You are on page 1of 81

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI NILAI DASAR ASN, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS


MENUJU SMART GOVERNANCE

“POMASIAKA”
(Pelayanan Home Care Lansia Terabaikan ) di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri

Disusun oleh :
Nama : dr. Muhammad Faisal Sarif, S.Ked
NDH : C30
NIP : 19950623 202203 1 011

Jabatan : AHLI PERTAMA - DOKTER


Instansi : KABUPATEN BUTON UTARA

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CXLIX


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
2022
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A PuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905

HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
MENUJU SMART GOVERNANCE

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CXLIX


TAHUN 2022

“POMASIAKA”
(Pelayanan Home Care Lansia Terabaikan ) di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri

Nama : dr. Muhammad Faisal Sarif, S.Ked


NDH : C30
NIP : 19950623 202203 1 011
Jabatan : Ahli Pertama - Dokter
Instansi : Pemerintah Kabupaten Buton Utara

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal : 21 Oktober 2022


di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara

Mengetahui
COACH, MENTOR,

K
MARYONO ABDULLAH, SE DEWI PURNAMA SHANTY ,S.Tr.Keb
NIP.19780316 200701 1 010 NIP. 19891205 201101 2 009

i
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A PuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS


MENUJU SMART GOVERNANCE

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CXLIX


TAHUN 2022

“POMASIAKA”
(Pelayanan Home Care Lansia Terabaikan ) di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri
Nama : dr. Muhammad Faisal Sarif, S.Ked
NDH : C30
NIP : 19950623 202203 1 011
Jabatan : Ahli Pertama - Dokter
Instansi : Pemerintah Kabupaten Buton Utara
Telah diterima dan diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar/ Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang diselenggarakan
pada tanggal: 21 Oktober 2022

Kendari, 21 Oktober 2022

PENGUJI, COACH, MENTOR,

S
RAHMAD DWI ANTO,.S.STP.,M.Si MARYONO ABDULLAH , SE DEWI PURNAMA SHANTY, S.Tr.Keb
NIP. 19860310 200602 1 002 NIP. 19780316 200701 1 010 NIP. 19891205 201101 2 009

Mengetahui :

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

Dra. Hj. YUNI NURMALAWATI, M.Si


NIP. 19700626 198909 2 001

KATA PENGANTAR
ii
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan laporan aktualisasi dengan judul “POMASIAKA” (Pelayanan Home
Care Lansia Terabaikan) di wilayah kerja Puskesmas Waode Buri tepat pada waktunya. Shalawat
dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita
menjadi manusia yang berakhlak mulia.
Penyusunan laporan aktualisasi ini untuk memenuhi salah satu satu tugas aktualisasi
Pelatihan Dasar CPNS Angkatan CXLIX Gol.III Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Kabupaten Buton Utara bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Tenggara. Aktualisasi dan Habituasi secara substansi
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku dan nilai-
nilai dasar ASN yang terdiri dari: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK).
Sebagai peserta pada Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2022 Angkatan CXLIX, penulis
menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan laporan aktualisasi ini dapat terwujud atas
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Ridawan Zakariah, M.Si selaku Bupati Buton Utara yang telah memberikan
kepercayaan untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Angkatan CXLIX Tahun 2022;
2. Ibu Dra. Hj. Yuni Nurmalawati, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III Angkatan CXLIX Tahun 2022;
3. Bapak Alimin, S.Sos, M.Eng selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Buton Utara beserta
jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan CXLIX Tahun 2022;
4. Ibu Dewi Purnama Shanty, S.Tr.Keb selaku Kepala UPTD Puskesmas Waode Buri dan juga
selaku mentor yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan arahan kepada penulis
sehingga laporan aktualisasi ini dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya;
5. Rahmad Dwi Anto, S.STP., M.Si selaku penguji yang memberikan kritikan dan saran demi
perbaikan berkelanjutan dalam penyusunan laporan aktualisasi ini;
6. Maryono Abdullah, S.E selaku Coach yang senantiasa dengan sabar dan teliti dalam proses
pembimbingan penyusunan laporan aktualisasi ini;
7. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan banyak ilmu terkait nilai dasar ASN

iii
BerAKHLAK yang sangat bermanfaat khususnya nanti pada saat kegiatan aktualisasi dan
habituasi di unit kerja;
8. Seluruh Panitia, Binsu yang telah memfasilitasi para peserta Diklatsar dengan baik;
9. Seluruh keluarga besar, terutama orang tua, istri, anak dan saudara-saudara penulis yang
selalu mendukung dan mendoakan sepenuh hati demi terciptanya rancangan aktualisasi ini;
10. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CXLVII, CXLVIII dan CL
Tahun 2022 yang memberi banyak kesan persahabatan dan persaudaraan, satu rasa dan satu
tujuan yaitu masuk sama-sama, keluar sama-sama;
11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan laporan kegiatan ini.

Penulis menyadari bahwa proses penyusunan laporan aktualisasi ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu,
segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan guna mengoptimalkan
pelaporan kegiatan aktualisasi dan habituasi dari nilai dasar ASN nantinya serta dapat memberikan
manfaat untuk semua pihak.

Kendari, Oktober 2022

dr. Muhammad Faisal Sarif, S.Ked

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................................vii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................................................2
1.3 Manfaat.......................................................................................................................................3
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan............................................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU..................................................................4
2.1 Gambaran Umum Organisasi......................................................................................................4
2.2 Profil Peserta..........................................................................................................................8
2.3 Konsepsi Nilai-Nilai Dasar ASN................................................................................................9
2.4 Kedudukan dan Peran ASN dalam Mewujudkan Smart Governance sesuai Peraturan
Perundang-Undangan yang Berlaku.....................................................................................18
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI......................................................................................23
3.1 Identifikasi, Penetapan dan Analisis Isu...............................................................................23
3.2 Gagasan Kreatif / Terpilih dan Kegiatan sebagai Pemecahan Isu........................................27
3.3 Deskripsi / Penjelasan Kegiatan...........................................................................................27
4.1 Realisasi Kegiatan.....................................................................................................................28
4.2 Capaian Aktualisasi..................................................................................................................31
4.3 Matrik Rekapitulasi Realisasi Habituasi Nilai-Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)...................67
4.4 Capaian Penyelesaian Core Isu.................................................................................................68
4.5 Manfaat Terselesaikanya Core Isu............................................................................................68
BAB V PENUTUP............................................................................................................................69
5.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................69
5.2 SARAN /REKOMENDASI...................................................................................................69
5.3 RENCANA TINDAK LANJUT HASIL AKTUALISASI...................................................70
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................71

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Penduduk wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Tahun 2022................................5
Tabel 2 Distribusi Ketenagaan Pegawai di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Tahun 2022..........7
Tabel 3 Distribusi Ketenagaan PNS dan Non PNS di Wialayah Kerja Puskesmas Waode Buri Tahun
2022.........................................................................................................................................................8
Tabel 4 Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi.......................................................................23
Tabel 5 Penentuan Isu Prioritas Menggunakan Metode APKL............................................................25
Tabel 6 Realisasi Kegiatan....................................................................................................................28
Tabel 7 Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi Nilai-Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)................67
Tabel 8 Capaian Penyelesaian Core Isu...............................................................................................68
Tabel 9 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi................................................................................70

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Wilayah Puskesmas Waode Buri................................................................................................5


Gambar 2 Road Mapping Faktor Penyebab Masalah.........................................................................................26
Gambar 3 Menyiapkan Bahan Konsultasi.........................................................................................................31
Gambar 4 Bahan Konsultasi Kepada Pimpinan/Mentor Telah Siap..................................................................32
Gambar 5 Menyampaikan Rencana Kegiatan Aktualisasi Kepada Pimpinan/Mentor.......................................33
Gambar 6 Catatan Saran dari Mentor/Pimpinan................................................................................................33
Gambar 7 Meminta Persetujuan Pimpinan/Mentor............................................................................................34
Gambar 8 Surat Persetujuan dari Mentor/Pimpinan..........................................................................................35
Gambar 9 Membuat Jadwal Pertemuan Sekaligus Koordinasi..........................................................................36
Gambar 10 Koordinasi Penyesuaian Data Lansia..............................................................................................37
Gambar 11 Catatan Penyesuaian Data Lansia...................................................................................................37
Gambar 12 Mencatat Data Lansia yang Telah Disesuaikan...............................................................................38
Gambar 13 Data Lansia Prioritas POMASIAKA..............................................................................................39
Gambar 14 Mencari Referensi SOP...................................................................................................................40
Gambar 15 Referensi SOP Pelaksanaan Kegiatan.............................................................................................40
Gambar 16 Menyusun Rancangan SOP.............................................................................................................41
Gambar 17 Rancangan SOP Pelaksanaan Kegiatan Siap di Usulkan.................................................................41
Gambar 18 Melakukan Koordinasi dengan Mentor/Pimpinan...........................................................................42
Gambar 19 Catatan Saran dari Mentor/Pimpinan Terkait SOP..........................................................................43
Gambar 20 Menyusul Kembali Rancangan SOP...............................................................................................44
Gambar 21 Mengesahkan SOP Pelaksanaan Kegiatan......................................................................................44
Gambar 22 SOP Pelaksanaan Kegiatan Yang Telah di Sahkan.........................................................................45
Gambar 23 Mencari Referensi Pembuatan Media Edukasi................................................................................46
Gambar 24 Referensi Media Edukasi................................................................................................................46
Gambar 25 Membuat Desai Media Edukasi......................................................................................................47
Gambar 26 Media Edukasi Leaflet Untuk Care Giver.......................................................................................47
Gambar 27 Konsultasi Media Edukasi yang Telah di Desain Kepada Mentor/Pimpinan..................................48
Gambar 28 Catatan Saran Dari Mentor Terkait Media Edukasi........................................................................49
Gambar 29 Media Edukasi Siap Cetak..............................................................................................................50
Gambar 30 Koordinasi Jadwal Pertemuan.........................................................................................................51
Gambar 31 Rapat Pertemuan Pembentukan serta Sosialisasi Tim POMASIAKA.............................................52
Gambar 32 Daftar Hadir Pertemuan..................................................................................................................52
Gambar 33 Melaporkan Hasil Pertemuan Kepada Mentor/Pimpinan................................................................53
Gambar 34 Catatan Saran dari Mentor/Pimpinan Terkait TIM POMASIAKA.................................................54
Gambar 35 Pengesahan TIM POMASIAKA.....................................................................................................55
Gambar 36 SK TIM POMASIAKA..................................................................................................................55
Gambar 37 Pembuatan Surat Pemberitahuan Kegiatan.....................................................................................56
Gambar 38 Surat Pemberitahuan Kegiatan Siap di Sebar..................................................................................56
Gambar 39 Koordinasi dengan Aparat Desa Terkait Pelaksanaan Kegiatan......................................................57
Gambar 40 Disposisi Persetujuan Pelaksanaan Kegiatan dari Desa..................................................................58
Gambar 41 Pembuatan Jadwal Kegiatan Yang di Sesuaikan dengan Jadwal Pada Rancangan Kegiatan..........59
Gambar 42 Persiapan Alat dan Bahan...............................................................................................................60
Gambar 43 Pelaksanaan Kegiatan Home Care Terpadu Oleh TIM POMASIAKA...........................................61
Gambar 44 Daftar Hadir Pelaksanaan Kegiatan................................................................................................61
Gambar 45 Edukasi Care Giver.........................................................................................................................62
Gambar 46 Kuisioner Yang Telah Di Isi Responden.........................................................................................63
Gambar 47 Hasil Evaluasi Kuisioner.................................................................................................................64
Gambar 48 Membuat Laporan Kegiatan............................................................................................................64
Gambar 49 Laporan Kegiatan yang Telah di Buat.............................................................................................65
Gambar 50 Menyampaikan Laporan Hasil Kegiatan Kepada Mentor/Pimpinan...............................................66
Gambar 51 Surat Telah Melaksanakan Aktualisasi...........................................................................................66

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
professional, berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Puskesmas merupakan unit penyedia layanan kesehatan primer yang menjadi ujung
tombak pelayanan publik dibidang kesehatan. Puskesmas memiliki peran yang sangat
penting sebagai pelaksana kebijakan kesehatan dari pemerintah karena bersentuhan
langsung dengan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES)
No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menjelaskan bahwa
Puskesmas adalah pusat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dengan lebih mengutamakan
upaya promotiv dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang tinggi di
wilayah kerjanya.
Salah satu dampak keberhasilan pembangunan kesehatan adalah terjadinya
penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan umur
harapan hidup penduduk Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas 2007, Umur Harapan
Hidup (UHH) di Indonesia meningkat dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,6 tahun
pada tahun 2010. Pada tahun 2014 meningkat menjadi 72 tahun. Kondisi tersebut
mengakibatkan terjadinya peningkatkan jumlah penduduk Lanjut Usia. Menurut hasil
Sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk lanjut usia Indonesia adalah 18, 04 juta jiwa
atau 7,6 % dari total jumlah penduduk. Pada tahun 2025 diperkirakan jumlah penduduk
lanjut usia akan meningkat menjadi 36 juta jiwa.
Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia juga akan mempengaruhi angka beban
ketergantungan. Rasio ketergantungan penduduk tua (old dependency ratio) adalah angka
yang menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk tua terhadap penduduk usia produktif.
Angka tersebut merupakan perbandingan antara jumlah penduduk tua (60 tahun ke atas)
dengan jumlah penduduk produktif (15-59 tahun). Untuk mengurangi beban
ketergantungan ini upaya yang dilakukan agar penduduk lanjut usia bisa hidup mandiri dan
1
tetap produktif harus ditingkatkan.

Secara alami proses menjadi tua mengakibatkan seseorang mengalami perubahan


fisik dan mental, spiritual, ekonomi dan sosial. Salah satu permasalahan yang sangat
mendasar pada lanjut usia adalah masalah kesehatan sehingga diperlukan pembinaan
kesehatan pada kelompok pra lanjut usia dan lanjut usia, bahkan sejak usia dini. Masalah
kesehatan yang dialami oleh lanjut usia adalah munculnya penyakit degeneratif akibat
proses penuaan, gangguan gizi (malnutrisi) penyakit infeksi serta masalah kesehatan gigi
dan mulut.
Puskesmas sebagai unit terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat maupun
perorangan telah tersedia disemua kecamatan. Sehubungan dengan hal tersebut Puskesmas
diharapkan mampu melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif tingkat
dasar bagi Lanjut Usia Pelayanan kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas harus dilakukan
secara profesional dan berkualitas, paripurna, terpadu dan terintegrasi dengan
memperhatikan aspek geriatri pada Lanjut Usia.
Data rekapitulasi jumlah lansia yang tergabung dalam program prolanis di wilayah
kerja Puskesmas Waode Buri sebanyak 380 peserta, 42 peserta merupakan lansia dengan
gangguan kesehatan multisistem yang menyebabkan adanya keterhambatan dalam
aktivitas fisik sehari hari. Keterhambatan tersebut menyebabkan pasien ketergantungan
kepada keluarga dan juga kesulitan pasien untuk mengakses layanan di pusat kesehatan
yang pada akhirnya menyebabkan pasien terabaikan.
Oleh karena itu perlu adanya pemeriksaan kesehatan terpadu yang di lakukan di
rumah atau Home Care oleh petugas kesehatan. Pemeriksaan tersebut di barengi edukasi
kepada keluarga selaku pemberi perawatan (care giver) mengenai tata cara perawatan
pasien. Berdasarkan masalah-masalah dalam aktualisasi ini, maka penulis mengangkat
judul “POMASIAKA” (Pelayanan Home Care Lansia Terabaikan) di wilayah kerja
Puskesmas Waode Buri.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum
Tujuan umum kegiatan aktualisasi ini adalah teraktualisasinya nilai-nilai dasar
ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmoni,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif); dan mengaktualisasi kedudukan dan peran ASN
dalam melaksanakan tugas sebagai Dokter Ahli Pertama di UPTD Puskesmas Waode
Buri Kabupaten Buton Utara.

2
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus kegiatan aktualisasi ini adalah terwujudnya pelayanan Home
Care lansia terabaikan di wilayah kerja Puskesmas Waode Buri sesuai nilai-nilai
dasar ASN.

1.3 Manfaat

a. Manfaat Untuk Penulis


Memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yang BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmoni, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai ASN di UPTD
Puskesmas Waode Buri Kabupaten Buton Utara.
b. Manfaat Untuk Organisasi
Membantu mewuudkan Visi dan Misi UPTD Puskesmas Waode Buri serta
meningkatkan kualitas mutu pelayanan.
c. Manfaat Untuk Masyarakat
Mendapatkan kepuasan atas pelayanan kesehatan yang ditberikan oleh UPTD
Puskesmas Waode Buri, serta menambah pengetahuan bagi para pemberi perawatan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan.

1.4 Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan aktualisasi adalah pelayanan Home Care pada
lansia terabaikan. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off class) ini dilaksanakan
berdasarkan kalender Latihan Dasar CPNS Golongan III yaitu dimulai tanggal 09
September – 18 oktober 2022. Lokasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini bertempat di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Waode Buri Kabupaten Buton Utara.

Beberapa definisi operasional dalam rancangan pelaksanaan aktualisasi ini yaitu :


1. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas
2. Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan/atau gangguan
akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang
membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan pendekatan multidisiplin
3. Kategori lansia yang mendapatkan pelayanan home care adalah pasien geriatri yang
tidak mampu secara fungsional untuk mandiri di rumah namun tidak terdapat
indikasi untuk dirawat di rumah sakit dan secara teknis sulit untuk berobat jalan di
Puskesmas

3
4. Lansia terabaikan adalah pasien geriatri yang kurang mendapatkan perhatian
dan perawatan dari keluarga.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN
PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU

2.1 Gambaran Umum Organisasi

2.1.1 Keadaan Wilayah dan Letak Geografi


Puskesmas Waode Buri secara geografis terletak di daratan pesisir pantai
dengan luas 4900 km2 yang terletak di tengah dari tempat pemukiman masyarakat
sehingga pelayanan kesehatan sangat mudah untuk dijangkau baik dari petugas
kesehatan maupun masyarakat. Puskesmas Waode Buri merupakan Puskesmas
induk non perawatan atau bukan Puskesmas rawat inap , Puskesmas Waode Buri
berdiri diatas lahan seluas 75x75 m2 , Dengan luas gedung 5184m2 terletak di
Desa Wamboule. Ditinjau dari letak geografisnya Puskesmas Waode Buri
imempunyai batas – batas sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan Dengan desa Pebaoa
b. Sebelah timur berbatasan Dengan Laut Banda
c. Sebelah selatan berbatasan Dengan DesaTomoahi ( kecamatan kulisusu )
d. Sebelah barat berbatasan Dengan Kulisusu Barat.
Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri terdiri dari 7 (tujuh) Desa yaitu Desa
E,erinere, Desa Ulunambo, Desa Wamboule, Desa Waode Buri, Desa Lelamo,
Desa Labelete, Desa Petetea’a.

Gambar 1 Peta Wilayah Puskesmas Waode Buri


Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Waode Buri pada tahun 20202

5
sebanyak 4214 jiwa yang terhimpun dalam 1.1025 KK di 7 Desa yaitu (Desa
E’erinere, Desa Ulunambo, Desa Waode Buri, Desa Wamboule, Desa Lelamo, Desa
Labelete,dan Desa Petetea’a). Lebih jelasnya terdapat pada Tabel 1. Distribusi
Penduduk wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri.
Tabel 1 Distribusi Penduduk wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Tahun 2022.

NO DESA JUMLAH JIWA JUMLAH KK

1 E’ERINERE 297 73

2 ULUNAMBO 909 206

3 WAMBOULE 476 116

4 WAODE BURI 1071 269

5 LELAMO 949 214

6 LABELETE 415 108

7 PETETEA’A 97 39

TOTAL 4.214 1.025

2.1.2 Visi, Misi, Tujua, Motto dan Tata Nilai Organisasi


A. Visi UPTD Puskesmas Waode Buri
Visi UPTD Puskesmas Waode Buri adalah “Tercapainya Pelayanan
Puskesmas yang Bermutu, Profesional, dan Mandiri menuju Masyarakat
Kulisusu Utara yang Maju dan Sejahtera” Visi ini perlu ditanamkan pada
setiap unsur UPTD Puskesmas Waode Buri sehingga menjadi visi bersama
yang pada hakekatnya mampu mengarahkan dan menggerakkan segala
komponen.
B. Misi UPTD Puskesmas Waode Buri

Untuk mewujudkan visi tersebut, Puskesmas Waode Buri memiliki


beberapa misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, professional,
merata dan terjangkau oleh masyarakat secara efesien dan nefektif.
2. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal

6
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berprilaku sehat dan
hidup dalam lingkungan yang sehat dalam upaya kesehatan secara
komprehensif.

C. Motto dan Tata Nilai

Guna Mewujudkan Visi dan Misi tersebut RSUD Kabupaten Buton


Utara menerapkan Motto Melayani dengan Ikhlas dan Profesional dengan tata
nilai yakni
W : Wawasan Intelektual
A : Amanah Dalam Melaksanakan Tugas
O : Optimis Dalam Bekerja
D : Dedikasi Tinggi Terhadap Pelayanan
E : Empati Dalam Melayani Masyarakat
B : Budaya Hidup Bersih dan Sehat
U : Upaya Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera
R : Ramah Dalam Memberikan Pelayanan (3S)
I : Inovatif dan Produktif

2.1.3 Struktur Organisasi


Puskesmas Waode Buri kedudukannya diatur dan ditetapkan berdasar
Perbub Kabupaten Buton Utara Tahun 2019 tentang Organisasi Perangkat
Daerahnya dan Tata Kerja SKPD merupakan unsur pendukung tugas pemerintah
daerah di bidang kesehatan, bertanggung jawab kepada Bupati melalui Dinas
Kesehatan serta melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Dinas
Kesehatan.

2.1.4 Data dan Sumber Daya Unit Kerja

Berikut data ketenagaan pegawai Puskesmas Waode Buri dan jaringan

Puskesmas per 31 Desember 2022 :

7
Tabel 2 Distribusi Ketenagaan Pegawai di Wialayah Kerja Puskesmas Waode Buri Tahun 2022

Status
No Nama Jabatan
PNS PTT Honorer Sukarela Jumlah

1 Dokter umum 1 0 0 0 1
2 Dokter gigi 1 0 0 0 1
3 Apoteker 0 0 0 0 0
4 Asisten Apoteker 0 0 2 0 2
5 Perawat 9 0 9 0 18
6 Perawat Gigi 1 0 1 0 2
7 Bidan 8 0 9 0 17
8 Sanitarian 1 0 2 0 3
Pranata
9 Laboratorium 0 0 1 0 1
Kesehatan
10 Nutrisionis 2 0 4 0 6
11 Penyuluh Kesehatan 1 0 2 0 3
Epidemiologi
12 0 0 0 0 0
Kesehatan
13 Perekam Medis 0 0 1 0 1
14 Fisioterapis 0 0 0 0 0
Pengadministraian
16 0 0 5 0 5
Umun
17 Pekarya 1 0 0 0 1
18 Security 0 0 1 0 1
19 Cleaning Service 0 0 2 0 2
JUMLAH 25 0 39 0 64
Sumber : Bagian Kepegawaian Puskesmas Waode Buri tahun 2022
Dari tabel diatas ketersediaan SDM di Puskesmas Waode Buri sebanyak 76
orang yang terdiri dari 26 PNS dan 50 Non PNS. Dan penempatan di Puskesmas
sebanyak 76 orang Berikut persentase tenaga di tabel bawah ini :

Tabel 3 Distribusi Ketenagaan PNS dan Non PNS di Wialayah Kerja Puskesmas Waode Buri
Tahun 2022

Keterangan Total

PNS 27
NON PNS 52
Sumber : Bagian Kepegawaian Puskesmas Waode Buri tahun 2022
Dimana dari tabel diatas tenaga Non PNS paling banyak didapati sebanyak 52
orang, dan tenaga PNS sebanyak 27 orang.

8
2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Tugas pokok dan fungsi puskesmas berdasarkan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 2019 Pasal 4: Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan wilayah kerjanya. Untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan
keluarga. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
salah satu cara puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya dengan mendatangi keluarga. Tugas pokok dan fungsi puskesmas
berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2019 Pasal 5 :
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

2.2 Profil Peserta

1. Data Pribadi 2. Riwayat Pekerjaan


Nama : dr. Muhammad Faisal Sarif 2020 – 2021 : RSUD Kota Kendari

NIP : 19950623 202203 1 011 2020 - 2021 : Puskesmas Lepo-Lepo


Pangkat/Gol : Penata Muda / IIIb 2021 – 2022 : Puskesmas Kulisusu

Jabatan : Ahli Pertama – Dokter Umum 2021 – 2022 : Puskesmas Waode Buri
Unit Kerja : Puskesmas Waode Buri,
Kabupaten ButoUtara

2.2.1 Tugas Pokok Ahli Pertama – Dokter Umum


Tugas pokok dan fungsi dokter umum berdasarkan KEMENPAN Nomor :
139/KEP/M.PAN/11/2003 yaitu:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama.
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum
5. Melakukan pelayanan gizi
6. Menumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
7. Melakukan penyuluhan medik

9
8. Membuat catatan medik rawat jalan
9. Membuat catatan medik rawat inap
10. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
11. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
12. Menguji kesehatan individu
13. Menjadi tim penguji kesehatan
14. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
15. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
16. Menjadi saksi ahli
17. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
18. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
19. Melakukan tugas jaga/panggilan on call
20. Melakukan tugas jaga di tempat/ di rumah sakit
21. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien

2.3 Konsepsi Nilai-Nilai Dasar ASN

2.2.1 Berorientasi Pelayanan


Berorentasi pelayanan merujuk pada 3 hal, yaitu memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat, ramah cekatan, solutif dan dapat diandalkan, serta
melakukan perbaikan tiada henti. Pelayanan publik adalah semua jenis pelayanan
untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang
memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang atau jasa yang memiliki
eksternalitas tinggi dan sangat diperlukan masyarakat serta penyediaanya terkait
dengan upaya mewujudkan tujuan bersama yang tercantum dalam konstitusi
maupun dokumen perencanaan pemerintah, baik dalam rangka memenuhi hak dan
kebutuhan dasar warga, mencapai tujuan strategis pemerintah, dan komitmen dunia
internasional. Penyelenggaraan pelayanan publik memiliki unsur penting yang harus
ada, yaitu:
1. ASN sebagai penyelenggara;
2. Publik/masyarakat sebagai penerima layanan;
3. Kepuasaan masyarakat/pelanggan (costumer satisfaction).
Menurut UU No. 25 tahun 2009 masyarakat adalah seluruh pihak, baik
warga negara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun
badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik baik
10
secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan penyelenggara pelayanan
publik adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen
yang semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Adapun hal fundamental dalam
pelayanan publik, yaitu:
1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi;
2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara;
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang
strategis bagi kemajuan bangsa dimasa yang akan datang;
4. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan- kebutuhan
dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk
memberikan perlindungan bagi warga negara (proteksi).
Pelayanan prima penting dilakukan karena memberi kepuasan pelanggan
sebagai sarana untuk menghadapi kompetisi dimasa yang akan datang, kepuasan
pelanggan adalah promosi terbaik, kepuasan pelanggan merupakan aset terpenting,
kepuasan pelanggan menjamin pertumbuhan dan perkembangan organisasi,
pelanggan makin kritis dalam memilih produk atau jasa, pelanggan puas akan
kembali (costumer retention), dan pelanggan yang puas mudah memberikan
referensi. Adapun prinsip dalam pelayanan publik, yaitu:

1) Transparan: Penyelenggara pelayanan penyelenggara pelayanan public harus


menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait
dengan pelayan public yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan,
prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harus diberi akses yang
sebesar-besarnya untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan;
2) Partisipatif: Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
3) Responsif: pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan
warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik
yang mereka butuhkan, akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan
pelayanan;
4) Tidak diskriminatif: pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara lainnya;
5) Mudah dan murah; mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut
masuk akanl dan mudah untuk dipenuhi. Murah artinya biaya yang dibutuhkan
11
oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh
warga negara;
6) Efektif dan efisien: penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;
7) Aksesibel: pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan non fisik:
8) Akuntabel: penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan
fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak
yang mereka bayar;
9) Berkeadilan: salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara dari
praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain.
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 mengenai pelayanan
publik, terdapat strategi peningkatan pelayanan prima, yaitu:
1) Menerapkan standar pelayanan dan maklumat pelayanan;
2) Melaksanakan survey kepuasan masyarakat, minimal 1 tahun sekali;
3) Pengelolaan pengaduan masyarakat;
4) Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan
5) Pengembangan inovasi;
6) Replikasi best practice;
7) Perbaikan berkelanjutan
Masyarakat memiliki keterlibatan dalam rangka peningkatan pelayanan
prima, meliputi: penyusunan kebijakan, penyusunan standar pelayanan dan
maklumat pelayanan, serta penyampaian dan pengelolaan pengaduan pelayanan
publik. Pelayanan publik yang diberikan harus berinovasi yang bertujuan
memberikan pelayanan yang bermutu sehingga custumer merasa senang.

2.2.2 Akuntabel
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat. Dalam konteks ASN akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik
kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza
12
dan Zonke, 2017). Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik;
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Adapun pedoman prilaku akuntabilitas, yaitu :
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi;
2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi,
dan akuntabilitas stakeholder. Adapun cara menciptakan lingkungan akuntabel,
yaitu:
1. Kepemimpinan : Adanya komitmen yang tinggi falam melakukan pekerjaan
sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen;
2. Transparansi : Mendorong komunikasi, memberikan perlindungan, dan
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan;
3. Integritas: Suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua
hukum yan berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang
berlaku;
4. Tanggung jawab (responsibility): Kewajiban bagi setiap individu dan lembag
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap Tindakan yang telah dilakukan;
5. Keadilan: Landasan utama dari akuntabilitas. keadilan harus dipelihara Dan
dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya;
6. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain,
lingkungan akuntabilitas tidak akan lahirdari hal-hal yang tidak dapat dipercaya;
7. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta

13
harapan dan kapasitas;
8. Kejelasan: Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas;
9. Konsistensi: Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten
dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya
komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.

2.2.3 Kompeten
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang terindikasikan dalam kemampuan dan prilaku seseorang sesuai
tuntutan pekerjaan. Adapun prinsip pengembangan kompetensi ASN, yaitu:
1. Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun individu
melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan pegawai;
2. Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi;
3. Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan;
4. Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan
jabatan dan pengembangan karir.
Menurut PP No. 11 tahun 2017 pengembangan kompetensi dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu pendidikan dan pelatihan. Pada proses
pendidikan dapat dilakukan dengan pemberian tugas belajar yang bertujuan
memenuhi standar kompetensi jabatan dan pengembangan karir. Sedangkan
pelatihan dilakukan dengan dua metode, yaitu klasikal berupa pembelajaran
tatap muka di dalam kelas seperti pelatihan, seminar, kursus dan penataran.
Metode kedua yaitu dengan non klasikal melalui e-learning bimbingan di tempat
kerja, pelatihan jarak jauh, magang, dan pertukaran antara PNS sengan pegawai
swasta paling lama 1 tahun dengan koordinasi LAN dan BKN. Kompeten
memiliki tiga aspek penting, yaitu:
1. Meningkatkan kompetensi diri: Merubah mindset, menembangkan mandiri
secara heutagogik atau "net-centric", memanfaatkan sumber keahlian
pakar/konsultan, dan melakukan jejaring formal/informal;
2. Membantu orang lain belajar: Aktif dalam pasar pengetahuan, memanfaatkan
dokumen kerja, aktif mengakses dan mentransfer pengetahuan, dan sosialisasi
14
informal;
3. Melaksanakan tugas terbaik: pengetahuan menjadi karya, makna hidup dan
bekerja baik, serta tipikal individu semangat berkarya.
2.2.4 Harmonis
Menurut kamus besar bahasa Indonesia harmonis bersangkut paut dengan
harmoni; seia sekata. Harmoni adalah kerjasama antara berbagai factor dengan
sedemikian rupa hingga factor-faktor tersebut dapat menghasilkan
suatukesatuan yang luhur. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan
membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerjasama, meningkatkan
produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Penegakkan etika ASN terjabarkan dalam
undang-undang No. 5 tahun 2014. Upaya mewujudkan keharmonisan dapat
dilakukan dengan memahami tugas seorang ASN, yatu melaksanakan kebijakan
publik, memeberikan pelayanan publik yang berkualitas dan professional, dan
mempererat persatuan dan kesatuan Negara kesatuan Republik Indonesia.
Adapun pedoman prilaku harmonis, yaitu:
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
2. Suka menolong orang lain;
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
2.2.5 Loyal
Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
"Loial yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau
suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari
kesadaran sendiri pada masa lalu. Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan Negara. Adapun panduan prilaku dari loyal, yaitu:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia pada NKRI serta
pemerintahan yang sah;
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, Instansi, dan Negara;
3. Menjaga rahasia jabatan dan Negara.
2.2.6 Adaptif
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya

15
mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi
sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003). Adaptif merupakan
proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan, penyesuaian terhadap norma-
norma untuk menyalurkan, serta proses perubahan untuk menyesuaikan dengan
situasi yang berubah. Adaptif sebagai nilai ASN dan budaya ASN, terdiri atas:
1. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir
(personal mastery);
2. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama
atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai
bersama (shared vision);
3. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang
organisasi ingin wujudkan (mental model);
4. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
mewujudkan visinya (team learning);
5. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kacamata kuda, atau bermental
silo (systems thinking).

Penerapan budaya adaptif harus mampu mengantisipasi dan beradaptasi


dengan perubahan lingkungan, mendorong jiwa kewirausahaan, memanfaatkan
peluang-peluang yang berubah-ubah, terkait dengan kinerja instansi, serta
memperlihatkan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra,
masyarakat, dan sebagainya. Adapun ciri-ciri individu adaptif, diantaranya:
eksperimen orang yang beradaptasi, melihat peluang di mana orang lain melihat
kegagalan, memiliki sumberdaya, selau berpikir ke depan, tidak mudah mengeluh,
tidak menyalahkan, tidak mencari popularitas, memiliki rasa ingin tahu,
memperhatikan sistem, membuka pikiran dan memahami apa yang sedang
diperjuangkan.
Terdapat 3 komponen dalam pengembangan kapasitas pemerintah adaptif,
yaitu pengembangan SDM adaptif, penguatan organisasi adaptif, dan pembaharuan
institusional adaptif. Adapun pedoman prilaku, yaitu:
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas;
3. Bertindak proaktif.
2.2.7 Kolaboratif
Secara umum kolaborasi adalah hubungan antar organisasi yang saling
16
berpartisipasi dan saling menyetujui untuk bersama mencapai tujuan, berbagi
informasi, berbagi sumberdaya, berbagi manfaat, dan bertanggungjawab dalam
pengambilan keputusan bersama untuk menyelesaikan berbagai masalah. Emily
R. Lai menjelaskan, “Collaboration is the mutual engagement of participants
in a coordinated effort to solve a problem together. Collaborative
interactions arecharacterized by shared goals, symmetry of structure, and a
high degree of negotiation, interactivy, and interdependence.”. Definisi tersebut
menjelaskan bahwa kolaborasi adalah keterlibatan bersama dalam upaya
terkoordinasi untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Interaksi
kolaboratif ditandai dengan tujuan bersama, struktur yang simeteris dengan
negosiasi tingkat tinggi melalui intertivitas dan adanya saling ketergantungan.
Irawan (2017) mengungkapkan bahwa collaborative governance sebagai sebuah
proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan
antar aktor governance. Hal ini mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk
pelayanan publik.
Menurut Ansel dan Gash (2007:544), terdapat 6 kriteria penting untuk
kolaborasi, yaitu, forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga,
peserta dalam forum termasuk aktor nonstate, peserta terlibat langsung dalam
pengambilan keputusan dan bukan hanya '‘dikonsultasikan’ oleh agensi public,
forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif, forum ini bertujuan untuk
membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai
dalam praktik), dan fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
Ada 3 tahapan dalam melakukan assessment terhadap tata kelola kolaborasi,
yaitu:
1. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
2. Merencanakan aksi kolaborasi; dan
3. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.

Model Collaborative Governance Ansan dan Gash (2012), Menurutnya


starting condition mempengaruhi proses kolaborasi yang terjadi, dimana proses
tersebut terdiri dari membangun kepercayaan, face to face dialogue, commitment
to process, pemahaman bersama, serta pengambangan outcome antara. Desain
kelembagaan yang salah satunya proses transparansi serta faktor kepemimpinan
juga mempengaruhi proses kolaborasi yang diharapkan menghasilkan outcome
yang diharapkan. Panduan perilaku kolaboratif organisasi yang memiliki
17
collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
1. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu
terjadi;
2. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati
pekerjaan mereka;
3. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan
mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan
ketika terjadi kesalahan);
4. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi
(universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
5. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
6. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong;
7. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas
layanan yang diberikan.
Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), aktivitas
kolaborasi antar organisasi, yaitu:
1. Kerjasama Informal;
2. Perjanjian Bantuan Bersama;
3. Memberikan Pelatihan;
4. Menerima Pelatihan;
5. Perencanaan Bersama;
6. Menyediakan Peralatan;
7. Menerima Peralatan;
8. Memberikan Bantuan Teknis;
9. Menerima Bantuan Teknis;
10. Memberikan Pengelolaan Hibah;
11. Menerima Pengelolaan Hibah.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga
pemerintah, yaitu kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan,
strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien
efektif antara entitas publik.Sedangkan faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah menurut Custumato (2021), yaitu
ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam

18
kesepakatan kolaborasi, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas. Adapun
panduan prilakunya, yaitu :
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;

2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah;

3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

2.4 Kedudukan dan Peran ASN dalam Mewujudkan Smart Governance sesuai Peraturan
Perundang-Undangan yang Berlaku

2.4.1 Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN


yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman. Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:

1. Kepastian hukum;
2. Profesionalitas;
3. Proporsionalitas;
4. Keterpaduan;
5. Delegasi;
6. Netralitas;
7. Akuntabilitas;
8. Efektif dan efisien;
9. Keterbukaan;
10. Non diskriminatif;
11. Persatuan;
12. Kesetaraan;
13. Keadilan;
14. Kesejahteraan

2.4.2 SMART ASN


Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing
dan menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0
(Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang

19
disiapkan untuk mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class
Government). Profil ASN tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi integritas,
nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing,
berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas. Adapun 8
(delapan) Profil SMART ASN sebagai berikut :

1. Integritas
Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma
dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja,
bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong
terciptanya budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan
beserta risiko yang menyertainya. (Permenpan RB Nomor 60 tahun 2020)
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya
persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu
bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan
bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan
mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan negara
bangsa yang bersangkutan. Dalam implementasinya, seorang ASN harus bekerja
dengan semangat cinta tanah air Indonesia.
3. Profesionalisme
Pengertian profesionalisme, adalah merupakan komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus (Nurita Putranti,
Blog). Oleh karena Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu profesi maka
konsekuensinya harus selalu meningkatkan kemampuannya secara terus menerus
agar dalam melaksanakan tugas atau pekerjakaan dapat dilaksanakan secara
profesional. Berpedoman pada pengertian dimuka, menunjukkan bahwa Pegawai
Negeri Sipil yang merupakan bagian dari profesi agar dapat melaksanakan
pekerjaan secara professional harus diperhatikan dan memperhatikan mengenai
profesionalisme. (Mustaqiem : Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4,
No.2, November 2010)
4. Berwawasan global
ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ birokrasi yang
mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia bekerja
melalui pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampumenemukan dan
20
menggunakan perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala
nasional maupun internasional.
5. Menguasai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat
dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan
efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan
kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
Selain itu, seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
juga memiliki kemampuan menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa
Mandarin dan lain sebagainya.

6. Hospitality

Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan tamu,


pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan memiliki
kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.

7. Entrepreneurship

ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa


kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas, inovatif,
pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan peluang serta
bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa
depan orang banyak, kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat dan
bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan. Dan dengan dimilikinya
kemampuan Enterpreneurship ini maka seorang ASN akan mampu meningkatkan
kinerja dalam setiap waktunya.

8. Networking

Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau


organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun
personal. Literasi digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN
yang berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar
literasi digital, yaitu:
a) Etika bermedia digital
Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
21
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-
hari meliputi:
1) Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata karma, dan
etika berinternet (netiquette);
2) Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax
dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll;
3) Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital
yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku;
4) Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang
digital yang sesuai dengan perturan yang berlaku.
Adapun ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut
pertimbangan perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas
(kejujuran), dan nilai kebajikan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi,
perpartisipasi, berkolaborasi dan bertransaksi elektronik.
b) Budaya bermedia digital
Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar- dasarnya
adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
landasan kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia;
2) Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan
dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme,
dll;
3) Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indoensia baik dan benar dalam
berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika;
4) Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung,
mencintai produk dalam negeri dan kegaitan produktif lainnya.

c) Aman bermedia digital


Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint)

22
pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi);
2) Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data valid dari sumber
yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
3) Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan
menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed;
4) Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi
digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi.
d) Cakap bermedia digital
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system operasi digital dalma
kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (Handphone/HP,
Personal Computer/PC);
2) Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari
informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar;
3) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti setting;
4) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-
commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital.

23
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi, Penetapan dan Analisis Isu

3.1.1. Identifikasi dan Penetapan Isu


Identifikasi dan penetapan isu dilakukan sebelum penetapan judul rancangan
aktualisasi. Penulis melakukan identifkasi dan mendeskripsikan isu-isu dengan
mengacu pada sumber isu dan lingkup isu sesuai dengan data/fakta yang ada. Dari
hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak dan dijadikan
rancangan aktualisasi. Beberapa isu berikut ditemukan oleh penulis dalam menjalankan
tugas dan fungsi sebagai ahli pertama- dokter umu yang melaksanakan pelayanan
kesehatan UPTD Puskesmas Waode Buri Kabupaten Buton Utara. Adapun Identifikasi
isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :

Tabel 4 Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Tugas dan Isu Kondisi Saat Kondisi yang Deskripsi Keterkaitan


Fungsi Teridentifikasi Ini Diharapkan dengan Agenda III
Melakukan Belum Lansia yang Pasien lansia Manajemen ASN:
pelayanan medik terlaksananya memiliki dengan
penyakit kronis Melaksanakan pelayanan
umum rawat kegiatan home keterbatasan cenderung kepada lansia melalui
jalan tingkat care terpadu pada aktivitas membutuhkan home care terpadu dengan
pertama lansia sehari hari perawatan
jangka panjang tanggung jawab, dan
yang di
hal ini integritas tinggi, serta
sebabkan membutuhkan
karena adanya kerja sama memegang teguh nilai
penyakit terpadu antara dasar ASN dan selalu
kronis yang di tenaga menjaga reputasi dan
alami kesehatan dan
keluarga utuk integritas ASN.
membuat membantu
lansia tersebut meningkatkan
sangat sulit kualitas hidup
mengakses pasien.
pelayanan.
Melakukan Kurangnya Pasien Pasien lansia Manajemen ASN:
pelayanan kesadaran lansia mengalami Meningkatkan
medik umum pasien lansia identik suatu proses pemahaman melalui
rawat jalan untuk dengan degenaratif yang pemyuluhan kesehatan
tingkat melakukan kebiasaan menyebabkan dengan tanggung jawab,
pertama pemeriksaan jika tidak kerja organ
dan integritas tinggi, serta
kesehatan rutin merasakan tubuhnya
keluhan menjadi memegang teguh nilai
dasar ASN dan selalu
24
dengan berkurang. menjaga reputasi dan
kesehatanya Pemeriksaan integritas ASN.
maka kesehatan yang
pemeriksaan rutin di lakukan
kesehatan di Puskesmas
ke bertujuan bukan
Puskesmas hanya
tidak di mengobati
perlukan. keluhan namun
juga dapat di
lakukan untuk
identifikasi
secara dini
faktor resiko
penyakit yang
akan di alami
ataupun
mengontrol
penyakit yang di
derita.
Melakukan Belum Pelayanan Pendekatan Manajemen ASN:
pelayanan terpadunya keshatan multidisplin Meningkatkan
medik umum pelayanan pada lansia perlu di lakukan pemahaman tenaga
rawat jalan kesehatan hanya saat melakukan keshatan lainya tentang
tingkat lansia terbatas pelayanan pendekatan multidisiplin
pertama multidisiplin pada kesehatan pada
pada lansia melalui
pelayanan di lansia.
poliklinik sosialisasi dengan
umum. tanggung jawab, dan
integritas tinggi, serta
memegang teguh nilai
dasar ASN dan selalu
menjaga reputasi dan
integritas ASN.

3.1.2. Penetapan Isu


Berdasarkan hasil identifikasi isu yang telah dilakukan, maka akan dilakukan
penetapan isu. Penetapan isu dilakukan dengan metode APKL. Unsur-unsur yang
dinilai menggunakan metode APKL ini adalah Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
dan Layak/ Kelayakan. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang dibicarakan.
Problematik artinya sebuah isu memiliki permasalahan yang kompleks sehingga harus
segera dicarikan solusi permasalahannya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut
hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu yang diangkat masuk akal dan
realistis untuk dipecahkan masalahnya. Tiap kriteria diberikan nilai skala 1 – 5. Isu
yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Berikut merupakan tabel
penetapan isu prioritas dengan menggunakan analisis APKL:
25
Tabel 5 Penentuan Isu Prioritas Menggunakan Metode APKL
Nilai
No. Isu Utama Total Rangking
A P K L
1. Belum terlaksananya kegiatan home care terpadu
5 5 5 5 20 I
pada lansia
2. Kurangnya kesadaran pasien lansia untuk
3 4 4 4 15 II
melakukan pemeriksaan kesehatan rutin
3. Belum terpadunya pelayanan kesehatan lansia 3 4 4 3 14 III
multidisiplin

Keterangan : Kriteria (Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak)


1 = Belum Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak
2 = Kurang Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak
3 = Cukup Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak
4 = Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak
5 = Sangat Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak
Berdasarkan skoring dari Skala Likert pada analisis isu dengan menggunakan
metode APKL tersebut, ditetapkan satu isu prioritas yang memiliki peringkat teratas
adalah “Belum terlaksananya home care terpadu pada lansia”.

3.1.3. Analisis Isu


Berdasarkan isu yang telah ditetapkan menggunakan metode APKL, maka
selanjutnya isu “Belum terlaksananya home care terpadu pada lansia” akan
dianalisis faktor penyebabnya. Analisis faktor penyebab isu dilakukan dengan
menggunakan metode Road mapping. Metode Road Mapping merupakan salah Teknik
analisis isu menggunakan pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra
visual dan prasarana grafis untuk membentuk kesan (Porter, 2009).
Faktor-faktor penyebab isu dapat dilihat pada peta konsep dibawah ini :

Gambar 2 Road Mapping Faktor Penyebab Masalah

Peningkatan Kasus Peningkatan Peningkatan Angka


Lansia Terabaikan Komplikasi Penyakit Kematian

DAMPAK

BELUM TERLAKSANANYA
HOME CARE TERPADU
ISU
PADA
26 LANSIA

FAKTOR PENYEBAB
Penurunan aktivitas
sehari hari akibat Peningkatan Kesulitan akses
penyakit kronis UHH layanan kesehatan

Sehingga berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, maka penulis


memutuskan mengangkat isu yaitu “Belum terlaksananya home care terpadu pada lansia ”,
yang kemudian penulis menetapkan 1 (satu) Judul Rangcangan Aktualisasi sebagai
gagasan pemecahan isu, yaitu: “POMASIAKA (Pelayanan Home Care Lansia
Terabaikan)”.

3.2 Gagasan Kreatif / Terpilih dan Kegiatan sebagai Pemecahan


Melaksanakan Holistik Isu
Home Care
Dari hasil analisis penetapan isu dengan metode APKL, maka isu terpilih adalah
isu terkait belum terlaksananya home care terpadu pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas Waode Buri. Oleh karena, itu muncul gagasan pemecahan isu yaitu
POMASIAKA (Pelayanan Home Care Lansia Terabaikan) di wilayah kerja Puskesmas
Waode Buri. Pelayanan Home Care pada lansia ini perlu di lakukan untuk
meningkatkan cakupan dan juga pemerataan pelayanan kesehatan bagi lansia.

3.3 Deskripsi / Penjelasan Kegiatan

Unit kerja UPTD Puskesmas Waode Buri

Isu yang diangkat Belum terlaksananya Home Care terpadu


pada lansia

Gagasan Pemecahan Isu POMASIAKA (Pelayanan Home Care


Lansia Terabaikan)

Tujuan Meningkatkan pelayanan kesehatan yang


terpadu pada pasien lansia sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidupnya.

Kegiatan 1. Melakukan konsultasi rencana kegiatan


aktualisasi kepada pimpinan
2. Melakukan penyesuaian data lansia
yang akan di kunjungi
3. Menyusun SOP pelaksanaan kegiatan
4. Pembuatan media edukasi Flip Chart bagi
care giver
5. Pembentukan dan sosialisasi kepada tim
Pomasiaka tentang rencana aksi bersama
6. Koordinasi lintas sektor sebelum
27
pelaksanaan kegiatan
7. Pelaksanaan kegiatan
8. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

BAB IV
CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

4.1 Realisasi Kegiatan

Tabel 6 Realisasi Kegiatan

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Realisasi Keterangan

1. Melakukan konsultasi a) Menyiapkan bahan Kegiatan di


rencana kegiatan konsultasi undur di
aktualisasi b) Menyampaikan rencana tanggal 17

kegiatan yang akan September di

dilaksanakan kepada karenakan


Perubahan
pimpinan masih terdapat
kegiatan
c) Meminta persetujuan
pelatihan
dari pimpinan
yang harus di
hadiri.

2. Melakukan penyesuaian a) Membuat jadwal Kegiatan di


data lansia yang akan di pertemuan dengan undur di
kunjungi. programmer lansia. tanggal 17

b) Berkolaborasi dengan September di

programmer lansia karenakan


Perubahan
untuk melakukan masih terdapat

penyesuaian data kegiatan


pelatihan
c) Mencatat jumlah pasien
yang harus di
lansia yang telah di
hadiri.
sesuaikan.

28
3. Menyusun SOP a) Mencari referensi
pelaksanaan kegiatan
b) Menyusun dan
mengusulkan rancangan
SOP

c) Melaksanakan
koordinasi dengan
Sesuai Rancangan (-)
Mentor terkait SOP
yang telah di susun.

d) Menyusun kembali
rancangan SOP

e) Mengesahkan SOP

4. Pembuatan media edukasi a) Mempersiapkan Tahaapan


leaflet referensi kegiatan di

b) Membuat desain percepat


pelaksanaanya
c) Konsultasi dengan Perubahan
di karenakan
pimpinan mengenai isi
bertepatan
materi dan desain
dengan
leaflet
pelatihan
d) Mencetak leflet
lainya yang di
ikuti peserta.

5. Pembentukan dan a) Koordinasi jadwal


sosialisasi kepada tim pertemuan dengan unit
POMASIAKA tentang yang terlibat terkait
rencana aksi bersama pembentukan tim
POMASIAKA

b) Rapat bersama unit


Sesuai Rancangan (-)
terkait sekaligus
sosialisasi tentang tim
POMASIAKA

c) Melaporkan hasil rapat


kepada pimpinan

29
d) Pengesahan tim
POMASIAKA

6. Koordinasi Lintas a) Koordinasi dengan


Sektor Sebelum kepala desa terkait
Pelaksanaan Kegiatan rencana kegiatan yang
akan di lakukan

b) Mendapatkan
Sesuai rancangan (-)
persetujuan dari
pemerintah desa
mengenai rencana
kegiatan

c) Membuat jadwal
kegiatan

7. Pelaksanaan kegiatan a) Persiapan alat dan


POMASIAKA bahan

b) Pelaksanaan kegiatan
Holistik Home Care
dengan item kegiatan
yakni :
- Pengkajian awal
kondisi Kesehatan
pasien oleh
perawat
- Pemeriksaan
Sesuai Rancangan (-)
kesehatan oleh
dokter
- Penilaian status gizi
oleh nutrisionis
- Penilaian kesehatn
gigi dan mulut oleh
drg ataupun perawat
gigi
c) Melakukan edukasi
30
perawatan pasien
kepada keluarga
ataupun pemberi
perawatan (Care
Giver) oleh dokter
dan promoter
kesehatan.

8. Evaluasi dan pelaporan a) Mengevalusai hasil


kegiatan edukasi dengan
menggunakan
kuesioner
Sesuai Rancangan (-)
b) Membuat laporan
evaluasi kegiatan

c) Menyampaikan laporan
kegiatan kepada
pimpinan

4.2 Capaian Aktualisasi

4.2.1 Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi rencana kegiatan aktualisasi.


a. Tahap Kegiatan : Menyiapkan bahan konsultasi.
Tanggal Pelaksanaan : 17 September 2022
Output : Adanya bahan konsultasi, lembar persetujuan dan dokumentasi.

Pada tahap kegiatan ini penulis menyiapkan bahan konsultasi berupa rancangan aktualisasi
yang telah diseminarkan dan di revisi.

31
Gambar 3 Menyiapkan Bahan Konsultasi

Gambar 4 Bahan Konsultasi Kepada Pimpinan/Mentor Telah Siap

Akuntabel : saya telah menyediakan bahan konsultasi merupakan


bentuk tanggung jawab saya dalam melaksanakan tugas
aktualisasi.
Loyal : saya telah berdedikasi untuk rela mengorbankan tenaga,
pikiran, dan waktu demi keberhasilan penyusunan rencana
Keterkaitan dengan kegiatan.
:
Nilai-nilai Dasar Adaptif : saya telah proaktif dengan menyiapkan bahan
konsultasi terlebih dahulu sebelum melakukan kolsultasi
kegiatan.
Kolaboratif : Saya telah membangun kerjasama yang sinergis
dalam upaya memberi kesempatan kepada pimpinan untuk
berkontribusi agar tercapainya rencana kegiatan.

32
b. Tahap Kegiatan : Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kepada
pimpinan/mentor.

Tanggal Pelaksanaan : 19 September 2022


Adanya catatan hasil konsultasi dengan pimpinan.mentor dan
Output :
dokumentasi.

Pada kegiatan ini penulis berkonsultasi dan menjelaskan rancangan aktualisasi yang akan di
lakukan selama aktualisasi dan mentor memberikan arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan.

Gambar 5 Menyampaikan Rencana Kegiatan Aktualisasi Kepada Pimpinan/Mentor

33
Gambar 6 Catatan Saran dari Mentor/Pimpinan

Berorientasi Pelayanan : Dalam melakukan konsultasi saya


telah bersikap ramah dan dapat diandalkan.
Akuntabel : Dalam melaksanakan konsultasi saya telah
menggunakan waktu dengan efektif dan efisien dalam membahas
rancangan kegiatan.
Kompeten : Saya telah belajar dan mengembangkan kapabilitas
sebagai ASN dan akan berupaya lincah dalam konsultasi rencana
pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
Keterkaitan dengan
: Harmonis : Dalam melaksanakan konsultasi saya telah
Nilai-nilai Dasar
menghargai pendapat, ide, saran dan gagasan pemimpin serta
membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Loyal : Saya telah berkomitmen untuk melaksanakan apa yang
diarahkan pimpinan.
Adaptif : Saya telah proaktif berkomunikasi dan berkonsultasi
dengan atasan.
Kolaboratif : Saya telah bersinergi dengan pimpinan untuk
hasil yang lebih baik.
c. Tahap Kegiatan : Meminta persetujuan pimpinan/mentor.

34
Tanggal Pelaksanaan : 19 September 2022
Output : Surat persetujuan dari pimpinan/mentor.
Pada tahap ini penulis meminta surat persetujuan terkait kegiatan yang akan dilakukan.

Gambar 7 Meminta Persetujuan Pimpinan/Mentor

35
Gambar 8 Surat Persetujuan dari Mentor/Pimpinan

Akuntabel : Saya telah bertanggung jawab dan bersikap jujur


pada saat mengkoordinasikan kegiatan yang akan dilakukan
kepada pimpinan.
Keterkaitan dengan
: Harmonis : Saya telah menghargai pendapat atasan dalam
Nilai-nilai Dasar
meminta persetujuan
Kolaboratif : Saya telah menjaga komunikasi dan bertutur
kata dengan sopan dan bersedia bekerja sama.

4.2.2 Kegiatan 2 : Melakukan penyesuaian data lansia yang akan di kunjungi.


a. Tahap Kegiatan : Membuat jadwal pertemuan dengan programmer lansia.
Tanggal Pelaksanaan : 20 September 2022
Output : Adanya jadwal pertemuan dan adanya dokumentasi.
Pada tahap kegiatan ini penulis menetapkan jadwal pertemuan dengan programmer lansia
terkait kegiatan yang di lakukan.

Gambar 9 Membuat Jadwal Pertemuan Sekaligus Koordinasi

Keterkaitan dengan : Akuntabel : Penulis telah konsisten dan bertanggung jawab


Nilai-nilai Dasar terhadap jadwal pertemuan yang telah di sepakati.
Loyal : Penulis telah berkomitmen terhadap jadwal pertemuan
yang telah di tentukan
Adaptif : Penulis telah antusias dan proaktif dalam penentuan
jadwal pertemuan.

36
Kolaboratif : Penulis telah bersedia bekerja sama dan bersinergi
dengan unit yang terlibat terkait penetapan jadwal
Harmonis : Penulis telah selaras dengan unit yang terlibat terkait
penyusunan jadwal pertemuan.
b. Tahap Kegiatan : Berkolaborasi dengan programmer lansia untuk melakukan penyesuaian
data.

Tanggal Pelaksanaan : 20 September 2022


Output : Adanya data lansia yang telah di sesuaikan.
Pada tahap kegiatan ini penulis berkolaborasi dengan programer lansia mengenai penyesuaian
data lansia.

Gambar 10 Koordinasi Penyesuaian Data Lansia

37
Gambar 11 Catatan Penyesuaian Data Lansia

Berorientasi Pelayanan : Penulis telah responsif dalam


penyesuaian data lansia agar pelayanan yang di lakukan dapat
merata.
Akuntabel : Penulis telah bertanggung jawab terhadap data
yang telah di berikan.
Kompeten : Penulis telah memberikan kinerja yang terbaik
Keterkaitan dengan dalam penyesuai data lansia berssama programer.
:
Nilai-nilai Dasar Loyal : Penulis telah antusias dalam menyesuaiakn data
yang di lakukan Bersama programmer.
Kolaboratif : Penulis telah bekerja sama dan bersinergi dengan
programmer dalam menyesuaikan data lansia yang akan di
kunjungi.
Harmonis : Penulis telah membangun suasana yang
kondusif dalam proses penyesuaian data dengan programer
c. Tahap Kegiatan : Mencatat jumlah pasien lansia yang telah di sesuaikan.

Tanggal Pelaksanaan : 21 September 2022


Output : Adanya data lansia yang menjadi prioritas penerima layanan Home

38
Care.
Pada tahap kegiatan ini penulis melakukan pencatatan data yang telah di sesuaikan sehingga di
peroleh data prioritas lansia penerima layanan Home Care.

Gambar 12 Mencatat Data Lansia yang Telah Disesuaikan

Gambar 13 Data Lansia Prioritas POMASIAKA

Keterkaitan dengan : Akuntabel : Penulis telah bertanggung jawab terhadap data lansia
Nilai-nilai Dasar yang di catat.
Loyal : Penulis telah berkontribusi dalam pencatatan data lansia

39
yang telah di sesuaiakan.
Berorientasi pelayanan : Penulis telah responsif, cekatan dan dapat
di andalkan dalam pencatatan data lansia yang telah di sesuaiakan.
Kolaboratif : Penulis telah bersinergi untuk menghasilkan data
yang sesuia.
Harmonis : Penulis telah membangun suasana yang
kondusif dalam pencatatan data yang telah di sesuaiakan.

4.2.3 Kegiatan 3 : Menyusun SOP pelaksanaan kegiatan.


a. Tahap Kegiatan : Mencari referensi.
Tanggal Pelaksanaan : 19 September 2022
Output : Adanya referensi terkait SOP pelaksanaan Home Care.
Pada tahap kegiatan ini penulis mencari referensi terkait pedoman pelayanan lansia yang resmi
di keluarkan oleh Kementrian Kesehatan.

Gambar 14 Mencari Referensi SOP

40
Gambar 15 Referensi SOP Pelaksanaan Kegiatan

Akuntabel : Penulis telah b e r tanggung jawab untuk


kepentingan bersama dilakukan dengan kerja keras
Loyal : Saya telah membuat SOP sebagai wujud
mengaktualisasikan pengamalan pancasila sila ke 3, yaitu rela
Keterkaitan dengan
: berkorban, untuk kepentingan publik
Nilai-nilai Dasar
Adaptif : Saya telah proaktif dengan menyiapkan bahan pembuatan
SOP terlebih dahulu..
Kompeten : Saya telah terus belajar dengan kinerja terbaik untuk
mendapatkan referensi aktual dalam penyusunan SOP.
b. Tahap Kegiatan : Menyusun dan mengusulkan rancangan SOP.

Tanggal Pelaksanaan : 19 September 2022


Output : Adanya rancangan SOP yang siap untuk di usulkan.
Pada tahap kegiatan ini penulis menyusun rancangan SOP yang telah di sesuaiakan dengan
referensi, setelah rancangan rampung penulis kemudian mengusulkan rancangan SOP tersebut
ke mentor/pimpinan.

41
Gambar 16 Menyusun Rancangan SOP

Gambar 17 Rancangan SOP Pelaksanaan Kegiatan Siap di Usulkan

42
Berorientasi Pelayanan : Saya telah menyusun SOP sebagai
bentuk pelayanan prima dan memberikan kinerja terbaik untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan.
Akuntabel : Saya telah menyusun rancangan SOP sebagai
bentuk tanggung jawab atas kepercayaan yang
Keterkaitan dengan telah diberikan
:
Nilai-nilai Dasar Kompeten : Saya telah terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas dalam upaya membuat rancangan SOP.
Loyal : Saya telah berkomitmen untuk mengutamakan
kepentingan bersama demi keberhasilan penyusunan rancangan
SOP.
Adaptif : Saya telah berinovasi dalam membuat rancangan SOP.

c. Tahap Kegiatan : Melaksanakan koordinasi dengan mentor terkait SOP yang telah di
susun.

Tanggal Pelaksanaan : 20 September 2022


Output : Adanya saran dari mentor/pimpinan terkait SOP.
Pada tahap kegiatan ini penulis melakukan koordinasi dengan mentor/pimpinan terkait SOP
pelaksanaan kegiatan, dalam melakukan koordinasi penulis mencatat saran dan masukan dari
mentor/pimpinan.

Gambar 18 Melakukan Koordinasi dengan Mentor/Pimpinan

43
Gambar 19 Catatan Saran dari Mentor/Pimpinan Terkait SOP

Akuntabel : Penulis telah bertanggung jawab atas SOP yang


diusulkan dengan mengaktualisasikan nilai melaksanakan tugas
dengan baik dan benar.
Loyal : Penulis telah berkomitmen untuk melaksanakan apa yang
diarahkan pimpinan.
Keterkaitan dengan
: Berorientasi pelayanan : Dari tindakan penulis mengandung
Nilai-nilai Dasar
keinginan memberikan pelayanan prima.
Kolaboratif : Dalam mencatat arahan atasan, penulis telah
bersinergi untuk hasil yang lebih baik.
Harmonis : Penulis telah menghargai pendapat
pemimpin sebagai masukkan yang bersifat membangun.

d. Tahap Kegiatan : Menyusun kembali SOP.

Tanggal Pelaksanaan : 21 September 2022


Output : Adanya SOP yang bermutu.
Pada tahap kegiatan ini penulis melaksanakan saran dan masukan yang di berikan
mentor/pimpinan terkait SOP pelaksanaan kegiatan.

44
Gambar 20 Menyusun Kembali Rancangan SOP

Akuntabel : Penulis telah konsisten dengan menunjukan intergritas


yang tinggi dalam menyusun kembali revisi rancangan SOP sesuai
dengan arahan.
Keterkaitan dengan
: Loyal : Penulis telah kerja keras dan semangat menyusun
Nilai-nilai Dasar
penyempurnaaan SO sesuai arahan pimpinan.
Kompeten : Penulis telah melakukan revisi SOP dengan kualitas
terbaik.
e. Tahap Kegiatan : Mengesahkan SOP.

Tanggal Pelaksanaan : 21 September 2022


Output : Adanya SOP pelaksanaan kegiatan yang telah di sahkan.
Pada tahap kegiatan ini penulis mengesahkan SOP yang menjadi acuan dalam pelaksanaan
kegiatan nantinya.

Gambar 21 Mengesahkan SOP Pelaksanaan Kegiatan

45
Gambar 22 SOP Pelaksanaan Kegiatan Yang Telah di Sahkan

Akuntabel : Dari hasil pengesahan tersebut menunjukan penulis


telah konsisten dalam mengemukakan tujuannya dengan jelas.
Keterkaitan dengan Loyal : Menunjukan komitmen penulis dalam bekerja keras
:
Nilai-nilai Dasar mengutamakan kepentingan bersama.
Kompeten : Tindakan ini merupakan bentuk pelaksanaan tugas
dengan kualitas terbaik yang penulis miliki

4.2.4 Kegiatan 4 : Pembuatan media edukasi leaflet.


a. Tahap Kegiatan : Mempersiapkan referensi.
Tanggal Pelaksanaan : 17 September 2022
Output : Adanya referensi dalam pembuatan leaflet.
Pada tahap kegiatan ini penulis mencari referensi dalam pembuatan media edukasi leaflet bagi
pemberi perawatan (Care Guver).

46
Gambar 23 Mencari Referensi Pembuatan Media Edukasi

Gambar 24 Referensi Media Edukasi

Keterkaitan dengan : Akuntabel : Saya telah bertanggung jawab terhadap


Nilai-nilai Dasar materi/referensi yang saya pakai dalam pembuatan leaflet
Kolaboratif : Saya telah memanfaatkan berbagai sumber daya
yang ada dalam menunjang penyusuna materi leaflet.
Adaptif : Saya telah proaktif menyiapkan bahan pembuatan

47
pembuatan leaflet.
Kompeten : Saya telah menyiapkan materi atau referansi leaflet
dengan kualitas terbaik sesuai bidang keahllian saya .
b. Tahap Kegiatan : Membuat desian.

Tanggal Pelaksanaan : 17 September 2022


Output : Adanya desain media edukasi leaflet.
Pada tahap kegiatan ini penulis mendesain media edukasi berdasarkan referensi yang telah
tersedia

Gambar 25 Membuat Desai Media Edukasi

Gambar 26 Media Edukasi Leaflet Untuk Care Giver

48
Berorientasi Pelayanan : Saya telah menyesuaikan dengan
kebutuhan lansia atau keluarganya dalam membuat desai leaflet.
Akuntabel : Menyusun rancangan SOP sebagai bentuk tanggung
jawab atas kepercayaan yang
Keterkaitan dengan telah diberikan
:
Nilai-nilai Dasar Kompeten : Saya telah terus meningkatkan kemampuan
kompetensi diri untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Loyal : Saya telah berkomitmen untuk
mengutamakan kepentingan lansia maupun keluarganya dalam
penyusunan leaflet.

c. Tahap Kegiatan : Konsultasi dengan pimpinan mengenai isi materi dan desain leaflet.

Tanggal Pelaksanaan : 19 September 2022


Adanya catatan saran dan masukan mengenai desain leaflet yang di
Output :
ajukan.
Pada tahap kegiatan ini penulis melakukan konsultasi mengenai desain leaflet yang telah di
buat penulis kepada mentor/pimpinan, dalam melakukan konsultasi penulis mencatat setiap
saran dan masukan yang di berikan mentor/pimpinan.

Gambar 27 Konsultasi Media Edukasi yang Telah di Desain Kepada Mentor/Pimpinan

49
Gambar 28 Catatan Saran Dari Mentor Terkait Media Edukasi

Berorientasi pelayanan : Saya telah ramah dan cekatan dalam


melakukan konsultasi kepada pimpinan terkai materi dan desai dari
leaflet.
Keterkaitan dengan Adaptif : Saya telah proaktif demi tercapainya desai yang inovatif
:
Nilai-nilai Dasar Akuntabel : Saya telah bertanggung jawab penuh atas desain dan
isi materi dari leaflet yang saya konsultasikan
Harmonis : Saya telah menghargai pendapat
pemimpin sebagai masukkan yang bersifat membangun.
d. Tahap Kegiatan : Mencetak leaflet.

Tanggal Pelaksanaan : 24 September 2022


Output : Adanya desain leaflet yang siap cetak.
Pada tahap kegiatan ini penulis mencetak leaflet yang telah di setujui oleh mentor/pimpinan.

50
Gambar 29 Media Edukasi Siap Cetak

Berorientasi Pelayanan : Saya telah mencetak leaflet dengan


kualitas yang terbaik agar mudah di pahami.
Keterkaitan dengan Akuntabel : Saya telah bertanggung jawab terhadap hasil cetakan
:
Nilai-nilai Dasar dari leflet yang telah di setujui.
Harmonis : Saya telah menyelarsakan hasil cetakan dengan
kebutuhan lansia atau keluarganya.

4.2.5 Kegiatan 5 : Pembentukan dan sosialisasi kepada tim POMASIAKA tentang rencana
aksi bersama.
a. Tahap Kegiatan : Koordinasi jadwal pertemuan dengan unit yang terlibat terkait
pembentukan tim POMASIAKA..
Tanggal Pelaksanaan : 27 September 2022
51
Adanya jadwal pertemuan yang di sepakati semua unit yang
Output :
terlibat.
Pada tahap kegiatan ini penulis melakukan koordinasi dengan programmer lansia dan unit
lainya terkait jadwal pertemuan pembentukan tim.

Gambar 30 Koordinasi Jadwal Pertemuan

Akuntabel : Penulis telah bertanggung jawab terhadap jadwal


pertemuan yang telah di tetapkan.
Loyal : Penulis telah berkomitmen terhadap jadwal pertemuan yang
Keterkaitan dengan tekah di sepakati.
:
Nilai-nilai Dasar Adaptif : Penulis telah antusias terhadap jadwal pertemuan yang
telah di sepakati .
Kolaboratif : Penulis akan bekerja sama dan bersinergi dengan
unit yang terlibat terkait penentuan jadwal pertemuan .
b. Tahap Kegiatan : Rapat bersama unit terkait sekaligus sosialisasi tentang tim
POMASIAKA

Tanggal Pelaksanaan : 29 September 2022


Adanya tim yang terdiri dari beberapat unit kerja yang siap
Output : melaksanakan kegiatan, adanya daftar hadir pertemuan serta
dokeumentasi.
Pada tahap kegiatan ini penulis melakukan pertemuan bersama unit yang terlibat terkait
rencana aksi bersama, penulis melakukan sosialisasi mengenai tujuan kegiatan, dan juga tahap
pelaksanaan kegiatan sesuai SOP yang telah di sahkan.

52
Gambar 31 Rapat Pertemuan Pembentukan serta Sosialisasi Tim POMASIAKA

Gambar 32 Daftar Hadir Pertemuan

53
Berorientasi Pelayanan : Penulis telah berusaha memenuhi dan
memahami kebutuhan unit yang terlibat.
Akuntabel : Penulis telah berusaha untuk dapat di percaya
dalam proses sosialisasi pembentukan tim POMASIAKA oleh
unit yang terlibat.
Keterkaitan dengan Kompeten : Penulis telah memberikan sosialisasi yang terbaik
:
Nilai-nilai Dasar agar dapat menginspirasi unit terkait sehingga dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan nantinya.
Loyal : Penulis telah berkomitmen untuk mengutamakan
kepentingan bersama demi keberhasilan kegiatan.
Adaptif : Penulis telah antusias dalam rapat dan sosialisasi
pembentukan tim POMASIAKA.
c. Tahap Kegiatan : Melaporkan hasil rapat kepada pimpinan/mentor.

Tanggal Pelaksanaan : 30 September 2022


Output : Adanya persetujuan pimpinan/mentor.
Pada tahap kegiatan ini penulis melaporkan hasil rapat yang di lakukan bersama unit yang
terlibat kepada pimpinan, dalam melaporkan hasil rapat tersebut penulis juga mengajukan
nama nama tim yang terlibat dalam rencana aksi bersama nantinya.

Gambar 33 Melaporkan Hasil Pertemuan Kepada Mentor/Pimpinan

54
Gambar 34 Catatan Saran dari Mentor/Pimpinan Terkait TIM POMASIAKA

Akuntabel : Saya telah bertanggung jawab atas hasil rapat yang di


lakukan bersama tim.
Keterkaitan dengan Kolaboratif : Penulis telah bekerja sama dan bersinergi terhadap
:
Nilai-nilai Dasar semua arahan dari pimpinan.
Harmonis : Saya telah menghargai pendapat
pemimpin sebagai masukkan yang bersifat membangun.
d. Tahap Kegiatan : Pengesahan tim.

Tanggal Pelaksanaan : 30 September 2022


Adanya SK pimpinan PKM mengenai tim yang terlibat dalam
Output :
rencana aksi bersama.
Pada tahap kegiatan ini penulis menngesahkan tim yang terlibat dalam sebuah surat keputusan
yang di tanda tangani pimpinan puskesmas.

55
Gambar 35 Pengesahan TIM POMASIAKA

Gambar 36 SK TIM POMASIAKA

Akuntabel : Saya telah konsisten terhadap surat keputusan yang


telah di tetapkan.
Kompeten : Penulis telah memberikan kinerja yang terbaik
Keterkaitan dengan
: setelah di sahkanya surat keputusan pembentukan tim
Nilai-nilai Dasar
POMASIAKA.
Loyal : Penulis telah berkomitmen dalam melaksanakan tugas
seusia surat keputusan yang telah di tetapkan.

56
4.2.6 Kegiatan 6 : Koordinasi lintas sektor sebelum pelaksanaan kegiatan.
a. Tahap Kegiatan : Koordinasi dengan kepala desa terkait rencana kegiatan yang akan di
lakukan.
Tanggal Pelaksanaan : 28 September 2022
Output : Adanya surat pemberitahuan kegiatan serta dokumentasi.
Pada tahap kegiatan ini penulis membuat surat pemeberitahuan kegiatan yang di tujukan
kepada kepala desa yang berada di wilayah kerja puskesmas, setelah itu penulis melakukan
koordinasi.

Gambar 37 Pembuatan Surat Pemberitahuan Kegiatan

Gambar 38 Surat Pemberitahuan Kegiatan Siap di Sebar

57
Berorientasi pelayanan : Saya telah bersikap ramah dan dapat
di andalkan dalam melakukan koordinasi dengan pemerintah
desa terkait rencana kegiatan yang akan di lakukan.
Akuntabel : Saya telah menggunakan barang milik negara
Keterkaitan dengan secara bertanggung jawab, efektif dan efisien dalam melakukan
:
Nilai-nilai Dasar koordinasi dengan pemerintah desa
Kompeten : Dalam hal melakukan koordinasi saya telah
menyakinkan pemerintah desa terkait kompetensi saya dalam
melakukan kegiatan home care.
Adaptif : Saya telah proaktif dalam melaksanakan koordinasi
dengan pemerintah desa.
b. Tahap Kegiatan : Mendapatkan persetujuan dari pemerintah desa mengenai rencana
kegiatan.

Tanggal Pelaksanaan : 29 September 2022


Output : Adanya disposisi surat pemberitahuan kegiatan serta dokumentasi.
Pada tahap kegiatan ini setelah melakukan koordinasi dengan pihak desa penulis meminta
persetujuan pelaksanaan kegiatan yang ditandai dengan adanya disposisi surat tersubut.

Gambar 39 Koordinasi dengan Aparat Desa Terkait Pelaksanaan Kegiatan

58
Gambar 40 Disposisi Persetujuan Pelaksanaan Kegiatan dari Desa

Berorientasi Pelayanan : Dengan adanya persetujuan dari


pemerintah desa saya telah memahami dan memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam melaksanakan kegiatan.
Akuntabel : Dengan adanya persetujuan saya telah bertanggung
jawab untuk melaksanakan kegiatan yang telah saya
Keterkaitan dengan
: kordinasikan
Nilai-nilai Dasar
Harmonis : Dengan adanya persetujuan saya telah selalu
menjaga koordinasi yang kondusif dengan pemerintah desa .
Kolaboratif : Dengan adanya persetujuan pemerintah
desa saya telah bersedia bekerja sama dan sinergis untuk
mencapai tujuan kegiatan.

c. Tahap Kegiatan : Membuat jadwal kegiatan.

Tanggal Pelaksanaan : 28 September 2022


Output : Adanya jadwal pelaksanaan kegiatan.
Pada tahap kegiatan ini penulis seharusnya membuat jadwal kegiatan, namun setelah
melaksanakan koordinasi dengan pihak desa, jadwal kegiatan tidak perlu di buat secara rinci,
pelaksanaan kegiatan di sesuaikan dengan rancangan yang telah di buat.

59
Gambar 41 Pembuatan Jadwal Kegiatan Yang di Sesuaikan dengan Jadwal Pada Rancangan
Kegiatan

Akuntabel : Saya telah bertanggung jawab terhadap jadwal


kegiatan yang telah di sepakati.
Keterkaitan dengan
: Loyal : Saya telah berkomitmen terhadap jadwal kegiatan yang
Nilai-nilai Dasar
telah di buat.

4.2.7 Kegiatan 7 : Pelaksanaan kegiatan POMASIAKA.


a. Tahap Kegiatan : Persiapan alat dan bahan.
Tanggal Pelaksanaan : 3 Oktober 2022
Output : Adanya alat dan bahan pendukung kegiatan serta dokumentasi.
Pada tahap kegiatan ini penulis melakukan persiapan alat dan bahan yang di perlukan demi
kelancaran pelaksanaan kegiatan.

60
Gambar 42 Persiapan Alat dan Bahan

Berorientasi pelayanan : Penulis telah berusaha memenuhi dan


memahami kebutuhan lansia dalam pelaksanaan kegiatan
Akuntabel : Penulis telah bertanggung jawab mempersiapkan
Keterkaitan dengan
: semua kelengkapan yang di butuhkan untuk mendukung
Nilai-nilai Dasar
terlkasananya kegiatan.
Kolaboratif : Penulis telah berusaha untuk memberikan kontribusi
sumber daya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
b. Tahap Kegiatan : Pelaksanaan kegiatan Holistik Home Care dengan item kegiatan yakni
pengkajian awal kondisi Kesehatan pasien oleh perawat, pemeriksaan kesehatan oleh
dokter, penilaian status gizi oleh nutrisionis, penilaian kesehatan gigi dan mulut oleh drg
ataupun perawat gigi.
Tanggal Pelaksanaan : 4-11 Oktober 2022
Output : Adanya daftar lansia yang di kunjungi serta dokumentasi.
Pada tahap kegiatan ini penulis melaksanakan kegiatan Home Care yang sesuai SOP.

61
Gambar 43 Pelaksanaan Kegiatan Home Care Terpadu Oleh TIM POMASIAKA

Gambar 44 Daftar Hadir Pelaksanaan Kegiatan

62
Berorientasi Pelayanan : Penulis telah memberikan pelayanan
yang prima dan ramah demi kepuasan masyarakat
Akuntabel : Penulis telah bertanggung jawab dan juga dapat di
percaya dalam melakukan pelayanan Kesehatan.
Kompeten : Penulis telah melaksanakan tugas dengan kualitas
terbaik.
Harmonis : Penulis telah berusaha membangun lingkungan kerja
Keterkaitan dengan
: yang kondusif agar semua unit terkait dapat bekerja dengan baik.
Nilai-nilai Dasar
Loyal : Dalam melakukan kegiatan penulis akan
menerapkan jiwa pengabdian.
Adaptif : Penulis telah proaktif dalam memberikan pelayanan
kepada lansia.
Kolaboratif : Penulis telah memberikan ruang kepada semua
unit yang terlibat untuk memberikan kontribusi di bidang
masing masing agar dapat memberi manfaat kepada lansia.
c. Tahap Kegiatan : Melakukan edukasi perawatan pasien kepada keluarga ataupun pemberi
perawatan (Care Giver) oleh dokter dan promoter kesehatan.

Tanggal Pelaksanaan : 4-11 Oktober 2022


Output : Adanya dokumentasi pelaksanaan kegiatan edukasi.
Pada tahap kegiatan ini penulis melakukan edukasi kepada Care Giver mengenai peran dan
tanggung jawabnya serta hal hal penting mengenai kebersihan diri lansia.

Gambar 45 Edukasi Care Giver

Keterkaitan dengan : Akuntabel : Saya telah menyampaikan bahan edukasi dengan


Nilai-nilai Dasar efektif, efisien dan bertanggung jawab.
Kompeten : Saya telah melaksanakan edukasi kepada care giver
63
dengan kualitas yang terbaik.
Berorientasi pelayanan : Dari tindakan penulis telah memberikan
pelayanan prima.
Kolaboratif : Dalam penyampaian edukasi, saya telah membuka
ruang bagi keluarga pasien atau care giver dalam mengemukakan
pertanyaan.
Adaptif : Saya telah terus berinovasi dalam penyajian
bahan edukasi yang mudah di pahami.

4.2.8 Kegiatan 8 : Evaluasi dan pelaporan kegiatan.


a. Tahap Kegiatan : Mengevalusai hasil edukasi dengan menggunakan kuesioner yang telah di
isi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Tanggal Pelaksanaan : 12 Oktober 2022
Output : Adanya kuisioner terkait edukasi yang telah di berikan.
Pada tahap kegiatan ini penulis melakukan evaluasi terkait edukasi yang di berikan melalui
kuisioner.

Gambar 46 Kuisioner Yang Telah Di Isi Responden

64
16

14

12

10

8 Ya
Tidak
6 Ragu-Ragu

0
Care Giver Paham
Terhadap Edukasi

Gambar 47 Hasil Evaluasi Kuisioner

Akuntabel : Saya telah dengan cermat dan bertangung untuk


menyelesaikan evaluasi hasil penyuluhan.
Keterkaitan dengan Loyal : Saya telah berkomitmen untuk mengumpulkan data dari
:
Nilai-nilai Dasar kuesioner yang di bagikan kepada care giver ataupun keluarga.
Adaptif : Saya telah bersikap proaktif dalam proses evaluasi
yang di lakukan.
b. Tahap Kegiatan : Membuat laporan hasil kegiatan.

Tanggal Pelaksanaan : 12 Oktober 2022


Output : Adanya laporan hasil kegiatan .
Pada tahap kegiatan ini penulis menyusun laporan kegiatan yang telah di lakukan.

Gambar 48 Membuat Laporan Kegiatan

65
Gambar 49 Laporan Kegiatan yang Telah di Buat

Berorientasi Pelayanan : Saya telah menyusun SOP sebagai


bentuk pelayanan prima dan memberikan kinerja terbaik untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan.
Kompeten : Saya telah membuat laporan dengan menggunakan
kemampuan terbaik.
Keterkaitan dengan Akuntabel : Dalam penyusunan laporan evaluasi ini, saya telah
:
Nilai-nilai Dasar bertanggung jawab dan disiplin untuk menyelesaikan tugas
Loyal : Dalam penyususan laporan evaluasi saya telah
menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah EYD sebagai
bentuk nasionalisme.
Kolaboratif : Saya telah menggunakan semua sumber daya
yang terlibat unntuk turut membantu dalam pembuatan laporan.
c. Tahap Kegiatan : Menyampaikan laporan kegiatan kepada pimpinan.

Tanggal Pelaksanaan : 14 Oktober 2022


Adanya surat pernyataan telah melaksanakan kegiatan serta
Output :
dokumentasi.
Pada tahap kegiatan ini penulis menyampaiakan hasil pelaksanaan kegiatan kepada
mentor/pimpinan.

66
Gambar 50 Menyampaikan Laporan Hasil Kegiatan Kepada Mentor/Pimpinan

Gambar 51 Surat Telah Melaksanakan Aktualisasi

Berorientasi pelayanan : Saya telah bersikap ramah kepada


pimpinan saat menyampaiakan laporan hasil evaluasi.
Keterkaitan dengan Akuntabel : Saya telah bertanggungjawab terhadap hasil
:
Nilai-nilai Dasar evaluasi yang telah saya lakukan.
Harmonis : Saya telah menghargai pendapat
pemimpin sebagai masukkan yang bersifat membangun.

67
4.3 Matrik Rekapitulasi Realisasi Habituasi Nilai-Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)

Tabel 7 Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi Nilai-Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)

Kegiatan Jumlah

Mata Aktualisasi per


No Ke-1 Ke-2 Ke- 3 Ke- 4 Ke- 5 Ke- 6 Ke-7 Ke-8
Pelatihan MP
Rencana Rencana Realisasi Rencana Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana
1. Berorientasi
Pelayanan 2 2 2 2 3 3 1 1 2 2 3 3 2 2 16 16
2. Akuntabel 3 3 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
3. Kompeten
1 1 4 4 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 14 14
4. Harmonis 12 12
3 3 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
5. Loyal
1 1 5 5 1 1 3 3 1 1 1 1 2 2
6. Adaptif 1 1 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1
7. Kolaboratif 15 15
3 3 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 1
Jumlah Aktualisasi
14 14 14 14 21 21 15 15 15 10 10 15 15 11 115 115
per Kegiatan

68
4.4 Capaian Penyelesaian Core Isu

Tabel 8 Capaian Penyelesaian Core Isu

No. Aspek Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah Ket

1 Belum terlaksananya Pemeriksaan kesehatan Terciptanya Pelaksanaan


Home Care terpadu pada lansia yang telah pelayanan kesehatan kegiatan
pada lansia di lakukan di fasyankes yang merata dan melibatkan
tingkat pertama dan terpadu bagi seluruh beberapa unit
juga pelayanan pada lansia. terkait sehingga
posyandu lansia belum menciptakan
dapat menjangkau pelayanan
seluruh lansia, terutama kesehatan yang
lansia dengan terpadu.
keterbatasan aktivitas
yang sulit menjangkau
layanan kesehatan.

4.5 Manfaat Terselesaikanya Core Isu

Adapun manfaat yang dapat dirasakan setelah core isu terpecahkan adalah :
1. Bagi Penulis
Dapat melaksanakan tugas dan fungsi sebagai seorang dokter untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang merata bagi lansia dengan keterbatasan yang menyebabkan kesulitan bagi
lansia dalam mengakses layanan kesehatan.

2. Bagi Unit Kerja


Membantu mewujudkan Visi dan Misi UPTD Puskesmas Waode Buri dalam pemerataan
pelayanan kesehatan dan juga mutu pelayanan bagi lansia.

3. Bagi Masyarakat
Penerapan aktualisasi ini dapat membantu dalam peningkatan derajat kesehatan lansia
menjadi lebih baik dan juga memberikan pengetahuan bagi permberi perawatan (Care
Giver) pada lansia yang memiliki keterbatasan dalam mengakses layanan kesehatan.

69
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

1. Aktualisasi/Habituasi Mata Pelatihan


Dalam pelaksanaan kegiatan dan tahapan kegiatan aktualisasi tersebut, peserta dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN (BerAKHLAK) yaitu berorientasi pelayanan,
akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Keterkaitan kegiatan
aktualisasi dengan peran dan kedudukan ASN yang paling dominan yaitu Manajemen
ASN karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan sangat erat kaitannya dengan peningkatan
profesionalitas kinerja ASN serta Smart ASN karena dalam kegiatan aktualisasi ini selalu
memanfaatkan tekhnologi digital.
2. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
Pelaksanaan pelayanan Home Care lansia terabaikan melalui 6 langkah kegiatan yaitu
konsultasi terhadap pimpinan mengenai rancangan aktualisasi, koordinasi dengan dengan
programmer lansia terkait data lansia yang akan di kunjungi, pembuatan SOP pelaksanaan
kegiatan, pembuatan media edukasi leaflet, pembentukan dan sosialisasi tim
POMASIAKAtentang rencana aksi bersama, melakukan koordinasi lintas sektor,
pelaksanaan home care terpadu serta evaluasi pelaksanaan kegiatan.
3. Capaian Hasil Penyelesaian Core Isu
Hasil penyelesaian core isu adalah terwujudnya pelayanan kesehatan lansia yang merata
dan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan visi misi UPTD Puskesmas Waode
Buri.

5.2 SARAN /REKOMENDASI

1. Untuk Penyelenggara Pelatihan

Berkaitan dengan penyelenggaraan pelatihan yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran


baik secara langsung maupun tidak langsung seperti pelayanan pengadaan modul
pembelajaran yang tepat waktu, penyediaan sarana dan prasarana /fasilitas serta memberikan
kenyamanan bagi peserta dan Tenaga Pengajar agar penyelenggaraan pelatihan berjalan
dengan tertib, kondusif dan menyenangkan serta peningkatan kinerja terus ditingkatkan.

70
2. Untuk Instansi asal Peserta

Dengan adanya apresiasi serta respon baik dari atasan terkait pelaksanaan Pelatihan Dasar
CPNS dalam pelaksanaan tugas dan fungsi ASN serta mengaktualisasikan nilai-nilai
BerAKHLAK maka penulis hendak meyampaikan saran bahwa, penguatan dan
mengimplementasikan nilai-nilai BerAKHLAK tersebut agar dilaksanakan kepada seluruh
ASN dilapisan instansi manapun sehingga dengan adanya inovasi Reformasi Birokrasi yang
terbaru ini akan mampu membentuk kesadaran para abdi negara dan meningkatkan mutu
pelayanan publik dan mental yang baik dalam dimensi kehidupan ASN sehari-hari di
Pemerintah Kabupaten Buton Utara khususnya UPTD Puskesmas Waode Buri.

5.3 RENCANA TINDAK LANJUT HASIL AKTUALISASI

Setelah menyelesaiakan rangkaian kegiatan aktualisasi maka akan dilaksanakan rencana


tindak lanjut terhadap kegiatan aktualisasi tersebut. Adapun rencana tindak lanjut hasil
aktualisasi dapat dilihat pada tabel 5.1 di bawah ini.
Tabel 9 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi

Durasi dan Para Pihak Sumber


No Kegiatan Output Ket
Waktu Terlibat Biaya
1 Pelayanan Home Care Peningkatan Durasi : 1kali Masyarakat, BOK
rutin bersama Tim derajat di setiap Tim
POMASIKA yang telah kesehatan bulan / Desa. POMASIAK
di bentuk. lansia dengan A yang terdiri
keterbatasan. Waktu : dari beberapa
sesuai jadwal unit kerja.
Pemeriksaan
gratis PTM/
Posyandu

71
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi


Pegawai Negeri Sipil. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II & III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Berorientasi Pelayanan. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri
Sipil Prajabatan Golongan II & III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Akuntabilitas. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri
Sipil Prajabatan Golongan II & III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kompeten. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan II & III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara 2021. Harmonis. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan II & III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Loyal. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan II & III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Adaptif. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan II & III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kolaboratif. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan II & III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Manajemen ASN. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri
Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN.

Undang - Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan.

Peraturan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Republik Indonesia nomor 25 tahun 2014 tentang jabatan perawat
dan Angka kreditnya.

72
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lansia Pada Pusat Kesehatan
Masyarakat.

73

You might also like