin timbul akibat pemanfaatan tenaga listrik; menjaga keamanan instalasi tenaga listrik milik konsumen; . memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan peruntukannya; membayar tagihan pemakaian tenaga listrik; dan e. menaati persyaratan teknis di bidang ketenagalistrikan. . Konsumen bertanggung jawab apabila karena kelalaiannya mengakibatkan kerugian pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab konsumen sebagaimana dimaksud pada ayat 5. diatur dengan Peraturan Menteri. pos ° Undang Undang No. 12 Tahun 1992 Tentang : Sistem Budidaya Tanaman Pasal 20 Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama terpadu. . Pelaksanaan perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), menjadi tanggung jawab masyarakat dan Pemerintah. ye Pasal 21 Perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, dilakanakan melalui kegiatan berupa : ‘a. pencegahan masuknya organisme pengganggu tumbuhan ke dalam dan tersebamya dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. pengendalian organisme pengganggu tumbuhan; «. efadikasi organisme pengganggu tumbuhan. v 2 Pasal 22 Dalam pelaksanaan perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, setiap orang atau badan hukum dilarang menggunakan sarana dan/atau cara yang dapat mengganggu kesehatan dan/atau mengancam keselamatan manusia, menimbulkan gangguan dan kerusakan sumberdaya alam dan/atau lingkungan hidup. Ketentuan mengenai penggunaan sarana dan/atau cara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut oleh Pemerintah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman Pasal 11 Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan dilaksanakan oleh: a. perorangan atau badan hukum yang memiliki dan/atau menguasai tanaman; b. kelompok dalam masyarakat yang dibentuk untuk —mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan; c. pemerintah. . Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c terutama dilakukan apabila terjadi eksplosi. . Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan oleh perorangan atau badan hukum dan kelompok masyarakat serta pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri. Pasal 15 Penggunaan pestisida dalam rangka pengendalian organisme pengganggu tumbuhan dilakukan secara tepat guna. Penggunaan pestisida dalam rangka pengendalian organisme pengganggu tumbuhan yang mempunyai dampak terhadap kesehatan manusia dilakukan dengan memperhatikan persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja.

You might also like