You are on page 1of 1

Pada 11 Februari 2018 di Instagram, putri Emilia Contessa ini mengunggah tangkapan layar

komentar seorang hater yang berisi kata-kata kasar kepadanya dan doa agar anak Denada
diperkosa ramai-ramai. Komentar ini dikirimkan tidak lama setelah Denada mempublikasikan
foto-foto dirinya dalam video klip “Mutha Futha”. Perempuan yang mengawali kariernya sebagai
penyanyi rap tersebut akhirnya melaporkan si hater ke polisi dengan tuduhan pencemaran
nama baik. Dilansir dari www.stopbullying.gov, salah satu laman milik pemerintah Amerika
Serikat, perundungan di dunia maya adalah suatu penindasan yang terjadi pada perangkat
digital seperti ponsel, komputer, dan tablet. Penindasan ini dapat terjadi melalui SMS, teks, dan
aplikasi, atau daring di media sosial, forum, atau game di mana orang dapat melihat,
berpartisipasi, atau berbagi konten. Hal tersebut juga mencakup mengirimkan atau
mengunggah konten negatif, berbahaya, atau fitnah pada orang lain, yang menyebabkan rasa
malu atau penghinaan, dan kemudian menjadi perbuatan yang melanggar hukum. Efek yang
paling nyata dan paling awal dirasakan oleh anak yang dirundung adalah masalah psikis dan
kesehatan. Riset yang dilakukan oleh Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health
and Human Development menunjukkan bahwa, anak yang dirundung melalui media elektronik,
seperti komputer atau telepon seluler, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk depresi daripada
anak yang dirundung secara langsung.

Baca selengkapnya di artikel "Kasus Bullying Anak Ussy Sulistiawati & Dampak pada
Kesehatan", https://tirto.id/dbKU

You might also like