You are on page 1of 9

Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau

Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU


MELALUI METODE LATIHAN
DI SD NEGERI 55 KECAMATAN RUMBAI PESISIR
KOTA PEKANBARU

Maimunah
maimunah_sdn55@yahoo.com
Pengawas Sekolah SD Negeri 55 Kecamatan Rumbai Pesisir
Kota Pekanbaru

ABSTRACT
Based on the temporary observation in SD Negeri 55 Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru, found the
phenomenon, among others, teachers who have passed the certification and get a professional teacher degree
has not improved its performance and has not been able to realize the title. Teachers have not optimized IT to
support learning activities and still use lecture and record methods. Lack of teachers in improving learning
through classroom action research and learning tools that have not been well-structured. Teachers have not
been able to apply new learning methods to improve children's achievement in learning. In accordance with the
formulation of the problem then the purpose of this study is to determine whether the exercise method can
improve the professionalism of teachers in SD Negeri 55 Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. The
sample in this research is teacher in SD Negeri 55 Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru with data
collection technique using observation. From the description of data processing and discussion it can be
concluded as follows: Aspects of school supervisor activity as facilitator get achievement with score 37 or with
percentage equal to 62% from all aspect of assessment or equal to 62% all activity achieved. Then on the second
cycle score obtained by 52 or with percentage achievement of 87% of all aspects achieved. In the aspect of
professionalism of teachers obtained in the first cycle of 59% with good enough category and on the second
cycle increased to 88% with very good category.

Keywords: training method, teacher professionalism

ABSTRAK
Berdasarkan pengamatan sementara di SD Negeri 55 Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru, ditemukan
fenomena antara lain guru yang sudah lulus sertifikasi dan mendapatkan gelar guru profesional belum
meningkatkan kinerjanya dan belum bisa merealisasikan gelarnya tersebut. Guru belum mengoptimalkan IT
untuk mendukung kegiatan belajar dan masih menggunakan metode ceramah dan mencatat. Kurangnya guru
dalam melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dan perangkat pembelajaran yang
belum disusun dengan baik. Guru belum dapat menerapkan metode pembelajaran baru untuk meningkatkan
prestasi anak dalam pembelajaran. Sesuai dengan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah dengan metode latihan dapat meningkatkan profesionalisme guru di SD Negeri 55
Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Sampel dalam penelitian ini adalah guru di SD Negeri 55
Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Dari
uraian pengolahan data dan pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Aspek aktivitas pengawas
sekolah sebagai fasilitator mendapatkan ketercapaian dengan skor 37 atau dengan persentase sebesar 62% dari
seluruh aspek penilaian atau sebesar 62% seluruh aktivitas tercapai. Kemudian pada siklus II skor yang diperoleh
sebesar 52 atau dengan persentase ketercapaian sebesar 87% dari seluruh aspek tercapai. Pada aspek
profesionalisme guru didapatkan pada siklus I sebesar 59% dengan kategori dukup baik dan pada siklus II
meningkat menjadi 88% dengan kategori sangat baik.

Kata Kunci: metode latihan, profesionalisme guru

PENDAHULUAN berkembang apabila manusia yang ada di


Pendidikan menjadi salah satu peran dalamnya memiliki pendidikan dan
penting dalam tumbuh kembang suatu pengetahuan yang tinggi, bermanfaat dan
negara. Sebuah negara dapat tumbuh dan berdayaguna. Pendidikan merupakan usaha

Maimunah | Profesionalisme Guru, Metode Latihan


Halaman | 247
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

sadar manusia dapat mengembangkan pembelajaran, memulai hasil pembelajaran,


kemampuan yang dimilikinya untuk seumur melakukan pembimbingan, dan pelatihan.
hidupnya. Pendidikan dapat ditempuh Setiap organisasi termasuk sekolah
melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, tentu mempunyai visi dan misi. Dalam
nonformal, dan pendidikan informal. Dalam menggapai visi dan misi tersebut perlu
hal ini pendidikan tidak hanya dilakukan di ditunjang oleh kemampuan seorang
lingkungan sekolah yang sekaligus pemimpin yang tidak sekedar mampu tetapi
merupakan lembaga pendidikan formal, juga hendaknya mempunyai kemampuan
tetapi pendidikan juga dapat dilakukan di yang sesuai dengan bidang tugas yang
lingkungan keluarga yaitu pendidikan digelutinya. Kepala sekolah sebagai
informal. pemimpin langsung di sekolah diharapkan
Pembangunan nasional di bidang dapat bekerja secara profesional dalam
pendidikan adalah upaya demi menjalankan roda kepemimpinannya.
mencerdaskan kehidupan bangsa dan Kepala sekolah selalu memberikan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia bimbingan dan arahan serta pengawasan
dalam mewujudkan masyarakat yang adil kepada guru dalam melaksanakan proses
dan makmur berdasarkan Pancasila dan pembelajaran secara memadai tentu akan
UUD 1945 yang memungkinkan warga menghasilkan hasil belajar yang
mengembangkan diri sebagai manusia diharapkan. Guru mempunyai fungsi yang
Indonesia seutuhnya. Untuk mewujudkan sangat penting dan sangat menentukan
pembangunan nasional, yang disesuaikan dalam proses pembelajaran, seorang guru
dengan perkembangan masyarakat dan yang profesional dituntut agar dapat
kebutuhan pembangunan. menyampaikan materi pelajaran dengan
Pihak sekolah dalam menggapai visi baik, efektif dan efisien sehingga siswa
dan misi pendidikan perlu ditunjang oleh sebagai peserta didik mengerti dan
kemampuan kepala sekolah dalam memahami apa yang disampaikan guru,
menjalankan roda kepemimpinannya. guru dituntut pula menguasai strategi
Meskipun pengangkatan kepala sekolah pembelajaran agar suasana pembelajaran di
tidak dilakukan secara sembarangan, kelas lebih bergairah dan menyenangkan.
bahkan diangkat dari guru yang sudah Profesionalitas guru selain dilihat
berpengalaman atau mungkin sudah lama dari sertifikasi guru, saat ini dapat dilihat
menjabat sebagai wakil kepala sekolah, dari bagaimana guru menyesuaikan dengan
namun tidak dengan sendirinya membuat perubahan kurikulum yang sering berubah-
kepala sekolah menjadi profesional dalam ubah, seperti kurikulum sekarang ini yang
melakukan tugas. Berbagai kasus telah berubah menjadi kurikulum 2013.
menunjukkan masih banyak kepala sekolah Kurikulum 2013 untuk SD/ MI
yang terpaku dengan urusan-urusan menggunakan pendekatan pembelajaran
administrasi. Dalam pelaksanaanya, tematik integratif dari kelas I sampai
pekerjaan kepala sekolah merupakan dengan kelas VI. Pembelajaran tematik
pekerjaan berat, yang menuntut integratif merupakan pendekatan
kemampuan ekstra. Kepala sekolah harus pembelajaran yang mengintegrasikan
mampu melaksanakan pekerjaannya berbagai kompetensi dan berbagai mata
sebagai edukator, manajer, administrator, pelajaran ke dalam berbagai tema. Dalam
supervisor, leader, inovator, dan motivator. pembelajaran tematik ini para guru
Dalam Undang-undang Sistem memiliki tugas yang cukup berat untuk
Pendidikan Nasional Tahun 2003 dapat menerapkan sistem atau metode
mengemukakan bahwa pendidik merupakan mengajar terbaru yang lebih dikembangkan
tenaga profesional yang bertugas lagi sehingga metode latihan dalam hal ini
merencanakan dan melaksanakan proses diperlukan terutama terhadap ketidaksiapan

Maimunah | Profesionalisme Guru, Metode Latihan


Halaman | 248
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

guru dengan adanya kurikulum terbaru agar pendidikan akademis yang intensif. Jadi,
dapat menyesuaikannya. profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan
Berdasarkan pengamatan sementara yang menuntut keahlian tertentu.
di SD Negeri 55 Kecamatan Rumbai Pesisir Berdasarkan definisi di atas, maka dapat
Kota Pekanbaru, ditemukan fenomena ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah
antara lain suatu pekerjaan atau keahlian yang
1. Guru yang sudah lulus sertifikasi dan mensyaratkan kompetensi intelektualitas,
mendapatkan gelar guru profesional sikap dan keterampilan tertentu yang
belum meningkatkan kinerjanya dan diperolah melalui proses pendidikan secara
belum bisa merealisasikan gelarnya akademis.
tersebut. Adapun mengenai pengertian
2. Guru belum mengoptimalkan IT untuk profesionalisme itu sendiri adalah, suatu
mendukung kegiatan belajar dan masih pandangan bahwa suatu keahlian tertentu
menggunakan metode ceramah dan diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang
mencatat. mana keahlian itu hanya diperoleh melalui
3. Kurangnya guru dalam melakukan pendidikan khusus atau latihan khusus.
perbaikan pembelajaran melalui Profesionalisme guru merupakan kondisi,
penelitian tindakan kelas dan perangkat arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu
pembelajran yang belum disusun dengan keahlian dan kewenangan dalam bidang
baik. pendidikan dan pengajaran yang berkaitan
4. Guru belum dapat menerapkan metode dengan pekerjaan seseorang yang menjadi
pembelajaran baru untuk meningkatkan mata pencaharian. Sementara itu, guru yang
prestasi anak dalam pembelajaran. profesional adalah guru yang memiliki
Berdasarkan penjelasan di atas, kompetensi yang dipersyaratkan untuk
penulis merasa tertarik untuk meneliti melakukan tugas pendidikan dan
tentang ”Upaya Meningkatkan pengajaran. Dengan kata lain, maka dapat
Profesionalisme Guru melalui Metode disimpulkan bahwa pengertian guru
Latihan di SD Negeri 55 Kecamatan profesional adalah orang yang memiliki
Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru”. kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai
KAJIAN TEORETIS guru dengan kemampuan maksimal. Guru
Profesionalisme berasal dari yang profesional adalah orang yang terdidik
profession. Dalam Kamus Inggris dan terlatih dengan baik, serta memiliki
Indonesia, “profession berarti pekerjaan” pengalaman yang kaya di bidangnya
(John & Hassan, 1996:449). Arifin (1995) (Usman, 2006:14).
mengemukakan bahwa profession Dalam penelitian ini, setelah penulis
mengandung arti yang sama dengan kata mengemukakan teori mengenai
occupation atau pekerjaan yang profesionalisme guru, maka selanjutnya
memerlukan keahlian yang diperoleh untuk lebih memudahkan proses penelitian,
melalui pendidikan atau latihan khusus. dibawah ini penulis mencantumkan
Kunandar (2007) mengatakan indikator guru profesional yang akan diteliti
bahwa profesionalisme berasal dari kata dalam skripsi ini, adalah sebagai berikut:
profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan 1. Kemampuan merencanakan program
yang ingin atau akan ditekuni oleh belajar mengajar
seseorang. Profesi juga diartikan sebagai 2. Menguasai bahan pelajaran
suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang 3. Melaksanakan/ mengelola proses belajar
mensyaratkan pengetahuan dan mengajar
keterampilan khusus yang diperoleh dari

Maimunah | Profesionalisme Guru, Metode Latihan


Halaman | 249
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

4. Menilai kemajuan proses belajar sekarang ataupun di masa yang akan


mengajar (Kunandar, 2007:45). datang. Juga dengan latihan itu siswa
merasa perlunya untuk melengkapi
Tarigan (2001) menyatakan bahwa pelajaran yang diterimanya.
metode bersifat prosedural. Metode c. Di dalam latihan pendahuluan guru harus
dijabarkan dari metode dan serasi dengan lebih menekankan pada diagnosis,
pendekatan. Beberapa metode pengajaran karena latihan permulaan itu kita belum
bahasa yang biasa dipraktikkan guru bahasa bisa mengharapkan siswa dapat
Indonesia yaitu: 1) metode penugasan; 2) menghasilkan keterampilan yang
metode diskusi; 3) metode dramatisasi; 4) sempurna.
metode tanya jawab; 5) metode latihan d. Perlu mengutamakan ketepatan, agar
intensif; 6) metode bercerita; 7) metode siswa melakukan latihan secara tepat,
bermain peran; 8) metode karya wisata; kemudian diperhatikan kecepatan, agar
metode bisik berantai; 9) metode bertanya; siswa dapat melakukan kecepatan atau
10) metode wawancara; dan 11) metode keterampilan menurut waktu yang telah
ceramah. ditentukan.
Djamarah dan Zein (2006:95) e. Guru memperhitungkan waktu/ masa
menyatakan bahwa metode latihan intensif latihan yang singkat saja agar tidak
yang disebut juga metode training, meletihkan dan membosankan, tetapi
merupakan suatu cara mengajar yang baik sering dilakukan pada kesempatan yang
untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan lain.
yang baik. Juga sebagai sarana untuk f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan
memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. mengutamakan proses yang esensial/
Selain itu, metode ini dapat juga digunakan yang pokok atau yang inti sehingga tidak
untuk memperoleh suatu ketangkasan, tenggelam pada hal-hal yang rendah/
ketepatan, kesempatan dan keterampilan. tidak perlu/kurang diperlukan.
Sebagai suatu metode yang diakui banyak g. Instruktur perlu memperhatikan
mempunyai kelebihan, juga tidak dapat perbedaan individual siswa sehingga
disangkal bahwa metode latihan intensif kemampuan dan kebutuhan siswa
mempunyai beberapa kelemahan. Maka masing-masing.
dari itu, guru yang ingin mempergunakan
metode latihan intensif ini kiranya tidak
salah bila memahami karakteristik metode METODE PENELITIAN
ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian
Roestiyah (2001:127) menyatakan tindakan sekolah (PTS) berlokasi di SD
bahwa langkah-langkah dalam metode Kecamatan Rumbai Pesisir Kota
latihan intensif adalah sebagai berikut: Pekanbaru, yang ditujukan pada guru-guru.
a. Gunakanlah latihan ini hanya untuk Adapun alasan utamanya adalah dari hasil
pelajaran atau tindakan yang dilakukan pengamatan dan informasi dari guru,
secara otomatis, ialah yang dilakukan bahwa Profesionalitas Guru masih
siswa tanpa menggunakan pemikiran dan tergolong kurang. Tempat penelitian adalah
pertimbangan yang mendalam. SD Kecamatan Rumbai Pesisir Kota
b. Guru harus memilih latihan yang Pekanbaru. Waktu penelitian ini
mempunyai arti luas ialah yang dapat dilaksanakan pada bulan Maret 2016.
menanamkan pengertian pemahaman Subjek penelitian ini adalah seluruh guru
akan makna dan tujuan latihan sebelum yang ada di SD Negeri 55 Kecamatan
mereka melakukan. Latihan ini juga Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru yang
mampu menyadarkan siswa akan berjumlah 16 orang. Penelitian ini terdiri
kegunaan bagi kehidupannya saat dari 2 siklus, adapun setiap siklus dilakukan

Maimunah | Profesionalisme Guru, Metode Latihan


Halaman | 250
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

dalam 2 kali pertemuan. Adapun tahapan- 11) Peneliti menutup kegiatan pembelajaran.
tahapan yang dilalui dalam penelitian 12) Peneliti menganjurkan guru agar
tindakan kelas. Sedangkan cara mencatat hasil-hasil yang ia peroleh
pengumpulannya adalah dengan dengan baik dan sistematis
mengadakan observasi.
c. Observasi
Aktivitas pengawas sekolah sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN fasilitator pada pertemuan I siklus I
A. Kegiatan Siklus I mendapat skor total sebesar 37 atau dengan
a. Perencanaan persentase sebesar 62% dengan kategori
Dalam tahap perencanaan atau baik, dapat diterangkan sebagai berikut:
persiapan tindakan ini, langkah-langkah 1) Peneliti mengadakan apersepsi pada
yang dilakukan adalah sebagai berikut: awal pembelajaran, diperoleh kategori
1) Menyusun tujuan operasional baik.
2) Membuat lembar kerja dan menyusun 2) Peneliti menyampaikan tujuan
lembar kerja guru untuk mengetahui pembelajaran yang berkaitan dengan
profesionalitas guru. kompetensi dasar dan indikator
3) Menyiapkan format pengamatan proses pembelajaran, diperoleh kategori kurang
pembelajaran yang terdiri dari situasi baik.
kegiatan belajar mengajar, keaktifan 3) Peneliti memperkenalkan metode
guru dalam pembelajaran. pembelajaran yang digunakan dalam
4) Menyusun lembar pengukuran pembelajaran, diperoleh kategori sedang.
profesionalitas guru. 4) Peneliti menjelaskan bagaimana
menyusun eveluasi dengan benar,
b. Tindakan diperoleh kategori baik.
Dalam tahap tindakan ini, langkah- 5) Peneliti melakukan tanyajawab,
langkah yang dilakukan adalah sebagai diperoleh kategori sedang.
berikut: 6) Peneliti membahas latihan 1 dengan
1) Peneliti mengadakan apersepsi pada materi evaluasi, diperoleh kategori
awal pembelajaran. sedang.
2) Peneliti menyampaikan tujuan 7) Peneliti menanggapi pertanyaan guru
pembelajaran yang berkaitan dengan dengan memberi informasi yang benar,
kompetensi dasar dan indikator diperoleh kategori sedang.
pembelajaran. 8) Peneliti melaksanakan latihan 2 tentang
3) Peneliti memperkenalkan metode penilaia hasil belajar, diperoleh kategori
pembelajaran yang digunakan dalam sedang.
pembelajaran. 9) Peneliti merangkum materi
4) Peneliti menjelaskan bagaimana pembelajaran, diperoleh kategori baik.
menyusun eveluasi dengan benar. 10) Peneliti melaksanakan pos tes atau
5) Peneliti melakukan tanya jawab evaluasi, diperoleh kategori sedang.
6) Peneliti membahas latihan 1 dengan 11) Peneliti menutup kegiatan pembelajaran,
materi evaluasi diperoleh kategori sedang.
7) Peneliti menanggapi pertanyaan guru 12) Peneliti menganjurkan guru agar
dengan memberi informasi yang benar mencatat hasil-hasil yang ia peroleh
8) Peneliti melaksanakan latihan 2 tentang dengan baik dan sistematis, diperoleh
penilaia hasil belajar kategori kurang baik.
9) Peneliti merangkum materi pembelajaran
10) Peneliti melaksanakan postes atau Maka secara keseluruhan dari
evaluasi. aktivitas tutor yang memberikan materi

Maimunah | Profesionalisme Guru, Metode Latihan


Halaman | 251
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

menggunakan metode latihan secara umum B. Kegiatan Siklus II


telah terlaksana dengan baik namun belum a. Perencanaan
bisa dikatakan berhasil. Hal ini bisa dilihat Dalam tahap perencanaan atau
dari perolehan skor, dimana kebanyakan persiapan tindakan ini, langkah-langkah
skor berada pada kategori sedang. yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Persentase dari aspek profesionalitas guru 1) Menyusun tujuan operasional
diperoleh rata-rata persentase ketercapaian 2) Membuat lembar kerja dan menyusun
sebesar 59% atau dengan kategori cukup lembar kerja guru untuk mengetahui
baik. Untuk lebih jelasnya dapat profesionalitas guru.
diperhatikan pada uraian berikut ini: 3) Menyiapkan format pengamatan proses
a. Kemampuan merencanakan program pembelajaran yang terdiri dari situasi
belajar mengajar sebesar 69% kegiatan belajar mengajar, keaktifan
b. Menguasai bahan pelajaran sebesar 69% guru dalam pembelajaran.
c. Melaksanakan mengelola proses belajar 4) Menyusun lembar pengukuran
mengajar sebesar 50% profesionalitas guru.
d. Menilai kemajuan proses belajar
mengajar sebesar 50% b. Tindakan
Dalam tahap tindakan ini, langkah-
d. Refleksi langkah yang dilakukan adalah sebagai
Berdasarkan hasil observasi selama berikut:
berlangsungnya kegiatan dan hasil evaluasi 1) Peneliti mengadakan apersepsi pada
pada akhir pertemuan siklus dilakukan awal pembelajaran.
refleksi. Hasil refleksi ini dijadikan acuan 2) Peneliti menyampaikan tujuan
untuk merencanakan penyempurnaan dan pembelajaran yang berkaitan dengan
perbaikan siklus berikutnya. Semua tahap kompetensi dasar dan indikator
kegiatan tersebut mulai dari tahap pembelajaran.
perencanaan, pelaksanaan maupun 3) Peneliti memperkenalkan metode
observasi dan evaluasi dilakukan secara pembelajaran yang digunakan dalam
berulang-ulang melalui siklus-siklus sampai pembelajaran.
ada peningkatan sesuai yang diharapkan 4) Peneliti menjelaskan bagaimana
yaitu mencapai angka katagori ”baik” menyusun eveluasi dengan benar.
dengan persentase 85%, berarti belum 5) Peneliti melakukan tanya jawab.
memenuhi target yang ditetapkan, maka 6) Peneliti membahas latihan 1 dengan
perlu bimbingan pada siklus II. materi evaluasi.
Peneliti mengadakan observasi 7) Peneliti menanggapi pertanyaan guru
terhadap profesionalisme guru yang dengan memberi informasi yang benar .
hasilnya masih berada pada kategori kurang 8) Peneliti melaksanakan latihan 2 tentang
yaitu dengan rata-rata 59%. Berdasarkan penilaia hasil belajar.
hasil penelitian pada siklus I tersebut 9) Peneliti merangkum materi
diketahui bahwa profesionalisme guru pembelajaran.
berada pada kategori cukup baik dengan 10) Peneliti melaksanakan pos tes atau
persentase 59%. Keadaan ini menunjukkan evaluasi.
bahwa pelaksanaan pembelajaran yang 11) Peneliti menutup kegiatan pembelajaran.
dilakukan oleh peneliti pada siklus I belum 12) Peneliti menganjurkan guru agar
berhasil karena keberhasilan baru mencapai mencatat hasil-hasil yang ia peroleh
59%. Oleh sebab itu perlu dilakukan dengan baik dan sistematis.
penelitian lanjut yakni siklus II.

Maimunah | Profesionalisme Guru, Metode Latihan


Halaman | 252
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

c. Observasi dikatakan berhasil hal ini bisa dilihat dari


Aktivitas pengawas sekolah sebagai perolehan skor, dimana kebanyakan skor
fasilitator pada pertemuan 2 siklus II berada pada kategori sangat baik. Perbaikan
mendapat skor total sebesar 52 atau dengan kegiatan metode latihan yang dilakukan
persentase sebesar 87% dengan kategori oleh peneliti memberikan dampak baik
sangat baik, dapat diterangkan sebagai terhadap profesionalitas guru. Kemudian
berikut: untuk mengetahui profesionalitas guru.
1) Peneliti mengadakan apersepsi pada Dari penjelasan di atas, dapat
awal pembelajaran di lakukan dengan disimpulkan bahwa peroleh persentase dari
sangat bagus. aspek profesionalitas guru diperoleh rata-
2) Peneliti menyampaikan tujuan rata persentase ketercapaian sebesar 88%
pembelajaran yang berkaitan dengan atau dengan kategori sangat baik. Untuk
kompetensi dasar dan indikator lebih jelasnya dapat diperhatikan pada
pembelajaran dilakukan dengan sedang. uraian berikut ini:
3) Peneliti memperkenalkan metode a. Kemampuan merencanakan program
pembelajaran yang digunakan dalam belajar mengajar sebesar 88%
pembelajaran dilakuakan dengan bagus. b. Menguasai bahan pelajaran sebesar 88%
4) Peneliti menjelaskan bagaimana c. Melaksanakan mengelola proses belajar
menyusun eveluasi dengan benar mengajar sebesar 94%
dilakuakan dengan sangat bagus. d. Menilai kemajuan proses belajar
5) Peneliti melakukan tanya jawab mengajar sebesar 81%
dilakuakan dengan sedang.
6) Peneliti membahas latihan 1 dengan d. Refleksi
materi evaluasi dilakuakan dengan Berdasarkan data yang diperoleh
sangta bagus. dari hasil observasi, maka dapat
7) Peneliti menanggapi pertanyaan guru disimpulkan bahwa seluruh metode latihan
dengan memberi informasi yang benar yang dilakukan peneliti telah mengalami
dilakuakan dengan sangat bagus. perkembangan dalam 2 siklus. Dengan
8) Peneliti melaksanakan latihan 2 tentang demikian tidak perlu lagi ada kegiatan
penilaia hasil belajar dilakuakan dengan siklus berikutnya karena menurut peneliti
bagus. telah tercapai profesionalitas guru yang
9) Peneliti merangkum materi pembelajaran diharapkan dengan nilai yang baik.
dilakuakan dengan bagus.
10) Peneliti melaksanakan pos tes atau Pembahasan
evaluasi dilakuakan dengan bagus. Dari hasil penelitian pada siklus I
11) Peneliti menutup kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa profesionalitas guru
dilakuakan dengan sangat bagus. pada siklus I belum mencapai indikator
12) Peneliti menganjurkan guru agar ketuntasan yang ditetapkan. Hal ini
mencatat hasil-hasil yang ia peroleh mengindikasikan bahwa kegiatan metode
dengan baik dan sistematis dilakuakan latihan yang diberikan yang dibawakan
dengan sangat bagus. peneliti masih perlu perencanaan yang lebih
baik dengan memperhatikan kelemahan
Maka secara keseluruhan dari kekuatan yang telah teridentifikasi pada
aktivitas tutor yang memberikan materi siklus I sebagai dasar perbaikan pada siklus
menggunakan metode latihan secara umum II.
telah terlaksana dengan baik dan bisa

Maimunah | Profesionalisme Guru, Metode Latihan


Halaman | 253
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

Tabel 1. Perbandingan Kegiatan Metode Latihan pada Siklus I dan II


Hasil Penelitian Skor Kategori
Siklus I 62% Sedang
Siklus II 87% Bagus

Dari tabel di atas diketahui bahwa II sudah lebih baik dengan mendapatkan
dari aspek metode latihan diketahui bahwa perolehan persentase ketercapaian sebesar
dari siklus I meningkat pada siklus II. Jika 87%. Agar lebih jelas juga dapat
pada siklus I mendapatkan persentase diperhatikan pada kurva 1.
ketercapaian sebesar 62% maka pada siklus

Siklus II, 87%

Siklus I, 62%

Gambar 1. Perbandingan Kegiatan Metode Latihan pada Siklus I dan II

Peningkatan pada penyampaian fasilitator juga membawa implikasi


materi oleh peneliti yang juga sebagai terhadap peningkatan profesionalitas guru.

Tabel 2. Perbandingan Profesionalitas Guru pada Siklus I dan II


Hasil Penelitian Persentase Klasikal Kategori
Siklus I 59% Cukup baik
Siklus II 88% Baik

Pada aspek profesionalitas guru meningkat menjadi 79%% dengan kategori


didapatkan pada siklus I sebesar 62% sangat baik. Agar lebih jelas dapat
dengan kategori baik dan pada siklus II diperhatikan pada kurva berikut ini.

Profesionalitas
Guru, Siklus II, 88
Profesionalitas
Guru, Siklus I, 59

Gambar 2. Perbandingan Profesionalitas Guru pada Siklus I dan II

Maimunah | Profesionalisme Guru, Metode Latihan


Halaman | 254
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

Meningkatnya kegiatan metode dalam penelitian ini tidak terulang


latihan dari siklus I ke siklus II memberikan kembali pada penelitian selanjutnya.
implikasi terhadap profesionalitas guru.
Dengan demikian jika telah tercapai
keberhasilan ini maka tidak perlu lagi ada DAFTAR PUSTAKA
siklus berikutnya. Djamarah B, S dan Zain Aswan. 2006.
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta
SIMPULAN DAN REKOMENDASI John, M. dan Hassan Shadily. 2005. Kamus
Dari uraian pengolahan data dan Inggris Indonesia: An English-
pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai Indonesian Dictionary. Jakarta: PT
berikut: Gramedia
1) Aspek aktivitas pengawas sekolah Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta.
sebagai fasilitator mendapatkan Rajawali Pers
ketercapaian dengan skor 37 atau dengan Roestiah. 2001. Strategi Belajar Mengajar.
persentase sebesar 62% dari seluruh Jakarta. Rineka Cipta
aspek penilaian atau sebesar 62% Tarigan, Henry Guntur. 2001. Menulis:
seluruh aktivitas tercapai. Kemudian sebagai Suatu Ketrampilan
pada siklus II skor yang diperoleh Berbahasa. Bandung. Angkasa
sebesar 52 atau dengan persentase Usman, M. Uzer. 2006. Menjadi Guru
ketercapaian sebesar 87% dari seluruh Profesional. Bandung: PT. Remaja
aspek tercapai. Rosda Karya
2) Pada aspek profesionalisme guru
didapatkan pada siklus I sebesar 59%
dengan kategori dukup baik dan pada
siklus II meningkat menjadi 88% dengan
kategori sangat baik.

Kesimpulan dan pembahasan hasil


penelitian yang dikemukakan di atas,
berkaitan dengan penerapan metode latihan
yang telah dilaksanakan, peneliti
mengajukan beberapa saran, yaitu:
1. Agar pelaksanaan penerapan metode
latihan tersebut dapat berjalan dengan
baik, maka sebaiknya fasilitator lebih
sering menerapkannya.
2. Kepada guru-guru khususnya guru di SD
Negeri 55 Kecamatan Pesisir Kota Kota
Pekanbaru, dapat meningkatkan
profesionalisme guru, agar tujuan
pembelajaran bagi peserta didik dapat
tercapai
3. Dalam metode latihan, sebaiknya
fasilitator dapat memilihkan tingkat
permasalahan yang harus dibatasi.
4. Bagi peneliti selanjutnya, agar lebih teliti
dalam memberikan pembelajaran dikelas
agar kesalahan-kesalahan yang terjadi

Maimunah | Profesionalisme Guru, Metode Latihan


Halaman | 255

You might also like