You are on page 1of 71
UPANA MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR SISWA GAN METODE PROBLEM BASED LEARNING MAKALAIL Diajuk: i eas kan Sebagni alah Satu Persyaratan Akademik Untuk Memperoleh ‘jana Pendidikan Pada Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan Universitas Pattimura Oleh: SITI RAHA NUNLEHU NIM : 2013-43-033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA ‘AS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON FAKULT. 2020 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuban Yang Maha Kuasa, ALLAH swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, Makalah ini disusun guna melengkapi salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Inu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kesempumaan walaupun penulis telah berusaha sebaik mungkin. Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak tidak bisa menyelesaikan penelitian ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof, Dr. Theresia Laurens, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan [mu pendidikan Universitas Partimura. 2, Dr. A. LPalinussa, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan IImu Pendidikan yang telah membantu dalam proses penyelesaian studi. 5, N. Kesaulya, S.Pd., MSc, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yang telah membekali peneliti dengan ilmu pengetahuan dan membantu dalam proses penyelesaian studi. 4. Dr. A. Latununuwe, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dengan kesabaran dalam membantu dan membimbing peniliti dalam menyelesaikan makalah ini. Para Dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang tidak sempat_peniliti sebutkan namanya satu per satu, terima kasih karena telah membina, mendidik, serta membekali peniliti dengan ilmu pengetahuan selama_ mengikuti Perkuliahan hingga terselesainya penulisan makalah ini, kiranya Tuhan memberkati dan menyertai selalu. Karyawan dan karyawati Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan yang telah membantu dan melayani peneliti selama berproses dalam perkuliahan. Orang tuaku tersayang : Alm papa yang sudah bahagia di sisi Allah swt dan Mama yang dengan susah payah telah membesarkan, mendidik, menasehati, bekerja keras, serta memberikan dukungan dan doa yang tak pernah henti hentinya kepada peniliti hingga saat ini, kiranya Allah SWT selalu memberikan ‘mama umur yang panjang, kekuatan, dan kesehatan yang baik selalu bagi mama, Kaka Misa, Kaka Aba, Kaka Ji, Kaka Bargo yang mana telah memberikan semangat dan kekeutatan kepada peneliti dalam menyelesaikan makalah ini. Semua teman-teman Prodi Pendidikan Fisika angkatan 2013 yang selama ini berjuang bersama-sama dalam menyelasaikan studi ini. Terimah kasih untuk semangat, doa, materi, canda tawa dan menjadi teman diskusi terbaik selama ini, semoga kita bisa meraih kesuksesan bersama-sama. ‘Teman-Teman AFI’13, Muna, Pat, Masri, Nane, Alen, Heny, Sumira, serta semua teman-teman kelas A dan B yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang selama ini berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan studi ini. Penulis menyadari dengan sungguh bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan guna penyempurnaan makalah ini. Akhimya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan. Ambon, Juli 2020 Penulis DAFTAR ISI viii Halaman LEMBARAN SAMPUL. LEMBARAN PENGESAHAN .... MOTTO ... LEMBAR PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTARISL ... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR .. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah.. B. C. Tujuan Penelitian .. D. Manfaat Penelitian BABII. PEMBAHASAN ‘A. Model Problem Based Learning (PBL) ... B, Aktivitas Belajar ... C. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Pembelajaran D. Aplikasi Model Pengajaran Problem-Based Learning (PBL). E. Kajian Kritis BABII. PENUTUP A. Kesimpulan..... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA .... Lampiran 36 39 47 50 51 52 DAFTAR GAMBAR No. Judul Halaman 1. Problem Based Learning (PBL) .. 10 2. Sintaks Model Pembelajaran PBL... 24 3. Potret Sampah di Kota Ambon... 37 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya adalah ketika siswa didik lulus dari sekolah, ‘mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi. Dengan pemberlakuan kurikulum 2013 yang menerapkan pendekatan pembelajaran scientific approach maka siswa dituntut lebih aktif dalam kegiatan belajar di kelas. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran. Mata pelajaran fisika tidak dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas. Gejala semacam ini merupakan gejala dari hasil proses pembelajaran, Pembelajaran di sekolah terlalu menjejali tak siswa dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal dan tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki siswa (Wina Sanjaya, 2010:13) Banyak kritik yang ditujukan pada cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Penumpukan informasi/konsep pada siswa didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru kepada siswa melalui satu arah saja (Trianto, 2009:88). Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak Pada konsep itu sendiri, tetapi terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh siswa, Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah. Untuk itu yang terpenting adalah terjadinya belajar yang bermakna (Trianto, 2009-91). Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dibutuhkan guru yang kreatif dan inovatif yang selalu mempunyai keinginan terus menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. Dengan meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas, maka mutu pendidikan dapat ditingkatkan, Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan ‘mutu proses belajar mengajar di kelas harus selalu dilakukan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan penelitian tindakan kelas kekurangan atau kelemahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar dapat teridentifikasi dan terdeteksi untuk selanjutnya dicari solusi yang tepat (Kunandar, 2008:48). Berdasarkan hasil observasi peneliti mengenai aktivitas pembelajaran di kelas VII SMP Negeri 3 Leihitu menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih berorientasi pada pola pembelajaran konvensional. Hal ini dilihat dari kurangnya mendengarkan/memperhatikan Penjelasan guru, kurangnya membaca buku siswa dan LKS, rendahnya respon siswa dalam mengajukan pertanyaan, dan rendahnya aktivitas belajar berkelompok. Guru lebih aktif dari pada siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa ‘menjadi pasif. Proses pembelajaran seperti ini berdampak pada hasil belajar siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Tidak tercapaian ketuntasan belajar ini karena siswa kurang mampu menyelesaikan permasalahan sesuai tahapan penyelesaian soal. Meninjau kembali hasil observasi, diperoleh temuan yaitu kurangnya aktivitas interaksi siswa ke siswa atau siswa ke guru saat pembelajaran. Siswa kurang bertanya kepada guru, dan hanya mendengarkan atau mencatat penjelasan guru tentang materi pelajaran. Dengan melihat kembali hasil observasi, terlihat bahwa siswa kurang tertarik dengan pembelajaran, tingkat kosentrasi yang kurang, serta motivasi yang kurang terhadap pembelajaran IPA/fisika. Permasalahan tersebut meliputi aktivitas, sikap dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA, mendorong guru untuk mengatasi masalah tersebut. Dari hasil wawancara dengan guru IPA, Ny. Marini Said, $.Pd, upaya yang telah dilakukan yaitu menggunakan proses pembelajaran ceramah yang menyenangkan dan penerapan konsep pada soal. Hasil yang dicapai dari perlakuan tersebut yaitu siswa terlihat tertarik dan memperhatikan materi yang sedang disampaikan. Namun lama kelamaan perhatian siswa semakin berkurang dan kembali lagi melakukan aktivitas yang tidak terkait dengan pelajaran. Meninjau kembali hasil observasi yang dilakukan selama pembelajaran materi IPA, masalah utama yang muncul adalah kurangnya aktivitas belajar siswa saat pembelajaran dengan metode ceramah. Jika permasalahan tersebut masih berlangsung terus menerus akan mengakibatkan proses pembelajaran terhambat. Siswa akan beranggapan bahwa belajar IPA/fisika bukanlah kebutuhan, melainkan hanya tuntutan dari sekolah saja, karena siswa merasa tidak mendapatkan makna dari pelajaran fisika yang dipelajarinya. Untuk mengantisipasi masalah ini, guru perlu menemukan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal berbentuk masalah, menumbuhkan motivasi dan minat siswa dalam belajar. Untuk itu peneliti mencoba pendekatan pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif dengan pembelajaran berpusat pada siswa (student center). Salah satu caranya adalah dengan menggunakan model problem based learning (PBL). Dengan pembelajaran yang dimulai dari masalah, siswa belajar suatu konsep dan prinsip sekaligus memecahkan masalah, Dengan demikian, sekurang- kurangnya ada dua hasil belajar yang dicapai dengan problem based learning yaitu jawaban terhadap masalah (produk) dan cara memecahkan masalah (proses) (Suyatno,2009:9). Pembelajaran yang dimulai dari masalah nyata akan bermakna_ bagi siswa. Pembelajaran yang berbasis materi ajar sering kali tidak relevan dan tidak bermakna bagi siswa sehingga tidak menarik bagi siswa. Pembelajaran yang dibangun berdasarkan materi ajar seringkali terlepas dari Kejadan aktual di masyarakat, Akibatnya siswa tidak dapat menerapkan Konsep yang dipelajarinya didalam kehidupan nyata schari-hari. Kemampuan tentang pemecahan masalah lebih dari sekedar akumulasi pengetahuan, tetapi merupakan perkembangan Kemampuan dan strategi kognitif yang membantu siswa menganalisis situasi tak terduga serta mampu menghasilkan solusi yang bermakna. Bahkan kemampuan memecahkan masalah ‘merupakan hasil belajar yang paling tinggi (Suyatno,2009:9) Berdasarkan uraian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan fakta-fakta tentang aktivitas belajar siswa, persoalan yang perlu diteliti yaitu mengenai peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran akibat diterapkannya model problem based learning (PBL). Sehubungan dengan hal tersebut, maka Penulisan makalah ini mengangkat judul “Upaya Meningkatkan Aktfitas Belajar Siswa dengan Metode Problem Based Learning” B, Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas adalah bagaimana upaya penerapan metode Problem Based Learning dapat meningkatkan aktfitas belajar siswa. Fakta-fakta dari analisis situasi berdasarkan pengalaman penulis sebagai guru pada SMP Negeri 3 Leihitu adalah : masih rendahnya akktivitas belajar siswa yang kurang selama pembelajaran berlangsung. Dari fakta-fakta tersebut, masalah yang dapat diidentifikasi yaitu: 1. Pembelajaran dengan model problem based learning (PBL) banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran. Dapatkah pembelajaran dengan model problem based learning (PBL) diterapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa ? 2, Bagaimana Penerapan model problem based learning (PBL) Untuk Meningkatkan aktivitas belajar siswa ? C. Tujuan Penelitian ‘Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui penerapan Metode Problem Based Learning untuk dapat meningkatkan aktfitas belajar siswa. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis, Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pembelajaran. 2. Secara praktis a. Bagi siswa, memberikan suasana belajar yang lebih variatif dan kondusif sehingga pelajaran tidak hanya disampaikan dengan metode konvensional, dan diharapkan hal ini membawa dampak pada peningkatan aktivitas belajar siswa. b. Bagi guru, untuk menambah studi tentang Metode Problem Based Learning dan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang lebih efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu sekolah pada umumnya, dan peningkatan aktivitas belajar siswa pada khususnya. 4. Bagi mahasiswa/penulis, menambah wawasan dan penyalanan terbadap kegiatan belajar mengajar dan permasalahannya serta menjadi bahan rujukan untuk tindakan penclitian lebih lanjut di masa yang akan datany, BABII PEMBAHASAN A. Model Problem Based Learning (PBL) 1, Pengertian model Problem Based Learning (PBL) Menurut Sockamto mode! pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Trianto,2009:23). Jadi, model pembelajaran pada asaya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran ‘merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Problem Based Learning (PBL) dalam bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan penggunaan berbagai macam Kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan Konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Model pembelajaran PBL menekankan Keaktifan siswa, siswa dituntut aktif dalam memecahkan suatu masalah, Inti dari model PBL adalah masalah (problem). Model PBL bercirikan penggunaan masalah Kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari oleh siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis sekaligus pemecahan masalah, serta mendapatkan Pengetahuan konsep-konsep penting. Oleh karena itu guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan dit . Dengan Pengertian tersebut, maka model pembelajaran PBL ini bisa digolongkan kedalam Pembelajaran berbasis sains (Sitiatava, 2012 : 67). PBL berfokus pada penyajian suatu permasalahan terhadap siswa, kemudian ia diminta mencari pemecahan masalah melalui serangkaian penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep, serta prinsip yang dipelajari dari berbagai bidang ilmu (multiple perspective). Dalam hal ini, permasalahan menjadi fokus, stimulus, dan pemandu proses belajar, sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing. Pada penerapan metode problem based learning, masalah tidak hanya dilihat sebagai sumber belajar tetapi masalah dapat menjadi strategi untuk meningkatkan proses pembelajaran di elas. Berikut adalah pandangan penggunaan masalah sebagai strategi dalam penerapan problem based learning didalam kelas (Sitiatava, 2012 : 69) : ‘a. Permasalahan sebagai pemandu ; masalah menjadi acuan konkret yang harus menjadi perhatian siswa. Bacaan diberikan sejalan dengan masalah. Dan, masalah menjadi kerangka berpikirsiswa dalam mengerjakan tugas. b, Pemasalahan sebagai kesatuan dan alat evaluasi ; masalah tugas-tugas dan penjelasan diberikan. Tujuannya jalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuannya guna memecahkan masalah. 10 Permasalahan sebagai contoh ; masalah disajikan sebagai contoh dan bagian dari bahan belajar. Masalahpun digunakan untuk menggambar teori serta Konsep atau prinsip, yang dibahas antarasiswa dan guru. |. Permasalahan sebagai fasilitas proses belajar ; masalah dijadikan sebagai alat untuk melatih siswa dan guru. Permasalahn sebagai stimulus belajar ; masalah bisa merangsang siswa untuk mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan masalah dan keterampilan metakognitif. Gambar 1. Problem Based Learning (PBL) Model PBL dikembangkan berdasarkan konsep-konsep yang dicetuskan olch Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah belajar penemuan atau discovery Jeaming. Konsep tersebut memberikan dukungan teortis terhadap pengembangan model PBL yang berorientasi pada kecakapan memproses _informasi. " Model Problem Based! Learning (PBL) atau yang lebih sering dikenal dengan pembelajaran berdasarkan masalah ini diangkat sebab yjau secara umum terdiri dari_menyajikan situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan untuk melakukan penyelidikan. Model Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni Penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata (Trianto,2009:91), ‘Menurut pendapat Bruner bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuansi logis, karena dengan berusaha untuk ‘mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah-masalah serupa, Karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi siswa (Trianto,2009:91). Problem based learning (pembelajaran berdasarkan masalah) merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang diperoleh untuk diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya secara mandiri. Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan (Trianto,2009:91). Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari 12 Pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa di Jikan pedoman dan tujuan pembelajaran (Trianto, 2009:92). Menurut Ratumanan pembelajaran pembelajaran berdasarkan masalah Problem based learning merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri (Trianto,2009:92). Menurut Arends problem based learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Trianto,2009:92). Model problem based learning merupakan salah satu dari berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengaktifkan siswa dalam belajar. Model problem based learning bercirikan penggunaan masalah dunia nyata, Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah serta untuk mendapatkan pengetahuan tentang Konsep-konsep penting. Pendekatan pembelajaran ini mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus memfokuskan dirt untuk membantu siswa mencapai Keterampilan mengarahkan diri. Problem based earning penggunaanya di dalam tingkat berpikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi masalah, termasuk bagaimana belajar (Hamzah,2007:55). Pada model pembelajaran ini peran guru adalah mengajukan masalah, mengajukan pertanyaan, memberikan kemudahan suasana berdialog, dan memberikan fasilitas penelitian, serta melakukan penelitian. Kegiatan ini dapat dilakukan guru saat pembelajaran di kelas dan melalui latihan yang cukup (Hamzah,2007:57). Ini berarti bahwa model problem based learning hanya dapat terjadi jika guru mampu menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan, sehingga peran guru adalah sabagai pemberi Tangsangan, pembimbing kegiatan siswa, dan penentu arah belajar siswa. Pada pelaksanaan model problem based learning, selain guru menjadi penentu keberhasilaan pembelajaran, juga faktor sumber belajar, sarana yang digunakan, dan kurikulum turut berperan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudjana (Hamzah,2007:69) bahwa keberhasilan model problem based learning tergantung adanya sumber belajar bagi siswa, alat-alat untuk menguji jawaban atau dugaan, Menuntut adanya perlengkapan kurikulum, menyediakan waktu yang cukup, apa lagi data yang diperoleh dari lapangan, serta kemampuan guru dalam mengangkat dan merumuskan masalah, Jadi, model problem based learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. 14 2. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Tujuan yang ingin dicapai oleh PBL adalah kemampuan siswa untuk berpikir Kreatif, anaitis, sistematis, dan logis untuk menemukan altematif Pemecahan masalah malalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbubkan sikap ilmiah, Berikut ini beberapa tujuan _pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL): @. Mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan _memecahkan masalah, Proses-proses berpikir tentang ide-ide abstrak berbeda dari proses-proses yang digunakan untuk berpikir tentang situasi-situasi dunia nyata, Resnick menekankan pentingnya konteks dan keterkaitan pada saat berpikir tentang berpikir yaitu meskipun proses berpikir memiliki beberapa kasamaan antara situasi, proses itu bervariasi tergantung dengan apa yang dipikirkan seseorang dalam memecahkan masalah. b. Belajar peran orang dewasa Problem Based Learning (PBL) juga dimaksudkan untuk membantu siswa berkinerja dalam situasisituasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran penting yang biasa dilakukan oleh orang dewasa. Resnick mengemukkan bahwa entuk pembelajaran ini penting untuk menjembatani Kerjasama dalam menyelesaikan tugas, memiliki elemen-clemen belajar magang yang mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain schingga dapat memahami peran di luar sekolah. 15 ¢. Keterampilan-keterampilan untuk belajar mandiri Guru yang secara terus mencrus membimbing siswa dengan cara mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan memberi Penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mereka ajukan, dengan mendorong siswa mencari solusi/penyelesaian terhadap masalah nyata yang dirumuskan oleh siswa sendiri, maka diharapkan siswa dapat belajar menangani_ tugas-tugas pencarian solusi itu secara mandiri dalam hidupnya kelak 3. Ci iri Model Problem Based Learning Ciri-citi model problem based learning menurut Arends (Trianto,2009:93) adalah sebagai berikut: a. Pengajuan pertanyaan atau masalah, Bukannya mengorganisasikan di sekitar prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan autentik (nyata), menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi tersebut. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun problem based learning rmungkin berpusat pada mata pelajaran tertenty masalah yang akan diselidiki telah dipilh benar-benar nyata agar agar dalam pemecahannya, siswa meninjau smasalah itu dari banyak mata pelajaran, Jad masalah yang diajukan dalam problem based learning hendaknya mengaitkan berbagai disiplin ilmu. 16 ¢. Penyelidikan autentik. Problem based learning mengharuskan siswa melakukan penyeli n autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. d. Menghasilkan produk dan memamerkannya. Problem based learning menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyclesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu juga dapat berupa laporan, model fisik, video, maupun program komputer. Karya nyata tersebut dapat didemonstrasikan kepada teman-temannya yang lainnya. |. Kolaboratif. Problem based learningdicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang Iainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. 4, Sintaks Model Problem Based Learning Menurut Ibrahim ada lima tahapan Kegiatan pembelajaran berorientast model problem based learning, yaitu: 7 Tabel 2.1 Sintaks Problem Based. Learning Tahay -———__Tatan | Tingkah Laku Guru Tahap-1 Gan a Orn Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, ‘entasi siswa pada masalah | menjelaskan logistik yang dibutuhkan, ‘mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, ‘memotivasis siswa untuk terlibat dalam Pemecahan masalah yang dipilih. Tahap-2 Guru membantu siswa untuk mendefinisikan Mengorganisasi siswa untuk | dan mengorganisasikan tugas belajar yang belajar berhubungan dengan masalah tersebut. ‘Tahap-3 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan Membimbing penyelidikan _| informasi yang sesuai, melaksanakan individu maupun kelompok eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Tahap-4 Guru membantu siswa dalam merencanakan Mengembangkan dan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti menyajikan hasil karya ‘aporan, video, dan model serta membantu ‘mereka untuk berbagi tugas dengan temannya, Tahap-5 Guru membantu siswa untuk melakukan ss i i lidikan M isis dan refleksi atau evaluasi terhadap penyel mengevaluasi proses mereka dan proses: roses yang mereka pemecahan masalah gunakan. Sumber: Ibrahim (dalam Trianto,2009:98) Dari sintaks Problem Based Learning di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Mengorientasikan siswa pada masalah Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tyjuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini gat penting dimana guru harus menjelaskan dengan inci apa yang harus sat juga dijetaskan bapai in bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelaj ajaran. 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Disampii clan ie keterampilan memecahkan masalah, pem- mendorong siswa belajar kolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat_membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompik siswa dimana masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti : kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, kemungkinan yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitoring dan mengevaluasi kerja masing-masingkelompik untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama pengajaran. 3, Membimbing penyclidikan individu dan kelompok Penyelidikan adalah inti dari PBL- Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tent rn karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, melibatkau san, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan berhipotesis dan penjela asi merupakan aspek yan} mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen et sangat penting. Pada tahap ini, guru harus ceksperimen mendorong siswa unt ptul-betul memahami dimensi sitasi permasalahan. Tujunnya a sampai merck: 9 adalah agar siswa Mengumpulkan cukup informasi untuk meneiptakan dan membangun ide mercka sendir, 4. Mengembangkan dan menyajikan has karya Tahay idikan diikets ahap penyelidikan diikuti dengan ‘menciptakan hasil karya seperti halnya laporan hasilbelaj . Tajar atau dapat juga mempresentasikannya dideepan kelompok lain. Dimana pada kegiatan ini guru i fasilitator melihat dan menilai hasi kerja dari masing-masing kelompok atau individu. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah ‘Tahap ini merupakan tahap akhir pada PBL. Tahap ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama tahap ini guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajamya. Kapan mereka pertama kali memperolch pemahaman yang jelas tentang situasi masalah ? kapan mereka yakin dalam pemecahan tertentu ? mengapa mereka dapat menerima penjelasan lebih it lak beber jel ? siap dibanding yang lain ? mengapa mereka menol rapa penjelasan mereka mengadopsi pemecahan akhir dari mereka ?. Tentunya masih mengapa banyak lagi pertanyaan yang dapat diajukan untuk memberikan umpan balik dan ny’ igasi kuatan PBL untuk pengajaran. menginvestigasi kelemahan dan keku Dalam mengajar didalam kelas yang menggunakan PBL, guru memilik alam 7 igu ik membantu kegiatan diskusi dapat digunakan guna untul ib beberapa metode yang ling tukar pikiran. Karena pada kelas yang masih menggunakan metode ataupun sali berikan pengetahuan dalam bentuk sudah pembelajaran Konvensional gun mem jadi tanpa si ms siswa tersebut_mengembangkannya. Tetapi dalam kelas yang ~ . metode pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk gembangkan pengetahuan yang mereka miliki,siswa diberikan beberapa teori yang mendasari masalah tersebut tujuannya agar siswa dapat_membangun pembelajaran bermakna pada diri mereka sendiri dan mendorong sisw2 oe dapatkan pemahaman konsep yang relevan. Untuk mencepai pemaheman yang lebih besar ini, siswa membutubkan kesempatan untuk mendiskusikan akan. Mereka harus mampu untuk Konsep asing dan ide-ide yang akan digun; menguji pemahaman mereka dan dapat menggunakan kemampusn kognitif yang mereka miliki dengan baik. ‘Ada 10 metode untuk meningkatkan Kegiatan diskusi dan dialog (Diane. 2001: 42): 1) Menyiapkan alat peraga dslam pembelsjaran.. 2) Menanyakan pertanyaan terbuks- jorong siswa untuk bertanya. ag untuk memberikan ide. i ide dan pertanyaan yang di 3) Mendi 4) Mendorong sis jiberikan. 5) Mendorong sis# untuk meng! j dan bertukar pikiran. wa untuk sating diskus! dapat dan tanggapan untuk 6) Mendorong st pertanyaan siswa, PEM levan dan bermakna er atau referensi pembelajaran dari .gkan topik yan8 rel untuk mencari sul 21 9) Mendo1 i ) rong siswa untuk merefleksi langkah-langkah dalam penyelesaian masalah, 10) Dari beberapa uraian diatas, hindari menggunakan jawaban langsung atau harus menganalisis masalah terlebih dahulu. Dapat dikatakan bahwa melalui pendekatan PBL siswa mempresentasikan gagasannya, siswa terlatih merefleksi persepsinya, mengargumentasikan dan mengomunikasikan ke pihak lain sehingga guru pun memahami proses berpikir siswa, dan guru dapar membimbing serta menginvestasikan ide baru berupa konsep dan prinsip. Dengan demikian, pembelajaran berlangsung sesuai dengahn kemampuan siswa dengan siswa menjadi terkondisi dan terkendali (Rusman, 2012:245). Pembelajaran melalui metode pembelajaran PBL merupakan suatu rangkaian pendekatan kegiatan belajar yang diharapkan dapat memberdayakan idu yang mandiri dan mampu menghadapi siswa untuk menjadi seorang in asalahan dalam hidupnya di kemudian hari, Dalam pelaksanaan terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran setiap perm: pembelajaran, siswa dituntut inelalui diskusi kelompok. Langkah aval dalam pembelajaran PBL dengan smengajak siswa untuk memahami situasi yang diajukan baik oleh guru maupun siswa, yang dimulai dari apa yan telah diketahui oleh siswa. Dalam aplikasinya PBL membutuhkan Kesiapan 60" dan siswa untuk bisa berkolaborasi dalam memecahkan masalalt Yang iangkat. Guru harus siap menjadi pembimbing aligus tutor bagi para siswa Yans dapat memberikan motivasi, semangat, dan a dalam menguasai keterampilan pemecahan masalah. Guru dapat melakukan pembelajaran dengan mengorientasikan siswa pada masalah Kontekstual yang mendorong mereka untuk mampu menemukan masalahnya, menelaah kuantitas, kualitas dan kompleksitas masalah yang diajukan. Siswa perlu diminta untuk mempresentasikan hasil temuannya berupa Perumusan masalah dan pengumpulan fakta-fakta (apa yang mereka ketahui, apa yang mereka perlu ketahui dan apa yang harus mereka laksanakan), membuat pertanyaan-pertanyaan, mengantisipasi informasi-informasi yang. dibutuhkan, merepharese masalah, dan akhimya membuat suatu formulasi sebagai alternative proses pemecahan masalah (Rusman, 2012 : 247). ‘Adapun langkah-langkah penggunaan Model Pembelajaran PBL dalam proses pembelajaran yang dikonsepkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan adalah sebagai bs a. Konsep Dasar (Basic Concept) Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta di lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelgjaran dan mendapatian peta yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. definisian Masalah (Defining The Problem) fh ini fasilitator menyampaikan scenario atau permasalahan b, Pen Dalam langkal dan peserta didik melakukan berbagal kegiatan brainstorming dan semua anggota ja zngkapkan pendapat, id, dan tanggapan terhadep skenario secara nkan muncul berbagai macam alternative pendapat. kelompok ment bebas, sehingga dimungkit 2B © Pembelajaran Manditi Self Learning) Peserta didik i i ‘mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang dinvestigasi, ; 'gasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tetulis fang tersi i Yang fersimpan dipepustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan, Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama,yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan dikelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami. 4d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge) Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam Jangkah pembelajaran mandir, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta ddidik berdiskusi dalam Kelompoknya untuk mengklarfikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan Kkelompok, Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya. ¢. Penilaian (Assessment) Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek _pengetahuan akapan (ski), dan sikap (atid). Penilsian terhadap (knowledge), kee 1g mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang penguasaan pengetahuan yan gan ujian akir semester (VAS), wan tengah semester (UTS), kuis, dilakukan dent PR, dokumen, dan laporan 4 Ture SWNVECr IFN SINTAKS ones PEMBUHA PROMLEST BASED LEINING Pigmncan 04 (athe) Pengetahu an (} RanA Fe! iaivenelial Gambar 2. Sintaks Model Pembelajaran PBL 5, Pelaksanaan Problem Based Learning a. Tugas-tugas perencanaan 1) Penetapan tujuan Model problem based Teaming dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran dan membantu siva menjadi pelajar yang mandiri, Dalam Jaksanaanya pembelajaran berdasarkan masalah bisa saa dirahkan untuk pel mencapai tujuan tersebut. 2) Merancang situasi masalah erapa guru dalam problem based learning lebih suka member ‘Beberapa 7 i 1k memilih masalah yang eleluasaan kepada siswa untul kesempatan dan 235 akan diselidiki, k: a ‘arena cara ini dapat meningkatkan motivasi siswa. Situasi masalah yang b 1g baik seharusnya autentik, mengandung teka-teki, dan tidak didefinisikan secara ketat, memungkinkan kerja sama, bermakna bagi siswa, dan konsisten dengan tujuan kurikulum. 3) Organisasi sumber daya dan rencana logistik Dalam problem based learning siswa dimungkinkan bekerja dengan beragam material dan peralatan, dan dalam pelaksanaannya bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Oleh Karena itu, tugas mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa, haruslah menjadi tugas perencanaan yang utama bagi guru yang menerapkan pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah. b. Tugas perencanaan 1) Orientasi siswa pada masalah Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tetapi untuk melakukan penyelidikan terhadap rmasalah-masalah penting dan untuk jg mandiri. Cara yang baik dalam menyajikan ‘adi pembelajaran yan atu materi pelajaran dalam p menj sroblem based learning adalah masalah untuk s in menggunakan kej angkitkan minat dank jadian yang nyata dan menimbulkan masalah dengat cinginan untuk menyelesaikan sehingg@ memb: masalah yang dihadapi- 26 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar Pada model " lel problem based learning dibutuhkan _pengembangan eterampil i ji pilan kerja sama di antara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. 3) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok G iw ura membantu siwa dalam pengumpulan informasi dari berbagai suber, siswa diberi pertanyaan yang membantu mereka berpikir tentang, swat masalah dan jenis informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa diajarkan untuk menjadi penyelidik yan aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapainya, siswa juga perlu diajarkan apa dan bagaimana cara menyelidiki masalah yang Selama tahap penyelidikan gut memberikan bantuan yang mengganggu aktivitas siswa. benar. dibutuhkan siswa tanpa 4) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah ‘Tugas gure pada tahap akhir pengajaran_berdasarkan_masalah adalah membantu siswa rmenganalisis dan mengevaluast proses berpikir mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan- gas mangjemen gan belajar dan tu pased learning, guru sering menggunakan c. Lingkunt Dalam biasanya dapat menyulitkan gure peratatan dan hal ini mlah bahan dan untuk efektivitas kerja guru harus seju arena itu, dan prosedur yans jelas dalam pengelolaannya, penyimpanan, j aturan 27 Selain itu, yang ti sri sy tidak kalah pentingnya, ‘guru harus menyampaikan L, ‘arma, dan s ee ‘opan santun yang jelas untuk mengendalikan tingkah e N@ mereka melakukan penyelidikan di luar kelas termasuk di dalamnya ketika metakukan penyelidikan d, Penilaian dan Evaluasi Teknik penilai i Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model problem based learning adalah menilai pekerjaan yang kan siswa yang merupakan hasil penyelidikan siswa, ‘Tugas penilaian dan evaluasi yang sasuai untuk model problem based learning terutama terdiri menemukan prosedur penilaian alternative yang akan digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa, misalnya dengan penilaian kinerja dan peragaan hasil. Penilaian kinerja dapat berupa penilaian melakukan pengamatan, penilaian merumuskan pertanyaan, penilaian merumuskan sebuah hipotesis dan sebagainya (Trianto,2009:102). 6. Karakteristik Problem-Based Learning (PBL) Menurut Sudew (2014) karakteristik Problem-Based Leaming sebagai berikut : a. Proses pembelajaran bersifat student-centered, b.Proses pembelajaran berlangsins pada kelompok kecil, rperan sebaget {fasilitator atau pembimbing, cc. Guru bet ajikan_merupakan stimulus pem- 4 Permasalahan-permasalahan yang. dis belajaran, 28 €,Informasi baru di oleh dati bela Peroleh dati belajarsecara mand se dan (self-directed learning), f Masalah m rupakan Wahana untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masala, ™ Menurut ‘Tri “tanto (2009:93), karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (P jased Learning (PBL) adalah: (1) adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, 2) berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (3) penyelidikan autentik, (4) ‘menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya, dan (5) kerja sama. Menurut Rusman (2015:232), karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut: 1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar. 2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur. 3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective) 4) Permasalahan menantang pengetahuan yang cimitiki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar. 5) Belajar pengarahan dirt menjadi hal yang ulama. 6) Pemanfaatan_sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan em: i ial dalam problem i ‘formasi merupakan proses yang esensial Pe ‘evaluasi suber inform based learning. jar adalah kolaboratily komunikasi, dan kooperatif. jar 2 29 8) Pengembar igembangan keterampitan inquiry dan pemecah ; Peteecahani mesalah) soma pentingnya “nan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan, “ 9) Sintesis dan integrasi dari sebuah Proses belajar. ajar. 10) Pr ir ) Problem based learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar 7. Kelebil elebihan dan Kekurangan Problem-Based Learning (PBL) a, Kelebihan Problem-Based Learning (PBL) Setiap model pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini merupakan keunggulan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), yaitu sebagai berikut : 1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup agus untuk lebih ‘memahami isi pelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna. 2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. 3) Pemecahan masalah dapat smeningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. masalah dapat _-membantu alah dalam kehidupan nyata. siswa bagaimana _mentransfer 4) Pemecahan wa untuk memaharni mas pengetahuan si dapat _membantu_siswa_untuk mengembangkan 5) Pemecahan masalah " huan barunya dan pertanggungjawab dalam pembelajaran yang, pengetahuan , pisamping it pemeeahan ‘masala itu juga dapat mendorong untuk dilakukan. Di - wyaluasi sendiri balk tethadap hasil maupun proses belajarnya, melakukan © 7) Pemecahan masalah dianggap lebih ‘menyenangkan dan disukai siswa. 8) Pemecahan masalah dapat Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan baru, 9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan siswa untuk menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam dunia nyata, 10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. (Sanjaya, 2006:220) Menurut Huriah (2018) kelebihan problem based learning : 1) PBL berpusat pada siswa: memotivasi pembelajaran aktif, meningkatkan pemahaman, dan stimulus seseorang untuk fens belajar selama hidupnya. 2) Kompetensi umum : PBL memfasilitasi siswa untuk mengembangkan sikap my : dan keterampilan unum yang dikehendaki di masa mendatang jan 3) Integrasi : PBL semfasiltai integrasi kurkulum int bagi tutor dan siswa serta_prosesnya jvasi PBL menyenanekan 4) Motivasi : PBI yjaran melibatkan siswa dalam proses pembelajara PBL meningkatkan Kemampuan pemahaman 5) Pembelajaran mendalam © 0° mendalam bagi sis¥# 7) Pemecahan mi i vasalah diangeap lebih ‘™enyenangkan dan disukai siswa. 8) Pemecahan mi " salah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan baru, 9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan siswa untuk menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam dunia nyata, 10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar, sckalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. (Sanjaya, 2006:220) Menurut Huriah (2018) ketebihan problem based learning : 1) PBL berpusat pada siswa: memotivasi pembelajaran aktif, meningkatkan pemahaman, dan stimulus seseorang untuk terus belajarselama hidupaya. 2) Kompetensi umum : PBL memfasilitasisiswa untuk mengembangkan sikap dan keterampilan umum yang dikehendaki di masa mendatang 3) Integrasi : PBL memfasilitasi integrast kurikulum inti 4) Motivasi : PBL menyenangkan bagi tutor dan siswa serta prosesnya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran 5) Pembelajaran-mendalam PBL: rmeningkatkan Kemampuan pemahaman 5) Pembelaja mendalam bagi siswa 31 6) Pendekatan kc i ‘ontrukstif : siswa aktif berdasarkan pengetahuan dan membangun keran; tersebt igun kerangka konseptual dari pengetahuan rsebut Me 7 lenurut Sudewi (2014:3) keuntungan model PBL adalah: lalah: Menyediakan kesem patan ke di cepada peserta didik untuk melakukan penelitian; 2) Membangun keterampilan berpikir kritis; 3) Mengenal isi materi subyek dan membangun tujuan sesuai konseps 4 4 a Memberdayakan peserta didik menjadi seseorang ahli dalam bidang tertentu; 5) Memungkinkan peserta didik menghasilkan lebih dari satu bentuk solusi; 6) Menyatakan ketidaktentuan dan kebutuhan untuk mengembangkan asumsi; dan 7) Memotivasi peserta didik belajar. Menurut Wasonowati (2014:68), model PBI dipilih karena mempunyai beberapa kelebihan, antara lain adalah: 1) Pemecahan masalah yang diberikan dapat menantang dan membangkitkan kemampuan__ berpikir Kxitis siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan suatu pengetahuan baru, 2) Pembelajaran dengan model PBL dianggap lebih menyenangkan dan lebih disukai siswa, 3) Model PBL dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, dan + dag mene esempatan siswa untuk menerapkan 4) Model PB eka miliki ke dal dunia nyata. pengetahuan yang me ana b. Kekurangan Problem. — ning (PBL) Adapun ki ‘elemahan-kelemanan dari Problem Be : f , lem ased Learning (PBL), adalah seb Zeon igai berikut : 1) Manakala siswa ti Wa tidak memiliki minat atau siswa beras iswa berasumsi bahwa masalah eee yang. dipelajari sulit untuk dipecahkan, ie maka akan merasa enggan untuk 2) Keberhasil ) silan model pembelajaran melalui _— lui Problem Based Leaning yutuhkan cukup waktu untuk persiapan. Ts 3) Tanpa pemahaman mengapa siswa berusaha memecahkan masalah yang dipelajari, maka siswa tidak akan belajar apa yang ingin dipelajari. (Sanjaya, 2006:221): Menurut Huriah (2018:23) kekurangan Problem: based learning 1) Tutor yang tidak dapat mengsjar : tutor merase myaman dengan metode ‘a membosankan dan sulit nal sehingga kemungkinan PBL akan ters proses turorial tradisio 2) Sumber daya manusia: lebih banyak ans yang terlibat dalam ini «Iain + scimgion becar inv memerlukan akses pada 3) ‘Sumber-sumbet ssamaan pula akses pada guru perpustakaan yang sama dan akses internet secara be’ kemungkinan si dimana dalam Ku 4) Model peran = wa mengalami kekurangan yang berkualitas ran dalam kelo™ rikulum tradisional memberikan pok besar ngkinan tidak yakin dengan seberapa banyak pembelajat han : siswa ker 5) Informasi berlebil perlukan dan snformasi apa yang elvan dan bergune belajar mandir yang di B. Aktivitas Belajar Aktivitas merup, Prinsip atau sas yang sangat pentng dial ing didalam interaksi belajar-mengajar. Dalam aktivi ivitas belajar ada beberapa prinsi o. prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut P dan ilmu jiwa modern, Menurut pandangan i ne _ gan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi ol sedang menurut pandangan ilmu jiwa moder, aktivitas didominasi oleh siswa. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, Karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas Belajardiperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tinekah lakuy jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Dari uraian diatas dapat diambil pengertian aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang Jajar mengajar dan memperoleh manfeat dari kegiatan Keberhasilan proses be tersebut. iswa yang kompleks. Belajar namun merupakan berbuat, wai dengan tujuan yang diharapkan Belajar merupakan tindakan dan perilaku i bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi, Jaman tertentu ses! dan memperolch peng! Jaman belajar baru dapat dial 2010:132). Penge! siswa dengan kesadaran sendiri bereaksi terhadap lingkungannys- lami oleh siswa jika (Wina Sanjaya, Piaget meneran; iskan bahwa Sescorang. anak Itu berpiklr sepanjun 5 ia berbuat. Oleh karena itu, a * 88a" siswa dapat berpikir send! maka s siswa harus diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas Secara langsung (Sardi ing (Sardiman, 2014:100), Dalam hal kegiatan j Pembelajaran, Rogers menjelaskan bahwa bela lajar menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan sungguh-sungguh (Dim : wyati, 2015:17), Oleh sebab itu, orang yang belajar harus aktif sendiri — iri-Tanpa ada aktivitas, maka proses ajar tidak mungkin terjadi. Berlangsungnya proses belajar terbentuk dari uk dari serangkaian aktivitas-aktivitas belajar di dalamnya, Hal tersebut selaras dengan dapat Ahmad i 5 pendapat Ahmad Rohani (2004:6) yang menyatakan bahwa belajar yang berhasil rmesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fistk maupun_psikis. ‘an, aktivitas dalam proses belajar merupakan aktvitas yang jamak Dengan dem! dan majemuk. Sekolah merupakan lingkungan belajar untuk mengembangkan aktivitas. ‘Ada berbagai jenis aktivitas yan dapat dilakukan siswa selama pembelajaran. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat. Dari hasil penelitian Diedrich dalam Ahmad Rohani HM (2004:8), disimpulkan terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain: membaca, ‘memperhatikan: gambar, demonstrasi, percobaan, 1. visual activities; bagainya- orang lain dan $e merumuskan, menyatakan pekerjaan bertanya, memberi saran, 2. oral activities: sit ey, diskusi, imterupsi dan mengeluarkan pendapaty mengadakan interview, di enge sebagainya. 3, listening activities; dan sebagainya, 5, drawing activities; menggambar, membuat amt ik, peta, diagram, pola dan sebagainya. 6. motor activities; -melakukan percobs mereparasi, bermain, berkebun, memeli voieeaa —_—e , memelihara binatang dan sebagainya. 7. mental activities; menganggap, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya. ‘Aktivitas-aktivitas tersebut tidak terpisah satu sama lain dan saling berkaitan, Berbagai aktivitas belajar yang dilakukan siswa, disadari atau tidak merupakan Kegiatan pembelajaran itu seni. Mustagim (2008: 69) menyatakan bahwa belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan aktivitas sendiri atau berhubungan dengan kebutukan hidupnys. belajar itu (2005:175), nilai-nilai aktivitas dalam pengajaran Menurut Umar Hamalik 1u sebagai berikut: a. para siswa mancari pengalaman sendiri dan langsung bagi siswa yait ‘mengalami sendiri. an seluruhaspek pribadi siswa secara b. berbuat sendiri akan mengembang! integral. di kalangan siswa. sama yang harmonis yuan senditi. cc, memupuk kerja rninat dan kemamP\ 4. para siswa bekerja menurut pengajaran diselenggarakan secara reais ddan konkret sehingga mengembang. a " kan pemahaman dan berpikir kritis serta ‘menghindarkan verbaliti alitis. h. pengajaran di sekolah menjadi hidup Sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diungkapkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian Kegiatan fisk atau mental siswa yang dilakukan secara sadar dalam bereaksi dengan lingkungannya hingga terjadinya pemrosesan jnformasi dalam proses pembelajaran. C.Contoh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Pembelajaran Membuat Japoran hasil penyelidikan tentang permasalshan sampah yang muncul di lingkungan sekitar siswa yang terjadiakibat peningkatan jumlah penduduk. Gambar 3. Potret Sampah di Kota Ambon 1) Guru menunjukkan kepada peserta didik sebuah foto/gambar yang smenunjukkan menumpuknya sampah di tpt jalan d tengah-tengah lingkungan padat penduduk seperti gambar diatas. 2) Peserta didik mengamati gambar yang ditunjukkan oleh eur 3) Peserta didik diminta memberikan tanggapan dan pendapat terhadap gambar/foto yang diberikan. jasalahan dalam 4) Peserta didik diberikan kesempatan untuk menetapkan_ perm yang berhubun ven aan gan dengan gambar yang diamati entuk —pertanyé : pa dapat menumPuk? itu: samy Contoh pertanyaannya Yai" MengaPe ASE 2. Mengorganisasi ‘ si ae 3 Peserta didik dalam 1) Guru membantu peserta a berkelompok. FASE 3. Membimbin, i kelompok 8 Penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun 1) Peserta didik mengumpulkan i formas : Informasi untuk membangun ide mereka sendiri jam _memecahka in masalah tentang pengaruh jumlah penduduk terhadap sampah yang dihasilkan. 2) Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mencari solusi terkait dengan masalah yang telah diidentifikasi. 3) Guru membagikan Lembar Kerja “Mengidentfikasi jens sampah_ yang dihasilkan oleh Rumah Tangga dan masyarakat”. 4) Peserta didik melakukan penyelidikan melalui Lembar Kerja dengan i luar pembelajaran. menugaskannya kan yang dilakukan peser didik. 5) Guru membimbing penyelidil FASE 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya il penyeli 1) Peserta didik mencatat data hasil penye 2) Peserta didik mengolah dat yan jikan kelompok dalam Lembar Kerja. diperoleh dar kelompokny2. ada Lembar Kerja. 3) Peserta didik menjawa? pertanyaan P Peserta didik menyajil ; enyajikan hasij Pengolah, tl aa ‘an data dalam bentuk tabel dan FASE 5. Menganalisi Vert ets aa” Mengevaluast proses Pemecahan masalah laporan 1) Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil , il penyelidikar i diskusi sf Pe lalla in melalui diskusi kelas. sulah pend isis hasil pemecahan masalah tentang lan sampah di lingkungan sekitar. Peserta diharapkan menggunakan buku sumber untuk membantu mengevaluasi hasil diskusi 3) Selanjutnya peserta didik diminta mempresentasikan hasil penyelidikan dan diskusi di depan kelas; dilanjutkan dengan penyamaan persepsi 4) Kelompok peserta didik yang bethasil memecahkan permasalahan diberi pengahargaan. 5) Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari peserta didik (dapat menggunakan paper and pencil test atau authentic assessment). D. Aplikasi Model Pengajaran Problem-Based Learning (PBL) BL) -Merencanakan ataks Problem-Based Learning oe 0 hem sie Masta 1. Model Pengaja' pembelajara! Pelajaran untuk Pe! pelajaran untuk nd Kauchak (2016:308) merencanakan ya akan Jebih kompleks dan Menurut Eggen 4 pembelajaran erbasis-Masalah, “opik” mengajarkan mana dimulai dengan mengidentifikasi masalah dan embelajaran B satu konsep, abstrak dibandingkan i ajar. mengidentifkasi topik, enero? tua PN mengakses materi. © Model ini ; ini dimutai dengan, ‘menghadapkan para eva den igan masalah menstimulasi daya pikir siswa, Kon} tas) i - fron dapat disaji mungkin menjadi pengalaman nyata; konfroy ikan secara verbal, atau nasi di atau dapat disajikan oleh ron ‘apat muncul secara alamiah, Sika. siswa-siswa bereaksi, guru men i, \dasarkan perhatiannya pada perbe . ipa yan ida pers :daan-perbedaan dalam reaksi mereka- penditi - ian apa yang mereka ambil, apa yang mereka paham, bagaim dan apa yang mereka rasakan. Ketika si i a ‘a siswa-siswa mulai tertarik pada perbedaan dalam reaksi, guru menarik para siswa ke arah perumusan dan penyusunan masalah untuk diri mereka sendiri. Kemudian, para siswa menganalisis peran- peran yang diperlukan, mengatur diri mereka sendiri, bertindak, dan melaporkan hasilnya. Akhirnya, kelompok mengevaluasi solusinya dalam hal tujuan aslinya. Siklus berulang dengan sendirinya, baik berhadapan dengan yang lain atau dengan masalah lain yang menumbubkan investigasi dengan sendirinya (Joyce etall, 2016:401). 08:3) sebagai pemikiran terakhir dalam penyelesaian ik atau melawan konstruktivis. Dengan Menurut Neville (20 perdebatan antara mereka yang baik untul i it naan pendekatan PBL. seseorang sebenamya bisa mempertimbangkan penggu! fokus untuk belajar. Argumen utama tutorial sebagai fe pemecahan masali ka panjang Karen jangka panjans- Dengan yang sebenarnya dari kasu: dari anticonstructivists adalah bahwa gubah ingatan Jan engubah memori, burdens kapasitas met jah. Pencarian adalah cara a fungsinya yang tidak efisien untuk meni salah, bukan ™ adalah mencari solusi m4 mori kerja yang rpecahkan mencari ove! kata lain, masalah te! terbatas. Namun, i Proses mengerjakan kasus tutorial dalam lingkungan PBL jauh melampaui paui sekadar mencoba memecahkan masalah. Schmidt menjelaskan proses 7 langkah yang melambangkan proses PBL: I efcct ) Mengklarifikast dan menyetujui definisi kerja yang tidak jelas istilah dan konsepnya; 2) Mendefinisikan masalah, menyetujui fenomena apa yang diperlukan penjelasan; 3) Menganalisis implikasi komponen, penjelasan yang disarankan (melalui brainstorming) dan mengembangkan hipotesis kerja; 4) Mendiskusikan, mengevaluasi, dan mengatur penjelasan yang mungkin dalam hipotesis kerja; 5) Menghasilkan dan memprioritaskan tujuan pembelajaran; 6) Pergi dan meneliti tujuan-tujuan ini di antara tutorial; 7) Melaporkan Kembali pada tutorial berikutnya, mensintesis penjelasan komprehensif tentang fenomena dan pengajuan kembali disintesis informasi yang baru diperoleh untuk masalah. Menurut Sadia (2007) langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam merancang program pembelajaran problem based learning sehingga proses pembelajaran benar-benar menjadi berpusat pada siswa (student-centered) adalah sebagai berikut. 1) Fokuskan permasslahan (problem) sekitar pembelajran konsep-konsep sains yang esensial dan strategis. 2) Berikan i kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi_gagasannya melalui eksperin i Periment atau studi lapangan. Siswa akan menggali date-data yang diperlukan untuk memecahlkan masalah yang dihadapinya, 3) Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengelola data yang mereka miliki, yang merupakan proses latihan metakognisi.. 4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan solusi-solusi yang mereka kemukakan. Penyajiannya dapat dilakukan dalam bentuk seminar atau publikasi (jurnal ilmiah) atau dalam bentuk penyajian poster. Menurut Muniroh (2015:41) Ada beragam pendapat dalam mengungkapkan tahapan pembelajaran PBL, yang mempunyai karakteristiknya masing-masing, kelebihan dan kekurangan. menunjukkan _setidaknya ada lima sintaks pembelajaran berbasis masalah, seperti di bawah ini : 1) Mengorientasi siswa pada permasalahannya 2) Mengorganisasikan siswa untuk meneliti 3) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok 4) Mengembangkan dan mempersentasikan exhibit dan artefak 5) Menganalisis dan smengevaluasi proses pemecahan masalah 2, Metode Pengaiaran Sistem Sosial Problem-Based Learning (PBL) sistem sosial bersifat demokratis, dipandu oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan dari, atau setidaknya divalidasi oleh, pengalaman kelompok- i dalam batas-batas dan dalam hubungan dengan fenomena membingungkan yang al iidentfikasi oleh guru sebagai objek untuk kajian. Kegiatan-kegiatan kelompok muncul dengan jumlah struktur eksternal minimal yang diberikan oleh guru. Siswa dan guru memiliki status sama kecuali untuk perbedaan-perbedaan peran. Sit ituasi tersebut merupakan salah satu dari alasan dan negoisasi (Joyce et. all, 2016:402). Dalam tahap kedua pembelajaran berbasis masalah, Ketika Kelas sedang memecahkan masalah, guru bertindak sebagai pemandu, atau fasiitator, Gurs imengatur klimaks, membantu siswa untuk terhubung ke permasalahan, mengatur struktur Kerja, mengulas permasatahan siswa, mengulas Kembali permasalahan siswa, memfasilitasi produksi produk atau kinerja dan mendorongnya_untuk menemukan solusi dengan sendirinya. Disini, sebagian besar pekerjaan dilakukan di belakang panggung. Instruktur harus memeriksa sumber daya yang tersedia untuk penelitian dan memperingatkan personil sekolah jika mereka ‘akan diaktivasi oleh siswa. Jika bagian dari pekerjaan siswa akan menjadi presenta sebelum dewan kota, dewan sekolah, atau kelompok lain, guru prerlu mengukur penerimaan kelompok-kelompok ini ketika didekati oleh siswa (Delisle, 1997:16). 3, Metode Pengajaran prinsip-Prinsip Reaksi Problem-Based Learning (PBL) Menurut Joyce, et.al (2016:402) Peran_ guru dalam investigasi kelompok adalah peran sebagai KonselOr onsultan, dan pengkritk yang ramah, Guru harus memandu dan -merefleksikan pengalaman_kelompok pada tiga level: level pemecahan masalah atau level tugas (Apakah sifat ‘masalah tersebut? Apakah evel manajemen elompok (Informasi apa yane Kita faktor-faktor yang terlil perlukan sekarang? Bagaimana ita mengarur dirt Kitt sendiri untuk imendapatkannya?), dan level makna individ tentang Kesimpulan-kesimputan ini? Apa yang kali sebagai akibat dari mengetahui tentan ee a“ '8--2). Peran pengajaran ini sulit dan sensitif, Karena inti daripenelitian adalah kegiatan siswa- masalah tidak dapat dipaksakan. Pada saat yang bersamaan, guru harus : (1) memfasilitasi proses kelompok, (2) turut serta dalam kelompok untuk menyalurkan energinya kepada kegiatan- kegi - Siatan pendidikan yang berpotensi, dan (3) mengawasi kepatan-egiatan Pendidikan ini sehinga makna pribadi datang dari pengalaman. Interverensi oleh guru sebaiknya minimal kecuali kelompok tersebut mengalami hambatan serius. Guru yang menggunakan PBL menghadapi tugas yang sulit untuk membimbing tanpa memimpin dan membantu dengan mengarahkannya. Pekerjaan semacam itu. melibatkan pembimbingan siswa melalui proses pengembangan, menentukan apa yang mereka ketahui dan apa yang harus mereka ketahui,dan memutuskan bagaimana mereka manjawab pertanyaan mereka sendiri. Sebagai siswa penelitian dan pemecahan masalah, para guru menawarkan saran ketika para siswa tampak terjebak dan mengusulkan altematif lain ketika penelitian atau solusi mereka tampak tidak memadai (Delisle,1997:16). 4, Model Pengajaran Sistem Pendukung Problem-Based Learning (PBL) Sistem pendukung untuk investigasi kelompok sebaiknya bersifat ekstensif dan bertanggung jawab terhadap Kebutuhan siswa. Sekolah perlu dilengkapi jan dengan perpustakaan yang bagus dengan berbagai jenis medias perpustakaan saiknya juga mampu memberikan akses ke sumber daya dari Iuar. Anak-ana sel sebaiknya didorong untuk meneliti dan mengontak sumber daya i luar dinding sekotah, Satu alasan bagi peneltian kooperatif jens int yang sifatnya reat jerang adalah sistem pendukungnyatidak cukup untuk = " Mempertahankan ti penelitian (loyce etal, 2016:403), “" Kesuksesan pembelajaran berbasis-m; nya menghadapkan murid den; nina igan masalah-masalah realistis yang akan membantu mereka mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan kemampuan untuk mandiri (self direction). Satu tujuan penting kala menggunakan model ini adalah membawa dunia nyata ke ruangkelas untuk disclidiki dan dianalisa. Akan tetapi, kebanyakan masalah yang disajikan di dalam buku teks sudah terumuskan jelas dan juga rutin. Lagi pula, informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalahbiasanya sudah dimasukkan. Bahkan operasi pemecahannya kerap tersirat di dalam kata-kata yang ada, seperti dalam pertanyaan, “Berapa banyak lagi?” yang menyiratkan pengurangan- Kurangnya pengalaman ini vembanty menjelaskan mengope part muri tidak menjadt pemesh masalah yang lebih baik. Juga, ini membantu kita memahami mengapa murid-murid Scott ddan Laura berupayaKeras,menghadep! maslahamasiah yang mera ots pecahkan. ‘Untuk menghadapi isw-ist ini, para pakar telah berusaha memenfaatkan untuk menyikan masalah-masalah rumit dunia nyata, Salah satu upaya teknologi paling terkenal adalah seri yang berjudul The Adventures of Jasper yang. doury, yang, diciptakan leh kelompok Cognition and Technology di Woodbury, anain, Sei te dari 12 pertualangan berbasis-cakram video yang an serokus pass penemust rmasalah dan pemecshan masalah (Eggen and Kauchak, e 2016:322). ON re eg EIEN Menurut Mills and fil Treagust (2003:4) Pembelajaran berbasis masalah telah digunakan untuk pelatihan profesional dalam kedokteran sejak tahun 1960-an d lan sekarang digunakan i bi ig secara luas di bidang itu, Itu juga diimplementasikan dalam profesi Kesehatan terkait. Telah disaran a ‘elah disarankan oleh banyak orang sebagai solusi untuk masalah pendidil ; pendidikan teknik yang dibahas di atas, dan telah diimplementasi- kan secara terbat hatas dalam beberapa program rekayasa. Desai jn adalah salah satu proses dan kegiatan mendasar dalam rekayasa (dan ad i i pada dasamya semua kegiatan rekayasa lainnya berhubungan dengan itu misalnya implementasi atau konstruksi desain atau proses dan pemeliharaan fisiliias atau produk). Strategi untuk desain mengajar seperti yang telah dipraktekkan di program rekayasa selama bertahun-tahun (meskipun seperti yang. dinyatakan dalam masalah kritis no.2, tidak pada tingkat yang cukup) mem banyak esamaan dengan masalah berbasis trategi pembelajoran Ini telah diringkas oleh Williams & Williams sebagai berikut: 1) Keduanya memiliki banyak fase atau tahapan untuk ditalui selama proyek atau masalah. masalah atau situasi yang teridentifikasi_ yang 9) Keduanya mulai dengan yelajaran. mengarahkan area siswa atau onteks pemb 3) Penelitian yang diprakarsai siswa diandalkan untuk siswa untuk maju melalui proyek serta untuk pembelajaran mereka senditi. 4) Keduanya membutuhkan fingkat inisiait siswa yang tinggl, siswe perlu mengembangkan motivasi dan Keterampitan organisesi wo 47 5) Keduanya_meminjamkan iri untuk proyek Jangka panjang, PBL dapat digunakan secara_singkat kerangka waktu tetapi ini tidak mengurangi kemampuannya untuk digunakan secara efektif dalam jangka waktu yang lebih ‘ama, seperti biasanya dikaitkan dengan teknologi proyek. 6 F ) Keduanya terbuka untuk hasil, memungkinkan siswa kesempatan untuk memilih, setelah penelitian yang sesuai hasil itu menarik minat mereka. 7) Keterampilan pengamatan diidentifikasi sebagai memiliki prioritas tinggi, terutama di tahap awal selama identifikasi masalah. 8) Refleksi siswa merupakan aspek penting dari kedua model, siswa didorong untuk mengevaluasi sepenuhnya hasil yang telah mereka capai. 9) Keduanya bergantung pada kerja kelompok. E. Kajian Kritis Dari beberapa kutipan diatas dapat, disimpulkan bahwa Problem-Based Learning adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan permasalahan untuk pembelajarannya. Siswa dituntut untuk memecahkan masalah mercka sendiri, sehingga siswa lebih aktif di dalam kelas. ‘Tujuan dari metode ini adalah untuk menghasilkan pengetahuan yang terpadu, mengembangkan Kemandirian, mengembangkan Keterampilan, mengem- bangkan motivasi belajar, mengembangkan kepedulian sosial, mengembangkan kerja sama, meningkatkan adapta, mampu- memecahkan masalah, “dan meningkatkan kemampuan berfikir kritis. ert metode ini yaitu student centered, membentuk kelompok Kecl, fasilitator, permasalahi i i ie Be an menstimulus pelajaran, perolehan informasi 4 mandiri, dan mengembangkan keterampilan, Kelebihan metode ini ialah memotivas siswa untuk aktif, memberi peluang siowa untuk mengembangkan kreaifitas dan keterampilan, memfsilitas! interes kerikulum, menguntungkan bagi guru karena metodenya berpusat ke sisway rmeningkatkan kemampuan berfikir krits, membangun Konsep pengetahuan sendiri. Kelemahan metode in alah tutor yang tidak biasa mengeunakan metode ini akan kewalahan, banyak orang yang terlibat, siswa memerlukan pengetahuan dari buku atau internet, siswa kurang omunikasi dengan guru, iswa tidak yakin akan informasi yang di dapat. Metode Pembelajaran Sintaks Problem-Based Learning diantarany® yaitu mengorientasi siswa pada permasslahanny®, mengorganisasikan siswa untuk meneliti, membantu penyelidikan soandini dan ketompok, mengerbenakan 420 smempersentasikan exhibit dan artes ddan menganalsis dan mengevaluasi ProseS pemecahan masala Metode Pengajaran_ Sistem Sosial Problem-Based Learning yaitu. gum ator yang berwenang untuk mengarahkan siswa untuk perperan sebagel smemecahkan permasalahan yan teh diberikan dengan menggunakan metode- Metode Pengajoran Prinsip-Prinsip Reaksi Problem-Based Learning yaitt Guru melibatkan siswa melalui proses pengembangan, enentukan ops yang 49 s = ketahui dan apa yang harus mereka ketahui, mereka manjawab pertanyaan mereka senditi. idan memutiskan bagaimana ebagai siswa penelitian dan pemecahan masalah, para guru menawarkan Saran ketika para siswa tampak a terjebak dan mengusulkan altematif lain Ketika penelitian atau solusi mereka tampak tidak memadai, Metode Pembelajaran Sistem Pendukung Problem-Based Learning men- dukung penggunaan teknologi guna untuk membantu penyampaian materi selama proses pembelajaran berlangsung. ae BAB IIT PENUTUP A. Kesimputan Problem-Based Learning adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan permasalahan untuk pembelajarannya, Siswa dituntut untuk memecahkan masalah mereka sendiri, sehingga siswa lebih aktif di dalam kelas. Tujuan dari metode ini adalah untuk, menghasilkan pengetahuan yang terpadu, mengembangkan kemandirian, mengembangkan _keterampilan, mengembangkan motivasi belajar, mengembangkan kepedulian sosial, mengembangkan kerja sama, meningkatkan adaptasi, mampu_memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan berfikir Kritis. Karakteristik metode ini yaitu student centered, membentuk kelompok kecil, guru sebagai faslitator, permasalahan menstimulus pelajaran perolehan informasi secara mandiri, mengembangkan keterampilan. Pada dasarnya esensi utama yang diperhatikan adalah sikap siswa untuk proaktif dalam pembelajaran untuk menghasilkan pemahaman dan ketahanan yang lebih baik. if tersebut bisa membantu siswa dalam pengetahuan ikap akt nangani segala macam masalah dalam hidup. Selain itu kemampuan mengatasi mei bisa membantu siswa dalam pemikiran kits, kolaborasi, Komunikasi dan isa indiri. masalal keterampilan belajar ma Dimyati dan Mudjiono, 2015. Belaiar dan Pembelajaran, Jakarta Rineka Ci Eggen and Kauchack, 2016, Srategi dan en leek Cita Indeks. fodel Pembelajaran. Jakarta : PT. Hamalik, O., 2005. Perencanaan Pengaj “karla : Bumi Akeorg.” Pensearan Berdasarkan Pendekatan Sistem. Huriah, 2018. Metode Student Cent s oro a oF Keperawatan. Jakarta ; Prenada Meta Creag pas Pendian Joyce et.all., 2016. Model of Teaching, East Kesembi Hee clair fodel of Teaching, Edisi Kesembilan, Yogyakarta : Pustaka Kunandar, 2008 . Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Rajawali ers. Mills And Treagust, 2003. Engineering Education - Is Problembased or Project - Based Learning The Answer ? Australasian Journal of Engineering Education ISSN 1324-5821 Muniroh, 2015. Academic Engagement. Yogyakarta : PT. LkiS Printing Cemerlang. Mustaqim, 2008. Psikologi Pendidikan, Semarang : Pustaka Pelajar. Neville, 2008. Problem-Based Learning and Medical Education Forty Sone vars on A Review of lis Effects on Knowledge and Clinical Performance. Medical Principles and Practice, ISSN 1011-7571 Rusman, 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Jakarta : Rajawali Pers. Teori, Praktik dan Penilaian. soi 2007, Pogo Ke, dog Sma Mela neering” Dalam Pembelajaran Psi, Jumal Pendidikan fea ae GNDDIKSHA No.1) ISSN 215 ~ 8250. senjaya avina, 2010, a embelaran Berries Standar Proses sanjaya, Pondidi ‘kan, Jakarta Prenada Media ip iter jar Mengajar. Jakarta + M., 2014. Inte dan Motivasi Belaj Sardiman. A. Rajawali Pers Or 33 Sudewi, etall., 2014, Studi Komparasi Pen ; maan Proble Based — Learning (Pbl) Dan Koper’ Teeter Investigation (G) Terhadap Hasil Belajar Berdasarkan Telsonont Bloom. e-Journal Program Pascasar iversi idikan Ganesha Program Studi IPA, Vol. (4). ee Sudjana, Nana, 2001. Penilaian Hasil P ji ? Ree eae roses Belajar Mengajar, Bandung : Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inofauif. Sidoarjo : Masmedia Buana Pusaka. ‘Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka. Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Surabaya : Kencana Prenada Media Group. Uno, Hamzah B., 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar ‘Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara Wasonowati, etall, 2014. Penerapan Model Problem Based Learning (Pb))Pada 1 Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas Dan Pembelajaran Hukum - Hukun Hasil Belajar Siswa Kelas X Ipa Sma Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (PK), Vol. (3), No. (3) ISSN 2337-9995. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN pp) Satusn Pendidikan : SMP Negert3 Lethity Re VIG, Mata Petajsran_: Tima Peagetahuan Alam Alokast Waktu £240 Menit MatertPok sh SI Guten A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setetah mengukuti kegiatan pe Ierasi, eksperimen. praktiun fe! Mengaunakan © . dan present rrnil Pembelajaran Problem Aased Leaming, dengan metode royong. juju, dan berani mengensy dap fa muamumbuhkan skp menyaiahebesaan tac ‘oto “ater yn me nt SAP tena te ey Pe + Menjclaskan tentang gerak hae * Memahamni gays pertemuan sang. sedang berlang + Pembagian Kelompok Helajar Satu pesera didik maju he aah guru “peta di gee ta eikan mola dari pserta dik berjalan sampal di dekat Pesertadidik lainnya diminta menggambarkan linason vary ilalui pejean digeeatuiy ‘eterapapesrta dik mengutar gear ena Han ang ill prea did a ot “ Beberapa peserta didik mensukur jar * Guru memberikan stimulus berupa masalah untuk diamati dan disimak Peserta ‘egiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar, dan lain-lan, * Guru menyajikan berbagai permasalahan dalam bentuk teks/eerta, ddan tabel berkaitan dengan materi * Peserta didik bersama kelompoknya melakukan pengamatan dari Proyek: Permasalahan yang ada di buku paket berkaitan dengan materi Konsep | ‘erak, Gerak lurus dan Gaya, Deskripsi: * Tahukah kamu bagaimana cara mengukur kelajuan kendarsan Konsep gerak, Gerak bermotor? Apakah benar dengan menggunakan speedometer? bars dan Gaya Ternyata, speedometer yang ada di kendaraan tidak mengukur Keeepatan yeruk, telapimengukur elajuan, Perhatikan Angk Alt, Bahan, ang ditunjukkan pada speedometer selalu berubah-ubah, Hal a mennjllan Keujuan seat ail yong. Solng beget * Baku Guru & Buku Berdasarkan pemyataan tersebut, dapatkah kamu mendefinisikan Siswa tPA Kelas & apa yang dimaksud dengan kelajuan sesaat? Dapatksh kamu Ka ‘menentukan kelajuan sesaat mobil pada saat 2 sekon, 4 sekon, dan 8 sckon? : i * Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan peri ‘rescue faks-(akta yang dtemukan, seria menjamaperamyaan terdasarkan hasil pengamatan yang ada pada buku paket sisask | Menanya( Critical Thinking ) " ‘dik engin sebnyak rung psn pak dengan materia yng eda pada uk iva a2 isajikan oleh guru dan dij metal Sein pon sta dik meng an berdasarkan si sera Jk mengajukan pertanyas sn Fronaap masalah yang dikaji tentang, Konsepgerak, Gera aus Gaya miso nang perbedaan antara kelajuan tapi double bubble map tentang pe ta nis wr gan © ete ara pei Gi Ga wall Kl inna mea ic wakil kel i ny so pertanyaan di papan tulis. : ¢ = z impulkan Informasi (Keqitan Litera Mapelanent | S2Ee0ateiomot poet dk mespmpslan ben Individu informasi India De informasi dengan penuh tanggung jawab , cermat dan kati, Ps pat mendukung javaban dari petanyaan-petanysan sang dian, ba de ks pk mayen umber lain seperti inet. melalui + Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang ssi rmelaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan enjelasan da Donesaan mah mene Kooy ak Crs ddan Gaya Peserta dik diminta duduk berkelompok 3-4 orang untuk fempelajari lebih lanjut tentang Konsep gerak, Gerak Tunis dan Gaya mela Keyintan pratkum yang eat pada ‘sltvias 1 tentang Percobaan Geak Lurus (GLB) ‘Mengembangkan | Menalar/Mengasosiasi(Kerjasama & BerpikirKritk) Dan Menys arene dik mengasosiasi data yang ditemukan dari peroobaan Hasil Karya “Teng berbaga daa lin dari berbaga umber, mengembangkan hast Sea ikan asl kaya selanjiny, menyajikannya dalam bentk presentast yang dianggapiangsung oleh Kelompok si « Prcerta didik diminta mengolah dan menganaisi Jaformas yang, telah dikumpulkan dri berbagaisumberuntak rmenjawab pertanyaan yang telah dirumuskan ‘dimnta menuliskan penjelasan tentang. Konsep gerak, Gerak lurus dan Gaya. ‘Mengat Mengomunikasikan Critical Berkomunikas!) ‘& Creativity ‘Mengevalua: (Kreativitas) Proses ( Sctelah peserta dik mendapat javabanterhadap masalah Yan8 ada, Pemecahan selanjutnya dianalisis dan dievaluasi. Masala ears dimina untuk mempresentasikan esi diskusinya dt {pan Kelas. Guru dapat meminta pseta dik agar presenas dengan penuh pereaya dii dan bertanggune jab, fam bentuk curah pendapet juga « Peserta melakukan evaluasi dal eeleka terhadap Kegiatan yang telah mereka lakukan a Gana dan Peserta didik-menark sebuah Kesimpulan Sr a0s point-point penting yang muncul dalam Kea ‘pembelajaran yang Point Pfakukan tentang Konsep gerak, Gera lrus dan Gaye cnr ‘pembelojaran terkait dengan penguasaan ‘materi, i ® Peserta didik diminta pendekatan dan model pembel 1 Pree perikan tugas kepada peseta ddik ( fan dibahas dipertemuan berikutny® pada pertemuan berikutnys ake + Menyampaikan rencana pembelajaran = Berdoa dan Memberi salam. ¢, PENILAIAN PEMBELAJARAN "melakukan refleksi terhadap proses jaran yang digunakan. fp), dan mengingatkan peserta dik untuk mempelajari materi yang gerak dipercepat beraturan Kinzes cepatannya menjadi 72 kmjam setlah a a i 1a diam ber 1) Sebuah mobil yang mula ok cpp bern 30 sekon. ercepatan yang dialami mot i terse = a » Sear smzmcorom perenne Festa setelah jatuh selma 3 Seon i yang tendii dari 35 orang unt rmendiskusikan tentang Saat fidik dimit ik membentuk kelompok diskusi yan eal Peseta ik tas, mol Ye See gn cn @ hingga 0 eae dalam selangwaktu 5 ‘gekon dengan proses Per Hitu, 04 April 2020 ‘Guru Mata Pelajaran, Mengetahui, Kepala SMP Negeri 3 Leihite sITI RAHA NUNLEHU RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN, (RPP) Satuan Pendidikan: SMP Negeri 3 Leihitu Xela /Semeter Vil / Comp ema Getaran, gelombang dan bt Seb tema 1 Gates olembeng dan ay Sabena |: Geran eoiban dana combang un A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1, Peserta didik melalui model pembelajaran berbasis masa idekatan saintifik dapat menganalisis if is > kara ata din ont pin lng uy oe — ane . Peseta dik melalui model pembelaj i inti rmenganalisi si feosheng tanpl gooey Pembel nes ens da da pan mii dpe jenganalisis penerapan sifat B. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1, Pendahuluan CS mai ‘membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan mengecek kehadiran siswa dan kesispan belajar b. Guru memberikan motivasi untuk tetap semangat dan disiplin dalam belajar ©. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menghubungkan materi yang sudah dipetajari dengan tujuan pembelajaran yang akan dicaps. 2. Kegiatan Inti Fase I : Identififying problem * Peserta dik mengamati demontrasi memainkan alat musik gitar akustik yang dilakukan oleh temannya Fase 2 : Identifying learning issues + Peserta didik diberikan permasalahan yang harus dipecahkan berdasarkan demontrasi Fase3 : Setting goal & making plan 1 eserta didik membuat hipotesa dalam menyelesatkan permasalahan yang diberikan Fase 4: Learning knowledge FPeceria didik melakukan praktek sederhana dan mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik yang diberikan oleh * Guru secara berkelompok 1 Peserta dik melakukan Kajan literasi di Perpustakaan ceene idik menyajikan hasil Kerja kelompok dengan cara memasang poster di stand kelompok masing- smasing Fase 5: Applying knowledge vee Bix dengan bimbingan guru menerapkan Konsep yang telah didapatkan untuk memecahkan dengan konsep yang sama. Fase 6 : Assessing and Reflecting + Peserta didik mengerjakan tes formatif ‘Peserta didik merefleksikan pembelajaran ‘melakukan penilaian diri. ‘yang telah ilaksanakan, dan dengan bimbingan guru untuk 3. Kegiatan Penutup - sth dtcastan pecertadidik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksan ; a reser tsp pambeljran dengan memberkan rotivsi, penghargan kepada pera dik dan (gas terstuktur untuk pertemuan yang akan datang. C. PENILAIAN PEMBELAJARAN nik Penilaian = : Onsen Tests Kine Bentuk Instrumen : Bentuk Instramen : Bentuk instrumen : Jembar observasi terdiri dari aspek tes pilinan ganda Penilaian dalam penggunaanalat dan kejujuran, sopan santun, pereaya dit rmempresentasikan basil kerja tanggung jawab, menghargai dan kerjasama kelompok serta membuat laporan Hitu, 04 April 2020 Mengetahui, (Guru Mata Pelajaran, Kepala SMP Negeri 3 Leihitu SIT RAHA NUNLEHU RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) Satuan Pendidikan: SMP Negeri 3 Lethitu Kelas /Semester VIL/ Ganji Tema ‘Objek IPA dan Pengamatannys ‘Alokast waktu £2140 menit (Pertemuan |) ‘Kompetensi Dasar 3.1. Menerapkan konsep pengukuran betbagai besaran | 4.1, Menyajtkan data hasil pengukuran dengan alat ukur yang dengan menggumakan satuan stand (baku) sesuai pada diel sendiri, makhluk hidup Iain, dan bends- benda di sckitar dengan menggunakan satuan tak baku dan saluan baku * Objek IPA don Pengamatannya ‘Tujuan Pembelajaran Melalui Modet PZ peserta dik diarapkan mampu: 1. Menjelaskan 3 keterampilan proses penyelidikan IPA 2, Menjelaskan kegunaan mempelajari PA 3. Menganatisis objek yang dipelajai dalara IPA. ra mengucapkan salam, berdoa dan mengabsen kehadiran peserta didik Pembelajaran: | * Kombinasi + Guru memberikan motivasibelajar dan mengingatkan cara pencegahan covid 19 (uring dan * Guru membagikan modal dan LKPD kepada setap pest dik daring) Gur menyamypaikan tujuan pembelajaran dan. materi yang akan diberikan Media * Guru memberikan apersspsi dengan mengaitkan pengetahuan pesertadidik tentang alat pembelajaran: | _ indea dengan materi objek ipa dan pengamatannys, * Modul Kegiatan inti oLKPD = Guru menjelaskan secara umum tentang materi Penyelidikan IPA; Metode llmiah, ‘Sumber belajar: Buku siswa IPA. kelas VII, Modul, Internet, dan Sumber lain yang, relevan hegunaan dan objek yang dipelajari dalam IPA. = Guru memberikan Kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapat tentang. materi yang sedang dipel erta didik diberikan permasalahan tentang objek IPA. yang tertuang dalam LKPD crta didik diminta mengumpulkan informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah . Guru memberikan motivast untuk tetap semangat dan disipln dalam belajar | | Gur menyampaikan tujuan pembelajaran dan menghubungkan materi yang sudah dipelajri dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. ffik dapat _menganalisis 2. Kegiatan Inti Fase I : Identififying problem ik mengamati demon! Fase2 : Identifiying learning issues «= Peserta didik diberikan permasalahan yang harus dipecahkan berdasarkan demontrasi Fase 3 : Setting goal & making plan ik membuat hipotesa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan Fase 4 : Learning knowledge + Peserta didik melakukan praktek sederhana dan mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik yang diberikan oleh * Guru secara berkelompok * Peserta didik melakukan kajian literasi di Perpustakaan = Peserta didik-menyajikan hasil kerja kelompok dengan cara memasang poster di stand kelompok masing- masing Fase 5 : Applying knowledge Peseta didik dengan bimbingan guru menerapkan Konsep yang telah didapatkan untuk memecahkan permasalahan Guru memberikan kesempatan menerapkan pengetahuan yang didapatkan pada permasalahan yang tain dengan konsep yang sama. Fase 6 : Assessing and Reflecting * Peserta didike mengerjakan tes formatif’ ‘= Peserta didik merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan dengan bimbingan guru untuk ‘melakukan penilaian dir. 3. Kegiatan Penutup fa, Peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan . Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi, penghargaan kepada peserta didik dan tugas terstuktur untuk pertemuan yang akan datang. (. PENILAIAN PEMBELAJARAN Slap. ‘Pengetahwan _Keterampilan, “Teknik Penilaian : Teknik Penilaian : Penilaian : Observasi Tes tertulis Bentuk Instrumen = Bentuk Instrumen : Bentuk instrumen : lembar observasi terdiri dari aspek tes pilihan ganda Penilsian dalam penggunaan alt dan kejujuran, sopan santun, percaya dir, mempresentasikan hasil ker tanggung jawab, menghargai_dan kerjasama kelompok serta membuat laporan Hitu, 04 Maret 2021 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran, Kepala SMP Negeri 3 Leihitt DEWI SARTIKA TAKIAPELU, S.Pd SITI RAHA NUNLEHU NIP. 19810108 200801 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) b Satuan Pendidikan: SMP Negeri 3 Leihitu i Kelas / Semester ‘VIL/ Ganji Tema Objek IPA dan Pengamatannya Alokasi waktu :2.x40 menit (Pertemuan 1) Kompetensi Dasar 3.1. Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran dengan menggunakan satuan standar (baku) sesuai pada diri sendiri, makbluk hidup lain, dan benda- bbenda di sekitar dengan menggunakan satuan tak baku dan satuan baku Mater * Objek IPA dan Pengamatannya Tujuan Pembelajaran Melalui Model PBL peserta didik diharapkan mampu: 1. Menjelaskan 3 keterampitan proses penyelidikan IPA. 2. Menijelaskan kegunaan mempelajari IPA 3. Menganalisis objek yang dipelajari dalam IPA Langkah-tangkah Pembelajaran ‘Guru mengucapkan salam, berdoa dan mengabsen kehadiran peserta dil + Guru memberikan motivasi beljar dan mengingatkan cara pencegahan covid 19 (uring dan * Guru membagikan modul dan LKPD kepada setiap peserta didik daring) + Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang,akan diberikan Media * Guru memberikan apersepsi dengan mengsitkan pengetahuan peserta dik tentang alat pembelajaran; | _indra dengan materi objek ipa dan pengamatannya. * Modul Kegiatan inti: LKPD * Guru menjelaskan secara umum tentang materi Renyelidikan IPA; Metode ilmiah, ‘Sumber belajar: | kegunaan dan objek yang dipelajari dalam IPA. Buku siswa PA | * Guru memberikan Kesempatan kepada peserta didi elas VII, Modul, | | teri yang sedang dipelajari ‘untuk menyampaikan pendapat tentang Internet, don * Peserta didik diberikan permasalahan tentang objek IPA yang tertuang dalam LKPD Sumber lain yang | * Peserta didik diminta mengumpulkan informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah relevan

You might also like