You are on page 1of 11
PEMERINTAHAN KABUPATEN SAROLANGUN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. H. M. CHATIB QUZWAIN Ji. Lintas Sumatera Km. 09 Desa Bukit Telp (0745) 7392359 Jambi Email isarolangunO7ayahoo.con PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RSUD PROF. DR. H. M. CHATIB QUZWAIN KAB. SAROLANGUN DENGAN RSUD H. HANAFIE MUARO BUNGO TENTANG RUJUKAN PASIEN Nomor :1i5/ldv0. JPKSIRSUD.SRL/IN2019 Pada hari ini, Jum’at tanggal Delapan bulan Maret tahun Dua Ribu Sembilan Belas telah ditandatangani perjanjian kerjasama oleh dan antara : 4. dr. trwan Miswar, MKM : Berkedudukan ‘sebagai Direktur RSUD Prof. DR. H.M. Chatib Quzwain Kab, Sarolangun dan beralamat di Jl Lintas Sumatera KM.09, Simp. Bukit, Kec. Pelawan Kab. Sarolangun, yang dalam hal ini bertindak atas nama RSUD Prof. DR. H. M. Chatib Quawain Kab, Sarolangun selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. dr. Hj. Mardiah, Sp.P: _Berkedudukan sebagai Direktur RSUD H. Hanafie Muara Bungo dan beralamat di JI. Tengku Umar No.8, Pasir Putih, Ps. Muaro Bungo, Kab. Bungo , dalam hal ini bertindak atas nama RSUD H. Hanafie Muara Bungo selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Bahwa “PIHAK PERTAMA’ dan “PIHAK KEDUA” secara bersama-sama disebut “PARA PIHAK” dan secara sendiri-sendiri disebut “PIHAK”, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengadakan perjanjian kerja sama (selanjutnya disebut “ Perjanjian’) sebagaimana diatur lebih lanjut dalam perjanjian ini Pasal 1 Definisi Dan Pengertian Kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam Perjanjian ini, istilah-istilah di bawah ini memiliki benaertian-oencertian sebanai herikut 1. Rujukan adalah kegiatan mengirim pasien dari PIHAK PERTAMA ke PIHAK KEDUA sehubungan dengan keterbatasan sarana dan presarana, serta kompetensi PIHAK PERTAMA 2. Surat rujukan adalah surat pengantar dari PIHAK PERTAMA yang berisi data No. Rekam medis, nama, umur, alamat, pekerjaan, penyakit, kondisi pasien, resume dokter, hasil pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan radiologi yang ditujukan kepada PIHAK KEDUA. Surat rujukan harus ditanda tangani oleh dokter yang memeriksa disertai nama jelas dari dokter tersebut. 3. Pasien adalah semua orang yang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan baik di PIHAK PERTAMA maupun di PIHAK KEDUA | Pasal2 Maksud Dan Tujuan PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerjasama dalam pelayanan rujukan bagi pasien », _Penjaminan maupun pasien umum sesuai dengan persyaratan rujukan yang telah © ditetapkan. Pasal3 Ruang Lingkup Dan Prosedur Ruang lingkup perjanjian ini meliputi pemberian Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut bagi Pasion yang dirujuk oleh PIHAK PERTAMA sesuai dengan kewenangan dan kompetensi PIHAK KEDUA Pasal 4 Tata Cara Pelaksanaan (1) PIHAK PERTAMA dalam melakukan rujukan pasien kepada PIHAK KEDUA oleh karena dengan indikasi medis dan tidak tersedianya sarana, prasarana dan e peralatan yang memadai dan atas permintaan pasien. (2) Pasien yang dirujuk oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah dengan melampirkan bukti pernyataan persetujuan pasien. (8) PIHAK PERTAMA sebelum melakukan rujukan pasien sebelumnya dengan memberikan informasi awal tentang rencana rujukan pasien kepada PIHAK KEDUA. (4) Pasien yang dirujuk oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA harus ‘memenuhi persyaratan perujukan yang telah ditetapkan, yaitu sesuai dengan daftar kelengkapan Rujukan yang disepakati oleh kedua pihak. (©) Mendapatkan informasi jenisjenis layanan dan jadwal pelayanan dari PIHAK KEDUA (6) Mendapatkan informasi dengan benar tentang ketersediaan tempat tidur di PIHAK KEDUA sesuai dengan kondisi pasien yang dirujuk. (7) Merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi apabila PIHAK KEDUA tidak mampu menangani (8) Menginformasikan dengan benar kepada PIHAK PERTAMA tentang ketersediaan tempat tidur di PIHAK KEDUA sesuai kondisi pasien yang akan dirujuk. i j (8) Pasien yang dirjuk oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA harus dilengkapi dengan data yang lengkap, antara lain ‘*Tempat dan Tanggal perujukan © Identitas pasien : nama, jenis kelamin, umur * Surat Rujukan yang berisi informasi tentang Anamnesa, Assesment, Diagnosa, Pengobatan/perawatan yang telah dilakukan + Nama dan tanda tangan dokter yang merujuk Hasil pemeriksaan diagnostik yang telah dilakukan (10) Apabia dalam perujukan pasien oleh Pihak Pertama kepada PIHAK KEDUA tidak memenuhi persyaratan atau tidak lengkap, maka PIHAK KEDUA berhak melakukan hal-hal sebagai berikut : © Melakukan konfirmasi, apabila data berupa identitas dan atau informasi tentang hasil pemeriksaan tidak lengkap, terhadap keadaan ini. Pihak Pertama akan melengkapi data yang dibutuhkan oleh PIHAK KEDUA. (41) Pasien yang dirujuk olen PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA diserah terimakan oleh petugas medis PARA PIHAK (Dokter, Perawat atau Bidan). (12) Waktu perujukan adalah setiap saat 24 Jam sehari, 7 hari dalam seminggu, termasuk hari libur/hari raya. (13) PARA PIHAK waiib melaksanakan/mematuhi ketentuan dalam perjanjian ini dengan penuh tanggung jawab dan ketentuan lainnya yang berlaku sebagai standar pelayanan rujukan ataupun standar prosedur yang berlaku. Pasal 5S Masa Berlaku (1) Perjanijian kerjasama ini berlaku jangka waktu 1 (Satu) tahun, terhitung sejak ditandatanganinya surat perjanjian ini dan akan berakhir tanggal 08 Maret 2020. (2) Apabila PARA PIHAK ingin mengakhiri perjanjian kerjasama ini maka kedua pihak berkewajiban untuk memberitahukan satu dengan yang lainnya paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhimya masa perjanjian (3) Apabila salah satu pihak ingin mengakhiri perjanjian sebelum masa berlakunya selesai maka akan dilakukan kesepakatan kedua pihak. (4) Berakhimya perjanjian bekerjasama akan menghapuskan kewajiban masing— masing pihak terhadap pihak lainnya yang belum teralisasikan. Pasal 6 Keadaan Memaksa ( Force Majeure ) ‘Yang dimaksud dengan keadaan memaksa adalah : suatu keadaan yang terjadi di luar kemampuan atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan PIHAK yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan kewalibannya dalam kesepakatan ini. Keadaan Memaksa (Force Majeure) tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru hare, pemogokan umum,kebakaran dan kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan kerjasama ini. Dalam hal terjadi Force Majeur, ‘maka pihak yang terhalang untuk melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh PIHAK lain, PIHAK yang terkena Force Majeur wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeur tersebut kepada PIHAK lain secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak saat terjadinya peristiwa Force Majeur, yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa tersebut. PIHAK yang terkena Force Majeur wajib mengupayakan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam kerjasama ini segera setelah peristiwa Force Majeur berakhir. Apabila peristiwa Force Majeur tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga oleh PIHAK yang mengalami Force Majeur akan melebihi jangke waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali jangka waktu kerjasama ini. Semua kerugian dari biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat terjadinye Force Majeur bukan merupakan tanggungjawab PIHAK lain. Pasal7 Addendum Apabila dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama ini PARA PIHAK merasa perlu melakukan perubahan, maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan atas kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan dalam Addendum Perjanjian Kerjasama ini yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini. Pasal 8 Penutup (1) Ha-hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan diatur kemudian oleh PARA PIHAK berdasarkan musyawarah dan kemudian mencantumkannya dalam addendum (perjanjian tambahan) yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini. (2) Segala perubahan, pencabutan atau pembatalan baik untuk sebagian atau keseluruhan terhadap ha-hal yang diatur dalam perjanjian ini hanya dilakukan atas persetujuan tertulis dari PARA PIHAK. (3) Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama. PIHAK KEDUA Direktur PERTAMA Direktur .. H. M. Chatib Quzwain ten Sarolangun PEMERINTAHAN KABUPATEN SAROLANGUN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. H. M. CHATIB QUZWAIN ‘JL Lintas Sumatera Km. 09 Desa Bukit Telp (0745) 7392359 Sarolangun - Jambi Email rs ayahoo.com PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RSUD PROF. DR. H. M. CHATIB QUZWAIN KAB. SAROLANGUN DENGAN RSUD H. HANAFIE MUARO BUNGO TENTANG RUJUKAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN RADIOLOGI SRI 01: ~~ Pada hari ini, Jum’at tanggal Delapan bulan Maret tahun Dua Ribu Sembilan Belas telah ditandatangani perjanjian kerjasama oleh dan antara 4. dr, Iwan Miswar, MKM : Berkedudukan sebagai Direktur RSUD Prof. DR. H.M. Chatib Quzwain Kab. Sarotangun dan beralamat di JI Lintas Sumatera KM.09, Simp. Bukit, Kec. Pelawan Kab. Sarolangun, yang dalam hal ini bertindak atas nama RSUD Prof. DR. H. M. Chatib Quzwain Kab. Sarolangun selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. dr. Hj, Mardiah, Sp.P: _Betkedudukan sebagai Direktur RSUD H. Hanafie Muara Bungo dan beralamat di Ji, Tengku Umar No.8, Pasir Putih, Ps. Muaro Bungo, Kab. Bungo , dalam hal ini x bertindak atas nama RSUD H. Hanafie Muara Bungo selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Bahwa “PIHAK PERTAMA” dan “PIHAK KEDUA’ secara bersama-sama disebut “PARA PIHAK" dan secara sendiri-sendiri disebut “PIHAK". PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengadakan perjanjian kerja sama (selanjutnya disebut “ Perjanjian”) sebagaimana diatur lebih lanjut dalam perjanjian ini. Pasal 1 Maksud Dan Tujuan PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerjasama dalam meningkatkan kualitas dan jenis pelayanan pemeriksaan yang lebih lengkap bagi pasien, berupa pemeriksaan- pemeriksaan yang tidak dikerjakan oleh PIHAK PERTAMA sehingga memerlukan rujukan PEMERINTAHAN KABUPATEN SAROLANGUN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. H. M. CHATIB QUZWAIN JL, Lintas Sumatera Km. 09 Desa Bukit Telp (0745) 7392359 ~ Jambi Email rsudsarolangun07ayahoo.com PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RSUD PROF. DR. H. M. CHATIB QUZWAIN KAB. SAROLANGUN DENGAN RSUD H. HANAFIE MUARO BUNGO TENTANG RUJUKAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN RADIOLOGI Nomor :#i6//9,/PKSIRSUD.SRL/2019 Pada hari ini, Jum’at tangga! Delapan bulan Maret tahun Dua Ribu Sembilan Belas telah ditandatangani perjanjian kerjasama oleh dan antar 1. dr. Iwan Miswar, MKM : Berkedudukan sebagai Direktur RSUD Prof. DR. H.M. Chatib Quzwain Kab. Sarolangun dan beralamat di JI. Lintas Sumatera KM.09, Simp. Bukit, Kec. Pelawan Kab. Sarolangun, yang dalam hal ini bertindak atas nama RSUD Prof. DR. H. M. Chatib Quzwain Kab. Sarolangun selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. dr. Hj. Mardiah, Sp.P: _Berkedudukan sebagai Direktur RSUD H. Hanafie Muara Bungo dan beralamat di JI. Tengku Umar No.88, Pasir Putih, Ps. Muaro Bungo, Kab. Bungo , dalam hal ini bertindak atas nama RSUD H. Hanafie Muara Bungo selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Bahwa “PIHAK PERTAMA” dan “PIHAK KEDUA" secara bersama-sama disebut “PARA PIHAK" dan secara sendiri-sendiri disebut "PIHAK". PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengadakan pefjanjian kerja sama (selanjutnya disebut * Perjanjian’) sebagaimana diatur lebih lanjut dalam perjanjian ini. Pasal 1 Maksud Dan Tujuan PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerjasama dalam meningkatkan kualitas dan jenis pelayanan pemeriksaan yang lebih lengkap bagi pasien, berupa pemeriksaan- pemeriksaan yang tidak dikerjakan oleh PIHAK PERTAMA sehingga memerlukan rujukan Pasal 2 Hak Dan Kewajiban Para Pihak (1) PIHAK PERTAMA berhak untuk mengirimkan bahan pemeriksaan ataupun pasien kepada PIHAK KEDUA untuk dilakukan pemeriksaan, sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta oleh PIHAK PERTAMA. (2) PIHAK PERTAMA berhak mendapatkan informasi dengan benar tentang informasi jenis-jenis layanan pemeriksaan dari PIHAK KEDUA. (3) PIHAK PERTAMA berkewajiban melampirkan bukti pemyataan persetujuan pasien dan daftar kelengkapan pemeriksaan rujukan lainnya yang telah disepakati oleh KEDUA PIHAK. (4) PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan informasi awal tentang rencana rujukan kepada PIHAK KEDUA (6) PIHAK PERTAMA berkewajiban memenuhi pembayaran atas biaya pelayanan pemeriksaanyang timbul, sesuai dengan jenis pemeriksaan dan jumlah pemerikeaan yang dikirim PIHAK KEDUA. (6) PIHAK KEDUA berkewajiban memberikan bukti pengendalian mutu pelayanan Laboratorium dan Radiologi yang diakui. (7) PIHAK KEDUA. berkewajiban untuk melakukan pemeriksaan yang diminta oleh PIHAK PERTAMA, dengan sebaik-baiknya, dan sesuai standar pelayanan yang berlaku. (8) PIHAK KEDUA berkewajiban memberikan hasil pemeriksaan yang sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta oleh PIHAK PERTAMA. Pasal3 ‘Syarat Pemeriksaan (1) Pasien yang dikirim oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA’ merupakan pasien yang membutuhkan pemeriksaan yang tidak bisa dilakukan di RSUD Prof. DR. H. M. Chatib Quzwain Kab. Sarolangun, (2) Pasien yang dikirim oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebaiknya dilengkapi dengan identitas yang lengkap, antara lain: © Identitas pasien : Nama, Jenis kelamin, dan Umur ¢ Tempat dan Tanggal pemeriksaan + Jenis pemeriksaan Kondisi pasien (misal: puasa, minum obat, dan lain-lain) «Nama dan Tanda tangan dokter yang merujuk © Dan fain-iain (3) Pasien yang akan dikirim oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebaiknya dilakukan pemberitahuan melalui telephone atau alat komunikasi tain kepada PIHAK KEDUA sebelum pasien diberangkatkan. (4) Untuk keamanan pasien, maka sebaiknya dalam hal pengiriman pasion ada pendampingan oleh tenaga paramedis dari PIHAK PERTAMA. (5) Apabila selama pemeriksaan atau pasca pemeriksaan keadaan pasien memburuk dan tidak “transportable” ke tempat PIHAK PERTAMA kembali, makadiperlukan alih rawat ke PIHAK KEDUA dan akan diatur sesuai prosedur yang berlaku di PIHAK KEDUA Pasal 4 Laporan Hasil Pemeriksaan PIHAK KEDUA akan menerbitkan hasil pemeriksaan dalam bentuk atau tampilan dan format sesuai dengan format baku yang telah ditentukan oleh PIHAK KEDUA. Dan hasi! pemeriksaan akan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dengan cara dikirim oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah pelaksanaan pemeriksaan atau sesual jadwal. Pasal 5 Tarif Pemeriksaan (1) Tarif pemeriksaan yang diberlakukan dalam perjanjian ini sama dengan tariff yang sedang dibertakukan secara umum oleh PIHAK KEDUA di RSUD H. Hanefie Muara Bungo. (2) Jika karena ada sesuatu dan iain Hal, PIHAK KEDUA menghendaki perubahan tariff pemeriksaan, Maka PIHAK KEDUA akan membuat surat pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 30 ([iga puluh) hari sebelumtarif baru diberiakukan. (3) Jika PIHAK PERTAMA tidak menyetujui perubahan tariff pemeriksaan seperti yang diajukan olen PIHAK KEDUA dan antara KEDUA PIHAK tidak mencapai kesepakatan, maka perjanjian ini menjadi batal secara otomatis. Pasal6 Pembayaran (1) PIHAK KEDUA akan membuat tagihan berdasarkan jumlah dan jenis ‘pemeriksaan yang dikirim dan diminta oleh PIHAK PERTAMA. (2) Pembayaran akan dilakukan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA paling Lambat 10 (sepuluh) hari setelah penagihan (invoice) diterima PIHAK PERTAMA. (3) Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat melaksanakan kewajiban selama 2 (dua) bulan berturut-turut. Maka PIHAK KEDUA berhak untuk menolak pengiriman pasien dan permintaan pemeriksaan dari PIHAK PERTAMA sampai PIHAK PERTAMA memenuhi kewajibannya untuk memenuhi pembayaran. Pasal7 Masa Beriaku (1) Perjanijian kerjasama ini berlaku jangka waktu 1 (Satu) tahun, terhitung sejak ditandatanganinya surat perjanjian ini dan akan berakhir tanggal 08 Maret 2020 (2) Apabila PARA PIHAK ingin mengakhiri perjanjian kerjasama ini maka kedua pihak berkewajiban untuk memberitahukan satu dengan yang lainnya paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhimya masa perjanjian ini. Pasal 4 Laporan Hasil Pemeriksaan PIHAK KEDUA akan menerbitkan hasil pemeriksaan dalam bentuk atau tampilan dan format sesuai dengan format baku yang telah ditentukan oleh PIHAK KEDUA. Dan hasi! pemeriksaan akan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dengan cara dikirim oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah pelaksanaan pemeriksaan atau sesual jadwal. Pasal 5 Tarif Pemeriksaan (1) Tarif pemeriksaan yang diberlakukan dalam perjanjian ini sama dengan tariff yang sedang dibertakukan secara umum oleh PIHAK KEDUA di RSUD H. Hanefie Muara Bungo. (2) Jika karena ada sesuatu dan iain Hal, PIHAK KEDUA menghendaki perubahan tariff pemeriksaan, Maka PIHAK KEDUA akan membuat surat pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 30 ([iga puluh) hari sebelumtarif baru diberiakukan. (3) Jika PIHAK PERTAMA tidak menyetujui perubahan tariff pemeriksaan seperti yang diajukan olen PIHAK KEDUA dan antara KEDUA PIHAK tidak mencapai kesepakatan, maka perjanjian ini menjadi batal secara otomatis. Pasal6 Pembayaran (1) PIHAK KEDUA akan membuat tagihan berdasarkan jumlah dan jenis ‘pemeriksaan yang dikirim dan diminta oleh PIHAK PERTAMA. (2) Pembayaran akan dilakukan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA paling Lambat 10 (sepuluh) hari setelah penagihan (invoice) diterima PIHAK PERTAMA. (3) Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat melaksanakan kewajiban selama 2 (dua) bulan berturut-turut. Maka PIHAK KEDUA berhak untuk menolak pengiriman pasien dan permintaan pemeriksaan dari PIHAK PERTAMA sampai PIHAK PERTAMA memenuhi kewajibannya untuk memenuhi pembayaran. Pasal7 Masa Beriaku (1) Perjanijian kerjasama ini berlaku jangka waktu 1 (Satu) tahun, terhitung sejak ditandatanganinya surat perjanjian ini dan akan berakhir tanggal 08 Maret 2020 (2) Apabila PARA PIHAK ingin mengakhiri perjanjian kerjasama ini maka kedua pihak berkewajiban untuk memberitahukan satu dengan yang lainnya paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhimya masa perjanjian ini. (3) Apabila saiah satu pihak ingin mengakhiri perjanjian sebelum masa berlakunya selesai maka akan dilakukan kesepakatan kedua pihak. (4) Berakhimya perjanjian bekerjasama akan menghapuskan kewajiban masing— masing pihak terhadap pihak lainnya yang belum teralisasikan. Pasal 8 Keadaan Memaksa (Force Majeure) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa adalah suatu keadaan yang terjadi di iuar kemampuan atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan PIHAK yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan kewalibannya dalam kesepakatan ini. Keadaan Memaksa (Force Majeure) tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru hara, pemogokan umum,kebakaran dan kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan kerjasama ini Dalam hal terjadi Force Majeur, maka pihak yang terhalang untuk melaksanakan kewalibannya tidak dapat dituntut oleh PIHAK Jain. PIHAK yang terkena Force Majeur walib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeur tersebut kepada PIHAK lain secara tertulis paling lambat 7 ( tujuh ) hari kalender sejak saat terjadinya peristiwa Force Majeur, yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang _berwenang yang menerangkan adanya peristiwa tersebut. PIHAK yang terkena Force Majeur wajib mengupayakan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam kerjasama ini segera setelah peristiwa Force Majeur berakhir. Apabila peristiwa Force Majeur tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga oleh PIHAK yang mengalami Force Majeur akan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali jangka waktu kerjasama ini. Semua kerugian dari biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat terjadinya Force Majeur bukan merupakan tanggungjawab PIHAK lain Pasal 9 ‘Addendum Apabila dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama ini PARA PIHAK merasa periu melakukan perubahan, maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan atas kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan dalam Addendum Perjanjian Kerjasama ini yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini é Pasal 10 Penutup (1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan diatur kemudian oleh PARA PIHAK berdasarkan musyawarah dan kemudian mencantumkannya dalam addendum (perjanjian tambahan) yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini (2) Segala perubahan, pencabutan atau pembatalan baik untuk sebagian atau keseluruhen terhadap hal-hal yang diatur dalam perjanjian ini hanya dilakukan atas persetujuan tertulis dari PARA PIHAK. (3) Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama

You might also like