You are on page 1of 66
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) KOJA - JAKARTA UTARA DISUSUN OLEH NAMA : FIFI NUR INDAHSARI NIM : 2016430062 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA JUNI, 2020 Dipindai dengan CamScanner ABSTRAK PT Pertamina Lubricant merupakan anak perusahan PT Pertamina (Persero), yang didirikan pada 23 September 2013 dan menerima (spin-off) Unit Bisnis Pelumas PT Pertamina (Persero) pada 30 Okober 2013. PT Pertamina Lubricants didirikan sebagai pelaksanaan amanat Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 ‘Tentang Minyak dan Gas. Pendirian perusahaan bertujuan untuk meningkatkan kekuatan bisnis Perseroan di bidang usaha pelumas pada masa mendatang, melalui cakupan bisnis di dalam dan Iuar negeri. Pabrik PT Pertamina Lubricants Unit Jakarta merupakan pabrik dengan luas + 7 hektare yang berdiri sejak 10 Desember 1957 yang beralamat di Jalan Jampea No.1, Kecamatan Koja Tanjung Pruk, Kota Jakartau Utara, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 14220. Kegiatan produksi Simulai dari pemprosesan bahan baku, yang terdiri atas base oil yang berasal dari PT Pertamina (Persero) serta bahan additive yang berasal dari PT Pertamina Persero dan produksi PT Pertamina Lubricants. Kemudian bahan baku tersebut diolah menjadi pelumas dan grease. Kapasitas produksi pada LOBP (Lube Oil Blending Plant) pada Pertamina Lubricants Jakarta yang memproduksi pelumas, grease. specialies product, dan base vil sebanyak 270,000 KL/ahun karena didukung dengan penggunaan teknologi blending yang modern. Sampai dengan akhir tahun 2015 total kapasitas produksi Pertamina Lubricants Jakarta pada unit LOBP sebanyak 270.000 KL/tahun, unit grease plant sebanyak 8.000 MT/tahun dan unit Viscos: Modifier (VM) plant sebanyak 23.000 KL/tahun. PT Pertamit Lubricants Production Jakarta dipimpin oleh manager Production Unit yang dibawahi langsung dari Vice President Production. Manager Production membawahi tiga divisi yaitu divisi technical, logistic, dan LOBP. PT Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta memiliki 5 pabrik yang beroperasi, diantaranya yaitu LOBP (Lube Oil Blending Plant)\, LOBP (Lube Oil Blending lant )2, New Plant, Grease Plant, dan VM (Viscosity Modifier) Plant. Permasalahan-permasalahan yang kerap terjadi pada proses produksi menjadikan ‘tantangan dan harus dicari solusinya agar dapat diperbaiki demi proses produksi yang baik dan sesuai perencanaan. Dipindai dengan CamScanner KATA PENGANTAR Assalamu'alaikun Wr.Wb Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah rahmat, anugerah dan limpahan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek di PT Pertamina Lubricants Jakarta dan menyelesaikan penyusunan Laporan Kerja Praktek ini. Laporan Keja Praktek PT Pertamina Lubricants Jakarta ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata 1 Teknik Kimia di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Penyusunan laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan banyak pihak, Oleh karena itu dengan setulus hati, Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. v Ibu Nurul Hidayati Fithriyah, ST, MSc, PhD selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta Ibu Ummul Habibah, ST, MEng selaku Koordinator Kerja Praktek Universitas Muhammadiyah Jakarta. Ibu Dr. Ir, Ratri Ariatmi Nugrahan, MT selaku Dosen Pembibing . Bapak Tantra, ST selaku Supervisor Grease Plant dan Pembimbing di PT Pertamina Lubricants Jakarta, Segenap karyawan PT Pertamina Lubricants Jakarta yang sudah membantu terlaksananya Kerja Praktek ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, Oleh arena itu, Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang, Wassalammualaikum Wr.Wb. Jakarta, Juni 2020 Penulis, Dipindai dengan CamScanner DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR.... DAFTAR GAMBAR...... DAFTAR TABEL, BAB I PENDAHULUAN Ll. Latar Belakan; 1.2. Maksud dan Tujuan Pendirian Perusahaan... 1.3. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .. 1.4, Kapasitas Produksi . 15. Lokasi Pabrik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.... 2.1, Pelumas........ 2.2. Bahan Baku dan Bahan Pendukung Utama... 2.3. Proses Produksi Pelumas. BAB II TINJAUAN PABRIK .. 3.1. Deskripsi Proses.. 3.2. Penanganan Bahan Proses.. 3.3. Spesifikasi Peralatan Proses 34. Utilitas Pabrik..... 3.5. Sistem Pengendalian Mutu 3.6. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3.7. Tata Letak Pabrik ... 3.8. Pengelolaan Limbah Pabrik. BAB IV MANAJEMEN PABRIK. 4.1, Visi dan Misi Perusahaan 4.2, Organisasi Perusahaan... 43. Sistem Kerja... 4.4, Pengembangan SDM...... 4.5, Jaminan Sosial dan Kesejahteraan.. 4.6. Ekonomi Perusahaan BAB V TUGAS KHUSUS.... Dipindai dengan CamScanner 3.1. Latar Belakang, 5.2. Landasan Teori 5.3. Metodologi 5.4. Hasil dan Pembahasan.... 3.3. Kesimpulan dan Saran..... BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .. . ‘ 6.1. Kesimpulan..... ° 6.2. Saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Dipindai dengan CamScanner DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Logo PT. Pertamina (Persero)... Gambar 2. Logo PT. Pertamina Lubricants . Gambar 3. Flowchart Proses Produksi.. Bew Gambar 4. Lube Oil Blending Plant PT Pertamina Lubricants. Gambar 5. Diagram Proses Blending pada LOBP | PT. Pertamina Lubricants Gambar 6. Diagram Proses Filling pada LOBP 1 PT. Pertamina Lubricants. Gambar 7. Arus Proses Filling untuk Produk Lubricants pada PT. Pertamina Lubricants. BB Gambar 8. Proses Blending pada Mesin Auto-Batch Blending. Gambar 9. Proses Blending pada Mesin In-Line Blending Gambar 10. Proses Blending pada Mesin Simultaneuos Metering Blending... Gambar 11. Diagram Blok Distribusi Air PT. Pertamina Lubricants sone 25 Gambar 12. Diagram Blok Distribusi Udara Tekan PT. Pertamina Lubricants.... 26 Gambar 13. Tata Letak Pabrik PT. Pertamina Lubricants Gambar 14. Struktur Organisasi Ring Pertama dan Ring Kedua. Gambar 15. Struktur Organisasi Sales and Marketing (Sumber : Organisasi baru PT. Pertamina Lubricants, 2016) Gambar 16. Struktur Organisasi Finance and Bussiness Support (Sumber : Organisasi baru PT. Pertamina Lubricants, 2016) Gambar 17, Struktur Organisasi Operation (Sumber : Organisasi baru PT. Pertamina Lubricants, 2016)... Gambar 18. Struktur Organisasi PT Pertamina Lubricants Unit Jakarta. Gambar 19. Contoh Kerangka Pipa Beserta Keterangannya .. Dipindai dengan CamScanner DARTAR TABEL ‘Tabel L, Produk LOBP 2. dan Kegunaan,. Tabel 2, Jam Kerja Pogawai PT, Pertamina Lubricants PU... ‘Tabel 3, Data yang Tersedia dari Manual Book dan Hasil Pengamatar Tabel 4, Data Perpipan,.. iia ae i tee vi Dipindai dengan CamScanner BABI PENDAHULUAN 1.1, Latar Belakang Kebutuhan pelumas di Indonesia saat ini terus meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi kendaraan bermotor seria mesin-mesin industri. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah pelumas mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam (intemal combustion). Pelumas mesin atau yang lebih dikenal sebagai oli mesin banyak ragam dan macamnya bergatung peda jenis penggunaan mesin itu sendiri. Keadaan optimum pelumasan logam dapat dicapai jika permukaan logam yang bersentuhan dilapisi secara sempuma oleh minyak pelumas. (Rini Siskayanti, 2017) Berdasarkan data konsumsi konsumen pelumas di Indonesia rate-rata mencapai 1,8 juta kiloliter setiap tahunnya. Sedangkan produksi dalam negeri hanya 850.000 kiloliter per tahun. Sehingga, kekurangan yang dirasa ditutup dengan mengimpor pelumas dari luar negeri. Walau begitu, tidak sedikit pula pelumas produksi Indonesia yang diekspor ke luar negeri. Data Kementerian menunjukkan sepanjang tahun 2014 nilai ekspor pelumas mencapai USS 86,5 juta, sedangkan nilai impor mencapai USS 354,7 juta. Perbandingan hingga 1 4 ini mengakibatkan ketidakseimbangan nilai yang berdampak peda penghasilan negara ini, (otoniaga.com, 2017) Untuk memenuhi jumlah permintaan produk pelumas yang tinggi, maka PT. Pertamina (Persero) Unit Produksi Pelumas Jakarta sebagai salah satu industri yang memproduksi berbagai macam pelumas mendirikan PT. Pertamina Lubricants sebagai salah satu solusi untuk memproduksi pelumas bagi konsumen pelumas di Indonesia. Guna mendapatkan minyak pelumas yang sempura, produksi pelumas di PT. Pertamina Lubricants memadupadankan teknologi modem dengan proses yang menggunakan cabang ilmu teknik kimia dalam hal pemisahan bahan maupun pengolahan lanjutan. Dipindai dengan CamScanner 1.2, Maksud dan Tujuan Pendirian Perusahaan Tujuan pendirian perusahaan adalah meningkatkan kekuatan bisnis perseroan di bidang usaha pelumas pada masa mendatang, melalui cakupan bisnis di dalam dan luar negeri. Cakupan bisnis perusahaan meliputi dalam dan luar is bertekad pada masa-masa mendatang dapat dan mencapai posisi sebagai Top 20 negeri, PT Pertamina Lubricant menjadi perusahaan pelumas Kelas dunia, World Lubricants Company. 1.3. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 1.3.1. Sejarah PT. Pertamina (Persero) Pertamina adalah Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional yang dimiliki pemerintah Indoensia yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dan berubah nama menjadi PT. Perusahaan Minyak Nasional yang disingkat PT. Permina. Pada tahun 1960 berganti nama menjadi Perusahaan Negara Permina (PN Permina), Kemudian pads tanggal 20 Agustus 1968, PN Permina bergabung dengan PN Pertamin menjadi PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina). Berdasarkan PP No. 31 Tahun 2003 tanggal 18 Juni 2003, Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara berubah nama menjadi PT. Pertamina (Persero) yang melakukan kegiatan usaha migas pada Sektor Hulu hingga Sektor Hilir. Pada 10 Desember 2005, Pertamina mengubah lambang kuda laut menjadi anak panah dengan wama dasar hijau, biru, dan merah yang merefleksikan unsur dinamis dan kepedulian lingkungan, Pada 20 Juli 2006, PT Pertamina (Persero) melakukan transformasi fundamental dan usaha Perusahaan. PT Pertamina (Persero) mengubah visi Perusahaan yaitu, “Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia’” pada 10 Desember 2007. Kemudian tahun 2011, Pertamina menyempumakan visinya, yaitu “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia!” Melalui RUPSLB tanggal 19 Juli 2012, Pertamina menambah modi! ditempatkan/disetor serta memperluas kegiatan usaha Perusahaan. Dipindai dengan CamScanner 1.3.2, Logo PT. Pertamina (Persero) AN OG PERTAMINA Gambar 1, Logo PT. Pertamina (Persero) (Sumber : www.pertamina.com) Makna dari logo Pertamina (Persero) adalah : 1, Wara biru memiliki arti handal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab. 2. Warna hijau memiliki arti sumber daya energi yang berwawasan Jingkungan, 3. Warna merah memiliki arti keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan. Simbol grafis memiliki arti 1. Bentuk anak panah menggambarkan aspirasi organisai Pertamina untuk senantiasa bergerak ke depan, maju, dan progresif. Simbol ini juga mengisyaratkan huruf “P” yakni huruf pertama dari Pertamina. 2. Tiga elemen berwarna melambangkan pulau-pulau dengan bebagai skala yang merupakan bentuk negara Indonesia, 1.3.3. Sejarah PT. Pertamina Lubricants Pada tanggal 23 September 2013 didirikan PT. Pertamina Lubricants yang merupakan anak perusahaan PT, Pertamina (Persero) dan menerima pemisahan (spin-off) Unit Bisnis Pelumas PT. Pertamina (Persero) pada 30 Oktober 2013. Pada November 2013, PT Pertamina Lubricants menjadi menjadi anak perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dari PT. Pertamina (Persero). PT Pertamina Lubricants didirikan sebagai pelaksanaan amanat Undang-Undang No, 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas. Tujuan pendirian perusahaan adalah meningkatkan kekuatan Dipindai dengan CamScanner bisnis perseroan di bidang usaha pelumas pada mass mendatang, melalyj ceakupan bisnis di dalam dan Iuar neger 1.3.4. Logo PT. Pertamina Lubricants a A PERTAMINA LUBRICANTS Gambar 2. Logo PT. Pertamina Lubricants (Sumber : www pertaminalubricants.com) usahaan PT, Pertamina Lubricants tidak terlepas dari logo Logo pe Lubricants dalam logonya PT. Pertamina. Pada PT. Pertamina mengkombinasikan logo PT. Pertamina (Persero) dengan menambahkan identitas Pertamina Lubricants. 1.4. Kapasitas Produksi Pada tahun 2016, dilakukan upgrading teknologi pabrik pelumas, khususnya di PUJ. Untuk produksi pelumas terdapat peningkatan jumlah produksi, yakni sebelumnya menghasilkan 250,000 kL/tahun, namun setelah dilakukan upgrading naik 20.000 kL/tahun menjadi 270,000 kL/tahun, Lokasi Pabrik PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta (PUJ) merupakan salah satu produksi pelumas dibawah unit bisnis pelumas kantor pusat PT. Pertamina (Persero), yang memproduksi minyak pelumas dan gemuk pelumas. Production Unit Jakarta berdiri di area seluas + 7 hektare yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1957 dengan alamat JI. Jampea No.1, Kecamatan Koja, Tanjung Priuk, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14220, (insert photo from file) Batasan wilayah Production Unit Jakarta (PU3) yakni : Utara :JL Jampea (berbatasan langsung dengan pabrik) Selatan: Kali Sunter, Penduduk (#71 m dari pagar terluar) Dipindai dengan CamScanner Barat * Pertaming BBM, Instalasi Tanjung Priuk Timur: Kali Sunter, Penduduk (+ 56 m dari pagar terluar) Dipindai dengan CamScanner BABII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelumas Pelumas merupakan suatu campuran zat kimia hasil distilasi dari minyak bumi yang diberikan antara dua komponen yang bergerak mengurangi gaya gesek. Pelumas adalah minyak lumas dan gemuk lumas yang berasal dari minyak bumi, bahan sintetik, pelumas bekas dan bahan Jainnya yang tujuan utamanya untuk pelumasan mesin dan peralatan lainnya (Kepres RI No.21 Th. 2001). Pelumas mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan, Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan Sistem pelumasan ini memiliki beberapa fungsi dan tujuan, antara lain: a, Mengurangi gesekan serta mencegah keausan dan panas, dengan cara yaitu oli membentuk suatu lapisan tipis (oil film) untuk mencegah kontak Jangsung permukaan logam dengan logam. Sebagai media pendingin, yaitu dengan menyerap panas dari bagianbagian s yang mendapat pelumasan dan kemudian membawa serta memindahkannya pada sistem pendingin. ¢. Sebagai bahan pembersih, yaitu dengan mengeluarkan kotoran pada bagian-bagian mesin. d. Mencegah karat pada bagian-bagian mesin. €. Mencegah terjadinya kebocoran gas hasil pembakaran, f. Sebagai perantara oksidasi Terdapat berbagai macam jenis pelumas yang di produksi oleh PT. Pertamina Lubricants Jakarta. Karena pelumas mempunyai fungsi yang sangat penting maka harus mempunyai syarat-syarat yaitu : (a) harus mempunai viskositas yang tepat; (b) viskositas harus relative stabil tanpa terpengaruh adanya perubahan dalam temperature; (c) pelumas harus sesuai dengan penggunaan metal; (d) tidak merusak atau anti karat tethadap komponen; serta (e) tidak Dipindai dengan CamScanner menimby enimbulkan busa. Oleh Karena itu pembuatan pelumas harus sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan konsumen, ‘Ada was / Pula berbagai jenis pelumas yang ada saat ini masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari a) Pelumas Minyak Bumi Plumas minyak bumi sebagian besar merupakan produk hidrokarbon yang dickstraksi dari cairan itu terjadi secara alami di dalam bumi, Mereka digunakan secara luas sebagai pelumas karena mereka memiliki kombinasi dari sifat yang diinginkan, yakni (a) ketersediaan viskositas yang sesuai; (b) volatilitas rendah; (c) inertness (resistensi terhadap kemerosotan pelumas), (d) perlindungan korosi (ketahanan terhadap kemerosotan permukaan geser); dan (e) biaya rendah. b) Pelumas Sintetis Secara umum dikategorikan sebagai minyak, bahan cair netral tidak selalu berasal langsung dari minyak bumi namun memiliki beberapa sifat seperti pelumas minyak bumi. ) Grease atau Gemuk Pelumas Bentuk lain dari pelumas berminyak yakni grease. Grease atau gemuk pelumas merupakan zat padat atau semipadat yang terdiri dari_minyak pelumas yang mengandung bahan pemadat atau zat pengental., Zat pengental yang sering digunakan yakni sabun dari alumunium, barium, kalsium, litium, sodium, dan stronsium. Grease putih terbuat dari lemak babi yang tidak termakan dan memiliki kandungan yang rendah akan asam jenuh. Gi Kuning terbuat dari bagian pekat dari babi dan termasuk bagian untuk pembuatan grease putih. Grease coklat mengandung daging dan lemak kambing seperti lemak babi. 4) Pelumas Padat Pengertian dari pelumas padat yakni bahan berbentuk serbuk atu film tipis yang memberikan pesindungan dari kerusakan selama pergerakan relatif dan untuk mengurangi gesekan dan Keausan, Istlah tain yang biasa digunakan untuk pelumas padat meliputi pelumas ering, pelumas film-Kering, dan pelumas film-padat. Meskipun istilah ini menyiatkan pelumas padat tradi Dipindai dengan CamScanner pada kondisi kering, cairan sering digunakan sebagai media atau sebagai pelumas dengan additives padat. (PT. Pertamina Lubricants, 2016) 2.2. Bahan Baku dan Bahan Pendukung Utama Bahan baku utama pembuatan pelumas yakni base oil dan additive. Base oil merupakan komponen utama produk pelumas yang dihasilkan dari refinery. Sedangkan zat additive merupakan suatu substansi yang ditambahkan dalam jumlah yang relatif sedikit guna menambah sifat-sifat yang diinginkan. Pada umumnya base oi! yang digunakan sebanyak 80-99%. Sedangkan zat additive sebanyak 1-20% disesuaikan dengan jenis pelumas yang ingin diproduksi 2.2.1. Bahan Baku Base Oil Base oil merupakan komponen utama produk pelumas yang dihasilkan dari refinery. Klasifikasi lube base oil didasarkan pada bahan baku, sifat atau karakteristiknya dan ada juga yang didasarkan pada proses pembuatannya. a) Jenis lube base oil berdasarkan bahan bakunya, yakni Synthetic Lube Oil merupakan Iube base yang bernilai dan berkualitas tinggi dan mempunyai sifat ketahanan pada temperatur tinggi dan juga memiliki kestabilan yang tinggi terhadap oksidasi, serta Mineral Lube Oil yang merupakan lube base yang berasal dari minyak bumi atau batu bara yang dapat berupa hidrokarbon jenis parafin, naften, dan aromat. Mineral lube base oil terditi atas 20-40 unsur Karbon, sulfur, dan nitrogen. b) Jenis /ube base oil berdasarkan metode produksi yakni Neutral (diberi tanda: N) dimana bahan baku dari neutral [ube base oil dihasilkan dari produk bagian atas kolom vacuum seperti LVGO dan HVGO. Lube base oil yang dibuat dari atmospheric residue bersifat asam tetapi lube yang dibuat dari produk atas kolom vacuum unit bersifat netral, Selain neutral ada pula jelnis Bright Stock (diberi tanda : BS) dimana bahan baku. “bright stock” dihasilkan dati bottom product vacuum unit seperti HCGO atau short residue (SR). Bahan baku ini berwama Dipindai dengan CamScanner 2.2.2, Belap, tetupi di Kilang 1.80 bahan baku ini dirubah menjadi lube base Oil yang berwarna eeralvterang (bright. e Jenis lube base oil berdasarkan sifat viskositas yaitu berdasarkan SUS (Saybolt Universal Seconds) viscosity. Neulral lube base ofl dapat dlikelompokkan berdusarkan SUS viscosity-nya yang diukur pada 100°, Misalnya 150N, yang berarati nilai SUS viscosity-nya Audalah sekitar 150 pada 100°F dan bahan bakunya berasal dari produk Mus (lop) kolom unit distilasi vacuum, Sedangkan Bright Stock Base Oil dapat dikelompokkan berdasarkan SUS viscositynya yang diukur pada 210°, Misalnya 1508S, yang berarati nilai SUS Viscositynya adalah sekitar 150 pada 210°F dan bahan bakunya berasal dari produk bottom kolom unit distilasi vacuum. PT, Pertami Lubricants dalam produksinya menggunakan berbagai Jenis base oi sesuai dengan spesifikasi yang butuhkan, antara Iain yakni Base Oil Group |, Base Oil Group MI, dan Base Oil Group Mi, dengan penjelasan sebagai berikut Base Oil Group 1 yang berasal dari kilangan Cilacap yakni HVI 60, HVI95, HVI 1605, dan HV1 650, Base Oil Group MI yang merupakan produk impor dari Iuar negeri diantaranya SN 150, SN 250, dan BS 150. Base Oil Group IIL yang berasal dari Dumai yaitu Dubase 4, Dubase 6, dan Yubase Plus serta produk impor dari Korea dan Belgia dimana produknya yakni Yubase 8. (PT. Pertamina Lubricants, 2016) Bahan Pendukung Pelumas Bahan pendukung pembuatan pelumas dapat berupa hydroxystearic acid, lithium hydroxide, dan zat aditif. Bahan-bahan ini memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan sifatnya. Hydroxystearic acid yang digunakan adalah salah satu fay acid dan mempunyai formula 12 Iydroxystearic acid atau umumnya dikenal sebagai 12-HSA, yang berbentuk padat pada suhu ruang dan berwama putih. 12-HSA akan larut ketika dipanaskan pada suhu 52 ~ 79 °C pada tekanan atmosfir. Kegunaan Dipindai dengan CamScanner 12-18 pada peneampuran ini sebagai zat-pengen'a, Pada pembuaan gemuk pelumas, bahan wlama pembuat sabun yakni menggunakan litum hidroksida Litium hidroksida yang, digunakan berbentuk Kristal putin, Zat aditif dapat didefinisikan sebagai a ad dapat memperbaiki atau menguatkan spesifikasi atau karateristik minyak lumas dasar oil, Aditif untuk minyak pelumas modem ditentukan berdasarkan risetilmiah selama bertahun-tahun, dirumuskan untuk“ memenuhj kebutuhan yang ekstrem dari mesin-mesin modern yang mana untuk melayani unjuk kerja mesin dalam kondisi berat, suhu operasi yang luas dan kecepatan luncur pada bantalan roda gigi yang lebih tinggi. Beberapa aditif bersifat multiguna dapat memperbaiki beberapa karakteristik minyak dasar, sementara beberapa aditif lainnya berfungsi sebagai pelengkap, Beberapa aditif utama dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) Anti Foam (sylicons, poliacrilate), berfungsi untuk meminimalkan busa (gelembung udara) yang dapat menghambat kinerja pelumasan mesin. b Anti Oxidant (zine dithiophosphate, alkyl sulfides, aromatic sulfides, aromatic amines, dan hindered phenols), berfungsi menghentikan atau memperlambat reaksi kimia antara molekul hidrocarbon dalam pelumas dan oksigen dari udara. Oksidasi merupakan mekanisme uutama yang bertanggung jawab pada kerusakan pelumas, berupa pembentukan endapan, sludge, soot and corrosive wear dan lain sebagainya. mengakibatkan mengentalnya oli secara berlebihan yang dapat mengakibatkan tertimbunnya oli yang mengental (sludge). c Anti Wear (Zine diackyl dithio Phosphates, Sulfur- Phosphorous Compounds, Clorurated Paraffins, Organic sulphur compounds), berfungsi mencegah panas yang berlebihan pada oli yang ditimbulkan dari gesckan antar metal pada mesin, schingga oli tetap_berfungsi sebagai pembawa dan penyebar panas mesin @ Anti Corosion (dodecyl suecinic acid, Phosphoric esters, amines, imidazolines, sulfur derivatives), berfungsi untuk mencegah korosi Dipindai dengan CamScanner Alin Karat akibat rowkail avn dan oksidas! uddra dengan cara melapisi Wetal Moxkipan mexin dalam kendaan tidak bekerja. ©) Detwrpent (phenolates, sulphonated dan phosphonates dari elemen alkali dan alkalistanah, seperti kalvium (Ca), magnesium (Mg), wodium (Na) att barium (Bn), berfungsi sebagai pembersih dan penottalivir zaezat yang berbahaya, membentuk Japisan pelindung Dad permukwan logan, menceyah endapan, mengurangi timbulnya deposit, mongendalikan korosi gerta membersihkan karbon sisa pembakaran agar karbon tidak mencmpel di komponen mesin. 1) Disporsant (suksinimida poliisobutilena), berfungsi sebagai pelindung agar jolyga (soot) tidak menpyumpal, dan mengendalikan peningkatan viskositas, menctralisir sisn pembakaran yang dapat mengakibatkan mengentalnya plumas secara berlebihan PP, Pertamina Lubricants menggunakan additive impor dan juga local untuk menambabkan sifatsifit yang. diinginkan, akan tetapi pada umumnya PL. Pertamina Lubricants lebih banyak menggunakan zat addditive impor 2.3, Proses Produksi Pelumas PY, Pertamina Lubricants memiliki alur produksi tersendiri yang terdiri dari acceptance (penerimaan bahan baku) yang akan dilakukan pemeriksaan di Laboratorium untuk mengetahui apakah kualitas bahan baku tersebut sesuai dengan yang dibutubkan/tidak. Storage (penyimpanan bahan baku) setelah dari proses penerimaan dan penimbunan apabila kualitas dinyatakan sesuai atau baik oleh laboratorium maka bahan baku akan disimpan di base oi! tank ataupun additive tank. Kennudian pada proses blending (pencampuran bahan baku), filling (pengemasan produk), distribution (gudang Nusantara), dan costumer (pembeli). Untuk material kemasan disuplai olch vendor dan dilakukan pengecekan kualitas melalui Quatity Inspector. Berikut ini ditampilkan flowchart proses produksi di PT. Pertamina Lubricants 11 Dipindai dengan CamScanner sis il PRODUCTION PROCESS FLOWGHART Material Asatso Hoktng Tank Aostive dam Dun 9 Nusantava Gambar 3. Flowchart Proses Produksi (Sumber : PT, Pertamina Lubricants) in bahan baku, terdiri atas base Kegiatan produksi dimulai dari pemros oil dan bahan aditif yang berasal dari dari PT Pertamina (Persero) dan produksi PT Pertamina Lubricants, Bahan baku tersebut selanjutnya diolah menjadi pelumas, grease, dan specialties product. Proses pengolahan berlangsung di tiga production unit domestic dan satu production unit Luar negeri, yakni : 1, Production Unit Jakarta (PUJ) 2. Production Unit Cilacap (PUC) 3. Production Unit Gresik (PUG) 4. Pertamina Lubricants Thailand Dipindai dengan CamScanner Secara garis besar proses produksi pada PT. Pertamina Lubricants menggunakan flowchart yang sama yakni bahan baku dan bahan pendukung utama yang digunakan, namun ada sedikit keistimewaan dari produk grease atau gemuk pelumas. Proses pengolahan gemuk pelumas ini tidak sekedar blending, namun dilakukan reaksi penyabunan yang mengaplikasikan proses kimia, yakni pencampuran base oil dengan lithium sebagai zat pengental. Setelah proses blending ditambahkan zat aditif sebagai pelengkap produk gemuk pelumas tersebut. Proses blending di cek secara berkala untuk memastikan apakah gemuk pelumas maupun pelumas cair sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Dipindai dengan CamScanner BAB IIL TINJAUAN PABRIK 3.1. Deskripsi Proses Unit Jakarta, terdapat 5 plant yang Pada PT. Pertamina Lubricants Production pelumas diantaranya adalah LOBp beroperasi sesuai dengan pembuatan produk (Lube Oil Blending Plant) 1, LOBP (Lube Oil Blending Plant) 2, New Plant, VM (Viscosity Modifier) Plant dan Grease Plant. 3.1.1. LOBP (Lube Oil Blending Plant) 1 LOBP | mulai beroperasi pada tahun 1957. LOBP 1 memproduksi oli atau pelumas dalam bentuk curah dan kemasan /ithos. Untuk prosesnya sendiri, terdapat tujuh blending yang digunakan untuk mencampurkan base oil dan aditif dengan kapasitas 10 liter, 12 liter, dan 24 liter yang dimana blending tersebut memakan waktu kurang lebih 2 jam. Scheduling LOBP | dibagi menjadi 2 shift, masing-masing shift berjalan selama & jam. Untuk pengisian atau proses filling pelumas dari tangki ke dalam lithos digunakan dua jenis mesin filling, yaitu mesin Alwid untuk Pengisian Jithos ukuran 0,8 liter dan 1 liter serta mesin In-Line untuk Pengisian Jithos ukuran 4 liter, 5 liter, dan 10 liter. Berikut merupakan proses blending pada LOBP 1 ‘Gambar 5. Diz it mbar iagram Proses Blending Pada LOBP 1 PT, Pertamina Lubricants (Sumber: PT. Pertamina Lubricants) 14 Dipindai dengan CamScanner jan dan Setelah proses blending selesai, dilakukan filling atau pengisi ; di storage tank akan terbagi ‘hos, Berikut pengemasan produk. Pelumas yang telah jadi menjadi 2 aliran, yaitw aliran untuk curah dan aliran untuk tit merupakan alur filling : oe ms Injection Seal Dispatch Gambar 6. Diagram Proses Filling pada LOBP 1 PT. Pertamina Lubricants = (Sumber : PT. Pertamina Lubricants) 3.1.2. LOBP (Lube Oil Blending Plant) 2 LOBP 2 mulai beroperasi pada tahun 1965. Pada unit produksi LOBP 2 produk yang dihasilkan adalah produk CA dan Non-CA yaitu pelumas dengan kemasan curah seperti drum, truk tangka, pail, IBC, dan lain-lain Khusus untuk memenuhi kebutuhan pasar atau industry, Dalam LOBP 2 terdapat tangka dengan kapasitas 4, 12, 24, 113, 120, dan 140 kL yang digunakan untuk proses produksi 198 jenis minyak. Beberapa jenis pelumas yang dihasilkan diantaranya adalah : ‘abel 1, Produk LOBP 2 dan Kegunaan Produk Kegunaan Medripal Kebutuhan industri kapal Kebutuhan industri alat ber g Meanie i rat dan tambang. batubara Turalik Mesin hidrolik 52 dan C150, Meditran S40 Kebutuhan industri truk Meditran S50 Kebutuhan industri truk 45 Dipindai dengan CamScanner Ultratech SG Produksi khusus untuk PT. Federal Oi 1 Rored Kebutuhan transmisi mesin pada ma | 3.1.3. New Plant ‘New Plant mulai beroperasi dan memproduksi pelumas pada tah. + 2016. Pelumes hesil produksi di new pi: Jithos dan curah. Terdapat tiga jenis mesin blending yang digunakan wypy mencampurkan base oil dan aditif yang pengoperasiannya telah dilekulay secara otomatis melalui software Lubcel yang dibuat oleh peruschaay ABB (ASEA Brown Boveri) dari computer dalam operating room, bak untuk penukaran bahan baku, inlet, proses homogenisasi / blending, i maupun outlet menuju mesin fi//ing untuk kemudian dikemas. Diantarnyy — adalah ABB (duto-Ratch Blending), JLB (In-Line Blending), dan SMB (Simultaneuos Metering Blending). Dengan beroperasinya plant ini pod tahun 2016, kenaikan produk produksi dari sebelumnya 250.000 kLitthm menjadi 270.000 kL/tahun. dikemss -delam Kemsoy a) ABB (duto-Batch Blending) ; Mesin ABB merupakan mesin filly automatic yang memiliki kapasias i sebesar 30 metrik ton, yang digunakan untuk memproduksi pelumas atau oli dengan skala kecil (biasanya untuk produk dengan tingkat sensitivitas tinggi). b) ILB (In-Line Blending) Mesin ILB ini memiliki kapasitas terbesar yaitu dapat memproduksi ® metrik ton setiap jamnya ILB digunakan untuk produksi pelum’s dalam jumlah yang besar. ¢) SMB (Simultaneuos Metering Blending) Mesin SMB memiliki konsep yang mengkombinasikan antara mes | ABB dan ILB. Mesin ini dikhususkan untuk memproduksi pred dedicated yang dibutubkan dalam jumlah besar, dimana kapssit)* mencapai 40 metrik ton Per hari. , : Dipindai dengan CamScanner Setelah proses blending selesai dan produk jadi, dilakukan proses filling. Berikut merupakan alur proses filling : FILLING PROCESS FoR LUBRICANTS Unscrambler 4 eee ‘machine marking" @ induction Garton ‘machine weight machinne carton sealer ‘machine cafton erector ‘machine Gambar 7. Arus Proses Filling untuk Produk Lubricants pada PT. Pertamina Lubricants a (Sumber : PT. Pertamina Lubricants) 3.1.4. VM (Viscosity Modifier) Plant ‘VM plant telah beroperasi sejak tahun 2008 dan merupakan unit produksi yang menghasilkan bahan aditif yang kemudian akan digunakan untuk bahan baku produksi pelumas di PT. Pertamina Lubricants dan untuk beberapa jenis juga akan dijual kepada konsumen. Bahan aditif. yang dihasilkan adalah adit jenis $3164, 5071, dan Maxcool. Untuk aditifjenis 53161 dan 5071 oleh PT. Pertamina Lubricants diproduksi untuk konsumsi sendiri, sebagai bahan baku untuk pembuatan pelumas di Production Unit Jakarta dan Cilacap guna menaikkan kekentalan. Sementara untuk aditif jenis Maxcool dikomersilkan kepada industri-industrimesin bubut. Perbedaannya adalah aditif jenis Maxcool tidak memerlukan proses Pemanasan (steam) sehingga lebih cepat di produksi, namun pengujian di Jaboratorium memakan waktu kurang lebih 24 jam, © Dipindai dengan CamScanner aditif ini yaitu campuran antara 85% pa,, ) dan 15% polymer (berbentuk Kristal dan Lurbrisol Singapore Formula untuk pembuatan coll (dari Pertamina RU Cilacap, an a bantalan pekat yang didapatkan dari import PT + atau blending, dilakukan dengan konsep pemanasay Proses: homoge dengan boiler, blower, dan sirkulasi menggunakan agitator serta pomp sirkulasi, Satu hatch atau satu kali proses blending, aditif jenis $3165 day 5071 berlangsung selama kurang, lebih 12 jam dan dikemas dalam drum, curah, serta dialirkan dalam pipa untuk penggunaan internal. Sementarg untuk jenis Maxcoo! berlangsung lebih cepat yakni sekitar 4 jam yang dikemas dalam guamh IRC dan drum. Dalam satu hari VM Plane hanya melakukan running batch atau produksi selama satu kali, 3.1.5. Grease Plant Grease Plant adalah unit produksi yang memproduksi gemuk atau grease, yaitu pelumas pada yang memiliki kekentalan tinggi yang digunakan untuk melapisi bagian Ivar mesin yang mengalami_gesekan antar bagian mesin, seperti bearing, rantai, gigi roda, dan lain sebagainya guna memperpanjang umur pakai komponen, Grease dapat melindungi bagian mesin tersebut schingya dapat lebih tahan gas, debu, temperatur yang tinggi, dan air, Prinsip kerja grease yaitu seperti spons, dimana dapat melepas minyak pelumas saat tertckan dan diberi panas serta mengikat minyak pelumas saat normal, Bahan dasar Pembuatan grease adalah base it, Jarutan asam-basa, dan zat-rat aditif. Grease sendiri dibagi menjadi heberapa macam sesuai hahan bakin yang digunakan, Macam bahan baku yakni lithium base, calcium base, barium base, alummunium base, lithium complex base, dan poly-urea, 3.2. Penanganan Bahan Proses kondisi penyimpananya, 324, Penanganan Bahan Baku dan Bahan Pe duk ndukung 18 Dipindai dengan CamScanner — Bahan vang digunakan baik base off maupun zat editif, disimpan Sesuai dengan jenis dan kebutuhanaya Base os! yang digunakan setelah diterima baik dari pengiriman kapal maupun isotank, dtimben pods tanki timbun sesuai dengan jenisnya Penimbunan ini dilakuken kerens Penggunaan base oi! tidaklah sedikit dan memungkinksn Aaw oi! lebih homogen ketika akan digunakan Selain itz behan pendukung seperd zat aditif maupun bahan kimia Pembuat sabun unmk produk gemuk pelumas di simpan sesuai dengan Kondisinya. Untuk zat aditif yang digumaken pads. Pembuatan pelumas baik pelumas cair maupun gemuk pelumss, Penanganan bahan setelah bahan datang yang berasel deri Keral. kemudisn disimpan pada tanki timbun. Sedangkan zat berbentuk drum diletakkan sesuai dengan jenis dan spesifikesinya, Daxndem zat ditt disimpan pada area terbuka namun temunp dan di terkena sinar matahar. 3.2.2. Penanganan Produk Pelumas Untuk pelumas cair, set kemasan botol, setelah siap langs disusun berdasarkan jenis dan siap produk pada pengemasan curah tidakish diisikan langsung dari pipe fillmg menuyju wedsh cumh din produk langsung di release ke pasaran Untuk drum dan iso tank tidak jauh berbeda dengan penangan produk seperti pengistan cursh_ Untuk gemuk pelumas, produk yang sudsh jadi langsung di lakukan filling ke dalam drum-drum dan rei! vang kemudian di tempatken pada palet dan siap untuk release Ke paseran. Baik proguk pelumas cair maupun gemuk pelumas yang telah siap untuk di distribusikan, produk di letakkan pada area yang tidak terkena sinar matahen langsung. Dipindai dengan CamScanner 3.3, Spesiflkaal Poralatan Proven Alat = alat yang digunakan untuk memproduks) pelumas eair maupun yeni pelumas yakni }» Peralatan Blending Pada proses blending terdapat tiga jenis mesin yang digunskan vnude momlending produl pelumat calt a) ABB (cuto-Hateh Blending) Mesin ABB merupakan mesin filly automatic: yang memilili kapasives sebesar 30 metrik ton, yang, digunakan untuk memproduksi pelunas atau oli dengan skala keeil (biasanya untuk produk dengan tingkes sensitivitas tinggi), ‘Tahap pertama adalah menimbang tank kosong, nyalakan pemanas dan pengaduk (heat onstir on), kernudian menimbang, base oil dan aditifeds mninibulk: sosuah tahkarans yan, diinginkan dan masukkan ke dalam tangka blending denyan pomya Setelah itu, dilakukan proses homogenisayi pada subu 50-007C, Setelah homogen, produk dialirkan dalam tangka semifinish product spelabui manifold, Kemudian dilakukan flushing tangki blending dan homogenisasi kembali dan dialirkan ke dalam tangki semifinish product, Produk jadi tersebut akan diuji dalam Jaboratorium dan Quatity Comroi Room, setcian loios ji maka peiumas siap unui Base OMe Adaiives LLitt Finish product tare Gambar 8. Proses Blending pada Mesin Auto-Batch Blending. (Sumber ; PT, Pertamina Lubricants) Dipindai dengan CamScanner Db) ILB (n-Line Blending) Mesin ILB ini memiliki kapasitas terbesar yaitu dapat memproduksi 80 metrik ton setiap jamnya, ILB digunakan untuk produksi pelumas dalam jumlah yang besar, Pertama-tama adalah bahan baku (base oil, zat aditif, dan minibulk) secara simultan dialirkan melalui 7 streams, dimana tiap siream memiliki beberapa /egs yang berisi berbagai macam han baku sesuai produk yang diinginkan, Bahan baku dialirkan jenis melalui pipa dan proses homogenisasi (stirring) terjadi dalam pipa juga. Pros 's tersebut merupakan proses kontinu, Component Tanks Base Oils \dditives, Mit 9 Finish product tank manifold HOMOGENISAS! Gambar 9, Proses Blending pada Mesin /n-Line Blending (Sumber : PT. Pertamina Lubricants) ©) SMB (Simulraneuos Metering Blending) Mesin SMB memiliki konsep yang mengkombinasikan antara mesin ABB dan ILB. Mesin ini dikhususkan untuk memproduksi produk dedicated yang dibutuhkan dalam jumlah besar, dimana kapasitasya mencapai 40 metrik ton per hari, Untuk mesin jenis SMB ini pengadukan pelumas terjadi dalam semi-finish product tank. 21 Dipindai dengan CamScanner 3.3.3. 3.3.4. Finish product tank “VV HOMOGENISAS! — sevee L— Gambar 10, Proses Blending pada Mesin Simultaneuos Metering Blending (Sumber : PT. Pertamina Lubricants) Contactor Merupakan sebuah tangki yang digunakan untuk memasak semua material atau bahan baku dalam pembuatan gemuk pelumas. Di dalam contactor terdapat pemanas dan mixer untuk proses reaksi kimia dari masing-masing material gemuk. Kapasitas dari contactor ini yaitu 9 ton, namun pada proses pemakaian dilapangan hanya menggunakan 8 ton dengan tujuan ketika terjadi proses mengembang dari produk tidak terjadi peluberan. Fungsi contactor yaitu untuk membentuk kristal — knstal sabun. Pada contactor terjadi pemanasan mencapai 200°C dan tekanan dijaga berkisar 5,5 — 6 bar. Ketika suhu sudah tercapai maka ditambahkan base oil yang memiliki tuiuan untuk menurunkan temperatur secara mendadak. Ketel Ketel memiliki fungsi yakni sebagai tangki pengaduk atau pencampur material gemuk pelumas dan sebagai wadah penambahan material apabila produk yang dibuat kekurangan bahan baku, Ketel ini memiliki kapasitas 5 —7 ton. Ketel menggunakan sistem pemanas pada beberapa tipe. Peralatan Pipa Pipa yang digunakan pada proses pembuatan pelumas ini memiliki spesifikasi masing — masing sesuai dengan kebutuhan, Salah satu pi? yang digunakan pada proses produksi pelumas yakni pipa yang dipasang 22 Dipindai dengan CamScanner a Plant ada proses transfer dari confactor menuju keel — as Pipa ASTM A.53B dengan diameter 3 inch dan 'm. Selain itu, pipa pada proses transfer pada new plant mengeunakan beragam diameter, ketebalan dan jenis pipa. Instalasi pipa ‘Sr Sangatlah berpengaruh dikarenakan jika terlalu besar atau telalu kecl a " "ameter dan jenis yang digunakan, maka akan berpengaruh kepada produk yang akan di transfer. 34. Utilitas Pabrik Unit pendulting proses atau sering disebut utilis merupakan unit Penunjang bagi unit-unit la atau sarana penunjang proses untuk menjalankan suatu Pabrik dengan baik dari tahap awal sampai produk akhir. Umumnya utiitas meliputi air, steam dan listrik. Penyediaan utilitas dapat dilakukan secara langsung dimana utilitas diproduksi di dalam pabrik tersebut atau secara tidak langsung yang diperoleh dengan membeli ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya, Unit pendukung yang digunakan pada PT Pertamina Lubricants yaitu : 3.4.1. Unit Penyediaan Air dan Pengolahan a. Unit PenyediaanAir Unit ini di utiitas bertugas sebagai penyedia kebutuhan air di dalam sebuah industri maupun rumah tangga. Unit ini sangat berpengaruh dalam proses produksi dari awal hingga akhir, Untuk memenuhi kebutuhan air dapat diambil dari air permukaan, Air permukaan bisa diperoteh dari air air sumur, air sungai serta air laut. Air ini nantinya akan digunakan untuk air proses, air umpan boiler, serta air sanitas. Air yang digunakan di PT Pertamina Lubricants adalah air PAM. b. Unit Pengolahan Air Di dalam PT Pertamina Lubricants air yang akan digunakan untuk umpan boiler diolah terlebih dahulu menggunakan RO (Reverse Osmosis). Prinsip yang digunakan adalah memanfaatkan sistem filtrasi untuk menghilangkan ion terlarut di dalam air. Proses osmosis sendiri adalah proses perpindahan air deri larutan berkonsentrasi tinggi ke lanutan, berkonsentrasi rendah dikarenakan adanya tekann osmosis, 23 Dipindai dengan CamScanner Proses perpindahan ini melalui membran semipermeabel, prosesinj akan berhenti apabila konsentrasi dari kedua larutan sama Ro membutuhkgn tekanan hidrostatik Jebih besar daripada perbedean tekanan osmotiknya schingga air bisa mengalir dari larutan yang konsentrasinya lebih tinggi melalui membran semipermeable. Sistem RO umumnya terdiri dari 4 proses, yaitu : © Pengolahan awal (pretreatment) Sebclum masuk ke dalam RO, air umpan diolah terlebih dahulu agar sesuai dengan kondisi membran dengan menghilangkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH operasi dan menambahkan inhibitor untuk control scaling yang disebabkan konstituen- Konstituen seperti kalsium sulfat. Pemberian Tekanan Air umpan yang sudah diolah dinaikkan tekanannya dengan pompa sampai tekanan operasi yang diinginkan agar sesuai dengan membran dan kadar garam air umpan. Separasi Membran Air umpan yang masuk dilewatkan membran permeabel yang akan menghambat jalan air umpan. Air umpan yang telah lewat dari membran berupa air bersih yang disebuat permeate, dang yang tertahan pada membran disebut concentrate. Tetapi_ karena membran tidak dapat bekerja 100% sempurna, maka ada sebagian kecil garam yang masih dapat melewati membran, Stabilisasi Air keluaran membran (ait produk) biasanya disesuaikan pHnya terlebih dahulu sebelum ditransfer ke sistem distribusi, Adapun kelebihan dan kekurangan sistem RO, yaitu : Kelebihan : + Proses RO tergolong mudah + Biaya instalasi rendah + Tanpa material won-metatik dalam konstrukt * Tidak mempunyai dampak terhadap linkungan Dipindai dengan CamScanner Kekurangan : Me - mbran sensitif atau tidak efisien bila digunakan berlebihan * Ai . F umpan harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan Partikulat-partikutat ; . . Operasi RO membutuhkan material dan alat dengan kualites Standar yang tinggi Ada kemun; an terjadi pertumbuhan bakteri pada membran itu sendiri. Diagram blok distribusi air di PT Pertamina Lubricants : I Grease Plant VM Plant 1 | LOBP 1 Plant >| New LOBP Plant New LOBP Plant Gambar 11. Diagram Blok Distribusi Air PT. Pertamina Lubricants (Sumber : PT. Pertamina Lubricants) 3.4.2, Unit Penyediaan Listrik Unit ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan listrik diseluruh area ahaan, pemenuhan kebutuhan listrik dipenuhi oleh PLN dan sebagai cadangan PT Pertmina Lubricants menyediakan generator set untuk menghindari gangguan yang mungkin terjadi pada listrik PLN sehingga proses produksi dan keperluan lainnya tetap berjalan. Kebutuhan listrik dibagi menjadi : Listrik untuk keperluan proses produksi Listrik untuk utilitas Lisirik untuk penerangan dan AC Listrik untuk laboratorium Listrik untuk instrumentasi 3.4.3. Unit Penyediaan Udara Bertekanan Dipindai dengan CamScanner Unit penyedia udara bertekanan adalah unit penyedia, pengkondisi serta pendistribusian udara ke tempat pemakaian. Unit udara tekan terdiri dari bagian suplai, yang terdiri dari kompresor serta sistem pengkondisian uudara, penyimpanan dan bagian permintaan (pengguna) Kompresor yang digunakan di PT Pertamina Lubricants adalah : Nama : Atlas Copco Model GA 110° Tipe Kompresor _: Rotary Screw oil-injected air cooled Tekanan 255-14 bar Tekanan operasi. —: 10 bar Laju alir udara 216 m*/menit ‘Rate-rata ievel suara_: 68 dB Daya motor 110 kW, 400 V Dimensi 2600 x 2000 x 2000 mm Berat 12759 kg Prinsip kerja kompresor sekrup ini adalah, kompresor sekrupmempunyai sepasang rotar berbentuk sekrup yang satu memiliki alur yang permukaannya cembung dan yang satu permukaannya cekung. Pasangan rotar ini berputar dalam arah saling berlawan seperti sepasang roda gigi (Siregar, 2003). Diagram blok distribusi udara tekan + Grease Plant Kompresor F==—>|__VM Plant —» LOBP I Plant ——>| New LOBP Plant Gambar 12. Diagram Blok Distribusi Udara Tekan PT. Pertamina Lubricants (Sumber : PT. Pertamina Lubricants) 3.44. Unit Penyediaan Steam Boiler adalah kalor yang mentransfer energi-energi kimia menjadi kerja (aszha) (Muin 1988 dalam Dwi 2013). Boiler atau ketel uap adalah suatu iad Dipindai dengan CamScanner alat berbentuk bejana tertut ae 'up yang digunakan untuk menghasilkan steam ana & Askhabulyamin, 2009 dalam Dwi 2013), Fungsi utama dari boiler sendirj * ‘ndiri adalah mengubah energi kimia dari bahan bakar menjadi ‘energi panas, ee Yang digunakan di PT Pertamina Lubricants adalah : lama : Loos Basuki Boiler Tipe Boiler Fire Tube Kapasitas 2 6000 kefjam Tekanan maksimal — : 10 kg/cm? Tekanan operasi 2 kg/cm? Daya motor : 110 kW, 400 V Dimensi 22145 x 3205 mm Bahan bakar : Solar 3.5, Sistem Pengendalian Mutu Pengendalian kualitas produk pelumas PT. Pertamina Lubricants dibagi menjadi dua yaitu QC Laboratorium dan QC Inspector. QC Laboratorium adalah pengendalian kualitas produk pelumas (isi) untuk menentukan apakah yang dihasilkan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan ataupun kesesuaiannya terhadap kebutuhan. Sedangkan QC Inspector adalah pengendalian kualitas produk dalam pengecekan kemasan, mengawasi jalur produksi dimana setiap pabrik diawasi oleh 2 QC tiap shiftnya, serta mengawasi warehouse. 3.5.1. QC Laboratorium Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah viskositas. Semua oli mesin diranking berdasarkan viskositas, yang bermakna seberapa baik oli mengalir pada suhu tertentu, Semakin tinggi nilai viskositas, semakin dan semakin lambat oli tersebut mengalir melalui celah-celah kental oli, mesin, Dan semakin tinggi viskositas, maka semakin baik oli pada engurangi gesekan ketika Kondisi oli panas. Pengukuran viskositas oli m ‘umumnya dilakukan dengan menggunakan viscometer. Yang kedua adalah flash dan fire point. Semua oli mesin memiliki ang : beberapa temperature dimana mereka menjadi uap atau secara spontan eberal 7 Dipindai dengan CamScanner terbakar dan rusak menjadi senyawa lain. Flash point (titik nyala) dan fire point (titik api), ditentukan dengan cara memanaskan sampel oli menggunakan suatu wadah plastik tahan panas dimana pada sampel oli tersebut dicelupkan thermometer untuk memantau peningkatan temperatur oli selama pemanasan Yang ketiga adalah specific gravity (SG). Specific gravity merupakan densitas atau kerapatan sampel pada temperatur kamar yang telah dibandingkan dengan densitas air. Penentuan specific gravity sampel oli dilakukan dengan menggunakan aerometer. Yang keempat adalah total base dan acid number. Total nilai basa (TBN) pelumas menunjukkan kemampuan pelumas dalam menetralkan Kondisi keasaman pada mesin. Pemilian nilai basa pelumas untuk suatu mesin disesuaikan dengan pertimbangan jenis bahan bakar yang dipakai, kandungan sulfur, dan rancangan mesin itu sendiri. TBN diukur dengan metode titrasi. 3.5.2. QC Inspector Hal pertama yang dilakukan adalah uji visual untuk menentukan apakah produk sesuai spesifikasi (botol, tutup, barch number, label, dan sebagainya). Yang kedua adalah uji dimensi dimana produk tersebut dihitung berat dan tingginya. Yang ketiga adalah ji uwllade dimana uji ini dilakukan untuk mengukur ruang kosong dalam kemasan yang nilainya minimal 5%. Yang keempat adalah drop test. Uji ini dilakukan untuk mengetes ketahanan botol pada setiap sisi. Selanjutnya adalah uji induction seal dimana produk akan diperiksa apakah segel produk tersebut dapat bertahan. Selanjutnya adalah destructive test, yaitu pengujian yang dilakukan terhadap suatu material atau spesimen sampai material tersebut mengalami kerusakan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui performa material yang digunakan. Uji ini terdiri dari uji kompresi, uji ketebalan, dan uji wana. 3.6. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3.6.1. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dipindai dengan CamScanner ro ‘erjadi kapan sa dan dimana sj termasuk di diebaban ott eo ria Setap Kejadian Kecelakaan Kerja dapat 'gai faktor baik yang berasal dari peralatan produksi ‘maupun dari human error, yakni pekerja. Dua hal terbesar yang menjadi Penyebab kecslakaan kerja yaitu perilaku yang tidak aman dan kondisi lingkungan kerja yang tidak aman, 4) Kondisi tidak aman (unsafe condition) Hal ini bekaitan dengan mesin/aat kerja seperti mesin yang rusak ataupun tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu, kondsi tidak aman juga dapat berupa kondisi lingkungan kerja yang kurang mendukung, seperti penerangan yang kurang, keadaan bising, kebersihan maupun instalasi yang kurang baik. b) Tindakan tidak aman (unsafe action) Tindakan tidak aman ini lebih berkaitan terhadap personal pekerja, seperti menggunakan peralatan yang kurang baik, tidak menggunakan alat pelindung diri, ataupun tidak mengikuti standar operasional yang sudah ada, Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, sebelumnya harus dimulai dari pengenalan bahaya di tempat kerja, mengestimasi bahaya, dan Iangkah pengendalian bahaya yang perlu dilakukan, Upaya pengendalian risiko bahaya untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan hirarki antara lain : a) Eliminasi, Dilakukan dengan cara menghilangkan atau meniadakan sumber yang dapat menimbulkan bahaya. b) Subtitusi. Dilakukan dengan cara mengganti sumber yang mempunyai potensi bahaya lebih tinggi dengan sumber yang mempunyai potensi bahaya lebih rendah. c) Rekayasa Teknis. Dilakukan dengan cara modifikasi alat, cara kerja mesin, mengurangi bahaya di lingkungan kerja. atau perubahan komponen mesin yang bertujuan untuk 29 Dipindai dengan CamScanner 4) Pengendalian Administratif. Dilakukan dengan cara merubah jam kerja, pengaturan penempatan kerja, pengembangan prosedur kerja. Dimana hal ini lebih terkai jengan manajemen. ©) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Alernatif terakhir setelah upaya yang Iain dilakukan secara baik, Akan tetapi penggunaan APD ini tidak mngurangi potensi bahaya melainkan hanya mengurangi Konsekuensi akibat yang ditimbulkan. 3.6.2, Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lindugan Lindungan (HSSE) adalah bagian dari perusahaan yang membantu mengkondisikan Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan yang bekerja di PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta, Untuk itu HSSE telah merancang suatu Kesehatan dan keselamatan guna menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan. schingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. a) Pelaksanaan Proses Penilaian Risiko penilaian risiko adalah suatu kegiatan dalam menganalisis suatu risiko pekerjaan yang dapat menimbulkan kecclakaan kerja. Risiko kecelakaan kerja merupakan salah satu risiko yang menjadi perhatian utama bagi PT. Pertamina Lubricants. Untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja, PT. Pertamina Lubricants menetapkan program PEKA (Pengamatan Kesclamatan Kerja). HSE PT. Pertamina Lubricants juga menetapkan program Contractor Safety Management System (CSMS). CSMS adalah manajemen yang mengatur secara sistematis proses prakualifikasi, seleksi, pengawasan pekerjaan dan evaluasi kontraktor. Keuntungan dari program CSMS yaitu dapat mengurangi tingkat-tingkat risiko kecelakaan terhadap pekerja serta Jingkungan, menjaga reputasi perusahaan, mematuhi aturan pemerintah, memenuhi persyaratan Environment Health Safety (EHS) management system dan meningkatkan kinerja kontraktor. b) Pelaksanaan Safety Sign, Safety Poster, dan Rambu-rambu Dipindai dengan CamScanner Pembuatan safety sign, Safety poster, dan pengadaan rambu-rambu oleh tim HSSE PT. Pertamina Lubricants bertujuan untuk memberikan himbauan, peringatan, dan tanda-tanda kepada para pekerja mengenai Potensi bahaya yang ada di tempat kerja. Pelaksanaan program ini wajiD dilakukan dan diteati oleh semua pekerja, terutama di area lokasi gudang, blending, maupun filling, (input foto sign nya) c) Pelaksanaan Kewajiban Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Alat pelindung diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya untuk mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Alat pelindung diri (APD) berperan penting terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Jenis alat pelindung diri yang tersedia pada PT. Pertamina Lubricants antara lain alat pelindung kepala (safety helmet), alat pelindung mata dan wajah (safety glasses, face shield, dan welding shield), alat pelindung telinga (ear plug dan ear muff), alat pelindung tangan (safety gloves), alat pelindung kaki (safety shoes dan safety boots), alat pelindung badan (safety vests dan jas hujan), alat pelindung pernapasan (masker debu dan chemical respiratory), dan alat pelindung ketinggian (fullbody harnest), d) Pelaksanaan Safety Briefing, Safety Inspection, dan Safety Stand Down Safety briefing dilakukan dengan tujuan meninjau ulang kejadian- kejadian yang terjadi dengan menitikberatkan usaha dalam menentukan penyebab dan mencari solusi yang efektif agar tidak terulang kembali. Kegiatan ini wajib dilakukan oleh semua pekerja HSSE PT. Pertamina Lubricants sebelum dan sesudah pekerjaan. Sedangkan safety inspection dilakukan dengan tujuan menjamin agar setiap lokasi pekerjaan terlaksana sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Dalam melakukan kegiatan ini terdapat beberapa personil (safety inspector) dari pihak ketiga yang akan melakukan pengamatan g akan diinspeksi serta meninjau kondisi fasilitas yang pada lokasi yan; digunakan, seperti Kendaraan proyek. Adapun safety stand down 31 Dipindai dengan CamScanner bertujuan untuk bahan pembelajaran unit operasi lain supaya tidak terjadi kesalahan serupa. ©) Pelaksanaan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan materi dasar-dasar 3, penjelasan mengenai masalah keselamatan kerja dan lingkungan beserta Penerapan praktek di lapangan yaitu bagaimana cara penanggulangan masalah K3 yang dihadapi. Kegiatan ini dilakukan oleh divisi HSE. f) Pemeriksaan Rutin Alat Pemadam Kebakaran Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan seluruh alat pemadam kebaran dan mencegah terjadinya korosi pada alat pemadam kebaran yang tersedia. 3.7. Tata Letak Pabrik PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta memiliki 5 plant yang beroperasi sampai saat ini, antara lain : 1. Satu Unit Grease Plant 2. Satu Unit Lube Oil Blending Plant 1 3. Satu Unit Lube Oil Blending Plant Il 4. Satu Unit New Lube Oil Blending Plant 5. Satu Unit Viscosity Modifier Plant Gambar 13. Tata Letak Pabrik PT, Pertamina Lubricants (Sumber : google maps) Dipindai dengan CamScanner ~ 3.8. Pengelolaan Limba Pabrik 3.8.1. Pengolahan Limbah Organik Sampai saat ini 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) masih menjadi cara ‘erbaik dalam mengelola dan menangani sampah. Penerapan sistem 3R menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping mengelola sampah menjadi kompos. PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta melakukan pengolahan limbah organik dengan cara recycle. Faktor penyebab banyaknya masalah limbah organic di PT. Pertamina Lubricants antara lain frekuensi sampah organik terbesar berasal dari rumput dan sisa makanan kantin, belum tersedianya alat pengolahan sampah organik, dan belum adanya pelatihan pengolahan sampah. Sistem pengolahan sampah org nik yang paling sesuai untuk diterapkan yakni metode composting dengan bantuan mikroorganisme sehingga terbentuk pupuk organik. 3.8.2. Pengolahan Limbah B3 a. Limbah B3 Spesifik PT. Pertamina Lubricants telah melakukan penanganan minyak kotor yaitu melalui oil crusher dengan baik, Minyak kotor dipompa kemudian di saring dengan cara manual. Minyak kotr yang telah terpisah dengan air dimasukkan ke dalam drum, sedangkan air yang sudah tidak tercampur minyak lagi sudah aman dialirkan ke badan air. Sebelum air dialirkan ke badan air, air tersebut dilakukan pemeriksaan air buangan industry oleh BPLHD setiap 3 bulan sekali b. Limbah b3 Non-spesifik Tidak ada tempat Khusus untuk penyimpanan sementara limbah B3 non-spesifik. Limbah ini disimpan di tempat yang aman tetapi tidak teralokasi menjadi satu. Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3 tersebut belum dapat diolah segera. Kegiatan penyimpanan limbah B3 dimaksudkan untuk mencegah terlepasnya limbah ke Jingkungan sehingga potensi bahaya terhadap manusia dan lingkungan dapat dihindarkan. Untuk meningkatkan pengamanannya, maka sebelum dilakukan penyimpanan limbah B3 harus terlebih dahulu dikemas. Mengingat keragaman karakteristik limbah B3, maka dalam 33 Dipindai dengan CamScanner Pengemasannya perlu pula diatur tata cara yang tepat sehingea limiys 83 dapat disimpan dengan aman. Dipindai dengan CamScanner BABIV MANAJEMEN PABRIK 4d. Visi dan Misi Perusahaan 41.1. Visi dan Misi PT. Pertamina (Persero) IT. Pertamis Pers i PT. Pertamina (Persero) yang merupakan induk dari PT Pertamina Lubricants memiliki visi dan misi, yaitu : Visi: Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia Misi: Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegritas, berdasarkan prinsip-prinsip, komersial yang kuat, 41.2. Visi dan Misi PT. Pertamina Lubricants PT. Pertamina Lubricants yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) juga memiliki visi dan misi sebagai berikut: Menjadi Perusahaan Pelumas Kelas Dunia Misi: Mclaksanakan bisnis solusi pelumasan dan memasarkan pelumas serta produk terkait secara kompetitif di pasar domestik dan luar negeri untuk memperkuat portopolio bisnis guna mengoptimalkan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan. 42, Organisasi Perusahaan Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antara setiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan, Struktur organisasi Mmenggambarkan dengan jclas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain serta hubungan aktivitas dan fungsi yang dibatasi, Berikut adalah struktur organisasi pada PT. Pertamina Lubricants * Ring Pertama dan Ring Kedua PT. Pertamina Lubricants memiliki ga direktorat, diantaranya yaitu direktorat sales and marketing, wo ini dil a pa direktorat memili divsi baru hal ini dikarenakan direktorat operasi serta direktorat finance and support. Bebera nts baru saja memps busine. PT, Pertamina Lubrica! erbarui struktur organisasinya pada 35 Dipindai dengan CamScanner awal tahun 2006, Berikut merupakan struktur organisasi PT. Pertaming Lubricants pada Ring Pertama dan Ring Kedua : Direkve Vana Chie test Avi CConorate Sereary Saad HSE Development c-— a ‘Sal Direktur Finance & Dirciur Sales & : Gambar 14, Struktur Organisasi Ring Pertama dan Ring Kedua (Sumber : Organisasi baru PT. Pertamina Lubricants, 2016) Sales dan Marketing Direktorat sales dan marketing memiliki beberapa divisi yaitu technical specialist, sales and marketing domestic retail automotive, sales and marketing domestic industry, sales overseas, sales and support serta key account, ‘VP Sales and Marketing Domestic Retail Automotive Domestic Industry VP Sales and Marketing Diretur Sates & Marketing Gambar 15. Struktur Organisasi Sales and Marketing (Sumber : Organisasi baru PT. Pertamina Lubricants, 2016) Finance and Bussiness Support Terdapat tiga divisi yang dibawahi langsung oleh direktur Finance and Business Support, yaitu VP Finance, VP General Affairs Development. dan Manager HR Dipindai dengan CamScanner Direktur Finance & Business Support (wrens Gambar 16. Struktur Organisasi Finance and Bussiness Support (Sumber : Organisasi baru PT. Pertamina Lubricants, 2016) (Deron Manager HR Development © Operation vp VE Manager ‘Manager Quality Assurance Distribution Production Technical Service Laboratorium Manager Manager Manager ‘Manager Unit Jakarta Technical Production Production Production Engineer Unit Cilaeap } (Unit Jakarta J {_Unit Gresik Laboratorium Unit Cilacap — Ta Spy. Finance Spy. Operation Senior Spv. Laboratorium &HRAdm | | Logistic | | Head LOBP ) | Technical Unit Gresik Spy. Control I Room Jak Inspector lacap |_{ Spy. Receiving & Storage Spv. Filling Spy. Grease Plant Spy. VIM Plant Spv. Administration ‘Operation Le Quality Inspector ‘Unit Gresik Quality Engineer ur Organisasi Operation 7, Struktt ee Pertamina Lubricants, 2016) (Sumber | Onganisasi baru PT. 37 Dipindai dengan CamScanner truktur operation terdapat empat divisi yaitu Quality Assurance Pada s operal an , Technical Service, Distribution, dan Production. Divisi Quality Assurayey rechnical Servic h yang membawahi setiap laboratorium Unit Ja “ resik, quality inspector unit Jak unit Gresik dan quality engineer. Divisi production Cilacap, quality inspector yang membawahi manager technical engineer dan manager production Unit karta, laboratorium unit Ci lacap, ; arta, quality inspector pit laboratorium unit G Jakarta, manager production Unit Cilacap, manager Production Unit Gresik, Manager production membawahi empat HR administration, supervisor logistic, operat supervisor technical, operation head LOBP membawahi supervisor control t divisi yaitu supervisor finance dan ion head LOBP, dan senior room, supervisor receiving and storage, supervisor, filling, supervisor grease plant, supervisor VIM plant, dan supervisor administration operation. Struktur organisasi PT Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta PT Pertamina Lubricants Production Jakarta dipimin oleh manager Production Unit yang dibawahi langsung dari Vice President Production, Manager Production membawahi tiga divisi yaitu divisi technical, logistic, dan LOBP. Pada divisi technical, senior supervisor membawahi supervisor technical dan junior engineering maintenance. Di bawah supervisor logistic ada assistant logistic, assistant custom dan assistant material warehouse. Operation Head LOBP yang mengepalai semua plant yang ada di Production Unit Jakarta, yitu LOBP 1, LOBP 2, New Plant, Grease Plant, dan VM Plant. Di bawah operation Head LOBP ada Supervisor control room yang membawahi junior supervisor control room, Kemudian supervisor filling yang membawahi junior supervisor receiving dan junior supervisor storage, supervisor. Grease plant membawahi junior supervisor blending grease dan Junior supervisor filling grease kemudian ada supervisor administration ration yanj i juni . opel yang membawahi junior Supervisor administration operation dat Dipindai dengan CamScanner account payable, HR. berikut adalal assistant . h strukt tax and reporting dan assistant general affairs and ‘ur organisasi Production Unit Jakarta : Technical Supervisor Technical (7 arspv.nam = Operation {Eoperation 1 Adinsction — Dispatch Gambar 18, Struktur Organisasi PT Pertamina Lubricants Unit Jakarta (Sumber : Organisasi baru PT. Pertamina Lubricants, 2016) 43. Sistem Kerja ‘a di PT Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta dapat diketahui Sistem kerj dari jenis karyawan dan waktu kerja. a. Jenis Karyawan Di dalam PT Pet dipekerjakan yaitu adalah karyawan yan untuk mengadakan hubun; aryawan an hubungan kerja ¥ pat 2 jenis status karyawan yang arywan tetap. Karyawan kontrak tara pekerja dengan pengusaha gan kerja dalam waktu yang ditentukan. ‘Sedangkan yang perjanjian kerja antara pekerja dengan ang bersifat tetap. Karyawan rtamina Lubricants terday karyawan kontrak dan k perjanjian kerja am karyawan tetap adalah ki pengusaha untuk mengadak Dipindai dengan CamScanner tetap dibedakan kembali sesuai dengan golongan berdasarkan pekerjaan karyawan. b. Waktu Kerja PT Pertamina Lubricants Unit Jakarta membuat peraturan sistem untuk seluruh karyawan dengan hari kerja selama 5 hari dalam seminggu yaitu hari senin sampai dengan hari jumat dengan jam kerja kerja selama 8 jam dalam sehari atau 40 jam dalam seminggu. Pekerjaan yang dilakukan lebih dari § jam dalam sehari atau 40 jam dalam seminggu dihitung sebagai kerja lembur, dan untuk pengembangan waktu kerja tersebut harus dengan persetujuan atau Perintah dari atasan masing-masing divisi Tabel 2. Jam Kerja Pegawai PT. Pertamina Lubricants PU Office Non Office Shift 1 (S1) 07.00 — 15.30 07.00 — 15.30 Shift 2 (S2) - 15.00 — 23.30 4.4, Pengembangan SDM PT Pertamina Lubricants memberikan pelatihan dan penghargaan kepada seluruh karyawan yang berprestasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM, seperti + Sertikat Basic dan Initial Training kepada karyawan baru yang telah mendapatkan pelatihan dan lulus tes. * LIA (Lubricants Innovation Awards) yang dilaksanakan rutin satu tahun sekali' dan terdiri dari beberapa Kategori improvement yaitu. J-Prove (individual ~ Prove), PT-Prove (Functional Team — Prove), PC- Prove (Project Collaboration Prove) dan RT-Prove (Replication Team — Prove). 4.5. Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Untuk mensejahterakan seluruh karyawan PT Pertamii fasilitas kepada karyawan, seperti 1, Sistem Pengupahan Sistem pengupahan yang telah diatur berdasarkan Status karyawan, Penetapan i A ni upah didasarkan atasjabatan, keahlian, Kecakapan, prestasi kerja, konduite ina Lubricants memberikan 40 Dipindai dengan CamScanner 4.6. serta_ kemampuan Puan ekonomi perusahaan, Pada umumnya dan tidak akan kurang dari ketentuan upah mini . minimal regio : ; 2. Tunjangan Hari Raya ‘gional dari pemerintah. Tunjan; i il njangan hari raya akan diberikan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. 3. Tunjangan dan Fasilitas Transportas PT Pertamina Lubricants tidak menyediakan fasilitas transportasi melainkan menyediakan tunjangan transportasi berupa uang ganti transportasi_ yang besarnya diatur dalam kebijakan yang diberikan setiap kehadiran karyawan. 4, Tunjangan Kesehatan Tunjangan kesehatan yang diberikan PT Pertamina Lubricants berupa rawat jalan, rawat inap, kesehatan gigi, dan kacamata. Sesuai status dan golongan masing-masing karyawan. 5. Jaminan Sosial Sesuai dengan peraturan pemerintah bahwa seluruh karyawan diikut sertakan dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Karyawan PT Pertamina Lubricants diikuti dalam BPJS ketenagakerjaan (Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja, Kematian dan Jaminan Pensiun) serta Asuransi Tugu Mandiri. 6. Fasilitas Ibadah PT Pertamina Lubricants menyediakan fasilitas ibadah berupa masjid yang diperuntukan bagi karyawan muslim yang akan melaksanakan kewajiban solat. Ekonomi Perusahaan PT Pertamina Lubricants Jakarta mery produk jadi berupa pelumas dengan sistem penjualan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kepada konsumen. Manufaktur merupakan suatu proses merubah bahan baku menjadi produk jadi. Kegiatan proses produksi dilakukan di pabrik PT pertamina Lubricants Unit Jakarta khususnya di area packing LOBP 1, proses manufaktur yang diterapkan oleh perusahaan berupa in line process atau kegiatan produksi berdasarkan urutan proses produksi., dimulai pakan perusahaan yang menghasilkan 41 Dipindai dengan CamScanner dari perpindahan material sampai densa? penempatan peralatan atau mesin yang : a in urutan proses produksi. digunakan sesuai denga - mina Lubricants memiliki cakupan pemasaran prody, Di Indonesia PT Pertal : a : pelumas yang sangat luas. PT Pertamina Lubricants memilki 7 wilayah atay region, antara lain : 1. SR (Gales Region) 1 : Medan, Sumatra Utara 2, SR (Sales Region) Il: Palembang, Sumatra Selatan . SR (Sales Region) III: Jakarta, Jawa Barat . §R (Sales Region) IV : Semarang, Jawa Tengah, dan DIY . SR (Sales Region) V : Surabaya, Jawa Timur, dan Bali SR (ales Region) VI : Balikpapan, Kalimantan SR (Sales Region) VIL : Makassar, Sulawesi Selatan, dan bagian timur sw nay Indonesia. ‘Terdapat dua tempat gudang penyimpanan atau warehouse bahan baku penunjang di PT Pertamina Lubricants Unit Jakarta yaitu di area LOBP 1 yang berfungsi untuk: menyimpan material proses packing seperti botol plastik, label, tutup botol, kardus, dan segel. Letaknya bersebelahan dengan lantai produksi dari proses packing, hal ini untuk mempermudah proses perpindahan material dari gudang penyimpanan ke lantai produksi. Warehouse kedua terdapat di area LOBP II yang berfungsi untuk menyimpan material drum. 42 Dipindai dengan CamScanner | BABY TUGAS KHUsUS 5.1, Latar Belakang Gemuk pelu i pelumas berfungsi untuk mengurangi gesekan pada permukaan yang bergerak sehingga gerakan dari masing. nergi ‘masing logam dapat lancar tanpa banyak energ aa ling sre terjadi Keausan, Semua bagian yang bergerak . ‘elapi gemuk pelumas efektif digunakan pada area yang terbuka Seperti pada bagian luar dari mesin atau persendian mesin. Grease atau yang biasa disebut dengan gemuk adalah senyawa semi padat atau padat pada kondisi suhu dan beban normal, Senyawa gemuk merupakan campuran antara base oil, bahan pengental dan bahan aditif, Proses pembuatan grease yaitu dengan mencampurkan base oil, hydroxyl stearic acid, lithium hydroxide di dalam conractor yang bertujuan untuk membentuk sabun, proses ini membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam, Setelah sabun terbentuk, di alirkan ke dalam ketel melalui pipa dengan bantuan pompa untuk ditambahkan zat aditif yang sesuai dengan kebutuhan, Di dalam Ketel, produk tersebut di blending dan menjadi produk grease yang siap untuk didistribusikan pada mesin filling. Sebelum masuk ke dalam proses filling harus dilakukan pengujian laboratorium untuk memastikan bahwa grease yang akan di jual memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dalam perjalanan proses transfer pembuatan gemuk terdapat permasalahan terjadi dan menyebabkan terganggunya proses produksi. Permasalahan tersebut adalah adanya penyumbatan di jalur pipa dari contactor menuju ketel ataupun di jalur pipa dari ketel menuju filling. Terdapat beberapa Kemungkinan hingga masalah tersebut dapat terjadi, salah satunya yaitu karena perbedaan temperatur antara gemuk saat di transfer melalui pipa dengan yang menyebabkan gemuk mengeras pada pipa schingga transfer. Jika penyumbatan ini terus terjadi maka dapat yang. sering temperatur ruangan terhambatnya laju menimbulkan kerak dan menghambatnya proses produksi. 43 Dipindai dengan CamScanner

You might also like