You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh,
kembang, aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai
kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan (Stuart dan
Laraia dalam Yosep, 2014). Gangguan jiwa mencapai 13% dari penyakit secara
keseluruhan dan kemungkinan akan berkembang menjadi 25% di tahun 2030,
gangguan jiwa juga berhubungan dengan bunuh diri, lebih dari 90% dari satu
juta kasus bunuh diri setiap tahunnya akibat gangguan jiwa. Gangguan jiwa
ditemukan di semua negara, pada perempuan dan laki-laki, pada semua tahap
kehidupan, orang miskin maupun kaya baik di pedesaan maupun perkotaan
mulai dari yang ringan sampai berat.
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perilaku
orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat
harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang
memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu
beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa 3 aman.
Individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara
negatif dan menganggap sebagai ancaman. Harga diri rendah juga sering
terjadi secara tiba-tiba atau yang biasa kita kenal sebagai harga diri rendah
situasional.
Menurut Nurarif dan Hardhi (2015) harga diri rendah situasional
merupakan munculnya persepsi negatif tentang makna diri sebagai respon
terhadap situasi saat ini. Harga diri rendah situasional merupakan bentuk
trauma yang tiba-tiba seperti, harus operasi, kecelakaan, putus sekolah,
perceraian, dan korban perkosaan. Pengelolaan pada pasien harga diri rendah

1
situasional harus segera ditangani dengan tepat agar tidak berkelanjut pada
harga diri rendah kronik (Keliat, 2011).
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti,
rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (keliat, 2011). Harga diri rendah situasional merupakan
perkembangan persepsi negatif tentang harga diri sebagai respons seseorang
terhadap situasi yang sedang dialami (Wilkinson, 2012).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan laporan pendahuluan ini adalah mampu memahami dan
menerapkan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan
pada pasien dengan harga diri rendah
b. Tujuan Khusus
1) Mampu mengetahui pengertian dari harga diri rendah
2) Mampu mengetahui etiologi dari harga diri rendah
3) Mampu mengetahui faktor predisposisi dari harga diri rendah
4) Mampu mengetahui patofisiologi dan pathway dari harga diri rendah
5) Mampu mengetahui tanda dan gejala dari harga diri rendah
6) Mampu mengetahui pemeriksaan penunjang dari harga diri rendah
7) Mampu mengetahui pengkajian dari harga diri rendah
8) Mampu mengetahui diagnosa yang mungkin muncul dari harga diri
rendah
9) Mampu mengetahui rencana asuhan keperawatan dari harga diri rendah
10) Mampu mengetahui implementasi dari harga diri rendah
11) Mampu mengetahui evaluasi dari harga diri rendah
12) Mampu mengetahui discharge planning dari harga diri rendah

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian
Menurut (Depkes RI, 2000 dalam Nurarif & Hardhi, 2015) Harga diri
rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan
rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak
ada harapan dan putus asa.
Harga diri rendah adalah Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,
merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri,
perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan
akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri (Yosep,
2013).
2. Etiologi
a. Situasional : trauma tiba-tiba (kecelakaan, cerai, putus sekoah, dll)
b. Kronik : perasaan negatif terhadap diri sendiri telah berlangsung lama yaitu
sebelum sakit / dirawat klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif.
3. Faktor Predisposisi
Berbagai faktor penyebab terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang yaitu :
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronik adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas.

3
4. Patofisiologi dan Pathway
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga
diri rendah situasional yang tidak terselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena
individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang prilaku klien
sebelumnya bahkan kecendrungan lingkungan yang selalu memberi respon
negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah. Harga diri rendah
kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu berada pada suatu
situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha menyelesaikan
krisis tetapi tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran.
Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi
dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan tidak
memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara
terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah
kronis (Stuart, 2013).

Trauma : penganiayaan seksual dan psikologis,


menyaksikan kejadian yang mengancam
kehidupan
Ketegangan peran: transisi peran perkembangan,
transisi peran situasi, transisi peran sehat-sakit

4
Koping individu tidak efektif

Harga Diri Rendah

Menarik diri : isolasi sosial Defisit perawatan diri


5. Tanda dan gejala
Menyatakan bahwa perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
Halusina Misalnya: malu dan sedih karena
dan akibat tindakan terhadap penyakit.
si
rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker dimana terdapat
rasa bersalah terhadap diri sendiri.
Resiko Misalnya
perilaku : ini tidak akan terjadi
kekerasan Resiko jika saya Diri
Menciderai
segera ke rumah sakit, menyalahkan/mengejek dan mengkritik diri sendiri.
Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya
orang bodoh dan tidak tahu apa-apa dan gangguan hubungan sosial, seperti
menarik diri.
Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah
disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan
(Keliat, 2011).
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan psikologi
1) psikiatri
2) Pemeriksaan psikometri

5
b. Pemeriksaan lain jika diperlukan : darah rutin, fungsi hepar, faal ginjal,
enzim hepar, EKG, CT Scan, EEG
7. Pengkajian
Beberapa data yang perlu dikaji untuk membuktikan bahwa seseorang
mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah adalah :
a. Data subyektif
1) Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna dan tidak mampu
2) Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk beraktivitas atau bekerja.
3) Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri (mandi,
berhias, makan atau toileting).
b. Data obyektif
1) Mengkritik diri sendiri
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimistis
4) Tidak menerima pujian
5) Penurunan produktivitas
6) Penolakan terhadap kemampuan diri
7) Kurang memperhatikan perawatan diri
8) Berpakaian tidak rapi
9) Berkurang selera makan
10) Tidak berani menatap lawan bicara dan lebih banyak menunduk
(Fitria, 2014)
8. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
Yosep (2013) menjelaskan terdapat beberapa masalah keperawatan yang
mungkin muncul pada pasien dengan harga diri rendah diantaranya adalah:
a. Harga diri rendah kronik
b. Koping Individu tidak efektif
c. Isolasi sosial
d. Defisit Perawatan Diri

6
9. Rencana Asuhan Keperawatan
Komunikasi yang baik dan kepercayaan adalah kunci keberhasilan tindakan
keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah Harga Diri Rendah,
diantaranya :
a. Rencana tindakan untuk pasien
Tujuan :
- Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
- Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
- Pasien dapat menetapkan / memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
- Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan.
- Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih
1) Strategi Pelaksanaan (SP) 1 :
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
dengan cara mendiskusikan dengan klien bahwa klien masih memiliki
sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan maupun hobi,
adanya keluarga dan lingkungan terdekat yang senantiasa menyayangi
klien.
2) Strategi Pelaksanaan (SP) 2 :
a) Membantu klien memilih/menetapkan kegiatan sesuai kemampuan
dengan cara mendiskusikan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan
baik secara mandiri atau dengan bantuan orang lain(keluarga) dan
dipilih sebagai kegiatan yang akan dilakukan sehari-hari.
b) Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan
klien.
c) Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan klien.
d) Berikan dukungan dan pujian yang nnyata atas kemajuan yang
diperlihatkan klien.
e) Susun daftar aktifitas yang sudah di ajarkan bersama klien dan
keluarga.

7
f) Yakinkan bahwa keluarga senantiasa mendukung setiap aktivitas
yang dilakukan klien.
b. Rencana tindakan untuk keluarga
pasien Tujuan :
- Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
pasien
- Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki
pasien.
- Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien.
- Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien.
1) Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk keluarga.
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien.
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami pasien beserta proses terjadinya.
2) Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk keluarga
a) Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien harga diri
rendah.
b) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
harga diri rendah.
3) Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk keluarga
a) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat.
b) Menjelaskan kegiatan pasien setelah pulang.
c. Terapi hubungan
interpersonal (Yosep, 2013).
10. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dapat dilakukan menurut Fitria (2014) pada pasien harga
diri rendah yaitu :
a. Tindakan keperawatan untuk pasien

8
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien.
2) Membantu pasien dalam menilai kemampuan yang dapat digunakan.
3) Membantu pasien agar dapat memilih atau menetapkan kegiatan sesuai
dengan kemampuan.
4) Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih.
5) Membantu pasien agar dapat merencanakan kegiatan.
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga
1) Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
2) Menjelaskan kepada keluarga tentang kondisi pasien yang mengalami
gangguan konsep diri: harga diri rendah.
3) Mendiskusikan dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien.
4) Menjelaskan cara-cara merawat pasien dengan gangguan konsep diri:
harga diri rendah.
5) Mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan gangguan konsep diri:
harga diri rendah.
11. Evaluasi Keperawatan
Menurut Kemenkes RI (2013) evaluasi kemampuan pasien dan keluarga
dalam merawat harga diri rendah adalah:
a. Evaluasi kemampuan pasien harga diri rendah berhasil apabila pasien
dapat:
1) Mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Menilai dan memilih kemampuan yang dapat dikerjakan
3) Melatih kemampuan yag dapat dikerjakan
4) Membuat jadwal kegiatan harian
5) Melakukan kegiatan sesuai jadwal kegiatan harian
b. Evaluasi kemampuan keluarga (pelaku rawat) harga diri rendah berhasil
apabila keluarga dapat:
1) Mengenal harga diri rendah yang dialami pasien (pengertian, tanda dan
gejala, proses terjadinya harga diri rendah, dan akibat jika harga diri
rendah tidak diatasi)

9
2) Mengambil keputusan merawat harga diri rendah
3) Merawat harga diri rendah
4) Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien
untuk meningkatkan harga dirinya
5) Memantau peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi harga diri
rendah
12. Discharge Planning
a. Obat
1) Pasien dan keluarga perlu diberi tahu jenis obatnya dan manfaat
masing-masing obat, dosis, waktu pemberian serta efek samping yang
mungkin timbul serta upaya penanganannya.
2) Pasien dan keluarga harus menjaga keteraturan minum obat
3) Pasien harus minum obat sesuai aturan
b. Lingkungan hidup (Environment)
1) Pasien kembali ke lingkungan aman
2) Lingkungan harus dikondisikan agar mampu menerima pasien apa
adanya
3) Lingkungan tidak mengucilkan
4) Lingkungan harus mendukung pemulihan orang dengan gangguan
jiwa (memberi aktivitas fisik)
c. Pengobatan (Treatment)
1) Pasien perlu kontrol ecara teratur dalam waktu yang cukup lama
2) Perlu didiskusikan bagaimana pengelolaan obat dirumah
d. Edukasi kesehatan
1) Keluarga diberitahu apa yang terjadi pada pasien, tanda dan gejala ,
faktor predisposisi dan presipitasi
2) Keluarga harus diajarkan bagaimana cara merawat kelarga yang
mengalami gangguan jiwa dirumah
3) Pasien dan keluarga diberitahu bagaimana cara mempertahankan
kesehatannya

1
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, N. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, B.A. 2011. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC.
Kemenkes RI. 2013. Katalog dalam Terbitan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia : Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2012.
Jakarta : Kementerian Kesehatan.
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Diperoleh pada Tanggal 24 November 2017.
Dari:http://www.Litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/lapora n-
riskesdas 2013.pdf.
Stuart, G.W. 2013. Principle and of Practice of Psychiatric Nursing. Edisi 7.
Mosby: Philadhepia.
Wilkinson, J. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. (7th ed.). Jakarta : EGC.
Yosep, I. 2013. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

You might also like