You are on page 1of 29
PEDOMAN PELAYANAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2016 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUNTALOKO KABUPATEN PARIG! MOUTONG KATA PENGANTAR Rumah sakit sebagai institusi pemberi pelayanan kesehatan kepada Masyarakat haus didukung dengan fasilitas yang memadai. Salah satu fasilitas yang dibutuhkan adalah tersedianya alat kesehatan yang memadai. Keberhasilan pengelotaan pelayanan alat Kesehatan akan sangat mendukung keberhasilan pelayanan kesehatan oleh rumah sakit.Perencanaan pengadaan, inventarisasi, pemeliharaan dan perbaikan alat menjadi hal penting yang harus diselenggarakan sebagai upaya menjadikan alat kesehatan selalu dalam keadaan berdaya guna dan berhasil guna Untuk itu diperlukan suatu pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan alat Kesehatan di rumah sakitMeski jauh dari sempuma pedoman ini diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam pelayanan pengelolaan alat kesehatan. Demikian, semoga bermanfaat. Penyusun, Tim MFK Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page i DAFTAR ISI PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR DAFTAR IS. BABI. PENDAHULUAN. . Latar Belakang ... . Tujuan A. B. C. RuangLingkup_ D. . Batasan Operasional.... E. Landasan Hukum BAB II. STANDAR KETENAGAAN.... A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia B. Distribusi Ketenagaan, C. Pengaturan Jam Kerja. BAB Il STANDAR FASILITAS. ‘A. Ruang Kerja B. Standar Fasilitas. BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN......... Perencanaan Kebutuhan Alat dan Pemelinaraan Pengadaan Alat Kesehatan Uji Coba Alat Baru. - Penyimpanan, Distribusi, dan Inventaris ALKES. Pemeiiharaan Alat Kesehatan .... Kalibrasi... a Penarikan (Recall) ALKES. Penghapusan..... A B. c. D. E F, s. H. Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan BAB V. KESELAMATAN PASIEN DAN STAFF...... A. Identifikasi Resiko. eS B. Analisa, Evaluasi, dan Pengelolaan Resiko. C. Pengendalian Infeksi (infection Control)... BAB VI. PENGENDALIAN MUTU BAB VII. PENUTUP Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page iti BABI 3 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan organisasi mencapai tujuan didukung oleh pengelolaan factor-faktor antara lain Man, Money, Machine, Methode dan Material. Pengeloiaan yang seimbang dan baik dari kelima faktor tersebut akan memberikan kepuasan kepada kostumer baik kostumer internal maupun eksternal. Rumah sakit yang telah berstatus Badan Layanan Umum Daerah seharusnya telah memiliki pengelolaan yang baik dan terstandar termasuk lima factor tersebut. Keberhasilan pengelolaan Alat Kesehatan rumah sakit tergantung pada kompetensi dari Instalasi__pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit. Instalasi pemelinaraan sarana dan prasarana rumah sakit mempunyai fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, menyimpan, _mendistribusikan, menginventaris, memelihara, mengusulkan kalibrasi, merecall alat rusak/tidak layak pakai, penghapusan, keselamatan pasien dan staf dan laporan hasil kegiatan. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan mempertancar kegiatan Pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit juga harus mampu Mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit . Instalasi ‘Sarana dan Prasarana Rumah Sakit harus memiliki kemampuan untuk mencegah ‘atau meminimaikan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang akan memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit. Menurut sifatnya alat kesehatan yang harus disediakan rumah sakit dikelompokkan ‘menjadi ; Alat Kesehatan sederhana ( non teknologi ), Alat kesehatan teknologi rendah, Alat Kesehatan dengan teknologi menengah dan Alat kesehatan teknologi tinggi . B. TUJUAN ‘ 4. Tujuan Umum ‘Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan dan prosedur dalam pengelolaan alat Kesehatan yang efektif dan efisien, sehingga Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko dapat menyediakan peralatan kesehatan yang selalu dalam kondisi siap pakai, aman digunakan, dan dapat membantu proses diagnostik dan terapi pasien secara lebih baik. 2. Tujuan Khusus ‘a. Memastikan setiap perencanaan dalam program pengelolaan alat Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko yang mencakup perencanaan, Pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, inventaris ,pemeliharaan, kalibrasi, Penarikan alat /recall dan penghapusan dapat berjalan dengan baik dan tepat b. Terselenggaranya pengadaan alat Kesehatan yang mampu menyediakan alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. cc. Terselenggaranya penyimpanan alat kesehatan yang baik dan aman d. Terselenggaranya pendistribusian alat kesehatan yang sesuai dengan kebutunan . Terselenggaranya inventarisasi alat kesehatan yang mampu mengetahui letak alat, keadaannya dan harga perolehannya f. Terselenggaranya proses pemeliharaan (preventive maintennance) alat Kesehatan yang mampu menjamin hasil yang akurat dan sebagai hasil akhir adalah penanganan pasien yang lebih baik. g Mengusahakan jumlah kerusakan alat serendah mungkin, baik yang disebabkan karena pemeliharaan yang kurang baik atau penggunaan yang tidak tepat prosedur. hh. Tercapainya tingkat penggunaan alat kesehatan secara optimal, tidak under- utilization i. Terselenggaranya proses kalibrasi sehingga alat kesehatan aman untuk pasien, pengguna dan segala pihak yang berkaitan dengan pengelolaan alat kesehatan tersebut 4. Terselenggaranya proses penghapusan alat kesehatan yang semestinya sehingga dapat menggambarkan jumlah asset alat Kesehatan secara ril, k. Terciptanya keamanan pada pasien dan staf sehubungan dengan pemakaian alat kesehatan, 1. Terselenggaranya laporan hasil kegiatan secara kontinyu een a erence ener : Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 2 yee C. RUANG LINGKUP PELAYANAN Ruang lingkup pedoman pelayanan alat kesehatan ini meliputi perencanaan , Pengadaan , penyimpanan , distribusi , inventaris, pemeliharaan , merecall alat rusakitidak layak pakai, penghapusan , keselamatan pasien dan staf serta laporan hasil kegiatan D. BATASAN OPERASIONAL Pengertian Pengertian yang digunakan dalam buku pedoman ini perlu dijelaskan agar pembaca Pengertian yang sama dengan maksud yang terkandung dalam buku ini. 1.Instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit adalah suatu unit memil pelayaanan di Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko dibawah sub bagian umum dan kepegawaian yang berfungsi melaksanakan pengelolaan pemeliharaan alat Kesehatan. 2.Pedoman adalah acuan penyelenggaan pelayanan Alat kesehatan 3.Safe Condition adalah alat kesehatan yang selalu siap pakai, aman digunakan untuk melakukan tindakan diagnosa, therapy maupun penelitian. 4, Pemeliharaan (Maintenance) Adalah kegiatan melakukan perawatan Alat Kesehatan, balk perawatan terencana ‘maupun tidak terencana 5. Inspeksi (Inspection) Adalah suatu kegiatan pengecekan alat Kesehatan secara terjadwal dengan tujuan alat kesehatan siap pakai, aman sebelum digunakan, 6. Uji fungsi (Test function) ‘Adalah pengetesan seluruh fungsi alat Kesehatan , mulai dari sumber listrik masuk ke sistem alat sampai alat dapat berfungsi baik. 7.Uji coba (Test trial) adalah pengetesan alat kesehatan saat sebelum digunakan secara menyeluruh, untuk mengecek kehandalan alat kesehatan 8.Kalibrasi (Calibration) adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai Penunjukan alat ukur dan atau bahan ukur. 9. Plan Preventive Maintenace Adalah suatu kegiatan pemeliharaan terencana dan terjadwal yang dilakukan oleh teknisi dengan tujuan alat Kesehatan siap pakai aman digunakan, sebelum digunakan [ee arene re eeeananenintntne Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 3 10.Corrective Maintenace : ‘Adalah suatu pemeliharaan dengan melakukan perbaikan, baik Penggantian sparepart ataupun sampai turun mesin (over houl) 11.Pengoperasian adalah berisikan langkah-langkah/ petunjuk cara menggunakan alat kesehatan agar dapat berfungsi baik. 12.Peralatan kesehatan adalah bahan, instrumen, aparatus, mesin serta implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulinkan Kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh (UU No. 44 Tahun 2008), 13.Peralatan medik adalah peralatan yang digunakan untuk kepertuan diagnosa, terapi, rehabilitasi dan penelitian medik baik secara langsung maupun tidak Jangsung (UU No. 44 Tahun 2008). 14.Spesifikasi adalah data menguraikan kemampuan kapasitas, teknologi, sistem, fungsi, aksesoris, keselamatan dan aspek teknis lainnya dari suatu alat. 16.Instalasi adalah tahap kegiatan mulai dari penempatan/peletakkan, perakitan, Pemasangan, penyetelan, adjusment, pengukuran keluaran sampai alat berfungsi baik. 16.Commisioning Kegiatan melakukan pemastian kemampuan suatu alat yang terdiri_ dari uji fungsi dan uji coba alat Kesehatan , yang merupakan suatu bagian dari siklus hidup teknologi peralatan medik 17.Cara distribusi alat kesehatan yang baik adalah pedoman yang digunakan dalam rangkaian kegiatan distribusi dan pengendalian mutu yang bertujuan menjar ‘agar produk alat Kesehatan yang didistribusikan senantiasa memenuhi ersyaratan yang digunakan sesuai tujuan penggunaannya. 18, Keselamatan pasien (pationt safety) Adalah suatu sistem dimana asuhan pasien lebih aman yang meliputi assesment ‘isiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, Pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak Janjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melakukan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Permenkes No. 1691 Tahun 2011). 19, Perencanaan : ‘Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 4 - Adalah penentuan cara-cara pencapaian tujuan yaitu apa yang akan dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa 20. Pengganggaran ‘Adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. 21. Inventarisasi ‘Adalah kegiatan untuk memperoleh data atas seluruh alat kesehatan yang dimiliki atau dikuasai atau diurus olen organisasi, baik yang diperoleh dari usaha pembuatan sendiri, pembelian, pertukaran, hadiah, maupun hibah, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasinya, jumlah, sumber; waktu pengadaan, harga, tempat.dan kondisi serta perubahan-perubahan yang terjadi guna mendukung Proses pengendalian dan pengawasan alat Kesehatan serta mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi 22. Distribusi ‘Adalah penyaluran barang dari produsen kepada pelanggan/customer 23, Pelatihan pengguna/User Adalah proses pencapaian kemampuan tertentu bagi pengguna/user dalam hal ini kemampuan untuk mengoperasikan alat medik yang baru diadakan. 24. Decommisioning disposal ‘Adalah peralatan yang disortir untuk disingkirkan dan diadakan penggantian (recall) 25. Customer Customer adalah para user (pengguna Alat kesehatan ) yang perlu difasiitasi oleh inetalasi Alat Kesehatan , melalui satuan kerja seperti Instalasi Gawat darurat, Instalasi Rawat jalan, Instalasi Rawat Inap dan unit penunjang lainnya 26. Utilisassi Adalah suatu perhitungan penilaian tingkat pemakaian alat kesehatan dengan kapasitas penggunaan selama alat dapat beroperasi untuk penilaian penggantian sparepart, atau menghitung (life time) umur atat 7 Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 5 E, LANDASAN HUKUM - ‘Sebagai dasar hukum dalam pedoman pelayanan Alat kesehatan ini, diambil dari Peraturan perundangan sebagai berikut: 1. UU No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Peralatan Kesehatan. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1184/Menkes/Per/X/2004 ‘Tentang Pengamanan Alat Kesehatan Dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.363/Menkes/Per/V/1998 Tentang Pengujian Dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana Pelayanan Kesehatan BAB STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana Rumah Sakit mempunyai tugas sebagai Pengelola dan pemeliharaan Alat Kesehatan tentunya perlu tenaga yang mempunyai kompetensi dibidang alat kesehatan dengan susunan kualifikasi seperti pada tabel berikut. INO] TINGKATAN PENDIDIKAN MINIMAL Pengalaman | —s Formal” —=<—*é‘*S*«‘WNn formal | 1 [Kepala Bagian | S2 Bidang Kerumah sakitan | Diklat PIM 3 Minimal 2 Tata Usaha atau teknik dengan latar tahun belakang 1. S1.Teknik Elektro 2. S1. Dokter 3. S1. Keperawatan 2 | Kepala Sub 7. Si Teknik latarbelakang | Diklat PIM 4 Bagian Umum —_| D3 Teknik Elektromedik, dan Kepegawaian | 2. D.4 Teknik Eletromedik 3. Dokter umum : Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 6 4. 81 Keperawatan 3 | Ka. Instalasi 1.4 Teknik Elektromedik | Manajemen Minimal 2 Pemeliharaan pemeliharaan tahun Sarana dan Faskes Prasarana 2. D3 Teknik Eletromedik ‘Manajemen Minimal Rumah Sakit pemeliharaan 4 tahun Faskes 3. | Fungsional 1. D4 Teknik Eletromedik —_|Keahiian teknik Minimal Elektromedik lpemetiharaan 4 tahun Penyelia lperalatan tingkat lcanggin 2. D.3 Teknik Elektromedik | Keahiian tek Minimal pemel.peralatan | 12 tahun canggin 4 | Fungsional 1. D.3 Teknik Elektromedik | Keahlian teknik | Minimal Elektromedik pemeliharaan 8 tahun Pelaksana peralatan lanjutan menengah 5 | Fungsional 1.D.3 Teknik Elektromedk | Keahiian teknik Elektromedik pemeliharaan Pelaksana peralatan dasar 6 | Administrasi 1. D3 Teknik Elektromedik teknis 2. SLTA, Komputer B. Distribusi Ketenagaan 1. Klasifikasi Ketenagaan NO| JENISSDM | JUMLAH KUALIFIKASI KETERANGAN T | Kepaiainstalasi | torang | - > 2 | Administrasi Zorang | > 3 | Teknisi Zorang |= : Elektromedik Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 7 2. Pembagian Tugas Pemeliharaan Alat Kesehatan NO] NAMA PET. | SENIN | SELASA] RABU | KAMIS | JUMAT | SABTU TT] Ruang A | RuangB | Ruang | RuangD | Ruange | Work c shop 2 Ruang F | RuangG | Ruang | Ruangl | RuangJ | Work H ‘shop 3 |- Ruang K | RuangL | Ruang | RuangN|RuangO| Work M shop 4 |- Ruang P | RuangQ | Ruang | RuangS | RuangT | Work R ‘shop 5 |= Ruang U | RuangV | Ruang | RuangX| RuangY | Work w ‘shop 6 |- RuangZ | Ruang | Ruang | Ruang | Ruang Work AA AB AC AD shop C. Pengaturan Jam Kerja - Senin sid Kamis - Hari Jum’at - Hari Sabtu Pkl. 07.30 s/d 14.00 WIB Pkl. 07.30 s/d 11.00 WIB Pkl. 07.30 s/d 12.00 WIB Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 8 BAB IIL STANDAR FASILITAS A. Ruang Kerja Ruang Administrasi / kantor terdiri dari Ruang Kepala Instalasi dan Staf 1. Bengkel / Work Shop 2. Gudang Alat Kesehatan B. Standar Fasilitas: 1. Tool Set Elektronik 2. Multi Meter 3. ECG Simulator BABIV TATA LAKSANA PELAYANAN A. PERENCANAAN KEBUTUHAN ALAT KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN ‘Tahapan perencanaan pemenuhan kebutuhan Alat Kesehatan yang dimaksud adalah ‘suatu kegiatan yang terpola dan menyeluruh, bagaimana pengelolaan Alat kesehatan dan pemeliharaan di Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko berjumiah ribuan item jenis alat kesehatan dapat terwujud. Satuan kerja yang ditunjuk sebagai pengelola Alat Kesehatan dan pemeliharaannya adalah Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. Kerangka konsep perencanaan pemenuhan kebutuhan peralatan kesehatan pada gambar berikut : KERANGKA KONSEP PERENCAAN PEMELIHARAAN DAN, KEBUTUHAN ALAT KESEHATAN eX fe N Hil Konsep perencanaan pemenuhan kebutuhan 4. Daftar Inventaris Mempunyai data Inventaris pemeliharaan dan alat kesehatan, bertujuan untuk membuat kebijakan cara pengelolaan Alat Kesehatan yang baik dalam memutuskan perencanaan pemeliharaan dan pemenuhan kebutuhan, serta memberiakukan recall (disposal) / penghapusan. ort ne na ee : Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 10 ‘ 2. Menerima usulan kebutuhan Alat kesehatan dari seluruh unit keri Menerima usulan kebutuhan Alat kesehatan adalah langkah awal perencanaan pengadaan Alat kesehatan yang diputuskan untuk segera di adakan dengan alokasi anggaran yang sudah ditetapkan 3, Menyusun perencanaan sesuai alokasi anggaran tersedia. Setelah mendapatkan alokasi anggaran dari rumah sakit yang terdiri dari a. Alokasi anggaran dari sumber dana BLUD (dana pendapatan RS) b. Alokasi anggaran dari sumber dana APBD ¢. Alokasi anggaran dari sumber dana APBN . Merencanakan dengan sistim Kerja sama operasional Seluruh alokasi anggaran adalah merupakan sumber alokasi yang akan di bahan perencanaan kebutuhan Alat Kesehatan . ‘Alat Kesehatan yang akan dibeli disusun sesuai urutan proritas dengan memperhatikan : ‘a. Pembelian untuk Penggantian karena alat yang tersedia sudah tidak layak pakai. . Pembelian untuk penambahan karena alat yang tersedia dengan ulilitinya cukup tinggi. ¢. Pembelian untuk pengembangan _pelayanan, harus didukung dengan peralatan d. Apabila anggaran perencanaan pengadaan pembelian Alat Kesehatan tidak mencukupi, maka diupayakan dengan memperiakukan kerja sama operasional (KSO) dengan Investor. Dari urutan peralatan yang akan dibeli atau diputuskan untuk KSO, maka perlu i buat sekala proritas berdasarkan = Jumlah pasien perhari - Jumiah kasus perhari - Jumlah produk layanan perhari ~ Jumiah alat sesuai standar yang dibutuhkan ~ Utility (Penggunaan ) sangat tinggi Unit cost sangat menguntungkan dengan memperhatikan Break Event Point nn : Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 11 3 4 Menyusun spesifikasi dan pagu anggaran Cara penyusunan spesifikasi Alat kesehatan adalah sbb : @. Spesifikasi disusun secara umum tidak menjurus ke salah satu merk b. User mengajukan minmal 3 merk alat untuk disusun spesifikasinya c. Spesifikasi disusun berdasarkan komparasi parameter ukur dengan sistim jangkauan (range) 4. Pagu anggaran ditentukan berdasarkan spesifikasi alat yang dipilih minimal ada tiga penawaran dari supplier. PENGADAAN ALAT KESEHATAN Pada prinsipnya Instalasi dan ruangan hanya mengusulkan pengadaan, sedangkan pelaksana pengadaan adalah Pejabat Pengadaan atau Unit Layanan Pengadaan (ULP). ‘Adapun mekanisme usulan pengadaan adalah sebagai berikut 1. Ka. Instalasi dan kepata ruangan mengusulkan pengadaan Alat Kesehatan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). 2. PPTK meneruskan usulan dengan menggunakan Form Pengadaan Pembelian Barang ( Form PPB ). 3. PPB dimintakan persetujuan kepada Pembantu Pengguna Anggaran (PPA). 4. PPB di verifikasi pada Sub Bag Verifikasi dan Akutansi. 5. PPB dimintakan persetujuan pada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). 6. Panitia Pengadaan / ULP melaksanakan pengadaan UJI COBA UNTUK ALAT BARU Proses uji coba alat dilakukan setelah dilakukan proses instalasi dan uji fungsi dari supplier dan pihak Rumah Sakit. ‘Tujuan uji coba adalah : + Memberikan kesempatan kepada operator yang telah mengikuti training ui fungsi, untuk membiasakan pengoperasian alat, dengan pasien/beban sesuai kebutuhan *_Mengetahui kemampuan fungsi dan kemampuan teknis alat fon ere inn cnn eae enema tt : Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 12, Program pelatihan uji jcoba bagi tenaga operator/pengguna alat adalah : - Cara pengoperasian alat - Penjelasan fungsi masing-masing bagian alat - Penyusunan program pemeliharaan berkala - Perbaikan ringan - Pengenalan dan penggantian suku cadang - Penyusunan SPO pemantauan fungsi, SPO pemeliharaan dan SPO perbaikan D. PENYIMPANAN, DISTRIBUS! DAN INVENTARISASI ALAT KESEHATAN 1. Penerimaan alat Kesehatan oleh Bendahara Barang dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan ( PPHP ) , kemudian melakukan verifikasi sesuai Surat Pesanan / Kontrak pengadaan. 2. Instal (pasang) Alat kesehatan sehingga siap operasional 3. Ditakukan yj fungsi dan uji coba oleh penjual atat 4. Bila verifikasi sesuai dicatat dalam Buku Keluar Masuk Barang nama alat, jumlah, merek, dan harga alatbarang. Jika tidak sesuai dikembalikan kepada rekanan untuk disesuaikan dengan permi 5. Bendahara Barang {alu menyimpan alat/barang sesuai Kondisi yang dianjurkan di Gudang Rumah Sakit 6. Pengajuan Pengambilan Alat Kesehatan oleh Kepala Instalasi / Ruangan di Gudang Rumah Sakit. Petugas Gudang mencocokkan antara Bon Alat Kesehatan dan alat yang dimaksud, bila telah sesuai alat dapat diserah terimakan kepada user 7. Pemberian nomor inventaris ala/barang oleh Petugas Pengurus Barang sebelum alat diserahkan pada User/pengguna 8. Pelaporan tentang keluar masuknya barang/alat medik di Gudang Rumah Sakit oleh Bendahara Barang kepada Sub Bag Akutansi dan Verifikasi setiap tiga bulan sekali. 9. Perekapan laporan keluar masuknya Alat kesehatan dikompilasi menjadi Laporan tahunan disampaikan kepada Direktur melalui Sub bag bagian keuangan dan asset untuk pencatatan aset an eect reer nner semen nen oan mneamrn i Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 13, E. PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN 4. Kerangka Konsep Sistim Pemeliharaan Alat Kesehatan Konsep sistim pemeliharaan dengan menggunakan skema { KERANGKA KONSEP PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN imu > eae [eurcome 2. Alat taike pakai Tumbuh dan faman 2 Dana berkembananya Sigunakan, system ‘akurat dan 3. METHODA, mL 4. ALATKERIA peeiaesen —) ‘Alles di Rumah 2. Efisien & 5. SUKU vue sakit efekeit ‘Unites meningkat Kerangka konsep dalam sistim pemeliharaan yang perlu diperhatikan suatu modal dari segi Input adalah : Input : a. Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan Alat kesehatan diperlukan jumlah SDM yang memadai, jumlah SDM yang memadai harus dapat memperhitungkan beban kerja pemeliharaan. Sedangkan kompetensi yang diperlukan untuk pemeliharaan harus sesuai dengan bidang pekerjaannya, b. Biaya. Kegiatan pemeliharaan perlu didukung oleh biaya yang memadai, perhitung biaya yang dibutuhkan itu harus berdasarkan jumiah sparepart yang harus sering diganti, perkiraan biaya perbaikan bila alat harus dioverhoul, perkiraan biaya kalibrasi. ni eee st nema 3 Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 14 ¢. Peralatan kerja Peralatan kerja pemeliharaan perlu didukung dengan sarana prasarana kerja pemeliharaan, mempunyai tempat bengkel kerja yang memadai, alat kerja mekanikal dan elektrikal, alat kerja elektronik dan elektromedik serta alat-alat kalibrasi. 4. Material Kerja ‘Material kerja pemeliharaan perfu didukung, untuk mendapatkan material yang tersedia diperlukan data kongkrit inventaris peralatan yang sparepart perlu diganti. €. Metode kerja Dalam melaksanakan kegiatan diperiukan metode kerja seperti, pedoman dan panduan kerja, program kegiatan kerja, standar prosedur operasional kerja, Jembar kerja. Setiap kegiatan kerja terdokumentasi, ditaporkan dievaluasi dan dilakukan tindak lanjut perbaikan. Proses : a. Data Inventaris Data inventaris sangat diperiukan, tujuannya untuk menghitung beban kerja Pemeliharaan, kebutuhan biaya pemeliharaan dan data equipment record (riwayat alat) dan ketepatan untuk digantikan dengan alat yang baru. b. Membuat program kerja pemeliharaan ‘Setiap kegiatan harus dibuat program kerja, tanpa ada program tidak ada ‘acuan dan target yang dicapai dalam pemeliharaan. ¢. Membuat jadwal pemeliharaan Jadwal pemeliharan sangat diperlukan agar pemeliharaan Alat kesehatan dapat dikoordinasikan dengan user kapan jadwal alat tersebut harus di pelihara. 4. Melakukan pemeliharaan promotif Pemeliharaan promotif adalah kegiatan pemeliharaan yang sifatnya Promosi seperti setiap alat diberikan cara petunjuk pemakaiaan yang benar, setiap user harus mendapakatkan pelatihan cara-cara menggunakan dan memeliharaan Alat kesehatan dan pemeliharaannya. . Melakukan Inspeksi ( pemantauan fungsi alat) atau Inspection Inspeksi adalah suatu kegiatan pemeliharaan pemantauan fungsi alat, dilakukan untuk mengetahui apakah alat tersebut dapat berfungsi dengan baik, kegiatan ini dilakukan oleh penanggung jawab alat (user) dan oleh teknisi elektromedik. Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 15, f. Testing Setiap peralatan medik harus dilakukan kelayakannya atau ditest setiap alat akan digunakan 9. Melakukan pemeliharaan preventif (Preventive Maintenace) Pemeliharaan prevent adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal dan terencana minimal dilakukan 2 kali dalam setahun setiap alat. h. Melakukan pemeliharaan korektif/Perbaikan(Corrective maintenance) Pemeliharaan korektif adalah kegiatan perbaikan karena harus menggantikan ‘sparepat atau sampal ovehoul, kegiatan ini dilakukan secara terjadwal atau tidak terjadwal bila alat rusak tidak terprediksi (emergency Maintenace) i. Membuat laporan , 3 bulanan, semesteran dan tahunan Setiap kegiatan dalam pemeliharaan harus dapat dicatat_ dan didokumentasikan untuk dijadikan bahan laporan kepada Direktur rumah sakit j. Membuat Evaluasi kerja Hasil laporan harus dapat dievaluasi, untuk mencapai suatu tujuan yang dikembangkan dalam proses tindak lanjut. Output : Tumbuh kembangnya sistim pemell prinsip efisien dan efektif. Outcome : Alat kesehatan siap pakai dan aman digunakan Impact : Dokter, perawat, radiograter, fisioteraphys, analis kesehatan, dan seluruh pengguna ‘Alat Kesehatan dan keperawatan merasa aman terjamin dengan alat kesehatan yang terpelihara dengan baik. ran Alat Kesehatan dengan mengacu pada 2. Sistim Pemelinaraan Alat kesehatan Sistim pemelinaraan dibagi menjadi 2 kelompok pekerjaan a. Kelompok pekerjaan yang dilakukan secara swakelola Artinya setiap kegiatan pemeliharaan dilakukan oleh tenaga rumah sakit yang sudah mempunyai kompetensi untuk jenis kegiatan pemeliharaan, Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 16 . ‘seperti melakukan inspeksi, pemeliharaan prevent, dan apabila melakukan ; pemeliharaan korektif/perbaikan dilakukan oleh agen penjual alat (pabrik Penjual alat) dikarenakan tingkan perbaikannya cukup berat dan menggunakan spare part yang mahal serta hanya sol agent yang ‘mempunyai sparepart tersebut. b. Kelompok pekerjaan yang dilakukan oleh Pihak III / (kontrak service.) Artinya setiap alat yang mempunyai tingkat kecanggihannya tinggi dilakukan oleh Pihak Ill atau secara kontrak service, baik jenis kegiatan pekerjaan Inspeksi, pemeliharaan prenventif dan korektifiperbaikan. 2. Penyediaan Sparepart (Logistik) Penyediaan spare part yang efektif adalah hal yang mendasar, dalam operasional harian pemeliharaan Alat kesehatan . Upaya manajemen dipertukan untuk mencegah kelebihan-stok dan menjamin ketersediaan sparepart kapanpun sehingga bilamana terjadi kerusakan, maka bisa disiapkan untuk penggantian sparepartnya. Hanya suku cadang yang diperlukan secara kontinyu yang disimpan dalam gudang instalasi Alat Kesehatan. Jika pemeliharaan terjadwal diselenggarakan dengan benar, banyak suku cadang perbaikan yang diperlukan, terutama suku cadang yang mahal dapat diantisipasi secara lebih dii. Pengecualian tertentu dapat dibenarkan, untuk mendukung pemeliharaan tethadap perbaikan yang harus dilakukan dengan segera, yaitu untuk peralatan pendukung-kehidupan (life support), resusitasi darurat, atau alat yang beroperasi ‘secara terus menerus F. KALIBRASI Kegiatan mentera atau mengukur uji kehandalan suatu alat yang harus dilakukan selayaknya setiap melakukan pemeliharaan preventif, dan setelah dilakukan pemeliharan korektif/perbaikan, namun karena alat kerja kalibrasi tidak dimiliki oleh fumah sakit, maka kalibrasi dilakukan oleh pihak kedua yang sudah mempunyai jin dan terakreditasi, aturan kalibrasi dilakukan setiap alat minimal setahun sekali 1. Alat medik wajib kalibrasi Berkaitan dengan kegiatan pengujian atau kalibrasi, secara teknis peralatan Kesehatan dapat dibedakan ke dalam alat Kesehatan yang memiliki acuan A RL RE 9 Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 17 besaran dan alat kesehatan yang tidak memiliki acuan besaran. Acuan besaran dapat dipergunakan sebagai pembanding terhadap nilai_ terukur. ‘Terhadap alat kesehatan yang memiliki acuan besaran dilakukan kalibrasi, contoh ECG, Cardiotocograph, X-Ray, ESU, dll. Permenkes No.363/Per/lV/1998 telah menetapkan sebanyak 125 alat Kesehatan wajib diuji atau dikalibrasi, seperti yang terdapat pada daftar alat kesehatan wajib uji atau kalibrasi pada lampiran. 2. Tanda Laik atau tidak laik Pakai Setelah alat medik selesai dikalibrasi, akan diberikan evaluasinya dalam bentuk perincian hasil pengukuran dan disertai dengan stiker ditempel langsung di alat bersangkutan, stiker tersebut bertuliskan “DINYATAKAN AMAN UNTUK PELAYANAN” tetapi bila dinyatakan tidak faik pakai maka stikernya akan berwarna merah dan bertuliskan DINYATAKAN TIDAK AMAN UNTUK PELAYANAN™ Alat kesehatan dinyatakan lulus pengujian atau kalibrasi apabila: a. Penyimpangan asi! pengukuran dibandingkan dengan nial yang diabadikan pada alat kesehatan tersebut, tidak melebihi penyimpangan yang ijinkan b. Nilai hasil pengukuran keselamatan kerja, berada dalam nilai ambang batas yang dijinkan. Pengujian dan kalibarasi alat kesehatan hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga profesional, menggunakan alat_ukur dan besaran standar_ yang terkalibrasi 3. Petugas kalibrasi Yang dapat melakukan pengujian kalibrasi adalah institusi penguji yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta harus memenuhi persyaratan antara lain: - berbadan hukum ~memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam pegujian dan kalibrasi alat medik - memiliki fasilitas kerja meliputi laboratorium serta peralatan uji dan kalibrasi untuk alat medik - memperoleh ijin dari DEPKES RI : Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 18, 4. Waktu kalibrasi ‘Sebagaimana telah ditetapkan pada Permenkes No. 36/MENKES/Per /IV/1998 alat Kesehatan yang dipergunakan disarana pelayanan Kesehatan wajib diuji atau dikalibrasi secara berkala, sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap tahun. Pengujian atau kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat kesehatan dengan kriteria : - Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi - Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi telah habis etahui penunjukannya atau keluarannya atau kinerjanya (performance) atau keamananya (Safety) tidak sesuai fagi, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku. - Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan tanda masin berlaku PENARIKAN (RECALL) ALAT KESEHATAN Penarikan Alat Kesehatan yang dipakai dan disingkirkan dari rumah sakit sesering asien yang datang dan pergi. instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah ‘Sakit dan management rumah sakit harus bisa mengikuti perubahan teknologi Alat Kesehatan yang ada sehingga mengakibatkan peralatan harus ditinjau ulang apakah akan diganti dengan yang lebih baru atau tidak. Ada beberapa alasan untuk alat Kesehatan perlu adanya penggantian (recall) a. Bersangkutan mengenai alat yang disupply akan ditarik (recall) ke pabrik dengan alasan Perubahan dalam standar pelayanan, prosedur klinis yang baru dapat menyebabkan peralatan menjadi kuno. Kemajuan teknologi dengan kriteria unjuk kerja atau akurasi yang lebih baik, membuat rumah sakit membeli peralatan dengan teknologi yang lebih memenuhi kebutuhan. . Faktor keamanan alat, yang dapat menambah resiko kecelakaan pasien, staf atau Pengunjung. ©. Masalah-masalah pemeliharaan, seperti perbaikan yang sering atau mahal dan waktu nganggur yang berlebihan. 4d. Usia pakai dari alat kesehatan telah mencapai 5 sampai 10 tahun (sesuai dengan batas maksimal usia pakai Alat Kesehatan ) e. Riwayat penggantian spare part tinggi (history kerusakan tinggi) f. Tidak tersedianya lagi spare part baik di pasar umum ataupun sampai di pabrik asal alat kesehatan itu dibuat. [eee rR - Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 19 : 9. Biaya operasional tinggi. : h. Adanya kebijakan atau permintaan dari vendor alat tertentu H. PENGHAPUSAN 1. Peralatan kesehatan yang dimiliki oleh institusi pemerintah adalah kekayaan negara, karena itu Alat Kesehatan dicatat pada akutansi kekayaan negara. Setiap Penambahan alat Kesehatan yang memenuhi persyaratan akutansi, akan menambah kekayaan negara demikian juga pada saat pengurangan alat Kesehatan, akan mengurangi kekayaan negara. 2. Pengurangan kekayaan negara dapat dilakukan dengan melakukan penghapusan alat kesehatan dari daftar kekayaan negara yang harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Maksud dan Tujuan Penghapusan Alat Kesehatan adalah agar pemanfaatan Alat kesehatan di rumah sakit efektif dan efesien serta penata usahaan alat kesehatan akuntabel serta membebaskan Pengguna dan atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik barang yang berada dalam penguasaannya. : 4, Mekanisme Penghapusan a. Pengurus Alat Kesehatan melaksanakan inventarisasi Alat kesehatan yang akan dihapus b. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Aset mengusulkan penghapusan ke Direktur melalui Kepala Bagian Tata Usaha. ©. Direktur mengusulkan penghapusan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong melalui Dinas Pendapatan, Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD). 4d. DPPKAD melaksanakan penghapusan : Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 20 BABV fi KESELAMATAN PASIEN DAN STAF Dalam pengelolaan Alat kesehatan dibuat penilaian Risiko keselamatan dan keamanan (Risk Assessment) terhadap staf, pasien dan pengunjung dengan urutan sebagai berikut A. Identifikasi Resiko Dalam mengidenrifikasi risiko keselamatan pada proses pengelolaan Alat Kesehatan yang lebih berisiko adalah pada jenis pekerjaan pemeliharaan, yang meliputi jenis Inspeksi dilakukan setiap satu bulan sekali oleh teknisi, melakukan testing alat setiap mau menggunakan alat oleh user atau teknisi, melakukan pemeliharaan preventif minimal setahun 2 kali, melakukan pemeliharaan korektif/perbaikan dan melakukan kalibrasi, dari seluruh kegiatan yang dilakukan dalam maintenace ini Penuh dengan resiko keselamatan dan infeksi, baik untuk staf, pengunjung, pasien, bahkan pihak diluar rumah sakit. Resiko-resiko tersebut adalah 1. Resiko keselamatan bagi pengunjung dan pasien: a. Terpapar radiasi sinar-x >. Kerusakan alat pada saat digunakan ¢. Ketidakakuratan alat kesehatan 2. Resiko Keselamatan Staff (Staff Safety) a. Terpapar Bahan Kimia atau cairan tubuh pasien b. Terpapar Infeksi terutama air-bomne. ©. Terpapar Radiasi Sinar X d. Tersengatnya arus listrik fe. Tergores dan tertusuk benda tajam {. Low Back Pain karena proses mengangkat yang tidak tepat. . Security hazard dari pasien / pengunjung. B. Analisa, Evaluasi dan Pengelolaan Resiko Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasikan, menganalisa, mengevaluasi dan mengelola resiko untuk mengurangi resiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasi sendiri. Upaya mengurangi resiko tersebut diantaranya adalah dengan . ‘Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 21 Selalu ada pelatihan dan sosialisasi cara menanggulangi Risiko. Membuat aturan yang dituangkan dalam Standar Prosedur Operasional (SPO), yang dapat dipahami bersama, 3. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). 4. Mengenal, mengetahui dan membuat tanda isyarat. 5. Pelatihan kompetensi cara pemeliharaan peralatan kesehatan. 6. Pelatinan Keselamatan Kerja. 7. 8. 9. N Memastikan kecukupan tenaga. . Pengadaan material alat kerja yang memadai dan maksimal, Penanaman budaya safety, safety meeting & awareness. 10.Melakukan dengan baik dan tepat preventive maintenance untuk Alat Kesehatan 11 Kalibrasi alat kesehatan secara teratur sesuai ketentuan. C. Pengendalian infeksi (Infection Control) Pemeliharaan Alat Kesehatan menerapkan kebijakan dan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai dengan kebijakan rumah sakit, dengan selalu berkoordinasi dengan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Beberapa aktivitas dasar sehubungan dengan pencegatan dan pengendalian infeksi metiputi : 1. Pembudayaan cuci tangan sesuai ketentuan 2. Penggunaan alat pelindung diti sesuai kebijakan Rumah Sakit. 3. Koordinasi untuk pemakaian B3 yang diperlukan selama pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan. Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 22 BABVI PENGENDALIAN MUTU Dalam upaya pengendalian mutu dilakukan monitoring pelayanan Alat Kesehatan sehingga dapat ditetapkan beberapa indikator baik klinis maupun manajerial sebagai berikut Proses Output ‘Mutu Keberhasilan pengumpulan data kebutuhan Alat Kesehatan. Keberhasilan penyusunan kajian realisasi pemenuhan kebutuhan Alat Kesehatan. Keberhasilan membuat kajian kondisi Alat Kesehatan. Keberhasilan ketepatan pencatatan utiisasi penggunaan Alat Kesehatan. ._Keberhasilan kecepatan waktu ‘menanggapi kerusakan Alat kesehatan dan yang dibutuhkan mulai laporan alat rusak diterima sampai dengan petugas melakukan pemeriksaan terhadap alat rusak untuk tindak lanjut perbaikan, maksimal 15 menit harus sudah ditanggapi. Keberhasilan pemenuhan pemeliharaan dan perbaikan seluruh, Alat Kesehatan. Keberhasilan _ketepatan kalibrasi Alat Kesehatan. waktu Performa Jumiah Pemeliharaan Peralatan Medik per bulan Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 23, Monitoring dilakukan dengan mengintegrasikan pengumpulan data dalam aktivitas ‘sehari-hari, kemudian rekapitulasi dilakukan setiap bulan, dan dilaporkan setiap enam bulan sekal Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 24 BAB VIL : PENUTUP Demikian pedoman pelayanan alat kesehatan disusun, semoga pedoman ini dapat memberikan arah dan kendali bagi pelaksanaan kegiatan pelayanan alat kesehatan di rumah sakit. Kami sadari pedoman ini jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan. Pedoman Pelayanan Alat Kesehatan Page 25

You might also like