Professional Documents
Culture Documents
ORIGINALITY REPORT
1
etheses.uin-malang.ac.id
Internet Source 17%
2
dspace.uii.ac.id
Internet Source 12%
3
repository.umsu.ac.id
Internet Source 7%
4
repository.radenfatah.ac.id
Internet Source 6%
5
www.ui.ac.id
Internet Source 2%
6
id.123dok.com
Internet Source 1%
7
www.scribd.com
Internet Source 1%
8
repository.ar-raniry.ac.id
Internet Source 1%
9
core.ac.uk
Internet Source 1%
10
123dok.com
Internet Source 1%
11
Submitted to Padjadjaran University
Student Paper 1%
12
hadeethenc.com
Internet Source 1%
13
jurnal.bwi.go.id
Internet Source 1%
14
repository.radenintan.ac.id
Internet Source 1%
15
media.neliti.com
Internet Source 1%
16
eprints.walisongo.ac.id
Internet Source 1%
17
arpusda.semarangkota.go.id
Internet Source 1%
18
Submitted to Universitas Diponegoro
Student Paper <1%
19
karyailmiah.unisba.ac.id
Internet Source <1%
20
Submitted to UIN Raden Intan Lampung
Student Paper <1%
21
www.iaei-pusat.org
Internet Source <1%
<1%
22
Submitted to Sriwijaya University
Student Paper
24 repository.uinsu.ac.id
Internet Source <1%
25 journal.iainkudus.ac.id
Internet Source <1%
26 text-id.123dok.com
Internet Source <1%
27 hadisstory.top
Internet Source <1%
28 idoc.pub
Internet Source <1%
29 repositori.usu.ac.id
Internet Source <1%
30 www.jurnalfai-uikabogor.org
Internet Source <1%
31 Submitted to Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
<1%
Student Paper
46 repository.iainpurwokerto.ac.id
Internet Source <1%
47 www.wakafnews.com
Internet Source <1%
48 www.jurnalintelektiva.com
Internet Source <1%
49 Submitted to IAIN Kudus
Student Paper <1%
50 Submitted to Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara
<1%
Student Paper
52 ejournal.unesa.ac.id
Internet Source <1%
53 Submitted to State Islamic University of
Alauddin Makassar
<1%
Student Paper
62
es.scribd.com
Internet Source <1%
63
jurnal.pancabudi.ac.id
Internet Source <1%
64
Submitted to Trisakti School of Management
Student Paper <1%
65
Submitted to Binus University International
Student Paper <1%
66
Submitted to KYUNG HEE UNIVERSITY
Student Paper <1%
67
digilib.uinsby.ac.id
Internet Source
<1%
68
eprints.undip.ac.id
Internet Source <1%
69
muslimnegarawankammi.blogspot.com
Internet Source <1%
70
repository.ut.ac.id
Internet Source <1%
71
Submitted to General Sir John Kotelawala
Defence University
<1%
Student Paper
72
Submitted to Universitas Negeri Surabaya The
State University of Surabaya
<1%
Student Paper
73
hendrakholid.net
Internet Source <1%
74
Submitted to iGroup
Student Paper <1%
75
docplayer.info
Internet Source <1%
76
e-campus.iainbukittinggi.ac.id
Internet Source <1%
77
kumparan.com
Internet Source <1%
78
pt.scribd.com
Internet Source <1%
79
Submitted to Higher Education Commission
Pakistan
<1%
Student Paper
80
Jusuf Fadilah, Dina Andriana, Widarti Widarti.
"Faktor Yang Mempengaruhi Minat
<1%
Mahasiswa Program Studi Periklanan Dalam
Matakuliah Komputer Desain Grafis I", J-IKA,
2020
Publication
81
Submitted to University of Malaya
Student Paper <1%
82
adoc.pub
Internet Source <1%
83
eprints.uniska-bjm.ac.id
Internet Source <1%
84
Submitted to Universitas Jambi
Student Paper <1%
85
digilib.iain-jember.ac.id
Internet Source <1%
86
documents.mx
Internet Source <1%
87
journal.uinsgd.ac.id
Internet Source <1%
88
repo.iain-tulungagung.ac.id
Internet Source <1%
89
takaful-ekonomikita.blogspot.com
Internet Source <1%
90
www.readbag.com
Internet Source <1%
91
adoc.tips
Internet Source <1%
92
archives.kdischool.ac.kr
Internet Source <1%
93
ejournal.kopertais4.or.id
Internet Source <1%
94
lib.unnes.ac.id
Internet Source <1%
95
repository.uinjkt.ac.id
Internet Source <1%
96
repository.umnaw.ac.id
Internet Source <1%
97
slidetodoc.com
Internet Source <1%
98
www.khazzanahumrohhaji.com
Internet Source <1%
99
Mardzelah Makhsin, Nurulwahida Hj
Azid@Aziz, Mohd Aderi Che Noh, Mohamad
<1%
Fadhli Ilias. "PENGUKUHAN AQIDAH AHLI
SUNNAH WA AL-JAMAAH (ASWJ) DALAM
PENDIDIKAN ISLAM KE ARAH MENANGANI
GERAKAN SYIAH DI MALAYSIA", Proceedings
of the ICECRS, 2017
Publication
100
digilib.iain-palangkaraya.ac.id
Internet Source <1%
101
e-journal.unipma.ac.id
Internet Source <1%
102
teriakanillahi.wordpress.com
Internet Source <1%
TESIS
HARLEY AGUSTIAN
216110101032
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas keberkahan
ilmu ini dan rahmatNya yng tidak terhitung serta Sholawat kepada Rasulullah Nabi
Muhammad SAW sebagai tauladan bagi seluruh muslim didunia dan sudah
seharusnya hati terbuka untuk mengikuti sunnahnya untuk mengembalikan masa
keemasan dimasanya dan para sahabat-sahabatnya serta penerus kekhalifaannya,
hingga selayaknya sebagai umat Rasulullah patutlah diri ini mempelajari semua
warisan ilmu yang ditinggalkan agar menjadi pribadi rahmatan lil’alamin.
Alhamdulillah penulisan proposal tesis ini dimulai dan diselesaikan atas
jejak sejarah yang ditinggalkannya. Penulisan proposal tesis ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Sains Manajemen
(S2) pada Program Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Malikussaleh. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan proposal tesis ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya teristimewa dan Ibunda tercinta
HERNA MALINI atas segala daya dan upaya yang telah membesarkan, mendidik,
memberikan dukungan, dan doa’nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
ini.
Tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., ASEAN.Eng selaku Rektor
Universitas Malikussaleh
2. Bapak Dr. Hendra Raza, S.E., M.Si.,Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Malikussaleh
3. Bapak Dr. Marbawi, S.E., M.M. selaku Ketua Program Magister Ilmu
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh
ii
Program Magister Ilmu Manajemen
iii
4. Bapak Dr. Damanhur Abbas, L.C., M.A selaku Dosen Pembimbing Pertama
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya
dalam penyusunan proposal tesis ini
5. Bapak Dr, Gahazali Syamni, S.E., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Kedua yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan proposal tesis ini
6. Pihak Instansi terkait di Provinsi Aceh, Pimpinan Daerah Muhammadiyah
(PDM) Kota Lhokseumawe, Badan Wakaf Indonesia (BWI), WaCIDS dan
Baitulmal Khatulistiwa yang telah membantu penulis dalam usaha memperoleh
data yang diperlukan;
7. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Program Magister Ilmu Manajemen
(PMIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh
8. Kepada keluarga saya, ibu Herna Malini dan Istri Faizah Rahmatillah yang
senantiasa selalu mensupport dalam kondisi apapun sehingga Allah mudahkan
saya untuk dapat menyelesaikan proposal tesis ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga proposal tesis ini membawa
keberkahan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama bidang Ilmu Manajemen
dan Manajemen Keuangan Syariah.
Medan, 2023
Penulis,
HARLEY AGUSTIAN
216110101032
iii
MOTTO
لَ ْن تَنَالُوا ا ْل ِب َّر َحتّٰى ت ُ ْن ِفقُ ْوا ِم َّما ت ُ ِحبُّ ْو َن َۗو َما ت ُ ْن ِفقُ ْوا ِم ْن ش َْيءٍ فَا َِّن اللّٰهَ ِب ٖه
ع ِل ْيم
َ
ت ِلغ ٍَۚد
ْ س َّما قَدَّ َم ٌ ظ ْر نَ ْف ُ ٰ ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ َو ْلتَ ْن
ََواتَّقُوا اللّٰهَ ۗا َِّن اللّٰهَ َخ ِبي ٌْر ۢ ِب َما ت َ ْع َملُ ْون
Wahai orang-orang yang beriman ! Bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah dipersiapkan untuk
hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah
maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al-Hasyr : 18)
س َّه َل اللَّهُ لَهُ بِ ِه َط ِريقًا إِلَى ا ْل َجنَّ ِة ُ سلَكَ َط ِريقًا يَ ْلت َ ِم
َ س فِي ِه ِع ْل ًما َ َو َم ْن
”Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
jalannya menuju surga.”
(HR. Muslim, no. 2699)
DAFTAR
iv ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... .. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
MOTTO ..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
vi Halaman
Tabel.1.1 Data Wakaf Uang dan Nazhir pada CWLS 2022 ................... 5
Tabel.4.1 Populasi berdasarkan Institusi ................................................. 79
Tabel.4.2 Skala Likert ............................................................................. 81
Tabel.4.3 Instrumen Penelitian ............................................................... 82
DAFTAR GAMBAR
vii Halaman
Gambar 2.1 Pemetaan pengelolaan aset wakaf produktif .......................... 30
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir ................................................................... 76
Gambar 4.1 Model SEM-PLS Bervariabel Intervening ............................. 90
PENDAHULUAN
semenjak ulama atau ahli ilmu datang ke nusantara hingga wakaf terus berkembang
hingga pesat sampai sekarang, hingga wakaf menjadi inovasi dalam membangun
peradaban besar setiap masanya. Dalam sejarah juga tercatat bahwa era keemasan
dalam islam dimasa abad 8 sampai 15 tidak dapat kita dipisahkan dari peran wakaf
sebagai salah satu elemen ekonomi umat. Begitupula besarnya peran wakaf dalam
pembangunan peradaban Islam (Saptono, 2018 : 118). Hingga saat ini eskisitensi
wakaf menjadi begitu strategis, lembaga wakaf mempunyai potensi besar dalam
terbukti dapat memberikan efek yang sangat baik untuk masyarakat bahkan daerah
maupun suatu negeri. Aktifitas yang dilakukan menghasilkan modal serta asset
yang produktif, hingga kumulatif dan terus meningkat untuk kegiatan kebajikan
(Musari, 2016).
berubah cepat hingga terus berkembang setiap masa, sehingga system pada
1
2
inovasi tanpa keluar dari syariat-syariat Islam yang telah termaktubkan dalam Al
Quran dan Sunnah, semua itu bertujuan untuk menjaga sistem keuangan Islam agar
terus bisa eksis hingga dapat menjadi tolak ukur dalam upaya pengambilan
keputusan terbaik untuk sekitarnya. Justru hal ini menjadi semangat baru untuk kita,
agat sistem keuangan Islam dapat terus eksis dalam setiap perubahan zaman yang
tidak dapat diperkirakan. Baru-baru ini, muncul sebuah tren baru dalam inovasi
wakaf, yaitu menjadikan wakaf sebagi sukuk untuk di kolaborasikan yang tujuan
sukuk adalah instrumen keuangan Islam yang menjadi bagian penting untuk
Hari ini, sukuk telah menjadi produk industri keuangan syariah paling besar
selain perbankan. Menurut Musari (2016) menyampaikan sukuk adalah salah satu
menjadi solusi terbaik, ditambah lagi dengan menggabungkan sukuk antara wakaf
hal ini justru semakin berdampak besar hingga dapat menyelesaikan masalah
Dalam Omar & Rahman (2014), menekankan bahwa wakaf dan sukuk bisa
modern untuk pemberdayaan aset wakaf. Kemudian dikuatkan oleh Musari (2016),
yang menyatakan kolaborasi wakaf dan sukuk dapat menjadi inovasi luar biasa
untuk kemajuan ekonomi terutama untuk memperoleh dana tanpa ada bunga. Solusi
seperti ini bukan hanya untuk menjembatani kesenjangan antara sektor nonprofit
kedua sektor dalam berbagai hal bahkan mampu meningkatkan kinerja sektor-
sektor nirlaba secara efektif dan efesien melalui alat keuangan Islam.
Penggabungan antara wakaf dan sukuk dalam sistem keuangan Islam sangat
dilirik oleh banyak Negara sehingga Negara-negara besar juga mengikuti. Bahkan,
Negara lain. Misalnya, terdapat program wakaf yang bernama King Abdul Aziz
waqf di Arab Saudi dengan membangun Zam-Zam Tower melalui program sukuk
waqf al- intifa'. Kemudian, Malaysia yang telah melakukan program Sustainable
and Responsible Invesment (SRI) atau sukuk bertujuan untuk pemberdayaan asset-
asset wakaf yang ada di Malaysia, dan di Indonesia juga tidak kalah saing, negeri
tercinta kita juga telah memiliki sistem pengelolaan aset wakaf produktif dengan
sekema wakaf yang dihubungkan melalui sukuk Sukuk Linked Wakaf (SLW).
Program SLW juga bagian dari inovasi kolaborasi wakaf-sukuk, selain itu
ada pengembangan daripada SLW yang bernama program Cash Wakaf Linked
Sukuk (CWLS). Program CWLS ini di mulai pada 4 Oktober 2018 berketetapan
pada World Bank & Annual Meeting IMF. Menurut Direktorat Pembiayaan dan
instrumen yang dapat menghubungkan sukuk dan wakaf uang, program ini di inisiasi
Tujuan CWLS adalah untuk memfasilitasi para pewakaf uang, baik yang
instrumen investasi sosial yang aman dan juga produktif (Siregar, et al., 2021).
Penerapan CWLS dalam wakaf produktif yang dihimpun BWI melalui lembaga
LKS pada instrument sukuk negara (SBSN), selanjutnya hasil yang diperoleh dari
wakaf sukuk akan diberikan kepada penerima manfaat atau mauquf alaih, kemudian
Terdapat 1,9 miliar penduduk muslim yang ada di dunia dan Islam menjadi
agama terbesar di dunia. Indonesia merupakan Negara muslim yang besar terdapat
(BPS, 2022). Dengan melihat data tersebut, sudah seharusnya sistem keuangan
Islam seperti wakaf dapat terus berkembang dengan pesat dalam kehidupan
muslimin maupun masyarakat umum. Dalam sejarah bahwa wakaf menjadi peran
yang sangat penting dalam memelihara harta yang produktif sehingga dapat
menukilkan bahwa data wakaf dalam tiga tahun terakhir, mengalami peningkatan
yang signifikan. Berawal pada tahun 2011-2018 menghimpun dana wakaf uang
menjadi Rp 855 miliar, atau 236 %. Demikian pula dengan kinerja Lembaga
Kenazhiran BWI yang meningkat pada tahun 2020, jumlah wakaf uang yang
dihimpun BWI mencapai angka Rp 66,35 miliar, dan pada 2021, angkanya naik
menjadi Rp 77,75 miliar. Kenaikan sebesar 17,18 persen ini merupakan indikasi
Potensi wakaf baik berupa asset wakaf maupun wakaf uang di Indonesia
terbukti sangat besar dan potensial hingga menjadi investasi terbaik. Hal tersebut
juga dapat kita lihat pada pelaksanaan program sukuk wakaf atau CWLS yang baru
Tabel 1.1 Data Wakaf Uang dan Nazhir Wakaf pada Program CWLS 2022
Program Nazhir Wakaf CWLS / Wakaf Uang
SWR001 483 instansi / orang Rp. 14,902 Miliar
SWR002 591 instansi / orang Rp. 24,141 Miliar
Wakaf Uang 2022 1500 instansi / orang Rp. 250 Miliyar
Sumber: Badan Wakaf Indonesia. (2023)
Dapat dilihat dari presentase pelaksanaan CWLS Ritel Seri SWR001 yang
diterbitkan pada tahun 2020 dan dilanjutkan penerbitan SWR002 pada tahun 2021,
menunjukan bahwa pada SWR002 meningkat sebesar 22,4% atau sebanyak 108
nazhir wakaf dan wakaf uang pada CWLS yang terkumpul juga ikut meningkat
sebesar 62% atau sebanyak Rp. 9,239 Miliyar. Seri SWR002 sukses besar dalam
PTN di Indonesia berwakaf uang pada CWLS. IPB melakukan wakaf uang sebesar
Rp. 200 Miliyar dan ITS Rp. 50 Miliyar. Dilanjutkan dengan total nazhir wakaf
yang terkumpul dan berlisensi BNSP semenjak didirikan LSP BWI pada akhir 2021
makalah secara online tentang “Wakaf Untuk Kemandirian Umat” Bahwa potensi
wakaf uang di Indonesia dapat mencapai 178,65-180 triliun sehingga peluang pasar
sukuk sangat menjanjikan. Tetapi realisasi tahun 2021 Wakaf Uang Nasional baru
menjadi motivasi untuk bertingkah laku tertentu, semakin kuat intensi, maka
Intensi diartikan sebagai sebuah kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu gariah
Ferinaldy dkk (2019), intensi terdapat tiga bagian, mencoba menggunakan, berniat
praktek menghimpun dana CWLS yang ditargetkan mencapai Rp.180 Triliun pada
sukuk, namun realisasi dilapangan dana CWLS yang terhimpun masih rendah,
dikarenakan keputusan masyarakat dalam berwakaf masih rendah. Hal ini juga
Finance Country Index dikarenakan hadirnya gagasan CWLS, namun pada praktek
bahwa masih ada gap besar atau sesuatu yang ganjal antara potensi dengan realisasi
penghimpunannya.
karena beberapa faktor lain, kurangnya pengetahuan literasi tentang wakaf. Hal
yang mau berwakaf kecuali yang sudah belajar secara pribadi tentang wakaf.
sosialisasi wakaf uang dan kepercayaan pada, citra lembaga wakaf, pengaruh
peneliti menggunakan faktor literasi (Amalia, 2018), tentang religiusitas dan faktor
pengaruh terhadap intensi dalam berwakaf uang. dimana literasi keuangan syariah
mengetahui informasi dan ilmu pengetahuan terkait wakaf uang. Pewakif akan
informasi yang diperoleh terkait mengenai keuangan syariah maka semakin besar
menjadi salah satu elemen terpenting, Presiden dari the National Councial on
skill, just as vital as reading literacy”. Dengan tingkat literasi keuangan syariah
yang tinggi berpontensi memberi nilai produktivitas yang tinggi. Literasi keuangan
syariah juga perlu diterapkan secara lebih luas untuk membangun masyarakat yang
Maka dari pada itu, semakin banyak negara yang memposisikan literasi
(financial education) dan literasi keuangan (financial literacy) dan hanya sebagian
protection).
keuangan masa depan yang sesuai yang dibutuhkan, (5) kemampuan di dalam
dan Abdullah, 2015). Literasi keuangan syariah adalah sebuah langkah atas
tingkatan yang dapat memahami konsep dari keuangan dan proses dari sebuah
kemampuan untuk mengelola keuangan secara tepat, baik secara jangka pendek
bahkan seumur hidup sehingga mampu mengubah kedaaan ekonomi. Razak dan
Abdullah (2015), menjelaskan bahwa literasi keuangan syariah dalam aspek yang
lebih luas yang terdiri dari manajemen keuangan atau kekayaan dasar (pendapatan,
investasi berbasis syariah), hukum waris dan wasiyyah, zakat, sumbangan amal
signifikan terhadap minat berwakaf uang yang artinya apabila variabel literasi
2018), faktor tersebut juga sangat penting dalam menentukan seseorang untuk
penerimaan oleh seseorang atas hasil kerja kerasnya yang berbentuk uang, pada
melakukan wakaf kepada lembaga wakaf. Maka, semakin besar pendapatan maka
program wakaf yang disebabkan oleh banyak hal. Dikuatkan oleh Murwanti dan
sholahudin (2017), perilaku berwakaf setiap orang ditentukan dua faktor, pertama
yaitu mengacu berapa besar pendapatan yang diterima dan untuk keperluan
konsumsi, kedua yaitu mengacu seberapa besar pendapatan yang diterima dan
untuk berwakaf uang. Dikarenakan, berapapun uang yang ada pada seseorang dapat
digunakan untuk berwakaf uang melalui LKS (Attamimy, dkk., 2015). Sehingga,
pewakif tidak harus menunggu sampai kaya raya hanya untuk berwakaf, karena
wakaf lebih mudah karena bisa dibuat pecahan dan dapat melakukan wakaf kolektif
(Nafis, 2012).
hubungan rendah dan signifikan antara pendapatan dengan minat berwakaf. Hal ini,
berwakaf. Hal ini dikarenakan, masih banyak yang belum mengetahui tentang
wakaf secara menyeluruh, sehingga wakaf hanya dianggap sebatas kegiatan amal,
seperti infaq, shadaqah dan zakat. Seiringan dengan penelitian Salmawati dan
dan istiqomah pada agama yang dijalankannya, religiusitas juga menjadi penentu
sosial yang penting dalam aktifitas ibadah. Menurut Osman, Htay, dan Muhammad
minat masyarakat untuk berwakaf uang. Hasil dari penelitian ini membuktikan
berwakaf produktif. Hal ini serupa dengan penelitian Hiyanti (2020), Rochimi
(2018), Lammam dan Gabler (2012), Osman et. Al (2012), yang membuktikan
disimpulkan, semakin tinggi religiusitas maka intensi atau minat untuk berwakaf
semakin tinggi.
peneliti sangat tertarik untuk menguji dan mengethaui mengenai pengaruh literasi
Keuangan Syariah Dan Pendapatan Terhadap Intensi Wakaf Uang Pada Cash
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang diatas, maka
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi para ahli ilmu atau
datang.
2. Manfaat Praktis
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Wakaf menurut bahasa artinya adalah penahanan. Berasal dari kata wakafa-
kamus Lisanul Arab maka wakaf secara bahasa memiliki beberapa makna:
a) Al habs yang artinya menahan. Seperti layaknya polisi yang menahan seorang
kejahatannya kembali.
bermainmain dengan api karena berbahaya dan agar ia tidak terbakar oleh api.
c) As sukun artinya berhenti atau diam. Seperti seseorang berhenti dari berjalan
atau juga seperti seekor unta yang berhenti dari berjalan (Sarwat, 2018)
pengembangan. Penahanan pokok yang dimaksud adalah penahanan pada harta dan
yuqifu- iqafan yang berarti tetap berdiri, menahan, gelang, dan diam (Afifuddin
Muhajir, 2020). Kata wakaf terdapat dalam al qur’an (as-Shaffat [37]:24) yaitu
pertanggungjawaban”
16
harta yang dicintai dijalan Allah. Hal ini telah tertuang dalam surah Al-Imran
ْ لَ ْن تَنَالُوا ْال ِب َّر َحتّٰى ت ُ ْن ِفقُ ْوا ِم َّما ت ُ ِحب ُّْونَ َۗو َما ت ُ ْن ِفقُ ْوا ِم ْن ش
َيء فَا َِّن اللّٰهَ بِ ٖه َع ِل ْي ٌم
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu
menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
Berinfak dengan harta juga diminta untuk dikeluarkan dengan harta yang
paling baik sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al Baqarah ayat 267 berikut
ini:
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal
1) Mazhab Syafiiyah
حبس مال يمكن اإلنتفاع به مع بقاء عينه بقطع التص رف في رقبته على مصرف مباح
2) Mazhab Malikiyah
Abdussalam, 1993/VI:18).
3) Mazhab Hanabilah
4) Mazhab Hanafiyah
Pendapat ulama lain, menurut Imam Abu Hanifah wakaf adalah menahan
kemanfaatan atas harta tersebut untuk tujuan kebaikan (Zuhaili, 2011). Maka
menurut Abu Hanifah transaksi wakaf ini bukanlah melepaskan hak wakif atas harta
yang diwakafkan. Melainkan berbagi manfaat atau hasilnya dan bukan memberi
fisik benda atau harta yang diwakafkan. Ikrar wakaf ini tidak mengikat atau bersifat
sementara ,jadi jika sewaktu-waktu dapat dibatalkan dan diminta atau ditarik
kembali menjadi milik wakif (Muzarie, 2010). Pendapat Imam Abu Hanifah ini
terkenal cukup kontroversial di kalangan jumhur ulama. Hal ini karena menurut
beliau harta yang sudah diwakafkan tetap masih menjadi milik pemberi wakaf.
Berbeda dengan kedua murid beliau yaitu Abu Yusuf dan Muhammad yang tidak
sependapat dengan guru mereka mengenai hal ini. Menurut kedua ulama besar
mazhab Hanafi ini bahwa kepemilikan harta wakaf sama sebagaimana pendapat
para jumhur ulama yaitu harta yang sudah diwakafkan maka harta tersebut menjadi
milik Allah dan bukan lagi menjadi hak pemberi wakaf (Sarwat, 2018).
Pendapat Imam Maliki menyatakan bahwa wakaf bukan melepas harta yang
diwakafkan tapi harta tersebut tetap dalam kepemilikan pewakaf (wakif) tetapi
menahan dari semua bentuk pengelolaan dari hasil harta tersebut dan
kebaikan harta wakif ini diberikan atau digunakan oleh penerima wakaf dan namun
kebaikan di jalan Allah SWT adalah seperti menahan kuda atau senjata untuk
kepentingan perang (Muzarie, 2010). Wakaf ini hanya berlaku untuk masa waktu
tertentu yang di pertimbangkan oleh orang yang mewakafkan. Jadi tidak boleh
disyaratkan sebagai wakaf yang berlaku selamanya atau kekal (Muzarie, 2010;
Zuhaili, 2011).
Imam Syafi’i berpendapat bahwa wakaf adalah menahan harta yang bisa
yang mubah dan ada (Sarwat, 2018). Berdasarkan definisi ini menunjukkan bahwa
wakaf itu melepaskan hak pengawasan, pengelolaan atas harta yang diwakafkan
dan harta wakaf tersebut juga tidak bisa diwarisi oleh ahli warisnya juga tidak
menjadi milik orang lain tetapi menjadi milik Allah SWT. Semua hasil atau manfaat
dari harta wakaf ini harus disedekahkan sesuai dengan tujuan pewakafan tersebut.
Jangka waktunya pun menurut Imam Syafi’i dan Imam Hambali ini dilaksanakan
dengan waktu yang tidak terbatas karena harta wakaf telah menjadi milik Allah
praktik wakaf yang dinamis di masyarakat. Definisi tersebut tidak hanya meliputi
kepada orang yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran islam. Selain itu,
cakupan objek wakaf tidak hanya kepentingan ibadah namun juga melingkupi
kesejahteraan umum.
Sejarah wakaf bermula dan sangat eksis ketika dimasa Rasulullah dan para
sahabatnya. Dimana, Salah satu dalil anjuran untuk melaksanakan wakaf adalah
tentang wakaf yang dilaksanakan Umar bin Khattab r.a adalah sebagaimana
sallam- untuk berkonsultasi tentang tanah itu. Dia berkata, "Wahai Rasulullah,
sesungguhnya aku telah memperoleh tanah di Khaibar. Aku sama sekali belum
pernah memperoleh harta yang sangat berharga bagiku sebelum ini, lalu apa yang
bersedekah dengan tanah itu. Hanya saja tanah pokok itu tidak dijual, tidak
dihadiahkan dan tidak diwariskan." Abdullah bin Umar berkata, "Selanjutnya Umar
bersedekah kepada orang-orang fakir, kerabat, budak sahaya, sabilillah, ibnu sabil
(orang yang bepergian) dan tamu. Tidak ada dosa bagi orang yang mengurus tanah
itu untuk memakan sebagian hasilnya dengan cara yang makruf atau memberi
makan sahabat tanpa menjadikannya sebagai harta." Dalam satu lafal, "Tidak
mendapat saran dari Rasulullah SAW untuk mewakafkan kebun kurmanya yang
menjadi haknya dari pembagian harta rampasan dalam perang Khaibar. Perang ini
terjadi pada tahun ketujuh hijriah, dimana keadaan kaum muslim pada waktu itu
dalam kondisi yang kekurangan. Tapi peperangan ini merupakan perang yang
tercerabut dari akarnya tetapi juga menghasilkan pemasukan yang besar bagi kaum
muslimin dan mampu memperbaiki kondisi perekonomian Madinah ketika itu. Hal
ini dikuatkan oleh di dalam buku Syaikh Mubarakfury yang menceritakan kondisi
para sahabat dari muhajirin setelah perang khaibar ini mampu melunasi hutang-
Selain itu, Praktek yang tampak serupa dengan konsep wakaf sebenarnya
sudah dikenal lama dalam sejarah panjang kehidupan manusia meski dengan istilah
yang berbeda-beda. Di jaman Mesir kuno, ketika masa pemerintahan Raja Ramses
Kedua mempraktekkan pengelolaan tanah milik kerajaan dan para orang kaya, yang
sekilas tampak seruhpa dengan konsep wakaf. Dimana dari hasil pengolahannya
dihibahkan kepada para tokoh agama (Kemenag, 2017). Tokoh agama ini diberikan
kebebasan untuk mengelola hasil hibah tersebut, seperti untuk pemeliharaan tempat
ibadah ataupun diberikan kembali sebagai bantuan untuk rakyat miskin. Bangsa
Yunani dan Romawi kuno juga membuat alokasi khusus dari keuntungan
perpustakaan (Kahf, 2011). Para ulama muslim berpendapat bahwa wakaf yang
pertama kali dikenal manusia adalah pada bangunan Ka’bah (Baitullah). Hal ini
berdasarkan firman Allah SWT dalam QS surat Ali Imran ayat 96.
Praktek di masa pra Islam ini dinilai nampak serupa dengan konsep wakaf
namun hal ini dibantah oleh Sayyid Sabiq yang menyatakan bahwa kaum terdahulu
(jahiliyah) tidak mengenal istilah wakaf. Hal ini karena wakaf adalah syariat yang
diserukan dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW sebagai bentuk kepedulian terhadap
golongan orang miskin dan bentuk kasih sayang terhadap orang-orang yang
membutuhkan bantuan. Pendapat ini juga dikuatkan oleh pendapat Imam Syafii’
yang menyatakan bahwa yang mempraktekkan wakaf hanyalah umat Islam dan
pendapat dari para fuqaha tentang siapa sebenarnya yang pertama kali
mengatakan bahwa yang pertama kali melaksanak syariat wakaf ini adalah
masjid Quba. Mesjid ini dikenal sebagai mesjid pertama yang dibangun Rasulullah
setelah hijrah ke Madinah. Mesjid Quba ini dibangun di tahun 622 , terletak sekitar
kebun kurma di Madinah yang dibeli dari dua anak yatim Bani Najjar senilai 800
dirham. Di tanah inilah dibangun Masjid Nabawi (Kahf, 2000). Hal ini
“Telah bercerita kepada kami Musaddad telah bercerita kepada kami Abdul
Warits dari Abu At Tayyah dari Anas r.a berkata: Nabi shallallahu’alahi wasallam
: “Demi Allah kami tidak membutuhkan uangnya kecuali kami berikan untuk
pertama kali melaksanakan syari’at wakaf adalah Umar bin al Khathab r.a atas
bagian tanahnya di Khaibar. Wakaf yang dilaksanakan oleh Umar bin Al Khathab
ini ternyata mendorong para sahabat lainya untuk bersegera dalam mewakafkan
Bairahah terutama setelah turunnya QS Ali Imran ayat 92. Kemudian, Semangat
berwakaf ini diikuti pula oleh Ali bin Abi Thalib r.a yang mewakafkan tanahnya
yang subur kemudian diikuti Utsman bin Affan r.a yang menyedekahkan bagian
tanahya di Khaibar dan berwakaf atas sumur Raumah menjadi sumber air bagi
Umar bin al Khatab, Baitul Mal sudah dilembagakan dan bersifat indipenden dan
dilengkapi dengan sistem administrasi yang baik yang didukung dengan adanya
diwan atau lembaga yang menjaga, mengatur pemasukan dan penyaluran dana
untuk pengurus dan bagi yang berhak menerimanya (Fitmawati, 2019). Khalifah
Umar bin Khatab juga menuliskan dokumen wakaf atas tanah khaibar yang
tahun kepemimpinannya, tanah wakaf yang ada semakin meluas dan bertambah
Mesir dan Iraq. Salah satu hasil musyawarah dengan para sahabat, termasuk
diantaranya dengan Ali bin Abi Thalib di dalamnya adalah tidak memperbolehkan
tanah pertanian yang ada di daerah pembebasan menjadi milik para tentara dan
mujahid, tanah tersebut dijadikan wakaf bagi umat, namun jika ada petani yang
menggunakan tanah wakaf tersebut maka akan dikenai beban berupa pajak
(kharaj). Hasil musyarawah ini diperkuat oleh dasar dalil Al Qur’an surat al Hasyr
Perkembangan wakaf menjadi lebih luas lagi ketika di masa dinasti Bani
Umayyah dan Abbasiyah. Di masa Bani Umayyah ini dimulainya peralihan jalur
diwarnai pergeseran nilai dan menjadi sarana memperkaya diri tetapi ketika
dinasti Umayyah berada bawah pimpinan Umar bin Abdul Aziz, beliau
Pada masa khalifah Hisyam bin Abdul Malik, dibentuk lembaga wakaf
dengan baik dan hasilnya diberikan kepada yang membutuhkan dan berhak
Masa keemasan Bani Abbasiyah terjadi pada periode awalnya yaitu dari 132
H / 750 M sampai 232 H/847M dimana kekuasaan berada di tangan para khalifah
akhirnya kalah oleh bangsa Mongol pada tahun 1258 M. Perekonomian semakin
berkembang pesat pada saat tampuk kekuasaan berada di bawah khalifah Harun
Al Rasyid. Pengelolaan Baitul Mal yang baik dimana Ia menunjuk wajiz yang
menjadi kepala beberapa jenis diwan (lembaga). Berbagai jenis pendapatan negara
ilmiah, biaya penterjemah buku-buku Yunani juga untuk biaya pertahanan serta
pengeluaran rutin pegawai (Amalia, 2010). Pada masa Bani Abbasiyah, terdapat
lembaga wakaf tersendiri yang mengatur dan mengelola wakaf. Lembaga inilah
yang mengelola wakaf dengan baik hingga masyarakat pada masa itu merasakan
manfaatnya.
walaupun sebagian besar yang diwakafkan bentuknya ketika itu adalah tanah
menetapkan bahwa bagi orang Nasrani yang berdagang di Mesir wajib membayar
bea cukai. Hasil bea cukai ini dikumpulkan dan diwakafkan kepada para fuqoha
dan keturunannya. Pada masa ini, harta milik Baitul Mal dijadikan modal untuk
menghilangkan pengaruh ajaran syi’ah yang dibawa oleh dinasti Fatiminyah yang
2015), yaitu :
a) pendapatan negara dari hasil wakaf yang diberikan penguasa pada orang-orang
yang berjasa.
bersumber dari tanah pertanian dan pajaknya dan hampir 20 % dari wilayahnya
seperti masjid, madrasah, rumah sakit, penginapan, kanal air, pasar, jalan juga
berbagai pembanguan yang ada di kota Istanbul didukung dan didanai oleh hasil
terjamin. Sistem pengelolaan wakaf yang baik juga membantu negara Ustmani
negara Ustmani hingga kini masih kita bisa lihat dan ini menunjukkan bagaimana
kekuatan dan kejayaan dari pusat negara Islam pada masanya (Supratman, 2019).
untuk harta yang tidak bergerak saja seperti tanah dan bangunan tetapi, berlaku
untuk bentuk harta tidak bergerak lainnya seperti peralatan pertanian bahkan juga
dalam bentuk uang. Pengembangan kepada wakaf uang ini dimulai pada abad ke
15. Walaupun ada perdebatan dikalangan para ulama tentang hukum wakaf uang.
Muhammad Syaibani dan Abu Yusuf, disertai dengan beberapa syarat didalamnya
(Iskandar, 2020).
Wakaf uang ini terus dikembangkan dan dijadikan salah satu pemasukan
negara Ustmaniyah ketika itu. Hasil dari wakaf tersebut digunakan menyediakan
fasilitas masyarakat juga disalurkan dalam bentuk bantuan bagi masyarakat yang
bernama Vakif Bank Turki, dimana modal bank ini adalah hasil wakaf uang pada
Wakaf sebagai salah satu syariat yang dibawa oleh Rasulullah SAW
merupakan salah satu instrumen yang menarik dalam kerangka ibadah yang
berhubungan dengan berbagi atau memberikan harta kepada orang lain. Selain
karena ketentuannya tidak terlalu ketat layaknya pada zakat, hasil dari wakaf bisa
dialokasikan untuk apa pun, tidak hanya untuk pembangunan infrastruktur saja
(jalan, jembatan, rumah sakit) tetapi bisa untuk pemberian modal usaha pedagang
kecil, beasiswa bahkan menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat. Hal
ini menunjukkan keistimewaan dan keunggulan wakaf sebagai salah satu dari
sistem syariat Islam yang mengelola harta untuk kebaikan dan kesejahteraan umat
(Sarwat, 2018).
menunjukkan Indonesia memiliki potensi wakaf tunai mencapai 180 Triliun per
wakaf yang berupa tanah di Indonesia adalah seluas 562.776.400 m2 yang tersebar
2020).
Dari data di atas terlihat bahwa aset wakaf masih didominasi dalam bentuk
masjid sebagai sebesar 43,7% dan sebagai musholla sebesar 9,24%. Ini
menunjukkan bahwa aset wakaf yang ada belum dikelola secara produktif karena
pengelolaan yang bisa menghasilkan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Padahal
potensi wakaf yang tinggi ini jika dikelola dengan profesional bisa menjadi
wakaf di negara-negara muslim lainnya agar potensi yang ada bisa terkelola
dengan baik dan profesional dan berdaya manfaat lebih luas lagi.
Pada tahun 2004 dibentuklah Badan Wakaf Indonesia (BWI) yaitu lembaga
Badan in mendata juga membina nazhir (pengelola aset wakaf) agar aset wakaf
bisa dikelola lebih baik dan bisa memberikan manfaat yang lebih besar bagi
yang lalu BWI melalui Pusat Kajian Transformasi Digital (PTKD) meluncurkan
IWN sebagai laporan kinerja yang transparan dan didukung oleh sistem yang
Wakaf uang merupakan mewakafkan harta berupa uang yang dikelola oleh
diinvestasikan dan digulirkan oleh nazir ke dalam berbagai sektor usaha yang halal
Secara umum dalam al –qur’an tidak ada yang menjelaskan secara perinci
tentang konsep wakaf. Dikarenakan wakaf termasuk salah satu golongan infaq
dijalan Allah SWT maka para ulama menjelaskan dan menerapkan konsep wakaf
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang burukburuk
wakaf benda tidak bergerak dan bentuk wakf produktif wakaf benda bergerak
2) Instruksi Presiden no 1 Tahun 1991 tentang kompilasi Hukum Islam Buku III
Hukum Perwakafan.
3) Keputusan Presiden nomor 75/M tahun 2007 ditetapkan di Jakrta, tanggal 13Juli
Republik Indonesia.
4) Peraturan Pemerintah
wakaf uang.
tahun 2009 tentang model, bentuk dan spesifikasi formulir wakaf uang.
uang.
8) Fatwa Majelis Ulama Indonesia tanggal 11 mei 2002 tentang wakaf uang.
pengakuan yuridis, meski masih berkisar pada bidang hukum keluarga, perdata dan
ekonomi islam. Wakaf uang sebagai bagian dari aturan hukum islam termasuk
dalam system hukum indonesia yang berasal dari nilai, asas, dan norma hukum
islam. Sunaryati Hartono mengemukakan paling sedikit ada dua belas unsur yang
filsafat hukum, budaya hukum, norma hukum, bahasa hukum, lembaga hukum,
Hukum Indonesia menganut tiga system hukum, yaitu hukum islam, hukum
adat dan hukum barat. Sedangkan hukum wakaf indonesia dapat dikaji dengan
ketiga aspek hukum tersebut. Filosofi hukum wakaf di Indonesia adalah untuk
Muhajir, 2020):
1) Wakif
Wakif adalah orang yang berwakaf atau pemilik harta benda yang melakukan
dan mempunyai kemauan sendiri. Wakaf merupakan bentuk amal jariyah yang
pemilik harta yang diwakafkan, berakal sehat, baligh dan pandai (rasyid)
2) Mauquf
Mauquf adalah harta yang diwakafkan. Syarat –syarat harta yang diwakafkan
adalah:
b) Diketahui jumlah/kadarnya
d) Hartanya berdiri sendiri, tidak bercampur atau melekat dengan harta lain
3) Mauquf ‘alaih
4) Sighat wakaf
benda wakaf hanya dapat diwakafkan jika dimilik dan dan dikuasai oleh wakif yang
Benda tidak bergerak yang dapat diwakafkan adalah: tanah dengan status hak
milik, Hak Guna Bangunan, hak pakai, hak guna usaha, bangunan, tanaman
dan benda lain yang berkaitan dengan tanah serta hak milik atas satuan rumah
susun dan benda tidak bergerak lainnya yang sesuai dengan ketentuan syariah
Benda bergerak selain uang yang dapat diwakafkan adalah sebagai berikut:
mobil, mesin atau peralatan industri, logam atau batu mulia dan lain-lain.
akrab dengan wakaf tanah, masjid serta madrasah. Legalisasi UU No 41 tahun 2004
tentang wakaf mengubah paradigm berpikir tentang jenis-jenis harta benda yang
diwakafkan, salah satunya boleh wakaf dengan menggunakan uang. Wakaf dalam
tataran hukum ekonomi islam ( muamalat ) dan aspek hukum bisnis islam wakaf
Untuk mencapai tujuan hukum maka wakaf uang perlu dikelola dan
BWI (Badan Wakaf Indonesia) sebagai lembaga independen yang yang berwenang
masyarakat dan adanya masyarakat juga membutuhkan hukum untuk mengatur dan
mengarahkan sehingga menjadi lebih baik. Hukum wakaf ada karena praktik wakaf
sudah dilakukan masyarakat Indonesia sejak dahulu dan mungkin sudah menjadi
tradisi. Sehingga dengan adanya aturan wakaf maka akan terkonsep atau mampu
seiring dengan adanya Negara konstitusi dan demokrasi. Rule of law berfungsi
sebagai jaminan formla bagi rasa keadilan untuk rakyat Indonesia yang berkeadilan
keadilan social bukan sekedar berbicara tentang keadilan (dalam arti tegaknya
tentang hak warga Negara dalam suatu Negara. Konsep rule of law dalam hukum
wakaf islam dibangun atas dasar keadilan, ada hak sama untuk menikmati manfaat
harta kekayaan benda wakaf uang berdasarkan perintah agama. Hakikat yang akan
dicapai melalui hukum wakaf uang di Indonesia adalah agar dapt mewujudkan
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan filantropi islam tidak
harta kepada orang lain namun juga bertujuan untuk memperkuat kesejahteraan
yang lebar antara kelompok kaya dan miskin sebagai cara untuk mewujudkan
keadilan social.
kepemilikan harta benda. Sebagai salah satu aspek ajaran islam yang berdimensi
sosial, wakaf menempati posisi yang penting dalam upaya membangun suatu
rawls, untuk mengukuhkan situasi adil pada badan hukum sebagai nazhir pengelola
wakaf uang memerlukan jaminan terhadap hak dasar yang berlaku bagi semua
uang, dalam hukum wakaf Indonesia menetapkan sebagai mitra kerjanya dalam
politik pembangunan hukum ekonomi islam indonesia dalam hukum wakaf uang,
Penjamin Syariah yang berupa Lembaga Keuangan Syari’ah ( bank syari’ah) yang
ditunjuk oleh Menteri Agama atas persetujuan Bank Indonesia dan BWI.
Peluang wakaf uang di Indonesia memiliki masa depan yang cerah yang
dapat diaplikasikan untuk mengentaskan kemiskinan. Hal ini karena ada afirmasi
keluwesan dalam model distribusi wakaf, berwakaf uang tidak perlu kaya.
1) Afirmasi penguasa
Hukum wakaf uang dalam UU 41 tahun 2004 memiliki tiga aspek kekuatan,
yang pertama aspek teologis. Undang-undang ini memberi peluang pada umat
islam untuk menjalankan perintah Allah dalam bentuk wakaf uang. Kedua,
bukan dari aspek fiqhiyyah saja, tetapi juga aspek tata hukum nasional.
hukum yang berkaitan dengan wakaf adalah persoalan ijtihat dan ijma’ ulama.
Wakaf berbeda dengan zakat. Hadis menggunakan kata “habs” yang berarti
al-waqf , imam syafi’I menyebut wakaf dalam kitab al-Umm dengan al-ahbas,
dan imam menyertakan hadishadis tentang wakaf dengan istilah kitab al-
ijtihadi karena tidak ada satupun dalil naqli yang jelas dan pasti (sharih dan
membolehkan sewa dirham dan dinar juga membohkan wakaf dengan nya dan
ulama yang tidak membolehkan dengan nya juga tidak membolehkan wakaf
dengan nya.
Wakaf ditinjau dari aspek akad dalam hukum islam termasuk bidang
dasarnya segala bentuk muamalah adalah boleh kecuali ada dalil yang
umat. Ditinjau dari tujuan dan kontribusi wakaf uang, keberadaan wakaf uang
penduduk yang mayoritas muslim sehingga potensi wakaf sebagai ajaran islam
dan ekonomi. Bantuan tersebut bias berupa alatalat tulis, bantuan sarana
Model seperti ini adalah wakaf yang diberikan dalam bentuk barangbarang
bisa berwakaf, tidak perlu menunggu kaya atau jadi tuan tanah”. Secara resmi
uang”
CWLS atau Cash Waqf Linked Sukuk merupakan program yang diluncurkan
dengan menggabungkan antara sukuk dan wakaf yang diinisiasi oleh beberapa
Indonesia, hal tersebut diinisikan untuk meningkatkan peran wakaf sebagai sektor
Keuangan, Kementerian Agama dan Bank Indonesia pada tahun 2018. Dilanjutkan
antara sektor keuangan publik dan keuangan sosial. Alasan dibalik adanya program
ini adalah menyediakan ruang investasi menarik pada dunia perwakafan indonesia.
CWLS merupakan inovasi sukuk dengan basis berupa wakaf uang. Dana
wakaf yang telah terkumpul diinvestasikan pada sukuk negara yang aman dan tidak
memiliki risiko gagal bayar. Diharapkan melalui CWLS ini dapat membantu
implementasi dari CWLS dan Bank Kustodian. Kedua, BWI adalah regulator,
leader, dan nazhir yang mengelola CWLS. Ketiga, Kemenkeu yang dalam hal ini
sebagai issuer SBSN serta pengelola dana di sektor riil. Kemudian yang keempat
dana wakaf. Selanjutnya kelima sekaligus sebagai yang terakhir yaitu Bank Syariah
(Bank Muamalatdan BNI Syariah) sebagai LKSPWU dan Bank Opersional BWI.
sekaligus yaitu pemerintah, sosial dan capital market. Selain itu, ini dapat
dari ini ialah terintegrasinya sektor keuangan komersial dengan sektor sosial Islam,
melainkan pada masyarakat umun dan tersedianya ruang trusted investment bagi
publik. Potential investor CWLS sangatlah variatif, tidak terbatas hanya pada
Kolaborasi antara wakaf uang dan instrumen sukuk menjadi salah satu
d. Nadzhir wakaf produktif sebagai lembaga mitra Badan Wakaf Indonesia yang
tersebut;
tersebut;
Namun, saat ini telah tersedia pula layanan Cash Waqf Linked Sukukmelalui
mekanisme daring yakni dengan website. Dalam contoh kasus Bank Muamalat,
Bank Muamalat memberikan suatu fasilitas Cash Waqf Linked Sukuk melalui
Sistem ini juga dapat disebut dengan sistem crowdfunding. Istilah crowdfunding
Sampai saat ini sukuk seri SW001 menjadi salah satu diterbitkan oleh
pembeliaan alat dan Renovasi bangunan kesehatan Retina Centre pada Rumah sakit
wakaf Achmad Wardi yang berlokasi di Serang Banten, Pelayanan operasi katarak
gratis bagi kaum Dhuafa dalam 5 tahun sebanyak 2.513 pasien di Rumah Sakit
dimaksud dengan literasi keuangan adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk
keuangan yang lebih baik (OJK, 2014). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa konsumen produk dan jasa keuangan maupun masyarakat luas
diharapkan tidak hanya mengetahui dan memahami lembaga jasa keuangan serta
produk dan jasa keuangan, melainkan juga dapat mengubah atau memperbaiki
kesejahteraan mereka.
Salah satu elemen penting dari literasi adalah literasi ekonomi atau literasi
vital as reading literacy”. Masyarakat dengan tingkat literasi keuangan syariah yang
tinggi berpontensi memberikan nilai produktivitas yang lebih tinggi selain itu,
literasi keuangan syariah perlu diterapkan secara lebih luas untuk membentuk
masyarakat yang memiliki daya saing yang lebih tinggi dalam mewujudkan
kesejahteraan keuangan, tanpa terkecuali. Oleh karena itu, banyak negara yang
dideskripsikan sebagai sebuah literasi keuangan syariah, tetapi gagasan ini ada di
awal tahun 1900 bersamaan dengan sebuah penelitian akan pendidikan terhadap
konsumen yang ada di Amerika. Menurut penelitiaanya yang dimulai sejak tahun
keuangan yang tepat, (5) kemampuan dalam merencanakan keuangan masa depan
yang merupakan sebuah langkah atas sebuah tingkatan yang mana dapat memahami
konsep dari keuangan dan proses dari sebuah kemampuan untuk mengurus
keuangan pribadinya secara tepat, baik dalam jangku waktu pendek, sedang,
aspek yang lebih luas yang terdiri dari manajemen keuangan atau kekayaan dasar
pensiun dan investasi berbasis syariah), zakat, hukum waris dan wasiyyah,
konvensional tetapi disesuaikan dengan sistem dan kewajiban yang harus dipenuhi
dalam keuangan islam, dan istilah lainnya adalah “literasi halal” yaitu kemampuan
untuk membedakan halal dan haram berdasarkan syariah Salehudin. Antara et al,
sumber daya keuangan menurut ajaran islam. Selain itu juga literasi keuangan
syariah merupakan kewajiban agama bagi setiap warga muslimkarena hal tersebut
Selain itu ada juga ayat yang menjelaskan tentang pentingnya pengetahuan,
dan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
Karena Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan dan
informasi yang relevan untuk mengelola sumber daya keuangan Islam dalam
rangka mencapai kesejahteraan yang sesuai dengan landasan hukum Islam, yaitu
pemahaman dasar keuangan meliputi; (i) menghitung dan memahami tentang suku
bunga dan bunga majemuk; (ii) memahami inflasi; dan (iii) memahami difersifikasi
risiko, sementara bunga atau riba tidak dibenarkan dalam Islam, oleh karenanya
ukuran tersebut tidak dapat dituangkan dalam mengukur literasi keuangan syariah
belum ada studi yang menemukan model pengukuran yang dapat mengkaitkan
larangan maysir, gharar dan riba. Model pengukuran yang tepat tentunya dapat
Keuangan Indonesia sudah menetapkan visi, misi dan prinsip literasi keuangan.
Indonesia yang memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi (well literate)
meningkatkan kesejahteraan”.
Adapun misi dari literasi keuangan Indonesia yakni: (1) melakukan edukasi
secara cerdas; dan (2) meningkatkan akses informasi serta penggunaan produk dan
dengan baik maka setiap program literasi harus memiliki prinsip sebagai berikut:
strategis yang menjadi bagian dari upaya pemerintah dan masyarakat di berbagai
melakukan penelitian Financial Literacy, menyatakan hal sama dengan data yang
telah dipaparkan terlebih dahulu. Berikut kutipan dari hasil penelitiannya: Terfokus
semakin tinggi tingkat literasi keuangan syariah masyarakat, maka semakin banyak
masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan jasa keuangan syariah. Dalam hal
ini potensi keuntungan yang akan diperoleh lembaga jasa keuangan syariah juga
semakin besar. Disamping itu, literasi keuangan syariah juga mendorong industry
jasa keuangan untuk terus mengembangkan dan menciptakan produk dan jasa
keuangan yang lebih inovatif, bervariasi dan lebih terjangkau, sesuai dengan
waktu.
serta investasi. Dikuatkan oleh Razak dan Abdullah (2015), menjelaskan bahwa
literasi keuangan syariah dalam aspek yang lebih luas yang terdiri dari manajemen
keuangan (skema pensiun, takaful dan investasi berbasis syariah), hukum waris dan
kesejahteraan dipengaruhi oleh faktor dari individual seperti keadaan sosial dan
ekonomi.
seseorang berkaitan dengan pemahaman mengenai nilai tukar uang, fitur jasa
Menurut Chen dan Volpe (1998), Ada empat aspek penilaian tingkat literasi
dan Volpe, (1998) dalam Anastasia Sri M dan Suramaya Suci Kewal, 2012) :
yaitu pengetahuan umum, tabungan dan pinjaman, asuransi dan investasi. Hal ini
atas hasil kerjanya dalam bentuk gaji, pada periode tertentu. Sedangkan menurut
lainnya.
pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah, tapi juga kualitas
pendapatan beras yang dikonsumsikan adalah kualalitas yang kurang baik, akan
atau penghasilan selama satu bulan baik berupa uang atau barang yang diterima
oleh sesorang yang bekerja. Pendapatan dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa yang diterima dalam bentuk barang
dan jasa.
kontraprestasi.
jenis usaha atau pekerjaan, penghasilan yang diterima, dan tanggungan keluarga.
tinggi dalam setiap urusan baik berkaitan dengan sosial, politik,maupun ekonomi.
bahwa dalam setiap pekerjaan akan mendapat imbalan sesuai apa yang dikerjakan.
Seperti ayat yang disebutkan dibawah ini yaitu surat al-Jatsiyah ayat 22
ْ ت َو ُه ْم ََل ي
َُظلَ ُمون ِ ض ِب ْٱل َح
َ ق َو ِلتُجْ زَ ٰى ُك ُّل نَ ْف ٍۭس ِب َما َك
ْ س َب َ ت َو ْٱْل َ ْر َّ َو َخلَقَ ٱللَّهُ ٱل
ِ س ٰ َم ٰ َو
Artinya : Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang
benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yangdikerjakannya, dan
pembayaran upah, bahwa besar kecilnya upah setiap orang harus ditentukan
dibayar tidak kurang dan tidak lebih dari apa yang ia kerjaan dan mereka tidak
berwakaf di jalan Allah SWT. Pendapatan ialah tambahan harta yang diperoleh
dari sumber yang diketahui dan bersifat tetap. Sumber pendapatan dapat bersifat
material, seperti tanah atau non material seperti pekerjaan atau bisa dari
Pendapatan yang bisa diukur metode penerimaanya (rutin) dan jumlah yang
diterimanya. Dalam hal ini termasuk gaji honor tetap, tunjangan tetap dan
Pendapatan tidak tetap adalah arus kas masuk tidak tetap dalam setiap
periodenya (tidak rutin) maupun jumlahnya. Dalam hal ini misalnya komisi,
bonus, yang didapat dari pekerjaan tidak tetap dan lain-lain yangtergolong
mana mereka setiap bulannya mendapatkan gaji yang sudah ditetapkan dari
perusahaan tersebut.
Menurut Ibnu Sina harta pribadi pada umumnya berasal dari dua cara yaitu:
a. Harta warisan, yaitu harta yang diterima dari keluarga yang sudah meninggal.
meninggal dunia, bahkan ada juga warisan dari kakek nenek yang terdahulu.
b. Harta usaha, yaitu harta yang diperoleh dari dari bekerja . harta usaha haruslah
memperolehnya.
Ibnu sina mewajibkan bagi setiap orang untuk bekerja dan berusaha.
Kewajiban itu pada hakikatnya berlaku juga bagi mereka yang menerima warisan,
karena mereka harus sadar bahwa harta yang diperolehnyaadalah hasil kerja dengan
kepadanya.
untuk berwakaf uang. Dikarenakan, berapapun uang yang ada pada seseorang dapat
digunakan untuk berwakaf uang melalui LKS (Attamimy, dkk., 2015). Sehingga,
pewakif tidak harus menunggu sampai kaya raya hanya untuk berwakaf, karena
wakaf lebih mudah karena bisa dibuat pecahan dan dapat melakukan wakaf kolektif
1) Sektoral, yaitu Struktur upah sektoral mendasarkan diri pada kenyataan bahwa
kemampuan satu sektor berbeda dengan yang lain. Perbedaan karena alasan
3) Geografis, yaitu Perbedaan upah lain mungkin disebabkan karena letak geografis
pekerjaan. Kota besar cenderung memberikan upah yang lebih tinggi dari pada
golongan wanita lebih rendah daripada apa yang diterima laki-laki, ceteris
paribus.
6) Ras, yaitu Meskipun menurut hukum formal perbedaan upah karena ras tidak
boleh terjadi, namun kenyataannya perbedaan itu ada. Hal ini mungin karena
produk kebudayaan masa lalu, sehingga terjadi stereo type tenaga menurut ras
7) Faktor lain yaitu, Daftar penyebab perbedaan ini mungkin dapat dapat
1) Permintaan dan penawaran tenaga kerja, yaitu dalam sesuatu jenis pekerjaan
tinggi.
sangat mudah dikerjakan. Tetapi ada pula pekerjaan yang harus dikerjakan
dengan mengeluarkan tenaga fisik yang besar, dan ada pula pekerjaan yang
sesuatu jenis pekerjaan adalah berbeda. Jika hal tersebut lebih tinggi maka
produktivitas akan lebih tinggi upah yang didapat pun akan lebih tinggi.
4) Pertimbangan Bukan Uang, yaitu Daya tarik sesuatu pekerjaan bukan saja
kota besar atau di tempat yang terpencil, dan pertimbangan lainnya. Faktor-
faktor bukan keuangan seperti ini mempunyai peranan yang cukup penting
keinginannya.
dan bahkan di dalam sesuatu wilayah tidak selalu sama. Salah satu faktor
Indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu sesuai dengan apa
yang ada diatas. Hal ini dikarenakan sesuai untuk penelitian yang akan diteliti.
2.5 INTENSI
mencoba perilaku dan seberapa besar usaha yang akan digunakan untuk melakukan
perilaku (Ajzen, 2005). Menurut teori dari John C. Mowen, Michael Minor,
menggunakan produk atau jasa (Mowen, 2002). Dari M. Nur Prabowo S, intensi
adalahniat dan motif dari tindakan seseorang yang sifatnya subjektif. Secara normal,
setiap orang tentu memiliki maksud, niat dan motif tertentu dari setiaptindakannya
(Setyabudi, 2017).
Maka dapat disimpulkan bahwa intensi adalah niat atau keinginan seseorang
yang secara kuat mendorongnya untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Jadi,
intensi dalam membayar wakaf uang adalah niat atau keinginan seseorang yang
yang kita ketahui bahwa intensi merupakan motif dan niat dari tindakan oranglain
yaitu :
sosialisasi wakaf uang dan kepercayaan pada, citra lembaga wakaf, pengaruh
2) Aspek psikologis yang terdiri dari intelegensi, sikap, bakat dan motivasi.
1) Aspek lingkungan sosial yang terdiri dari keluarga, teman dan masyarakat.
2) Aspek non lingkungan sosial yang terdiri dari rumah dan sekolah.
Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow (1973) dalam Wahyudi (2002)
a. The Factor Inner Urge, yaitu Rangsangan yang datang dari lingkungan atau
ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan
hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.
b. The Factor Of Social Motive, yaitu Minat seseorang terhadap objek atau
sesuatu hal. Di samping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri
manusia dan oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi
c. Emotional Factor, yaitu Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh
terhadap objek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu
intensi adalah sebuah motif dan juga niat serta kemampuan dalam diri yang berupa
literasi, pendidikan serta gerakan dalam diri untuk melakukan sebuah tindakan.
yaitu target atau sasaran yang akan dicapai, action atau tindakan yang mengiringi
perilaku, context atau situasi yang akan membentuk perilaku dantime atau waktu
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Joseph Jacobsen, diambil dariTheory
of Reasoned Action (TRA) milik Fishbein dan Ajzen bahwa intensi atau keinginan
seseorang bisa diukur dari action atau tindakan, sasaran, situasi dan waktu. Intensi
atau niat dapat diukur dengan indikator sebagai berikut (Nuraini, dkk. 2018):
1) Sasaran (Target), yaitu hal yang ingin dicapai dalam melakukan suatu perilaku
tertentu
2) Situasi (Context), yaitu suatu kondisi atau keadaan tertentu yang akan
perilaku
penelitian ini. Hal ini dikarenakan sesuai untuk penelitian yang akan diteliti.
2.6 RELIGIUSITAS
tingkah laku yang taat terhadap segala perintah Allah dan menjauhi segala
yaitu sebagai sistem keyakinan, sistem nilai, sistem simbol, dan sistem tingkah
laku yang disimbolkan, yang seluruhnya berfokus pada isu-isu yang paling
bermakna.
dimaksud dengan tingkat komitmen adalah suatu hal yang perlu dipahami secara
religi yang telah dihayati individu dalam hati, diartikan seberapa jauh
berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama tidak hanya terjadi ketika
lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Oleh karena itu, keberagaman
seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi (Ancok & Suroso,
2004). Menurut Anshori religiusitas menunjuk pada aspek agama yang telah
pengelamanakidah, Syariah dan akhlak, atau dengan kata lain: iman, Islam dan
ihsan. Apabila semua unsur tersebut telah dimiliki oleh seseorang, maka dia itulah
insan beragama yang sesungguhnya. Dalam buku ilmu jiwa agama, Dradjat
agama merupakan segi agamayang terasa dalam pikiran dan dapat diuji melalui
intropeksi, atau dapat dikatakan sebagai aspek mental dari aktivitas agama.
yaitu perasaan yang membawa kepdada keyakinan yang dihasilkan oleh Tindakan
(Annisa, 2016).
seseorang dalam menjalani syariat agama (Fajar & Pandu, 2019). Apapun istilah
yang digunakan oleh para ahli untuk menyebut aspek religius di dalam diri
manusia, menunjuk kepada suatu fakta bahwa kegiatan kegiatan religius itu
berbagai hal menyangkut moral atau akhlak, serta keimanan dan ketaqwaan
lingkungan itu.
perilakuindividu.
rasionalisasi.
religiusitas yang berbeda-beda dan tingkat religiusitasnya bisa dipengaruhi dari dua
macam faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu
kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk memperoleh harga diri, dan
kebutuhan yang timbul karena ancaman kematian. Sedangkan faktor eksternal yaitu
pengaruh pendidikan dan pengajaran dan berbagai tekanan sosial dan faktor
intelektualitas.
aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural, tidak hanya dilakukan saat
seseorang melaksanakan ritual saja. Menurut Glock & Stark, religiusitas terdiri dari
Pada dimensi ini berisi pengharapan bahwa umat beragama dapat menganut
beriman. Menurut Ancok & Suroso sesuai dengan konsep Glock & Stark,
para malaikat, kitab-kitab Allah, rasul, beserta qadha dan qadar. (Suroso &
Ancok, 2008)
Pada dimensi ini meliputi ibadah, ketaatan, dan apa yang dilakukan
& Suroso dimensi praktik agama atau ritualistik dalam Islam diantaranya
c. Pengalaman
Pada dimensi ini mencakup fakta bahwa semua agama pada dasarnya
d. Pengetahuan Agama
kitab suci, dan tradisi. Menurut Ancok & Suroso, dimensi ini dalam agama
isi Al-quran, rukun iman, rukun Islam, hukum-hukum Islam, dan sejarah
e. Konsekuensi
Pada dimensi ini mengacu pada akibat-akibat yang ditimbulkan dari dimensi
Ancok & Suroso, dimensi ini dalam agama Islam mengarah pada seberapa
BAB 3
yang akan diteliti dalam penelitian ini. Kerangka konseptual ini berisikan poin-poin
dan alur konsep dari penelitian yang akan dilakukan nantinya. Kemudia, kerangka
yang merupakan sebuah langkah atas sebuah tingkatan yang mana dapat memahami
konsep dari keuangan dan proses dari sebuah kemampuan untuk mengurus
keuangan pribadinya, baik dalam jangku waktu pendek, sedang, maupun seumur
hidup dan merubah kedaaan ekonominya. Razak dan Abdullah (2015), menyatakan
bahwa literasi keuangan syariah dalam aspek yang lebih luas yang terdiri dari
zakat, hukum waris dan wasiyyah, sumbangan amal (wakaf dan sedekah).
71
pada forum wakaf mahasiswa Indonesia berdasarkan hasil uji t sebagaimana telah
mahasiswa berwakaf uang yang mengandung arti jika variabel literasi wakaf pada
dilakukan sebagai tenaga kerja atas keterlibatan dalam penciptaan barang dan jasa.
kebutuhannya setiap saat (Tho’in& Marimin, 2019). Pendapatan sangat erat jika
Hasil penelitian yang dilakukan Nisa’ & Anwar (2019) dan Salmawati &
dirumuskan hipotesis :
Pada CWLS
Aktivitas dalam agama bukan hanya melakukan beribadah, tetapi juga melakukan
aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan dari dalam diri atau supranatural.
Dalam hal ini religiusitas mendorong untuk bertingkah laku dan bertindak sesuai
dengan ajaran agama, sehingga hal ini dapat berpengaruh terhadap minat
berwakaf seseorang.
(2015), menyatakan bahwa literasi keuangan syariah dalam aspek yang lebih luas
yang terdiri dari manajemen keuangan atau kekayaan dasar (pendapatan, konsumsi
berbasis syariah), zakat, hukum waris dan wasiyyah, sumbangan amal (wakaf dan
harus dapat dipahami pada pewakif agar hasil manfaatnya dapat dirasakan. Jadi
seseorang untuk berwakaf tunai pada CWLS. Selain itu jika diimbangi dengan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hiyanti, H., Fitrijanti, T.,
masyarakat maka akan meningkatkan intensi dalam berwakaf pada CWLS. Maka
berkembang dengan pesat akan berperan penting dalam fungsi sosial. Dengan
demikian wakaf harus bisa menjadi lahan produktif agar hasil manfaatnya dapat
seseorang untuk berwakaf tunai pada CWLS. Selain itu jika diimbangi dengan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hasan dan Asraf (2010),
Kanzu dan Soesanto (2016), Asraf et al. (2017), Nanik dkk(2021), hasil penelitian
X1
Literasi Keuangan
Syariah
Z Y
Religiusitas Intensi Wakaf Uang
X2
Pendapatan
Keterangan:
Variabel independen : X = Literasi Keuangan Syariah & Pendapatan
Variabel dependen : Y = Intensi berwakaf uang pada CWLS
Variabel moderasi : Z = Religiusitas
3.2 Hipotesis
menjawab rumusan masalah pada penelitian yang telah diambil, dimana rumusan
METODE PENELITIAN
dan pendapatan terhadap intensi berwakaf uang pada Cash Waqf Linked Sukuk dan
dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian, baik tentang tujuan
penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, sampel data, sumber data, maupun
pertanyaan atau hipotetsis penelitian yang sifatnya spesifik dan untuk melakukan
Adapun subjek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pengelola
wakaf atau masyarakat beragama muslim yang melakukan aktifitas wakaf uang dan
Development & Studies). Dalam penelitian ini jauga akan dilakukan pendekatan
dengan satu periode tertentu. Setiap subjek studinya hanya akan dilakukan satu
1
77
78
kali pengamatan selama penelitian, disaat memberikan kuesioner hanya satu kali
Religiusitas dan Intensi Wakaf Uang yang akan dilakukan pada Intrumen Keuangan
Syariah yang terbaru yaitu CWLS-Ritel yang dilkeluarkan oleh 4 lembaga BWI,
pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan November 2022 hingga bulan April
2023. Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis mengambil studi kasus pada
Program Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) terhadap pengelola wakaf atau
masyarakat beragama muslim yang melakukan aktifitas wakaf uang dan komunitas-
komunitas Wakaf (BWI dan Waqf Center for Indonesian Development & Studies).
4.3.1 Populasi
dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pewakif atau instansi pengelola
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sejumlah ataupun bagian tertentu yang akan diambil dari
populasi dan diteliti secara detail untuk mendapatkan hasil penelitian yang terbaik.
Sampel tersebut yang akan menjadi bagian dari analisa untuk penelitian.
Maximum Likelihood pada Structural Equation Model (SEM) adalah sebesar 100-
200 (Ghozali & Fuad, 2008), Tetapi Hair et al. (2014) mengatakan data penelitian
kuantitatif yang dibutuhkan minimal 100 kuisioner sudah layak dan memenuhi
teknik analisis data menggunakan SEM dan juga karena nantinya akan digunakan
sebanyak 100-200 sampel, maka peneliti akan mengambil sampel sebanyak 100-
200 responden pada pengelola wakaf atau masyarakat beragama muslim yang
didasarkan pada beberapa kriteria yang sesuai dengan kebutuhan penelitian ini,
1. Beragama Muslim
2. Pernah melakukan aktifitas wakaf uang atau wakaf produktif lainnya
3. Memiliki pendapatan bersih +2,5jt / bulan
4. Mengetahui tentang dasar wakaf atau sukuk wakaf (CWLS)
5. Merupakan pengelola wakaf produktif dan wakaf uang baik di instansi wakaf
pendidikan seperti misalnya pada perserikatan Amal Usaha Muhammadiyah
(AUM) ataupun instansi wakaf produktif lainnya.
6. Merupakan warga muslim yang taat dalam beribadah dan rutin bersedekah
penelitian ini responden yang dipilih adalah pengelola wakaf atau masyarakat
Wakaf (BWI, WaCIDS / Waqf Center for Indonesian Development & Studies)
karena sudah mempunyai pengetahuan dasar tentang wakaf atau keuangan syariah
Data adalah hasil pencatatan yang dilakukan oleh peneliti, baik data yang
berupa angka dan fakta. Data merupakan sejumlah informasi yang dapat
memberikan gambaran tentang suatu keadaan (Arikunto, 2010). Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder.
Data Primer
peneliti (Bungin, 2008). Dalam penelitian ini data diperoleh melalui penyebaran
kuesioner secara online kepada para pewakif atau komunitas pengelola wakaf dan
terpilih sesuai dengan sampel yang telah ditentukan. Menurut Juliandi, dkk (2015)
pendapat atau persepsi responden penelitian tentang suatu variabel yang diteliti.
para responden, yang berisikan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup yaitu
jawaban yang telah disediakan. Semua jawaban responden dalam kuesioner akan
supaya mendapatkan hasil yang sistematis dan terbaik agar dapat diolah. Peneliti
akan menggunakan alat kuesioner, jawaban responden tersebut akan di ukur dengan
menggunakan skala likert untuk mengetahui fenomena. Fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
apakah instrumen yang dicantumkan dalam angket sudah layak untuk digunakan
sehingga menghasilkan data yang akurat sesuai dengan ukuran tujuannya. Jika
valid instrumen tersebut maka dapat digunakan untuk mengukur apa yang
mengetahui valid atau tidak nya instrument penelitian yang dibuat. Valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dimana:
n= banyaknya pasangan pengamatan
Σxi = jumlah pengamatan variabel x
Σyi = jumlah pengamatan variabel y
(Σxi²) = jumlah kuadrat pengamatan variabel x
(Σyi²) = jumlah kuadrat pengamatan variabel y
Σxiyi = jumlah hasil kali variabel x dan y
adalah program Computer Statiscal Program For Science (SPSS) yang terdiri dari
reliabilitas nya untuk mengetahui apakah seluruh item pertanyaan dari tiap
menguji reliabilitas instrument adalah apabila nilai Cronbanch’s Alpha > 0,60
r11=[ K ] [Σσb²]
[(K –1)] [σ1²]
Dimana:
r11 = reliabilitas instrument
k = banyak butir pertanyaan
Σσb² = jumlah varians butir
σ1² = varians total
kriteria pengujiannya:
1) Jika nilai koefisien reliabilitas yakni Alpha > 0.60 maka reliabilitas cukup baik.
2) Jika nilai koefisien alpha < 0.60 maka reliabilitas kurang baik.
atau subjek apa adanya dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Termasuk dalam statistik deskriptif
antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, penyebaran data,
rata, mean dan modus, nilai minimum dan nilai maksimum selanjutnya akan diuji
merupakan salah satu jenis analisis multivarat dalam ilmu sosial, analisis
dalam PLS dilakukan dengan bantuan software Smart PLS versi 3 for Windows.
Teknik statistik yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah teknik
variabel yang manjadi perantara hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.
menghubungkan antara teori dan data. Peneliti seringkali dihadapkan pada situasi
dalam sebuah penelitian dimana ukuran sampel cukup besar, namun hubungan
antar variabel yang dihipotesiskan memiliki landasan teori yang kurang baik.
bukanlah hal yang aneh, tetapi ukuran sampel datanya terbatas. Untuk mengatasi
Dalam Analisis PLS biasanya menggunakan dua sub model yaitu model
pengukuran (outer model) digunakan untuk uji validitas dan uji reabilitas,
sedangkan model struktural (inner model) digunakan untuk uji kausalitas atau
konstruk variabel yang diteliti yaitu validitas variabel (akurasi) dan reliabilitas
AVE), dan (3) Validitas Diskriminan (Hairt Hult, Ringle & Sarsteds.2014)
a. Konsistensi Internal
hasil di seluruh item pada tugas yang sama dalam bentuk keandalan. Ini
akan memutuskan apakah (yaitu, jika korelasi antar item besar) item
reliabel jika nilai reliabilitas kompositnya > 0,60 (Hair, Hult, Ringle, &
Sarsteds, 2014)
b. Validitas Konvergen
secara positif dengan pengukuran alternatif dari konstruk yang sama. Untuk
menilai suatu indikator dari suatu variabel konstruk adalah valid atau tidak
adalah dilihat dari nilai outer loading. Jika nilai outer loading> 0,7 maka
suatu indikator adalah valid (Hair Hult, Ringle & Sarsteds, 2014).
c. Validitas Diskriminan
suatu variabel konstruk adalah valid atau tidak dilihat dari kriteria Fornell-
Larcker, yakni jika nilai-nilai akar kuadrat dari nilai AVE lebih besar dari
hipotesis penelitian. Minimal ada dua bagian yang perlu dianalisis didalam model
struktural ini, antara lain : (1) R-square; (2) pengujian hipotesis yakni (a) direct
1. R-Square (R²)
R-square untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari
menjelaskan pengaruh pada variabel laten eksogen tertentu terhadap variabel laten
endogen yang mempunyai pengaruh yang subsantif. Nilai R-squares 0.75, 0.50 dan
0.25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderate dan lemah. Semakin tinggi
nilai berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan.
lain: (a) direct effect; (b) indirect effect; dan (c) goodness of fit.
Pertama, koefisien jalur (path coefficient): (a) Jika nilai koefisien jalur (path
coefficient) adalah positif, maka pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain
adalah searah, jika nilai nilai suatu variabel meningkat/naik, maka nilai
variabel lainnya juga meningkat/naik; dan (b) Jika nilai koefisien jalur (path
lain adalah berlawan arah, jika nilai nilai suatu variabel meningkat/naik, maka
signifikan; dan (2) Jika nilai P- Values > 0.05, maka tidak signifikan.
2018) adalah : (1) jika nilai P-Values < 0.05, maka signifikan, artinya variabel
Dengan kata lain, pengaruhnya adalah tidak langsung dan (2) jika nilai P-
Values > 0.05, maka tidak signifikan artinya variabel mediator (Z/E-
c. Goodness Of Fit
goodness of fit (GoF) yang diperkenalkan oleh Hu and Bentler, (1999) dalam
Hair et al., (2017). GoF index ini merupakan ukuran tunggal yang digunakan
structural. Nilai GoF ini diperoleh dari nilai Standardized Root Mean Square
Residual (SRMR). Dengan kriteria jika nilai Standardized Root Mean Square
DAFTAR PUSTAKA
Zakat Mal Kota Banda Aceh,” Jurnal Ilmiah Mahsiswa Ekonomi Akuntansi
JIMEKA, 3 (1) 2018, 54-66.
Salmawati dan Fitri Meutia, “Pengaruh Tingkat Pendapatan, Religiusitas,
Akuntabilitas, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Muzakki Membayar
Zakat Mal Kota Banda Aceh,” Jurnal Ilmiah Mahsiswa Ekonomi Akuntansi
JIMEKA, 3 (1) 2018, 54-66.
Sayyidatul Maghfiroh, Pengaruh Religiusitas, Pengetahuan dan Lingkungan sosial
terhadap minat menabung di Bank Syariah pada Santri Mahasisi Darush
Shalihat, (Yogyakarta: Universitas negeri Yogyakarta, 2018), 24.
Setyabudi, M. N., & Hasibuan, A. A. Pengantar Studi Etika Kontemporer. (Malang:
Universitas Brawijaya Press, 2017), 12.
Siregar, K. H., Manday, C. C. R., & Efendi, B. (2021). Model Cash Waqf Linked
Sukuk (CWLS): Instrumen Ketahanan Pangan Indonesia SDGs. Jurnal Kajian
Ekonomi Dan Kebijakan Publik, 6(2), 601–609.
Soediyono Reksoprayitno, Sistem Ekonomi Dan Demokrasi Ekonomi (Jakarta:
Bina Grafika, 2004), 104
Suroso F. N. dan Ancok D. Psikologi Islami: Solusi Islam Atas Problem-Problem
Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008)
Tho’in, M., & Marimin, A. “Pengaruh Tingkat Pendapatan, Tingkat Pendidikan,
dan Tingkat Religiusitas Terhadap Minat Muzakki Membayar Zakat,” Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, 5 (03) 2019, 225– 230.
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2012) hlm, 49
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2012) hlm, 49
Umar Husein, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta, PT
Raja Grafindo Persada: 2005), 42.
Umar Husein, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta, PT
Raja Grafindo Persada: 2005), 42.
Upendra Singh, “Financial Literacy and Financial Stability are Two Aspects of
Efficient Economy”, Journal of Finance, Accounting and Management, (juli
2014), hlm 66
Yazid, A. A. (2017). Faktor-faktor yang memengaruhi Minat muzakki dalam
Menunaikan Zakat di Nurul Hayat Cabang Jember. Jurnal Ekonomi Dan
Hukum Islam, 8(2), 5.
Yuningsih, A., Abdillah, & Nasution, M. “Pengaruh Faktor Pendapatan,
Pengetahuan Zakat Dan Kredibilitas Lembaga Pengelola Zakat Terhadap
Kepercayaan Masyarakat Pada Lembaga Pengelola Zakat (Kecamatan Medan
Satria Kota Bekasi),” Jurnal Akuntansi, Keuangan Dan Perbankan, 1(4)
2015, 308– 315.