You are on page 1of 23

Diffusion of Innovations

Rogers, Everrett M. (1983) New York: Free Press. (3rd ed.)

Pengembangan Inovasi
Diterjemah oleh Abdillah Hanafi

Bab 4

BAB 4 PENGEMBANGAN INOVASI


Ben Adhem memungut sebuah batu di tepi jalan. Pada batu ini tertulis kata-kata Baliklah dan baca. Dia memungutnya dan melihat baliknya. Di situ tertulis mengapa mecari pengetahuan lebih banyak lagi, padahal anda tidak menaruh perhatian lagi pada apa yang telah anda ketahui ? I. Shah (1968) CARAVAN OF DREAM Getaran-getaran pokok yang membentuk dan menjaga mesin kapitalis tetap bergerak datang dari barang-barang konsumen baru, cara-cara produksi baru atau transportasi baru, pasar-pasar baru, bentuk-bentuk organisasi baru yang diciptakan oleh perusahaan kapitalis. Joseph A. schumpter (1950) CAPITALISM, SOCIALISM AND DEMOCRACY

BAB INI MEMBAHAS KEMUNCULAN INOVASI, dan bagaimana sumber inovasi mempengaruhi penyebaran dan konsekuensinya. Telah kami kemukakan bahwa kajian difusi masa lampau dimulai pada ekor sebelah kiri kurva difusi. Dalam pandangan yang lebih luas tentang proses pengembangan inovasi, difusi tidak lain hanyalah satu fase dari seluruh urutan pemunculan suatu inovasi sejak dari keputusan untuk meneliti suatu masalah sampai dengan timbulnya akibat (konsekuensi) satu inovasi. Penyelidikan difusi di masa lalu telah terlalu melupakan fakta bahwa sebagian besar aktivitas dan keputusan yang relevan biasanya terjadi jauh sebelum proses difusi, merupakan proses panjang yang bermula dari mengetahui masalah, mengambil keputusan untuk melakukan penelitian-pengembangan yang membawa pada kerja penelitian, menemukan (invensi) inovasi dan kemudian pengembangan dan pengkomersialannya. Kemudian berlanjut pada keputusan bahwa inovasi itu harus disebarkan, pengalihan (transfer) inovasi itu kepada lembaga difusi, dan pengkomunikasiannya kepada khalayak calon pengguna, dan barulah terjadi pengadopsian pertama. Seluruh rangkaian kegiatan dan keputusan pradifusi tentuya merupakan bagian penting proses pengembangan inovasi, di mana fase difusi adalah salah satu komponennya. Pentingnya apa yang terjadi sebelum dimulainya penyebaran inovasi (terutama peristiwaperistiwa yang mempengaruhi sifat difusi sesudahnya) hampir diabaikan sama sekali pada penelitian difusi masa lalu, kelemahan serius dalam penyelidikan yang lalu ini harus diatasi. Pada bab ini kami akan membahas beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai aspek-aspek pra-difusi dari proses pengembangan teknologi. Sayangnya, hanya sedikit penyelidikan tentang fase-fase awal dalam proses pengembangan teknologi itu. Akibatnya, pegangan kami mengenai topik-topik dalam bahasan ini tentunya lebih tentatif dibanding dengan bahasan pada bab-bab berikutnya.

Pengembangan Inovasi 2

PROSES PENGEMBANGAN INOVASI Kami mendefinisikan inovasi sebagai suatu gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang atau unit adopsi lainnya. Proses pengembangan inovasi itu terdiri dari semua keputusan, kegiatan dan dampak-dampaknya yang terjadi mulai dari pengenalan suatu kebutuhan atau masalah, kemudian penelitian, pengembangan, dan komersialisasi suatu inovasi, kemudian penyebaran dan pengadopsian inovasi oleh pengguna, sampai pada konsekuensi-konsekuensinya. Sekarang kita membahas satu per satu langkah-langkah pokok proses pengembangan inovasi.

1.

Mengenal Masalah atau Kebutuhan

Salah satu cara memulai proses pengembangan inovasi adalah dengan mengenali suatu masalah atau kebutuhan, yang merangsang kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan yang dirancang untuk menciptakan suatu inovasi dalam rangka memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan itu (Gambar 4-1). Dalam kasus-kasus tertentu, seorang ilmuwan mungkin melihat suatu masalah di masa mendatang dan melakukan penelitian untuk menemukan pemecahannya. Suatu contoh adalah ilmuwan pertanian Universitas California di Davis yang melihat/meramalkan kekurangan tenaga kerja yang sangat berarti bagai para petani tomat California ketika berakhirnya program bracero, dan memprakarsai suatu program penelitian-pengembangan untuk membiakkan jenis tomat yang keras dan dapat dipetik dengan mesin (kami uraikan kasus ini pada uraian berikutnya). Pada kasus lain, suatu masalah/kebutuhan bisa muncul menjadi prioritas utama pada agenda masalah-masalah sosial suatu sistem melalui suatu proses politik, seperti diulas pada Bab 3 dalam kasus keselamatan otomobil. Penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan kendaraan dan jalan raya yang lebih aman telah dilakukan dan dikumpulkan selama beberapa tahun, tetapi hasilnya tidak dilaksanakan sampai pertengahan tahun 1960an ketika serangkaian dengar pendapat yang dipublikasikan besar-besaran dan bukunya Ralph Nader (1965) Unsafe at any speed, mengundang perhatian nasional terhadap tingginya tingkat kecelakaan di jalan raya. Masalah sosial keselamatan mobil muncul menjadi prioritas nasional karena tingginya tingkat kecelakaan pada awal tahuan 1960an, ketika kematian mencapai 50.000. Tetapi interpretasi mengenai kecenderungan kecelakaan yang berbahaya ini sebagian besar merupakan kegiatan politik.
Fase 1 KEBUTUHA NMASALAH Fase 2 PENELITIAN (DASAR & TERAPAN) Fase 3 PENGEM BANGAN Fase 4 KOMERSI ALISASI Fase 5 DIFUSI & ADOPSI Fase 6 KONSEK UENSI

Lingkup Kaji-Lacak yang biasa dilakukan di masa lalu, Misalnya yg dilakukan Globe Dkk (1973)

Lingkup Kajian Difusi di masa lalu, Mis. Coleman

Ruang Lingkup Kajian Yang Diperlukan

Difusi Inovasi

Gambar 4-1 Enam fase utama dalam proses pengembangan inovasi menunjukkan keterbatasan lingkup kaji-lacak dan kajian di masa lalu. Perlu diingat bahwa 6 fase ini dibuat agak sembarangan sehingga tidak selalu terjadi seperti yang tampak dalam gambar itu, dan mungkin pada inovasiinovasi tertentu beberapa fase terloncati.

Havelock (1972) melakukan sigi (survei) mengenai (1) ratusan peneliti yang mengkhususkan pada keselamatan mobil dan (2) ratusan pengambil kebijakan yang merupakan anggota organisasi keselamatan jalan raya nasional yang paling ulung. Para pengambil keputusan umumnya bertukar pandangan konvensional tentang masalah keselamatan lalu lintas: bahwa itu tanggung jawab mur-mur di balik roda (suatu pandangan menyalahkan orang). Di lain pihak, kebanyakan masyarakat peneliti menolak pandangan kuno menengai masalah keselamatan ini dan merasa bahwa pemecahannya harus datang dari perancangan kembali kendaraan dan jalan-jalan raya (pandangan menyalahkan sistem). Jaringan para peneliti keselamatan, terutama yang bekerja di Universitas, dipimpin oleh para kader tokoh penelitian yang oleh teman sesama peneliti mereka dipandang telah melakukan penelitian yang sangat penting dalam bidangnya. Para pemuka pendapat ini juga punya kontak yangsangat erat dengan para pengambil keputusan, yang cenderungmenjadi petugas pemerintah atau eksekutif pada perusahaan-perusahaan swasta seperti perusahaan asuransi. Hasilnya, persepsi kuno tentang masalah keselamatan lalu lintas sebagai tanggung jawab mur di balik roda menyerah pada pandangan yang menyalahkan sistem. 2. Penelitian Dasar dan Penelitian Terapan Kebanyakan inovasi yang telah diselidiki dalam penelitian-penelitian difusi adalah inovasi teknologis dan karena itu istilah teknologi sering digunakan sebagai sinonim inovasi. Apakah teknologi itu? Seperti kami kemukakan pada Bab 1, teknologi adalah suatu rancangan tindakan instrumental untuk mengurangi ketidakpastian berkait dengan sebab akibat usaha pencapaian suatu hasil yang diinginkan. Teknologi biasanya mempunyai komponen keras dan komponen lunak. Definisi kami mencakup beberapa kebutuhan atau masalah. Alat itu punya (1) aspek material (hardware: perlengkapan, produk, dsb) dan (2) aspek lunak (software) yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, prosedur dan/atau prinsip-prinsip yang dasar adalah informasi alat itu. Hampir setiap teknologi memiliki aspek software, walaupun aspek-aspek ini tidak mudah dilihat seperti aspek hardwarenya. Beberapa teknologi yang hampir sepenuhnya bersifat software; contohnya gagasan Henry Ford tentang majelis-lini pabrik, atau konsep manajemen Jepang tentang daur kendali-mutu (quality control circles). Ini lebih merupakan teknologi sosial.

Pengembangan Inovasi 4

Seperti diuraikan sebelumnya, kebanyakan inovasi teknologis dicipta melalui kegiatan-kegiatan penelitian ilmiah, walaupun sering pula merupakan hasil dari saling pengaruh antara metode ilmiah dengan pelaksanaan praktis. Dasar pengetahuan suatu teknologi biasanya diangkat dari penelitian dasar, yang diartikan sebagai penelitian murni untuk kemajuan ilmu pengetahuan, yang tidak punya tujuan khusus penerapan pengetahuan ini pada masalah-masalah praktis. Sebaliknya penelitian terapan terdiri dari penyelidikanpenyelidikan ilmiah yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Pengetahuan ilmiah dijadikan praktis dalam rangka merancang suatu inovasi yang kan memecahkan suatu masalah atau kebutuhan yang tampak. Para penelitian terapan adalah pengguna utama penelitian dasar. Jadi suatu invensi1 bisa dihasilkan dari urutan (1) penelitian dasar, kemudian diikuti dengan (2) penelitian terapan, yang membawa pada (3) pengembangan. Salah satu ukuran keberhasilan penelitian adalah apakah ia membawa pada perolehan hak paten atau tidak, sehingga pemerintah federal secara resmi melindungi haqk penemu itu selama 70 tahun. Ketentuan paten diperkenalkan dalam perundang-undangan AS oleh pendiri negara ini dalam rangka memberi motivasi kapitalistik untuk suatu penemuan (invensi). Suatu paten melindungi hak seseorang penemu selama suatu periode di mana ide baru dikomersialkan (yakni, diubah menjadi suatu produk baru untuk dijual). Dalam rangka menghargai suatu paten, seorang penemu harus mengesahkan penemuannya pada kantor paten AS bahwa ide barunya itu betul-betul asli, dan tidak tumpang tindih dengan pengetahuan yang sudah ada. Begitu suatu paten dilindungi dan imumkan, tentu saja masyarakat tahu rincian ideide baru itu. Pada industri teknologi-tinggi seperti perusahaan-perusahaan semi konduktor elektronika di silicon valley, California, banyak ide-ide baru yang tidak dipatenkan untuk menghindar/ menceha perusahaan-perusahaan pesaing mempelajari suatu inovasi teknologis. Perusahaan yang menemukan inovasi takut para pesaingnya akan menemukan hal-hal yang mirip dengan ide yang dipatenkan itu, dan karena itu mengambil keuntungan pengetahuan teknologis yang dikemukakan oleh paten itu, tanpa harus membayar untuk memperolehnya. Jadi, paten kadang-kadang mendorong aplikasi dan difusi suatu ide baru, sekaligus mencegah menggunakan pengetahuan yang dipatenkan itu. Namun demikian, biasanya seorang penemu akan menjual lisensi penggunaan ide baru dengan sejumlah bayaran awal ditambah dengan royalti (yang bisanya berupa prosentase dari penjualan). Banyak penemuan penelitian yang penting tidak dipatenkan, dan tentu saja banyak yang dipatenkan tidak dilisensikan karena tidak ada orang yang mengangggap penerapan yang menguntungkan dari ide baru itu. Misalnya pemerintah AS telah menseponsori penelitian yang membawa 30.000 paten tetapi hanya sekitar 1.500 saja dilisesikan sekarang ini. Kami secara umum masih belum memahami peranan pematenan inovasi dalam proses pengembangan inovasi. Diperlokan kajian untuk mengetahui bagaimana suatu paten memudahkan atau merintangi penerapan penemuan ilmiah ke dalam bentuk inovasi-inovasi yang bermanfaat. 3. Pengembangan Akronim litbang (R&D) sangat dekat dengan konsep yang dimuatnya: R selalu muncul bersama-sama D, dan selalu mendahului D; pengembangan selalu didasarkan pada penelitian. Sebetulnya sulit atau tidak mungkin memisahkan penelitian dan pengembangan, maka dari itu seringkali digunakan istilah R&D (Research and Development = litbang). Tetapi untuk maksud-maksud buku ini setidak-tidaknya dalam arti heuristic, kami
1

Invensi adalah proses penemuan atau penciptaan inovasi. Sebaliknya, inovasi (seperti didefinisikan sebelumnya=pembaruan) terjadi ketika suatu ide baru diadopsi atau digunakan.

Difusi Inovasi

berpandangan bahwa penelitian dan pengembangan adalah fase-fase yang berbeda dalam proses pengembangan inovasi. Pengembangan sutu inovasi merupakan proses pembentukan suatu ide baru dalam bentuk yang diharapkan memenuhi kebutuhan audien calon pengguna. Fase ini bisanya terjadi setelah penelitian tetapi sebelum inovasi yang berasal dari penelitian. Dalam ilustrasi kasus pemetik tomat mekanis, inovasi telah dikembangkan oleh peneliti pertanian di Universitas California di Chicago di Davis. Mereka merancang mesin pemetik tomat dan membuat model protipe, tetapi kemudian mereka dikontrak pabrik peralatan pertanian untuk memproduksi pemetik mekanis itu. Fase yang terakhir ini disebut komersialisasi, dan akan dibahas pada bagian berikutnya. Peranan ketidakpastian dalam litbang.. Bila pengguna suatu inovasi dihadapkan pada suatu ketakpastian yang sangat, pengembang-penemu ide baru mestinya menghadapi ketakpastian yang mungkin lebih besar. Penemu-pengembang harus memahami tidak saja masalahnya sendiri (sebagaimana yang harus dilakukan oleh pengguna-inovasi), tetapi juga masalah berbagai orang dan organisasi lain yang nantinya menjadi pengguna inovasi yang mereka ciptakan. Di samping itu, perilaku orang lain dalam organisasi Litbangnya pesaing-pesaingnya, para pembuat kebijakan pemerintah, dan banyak lagi yang lain, mungkin mempengaruhi keberhasilan ide baru si penemu. Karena itu sistem penukaran informasi inovasi teknologis merupakan suatu komponen penting yang mempengaruhi inovasi. Para pekerja litbang harus bekerja keras untuk memperoleh dan mempergunakan informasi; data tentang tampilan inovasi yang mereka buat dan pasarkan, tentang bahan-bahan dan komponen-komponen yang sedang mereka jadikan inovasi, informasi tentang inovasi-inovasi pesaing, sifat paten-paten yang ada yang berhubungan dengan iovasi yang mereka usulkan, kebijakan pemerintah yang mempengaruhi inovasi yang mereka ajukan, dan masalah-masalah yang dihadapi oleh para konsumen di pasaran dan bagaimana inovasi yang diajukan bisa membantu pemecahan beberapa masalah-masalah ini. Karena itu hampir semua proses pengembangan-inovasi dikendalikan oleh pertukaran informasi teknis menghadapi tingkat ketidakpastian yang tinggi. Hal ini diilustrasikan oleh kasus industri AS, yang berpusat pada lembah silikon, yang terletak antara San Fransisco dan San Jose. Hanya tiga dari 75 perusahaan semikonduktor Amerika ditempatkan di lembah silikon. Mengapa? Alasan pokoknya adalah karena bisnis semi konduktor adalah industri tingkat tinggi yang berciri inovasi terus menerus, karena semakin bertambah banyak jumlah fungsi yang ditempatkan pada suatu chip silikon kecil yang besarnya tak lebih dari seujung kelingking. Dalam rangka bersaing dalam industri semi konduktor, para insinyur listrik harus bertukar informasi dengan para pekerja litbang lainnya dalam perusahaan yang bersaing. Jadi, lembah silikon adalah suatu sistem informasi untuk pertukaran pengetahuan teknologis. Sebetulnya, suatu perusahaan semikonduktor ingin melindungi rahasia-rahasia teknologisnya agar tidak menyebar kepada para pesaingnya ddengan cara paten, pengamanan dari spionase industri, dan cara-cara lainnya. Tetapi tingkat mobilitas-jabatan di antara pekerja lembah silikon adalah 30%, yang menunjukkan kepada kita bahwa salah satu cara untuk memperoleh rahasia teknik perusahaan lainnya adalah dengan menggaji salah satu insinyur terasnya. Tentunya, ada stategi-penangkal: perusahaan lain mungkin menyewa ulang pekerja itu enam bulan atau satu tahun setelah itu, kemudian dia mengetahui banyak rahasia teknik pesaingnya (Rogers dkk, 1980b).

Pengembangan Inovasi 6

Pengembangan Industri Teknologi-Tinggi baru Kasus industri semikonduktor lembah silikon mengggambarkan bagaimana industri-industri tertentu tumbuh di sekitar pengenalan produk baru yang radikal. Inovasi besar seperti itu seringkali mendorong pengembangan industri baru secara keseluruhan. Mueler dan Tillton (1969) mengemukakan bahwa suatu proses berurutan terjadi: Suatu industri diciptakan oleh suatu proses besar atau produk inovasi, dan mengembangkan inovasi-inovasi berikutnya yang diperkenalkan yang bersifat teknologis karena kurang radikal. Empat fase yang biasanya terjadi dalam pengembangan suatu industri teknologitinggi baru:
1.

2.

3.

4.

Inovasi, suatu masa yang sangat tidak menentu di mana pemecahan masalah trial and error membawa pada inovasi, dengan produksi ringan dalam ringan dalam suatu fasilitas kecil misalnya sebuah garasi. Beberapa firma baru didirikan dan industri telah mulai. Imitasi, ketika ketidakpastian sedang menyusut karena banyak perusahaan baru memasuki dunia industri dan mengembangkan varian-variannya sendiri dari inovasi dasar, yang sedikit demi sedikit meningkat melalui litbang dan lebih memperhatikan pemasaran. Perusahaan-perusahaanbaru seringkali merupakan jelmaan perusahaan lain yang ada, di mana seorang perintis dengan suatu ide hangat untuk produk baru membuat suatu perusahaan untuk memproduksi gagasan itu. Sebagian besar perusahaan semikonduktor lembah silikon adalah perusahaan baru yang muncul Fariechild Semiconductor, salah satu firma pertama dalam industri teknologi-tinggi ini (Rogers dkk, 1980b). Persaingan Teknologi, di mana laboratorium-laboratorium litbang memperbaiki inovasi melalui perubahan proses produksi, sementara perusahaan-perusahaan yang lebih kecil mengalami kesulitan memasuki industri dan kompetisi dan menyisihkan perusahaan yang tidak berhasil membuat kemajuan-kemajuan penting berdasarkan inovasi dasar. Standarisasi, di mana produk yang ideal diketemukan dan aktifitas litbang dipusatkan pada peningkatan proses produksi dan perpanjangan daur kehidupan produksi, dan di mana kompetisi telah beralih ke persaingan harga (Baker dan Sweeney, 1977:199-123).

Tabel 4-1 menunjukkan 4 fase ini dengan contoh industri masing-masing. Industriindustri ini semuanya adalah contoh industri teknnologi tinggi yang didirikan berdasarkan suatu inovasi yang radikal. Industri solar agaknya sekarang ini pada tahap imitasi, karena inovasi dasar solar flat-plate collector (alat penghimpun tenaga matahari) sedikit demi sedikit meningkat melalui lebih eratnya hubungan antara litbang dengan pemasaran. Sebaliknya, industri semikonduktor agaknya pda tahap ketiga kompetisi teknologis. Penanaman modal besar-besaran dilakukan pada litbang dalam rangka memajukan inovaasi; aslinya, inovasi dasar penempatan suatu komputer dalam suatu chip, sekarang sedang diubah menjadi peletakan fungsi komputer yang lebih besar dan lebih kuat dari satu chip. Ada rintangan-rintang ketat terhadap masuknya firma-firma baru kedalam industri semi konduktor, dan kompetisi telah menyisihkan banyak firma yang ada pada tahun-tahun terakhir ini.

Difusi Inovasi

Tabel 4-1. Tahap-tahap dalam pengembangan Teknologis suatu industri baru di Sekitar suatu inovasi Radikal
TAHAP DALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGIS SUATU INDUSTRI BARU 1. Inovasi, suatu periode sangat tidak menentu di mana pemecahan masalah secara trial-and-error membawa pada inovasi, dengan produksi sementara dalam suatu fasilitas terbatas 2. Imitasi, ketidakpastian sedang menyusut karena banyak firma baru memasuki industri dan mengembangkan varian mereka sendiri atas inovasi dasar, yang sedikit maju melalui litbang dan oleh perhatian lebih besar pada pemasaran. 3. Kompetisi teknologis, di mana labora-torium litbang meningkatkan inovasi melalui perusahaanperusahaan proses, sementara firma-firma yang lebih kecil mengalami kesulitan untuk memasuki industri dan kompetisi yang menyisihkan firmafirma yang ada yang tidak berhasil membuat kemajuan-kemajuan penting inovasi dasar 4. Standarisasi, di mana produk yang ideal telah ditemukan dan aktifitaas litbang dipusatkan pada perbaikan produksi daan pada memperpanjang daur hidup produk, dan di mana kompetisi teknologis telah beralih ke kompetisi harga INDUSTRI YANG MEWAKILI 1. Industri bioenginering, di mana invensi dasar rekombinasi DNA diterapkan

2. Industri solar-collector yang dibangun di sekitar ide dasar solar-palte collector

3. Industri semikonduktor

4. Industri kalkulator

Tahap dalam pengembangan suatu industri mempengaruhi sifat perilaku inovasi. Begitu suatu industri baru bergerak dari fase pertama inovasi, ke imitasi, kompetisi teknologis, dan akhirnya standarisasi, kita berharap: o Ketidakpuasan terhadap inovasi menyusut o Rata-rata besarnya perusahaan/firma meningkat o Fungsi litbang menjadi lebih diformalkan o Pengaruh pemasaran atas litbang meningkat o Inovasi menjadi lebih terstandar dalam industri 4. Komersialisasi Inovasi seringkali merupakan hasil kegiatan penelitian; jadi merupakan hasil kegiatan ilmiah yang dipaket dalam suatu bentuk yang siap diadopsi oleh pengguna. Karena pengemasan hasil-hasil penelitian seperti itu biasanya dilakukan oleh firma swasta dalam proses pengembangan teknologi tahap ini biasanya disebut komersialisasi. Komersialisasi adalah pemroduksian, pengemasan, pemasaran dan pendistribusian suatu produk yang mewujudkan suatu inovasi. Tentu saja tidak semua inovasi berasal dari penelitian dan pengembangan, melainkan bisa saja muncul dari praktek karena pemraktek tertentu mencari jalan keluar baru

Pengembangan Inovasi 8

bagi masalah atau kebutuhan mereka. Misalnya, kebanyakan inovasi medis adalah produk kegiatan penelitian dan pengembangan oleh para ahli spesialis, tetapi kadang-kadang suatu inovasi berasal dari praktek di bidang ini. Contohnya adalah radial keratotomy, suatu prosedur pembedahan untuk membetulkan kesalahan-kesalahan tertentu pada pandangan mata2. Inovasi ini diadopsi oleh beberapa ribu dokter sebelum adanya evaluasi ilmiah mulai dilakukan oleh The National Institute of Health (NIH). Contoh lain adalah leatrile, suatu zat yang diakui sebagai obat kanker, sebelum dijadikan bahan penelitian klinis untuk menentukan keefektifan beberapa tahun yang lalu. Ada contoh-contoh yang sama mengenai inovasi yang berasal dari praktek dalam pendidikan, transportasi umum, pertanian, dan di bidang-bidaang lainnya. Dua inovasi atau lebih sering dipaket jadi satu dalam agar memudahkan penyebarannya karena beberapa inovasi itu punya keterhubungan fungsi, atau setidaktidaknya begitu menurut pandangan calon pengguna. Suatu bundel teknologi (juga dinamakan paket inovasi) terdiri dari satu atau lebih unsur teknologi yang berbeda, yang dipandang berkaitan erat. Barangkali keputusan terpenting dalam keseluruhan proses pengembangan-inovasi adalah keputusan untuk mulai menyebar inovasi kepada calon pengguna. Di satu pihak, biasanya ada tekanan untuk menyetujui agar suatu inovasi disebar secepat mungkin, karena masalah/kebutuhan sosial yang perlu dipecahkan mendapatkan prioritas tinggi. Mungkin telah digunakan dana umum untuk menyeponsori penelitian, dan dukungan finansial seperti itu merupakan invesmen masyarakat yang tidak kelihatan sebelum inovasi diadopsi oelh para pengguna. Di lain pihak, reputasi dan kreabilitas lembaga pembaharuan di mata kliennya tergantung pada apakah rekomendasi tentang inovasi punya dampak-dampak yang menguntungkan para penggunanya. Para ilmuwan cenderung berhati-hati ketika tiba saat menerjemahkan penemuan-penemuan ilmiah mereka ke dalam praktek. Penyaring Teknologi Penyaringan teknologi dimaksudkan untuk menentukan inovasi mana yang harus disebarkan melalui berbagai cara oleh berbagai organisasi. Stasiun percobaan pertanian pada masing-masing dari 50 negara bagian mengembangkan inovasi-inovasi pertanian dan kemudian menyerahkannya pada lembaga penyuluhan pertanian negara bagian di AS untuk menyebarkan; setiap inovasi yang dinilai siap-sebar dianjurkan kepada para petani untuk mengadopsinya. Mungkin inovasi itu diberi bungkus persetujuan, atau anjuran hanya untuk petani tertentu, untuk iklim atau kondisi tanah tertentu, atau kondisi-kondisi khusus lainnya. Kami melihat dalam kasus di bidang pertanian bahwa dalam keputusan untuk memulai menyebarkan inovasi terjadi pelibatan organisasional yang berdekatan, karena teknologi baru itu meluncur dari para pekerja litbang (di stasiun percobaan pertanian) ke suatu lembaga difusi (lembaga penyuluhan pertanian). Saling-temu organisasional serupa antara litbang dan lembaga difusi juga ada dalam bidang lain. Dalam difusi medik terdapat kepedulian yang tinggi dengan memasukkan kendali mutu terhadap teknologi-teknologi yang menyebar ke para pemraktek, sehingga (1) inovasi-inovasi yangmenyebar hanyalah yang punya konsekuensi-konsekuensi yang diinginkan, (2) inovasi-inovasi tertentu tidak menyebar terlalu cepat, dan (3) beberapa inovasi, begitu diadopsi, tidak digunakan berlebihan. Perhatian terhadap pengaturan penyebaran teknologi-teknologi medik ini dapat dimengerti, karena menyangkut
2

Dengan melakukan serangkaian operasi (sayatan-sayatan) kecil di mata. Salah satu perhatian penelitian adalah dampak jangka pajang radial keratotomy itu menjaadi buta.

Difusi Inovasi

kemungkinan ancaman terhadap kehidupan manusiawi. Suatu pendekatan baru untuk menyaring inovasi-inovasi medik diikuti NIH melalui tindakan :konferensi pengembangan konsensus. Pengembangan konsensus adalah suatu proses yang mengajak bersama para ilmuwan peneliti biomedik, para dokter praktek, para konsumen, dan yang lain dalam suatu usaha untuk mencapai persetujuan umum tentang apakah suatu metode medis tertentu aman dan efektif (lowe, 1980). Teknologi itu bisa berupa suatu peralatan, obat, atau prosedur medik atau pembedahan. Suatu konferensi konsensus 3-hari biasanya dimulai dengan pembahasan makalah-makalah sintesa penelitian oleh para peneliti ahli, para pengguna teknologi itu, dan konsumen mereka. Suatu pernyataan konsensus disiapkan oleh panel dan dibaca pada hari terakhir konferensi kepada audien yang nantinya mereaksi konsensus tersebut. Pernyataan konsensus yang final kemudian diterbitkan US Government Printing Office (Kantor Percetakan Negara AS) dan disebar luas kepada para dokter, media massa, jurnal-jurnal medis, dan masyarakat. Konferensi konsensus dimulai pada 1978 sebagai penghargaan atas fakta bahwa bidang medis ketiadaan proses remi untuk menjamin bahwa telah ada penemuan-penemuan penelitian medik dan telah dievaluasi secara ilmiah untuk menentukan apakah temuantemuan itu siap digunakan para dokter dan para pekerja kesehatan lainnya. Dikhawatirkan bahwa beberapa teknologi baru itu tersebar tanpa pengujian ilmiah yang memadai, sementara teknologi-teknologi yang sudah divalidasi dengan baik mungkin terlalu lambat menyebar. Panel-panel konsensus kadang-kadang merekomendasikan untuk menolak penggunaan prosedur, peralatan atau obat-obatan kesehatan atau pembedahan tertentu pada kondisi tertentu. Dengan demikian panel-panel itu melakukan suatu fungsi penting dalam menyaring arus inovasi-inovasi medis dari penelitian ke praktek. Sautu fugsi yang sama dengan konferensi pengembangan konsensus dilakukan oleh mekanisme-mekanisme lain pada lembaga-lembaga federal yang lain. Misalnya, The National Diffusion network, Departemen Pendidikan AS yang menggunakan suatu panitia tetap (disebut The Joint Dissemination Review Panel) sebagai wasit ilmiah untuk menentukan gagasan-gagasan belajar dan mengajar baru ini dikembangkan oleh personel sekolah. Tetapi pada kebanyakan lembaga pembaharuan keputusan penting seperti inovasi mana yang disebarkan kepada para pengguna dibuat kurang begitu formal dan karena tanggung jawab terhadap pilihan ini mungkin agak longgar.

Uji Klinis Inovasi-inovasi bisa disetujui atau tidak untuk disebar kepada para pengguna berdasarkan penilaian dalam percobaan-percobaan klinik (clinicals trial) yang mungkin telah dilakukan pada fase komersialisasi dalam proses pengembangan inovasi. Percobaan klinis adalah eksperimen-eksperimen ilmiah yang dirancang untuk menentukan efek-efek inovasi di masa-masa mendatang dalam arti kemanjurannya, keamanannya, dan faktor-faktor lainnya. Dalam bidang kesehatan (obat-obatan), biaya percobaan klinis rata-rata sekitar $1.000 - $2.000 per pasien per tahun. Bila suatu obat baru dikenai uji klinis 100 pasien, biaya keseluruhan menjadi $100.000 - $200.000. Uji klinis terapi penyakit cardiovascular seringkali melibatkan ribuan pasien dan ratusan peneliti media sehingga biayanya bisa mencapai $100 juta (Finkelsetein et.el. 1981). Dalam kasus pengobatan, di mana penilaian ilmiah yang persis atas inovasi teknologis adalah penting, tingginya biaya uji klinis dapat dibenarkan.

Pengembangan Inovasi 10

Maksud uji klinis adlah mengevaluasi efek suatu inovasi di bawah kehidupan nyata, sebagai dasar pembuatan keputusan ya/tidaknya penyebaran inovasi itu.

5.

Keputusan Untuk Menyebar Inovasi

Barangkali terlalu sederhana menggambarkan proses perkembangan inovasi hanya terdiri dari munculnya teknologi baru dari penelitian dan kemudian menyebar kepada para pengguna dan praktisi di mana teknologi baru itu diadopsi dan dipergunakan dalam beragam bentuk. Suatu gambaran yang lebih realistis diberikan oleh Braun dan Mac Donald (1978:1) suatu inovasi teknologis itu seperti sungai pertumbuhan dan perkembangannya tergantung pada anak-anak sungainya dan kondisi di sekitarnya. Reinvensi menunjukkan perubahanperubahan dalam inovasi yang dibuat oleh penggunanya dalam rangka menyesuaikan teknologi itu dengan kondisi-kondisi khusus mereka. Biaya, ukuran, fungsi dan ciri-ciri lain suatu inovasi biasanya ditentukan oleh pekerja litbang dengan memperhatikan kebutuhan/maslah calon pengguna. Maka realitas proses perkembangan inovasi menunjukkan bahwa pembedaan antara fase penelitian dan pengembangan dengan fase difusi/adopsi mungkin tidak bisa setegas seperti pembahas kita di atas. Walaupun dua fase itu sebetulnya berbeda Satu titik yang sangat penting dalam proses perkembangan inovasi adalah keputusan untuk mulai menyebar inovasi kepada calon pengguna. Disinilah sistem-sistem penelitian/pengembangan/komersialisaasi harus berkait dengan lembaga-lembaga difusi yang akan mengkomunikasikan inovasi kepada para pengguna. Para peneliti dan penyebar mungkin punya pandangan berbeda tentang inovasi dan kadang-kadang ada konflik dalam keputusan apakah mulai menyebar suatu ide baru atau tidak. Misalnya, para pengamat penelitian/penyluhan yang bekerja di bidang pertanian melapor bahwa kadang-kadang terjadi selang waktu antara penyebaran suatu inovasi teknologis oleh lembaga penyuluhan pertanian dengan selesainya penelitian dan pengembangan teknologi tiu. Pada kasus lain, penyebaran suatu tekologi baru mungkin sudah dilakukan sebelum para peneliti pertanian menganggap punya bukti-bukti ilimiah yang cukup untuk memberi rekomendasi pengadopsian inovasi itu. Dalam beberapa kasus, difusi sebelum penelitian ini mungkin menyebabkan terjadinya masalah. Masalah hubungan organisasional lainnya dapat terjadi dalam proses perkembangan inovasi ketika organisasi penelitian dan penyuluhan pertanian satu negara bagian merekomendasikan inovasi, sementara organisasi serupa di negara bagian yang lain tidak merekomendasikannya. Majalah-majalah pertanian dan saluran media massa lainnya menginformasikan kepada khalayak petani di kedua negara bagian itu ketidak konsistenan kebijaksanaan negara bagian mengenai inovasi itu. Contoh masalah koordinasi ini dilapporkan oleh inovasi No-till farming di Washington County, Iowa. Bundel teknologi ini terdiri dari pelaksanaan pengolahan dan penanaman sekali jalan yang membiaarkan sisasisa panenan di permukaan tanah; ini mengganti penggunaan bajak3.
No-till farming diartikan sebagai penanamn bibit (biasanya jagung atau kacangkacangan) di tanah yang tidak dibajak melainkan dengan membuat lubang yang cukup dalam (digejik=jw) untuk tempat biji agar bersentuh tanah, dan menggunakan herbisida untuk mencegah rerumputan dan tanaman pengganggu yang tak dikehendaki, jadi mengganti cara konvensional dalam penyiapan tempat tanam seperti membajak, mluku, dsb.
3

Difusi Inovasi

11

No-till farming (bercocok tanam tanpa mengolah tanah, mungkin semacam gogo rancah di Jawa) diteliti pada tahun 1950an, dan mulai menyebar di Virginia dan Kentucky pada tahun 1960an. Para peneliti di Stasiun Percobaan Pertanian Iowa dan para ahli penyuluhan di Pusat penyuluhan Iowa, menentang no-till farming selama beberapa tahun. Mereka menganggap bahwa suatu modifikasi no-till farming yang memerlukan sedikit pengolahan tanah (di mana tanah/lahan diolah sekedarnya saja) lebih tepat untuk kondisi Iowa. Pada tahun 1970, beberapa petani Iowa mendengar tentang no-till farming dari hubungan-hubungan mereka dengan petani negara bagian lain, dan dari artikel-artikel di majalah pertanian. Pada tahun 1976, beberapa petani Washngton County tertarik dengan inovasi ini, dan adopsi pertama terjaadi tahun 1977. Perusahaan besar john Deere Implement di Washington County mulai menjual alat penanam (barangkali semacam gejik), dan sebuah penyalur obat-obatan mulai menjual alat pembasmi rumput yang dipergunakan untuk memberantas tanam-tanaman yang ada di tempat yang diluku. Akhirnya pada tahun 1978 petugas penyuluh desa (county) di Washington County mulai mengadakan pertemuan dengan para petani untuk menyebar inovasi ini, dan tiga atau empat kali adopsi terjadi tahun 1978-1979. Penghematan bahan bakar untuk traktor dan buruh tani, di samping meningkatnya konversi tanah karena no-till farming, dengan cepat meyakinkan banyak petani di Washington County untuk mengadopsi bundel inovasi ini, sehingga pada tahu 1980 sekitar lima puluh petani mengadopsinya. Dengan demikian, kurva difusi berbentuk S berlangsung. Apa implikasi kajian the Consumer Dynamic. Ini berkenaan dengan mata rantai organisasional proses perkembangan no-till farming di Washington County, Iowa? 1. Dukungan penelitian/penyuluhan terhadp suatu paket (bundel ionvasi, atau ketiadaannya, dapat mempercepat atau menghambat kecepatan pengadopsian paket inovasi itu disuatu negara bagian atau suatu desa. Para petani Iowa sekitar 15 tahun lebih lambat dibanding mereka di Kentucky, Virginia, Maryland dan Tennesae dalam pengadopsian no-till farming, sebagian besar karena Universitas Negeri Iowa relatif terlambat dalam merekomendasikan inovasi itu. 2. Penjaja peralatan/produk dapat mempengaruhi kecepatan adopsi suatu paket teknologi berdasar bila (dan jika) mereka memperoleh masukan-masukan yang diperlukan untuk pengadopsian. Misalnya, para pengguna awal no-till farming pada tahun 1960-an pada mulanya tidak dapat membeli alat penanam no-till farming The Allis Company membuat mesin komersial yang pertama (tahun1967), sehingga mereka harus berimprovisasi dalam membuat alat-alat bercocok tanam mereka sendiri dengan bantuan tukang las setempat4. Dan perangkat penyemprot rumput liar, suatu unsur penting dalam paket teknologi no-till farming, tidak mudah didapatkan sampai tahun 1988. Ketika dua produk komersial menjadi lebih mudah dibeli di Kentucky Barat, kecepatan adopsi no-till farming tinggal landas dengan cepat (Choi dan Coughnour,1979). Barangkali kasus no-till farming ini membantu menunjukkan pentingnya hubunganhubungan organisasional dalam proses perkembangan inovasi. Kaitan antara penelitian dan pengembangan dengan fase difusi, antara sistem difusi satu dengan negara bagian lainnya,

Harry Young, seorang petani di Christian County, Kentucky, memainkan peran penting dalam sejarah no-till farming ketika ia membantu Allis-Chalmers Company menunjukkan bahwa mereka telah merancang alat tanam no-till farming secara komersialpada tahun1962, walaupun tiddak dimaksudkan untuk keperluan lain.
4

Pengembangan Inovasi 12

dan antara perusahaan negara dengan swasta, semuanya terlibat dalam penentuan penggunaan no-till farming oleh para petani Iowa dan Kentucky. Kami telah menyebutkan pada bagian terdahulu bahwa ada enam fase dalam proses perkembangan-inovasi yang terjadi dalam urutan linear di mana mereka dibahas. Sebaliknya, dalam banyak kasus fase-fase tertentu ada yang tadak berlangsung, atau urutannya berubah. Sejarah Alami suatu Inovasi: Warfarin5 Kisah Warfarin, racun tikus yang paling luas digunakan di dunia sekarang, membantu mengulas bagaimana penelitian ilmiah yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah membawa pada suatu inovasi teknologis yang sangat efektif dalam memecahkan masalah yang berbeda. Penelitian oleh Dr. KP Link dkk di Universitas Windcosin pada tahun 1934 merancang untuk menemukan bahan-bahan kimia dalam rumput (sweet clover) busuk yang menyebabkan pendarahan pada ternak. Banyak petani Midwestern memberi makanan ternak mereka dengan jerami rumput sweet clover hari itu, sebagian karena rumput itu direkomendasikan oleh para ahli sebagai suatu tanaman yang dapat memaniskan" tanah yang asam. Sebagai suatu bonus ekstra, sweet clover dapat dipergunakan untuk mengurangi erosi tanah. Tetapi ketika jerami rumput sweet clover mereka berikan kepada ternak, ternak itu kadang-kadang sakit, dan jika tidak diobati akan mati karena pendarahan di dalam. Para petani menyebut penyakit misterius ini dengan penyakit sweet clover. Profesor Link dkk di Madison berusaha mengisolasi agen homorrhagic (penyebab pendarahan ) dalam sweet clover busuk. Mereka menemukan anti coagulent menjadi coumarin, dan para peneliti biomedis segera mulai menguji kegunaan agen didalam jenis-jenis pembedahan tertentu dan pada beberapa kondisi hati. Tetapi aplikasi terpenting dari penemuan Dr Link dalam penelitiannya terhadap penyakit sweet clover tidak terjadi sampai 12 tahun kemudian, ketika Link mulai mencoba pada tahun 1945 dengan menggunakan coumarin dan derivaifnya sebagai rodenticide (racun untuk binatang pengerat). Dr. Link meminta WARF (Wisconsin Alumni Research Foundation) untuk membiayai penelitian terhadap coumarin sebagai pembunuh tikus. Suatu derivatif coumarin ditemukan sangat efektif sebagai racun tikus. Pada tahun 1948, derivatif kimia ini yang sekarang disebut Warfarin (dari WARF), dilepaskan ke pabrik-pabrik komersial dengan royaltinya dikembalikan pada WARF. Keuntungan-keuntungandari warfarin ini telah memberikan dorongan yang sangat luar biasa pada para ilmuan di Universitas Winconsin; sekarang keuntungan dari warfarin mendanai banyak proyekproyek penelitian ternak peliharaan para profesor Madison penelitian-penelitiaan para calon dokter, dan biaya-biaya penelitian lainnya. Sekarang lebih dari 400 perusahaan yang berbeda memasarkan pembunuh tikus yang berisi warfarin. Tapi sangat sedikit; paling umum produk-produk yang dijual hanya berisi 0,025 % warfarin sedang lainnya (Campuran lain-lain) terdiri dari padipadian atau sejenisnya yang disukai tikus. tetapi racun warfarin sangat mematikan tikus. Kualitas Warfrin dalam kemampuannya membunuh tikus adalah terpenting
5

Ilustrasi ini sebagian didasarkan pada kajian lowe, 1981

Difusi Inovasi

13

dalam penyebarannya. Karena warfarin membunuh tikus dengan cara pendarahan di dalam, binatang yang kena racun itu mencari air dan dengan biasanya tidak mati dalam liangnya. Sehingga para petani dan pemilik rumah dengan cepat dapat melihat keefektifan warfarin dalam membunuh tikus-tikus; observabilitas inovasi dengan demikian diperkuat sifat biokemisnya. Dan warfarin tidak berbahaya pada anjing, kucing atau manusia yang kebetulan tidak sengaja memakannya. Sekarang lebih dari 3,5 ton warfarin terjual setiap tahunnya, dan sekitar separo dari pembunuh tikus ini dipakai oleh para petani. Keseluruhan penjualan racun pembunuh binatang pengerat yang berasal dari warfarin kira-kira sebesar 50-100 juta dolar pertahun. Keseluruhan penghematan yang diperoleh dari warfarin dalam bentuk tercegahnya kehilangan biji padi-pasien dan kerusakan barang diperkirakan berlipat ganda dari angka penjualan itu. Tetapi keuntungan yang pasti bagi masyarakat yang dipetik dari warfarin sulit diperkirakan. Sekarang, mudah melupakan bahwa profesor Link mulai penelitian yang akhirnya membawa pada warfarin pembunuh tikus itu adalah sebuah penjajagan penyakit sweet clover. Proses pengembangan-inovasi sangat tidak menentu dan tidak dapat diduga, di mana ketidak-sengajaan dan kebetulan memegang peranan penting. Maka model kami sekarang ini tentang enam fase proses perkembangan inovasi hendaknya dianggap sebagai pedoman umum dari mana kebanyakan inovasi umumnya berasal. Tomat-Batu California Sifat dalam inofasi dan koensekuensinya sering ditentukan sebagian selama kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menciptakan inovasi. Kita melihat sebuah ilustrasi difusi ditentukan sebelumnya oleh keputusan-keputusan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum adopsinya yang pertama, dalam kasus ini pemilik tomat mekanik di California. California adalah negara bagian pertanian di Amerika, dan tomat adalah salah satu hasil pertanian terpenting di California. Banyak produksi tomat di AS terpusat di California. Sebelum pengenalan pemetik mekanik pada tahun 1962, ada sekitar 4000 petani penghasil tomat di California; 9 tahun dari itu hanya 600 dari para penanam tomat ini yang tetap melakukuan usaha ini. Salah satu efek mesin baru itu adalah mengurangi jumlah petani tomat kira-kira 1/7nya. Pada 1962, sekitar 50.000 buruh tani, kebanyakan emigran Mexico, dipekerjakan sebagai pemetik tomat di California. Mereka digantikan oleh 1.152 mesin (harga masing-masing $65.000), ditambah sekitar 18.000 pekerja yang menggunakan mesin pemetik itu untuk menyisihkan tomat yang rusak dan tomat yang masih muda. Sekitar 80% dari penyortir ini adalah perempuan. Hanya sedikit bangsa Amerika-Mexico. Banyak konsekuensi lain pemetik mekanik. Penanaman tomat pindah dari desa San Joaquin di California ke desa-desa Yolo dan Fresno, yang kondisi tanah dan cuaca lebih ideal untuk pertanian mekanis. Dan tomat-tomatnya juga berubah. Untuk memungkinkan dipetik dengan mesin, para ahli pertanian membiakkan tomat keras yang tidak mudah rusak. Sayangnya, konsumen Amerika menyukai tomat yang lembut/lunak. Walaupun tomat keras rasanya asam, vitamin yang dikandungnya agak lebih sedikit. Tetapi ibu-ibu rumah tangga yang membeli tomat-tomat itu

Pengembangan Inovasi 14

mendapat satu keuntungan penting: tomat-tomat yang dimekaniskan lebih murah harganya dari tomat biaa. Pengembangan pemetik tomat mekanik punya banyak konsekuensi dan luas. Apakah efek-efek ini diketahui oleh para pekerja (peneliti) litbang yang mengembangkan pemetik mekanik di Universitas California di Davis? Tidak semuanya, kata para analis kasus ini, seperti Friedland dan Barton (1975:28), menyimpulkan bahwa para ilmuwan pertanian adalah pengelindur sosial. Para pencipta pemetik mekanis dimotivasi menghemat industri tomat bagi California ketika diancam oleh terminasi program bracero bangsa Mexico pada 1964 (yang berarti berakhirnya tenaga buruh yang murah). Para ilmuwan sedikit menunjukan sedikit perhatian bagaimana konsekuensi sosial teknologi baru ini akan berakibat merugikan kehidupan manusia, membaw Hightower (1972) memberi judul Hard Tomatoes, Hard Times. (tomat keras, masa sulit). Hampir semua penelitian untuk mengembangkan teknologi ini dilakukan oleh para profesor pertanian di Universitas California di Davis, menggunakan lebih dari 1 juta Dolar dana (Schmitz dan Secker, 1970). Kepala peneliti adalah pembudidayaan jenis tomat-keras yang dapat dipetik oleh mesin, dengan mengabaikan oposisi para koleganya dan administrator yang percaya bahwa gagasannya memetik dengan mesin adalah edan. Sebetulnya, mereka takut proyeknya yang aneh itu akan merusak reputasi departemen mereka dan Universitas California. Tetapi Hanna begitu kukuh. Yakin bahwa pendekatannya itu benar bahwa tahun 1957, dia pergi enam minggu ke New York untuk mencari jenis-jenis tomat-keras. Dia kembali dengan membawa biji-biji tomat jenis Red Top, sebuah tomat yang hampir sekelas apel ketika masak. Hanna mulai mengadaptasi tomat New Yorknya dengan kondisi California. Akhirnya Hanna membentuk tim dengan seorang insinyur pertanian di Davis bernama Coby Lorenzen dalam suatu pendekatan dalam sistem untuk memekanikkan tomat. Lorenze bekerja merancang suatu mesin yang memotong tanaman tomat sebatas tanah, memungut buahnya, dan mengangkatnya melalui pekerja penyortir kesebuah truk gondola (gandeng) untuk dibawa kepasar. Pada tahun 1971, Hanna mengembangkan sejenis tomat. VF-145, yang ideal untuk dipetik dari batang, dan sebagian besar tomat masak pada waktu yang hampir sama. Unsur penting lainya dalam paket teknologi baru adalah alat pemanen, yang dirancang Lorenze, dan diproduksi oleh teman Hanna, Ernest Black welder, seorang pembuat mesin yang mengikat kontrak dengan Universitas California. Dua puluh Lima mesin diproduksi pada tahun itu. Pada awalnya mereka menghadapi banyak masalah teknis: dalam waktu singkat sebagian besar di antara mesin-mesin itu rusak, dan dari tujuh sisanya hanya satu yang berhasil dioperasikan dalam musim panen. Tetapi pemanen mekanik itu hanya mengurangi separo tenaga kerja. Pada tahun 1962, ke 25 mesin itu ditingkatkan, dan memanen I% tanaman. Pada tahun 1963, ada 66 mesin yang dipergunakan, dan mesin-mesin itu memetik tomat 3% dari semua tomat. Tambahan paling besar pada tahun 1964, ketika 224 mesin pemetik tomat memetik 25% dari semua tomat yang ditanam. Peningkatan mendadak dalam mengadopsi ini terjadi karena konggres AS mengakhiri program Brecaro dengan mana semua pekerja Mexico dibawa ke California. Profesor Hanna dan Lorenze telah menaksir/memperkirakan kemungkinan ini. Industri tomat menghargai Hanna sebagai orang yang menyelamatkan tomat California. Enam tahun kemudian,

Difusi Inovasi

15

1521 mesin memanen 99,9% tanaman tomat. 32 ribu pemetik tomat dengan tangan diberhentikan. Dalam restropeksi seorang heran betapa berbeda difusi dan mengadopsian inovasi ini jadinya bila para pekerja litbang merancang suatu mesin kecil, yang mungkin dapat diadopsi 4000 petani tomat (sebagaimana tahun 1962). Apakah bila ancaman pengurangan tenaga kerja besar-besaran tahun 1964 tidak memaksa Hanna, Lorenze buru-buru memproduksi prototipe mesin-mesin mereka? Apakah Universitas California di Davis telah melakukan penelitian sosial dan ekonomi mengenai dampak mekanisasi pertanian sebelum 1962, sehingga konsekuensikonsekuensi yang merusak dari teknologi baru itu atas ketenaga kerjaan dan konsumen tomat mungkin telah dikenali, dan barang kali dikurangi? Isu-isu ini akan dibahas nanti dalam bab tentang konsekuensi-konsekuensi inovasi teknologis. Perhatian utama kami disini adalah bahwa keputusan-keputusan dan kegiatankegiatan selama fase penelitian dan pengembangan dari proses perkembangan teknologi secara langsung mempengarui fase difusi berikutnya. Pada paker difusi pada masa lalu telah mengabaikan kenyataan ini begitu lama. STATUS SOSIAL EKONOMI, PEMERATAAN DAN PERKEMBANGAN INOVASI Salah satu perubahan kebijaksanaan yang penting dalam pembangunan internasional dan pada sebagian pemerintah federal tahun 1970an menaruh perhatian lebih besar secara langsung berkaitan dengan setiap fase proses perkembangan inovasi. Misalnya, suatu penemuan yang ajeg dari penelitian yang lalu tentang fase difusi adalah bahwa status sosial ekonomi seseorang sangat berhubungan dengan tingkat kontak mereka dengan agen pembaru, dan bahwa status (dan kontak dengan agen pembaru) selanjutnya berhubungan erat dengan keinovatifan mereka. Jadi, beberapa pengamat mengkalim bahwa lembaga-lembaga pembaharuan menyebabkan meningkatnya ketidaksaaman antara audien mereka melaui pengenalan paket-paket inovasi. Lebih lanjut, status sosial ekonomi pengguna perseorangan bertentangan dengan sifat inovasi. Misalnya, apakah suatu mesin pertanian baru diproduksi model 4 lajur, 6 lajur atau 8 lajur punya pengaruh yang penting terhadap apakah yang membeli mesin itu petani besar ataukah petani kecil. Kenyataanya, apakah topik-topik penelitian mungkin menguntungkan petani besar ataukah petani kecil. Kenyataannya, apakah topik-topik penelitian mungkin menguntungkan petani besar atau petani kecil diselidiki oleh para pekerja litbang negeri hanya berkata siapa yang akhirnya mengadopsi hasil-haisl penelitian. Beberrapa ilustrasi antar hubungan status sosial ekonomi dengan berbagai aspek proses perkembangan inovasi dapat diambil dari kajian-kajian dalam bidang pertanian. Salah satu contoh adalah evaluasi dampak proyek Green Thumb di kalangan petani Kentucky (Case et al, 1982). Green Thumb adalah sistem informasi berdasar komputer yang menyampaikan kerangka-kerangka cuaca, pasa dan informasi-inoformasi lainnya untuk memenuhi permintaan seorang petani agar disiarakan di pesawat TVnya di rumahnya. Kotakkotak Green Thumb diberikan oleh Departemen Pertanian AS kepada 200 petani kecil, menegah, besar tanpa biaya 15 bulan pada tahun 1980-1981. Maka faktor-faktor status sosial ekonomi tidak mempengaruhi pengadopsian paket teknologi ini. Tetapi tingkat penggunaan sistem green thumb oleh seorang petani agaknya berhubungan dengan status sosial ekonomi, para petani besar menilai informasi sebagai unsur penting dalam mengambil keputusan, da mereka mau meluangkan waktu dan usaha untuk memperoleh informasi itu. Evaluasi Green

Pengembangan Inovasi 16

Thumb menunjukkan bahwa ada usaha khusus untuk mengurangi status sosial ekonomi sebagai suatu faktor dalam pengadopsian suatu paket teknologi, variabel-variabel status masih bisa berdampak pada konsekuensi-konsekuensi paket teknologi. Contoh lain juga oleh difusi komputer pribadi (Personal Computer) di kalangan petani di desa Shelby daan Toff di Kentucky. Tiga atau empat petani di masing-maisng desa itu telah menggunakan komputer pribadi itu ketika penulis mengadakan survei pada 1981, dan 10-15 petani lainnya diharapkan mengadopsi suatu komputer rumah tangga pada tahun berikutnya . Semua pengguna yang sekarang dan yang diharapkan adalah para petani yang mempunyai ladang sangat luas dan pendidikan tinggi. Hubungan sosial ekonomi dengan pengadopsian komputer rimah tangga sebagian karena (1) relatif tingginya harga satu komputer rumah tangga, dan (2) kenyataan bahwa hanya sedikit program-program perangkat lunak yang cocok untuk analisis usaha pertanian yang tersedia, sehingga program program itu harus disusun oleh masing-masing petani untuk keperluannya sendiri, dan hanya petani yang berpendidikan baik saja yang dapat menggunakan bahasa pemograman komputer untuk menulis program-program mereka. Barangkali situasi ini akan berubah bila harga komputer turun, atau bila lembaga-lembaga penyuluhan pertanian menyelenggarakan program-program pendidikan komputer, sehingga para petani yang kurang elit juga dapat belajar menggunakan komputer. Contoh lain hubungan status sosial ekonomi dengan suatu paket inovasi juga ditunjukkan oleh no-till farming. Paket teknologi ini sifat pembawaannya tidaklah bergantung luas ladang, walauipun survei-survei menunjukkan bahwa para petani yang mengadopsi notill farming (dibanding dengan yang tidk) adalah kelompok elit. Hubungan status sosial ekonomi dengan pengadopsian no-till farming mungkin karena (1) biaya peralatan (sekitar $9.000 - $1.000 untuk mesin penanam enam jalur) sedangkan mesin penanam dua jalur/lahur yang dibuat oleh beberapa perusahaan tidak ada di penyalur penyalur setempat), dan (2) kenyataan bahwa para petani yang lebih tinggi status dengan pengerjaan ladang-luas mendapatkan penghematan tenaga kerja dan aspek-aspek no-til farming tidak dapat terjadi sama tepatnya bagi petani kecil. Dapatlah paket-paket teknologi (seperti Green Thumb, komputer PC untuk analisa usaha pertanian, dan no-till farming) telah dikembangkan dan disebarkan begitu rupa sehingga lebih membawa pada kesamaan dan lebih besar dalam konsekuensi-konsekuensi sosial ekonominya? Jawaban terletak pada suatu analisis yang lebih menyeluruh tentang bagaimana faktor-faktor status sosial ekonomi mempengaruhi setiap langkah/tahap dalam proses perkembangan inovasi, termasuk konsekuensi-konsekuensi proses ini. Dan kebutuhan untuk penelitian mengenal status sosial dalam konsekuensi-konsekuensi ini hendaknya tidak terbatas pada bidang pertanian. Menelusur Proses Perkembangan Inovasi Ada suatu latar mbelakang yang panjang penelitian mengenai fase-fase penelitian, pengembangan dan komersialisasi dari proses perkembangan inovasi (seperti kami perlihatkan pada gambar 4-1). Kajian telacak yyang retropektif ini mencoba merekontruksi urut-urut peristiwa-peristiwa dan keputusan-keputusn penting dalam proses perkembangan inovasi. Sumber-sumber data biasanya wawancara pribadi para penyelidik dan para partisipan lainnya, publikasi penelitian, dan catatan-catan arsip bantuan-bantuan penelitian, hak-hak paten dan catatan lembaga pembaharuan. Satu dianttara yang pertama, dan paling diketahui, dari kajian-kajian telacak retrospektif fase-fase penelitian dan pengembangan proses perkembangan inovasi adalah Proyek Hindsight (Isenson, 1969). Kajian telacak yang besar-besaran ini menyelidiki peranan

Difusi Inovasi

17

berbagai variabel litbang dalam kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan yang membawa 20 sistem persenjataan militer yang berbeda, seperti misil The Minuteman, kapal selam Polaris, pesawat terbang angkutan C-141, dan senjata berkepala nuklir M-61. Peristiwa-peristiwa dan keputusan-keputusan besar dalam proses penciptaan keduapuluh inovasi teknologis diidentifikasi, rata-rata sekitar 35 peristiwa per inovasi. Proyek Hindsight menyimpulkan bahwa penelitian yang paling menyumbang penciptaan keduapuluh inovasi itu adalah sangat terapan dan didanai untuk memproduksi sistem-sistem persenjataan khusus yang dihasilkan nantinya. Penemuan Proyek Hindsight biasanya diterjemahkan ke dalam arti penelitian terapan yang menyumbang lebih langsung kepada penciptaan inovasi teknologis daripada penelitian dasar suatu kesimpulan yang sangat mengejutkan. Hasil yang paling penting dari Proyek HindSight barangkali adalah bahwa ia membawa pada kajian-kajian pelacakan inovasi lebih lanjut, pertama kali oleh the Institute of Technology Research Institute (1968) dalam proyek TRACES (technology in restropect ddan Critical Events in Science), dan kemusian oleh Batelle-Columbus Laboratories dalam apa yang dinamakan TRACES II (Globe et al, 1971), menunjukkan kemajuan lebih lanjut dalam metodologi kajian telacak retrospektif, dan perluasan kajian-kajian teknologis dari persenjataan militer ke biokimia, pertanian, konsumen, dan inovasi lainnya. Kajian-kajian telacak ini umunya menunjukkan bahwa kemajuan teknologi besar dalam bidang-bidang seperti persenjataan militer, pengobatan, atau pertanian memerlukan tidak hanya satu inovasi, melainkan suatu paket inovasi, seringkali berjumlah lusinan. Misalnya alat pemacu jantung (heart pacemaker) adalah suatu paket inovasi yang bergantung pada invensi-invensi sebelumnya seperti transistor, baterai padat, dan pengembanganpengembangan lainnya (Globe et al, 1973). Lebih lanjut, kajian-kajian telacak menunjukkan bahwa terjadi suatu masa yang panjang, sering sekitar 20 tahun, antara suatu invensi dalam penelitian dasar dengan penerapannya dalam inovasi-inovasi persenjataan dan pengobatan. Agaknya hasil-hasil penelitian dasar itu harus menua sebelum dapat dipaket menjadi satu inovasi yang bermanfaat. Misalnya, lamanya waktu dari konsep pertama suatu inovasi teknologi sampai pada realisasinya yang pertama adalah 9 tahun (dari 1951-1960) untuk alat kontrasepsi oral (Globe et al, 1973). Periode yang sebanding dengan itu adalah inovasi pertanian lebih lama: 25 tahun untuk jagung hibrida (1908-1933), dan 13 tahun untuk alat-alat insektisida (19341947). Sepuluh inovasi yang dikaji dalam traces II rata-rata memerlukan 6 tahun dari konsepsi pertama sampai realisasinya. Akhirnya, kajian-kajian telacak menunjukkan bahwa penelitian sering dilakukan tanpa suatu penerapan praktis pada suatu masalah sosial di hati. Pandangan-ini dikemukakan oleh Coemroe (1977), yang menapaktilasi proses perkembangan inovasi 10 teknologi terpenting dalam pengobatan cardiopulmonary. Dari 500 artikel penelitian penting yang membawa inovasi ini 41% penelitian yang dilaporkan tidak mempunyai hubungan dengan penyakit apapun yang disembuhkan, pada saat penelitian itu dilaporkan. Penemuan yang banyak dikutip ini menunjukkan bahwa perkembangan inovasi tidak selalu dimulai dengan masalah atau kebutuhan yang diketahui. Kelemahan Kajian-kajian Telacak Ada beberapa kelemahan dalam kajian telacak inovasi yang perlu diperbnaiki dalam penelitian di masa mendatang. Salah satu di antaranya, kajian-kajian ini retrospektif, banyak yang juga dapat dipelajari dengan melakukan kajian-kajian retrospektif proses perkembangan inovasi. Lebih lanjut, napak tilas yang lalu diarahkan kepada inovasi-inovasi teknologis yang

Pengembangan Inovasi 18

sangat penting seperti alat pacu jantung, alat kontrasepsi oral, dan misil Minuteman. Kita tidak tahu apakah yang kurang penting. Selain itu. Sumber data untuk kajian-kajian telacak ini agak terbatas: 1. Kajian-kajian telacak ini hampir sepenuhnya tergantung pada adanya publikasi-publikasi penelitian tentang teknologi, dalam rangka merekontruksi suatu pandangan parsial fasefase litbang dari proses perkembangan inovaasi. 2. Dalam keadaan sumber data yang terbatas, kajian-kajian telacak biasanya memerikan fase-fse penelitian dan pengembangan dari proses itu, tetapi tidak berbicara banyak tentang difusi/adopsi. Dan hampir tidak sama sekali mengenai konsekuensi inovasi. 3. Juga karena sifat sumber data, kajian-kajian telacak memberi kesan bahwa fase-fase penelitian dan pengembangan itu relatif rasional dan terencana, aspek-aspek ketidaksengajaan dan kebetulan dari invensi dan pengembangan mungkin cenderung kurang dilaporkan sepenuhnya dalam publikasi penelitian oleh para penemu dan peneliti. Akhirnya, seperti kami tunjukan pada gambar 4-1, kajian-kajian telacak sangat terbatas karena hanya berkenaan dengan fase-fase penelitian, pengembangan dan komersialisasi. Penyelidikan keseluruhan proses perkembangan inovasi diperlukan. Pertanyaan-pertanyaan Untuk Penelitian Masa Mendatang Pada awal bab ini kami kemukakan bahwa pembahasan kita tentang proses perkembangan inovaasi didasarkan pada dasar penelitian yang agak tipis. Pertanyaanpertanyaan penelitian apakah yang harus dikaji di masa mendatang.

1.

2.

3. 4.

5.

Bagaimana agenda tahunan prioritas penelitian dalam suatu bidang diatur? Bagaimana kebutuhan dan masalah para pengguna dikomunikasikan kepadda para petugas litbang? Peran apakah yang dimainkan suatu lembaga pembaharuan ddalam menerjemahkan kebutuhan pengguna menjadi proyek-proyek litbang? Apakah dampak atas kredibilitas pengguna dalam suatu lembaga pembaharuan bila ia merubah kebijaksanaan mengenai suatu inovasi, misalnya, dengan merekomendasikan penghentian inovasi? Seberapa jauhkan inovasi-inovasi teknologis dikembangkan oleh para pengguna, daripada para ahli litbang? Apakah konsekuensi-konsekuensi suatu inovasi teknologis atas persamaan sosial ekonomi, dan bagaimanakah dampak suatu inovasi ini dipengaruhi oleh bentuknya (misalnya besarnya dan biaya), manakah yang ditentukan pada fase pengembangan ddan mana yang pada fase komersialisasi? Apakah mata rantai dan antar hubungan penting di antara berbagai organisasi yang terlibat dalam proses perkembangan inovasi? Terutama, bagaimana para penelitit dan agen pembaharu bersama-sama dalam pembuatan keputusan untuk memulai menyebar suatu inoasi?

Dari Penelitian ke Praktek Seiring adanya tekanan-tekanan keras daari penguasa (legislator) terhadap administrator program penelitian federal untuk menunjukkan bahwa hasil-hasil penelitian

Difusi Inovasi

19

mereka sedang dikomunikasikan kepada para pengguna dan bahwa inovasi-inovasi ini sedang diadopsi.Beberapa tahuan yang lalu, salah seorang anggota kongres AS menjadi terkenal karena cecaran pertanyaan para direktur penelitian Federal dalam dengaar pendapat anggaran tahunan. Orag-orang mungkin bisa membayangkan tanya jawab mirirp berikut ini: Anggota Kongres: Sekarang pak direktur, saya hitung bahwa lembaga anda telah mengeluarkan biaya $600 juta untuk penelitian tahun lalu. Direktur : Ya, tuan kongres, saya percaya angka itu benar. Anggota Kongres: Dapatkah anda menceritakan kepada kami bagaimana penanaman modal umum dalam penelitian betul-betul telah membantu praktek para pengguna? Sering, perlu waktu yang agak lama sebelum direktur penelitian itu dapat menjawab pertanyaan. Kepala Jawatan Kehutanan AS, yang melakukan suatu program besar penelitian disponsori Federal, ditanya seorang anggota kongres pada dengar pendapat anggaran tahun 1971 untuk menunjukkan iinovasi-inovasi yang paling luas diadopsi dari hasil penelitian itu. Misalnya salah satu dari inovasi-inovasi itu adalah pemadam kebakaran kimia, yang dijatuhkan dari pesawat terbang untuk memadamkan kebakaran hutan. Anggota Kongres itu kemudian meminta diadakan penelitian kecepatan adopsi yang nyata oleh Dinas Akunting Pemerintah AS (1972). Dinas ini menemukan bahwa inovasi-inovasi seperti pemadam kebakaran kimia secara luas dipergunakan oleh para petugas kehutanan dalam 1 atau 2 wilayah dari 10 wilayah pemangku hutan, tetapi tidak diadopsi pada semua wilayah yang berdekatan. Kecepatan (tingkat) adopsi yang tidak sama ini menyebabkan para evaluator dari Dinas Akunting terheran-heranan. Analisis mereka terhadap penyebaran yang tidak efektif inovasi-inovasi yang berdasarkan penelitian-penelitian di Dinas Kehutanan menunjukkan bahwa masalahnya adalah (1) para peneliti Dinas Kehutanan tidak berorientasi pada masalahmasalah praktis para petugas hutan, mereka juga diberi imbalan karena pemanfaatan hasil penelitian mereka, (2) kenyataan bahwa pelaksana (penjaga hutan) menganggap penelitian itu tidak merupakan jalan keluar yang bermanfaat bagi masalah-masalah praktis mereka, dan (3) ketiadaan sistem difusi yang tepat yang menghubungkan sistem penelitian dengan sistem pelaksanaan. Dibawah ttekanan Kongres AS, Dinas Kehutanan telah mengadakan eksperimen-eksperimen dalam berbagai strategi untuk meningkatkan keefektifan proses perkembangan inovasi agar memperoleh pemanfaatan lebih besar bagi teknologi-teknologi yang berdasar penelitian. Model Penyuluhan Pertanian Pengalaman Dinas Kehutanan AS telah membawa dampak yang kurang terhadap sebagian besar program-program penelitian pemerintah lainya, yang tahu bahwa mereka akan memikul tanggung jawab pengadopsian inovasi-inovasi yang dihasilkan penelitian yang didanai pemerintah oleh para pelaksanapraktisioner. Jelas sekali lembaga pemerintah yang telah sangat berhasil mengamankan pengadopsian pengguna terhadap inovasi-inovasi yang merupakan hasil-hasil penelitian adalah dinas penyuluhan pertanian. Walaupun sistem ini umumnya disebut model penyuluhan pertanian, sebetulnya terdiri dari tiga komponen pokok: (1) sub sistem penelitian, yaitu 40 stasiun percobaan pertanian dan Departemen Pertanian AS yang melakukan penelitian pertanian, (2) petugas-petugas penyuluhan di kabupaten, yang bekerja sebagai sebgai agen pembaru dengan para petani dan penduduk desa lainnya di tingkat lokal, dan (3) para spesialis penyuluhan negara yang menghubungkan para penelitian pertanian dengan para petugas Kabupaten (Rogers et al, 1982). Baik para peneliti

Pengembangan Inovasi 20

maupun spesialis penyuluhan ditempatkan di Universitas-universitas pertanian negeri, dan mempunyai tingkatan keahlian yang sama (biasanya Ph. D pertanian). Karena itu model penyuluhan pertanian merupakan sistem yang betul-betul terpadu untuk proses perkembangan inovasi. Dinas penyuluhan pertanian didirikan oleh Smith Lever Act tahun 1914, yang menyatakan bahwa tujuan dari dinas ini adalah: Membantu menyebarkan kepada para pendudukan AS inovasi-inovasi yang bermanfaat dan praktis yang berkaitan dengan pertanian dan ekonomi rumah tangga, dan untuk mendororng penerapan inovasi-inovasi itu. Maka dinas penyuluhan pertanian punya sejarah panjang; sebetulnya, barangkali ia adalah sistem difusi paling tua di AS. Tentunya, dalam hal reputasi ia yang paling berhasil. Anggaran untuk dinas penyuluhan pertanian berasal dari pemerintah federal, negara bagian dan county (kabupaten), dan atas dasar alasan ini istilah Dinas Penyuluhan Terpadu sering dipergunakan untuk keseluruhan sistem untuk menunjukkan kolaborasi/kerjasama dari ketiga level pemerintah ini. Keseluruhan anggaran tahunan untuk dinas penyuluhan pertanian sekarang ini 600 juta dolar, hampir menyamai investasi tahunan pemerintah dalam penelitian pertanian. Pendanaan yang sama banyak untuk kegiatan difusi dalam pertanian ini merupkan salah satu alasan keberhasilan dinas penyuluhan pertanian; tidak ada lembaga federal lainnya yang membelanjakan lebih dari dari 4-5 % program penelitiannya untuk kegiatan-kegiatan difusi. Sebetulnya, beberapa lembaga pemerintah lainnya telah mencoba meniru model penyuluhan pertanian, tetapi tidak begitu berhasil. Seringkali masalah adalah karena usahausaha untuk memperluas model penyuluhan pertanian ini telah melupakan satu atau lebih unsur-unsur pokok dalam model ini (Rogers et al, 1982). Beberapa lembaga federal membangun suatu sistem difusi yang ekivalen dengan para spesialis penyuluhan, tetapi mereka gagal mengadakan agen-agen pembaru lokal untuk mengadakan kontak langsung dengan para klien (sebagai rekan kerja petugas penyuluh kabupaten). Lembaga-lembaga federal lainnya lupa bahwa dinas penyuluhan pertanian telah didirikan sejak tahun 1914, dan telah bertindak selama lebih dari 40 tahun untuk menghasilkan revolusi pertanian pada tahun 1950an dan 1960an, di mana dinas penyuluhan pertanian menyebarkan inovasi-inovasi pertanian begitu efeknya sehingga terjadi peningkatan yang luar biasa hasil produksi pertanian di AS. Di samping itu penyuluhan-penyuluhan lain di luar model penyuluhan pertanian merupakan kenyataan penting bahwa banyak penelitian pertanian dicocokkan dengan masalah para petani; bila tidak demikian halnya, sebagian besar penelitian akan tidak dipakai. Usaha untuk meniru model penyuluhan pertanian dalam bidang-bidang pendidikan, transportasi umum, rehabilitasi sosial, energi, keluarga berencana, dan bidang-bidang yang lain karena itu sampai sekarang ini tidak begitu berhasil. Desentralisasi Sistem Difusi Salah satu efek yang tidak menguntungkan dampak besar model penyuluhan pertanian, dan kenyataan bahwa difusi kita dimulai dengan kajian inovasi-inovaasi pertanian, adalah membatasi pemikiran kita tentang tipe-tipe sistem difusi barangkali mungkin dilakukan. Kebanyakan difusi pertanian relatif sentralisasi, yakni keputusan-keputusan tentang inovasi mana yang disebarkan, bagaimana menyebarkannya, dan kepada siapa, dibuat oleh sejumlah kecil petugas yang secara teknis berada dekat pada puncak sistem difusi. Tipe difusi yang sangat berbeda, kita sekarang menyadari, juga mungkin bisa, di mana pembagian kekuasaan dan kendali yang luas di antara para anggota sistem difusi. Para pengguna setempat bisa menemukan dan mengembangkan inovasi-inovasi untuk memecahkan masalah-masalah mereka, dan kemudian menyebarkan ide-ide baru ini kepada

Difusi Inovasi

21

para pengguna lainnya melalui jaringan horizontal. Sistem-sistem difusi desentralisasi seperti itu tidak dilakukan oleh sekumpulan kecil para ahli teknis dan litbang resmi mungkin hanya memainkan peranan kecil. Dan pandangan pencocokan inovasi dengan praktek, sistem desentralisasi ini punya beberapa keuntungan yang jelas. Heterofili dalam keahlian teknis tidak menjadi penghalang dalam proses perkembangan inovasi. Para klien menjadi agen pembaru bagi diri mereka sendiri. Tetapi sistem terdesentralisasi juga tidak menguntungkan dalam kondisi-kondisi tertentu, seperti akan kita lihat nanti pada bab 9. Jadi, kami rasa sistem difusi yang relatif terpusat sangat tepat untuk kondisi yang lain. Atau barangkali gabungan beberapa unsur dari difusi yang terpusat dan desentralisasi mungkin paling tepat.

RINGKASAN Penelitian, penelitian difusi yang lalu semua dimulai dengan pengguna pertama suatu inovasi, yakni, dengan awal ujung sebelah kiri proses difusi berbentuk S. Peristiwaperitiwa dan keputusan-keputusan yang terjadi sebelum titik ini mempunyai pengaruh vukup besar terhadap proses difusi, dan dalam hal ini telah kami kemukakan bahwa rung lingkup penelitian difusi dan dalam hal ini telah kami kemukakan bahwa rung lingkup penelitian difusi dimasa mendattang haruslah diperluas sehingga mencakup kajian tentang keseluruhan proses bagaimana suatu inovasi dimunculkan. Proses perkembangan inovasi terdiri dari semua keputusan, kegiatan, dan dampakdampaknya yang terjadi sejak pengenalan suatu kebutuhan atau maslah, penelitian, pengembangan dan komersialisasi suatu inovasi, kemudian difusi dan pengadopsian inovasi oleh pengguna, sampai pada konsekuensi-konsekuensinya. Pengenalan suatu maslah atau kebutuhan bisa terjadi dengan melalui proses politik di mana suatu masalah sosial muncul menjadi suatu prioritas utama pada agenda masalah-masalah pantas diteliti; di pihak lain, mungkin seorang peneliti melihat suatu masalah masa depan atau merasakan adanya kesulitan dan mengadakan penelitian untuk mencari jalan keluarnya. Sebagian besar, tetapi tidak semua, inovasi berasal dari hasil penelitian. Penelitian dasar terdiri dari penyelidikan-penyelidikan awal untuk kemajuan pengetahuan ilmiah yang tidak punya tujuan khusus penerapan pengetahuan ini pada masalah praktis. Hasil-hasil penelitian dasar dipergunakan dalam penelitian terapan, yang terdiri dari penyelidikanpenyelidikan ilmiah yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Biasanya fase berikutnya dalam proses perkembangan inovasi adalah pengembangan, yang didefinikan sebagai proses menjadikan suatu gagasan baru suatu bentuk yang diharapkan memenuhi kebutuhan khalayak calon pengguna. Fase berikutnya, komersialisasi, didefinisikan sebagai pemroduksian, pengemasan, pemasaran dan pendisribusian suatu produk yang memuat suatu inovasi. Komersialisasi biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta seperti tersurat dari nama fase ini. Salah satu dari yang paling penting dalam proses perkembangan inovasi adalah keputusan untuk memulai menyebarkan inovasi kepada calon pengguna; pilihan ini merupakan arena di mana para peneliti bekerja sama dengan agen pembaru. Percobaan/pengujian klinis adalah percobaan ilmiah yang dirancang untuk menentukan prospektif akibat-akibat suatu inovasi dalam arti kemanjuran, keamanan dan sebagainya. Akhirnya inovasi menyebar, diadopsi, dan kemudian menyebabkan konsekuensikonsekuensi, yang merupakan tahap akhir proses perkembangan inovasi. Keenam fase yang iuraikan disisni mungkin berbeda, atau mungkin fase-fase tertentu tidak terjadi sama sekali.

Pengembangan Inovasi 22

Difusi Inovasi

23

You might also like