You are on page 1of 121
BAB XI KEBIJAKAN MONETER Tujuan BAB XI ini adalah menjclaskan tentang 1, Teori Permintaan Uang dan Penawaran Uang Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia Kebijakan Moneter di Indonesia Sebagai otoritas monetet, Bauk Sentral menetapkan dan melaksanakan Kkebijakan moneter ‘uutuls mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi ‘makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang, Implementasi kebijakan moneter dilakukan dengan menetapkan suku bunga (BI Rate). mempengaruhi jumlah wang beredar, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Perkembangan indikator tersebnt dikendalikan melalui piranti moneter tidak Jangsung, yaitu mengeunakan operasi pasar terbuka, penentuan tingkat diskonto, dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan. Peranan Uang Dalam Perekonomian Permintaan akan wang dalam masyarakat atan motif masyarakat dalam memegane wang ada tiga yaitu: untuk transaksi, untuk berjaga-jaga dan spekulasi.Keseimbangan pada pasar vang terjadi pada saat penawaran uang sama dengan permintaan wan, Md=Ms Penawaran Uang (Money Supply = Ms) Adalah jummlah wang yang beredar di masyarakat ‘Vang Beredar (M1) Jumlah wang — beredar di masyarakat (M1) yang terdiri dari wang Kartal dan uang gira Gambar 11.1 menjelaskon jumlah wang yang beredar di masyarakat tahun 2010 sd 2014 (miliar rupiah) sebagai berikut: 195 Bab 11. Kebijakan Moneter 1.00 900 00 600 500 00 200 — 200 10 0 aio [aan 2013 01a [aDeposto | 245 45 «0 ‘a7 s [avangieaal 2 308 362 00 a Gambar: Jumlah Uang Beredar di Indonesia tahun 2010 sd 2015 (trilinn rupiah) Jumlah vang beredar (wang Kartal dan uang giral ) tahun 2010 adalah 605 tilion rupiah yong terditi dari uang Kartal 260 tilium rupiah dan simpanan gito 345 triliun rupiah, sedangkan talum 2014 jumlah wang beredar adalah 723 triliun rupiah yang terdiri dari 942 triliun rupiah uang kartal dan 419 rupiah simpanan giro, Pertumbuahan rata-rata jumlah uang beredar (M1) taltun 2010 sd 2014 adalah $5.6 persen. Vang Kuast ‘Uang kuasi adalah uang yang disimpan di bank dalam bentuk deposito berjangka (rime deposit), tabungan di bank (sewing account) dan saldo yang dimiliki masayarekat dalam ‘bentuk valuta asing Vang kuasi disebut juga “near money” (hampir wang) Karena wang tersebut disimpan di bank, untuk memakai wang tersebut harus “dicairkan” terlebih dahufu, Likuiditas Perekonomian Jumlah uang Kartal dan wang giral adalah jumlah wang yang beredar (M1), dan wang kuasi disebut dengan likuidittas perekonomian (M2) Gambar 11.2 berikut ini mempertihatkan jumlah uang beredar (M2) dan uang kuasi yang :merupakan likuiditas perekonomsian. 196 Bab 11. Kebijakan Moneter 500 = /- zoo ana 2022 | 2013 | 2018 1866 | 2454 | 2466 | 2843 | 3.231 eos) 723) ea) w? | ‘Sumber ADB Key Teaeato015 Gambar11.2: Likuiditas Perekonomian Indonesia Tahun 2010 s@ 2014 (triliun rupinh) Likuiditas perekonomian (M2) pada tahun 2010 adalah 2.471 triliun yang terdiri dari vang ‘kuasi 1.886 tiliun supih dan M1 sejumlah 605 triliun dan M2 talun 2014 adalah sejumlah 4.173 triliun atau dengan laju pertumbuban rata-rata jumlah likuiditas perekonomian atau M2 per tabua 68.9 persen, Ketersedinan Uang (Money Supply) ‘Money supply (M2) adalah jumlah wang beredar di masayarakat terdiri dari uang kertal ddan uang giral (M1) serta uang kuasi ditentukan oleh’ 1, Bank Sentral Menentukan jumlah ang kartal Karena bank sential diberi hak oleh pemerintah mencetaknya, Bank Umum Rank umum sempengaruhi jumlah uang yang beredar menghimpun dana dari masyarakat dapat bentuk tabungan (deposite) dan memnciptakan uang giral, 3. Pemerintah Melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) seperti: peningkatan gaji pegawai negeri, bantuan mnai langsung (BLT), penerimaan dari migas, , dan lain- Iain. 4, Luar Negeri Penerimaan ekspor, investasi (penanam modal asing), pinjaman Iuar negeri (Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia), dan sebagainya. 197 Bab 11. Kebijakan Moneter Permintaan terhadap vang (Demand for Money), adalah jumlah total ang beredar yang ingin dipegang masyarakat untuk berbagai keperluan, Ada 3 (tiga) motif masyarakat memegang vang yang terdiri (Case dan Fair, 2007:151-157. alih bahasa Wibi dan Devri) dari Motif Transaksi (Transactions motive) ‘Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive) Motif Spekulasi (Speculative Motive) Motif Transaksi Permintaan nang bagi rumah tangga untuk transaksi adalah jumlah uang yang dibutuhkan ‘untuk membeli barang dan jasa seperti: membeli sembako, membayar sewa rumah, ‘membeli baban bakar mobil, membayar jasa perawatan mobil dan lain-lain, Sedangkan permintan wang untuk transaksi bagi perusahaan adalah membayar balas jasa faktor produksi seperti: membayar sewa gedung, membayar gaji dan upah tenaga kerja, ‘membayara biaya modal (bunga pinjaman) dan membayar balas jasa enterpreneur serta membeli bahan baku, Persamaan berikut memperlihatkan permintaan wang untuk transak ‘merupakan fingsi dari pendapatan nasiowal: M=Lt(¥) Dimana’ M; adalah permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga Lt adalah fingsi dari permintean wang work transaksi Y adalah pendapatan nasional ‘Motif Berjaga-jaga Permintan uang untuk berjaga-jaga bagi masyarakat adalah untuk mengantisipasi ketidak pastian arus kas pada masa yang akan datang. Permintan vang untuk berjaga-jaga bagi ‘rumah tangua cadengan atau tabungan yang digunakan pada saat terjadi kesenjangan anus kas seperti dana cadangan untk pengobatan atau membayar wang masuk anak untuk kuliah, Permintaan wang untuk berjaga-jaga tergantung kepada pendapatan nasional: M,=Lp (1) Dimana Lp adalah fingsi dari permintaan vang wntuk beriaga-jaea 198 Bab 11. Kebijakan Moneter Motif Spekulast Permintan uang untuk spekulasi timbul karena ketidak pastian nilai aset pada masa yang. akan datang. Permintan ang untuk spekulasi bagi rumah tangga adalah untuk mempertabankan atau meningkatkan ailai asetnya yang terakumulasi setelah dikurangi cadaigan untuk berjaga-jaga dalam bentuk: saham, valas (dolar, euro dan lainya) atau Jogam mulia, Permintan wang untuk spekulasi bagi perusahaan. seperti: menyimpan sebagian dana cadangan dalam valas dan membuat dana cadangan pada saat penyustnan anggaran perusalan. Permintaan akan uang untuk berjaga-jaga dipengaruhi oleh tingkat bunga seperti pada persamaan berikut ini Mz=Ls (i) Dimana ‘Mb adalah permintaan uang untuk spekulasi Lp adalah fimgsi permintaan wang untuk spekulasi i adalah suku bunga Permintaan akan Uang (Demand for Money = Md) Md=M1+N2 Dimana MI=Lt+Li M2=Ls ‘Penawaran Uang (Money Supply = Ms) Adalah jumlsh nang yang beredar dalam masyarakat suatu negara Ekuilibrium: Md=Ms ‘Teori Kecepatan Peredaran Uang ‘Teori ini dikembangan oleh seorang abli statistik dari Amerika Serikat Irving Fisher (1867 - 1947) dalam bukunya The Purchasing Power of Money (1911). Teori ini menjelaskan bahwa jumlah uang (Money Supply =Ms) dan kecepatan peredarannya (Velocity of Circulation = V) Karena setiap Jembar uang dipakai berkali-kali dalam satu tahun, Maka arus uang adalah M x V. maksudnya jumlah uang beredar dikalikan dengan Kecepatan perputarannya, Bab 11. Kebijakan Moneter Anus uang dalam perekonomian akan sama dengan nilai barang atau volume transaksi dan jasaijasa (Transaction atau Volume of Trade = T) dikalikan dengan tingkat harga (Price = P), Hal tersebut bisa dilihat pada ramus berikut (Parkin, 2010:604-605) MxV-PxT Dimmana: M_ — =Money supply, jumlah uang yang beredar V_ =Velocity of circulation, kecepatan perputaran/peredaran P — =Price, tingkat harga T Transaction volume, volume tansaksi Jika P xT adalah nilai pasar dari PDB maka kecepatan perputaran uang adalah PDB M Tabel 11.1 berikut ini menjelaskan jumlah ang berdar. kelipatan wang, dan perputaran uang dan dari tabel tersebut dapat dihitng Kecepatan peredaran uang (M1) dan Kecepatan peredaran wang (M2) 200 Bab 11. Kebijakan Moneter “ab 1: CANG EREDAR KELIPATANUANG, DAN PERPUTARAN ANG otter Rp) xo ‘Keerangan Jat 1 Gang Berar Lane) 13098 AL Can Breda Sept (0) sna ‘Vane Kartal Lao Bank Unum dan BPR ross ‘> Simpanae Giro Repth 195380 nang Kunst woszse | 1396120 2 Simpanan Boronia aissor | osisis ‘-Rpla sure | sagas ‘4 Value Aen won | ngss | asa be Tabangan sass | ass | saxo “Raia sono | axa | aes Vala Asng ” sso | nos © Simpaman Giro alas ros | sss0 | masa Sorat Berhara sli Soham 218 sa ap angPrimer (10 svesss | sagen ‘Av Vang Karayang Diedaian nse | 264301 ‘2 Cangatal dian Ban Unum dan BPR saa es ‘ KasBank Umum danBPR sett ‘R. Salde Giro Pek Bank Umum pada BI ras Gh Selaee Swaca « ._ SBtygaigenakans wk pemeruhon GWM Sender 3) PDB Mga yeBerak 395098 4 Mone Mate AL MIMoney Maier Ly 1s B. MEMoney Mulipir 438 60 5 VeloityofAeney AL Velo of Money a) an ast Bloc Mane 2 2a} ‘Sumber: Bank Indonesia 7 4.951.357 Kecepatan peredaran uang (M1) pada tahun 2008 adalah: V= 274257 _ 5 456.787 4.981.357 ‘Kecepatan peredaran uang (M2) pada tahun 2008 adalah: V= —Tg9¢ 935 X.1. Tujuan Dan Tugas Menurut undang-undang No. 23 Thun 1999 tentang Bank Indonesia, Pasal 7, adalah: “Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah”. 201 Bab 11. Kebijakan Moneter Menurut Pasal 8, untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut a, menetapkan dan melaksanakan kebijakssanaan moneter; >. mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran: ¢. mengatur dan mengawasi Bank. ‘Menurut Pasal 9 yang mengamanatkan babwa 7, Bank (@) Pihak lain dilarang melakukan segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (2) Bank Indonesia wajib menolak dan atau mengabaikan segala bentuk campur tangan dari pihak mana pun dalam rangka pelaksanaan tugasniys. Sedangkan BAB IV mengamanatkan tugas/ Kewenangan Bank Senral (BI) yang tercantum pada Pasal 10 sebagai berikut: @) Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, Bank Indonesia berwenang: a, menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran lajt. inflasi yang ditetapkannya; b, melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termiaksud fetapi tidak terbatas pada 1) operasi pasar terbuka di pasar wang baik rupia maupun valuta asing: 2) penetapan tingkat diskonto: 3) penetapan cadangan wajib minimum; 4) pengaturan kredit atau pembiayaan, (2) Cara-cara pengendalian moneter scbagaimana dimaksud pada ayat (1) hnruf b dapat dilaksanakan juga berdasarkan Prinsip Syatiah, (3) Pelaksanaan ketentuan scbagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf dan ayat 2) ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia. xn ‘Fungsi Dasar Bank Sentral Sebuah bank sentral mempunyai empat fungsi utama yaitu, bankir bagi bank-bank komersial, bankir bagi pemerintah, pengontrol jumlah wang yang beredar dan pengatur pasar wang, 202 Bab 11. Kebijakan Moneter 1, Bankir Bagi Bank-Bank Komersial Bank senttal menerima deposito dati bank-bank nomersial dan akan memindabkannya ke rekening bank lain bila ada permintan dari bank komersial tersebut. Dengan cara ini, bank sentral melengkapi tiap bank komersial dengan rekening giro dan dengan sebvalt rekening penyelesaian hutang terhadap bank lain. Deposito yang disimpan bank Komersial terlihat pada tabel 9.1. Cadangan bank komersial yang di bank sentrall merupakan hutang bank sentral, Karena ia berjanji akan membayar deposito itu kepada bank komersial berdasarkan permintan, Bank sentral berperan sebagai sumber peminjaman terakhir (lender of last resort) bagi sistem —perbankan komersial, Bank komersial menjalankan investasi yang schat terkadang mengalami kekurangan wang kas untuk memennhi permintan deposan mereka. Jika bank tersebut tidak dapat memperoleh wang tunai, mereka bisa mengalami kebangkrutan, walaupun pada dasarmya mereka memiliki posisi keuangan yang kuat, Bank sentral menyediakan bantuan sementara untuk bank ‘omersial tersebut dengan memberikan pinjaman jangka pendek. 2. Bank Untuk Pemerintah Pemerintah menyimpan dananya di bank sentral. Departemen kevangan menyimpan reken i gironya pada bank sentral. Bila pemerintah membutubkkan lebih banyak wang dari pada yang dikumpulkan dari pajak, ia juga perlu meminjam, hal itn bisa dilakukan dengan menjual surat betharga. Sebagian besar surat betharga tersebut dijual langstng ke masyarakat, tetapi bila bank sentral ‘membeli surat berharga tersebut di pasar terbuka secar tidak langsumg bank sentral ‘memberikan pinjaman kepada pemerintah, 3. Pengontrol Jumlah Uang Yang Beredar ‘Bank sentral dalam menjaga kestabilan perekonomian. Bank Sentral menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan memelibara kestabilan nilai rupiah, Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai. Untuk ity bank sentral menentukan jumlah uang yang harus disediakan dalam perekonomian. Perkembangan indikator tersebut dikendalikan melalui Bab 11. Kebijakan Moneter piranti moneter, yaitu menggunakan operasi pasar terbuka, penentuan tingkat diskonto, dan penetapan cadangan wajib mininwm bagi perbankan. 4. Pengaturan Pasar Uang Bank sentral seringkali memasuki pasar uong untuk tujvan selain mengontrol jumlah uang yang beredar. Misalnya sebgai alat pemerintah bank sentral berusaha agar suku bunga tetap rendab, Bank sentral bertangeung jawab dalam mendukung sintem keuangan negara dan mencegah kekacauan serius akibat kepanikan yang meluas serta kegagalan yang dilskukan bank. Hal ini salah satu penyebabnya adalah adanya bank-bank komersial memberikan pinjaman jangka panjang dengan ‘mengaunakan pinjaman jangka pendek. Kenaikan suku buuga cenerung menekan bank-bank ini. Perbedaan kegiatan Bank Sentral dan Bank Ummm 1, Dalam perekonomian hanya terdapat sara Bank Sentral. Sedangkan Bank ‘Unmm mempunyai jumlah yang banyak namun Bank Sentral mempunyai eiampuan yang lebih besar dalam mempengarubi kegiatan ekononi. 2. Bank Sentral bi dikuasai pemerintah, sedangkan Bank Umum dikuasai oleh pila swasta 3. Tujuan Bank Umum memaksimumkan profit, sedangkan Bank Sentral bertujuan menjadi banker bagi bank-bank Komersil, banker pemerintah, pengontrol jumlal uang yang beredar dan pengantur pasar wang 4, Diberi hak oleh pemerintaly untuk mencetak wang kartal.sedangkan bank umum mencetak uang gira . 2. Instrumen Bank Sentral Mempengarubi Juimlah Uang Yang Bevedar Operasi Pasar Terbuka Operasi Pasar Terbuka (OPT) dilaksanakan untuk mempengaruhi likuiditas rapiah di pasar uang, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat suku bunga, OPT dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Intervensi Rupiah, Penjualan SBI dilakukan melalui lelang sehingga tingkat diskonto yang terjadi benar-benar mencerminkan kondisi likuiditas pasar uang. Sedangkan kegiatan 204 Bab 11. Kebijakan Moneter intervensi rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menyesuaikan kondlisi pasar uuang, bai likuiditas maupun tingkat suku bunga Pembelian di pasar terbuka SBI oleh Bank Indonesia menyebabkan terjadinya peningkatan cadangan dan peningkatan penawaran ang pada jumlah sama dengan angka pengaanda vang dikalikan cadangan, Penjualan di pasar terbuka SBI olch Bank Indonesia menycbabkan terjadinya pemurunan cadangan dan pemurinan penawaran wang pada jumlah sama dengan angka pengganda uang dikalikan cadangan Penetapan Cadangan Wajib Minimum Kebijekan ini mewajibkan setiap bank mencadangkan sejumlah aktiva lancar yang besamya adalah persentasi tertentn dari kewajiban segeranya. Saat ini, Kebijakan ini tertuang dalam ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 5% dari dana pihak ketiga yang diterima bank, yang wajib dipelihara dalam rekening bank yang bersangkutan di Bank Indonesia. Apabila Bank Indonesia memandang perlu untuk mengetatkan kebijakan moneter maka cadangan wajib tersebut dapat ditingkatkan, dan demikian pula sebaliknya Peran sebagai Lender of The Last Resort Bank Indonesia juga berfingsi sebagai lender of the last resort. Dalam melaksanakan fungsi ini, Bank Indonesi dapat memberikan kredit atau pembiayoan berdasarkan prinsip syariah kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam pengelolaan dana. Pinjaman tersebut berjangka waktu maksimal 90 hari, dan bank penerima ajaman ‘wajib menyediakan agunan yang berkualitas tinggi serta mudah dicairkan dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman, Peran sebagai Lender of The Last Resort Bank Indonesia juga berfungsi sebagai lender of the last resort. Dalam melaksanakan fangsi ini, Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiaysan berdasarkan prinsip syariah kepada bank yang mengalami kesulitan likuidites jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam 205 Bab 11. Kebijakan Moneter pengelolaan dana. Pinjaman tersebut berjangka waktu maksimal 90 hari, dan bank penerima pinjaman wajib menyediakan agunan yang berkualitas tingsi serta mudah dicairkan dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman. Kebijakan Nilai Tukar Nilai tukar yang lazim disebut Kurs, mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi, Nilai tukar yang stabil dipertukan untuk terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan keeiatan dunia usaha Secara garis besar, sejak taluin 1970, Indonesia telalt menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap mulai tau 1970 sampai tahun 1978, sistem nilai tukar mengambang terkendali sejak tahun 1978, dan sistem nilai tukar mengambang bebas (fee floaring exchange rate system) sejak 14 Agustus 1997. Dengan diberlakukannya sistem yang terakhir ini, nilai tuker rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang berlaku adalah benar-benar pencerminan ‘keseimbengan antara kekuatan penawaran dan pennintaan. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta as urs yang berlebihan, Tahun 2104 kurs rupiah tethadap dolar Amerika rata-rata setiap tahun adalah Rp.1843 per 1 dolar dan terus melemah menjadi Rp.2909 per 1 USD pada tahun ng, khususnya pada saat terjadi gejolak 1997 dan mencapai Rp.10.014 tahun 1998 Karena Indonesia dilanda krisis ekonomi yang para, Selanjumnya dapat dilihat pada gambar 11.3 206 Bab 11. Kebijakan Moneter Bab 11. Kebijakan Moneter Bab 11. Kebijakan Moneter Pengelolaan Cadangan Devisa Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva lnar negeri Pemerintah dan bank-bank visa, yang harus dipelihara untuk keperluan transaksi internasional Dalam mengelola cadangan devisa ini, Bank Indonesia lebih mengutamakan tercapainya tujuan likuiditas dan keamanan daripada keuntungan yang tinggi. Walaupun demikian, Bank Indonesia tetap mempertimbangkan perkembangan yang tetjadi di pasar internasional, sebingga tidak terrurup Kemmngkinan terjadinya pergeseran dalam portfolio komposisi jenis penempatan cadangan devisa. Dalam mengelola cadangan devisa yang optimal, Bank Indonesia menerapkan sistem diversifikesi, baik berdasarkan jenis valuta asing maupun berdasarkan jenis investasi surat betharga. Dengan cara tersebut diharapkan penurinan nilai dalam salah safe mata wang dapat dikompensasi oleh jenis mata vang lainuya atau penempatan lain yang mempunyai nilai yong lebih baik. Cadangan devisa Indonesia pada tahun 2010 sampai tahun 2015 , pada talun 2010 nilai cadangan devisa Indonesia adalah 96.2 milair dolar Amerika, Tahun 2014 meningkat menjadi 111,86 miliar dolar Amerika, jumlah cadangan devisa ini eukup untuk membayar 7 bulan impor dan membayar cicilan tang pemerintah, Selanjutnya dapat dilihat pada gambar 11.4 berikut int 208 fete Bap me er?) ae ci Se 209 Bab 11. Kebijakan Moneter r LMy LM, t & Is Ly y Yo Vi Gambar 11.5 Kebijakan Moueter Ekspansif| Kebijakan moneter ekspnasif dilakukan dengan menambah jumlah wang beredar menyebabkan kurva LM bergeser dari LMo ke LM; sehungga tingkat bunga turun Gavestor meningkatkan investasi), output nasional naik dari Yo ke Y; b. Kebijakan Moneter Kontraktif (Contractive Monetari Policy’) Kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang dilakukan untuk ‘mengurangi jumlah uang yang beredar (Tight Money Policy). n % vy Yo Gambar 11.6: Kebijakan Moneter Kontraktif Bab 11. Kebijakan Moneter Keterangan Kebijakan moneter kotraktif yang dilakukan bank sentral menyebabkan kurva LM bergeser ke kiri dari My ke LM; . tingkat bunga naik dari ry ke r; dan pendapatan nasional turin dari Yo ke Yi Bagaimana Bekerjanya Kebijakan Moneter? Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah ‘yang salah satunya tetcermin dati tingkat inflasi yang rendah dan stabil, Untuk mencapai tujuan itu Bank Indonesia menetapkan suk bunga kebijakan BI Rate sebagai instrumen Kebijakan utama untuk mempengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian inflasi. Namun jalur atau transmisi dari keputusan BI rate sampai dengan pencapaian sasaran inflasi tersebut sangat kompleks dan memeriukan waktu (time lag). Mekanisme bekerjanya perubahan BI Rate sampai mempengaruhi inflasi tersebut sering disebut sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter. Mekanisme ini ‘menggambarkan tindakan Bank Indonesia melalui perubahan-perubakan instrumen moneter dan target operasionalnya mempengaruhi berbagai variable ekonomi dan keuangan sebelum akhimnya berpengaruh ke tujuan akhir inflasi. Mekanisme tersebut terjadi melalui interaksi antara Bank Sentral, perbankan dan sektor keuangan, seria scktor vil, Perubahan BI Rate mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur. diantaranya jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi. Bagan 11.1: Proses Bekerjanya Kebjjakan Moneter Bab 11. Kebijakan Moneter Pada jalur suku bunga, perubahan BI Rate mempengaruhi sukn bunga deposito dan suku bunga kredit perbanken, Apabila perekonomian sedang mengalami kelesuan, Bank Indonesia dapat menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui pemurunan suku bunga untuk mendorong aktifitas ekonomi, Pemurunan suku bunga BI Rate menurunken suku bunga kredit sehingga permintaan akan kredit dari perusabaan don rumah tangea akan meningkat, Penurunan suku bunga Kredit juga akan menuninkan biaya modal perusaaan untuk melakukan investasi, Ini senma akan meningkatkan aktifitas Konsumsi dan investasi sehingga aktifitas perekonomian semakin bergairah. Sebaliknya, apabila tekanan inflasi mengalami kenaikan, Bank Indonesia merespon dengan menaikkan suku bunga BI Rate untuk mengerem aktifites perekonomian yang terlalu cepat sehingga mengurangi tekanan inflasi, Perubahan suku bunga BI Rate juga dapat mempengarubi nilai tukar. _Mekanisme ini sering disebut jalur nilai tukar. Kenaikan BI Rate, sebagai contoh, akan mendorong enaikan selisih antara suku bunga di Indonesia dengan suku bunga Ivar negeri. Bab 11. Kebijakan Moneter Dengan melebamya selisih suku bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan modal ke dalam instrument-instrumen keuangan di Indonesia seperti SBI Karena mereka akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Aliran ‘modal masuk asing ini pada gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar Rupiab, Apresiasi Rupiah mengakibatkan harga barang impor lebih murah dan barang ckspor kita di iwar negeri menjadi lebih mahal atau Kurang Kompetitif sehingga akan mendorong impor dan mengurangi ekspor. Turunnya net ekspor ini akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi dan kegiatan perekonomian, Perubahan suku bunga BI Rate mempengaruhi perekonomian makro melalui perbahan hharga aset. Kenaikan suku bunga akan menurmkan harga aset seperti saham dan obligasi sehingga mengurangi kekayaan individu dan perusaliaan yang pada gilirannya mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi Dampak perubahan suku bunga kepada kegiatan ekonomi juga mempengaruhi ekspektasi publik akan inflasi (jalur ekspektasi), Penurnnan suku bunga yang diperkirakan akan mendorong aktifitas ekonomi dan pada akhimya inflasi mendorong pekerja untuk mengantisipasi Kenaikan inflasi dengan meminta upah yang lebih tinggi. Upah ini pada akhimya akan dibebankan oleh produsen kepada Konsumen melalui kenaikan harga. Mekanisme transmisi kebijekan moneter ini bekerja memerlukan waktu (time Jag), Tine Jag masing-masing jalur bisa berbeda dengan yang lain, Jalur nila tukar biasaaya bekerja lebih cepat karena dampak perubahan suku bunga kepada nilai tukar bekerja sangat cepat. Kondlisi sektor keuangan dan perbankan juga sangat berpengaruh pada kecepatan tarnsmisi kebijakan moneter. Apabila perbankan melihat risiko perekonomian cukup tinggi, respon perbankan terhadap penurunan suku bunga BI rate biasanya sangat lambat. Juga, apabila perbankan sedang melakukan konsolidasi untuk ‘memperbaiki permodalan, penurunan suku bunga kredit dan meningkatya permintann Kredit belum tente direspon dengan menaikkan penyaluran kredit, Di sisi permintaan, penurunan suku bunga kredit perbankan juga belum tentu direspon oleh meningkatnya Bab 11. Kebijakan Moneter permintaan Kredit dari masyarakat apabila prospek perekonomian sedang._lesu. Kesimpulannya, kondisi sektor keu gan, perbankan, dan kondisi sektor rill sangat berperan dalam menentukan efektif atau tidaknya proses transmisi kebijakan moneter, (Sumber: bittp:/vww-bi go. webfid/Moneter/Transmisi~Kebijakan*Moneter/) Penjelasan Operasi Moneter yang dilakukan Bank Indonesia Penjelasan: Definisi dan Tujuan, Proses Operasi Moneter dan Penyempurnaan Operasi Moneter Dalam rangka mencapai sasaran akhir kebijakan moneter, Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter melalui pengendalian suku bunga (target suku bunga). Suku bunga kebijakan, yang dikenal dengan istilah BI Rate, ditetapkan melalui Rapat Dewan Gubemur (RDG) Bank Indonesia, Dalam tataran operasional, BI Rate tercermin dari pergerakan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight (O/N), PUAB atau Pasar Uang Antar Bank adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara satu Bank dengan Bank Lainnya, Suku bunga PUAB merupakan harga yang terbentuk dari kesepakatan pihak yang meminjam dan meminjamkan dana. Kegiatan di PUAB dilakukan melalui mekanisme over the counter(OTC) yaitn terciptanya kesepakatan antara peminjam dan pemilik dana yang dilakukan tidak melalui Iantai bursa. Transaksi PUAB dapat berjangka wakta dari satu hari Kerja (ovemight) sampai dengan satu tahun, naman pada praktikuya mayoritas transaksi PUAB berjangka wakru kurang dati 3 bulan. ‘Agar pergerakan suku bunga PUAB O/N tidak terlalu melebar dari anchor-aya (BI Rate). Bonk Indonesia selalu berusaha untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan secara seimbang sehingga terbentuk suku bunga yong wajar dan stabil. Kebutuhan likuiditas perbankan diestimasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor autonomous seperti operasi pemerintah, jatuh wakt instrament OPT dan Standing Facilities serta mutasi dari uang kartal. Faktor-faktor tersebut dapat berdampak: injeksi (penambahan) likuiditas maupun absorpsi (pengurangan) likuiditas di pasar uang, 214 Bab 11. Kebijakan Moneter Operasi Moneter: Operasi Pasar Terbuka Operasi Pasar Terbuka (OPT) merupakan bagian dari kegiatan Operasi Moneter (OM) yang berfingsi untuk mengurangi (smoothing) volatilitas suk bunga di PUAB. OPT terdiri dari 2 jenis, yaitw 1. OPT Absorpsi OPT absorpsi dlakukan apabila dari perkirann perhitangan likuiditas maupun dari indikator sku bunga di PUAB, pasar tang diperkirakan mengalami Kelebihan likuiditas. Salah satw indikatornya adalah suku bunga PUAB yang turun tajam, Instrumen yang digunaken dalam OPT absorpsi ini adalah () Lelang SBI, (i) Term Deposit (ii) SBN outright jual, (iv) Reverse Repo SBN serta(v) sterilsasi valas dengan menjual USD/DR ataupun melakukan swap jual USD/DR. 2. OPT Injeksi OPT injeksi dilakukan apabila dati perkiraan perhitungan likuiditas maupun dari indikator suk bunga di PUAB, pasar uang diperkirakan mengalani kekurengan likuiditas. Salah satu indikatornya adalah suku bunga PUAB yang naik tajam. Instrumen yang dignnakan dalam OPT injeksi ini adalah (i) Repo, (ii) SBN outright beli serta (ii) sterilisasi valas dengan membeli USD/IDR ataupun melakuikan swap beli USDIDR. Operast Moneter :Standing Facilities Penyediaan Standing Facility (SF) merupakan bagaian dari kegiatan OM yang berfungsi untuk membentuk koridor suku bunga PUAB o/n, Seperti halnya OPT, standing facilities juga terbagi 2, yait: 1, Penyediaan dana rupialt dari Bank Indonesia kepada Bank (lending facility), yaitu fasilitas bagi bank yang mengalami kesulitan likuiditas dengan cara merepokan SBI/SUN/SBN yang dimilikinya kepada Bank Indonesia: dan Bab 11. Kebijakan Moneter 2, Penempatan dana rupiah oleh Bank di Bank Indonesia (deposit facility), yaitu fasilitas bagi bank y -memmiliki kelebihon likuiditas dengan cara menempatian dana yang imilkinya kepada Bank Indonesia Sebagsimane diatar dalam undsng-undang Bank Indonesia, maka operasi moneter juga dapat dilalukan melalui mekanisme syariah, seperti yang tergambar pada Kotak area wana ius ‘nstramen Operasi Pasar Terbuka inoniinanl faanne amine Fastin Tesiime fegare [own — ow en a a [Nominal kelipatan | RP100jt [Rp 100jt [Rp t0oje Rp r0ojt Neca fee eer dee — pester foie fmol i fon “Ta eee Keterangan: FASBIS (Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Sysriah) ‘Sumber: tp:/www:bi.go id weblid’ Monster Operasi~Moneter Standing Facilities Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Otoritas Ja dan werenang pengsturan dan Keuangan adaish Jembegs nezara yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 yang becfungsi ‘menyelengzarokan sistem pengatursn dan penzawasan y pengawssan bank, sets untuk melindungt konsumen industri jasa euangan ‘Vii dan Misi O7K ( Otorts tse Keusngan ) Visi OK yaity eee ning ene enter nt |3. Depat membawa indus jase Keuangan untuk menjadi par nasional ekonomi dengan daya ‘nuk melindungt Kepentingon Konstmen den masyarakt, don 216 w terntegraiteshadep Keseluruen kegiaton di dalam sebtorjasa keuangan. OJK adele lembaga yang independen dan bebes deri campurtangen pik lin, yang mempuny2i nasi gas, peageturan, pengawasan, pemeriksoon, dan penyidikan, OJK didinikan untuk meuggastikan peran Bapepasn- [LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga kevangen, dan menggentikan peren Bank Indonesia dalam Bab 11. Kebijakan Moneter 44. Kemempuan watuk meningkatkan kessjabtersan masyataket Misi OOK 1 3 ‘Uoruk mescjudkan disclenggarakanaya senna kegiatan di sektor keuangan sehingye merska bechails cl, ransperan, don suntabe. ‘Vatu mewujudkan sistem keuangan yang berkelanjutan dan stabil. ‘Untuk melindungi kepentingan Lonsumen den macyeraat ‘Togas dan wewenang OIK (Otorits Jaza Kevengen) (OFK melaksonskan tugs pengauran don pengawasonterbadep 1, Kegiatan jess keuangan di sektor perbenkan 2, Keviatan josa hevangan di sektor pasar modal Kegan jora kevangan di seltor porasurencian, dane pension, mbaga pembiayaaa, daa lemabage jasa euangan Isinaya atuk melohsanakan tuges pongaturen, OK mempunyai wewenang : 1, Menctapkan peraturan pelksanaan Undang-Uadang ini Menstaptan persturan parandang-undangan di saktor jase keuangaa ‘Menetapkan peratran dan keputusan OTK 4. Menotapkan peraturan mengenai pengavasan i seltorjass keuangan Menetapkan kebijakan mengensi pelaksanaan tuges OJK 6, Menetapkan peraturan mengensi tata cora penetapan perintah tertuls terhadap Lembs pila tertents “Menstapcan peraturan mengenal tat cara penetapan pengelolastatuter pada Lemobaga Jasa Kenangas 8, Menstaphan struktur orgonisasi dan initstrutur, sete mengelola, memelihera, dan menatavsahahan kekayaan dan kewajiben 9, Menstapkan persturan mengenai ‘eta cota pengenasa sanksi sesusi dengan Ketentuan perataren penundang- Jasa Keuangan dan undangen di sehtorjasa kevangen Untuk melaksanakan togas pngowasen, OJK mempunyai wewensng 1. Menetapkan kebijokan operssional pengowasaa trhadap kepistan jars keuangan “Mengawasi pelaksanaen tigas pengawasen yang dilaksanakan oleh kepalaeksekutif ‘Mlakukan pengowasen, pemerksoaa, penyidikan,perlindungen Lonsumen, dan tindakan lain tethadap lermboga Jase kouangen, pelaku, danitau penunjang Kegitan jase keuangen sebagsimana dimaksod dalam peraturen perundang-undangan di set jasa kevangen 44. Memberikan periatah tertols kepada lembaga jase kevangen dan atau pak tertnts Bab 11. Kebijakan Moneter Melakukan penunjukan dan menetapkan penggunaan pengelola statute 6. Menetapkan sanksi administatifteshadap pikek vang melakukan pelaneseran terhadep persturan perundang- ‘uadangan di sektorjasa keuangan: den 7. Merberikan dan/atau mencabut a. Trin uscha , Tzin orang perseorangan ©. Efektifaye pernystaan pendaftaran 4. Sorat tanda tendaftar & Perstsjuan melakukan kepistan usahs £ Pengesaban ersetujuan tau penetapan pembubaran ‘h, Penetapan lain, sebayaimena dimaksud dalam peraturan penmndang-undangan di sektor jase keuangen Pasce teibentuknya Otortas Jase Keuangan, maka tugas Bank Indonesia adalsh menjage sabiites moneter dan mengatur sistem pembayaran. Selanjuinya untuk melaksanakan tugas megjaga stabiitas moneter dan menjaga sistem ‘pembayaran, maka Bank Indonesia sebagai bank sental buken hanya mengawasi bank tetapi juga dapat mengawasi pasar ‘modal den lembaga keuangen nom bank. Hal ini yang selema ini tidak pera dilekuken oleh Bank Indonesia, Kegiatan in bertuuen untuk meyskinksn ads sta tidaknya rsiko terganggunya stabilitas sistem kevangan. Sebogai bank senrel, Bank Indonesia joga berperan sebagai lender of the last resort. Dslam hal in apsbils terdapat bank yang mengzlami kesulitan kevangan dan membutubkan pinjaman, maka Bank Indonesia bertugas memberikan bantuan pinjaman dalam benmk Fasilits Pinjaman Jangka Pendek (FPIP). Akan tetapi setelah pengaturen don pengawasan ‘perbankon dilakukan oleh OFK maka yang mengetahui den menguasiinformasiKondisi perbarkan adalah OJK. Selanjutya (OFK akan melaporkan pada BI tentang kondisi bank yang memerlukan bantuan. Tentu saja BI tidak dapat secara cepat smemutuskan untuk memberikan FPIP, zkantetapi tericbih debt akan melakuken konfirmasi dan peninjavan vlan, Hal ini berpotensikurang efektifya peran BI sebagai lender of the last resort, ‘Sebagai lembaga yang bertugas menjage sistem pembeyaran dan meagatur kebijakan moneter, maka Bank Indonesia akan oleh BI adalah meneatukan tingkat suku bunga ‘menjage Kestabilan niet rupiah, Selah satu intrumen yang dapat scuan (BIRate, giro wajib minimum, ketentuan devisa dan ketentuan kredit, Pelaksanaan pengoturan kebijakan moneter yang dijelankan oleh BI harusnys dapat bekerja secara efektif, BI rote ‘hendaknya direspon secara lngsung oleh klangan perbankan, sehinggs berpengaruterhadap masyarakat khususnva stor ‘Hil Masalahnya adalah selma ini pergerakan BI vate tidak sera merta dikuti oleh pergeakan bung simpanen dan bung. edit In terjodi pada saat BT masih berwenang untuk mengatur dan mengawasi perbankan, al yang peru dif eshatikan adalah jangan sampai peda saat fungsi pengaturan den pengawasan perbankanpindeh ke OFK, fungsi ini menjadi semakin tidak feb. 218 Bab 11. Kebijakan Moneter ‘Somber tp: eww. oko. in/vsion-missio ‘Sumber tip: ewok. 2. peran-bi ‘Sumber: hitp: ‘www.ojh.g0.id-tugas-dan-fungsi 219 Bab 11. Kebijakan Moneter RANGKUMAN BAB XI 1.Permintaan akan uang dalam masyarakat atau motif masyarakat dalam memegang ang ada tiga yaitu: untuk transaksi, untuk berjaga-jaga can spekulasi Penawaran Usng (Money Supply= Ms) Adalah jumlah wang yang beredar di masyarakat. Keseimbangan pada pasar uang terjadi pada saat penawaran uang sama dengan permintaan Fungsi bank sentral mempunyai empat fungsi utama yaitu: bankir bagi bank- bank komersial, bankir bagi pemerintah, pengontrol jumlah wang yang beredar dan pengatur pasar wang ‘Menurut undang-undang No, 23 Thun 1999 tentang Bank Indonesia tugas/ kewenmgan ‘Bank Senral (BI) yang tercantum pada Pasal 10 sebagai berikut: (2) Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter sebagaimana ddimaksud dalam Pasal 8 huruf'a, Bank Indonesia berwenang: 4, menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran Jaju inflasi yang ditetapkannya: b, melakukan pengendalian moneter dengan mengaunakan cara-cara yang termaksud tetapi tidak terbatas pada: 1) operasi pasar terbuka di pasar wang baik rupiah maupun valuta asing: 2) penetapan tingkat diskonto: 3) penetapan cadangan wajib minimum; +4) pengaturan kredit atau pembiayaan 2) Cara-cara pengendatian moneter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dilaksanaken juga berdasarkn Prinsip Syariab, (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufb dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia 3. Instrumen bank sentral mempengaruhi jumlah wang yang beredar yaitu: operasi pasar terbuka, penetapan cadangan minimum bagi perbankan, peran sebagai lender of last resort, kebijaken niali tukar, pengelolaan cadangan devisa dan kredit proyek. 220 Bab 11. Kebijakan Moneter 4, Kebijakan Moneter adalah pengataran jumlah wang yang beredar oleh para pembuat kebijakan di bank sentral (bank Indonesia) untuk mencapai kestabilan, ‘harga (inflasi) dan kestabilan perekonomian (kestabilan output), Kebijakan moneter dilakukan dengan menambah atau mengurangi jumlah ane yang beredar dilakukan dengan dua melalui dua kebijakan yaitu: a. Kebijakan Moneter Ekspansif (Expansive Monetary Policy) Kebijakan moneter ekspansif adalah Kebijakan moneter dilakukan untuk ‘menambah jumlah uang beredar. b. Kebijakan Moneter Kontraktif (Contractive Monetari Policy) Kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang dilakukan untuk ‘mengurangi jumlah wang yang beredar (Tight Money Policy). LATIHAN BAB XI Soal Dalam suatu perekonomian jumlah ang beredar (penawaran wang = M1) adalah 1.100 smu (satuan mata uang) yang terdiri dari ang karta $00 smu dan ang giral 600 simu jika bank sentral menaikan rasio cadangan dari 10 persen menjadi 12 persen. Dengan asumsi semua bank umum tidak memilki cadangan dan jumlah wang kartal yang beredar tidak berubah, Berapa perubahan jumlah wang yang beredar akibat perubahan cadangan BABXIT PENGANGGURAN DAN INFLASI Tujuan bab XII ini adalah menjclaskan tentang A. Pengangauran: 1, Pandangan Klasik terhadap Pasar Tenaga Kerja dan Upah Lengket ( Wage Rigid). Terminologi Penganaguran 3. Penyebab Terjadinya Pengangguran B. Inflasi 1. Definisi Inflasi 2. Penyebab Inflasi 3. Metode Pethitungan Inflasi 4. Perbedaan Inflasi IHK dan Inflasi PDB Deflator $. Kurva Philip dan Kurva Philip untuk Data Indonesia Pengangguran dan inflasi adalah dua dari tiga isu sentral dari ekonomi malso selain pertumbuhan ekonomi Pengangguran dan inflasi dijadikan topik wtama dalam baik perencanaan ekonomi —-maupun dalam kampanye para politisi baik di tingkat nasional maupun tingkat daerah atau pilkada yang sering mengklaim bahwa program atau kebijakan yang mereka tawarkan akan menciptakan banyak lapangan Kerja dan akan menjaga kestabilan harga. PENGANGGURAN (Unemployement) Pengangguran adalah masalah ekonomi makro yong mempengaruhi kebidupan manusia Angkatan kerja yang menganggur atau kehilangan pekerjaan berarti menurmnya standar hhidup, memperoleh tekanan/beban psikologis dan menimbulkan masalah dalam keluarga arena tidak mempunyai pendapatan yang memadai, Secara umum pengangguran adalah suatu keadaan dimana angkatan kerja yang ingin memperoleh pekerjaan tetapi belum mendapatkannya, 222 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi Pandangan Klasik Tentang Pasar Tenaga Kerja dan Upah Lengket (Wage Rigid) Para ckonom Klasik berasumsi bahwa tingkat upah akan secara otamatis menyesuaikan dengan jumlah permintaan dan penawaran tenaga Kerja, sehingea pengangguran tidak akan pernah ada, Untuk melihat bagaimana proses penyesuaian tersebut terjadi, kita asumsikan bahwa tinekat upah di pasar tenaga kerja adalah Lo dan tingkat pengangguran U; jika tetiadi enurunan permintaan tenaga kerja (gambar 12.1) maka akan menggeser kurva permintaan tenga kerja kekeri dari D. ke D:. v s U u ie Dy D: lL bo L Gambar 12.1: Kurva Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja Penurunan permintaan tenaga kerja menyebabkan tingkat upa turun dari Wo ke W; dan jumlah permintaan terhadap tenaga kerja turun dari Lo ke Ly Upah Lengket (Wage Rigid) Salah satu penyebab terjacinya pengangguran (selain pengangguran struktural dan friksional) adalah upah lengket (wage rigid) artinya, upah tidak turun (tertahian) pada seat permintaan terhadap tenaga kerja turun, ‘Mengapa upab lengket (rigid)? Lambataya perubahan upah nominal terkait dengan kontrak jangka panjang (antara pekerja dan perusahaan) yang mengatur upsh nominal, yang terkadang berjangka hingga tiga talnm 203 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi (Mankiw, 2006:304, ali bahasa oleh, Chriswan) dan penetapan upah minimum melalui kesepakatan pekerja, perusahaan dan pemeri ih yang bukan berdasarkan tingkat nilai pasar tetapi berdasarkan kebutuban hidup minimum pekerja ‘Hal ini dapat dijelaskan oleh grafik 12.2, tingkat upah awal adalah di Wo dengan jumlah w s y ws w Dd bor ou L Gambar 12.2: Kurva Upah Lengket (Wage Rigid) tenaga kerja Lo jika terjadi penunanan permintaan terhadap tenaga Kerja dari Do ke Di tingkat upah tidak turun ke W" tetapi tertahan di Wy sedangkan jumtah tenaga kerja yong ingin ditawarkan oleh rumah tangga Lo pada tingkat upah Wo dan L; adalah jumlsh yang diminta perusahaan, maka terjadi pengangguran sejumlah adalah Lo - Ly Beberapa terminologi dalam pengangguran adalah sebagai berikut: Usia kerja adalah jumlah angkatan kerja. yang berumur 15 tahun $5 tahun 1 Angkatan kerja Gabor Force) adalah jumlah penduduk yang berusia 1 tahun yang aktif mencari pekerjaan atau jumlah orang yang sedang bekerja dan orang yang ‘mengangeur. 1 Kesempatan Kerja Employment Opponmity) adalah jumlah pekerja umur 15 tahun ~ tahun atau yang termasuk dalam angkatan kerja yang memiliki pekerjaan, 224 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi Pengangguran Cnemplovment) menunjukkan jumlah pekerja yang tidak bekerja dan secara aktif sedang mencari pekerjaan atau selisih antar angkatan kerja dengan ‘kesempatan kerja yang tersedia Beberapa Defenisi Penting Dari data BPS tahun 2009 diperoh jumlah penduduk Indonesia talun 2009 adalah 231.4 juta orang, jumlah orang bekerja 104,485 orang dan jumlah penganggur 9,259 juta orang, maka jumlah angkatan kerja adalat: Angkatan Kerja =jumlah orang bekerja + jumlah pengangour = 104.485 juta orang + 9,259 juta orang = 113,744 ja orang Tingkat pengangguran (Unemployment Rate = U) adalah pengangguran yang dinyatakan sebagai prosentase dari angkatan kerja, yaitu: U~ JumlahPengangguan x 100% “Rnskataa Rea U= (9.259 juta orang/113,744 juta orang) x 100% = 814 persen Tingkat patisipasi angkatan-kerja (labor-force participation) atau PAK adalah persentase dari populasi angkatan kerja dalam usia kerja, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Angkatan Kerja x 100% Populasi Orang Dewasa Jika jumlah populasi usia kerja sebanyak 168,26 juta orang (BPS 2009) dan jumlah yang bekerja sebanyak 113,744 juta orang, make PAK adalal 205 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi Ps (213,744 juta orang/168,26 juta orang) x 100 6 persen Adapun gambaran jumlah angkatan kerja, jumlah oang bekerja dan jumlah pengangguran di Indonesia talium 1997 sd 2014 adalah sebagai berikur: 140,000 ~ 120,000 100,000 30,000 60,000 40,000 20,000 wAngkatanKerja mBekerja_@ Mengangeur Sumber: ADB Key Indicator Gambar: Jumlah Angkatan Kerja, Bekerja, dan Menganggur Talnn 1997 sd 2014 (orang) Kelompok Pengangguran Klasifikasi BPS Menurut BPS (http:/daps.bps.go.id/File%20Pub/L APORAN%20SOSIAL®%202007 pd) ‘mengelompokan peogangguran sebagai berikut 1. Pengangguran penub/terbuka (open unemployment) yaitu orang yang termasuk angkatan kerja tetapi tidak bekeria dan tidak mencari pekeria 2, Sefengah menganggur Setengah menganggur didefinisiken sebagai penduduk yang bekerja dibawah jam kerja nonnal (Kurang dari 35 jam/minggu), yang terditi dari: 226 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi a. terpaksa (involuntary underemployment) adalah orang bekerja kurang dari 35 jam semingau Karena suatu sebab di loar kemavannya, Mereka tidal/belim berhasl memperoleh pekerjaan sekalipun mereka mencari dan bersedia menerima pekerjaan dengan upah yong lebih rendah dari tinct yana diharapken, +b. Setengah menganggur sukarela (involuntary memployment) adalah mereka yang bekerja deurang dari 35 jam seminggu tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak menerima pekerjaan, sering discbut juga pekerja paruh waktu (part time worker) > Sebab- Sebab Terjadinya Pengangguran: Seseorang yang belum mendapatkan pekerjaan (menganggur) tidak hanya disebabkan oleh tidak tersedianya pekerjoan tetapi juga Karena: pekerja memerlukan waktu penyesuaian antara lnuolifikasi pekerja dengon pekerjaan yang tersedia, Keterampilan yang diminta oleh pemberi kerja tidak sesuai dengan Keterampilan peneasi Kerja atau tidak adanya kesesunian lokasi antara pekerjaan dan pencari kerja, adanya perubshan permintaan dan penawaran tenaga kerja, siklus bisnis. Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dapat dibagi menjadi ~ Pengangauran fiiksional (Frictional Unemployment) Penganagwran friksional adalah pengangawan yang swuncul Karena adanys waktu yong diperlukan untuk menyesuaikan antara kualifikasi pekerja dengan pekerjaan ‘yong tersedia, Pemberi kerja peru waktu untuk untuk mempelajari kemampuan pelamar, dan peneari kerja untuk mempelajari kemampuan pencari kerja. Waktu yang diperlukan untuk mempertemukan permintazn tenaga kerja dengan ppenawaran tenaga kerja menghasilkan pengangguran friksional ~ Pengangguran struktural (Sructural Unemployment) Penganaguran struktural adalah pengongguran yang muncul karena (1) keterampilan yang diminta oleh pemberi kerja tidak sesuai dengon keterampilan pencari kerja atm (2) tidak adanya Kkesesuaian lokasi antara pekerjaan dan pencari kerja Pengangguran struktural terjadi Karena perubahan selera, telnologi, pajak, atau Kompetisi yang mengurangi permintazn atas keterampilan tertentu dan menaikkan 207 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi permintaan atas keterampilan yang lain, Coutoh golf cart menggantikan caddy dan ATM nenggantikan teller bank. Pengganguran Musinan (Seasonal Uinemployment) Pengangguran musimsn adalah penganggnran Karena adanya perubahan permintaan dan penawaran tenaga Kerja. Contoh: nelayan tidak melaut pada imusim gelombang tinggi, petani menganggur pada musim kemarau panjang, dst ~ Pengangguran siklikal (Cyclical Unemployment) Pengangguran siklikal adalah fluktuasi pengangguran yang disebabkan oleh siklus bismis, Pada saat resesi terjadi penunman produksi dan permintaan terhadap tenaga kerja berkurang jika perekonomian mengalami ekspansi maka produksi naik sehingya permintaan texhadap tenaga kerja meningkat, Gamibar 12.4 memperlihatkon perkembangan tingkat pengangguran di Indonesia pada tahun 1990-2009 sebagai berikur: Tingkat pengangguran 1990-1996 (zaman Orde Baru) dibawah $% (rendah) Karena kuat campur tangan pemerintah dalam mengontrol perekonomian (pengendalian harga, ketenaga kerjaqn dan 228 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi estabilan politik) membuat pertumbuban ekonomi rata-rata adalah 7.99% selama tuju tahun, tersebut. Pertumbuban yang tinggi menyerap banyak tenaga kerja dan menurunkan tingkat pengangguran. Pada zaman reformasi 1998 - sckarang tingkat pengangguran ters meningkat dari 6.4% pada talnin 1999 sampai puncaknya 11.2% tabun 2005 salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga BBM premium dari Rp 2.400, menjadi Rp4.500,- dan solar dari Rp 2.100. menjadi Rp 4.300- = bbm*2005a Etaging] kagl=Loor Kh Se pada tahun 2006 turun menjadi 10.5% dan tahun 2009 sebesar 8.1%. Ada indikasi bahwa rata-rata tingkat pengangguran cendenmg tinggi seiring dengan rendahinya pertumbulian ekonomi, Misalnya pada 1999-2009 (rata-rata 4,65 INFLASI (Inflation ) Inflasi adalah Kenaikan harga secara tumum, Kenaikan barga berlangsung secara terus meners ‘untuk sekelompok barang. Dan sebaliknya jika harga tur secara ferus menerts untuk sekelompok barang maka disebut deflasi. Kenaikan harga secara unum akan menurunkan nila riel dari masyarakat khususnya ‘masyarakat yang berpenghasilan rendah maupun tetap Pentinsnya Kestabilan Harga Inflasi meourunkan daya beli, terutama oleh masyarakat miskin yong tidak memiliki tabungan untuk meng-hedge inflasi. D_Distribusi pendapatan metebar. © Inflasi yang tinggi menghambat investasi produktif Karena tingginya Ketidckpastian (mendorong investasi jangka pendek). 2 Inflasi yang tinggi, menyebabkan dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi terhambat Kenaikan harga umum atau inflasi salah satunya diukur dengan menggunakan indeks harga Konsumen (HK). Indeks Harga konsumen (THK) adalah suatu indeks, yang menghitung ratarata perubahan harga dalam suatu periode dari suatu kumpulan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh ‘penduduk/rumah tangga dalam kauun waktu tertentu 229 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi Pada Maret 2005 anda mengisi BBM di Stasium Pengisian Bahan Bakar Umum wang Rp100.000.- bisa memperoleh 41,67 liter premium dan tahun 2009 wang Rp 100.000, hanya bisa memperoleh 22.22 liter premium -fiwww google comwebhp7hi-id#sclient=psyhl=id&site—webhp&q-hargnt bom: 20052 rikagi-g] Lagi Kog=& fp=$46b5e65489Ralf). Hal ini berarti Kemampuan memperoleh barang (purchasing power) dari vang yang kita miliki semakin menurun, Kenaikan harga minyak mempunyai efék domino kepada, kenaikan harga sekelompok (basket) barang dan jasa pada priode tertentu tersebut discbut inflasi Penyebab Inflast Inflasi ditinjau dari penyebabnya dapat digolongkan menjadi dua (Parkin, 2010:702) yaitu 1 Inflasi akibattarikan permintaan (demand pull inflation) 1 Inflasi akibat desakan biaya peroduksi Gost push inflation) Inflasi akibat tarikan permintaan (demand pull inflation) Inflasi yang terjadi karena adanya kelcbihan/peningkatan permintaan total (aggregate demand) dibandingkan dengan penawaran total (aggregate supply) sehingga terjadi kenaikan harga. Faktor penyebab terjadi demand pull inflation adalah tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaamnya. Dalam kontcks makrockonomi, kondis ini digambarkan oleh output rill yang melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand) lebih besar dari pata kapasitas perekonomian, Inflasi akibat tarikan permintaan (demand pull iflation) dapat dijetaskan pada grafik 12.5 Derik: ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi SRAS P Z7 Ey Po 7 AD ‘ADs 0 Yo y Gambar 12.5: Demand Pull Inflation Inflasi diawali oleh peraeseran kurva permintaan agregat kekiri dari ADs ke AD, menyebabisan tingakat harga naik dari Po ke Ps (output juga naik dari Yo ke Yi), hal akan membuika celah inflasi seperti terlihat pada gambar 12.5 Inflasi akibat desakan biaya peroduksi (cost push inflation) Inflasi yang terjadi akibat kenaikan biaya produksi (input) sehingza ‘mengakibatkan harga jual produk (output) meningket. Misalnya, sebagai akibat Kenaikan upah burub, barga bahan baku ataupun Kenaikan biaya teknologi dan sebagainya, Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi Inar negeri terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (administered price), dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan terganggunya distribusi Peningkatan harga input (kenaikan harga minyak) menyebabkan biaya produksi naik dan produsen mengurangi produksi (output) maka menggeser kurva permintaan agregat kekiri dari AS ke AS; akan menaikan harga dari Py Ke Py seperti terlihat padakurva 12.6 bericut: ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi ° MY y Gambar 12.6" Cost Push Inflataion Keterangan gambar 12.6 Celah inflasi terjadi jika pendapatan nasional aktual melebilii penclapatan nasional potensial (Y; > ‘Yo ) dicapai dengan kapisitas produksi dioperasiken diatas kapasitas normal (tenaga kerja Jembur) meningkatkan biaya produksi (biaya total) dan menurunkan laba akhirnya produsen mengurangi suplai (menggeser kurva SRAS, ke SRAS:) serta mengaeser Y; ke Y, celah inflasi hilang tetapi harga sudah naik ke P2 ‘Metodologi Perhitungan Inflasi Statistik harga secara khusus (statistik harga Konsumen/tetal) dikwmpulkan dalam rangka penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks ini merupakan salah satu indikator ekonomi yang secara unum dapat menggambarkan tingkat inflasideflasi harwa barang dan jasa. Mulai Juni 2008, THK disajikan dengan menggunakan tahun dasar 2007=100 dan mencakup 66 kota yang terdiri dari 33 ibukota propinsi dan 33 kota-Kota besar di seturuh Indonesia. HK, sebelumnya menggunakan tahun dasar 2002: 100 dan hanya mencakup 45 kota Dalam menyusun IHK, data harga konsumen atau retail diperoleh dari 66 kota dan meneakup antara 284 - 441 barang dan jasa yang dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok pengeluaran ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi ‘yaitu: bahan makanan; makanan jedi, minuman, rokok dan tembakau; perumahan, air, listrik, gas ‘dan balan bakar: sandang: kesehatan; pendidikan, rekreasi dan olah raga; dan trensportas, komunikasi dan jasa keuangan. Setiap kelompok terdiri dari beberapa sub Kelompok, dan dalam setiap sub kelompok terdapat beberapa item. Lebih jah, item-item tersebut memiliki beberapa smutu atau spesifikasi Dari setiap Kota, beberapa pasar tradisional dan pasar modem dipilih untuk mewakili bargaharga dalam kota tersebut, Data harga masing-masing komoditi diperoleh dani 3 atau 4 tempat penjualan, ‘yang didatangi oleh petusas pengumpul data dengan wawancara langsung. Indeks Harga Konsumen Indonesia dihitung dengan mengembangkan rumus Laspeyres. Dalam penghitungan reta-rata harga barang dan jasa, ukuran yang digtnakan adalah mean (rata-rata), tetapi untuk beberapa barangjasa yang musiman, digunakan geometr Frekuensi pengumpulan data harga berbeda dari satu item dengan item lainya tergantung pada ‘karakteristk item-item tersebut, sebagai berikut: © Pengumpulan data harga beras di Jakarta adalah harian 2 Beberapa item yang termasuk ke dalam kebutuban pokok, data harga dikumpulkan setiap ‘minggu pada hari Senin dan Selasa 0 Untuk beberapa item makanan, data harga dikumpulkan setiap dua minggu sekali, hari Rabu dan Kamis pada minggu pertama dan ket 5 Untuk item makanan Jainnya, makanan yang diproses, minuman, rokok dan tembakau, data harga dikumputkan bulanan pada hari Selasa menjelang pertengahan bulan selama tiga hari (Selasa, Rabu, dan Kamis).. Untuk barang-barang tahon lama data harganya dikumpulkan bulanan pada hati k sanpai hari ke-15. 2 Data harga jasa-jasa dikumpulkan bulanan pada hari ke-1 sampai hari ke-10. © Data harga sewa rumah dikumputkan bulanan pada hari ke-1 sampai hari ke-10 © Upah baby sitter dan pembantu rumah tanga diamati bulanan pada hari ke-1 sampai hari ke-l0, [Data yang berhubungan dengan biaya pendidikan dikumpulkan bulanan pada hari ke-1 ssampai hari ke-10. ‘Sumber: lutpy/www.bps.go id/aboutus php?id_subvek=03 &tabel=1&i=2, ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi ‘Pengelompokan Inflasi Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose - COICOP), yaitu 1, Kelompok Bahan Makanan 2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau 3. Kelompok Perumahan 4. Kelompok Sandang 5. Kelompok Kesehatan Kelompok Pendidikan dan Olah Raga Kelompok Transportasi dan Komunikasi Sumber: __http://www.bi.go.id/web id/Moneter/Inflasi/PengenalanInflasi/ Indikator inflasi lainnya berdasarkan tnternational best practice autara lain: 1, Indeks Fiarga Perdagangan Besar (IHPB). Hlarga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu Komoditas. [Penjelasan lebih detail mengenai IHPB dapat dilihat pada web site Badan Pusat Statistik: www bps.20.id 2. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasitkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar hharga konstan, Disamping pengelompokan berdasarkan COICOP tersebut, BPS saat ini juga mempublikasikan inflasi berdasarken pengelompokan yang lainnya yang dinamakan disagregasi inflasi. Disagregasi inflasi tersebut dilakukan untuk menghasilkan suatu indikator inflasi yang lebih ‘menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental. ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi Di Indonesia, disagregasi inflasi IHK tersebut dikelompokan menjadi: 1, Inflasi Inti, yaitu Komponen inflasi yang cendermg menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti © Interaksi permintaan-penawaran © Lingkungan ckstemal: nilai tukar, harga komoditi intemasional, inflasi mitra dagang co Bkspektasi Inflasi dari pedazang dan konsumen 2. Inflasi non Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dati Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) : Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan ‘makauan seperti panen, gangguan alam, atau fiktor perkembangan haga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional © Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Adininistered Prices) Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tari listik, tarif angkutan, dil. > Inflasi berdasarkan cakupan pengaruh terhadap harga: SD — Inflasi Tertutup (Closed Jnflation) Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan satu atau dua barang tertenta. 3 Inflasi Terbwika (Open Inflation) Apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umm, 3 Inflasi Tidak Terkendali (Hiperinflation) Apabila inflasi terjadi demikian hebatnya sehingea setiap saat harga terus bermbah dan meningkat schingga orang tidak dapat menahan wang tebih Jama disebabkan nilai uang terus merosot. ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi > Jenis-jenis Inflasi: 1. Creeping Inflation (aflasi Merayap) Inflasi yang terjadi di dalam masyarakat yang tidak terlaln besar (<10 %) don biasanya tidak menguanggu jalannya perekonomian, 2. Hyper Inflation Laju inflatasi yang sangat tinggi, (100 %) dan mei perekonomian yang tidak stabil. Contohnya : —_Laju inflasi Indonesia pada tahun 196 > 100% Indeks Harga Konsumen (IHK) Indeks harga konsumen (Consumer Price Index = CP!) adalah indeks harga yang dihitung tiap bbulan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan menggunakan sekelompok barang dan jasa atau “sckeranjang, pasar 2007: yang dibeli setiap bulan olch konsumen di sejumlah kota (Case dan Fair, ah bahasa Wibi dan Devri) LLaju inflasi berarti tingkat persentase Kenaikan dalam beberapa indeks harga dari suatu periode ke periode lain. Tabel berikut ini adalah contoh pethirungan indeks harga konsumen (THK): Tabel 12.1: Perhitunzan Bobot Proporsional Indeks Harga Konsunen nS 5000 a (02903 | B —+— 1 Rp 500.000 | Rp 500.000 a c | 30 | Rp 20.000 | Rp 600.000 on I | Rp 1.550.000 7 Untuk menyederhanakan masalah misalkan rumah tangga mempunyai pendapatan Rp 1.550.000 per bulan, mengalokasikan pengeluarannya dalam isa kelompok komoditi yaitu: Makanan (A) ssebesar 29,03 persen, sewa rumah (B) sebesar 32,26 persen, dan lainnya 38,71 persen. 36 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi ‘Tabel berikut memperlihatkan perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK): Tabel 12.2: Perhitungan Indeks Harga Konsumen A I 90 [o-2905 Pe. 5.000 Ro. i ‘1451.6 1741S B 1 (Soe ea eT | 161300 | 93.560 — o 30 [sen Rp 20000 Rp. 30.000 [742 11613 [ | | | 170.493.5 206.914,8 Perhitungan IHK berdasarkan talnan dasar 2007 adalah: 170 493.5 IHK= —— 100 170 4935 IK 2007 = 100 Indeks harga konsumen (IHK) tabun 2008 dengan tahun dasar 2007 adalah 206 914.8 THK= ——— x10 170 493,5 THK= 121,36 Nilai THK tabu 2008 sebesar 121,36 menjelaskan bahwa adanya kenaikan harga sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga tersebut sebesar 21.36 persen dibandingkan denga talnun dasar (2007), Perhitungan Inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Perhittngan inflasi oleh BPS pada November 2010 dengan menggunakan IHK dapat dilihat pada tabel berikut ini: 4 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi Berdasarakan data BPS di 66 kota pada bulan November 2010 terjadi inflasi 0.60 persen, atau terdapat Kenaikan Indeks Harga Konsemen (IHK) pada bulan Oktober 2010 dati 123,29 menjadi 124.03 pada bulan November 2010, Laju inflasi Januari-November) 2010 sebesar 5.98 persen dan laju inflasi year on year (November 2010 terhadap November 2009) sebesar 6,33 persen. Tabel 12.3 Laju Inflasi Gabungan 66 Kota November 2010, Talnun Kalender 2010 dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2007100) Tait iaje Balan Taflsi Talat ‘Kelompok Pengsluaran November Desember November November: Tabun Tearon 200920002010 2010 Kelender Year” 2010" Trem eedine) lisse as ane Se 1 Bahan Makanae WT D6 1831s 22 Malanan Jad, minuman, Rook dan mg m6 Im 04s 6ST 786 ‘Tembalaau 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Ug) IS9 9st 02s 3876 4 Sandan 789 OL Ls40 089537 S Keshatan USIS 338 115680920323 6 Ponidtkan, Rekreasi dan Olah raga M410 M4 UTS S388 Tersentase penibahan [Hk balan November 2010 ehadap DIK balan schekamays, ® persentase perubahan [HK bulan November 2010 teshadap IHK balan Desember 2009 » Perentate perubahan THK bulan Noverober 2010 txhadap THK bulan November 2009 ‘Sumber: http://vww-bps.go.id/tab_subview-php Yabel= 1 &daftar=1 &id_subyeh \3aenotab=1 Kenaikan [HK atau inflasi bulan November 2010 tetjadi karena kenaikan indeks pada kelompok ‘balan makanan 1.49 persen (diantaranya, cabe merah dan cabe rawit); kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0.46 persen; kelompok penumahan, ai, listrk, eas dan baban bakar 0.25 persen: kelompok sandang 0,89 persen; kelompok Kesehatan 0,09 persen: kelompok pendidikan, rekreasi dan olabraga 0,08 persen dan kelompok transportasi, Konmunikasi & jasa Keuangan 0,01 persen. ‘Sumbangan (kontribusi) kelompok Komoditi terhadapa inflasi terlitat paca tabel berikut ini ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi Tabel 124 Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Nasional (2007=100) ‘November 2010 (persen) Kelompok Pengeluaran ‘Avo aast cr 2 TUMUM 0.60 1. Bahan Makanan 0,38 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,09 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0.06 4. Sandang 0,06 Kesehatan 0,00 6, Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 01 J._Transpor, Komunikasi & Jasa Kenangan 9,00, Sumber: hitp://www.bps.go.id/tab_subiview.php?tabel1&daftar=18id_subyek-03¬ab=1 Kontribusi kelompok komoditi terhadap _inflasi pada bulan November 2010, terbesar adalah kelompok bahan makanan 0,38 persen dan yang terkecil adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen. Sedangkan kelompok kesehatan dan kelompok transpor, kormunikasi & jasa keuangan pada bulan ini relatif stabil Perbedaan antara THK dan PDB Deflator PDB deflator adalah rasio antara PDB nominal dan PDB riil (persamaan 3.1). PDB Deflator dan THK memberikan informasi yang berbeda tentang apa yong terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian. Ada tiga perbebedaan penting di antara kedua ukuran tersebut (Mankiw 2000:28-29 alih bahasa oleh Iinan Nurmawan) yait: 1. PDB deflator mengukur harga sehuruh barang dan jasa yang diproduksi, sedangkan THK Jnanya mengukur harga barang dan jasa yang dibeli onsumen. Jadi peninakatan argo Darang yai iproduksi oleh perusahaan atau pemerintah akan terlihat meningkat dalam. PDB deflator tetap tidak pada THK ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi 2. PDB deflator hanya mengukur tingkat harga barang dan jasa yang diproduksi secara domestik. Kenaikan harga barang impor mempengaruhi IHK tetapi tidak mempengaruhi PDB deflator. 3. IK dihitung dengan menggunakan timbangan yang tetap terhadap harga barang-bamg ‘yang berbeda, PDB deflator menggunakan timbangan tidak tetap. Dengan kata lain, IHK dihitung dengan menggunakan sekelompok barang tetap, sedangkan PDB deflator ‘menmungkinkan kelompok barang yang berbeda jika komposisi PDB berubah. Perkembangan laju inflasi tan 1991 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada. gambar 7 beri ini: Sumberkeyindiator: www adb.org/statistics dan 6S (sola) Sambar 127 That las indonesia Tabun 1991-2010 (petsen} ‘Tingkat inflasi 1991-1997 rata-rata §,39%, tingkat inflasi mencapai puncak pada tahun 1998 vyaitu sebesar 58,5% sebagai dampak dari krisis ekonomi tahun 1998 yang juga dirasakan pada talun 1999 dengan tingkat inflasi 20.3%, namun seiring dengan pemulilan perekonomian, 240, ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi tingkat inflasi turun menjadi 9.3% pada tahun 2000. Rata-rata tingkat inflasi 2000-2009 adalah 8.93% per tahun dengan tingkat inflasi terendah pada tahun 2009 sebesar 4.8%. Peranan Bank Indonesia Terbadap Inflasi Inflasi sebagai ‘single objective’ Melalui amanat yang tercakup di Undang Undang tentang Bank Indonesia, tujuan Bank Indonesia fokus pada pencapainn sasaran tunggal atau ‘single objective-nya’, yaitu mencapai dan memelitara kestabilan nilai rupiah, Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, pertama u Kestabilan nilai mata ang terhadap barang dan jasa atau laju inflasi , Kedua serta Kestabilan terhadap mata wang negara lain atau kestabilan kus Untuk mengendalikan inflasi Bank Indonesia _menggunakan hyflation Targeting Framework (ITF) merupakan keraneka kerja kebijakan monetet yang secara transparan dan Konsisten iaraliken untuk mencapai sasaran inflasi beberapa tabiun ke depan yang secara eksplisit dlitetapkan dan diummmkan. Empat prinsip pokok rezim kebijakan moneter dengan TF 1, Memiliki Sasaran wtama, yaitu Sasaran Inflasi yang dijadikan sebagai priortas pencapaian (overriding objective) dan acvan (nominal anchor) kebijakan moneter. 2. Bersifat antisipatif (preemptive atau forward looking) dengan mengarahkan respon kkebijakan moneter saat ini untuk pencapaian sasaran inflasi ke depan, 3. Mendasarkan pada analisis, prakiraan, can Kaidah Kebijakan tertentu dalam menetapkan pertimbangan respon kebijakan moneter (constrained diseretion). Bank Indonesia mengelompokan inflasi faktor-fuktor penyebab inflasi (http:/www.bi.go.id/web/id/Tentang+BV/E dukasiMoneter/edukasims.ntm, diunduh 1 April 2011) mejadi: © Inflasi akibat tarikan permintaan (demand pull inflation) 2 Inflasi akibat desakan biaya peroduksi (cost push inflation 2 Inflasi akibat ekspektasi (expectation inflation) 241 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi Inflasi akibat tarikan permintaan (demand pull inflation) Adalah inflasi yang disebabkan Kelebihan permintaan dibandingkan dengan jumlah produksi (ouput gap) seperti: teriadinya ganggnan produksi/panen padi, gandum, cabe dan lainnya karena perubahan iklinn menyebabkan harga kelompok makan nail Inflasi akibat desakan biaya peroduksi (cost push inflation) ‘Sementara inflasi juga dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari sisi penawaran ataupun ‘yang bersifat kejutan (shocks) seperti kenaikan harga minyak dunia dan adanya gangeuan panen atau banjir. Dari bobot dalam Keranjang IHK, bobot inflasi yang dipengaruhi oleh faktor kejutan diwakili oleh kelompok volatile food dan administered prices yang mencakup kurang lebih 40% dati bobot [HK Adapum mekanisme terjadinya inflasi secara unum dapat dilihat pada gambar 12.8 berikut = bt ~ i roe nanae ress wnarae ‘Sumber: __ http://www. bi.go id/web id/Moneter/Inflasi/Pengenalan~Inflasi/disagregasi htm, Gambar 12.8: Bagan Mekanisme Inflasi 242 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi Expected Inflation Inflasi juga dapat terjadi akibat adanya ekspektasi masyarakat. Faktor ekspektasi_inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi terutama pada saat menjelang harihari besar Keagamaan (lebaran, natal, dan tahun bare) dan penentuan upah minimum regional (UMR). Meskipun ketersediaan barang secara umum diperkirakan mencukupi dalam mendukung Kenaikan permintaan, namun harga barang dan jasa pada saat-seat hari raya keagamaan meningkat lebih tinggi dari kondisi supply-demand tersebut. Demikian halnya pada saat penentuan UMR, pedagang ikut pula meningkatkan harga barang meski kensikan upah tersebut tidak terlalu signifikan dalam mendorong peningkatan permintaan, Kurva Philips Para pembuat Kebijakan dapat mempengaruhi_permintaan agregat dengan Kebijakan fiskal dan moneter, Pada kenyataannya inflasi dan guncangan penawaran bisa terjadi diluar kendali pembuat kebijakan tersebut, danpembuat kebijakan dapat merubsh permintaan agregat, dengan ‘mempengaruhi output, pengangguran dan inflasi. Pembuat kebijakan dapat meningkatkan permintaan agregat untuk menurunkan pe ngguran dan meningkatkan inflasi. Hel lain bisa dilakukan dengan menekan permintean agregat dengan untuk meningkatkan pengangguran dan memarunkan inflasi ‘Tingkat inflasi Pengangguran Pengangguran 243 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi Gambar 12.9: Kurva Philips Jangka-Pendek Kurva Philips jengka-pendek menunjukan trade-off jangka pendek antara inflasi dan pengnneguran, jika inflasi naik maka pengangguran turun dan sebalik. Hal ini dapat terlibat pada kuva kurva 12.8: jika pembuat kebijakan menurunkan pengangguran dengan meningkatkan permintaan agregat maka akan meningkatkan inflasi, Gamibar 12.10 _ berikut ini menjelaskan hubungan antara inflasi dan pengangguran di Indonesia pada tahun 1990-2009: ‘Sumber:Keyindicator: www.adb.ore/statistcs (diolah} eetensieeit? Gambar 12.10: nflasl dan Pengangguran indonesia 1990-2009 (persen) Dari grafik 12.10 diatas terlihat bahwa data yang menghubungan tingkat inflasi dan tingkat pengangguran di Indonesia tahun 1990- 2009 (SPSS 16,0) temyata tidak terdapat hubungan yang. signifikan ( 1 stat 0,398), tidak seperti kurva Philips (original Philips curve) meskipun masih terlihat tren yang negatif, Hal ini sesuai dengan kesimpulan Parkin , 2010: 710) tetntang hubungan tingkat inflasi dan tingkat pengengguran di Amerika Serikat tahun 196] - 2008. yang memperlihatkan bubungan 244 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi yong tidak selalu negatif, Menurut Parkin hal ini disebabkan oleh: pengaruh ekspektasi tingkat inflasi(expected inflation rave) dan tingkat pengangguran alamiah (vatural imemployiment rate) RANGKUMAN BAB XIL 1. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana angkatan kerja yang ingin memperoleh pekerjaan tetapi belum mendapatkannya, 2. Pandangan Klasik Tentong Pasar Tenaga Kerja, para ekonom lasik berasumsi bahwa tingkat upah akan secara otamatis menyesuaikan dengan jumlah permintaan dan penawaran tenaga kerja, sehingga pengangguran tidak akan pernah ada. Upal lengket (wage rigid) upah tidak turun (tertahan) pada saat permintaan terhadap ‘tenaga kerja turan, 3. Termiinologi: a. Usia kerja adalah jumlah angkatan kerja yang berumur 1S tabun - $5 ‘abun b. Angkatan kerja (Labor Force) adalah jumlah penduduk yang berusia 15 55 tahun yang aktif meneari pekerjaan atau jumlah orang yang sedang. bekerja dan orang yang mengangeur. ¢. Kesempatan kerja (Employment Opporunity) adalah jumlah pekerja umur 1Stahun - 55 tahun atau yang termasuk dalam angkatan kerja yang smemiliki pekerjaan. 4. Pengangguran (Unemployment) menunjukkan jumlah pekerja yang tidak bekerja dan secara aktif sedang mencari pekerjean atau selisib antar angkatan kerja dengan kesempatan kerja yang tersedia 3. Berdasarkan penyebab teriadinya, pengangeuran dapat dibagi menjadi a. Pengangguran fhiksional (Frictional Unemployment) . Pengangguran struktural (Structural Unemployment) . Pengganguran Musiman (Seasonal Unemployment) 4. Pengangguran siklikal (Cyclical Unemplayineni) 4. Inflasi adalah kenaikan harga secara wnmum 5. Peuyebab terjadinya inflasi: 245 ‘Bab 12. Pengangguran dan Inflasi 4 Inflasi akibattarikan permintaan (demand pull inflation) 'b, Inflasi akibat desakan biaya peroduksi (cost push inflation) 6. Metode pethitungan Infasi Statistik harga secara khusus ( statistik harga Konsumewtetail) — dikumpulkan dalam rangka penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks ini merupakan salah satu indikator ekonomi yang secara umn dapat menggambarkan tingkat inflasi/deflasi harga barang dan jasa. Mulai Juni 2008, THK disajikan dengan menggunakan tahun dasar 2007100 dan mencakup 66 kota yang terdiri dari 33 ibukota propinsi dan 33 kota-kota besar di seluruh Indonesia. IHK sebelumnya menggunakan tahun dasar 2002100 dan hanya mencakup 45 kota 7. Perbetiaan IHK dengan Deflator PDB, Ada tiga perbebedaan penting di antara kedua vukuran tersebut: a. PDB deflator mengukur harga seluruh barang dan jasa yang diproduksi sedangkan IHK hanya mengukur harga barang dan jasa yang dibeli Konsumen, Jadi peningkatan harga barang yang diproduksi oleh perusahaan atau pemerintah akan terlihat meningkat dalam PDB deflator ‘etapi tidak pada THK b. PDB deflator hanya mer cur tingkat harga barang dan jasa yang diproduksi secara domestik. Kenaikan harga barang impor mempengaruhi THK tetapi tidak mempengarubi PDB deflator. ¢. IHK dihitung dengan menggunakan timbangan yang tetap terhadap harga barang-bamg yang berbeda, PDB deflator menggunakan timbangan tidak ‘etap. Dengan kata lain, IHK dihitung dengan menggunakan sekelompok barang tetap, sedangkan PDB deflator memungkinkan kelompok barang yang berbeda jika komposisi PDB berubah, 8. Kurva Philip, kurva Philips jangka-pendek menunjukan trade-off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran, jika inflasi naik maka pengangguran turun dan sebalik. 9.Kurva Philip untuk data Indonesia yang menghubungan tingkat inflasi dan tingkat pengangguran di Indonesia talmn 1990-2009 (SPSS 160) temyata tidak terdapat Iubungan yang signifiken (t stat 0,398). tidak seperti kurva Philips (original Philips curve) meskipun masih terlihat tren yang negatf. 246 ‘BAB XII PERDAGANGAN INTERNASIONAL ‘Tujuan bab XII ini adalah menjelasken tentang 1, Teori Perdagangan Internasional 2. Keunggulan Absolut (Absolute Advantage) dan Kennggulan ‘Komparatif (Comparative Advantage) 3. Hambaten Perdagangan 4, Keseimbangan Pendapatan Nasional Perbedaan sumber daya alam, jumlah penduduk, keadaan cusca dan keterampilan membuat suate negara tidak bisa memprodukei seluruh barang dan jasa yang dibutuhkan oleh penduduknya, hal ini hhanya bisa distasi dengan melakukan perdagangan internasionsl Perdagangan internasional sudah dimulai ribuan tahun yeng lalu yang kita kenal dengan jalur sutera, tetapi perdagangan intemasional sebagai ilu pengetsluan dimulai oleh Thomas Munn pada abad ke 17 kenmdian dilanjutkan Adam Smith pada abad ke 18 dengan teori keungulan absolut dan 40 tahun kemnudian David Richardo dengan bukum keunggulan komparatif. Gottitied Habeler menyempumaken hukum keunggulan komparatif dengan kerangka teori opportunity Penemuan mesin-mesin yang digeralkan oleh tenaga vap untuk menggantikan perkerjcan tangan yang lamban pada akhir abad ke 18 memungkinkan produkst barang secara besar-besaran. Maka timbullah organisasi industri dengan cara pengelolaannya yang sistematis dan teratur. Bablcan pendckatan manjemen secara ilmiah diusahakan oleh Fredrick W. Taylor dalam bukunya The Principles of Scientific Management (1911). Pendaya-gunaan teknologi baru ini berdampak sangat Iuas dengan timbulnya revolusi industri yang berlangsung dari tahun 1820-1900. Para ‘witausahawan industri mencurahkan sepenuh tenaganya untuk menciptakan teknologi yang modem disertai dengan teknologi orsanisasi yang metungkinkan berjolannya produssi barang secara lanear dan efisien, Hal ini menjadi penggerak terjadi perdagangan internasional dengan skala yang lebih besardibandingkan dengan periode sebelumnya, Untuk menyederhakan permasalshan kita mengasamsikan perdagangan internasional dengan dua komoditi dan dua negara, 247 ‘Bab 13. Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah pertukaran modal, barang, dan jata yang melewati batas-batas sunt negara, ‘Surplus dan Defisit Perdagangan Surplus perdagangan adalah jike ekspor statu negara lebih besar dari impornya. Defisit perdagangan adalah jika suatu ekspor negara lebih kecil dari impornya, ‘Teoti-Teori Perdagangan Internasional 1. Merkantilisme Kaum merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi sebuah negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mongkin impor. Surplus ekspor yang dihasitkan akan disimpan dalam bentuk cadangan Jogam mulia (emas dan perak) , semakin banyak eadangen logam mutia maka semakin kkaya sustt negara, Semakin besar cadangan ini, semakin besar pula arus barang dan jasa untuk memenuhi Keinginan manusia, dan dengan demikian akan semakin tinggi pula standar hidup masyarakat suatu negara Studi Kasus: Padangan Thomas Munn terhadap Teori Perdagangan Merkantilis, *Thomnas Munn (1571-1641) mungkin orang yang paling berpengaruh pada penulisan- penutisan alan merkantilisme. Bahkon bukunya berudul England's Treasure by Foreign Trade meropakan karya yang sengat terkenal mengenai alr merkantilisme pemikiran perdagangan, Meskipun sebuah kerajaan kaya akan sumber daya alami, atau melimpah dengan berang-bereng yang dibeli dari negara lain, namwn semua ini bersifit tidak tents dan tidak beg dapat menjadi patokan, Dengan demikian, cara yang paling baik wntuk meningkatkan Kekayaon adalah melalui perdagangan interasional, yaita aturan ini: dengan menjual lebih banyak produ kepada penduduk asing dibanding dengan ailai konsumsi kita dari barang- Darang mereka. Olch Karena itu ...bagian dari stok kita tersebut (ckspor) yang tidak kembali Ikepade kita dalam bentuk barang (impor) harusdibawa kembali ke Negara kita dalam bentuk Akckayean (cma). Kita mungkin ...dapat mengurang impor, jika kite dengan bijaksana dapat smenahan disi dai konsumsi berlebiban terhadap produk-produle nar neger. Dalam aktivitas cekspor kita tidak hanya harus mempertimbangkan berleitmya produk , namun juga horus refibat Kebutuhan negarasnegara yang kita ekspor, Dengin cara seperti itu , kita dapat mengembangkan becbagai pabrk / produle yang mereka butubkan, dan melakukan segala vsaha untuk menjualnya dengan menguntungkan , karena harga yang lebih tinggi tidak akan smenyebebkan kebocoran keil dalam ekspor kita“ Sumber: Thomas Monn, England's Treasure by Foreign Trade (Gieetak wlang, Oxford: Basil Blackwell, 1928) 248 ‘Bab 13. Perdagangan Internasional 2. Model Ricardian Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan Konsep paling penting dalam teori pedagangan intemasional. Dalam Sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling beik produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka Kerja model ini memprediksi dimana negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas. Juga, mode! Ricardian tidak secara langsumg memasukan faktor pendukung. seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara. 3. Model Heckseher-Oblin Model Heckscher-Ohlin dikembangkan oleh Eli Heckscher dan Bertil Ohlin (Salvatore, 1997: 117-118 alih bahasa Haris Munandax) Teori ini berpendapat babwa pola dari perdagangan intemasional ditentukan oleh perbedaan proporsi faktor-faktor produksi antar negara dan perbedaan proporsi penggunaannya dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan mengekspor barang yang membuat penguunaan intensif dari faktor pemeuuh kebutubon dan akan mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif; Masalah empiris dengan model H-O, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderang untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki kecukupan modal. Faktor Spesiftk Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang Jain sangatlah mungkin ketika modal tidak bergerak antar industri pada satu masa pendek, Faktor spesifik menijuk ke pemberian yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi, seperti modal fisik. tidak secara mudal dipindabkan antar industri. Teori mensugestikan jika ada peningkatan dalam harga sebuah barang, pemilik dari faktor produksi spesifik ke barang tersebut akan untuk pada term sebenamya. Sebagai tambahan, pemilik dari faktor produ bertolak belakang ketika melobi untuk pengendalian atas imigrasi buh, Hubungan i spesifik berlawanan (seperti buruh dan modal) cendermg memiliki agenda sebaliknya, kedua pemilik Keuntungan bagi pemodal dan buruh dalam kenyataan 249 ‘Bab 13. Perdagangan Internasional ‘membentuk sebuah peningkatan dalam pemenuhan modal, Model ini ideal untuk industri tertentu, Model ini cocok untuk memahami distribusi pendapatan tetapi tidak untuk ‘menentukon pola perdagangan, Manfaat Perdagangan Internasional Manfaat perdagangan intemasional adalah sebagai berikut. - Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara, Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan intemasional, setiap negara mampu ‘memenuhi Kebutuban yang tidak diproduksi senditi - Memperoleh keuntungan dari spesialisasi. Sebab utama Kegiatan perdagangan nar negeri adalah untuk memperolch keuntungan yang divajudkan olch spesialisasi. Walaupnn suam negara dapat memproduksi suat barang yang sama jenisnya dengan ‘yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut ‘mengimpor barang tersebut dari luar negeri = Memperluas pasar dan menambah keuntungan. Terkadang, para pengusaha tidak ‘menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka Khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka, Dengan adanya perdagangan intemasional, pengusala dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeti. - Transfer teknologi modem. Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara ‘untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih modem, 13.2 Keunggulan Absolut dan Keunggulan Komparatif A. Keunggulan Absolut (Absolute Advantage) Keunggulan Motlak adalah keunggulan yang diperoleh sesuatu negara atas negara lain. dalam memproduksi suatu komoditi (spesialisasi) dengan menggunakan lebih sedikit ‘Bab 13. Perdagangan Internasional sumber daya (efisien) dibandingkan dengan memproduksi komoditi yang sama dari pada ‘yang dilaloukan negara lain. ‘Menurit Adam Smith, perdagangan antara dua negara didasarkan atas keungewlan absolut tethadap negara lain dalam memproduksi suatu komoditi, tetapi kurang efisien (kerugian absolut) dibandingkan dengan memproduksi komoditi lainnya. Kedua negara akan memperoleh keuntungan dalam perdagangan jika masing-maing negara melakukan spesialisasi produksi terhadap Komoditi yang memiliki keuntingan absolut dan menukarkannya dengan komoditi lain yang memiliki kerugian absolut. Melalui proses ini sumber daya di kedua negara dapat digunakan dengan cara yang paling cfisien. Output kedua Komoditi yang diproduksi juga akan meningkat. Peningkatan output ini akan menjadi indikator dari keuntungan spesilisasi produksi untuk kedua negara yang melakukan perdagangan (Salvatore, 1996) Untuk menjelaskan teori Adam Smith tersebut, diasumsi: 1) hanya ada dua negara misalkan Indonesia dan Thailand, 2)masing-masing mempunyai lahan yang terbatas dan tidak melakukan pedagangan dengan negara lain, 3) hanya ada dua komoditas yang iproduksi kedna negara yaitn gabah unk memproduksi beras, dan buah sawit (tandan segar=TS) untuk memproduksi crude palm oi! (CPO), 4) preferensi untuk gabah dan ‘buah sawit sama sehingga sehingga jumlah konsumsi penduduk kedua negara sama yaitu {600 ton gabah serta 600 ton sawit. 5) jumlah lahan yang tersedia di kedna negara adalah 200 ha, 6) harga 1 ton gabah sama dengan Ion sawit, 7) Indonesia menghasilkan sawit satu setengah kali lebih banyak dari Thailand pada 1 ha lahan, dan Thailand bisa menghasikan gabah satu setengah kali lebih banyak dari Indonesia pada 1 ha Jahan. 8)Indonesia dapat menghasilkan 4 ton gabah dan 6 ton sawit per hektar lahan dan ‘Thailand dapat menghasilkan 6 ton gabah dan 4 ton sawit per hektar aban, Jika tidak ada perdagangan, untuk memproduksi 480 ton gabah dan 480 sawit lahan yang digunakan masing-masing negara adalah: Indonesia 120 ha untuk beras dan 80 ha sawit , Thailand menggunakan 120 ha untuk sawit dan 80 ha untuk beras, selanjutya dapat ilihat pada tabel 13.1 berikut ini ‘Bab 13. Perdagangan Internasional Dati tabel berikut terlihat Indonesia menghasilkan sawit 1,5 kali lebih banyak dari Thailand dan Thaliland menghasilkan 1,5 kali gabah dari Indonesia di dalam lahan yang sama. Indonesia mempunyai Keunggulan absolut dalam produksi sawit dan Thailand ‘mempunyai keungeulan absolut dalam produlsi gabah. ‘Bab 13. Perdagangan Internasional Tabel 13.1: Jumlah Gabah dan Sawit Yang Dapat Diproduksi pada 1 hektar Laban di Indonesia dan Thailand ee Sebelum ada perdagengan Indonesia dan Thailand membagi lahan untuk menghasilkan kedua komoditi dalam jumlah yang sama, masing-masing akan menggunakan Iahan: Indonesia 120 hektar untuk menghasilkan 480 ton gabah dan $0 hektar untuk menghasilkan sawit 480 ton , Thailand 120 hektar untuk menghasilkan 480 ton dan 80 hektar untuk menghasilkan 480 ton sawit gabah. Selanjutaya dapat dilihat pada tabel 13.2 berikurt ini Tabel 13.2: Produksi Gandum dan Sawit Sebelum Perdagangan Gabah (ton) Sawit(ton) Indonesia 4 tonx 120ha Gion x 80 ha 480 ton 480 ton | Thailand [6 tonx 80 ha ‘ron x 120ha 480 ton 480100 Pada tingkat alokasi Iu hanya 480 ton untuk Kedua komoditi dan masih dibawah tingkat tingkat konsumsinya yaitu sebesar 600 ton Grafik 13.1: dapat dilihat dengan menggunakan informasi yang sama dan menggambarkan kurva Kemungkinan produksi (production possibilities curve) masing- smasing negara Jahan diatas, jumlah produksi yang bisa dicapai kedua negara Bab 13. Perdagangan Internasional Sawit (tan) 1200 = 800 5 a 480 430 430800 430 1200 Gabah (ton) 13.2(a) 13.20) Gambar 13.2: (@) Batas Kemmmgkinan Produksi Indonesia Sebelum Perdagangan Gambar 13.2: (b) Batas Kemungkinan Produksi Thailand — Sebelum Perdagangan Jika Indonesia menggunaken semua lahamya untuk menghasilken sawit tanpa ‘memproduksi beras (penduduknya tidak makan) maka jumlah produksinya adalah 1200 ton (6 towha x 200 ha) dan begita juga sebaliknya, Pitihan produksi yang dilakukan masing- masing negara tanpa spesialisasi adalah sama yaitu_menghasilkan 480 ton gabah dan 480 ton savwit Kedua negara memiliki keunggulan absolut satu jenis komoditi maka spesiatisasi dan perdagangan antara kedua negara akan memberikan mamfeat bagi Keduanya, Jika kedua negara melakukan spesialisasi, Indonesia hanya menggunakan semua lahannya untuk memproduksi sawit dan Thailand hanya menggunakan Iabannya untuk memproduksi gabah. Produksi gabah dan sawit masing-masing negara setelah spesiatisasi dan perdagangan dapat dilihat pada tabel 13.3 berikut ini ‘Bab 13. Perdagangan Internasional abel 13.3: Bagian B: Produksi dan Konsumsi Gabah dan Sawit Setelal Spesialisasi PRODUKSI KONSUMSI Gabah (ton) _Sawit (ton) Gabah (ton) Sawit (ton) 200 ha x6 ton Indonesia __ ha 1200 ton Indonesia __600ton___600 ton 200 x 6 ton Thailand _ 1200 ton Oha Thailand __600ton___600 ton Setelah melakukan melakukan spesialisasi dan perdagangan, Indonesia mengalihkan semua Iahannya hanya menghasilkan sawit, maka jumlah produksinya meningkat dari 480 ton (sebelum perdagangan) menjadi 1.200 ton (sesudah spesialisasi dan perdagangan ) dan Thailand mengalihkan semua lahannya hanya untuk menghasilkan gabah, maka jumlah produksinya meningkat dari 480 ton (Sebelum perdagangan) menjadi 1.200 ton(sesudah spesialisasi dan perdagangan) Jika kesepakatan kedua neyara untuk amengkonsumsi gabah dan sawit sejumtah 600 ton dan gabah sejumlah 600 ton maka Konsumsi dan produksi kedua negara meningkat lebih lari dua Kali ipat,selisih dari hasil produksi dan Konstumsi sejumlah (1200 ton - 600 ton = 120 € i Bs - Fw Pos z [ &s e 3 =o Ser te Gabah (ton) Gabah (ton) 13) Baw) ‘Bab 13. Perdagangan Internasional Gambar 13.3: (a) Batas Kemungkinan Produksi Indonesia Sesudah Perdagangan Gambar 13.3: (b) Batas Kemungkinan Produksi Thailand Sesudal Perdagangan Perdagangan meningkatkan produksi yang = memungkinkan kedua negara berproduksi melewati batas kemungkinan produksi masing-masing. Perdagangan memmungkinkan terjadinya peningkatan produksi dan konsumsi kedna negara yang melebihi sumber daya dan kendala produksi mereka sebelumnya. (Case dan Fair, 2007: 357-360) B. — Keunggulan Komparatif: (Comparative Advantage) ‘Keunggulan komparatif adalah keunggulan yang diperoleh Ketika salah satu negara Iebih cfisien dari negara Iain dalam menghasilkan kedua jenis barang yang diperdagangkan tersebut. Pada tan 1817 David Richardomenerbitkan —buisa berjudul Principles of Polical Economy and Taxtation (Salvatore,1996:27) yang berisi penjelasan mengenai hukum keunggulan komparatif. Meskipun satu negara Kurang cfisien dibandingkan (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua komoditi, namun masih tetap terdapat dasar unk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih Kecil (ini merupakan Komoditi dengan Keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih besar (komoditi ini memiliki kerugian komparatif) Hukum ini merupakan salah satu hnkum perdagangan intemasional yang paling penting dan merupkan hukum ekonomi yang masih belum mendapat tantangan dati berbagai aplikasi dalam praktek. Teori Richardo dapat dijelaskan dengan menggunakan asumsi: 1) Indonesia memiliki Kemnggnlan absolut dalam produksi gabah dan sawit, 1 hektar lahan menghasilkan enam Kali sawit dan dua kali gabah dibandingkan Thailand, 2) preferensi Konsumsi unit sawit dan gabah sama di kedua negara, 3) lahan untuk produksi masing- masing negara sama yaim 200 hektar, 4) konsumsi gabah dan sawit kedua negara sama yaitu 600 ton ‘Bab 13. Perdagangan Internasional gabah dan 600 ton sawit. Spesialisasi dan perdagangan masih dapat dilakukan denganmenggunakan teori keuggulan komparatif. Sebelum ada perdagangan antara Kedua negara Indonesia akan membagi dua lahan 200 hektar dengan Iuas yang sama atau 100 hektar untuk sawit dan 100 hektar untuk gabab dengan jumlah prodnksi 600 ton sawit dan 600 ton gabah. Thailand membagi lahan 50 hhektar untuk gabah dan 150 hektar untuk sawit, jumlah produksi 150 ton sawit dan 150 ton gabah, Selanjut dapat dilihat pada tabet 13.3 berikut ini: ‘Tabel 13.2: Hasil Produksi Gabah dan Sawit [eet eT ed Tabel 13.3: Produksi Total Gabah dan Sawit Sebelum Perdagangan ada Luas Lahan 200 Hektar Stonhax SOha ) towhax 150 ha 150 ton 0 Perdagangan akan bisa memberikan mamfaat bagi kedua, hal ini bisa dijelaskan dalam tiga tahap dengan menggwnakan tiga tabel. Tahap 1, Thailand —menggunakan selurth lahannya untuk produksi gabah, dan bisa menghasilkan 600 ton gabah. Indonesia tidak bisa berspesialisasi total dalam produksi sawit Karena membutubkan gabah dan tidak disuplai oleh Thailand karena masingmasing negara konsumsinya sama. ‘Bab 13. Perdagangan Internasional Tabel 13.4: Tahap 1 Sebelum Perdagangan [| Gabah(ton) 7 Sawit (ton) Indonesia] 6 towha x 100] 6 tonhax 100 ha hha 600 ton 600 ton Thaland Stowha x Ltowhax Oha hha 600 ton, 0 Pada tahap 1 kedua negara tidak bisa melakukan pergagangan Karena jumlah produksi tidak culup untuk diperdagangkan sesuai dengan asumsi tingkat konsumsi kedua negara, Tabel 13.5: Tahap 2 Pengalihan 50 ha Lahan Gabah ke Produksi Sawit main) Sant tony Indonesia 6 tomha x 50 ha 300 ton. 3 ton’ ha 600 ton: Tahap 2, Indonesia mensubstitusikan SO hektar dari gabah ke produksi sawit. Laban sawit yang tersedia menjadi 150 hektar dengan produksi 900 ton dan SO hektar Iahan gabah dengan produksi 300 ton. Tabel 13.6: ‘Tahap 3 Setelah Perdagangan Tahap 3, kedua negara melakukan perdagangan, Indonesia mengirim 300 ton sawit ke Thailand untuk diperdagangkan dengan 300 ton gabah. Setelah perdagangan Indonesia memiliki 600 ton gabah dan 600 ton sawit sedangkan Thailand memiliki 300 ton gabali dan 300 ton savwit. ‘Bab 13. Perdagangan Internasional Biaya oportunitas (Opportunity Cost) Biaya pengeunaan sumber daya untuk tujuan tertenry, yang divkur oleh manfaat yang diberikon dari tidak digunakannya sumber-sumber tersebut dalam altematif penggunaan yang. paling baik Diassumsi 1 hektar Jahan di Indonesia memproduksi 4 ton gabah atau 6 ton sawit dani Thailand 1 hektar lahan dapat memproduksi 6 ton gabah atau 4 ton sawit. Biaya oportunitas untuk menghasilkan gabah atau sawit di Indonesia dan Thailand adalah ‘Tabel 13.7: Biaya Opportunitas Memproduksi Gabah dan Sawit di Indonesia dan Thailand Thailand 1,5 ton gabah Dari tabel 13.7 biaya oportunitas 1 hektar lahan di Indonesia jika digunakan untuk memproduksi gabah adalah 1,5 ton sawit (kehilangan peluangan mendapatkan 1.5 ton sawit) atau jika dilakukan piliban memproduksi 4 ton gabah maka pada saat yang sama Kehilangan peluang untuk memproduksi 6 ton sawit. Jika pilihan produksi adalah sawit biaya oportunitasnya adalah 0,67 ton gabal (kehilangan peluangan untuk mendapatkan 0,67 ton gabah) atau_jika dilakukan pilihan memproduksi 6 ton gabah maka pada saat yang sama kehilangaa peluang untuk memproduksi sawit 4 ton (nutually exclusive). Pilihan yang optimal pada kasus ini adalah pilihan dengan biaya oportunitas yang paling rendah yaitu produksi sawit untuk Indonesia dan begitu juea sebaliknya di Thailand. Keuntungan spesialisasi dan perdagangan : Faktor-faktor produksi akan dapat digunakan dengan efisien, Penduduk negara itu (kedua negara) akan menikmati lebih banyak barang. Bab 13. Perdagangan Internasional Sumber Keunggulan Komparatif Keunggulan komparatif memungkinkan suatu negara yang secara absolut tidak efisien bisa memperoleh manfaat dari perdagangan dengan spesialisasi. dalam memproduksi komoditi yang memiliki keu wlan komparatif. Sumber tama dari Kennggnlan Komparatif adalah anugerah sumber daya (factor endowment) dalam bentuk dan knalitas tenaga kerja, tanah, dan sumber daya alam. Syarat perdagangan (Term of Trade) Syarat perdagangan adalah rasio dimana suatu negara bisa memperdagangkan produk domestik dengan produk impor, ata menggambarkan perbandingan diantara harga barang yang diekspor oleh stam negara dengan harga barang yang diimpomya. Syarat perdagangan menentukan bagaimana keuntungan dari perdagangan didistribusikan di antara para mitra dagang. Syavat Perdagangan = Px/Pm x 100 Dimana: Px adalah indeks —harga barang ekspor Pm adalah indeks harga barang impor Untuk melihat perubahan syarat perdagangan dari tahun ke tabu, negara tersebut harus ‘menentukan statu talnn tertentu sebagai tahun dasar yang akan dijadikan dasar perbandingan, Nilai syarat perdagangan untuk tahun dasar diberi angka 100 karena Px adalah 100 dan Py adalah 100 (100/100) x 100 = 100 Contoh berikut untuk memahami konsep syarat perdagangan melalui angka-angka dan pethitungannya, Negara B pada suatu tahun tertentu indeks ekspornya meningkat menjadi 160 dan indeks impomya meningkat menjadi 120. Berapa indeks syarat perdagangan Negara B dibanding dengan tahun dasar? Apakah apa arti dari indeks tersebur? Apakah ‘Negara B memperoleh mamfaat dari perdagangan tersebut? Indeks syarat perdagangannya adalah (160/120) x 100 = 133.33. Arti dari angka tersebut adalah terjadi perabahan harga barang ekspor lebih cepat dibandingkan harga barang 260, ‘Bab 13. Perdagangan Internasional impor atau Px > Py. Keadaan tersebut (indeks 13 diburubkan ekspor yang lebih sedikit untuk mengimpor barang yang sama dari negara Jain. 3) menguntungkan negara B karena Kasus lain, pada Negara C pada suatu tahun tertentu indeks ekspornya meningkat ‘menjadi 120 dan indeks imporya meningkat menjadi 140. Berapa indeks syarat perdagangan Negara B dibanding dengan tahun dasar? Apakah apa arti dari indeks tersebut? Apakah Negara B memperoleh Keuntimgan dari perubahan indeks tersebut? Indeks syarat perdagangannya adalah (120/140) x 100 =85,71. Arti dari angka tersebut adalah terjadi perubahan harga barang impor lebih cepat dibandingkan harga barang ckspor atau Px < Py. Keadaan terscbut (indcks 85,71) _merugikan negara B karena diburuhkan ekspor yang lebih banyak untuk mengimpor barang yang sama dari negara Jain, Dapat disimpulkan babwa: Jika indeks syarat perdagangan lebih besar dari 100 atau. Px > Py yaitu harga barang ekspor bertambah lebih cepat dibandingkan harga barang impor Keadaan tersebut menguntungkan swatu negara Karena dibutuhkan ekspor yang lebih sedikit untuk ‘mengimpor barang yang sama dari negara lain, Jika indeks syarat perdagangan lebih kecil dari 100 atau Px < Py yaitu harga barang impor bertambah lebih cepat —dibandingkan harga barang ekspor. Keadaan tersebut merugikan suatu negara karena dibutubkan ekspor yang lebih banyak untuk mengimpor barang yang sama dari negara lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor, impor. dan ekspor neto dari sebuah negara adalah: 1, Selera konsumen untuk barang-barang produksi dalam dan luar negeri Harga barang di dalam dan Iuar negeri 3. Nilai kar 4. Pendapatan konsumen di dalam dan tar nezeri 5. Biaya membawa barang dari satu negara ke negara lain 6 Kebijakan pemerintah terhadap perdagangan intemasional ‘Bab 13. Perdagangan Internasional 19.4 Hambatan (Proteksi) Perdagangan Hambatan perdagangan adalah bentuk proteksi/uambstan dalam perdagangan internasional dalam bentuk tariff, subsidi ekspor dan kuota, ‘Tarif adalah pajak ates impor atau pajak yang dibebankan oleh negara atas barang yang masuk dalam wilayahnya, Berikut ini adalsh tabel bea masuk berdasarkan Peratutaran Menteri Keuangan Nomor: 241/PMK.011/2010 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.010/2006 Tentang Penctapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masui Atas Barang Impor untuk beberapa produk yang dipilih untuk contoh, Tabel 13.8 Tabel Bea Masuk Berdasarkan Peratutaran Menteri Keuangan Nomor: 241/PMK.011/2010 (dalam persen) Fossa ‘een 200 | 200830. Bia Fen Cin ie 5 952 | e4is2100 | Lommipendiazn tperon ungsn | Refigenios towctold ope Coupresio ‘Tyekompres dengan Kapautastdak | ype ofeapusy 2ot exceeding 30 10 melbihi790 1 119s [705325100 | Deagiatapaniae tinder uddkmelaias | Ofelia cqpacay ect acca 2000 ce 20006 0 1938 [s7iti0s1.00 | Sepeda moter ermasuk moped den | Motveveles, acuding mopeds and star mot scctes 20 Sumber: hips: heaeulai ga idilbearyidata/1OSPMCO11 2010-pdtdinndh 10 Jamas 2011 Ekspor . adalah bantuan/pembayaran pemerintah kepada produsen dalam negeri untuk 262 ‘Bab 13. Perdagangan Internasional ‘Melalui APBN-P meningkatkan stimulus fiskal untuk meningkatkan daya saing serta daya tahan uusaha dan ekspor pemerintah menjadi 35,47 trliun rupish yang terdiri dari stimulus perpajekan 18,50 triliun rupiah, belanja subsidi 16, triliun rupiah, dan pembiayaan 0.5 triliun rupiah. Dumping, adalah penjualan dalam perdagangan intemasional dengan harga di bawah biaya produksi Salah satu contoh pengenaan bea masuk anti dumping adalah berdasarkan hasil penyclidikan Komite Anti Dumping (KADID, terdapat bukti adanya H section secara dumping dari negara Cina yang menyebabkan terjadinya kerugian (nyu) terhadap industri dalam negeri dan hhubungan keusal (causa Jink) —antara dumping dengan kerugian yang dialami oleh industri dalam negeri, sehingga perlu mengenakan Bea Masuk Anti Dumping terhadap impor H section dan I section dari negara Republik Rakyat Tiongkok. Hal ini dias dalam Peraturan Menteri ‘Keuangan Nomor: 195/PME.011/2010 tentang pengenaan hea masuk anti dumping terhadap impor H Section dan I section dari Negara Republik Rakyat Tiongkok. Nama perusahaan yang memproduksi dan/atan mengekspor barang yang dikenakan Bea Masuk Anti Dumping dan besaran bea masuk anti dumping adalah sebagai berikut: Tabel 13.9 Nama Perusahaan dan Besaran Bea Masuk Aati Dumping Yang Memproduksi dan/atan Mengekspor Barang Menurut Pasal 1 Perafusan Menteri Keuangan Nomor: 195/PMK.011/2010 Ne Betsran Bes Masule Anti EksportirProduven | Dumping dam Peventase (0) a [> | FRizhao Medium Section Mill Co,Lté Berasahaan Laimaya Ties Sumber: ___hitp www beacukai go id Tibrany ata ISSPMROIL 2010. ‘Diunduh 10 Januari 2011 Pengenaan bes masuk anti dumping merupakan tambahan bea masuk yang dipungut brdasarkan skema tarif Bea Masuk Preferensi untuk eksportir dan/atau produsen pada perusahaan yang berasal dari Negara-negara yang memiliki kerjasama perdagangan dengan Indonesia, ‘Bab 13. Perdagangan Internasional ‘Kuota, adalch pembatasan jumlah barang impor atau ekspor ‘Subsidi pupuk pada tahun 2009 sebesar 18.437 truliun rupiah dan subsidi benih 1.315 wiliua rupiah yang diberikan pemerintah kepada petani agar dapat meneapai produksi untuk memenuhi permintaan beras dalam negeri (Depkeu: Data Pokok APBN 2009) . Kebijakan ini adalah untuk menjaga stok beras dan kestabilan harga betas di dalam negeri untuk itu pemerintah membatasi cekspor beras seperti yang tercanfum dalam Keputusan menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 438MPP/Kep/9/1998 Tentang Perubalan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 3$0/MPP/Kep/1998 Tentang Pembatasan Ekspor Barang-Barong Tertenty ‘Yang Mendapat Subsici Dari Pemerintah seperti pada tabel 13.10 berikut ini Tabel 13.10 Pembatasan Ekspor Barang-Barang Tertentu Yang Mendapat Subsidi Dari Pemerintah Berdasackan Keputusan menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 438MPP/Kep)9/1998, To06-10,000 | Beras bert (padi atau pabah) To0s3060 | Bers Ging | 16063000 | Bara sctcogah Gling vu dgiing welochaye, Gnowoh Gap maaan tidak To0s40,00 | Beras Peeak | ‘Sumber; itp: anww beacukal go 1d/ibrary Gata/438mpp1998 pa djunduh 13 Janvari 2011 Peraturan/Regulasi Perdagangan Intarnasionat ‘Unnumnya perdagangan divegulasikan melalui perjanjian bilateral antara dua negara. Kaum merkantilis mempunyai keyakinan bshwa akan menjadi makmur jika meningkatkan ekspor dan mengurangi impor untuk meningkatkan cadangan emas. Pengurangaa impor mereka lakukan dengan memberlakukan tarif impor sampai abad ke 19. Amerika Serikat adalah negara dengan tarif tertinggi yaitu rata-rata SO persen pada, masa Great Depression malah mencapai 60 persen y dikenal dengan tarif Smoot-Havte ‘Bab 13. Perdagangan Internasional Pada tahun 1947, Amerika Serikat bersama 22 negara lain, setuju mengurangi hambatan perdagangan dengan mendiviken suatu organisasi untuk mendorong liberalisasi perdagangan yaity General Agreement on Tarif and Trade ( GATT atau Kesepakatan Umum Tarif dan Perdagangan) pada awalaya diangaap sebagai kesepakatan sementara, terus berlanjut saat ini ddan terbukti efektif, Babak terbaru pembicaraan perdagangan dunia ‘ang disponsori oleh GATT adalah putaran Uruguay, dimulai di Umguay pada 1986, Putaran ini diikuti oleh 116 negara pada 15 Desember 1993, dan secara resi disetujui oleh kongres Amerika Scrikat setclah banyak perdebatan menyusul pemilu 1994, Negosiasi-negosiasi dari Akta Final Puteran Uruguay adalah ‘kesepakatan multilateral paling komprehensif dan kompleks dalam sejarah. ‘Untuk menghilangkan hambatan perdagangan negaranegara di kawasan tertentu membuat ‘kawasan-kawasan perdagangan seperti Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area, AFTA) ‘Kawasan perdagangan bebas ASEAN adalah sebuah persetujuan diantara negara-negarn anggota ASEAN imengenai sektor produksi lokal di seluruh negara ASEAN, Pada awal persenyjuan AFTA ditandatangani resmi, ASEAN memiliki enam anggota, yaitu Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Viemam bergabung pada 1995, Laos dan Myanmar pada 1997 dan Kamboja pada 1999 sehingza angzot AFTA. menjadi 10 Tujuan AFTA adalab: © Meningkatkan daya saing ASEAN sebagai basis produlsi dalam pasar dunia melalui penghapussn bea dan halangen non-bea dalam ASEAN © Menarik investasi asing langsung ke ASEAN ‘Mekanisme utama untuk meneapai nujuan di stas adalah skema "Common Efizetive Preferential Tariff" (CEPT). “Anggota ASEAN memiliki plihan untuk mengadakan pengecnalian produk dalam CEPT dalam tiga asus: ‘Bab 13. Perdagangan Internasional Pengecualian sementara Prodi pertanian sensit Pengecualian unum (Sekretarat ASEAN, 2004) Suumber___"http:/id.wikipedia.org/wiki(Kawasan Perdagangan Bebas_ ASEAN-" aiunduh 10 Sanuari 2011 Kawasan Perd: wngan Bebas ASEAN-Cina (ASEAN-China Free Trade Area, ACFTA) Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN.Cina adalah suatu kawasan perdagangan bebas di antara anggota-anggota ASEAN dan Cina. Kerangka kerjasama kesepakatan ini ditandatangani di Phnom Penh, Cambodia, 4 November 2002, dan ditujukan bagi pembentukan kawasan perdagangen bebas pada tahun 2010, tepatnya 1 Januari 2010, dalam kerjasama tersebut Indonesia sepakat untuk menghapus + 8000 pos tari impor (sebagian besar pos tariff) dari Cina yang tergabung dalam kelompok barang normal track tepatnya 1 Januari 2010. Setelah pembentukannya ini ia menjadi kawasan perdsgangan bebas terbesar sedunia dalam ukuran jumlah penduduk dan ketiga terbesar dalam ukuran volume perdagangan, setelah Kawasan Perckonomian Eropa dan NAFTA. ( Bank Indonesia, 2009:69-70) ‘Keselmbangan Pendapatan Nasional Dalam perekonomian terbuka mendorong produsen dalam negeri untuk melakukan spesialsas dalam melskukan kegistanproduksi,Barang dan jasa yang tidak diproduksi kan dlimapor, dan barong dan jsa yong tidak bisa cserap oleh konsumen didalacanegerielebiban produksi) akan diekspor. AE -C+I+G+X-M (a) Dimana: AE adalah Aggregate Enpenditure ( pengeluaran agregat) C adalah Consumption Expenditure (pengeluaran konsumsi) I adalah Investment Expenditure (pengeluaran investasi) G adalah Pengeluarn Pemetintsh X__ adalah Export (ckspor) M. adalah Inport npor) 266 ‘Bab 13. Perdagangan Internasional Keterangan: 1, Pengeluaran Konsumsi adalah pengeluaran untuk semua barang dan jasa yang diproduksi dan dijual kepada rumah tangga selama satu tahun Pengeluaran investasi adalah pengeluaran untuk produksi baraug yang tidak diproduksi saat ini, termasnk pengelnaran untuk persediaan, barang modal dan tempat tinggal 3. Pengeluaran pemerintah, adalah pengeluaran pemerintah untuk membangun fasilitas ublik seperti: jalan, jembatan, rumah sakit dan membayar gaji pegawai pemerintah (pegawai negeri, polisi dan TND) 4. Ekspor neto adalah selisih antara nlai ekspor dengan nilai impor Untuk melihat interaksi diantara empat variabel diatas dapat jelaskan gambar 13.6 Derik Gambar 13.1: Arus Melingkar Perekonomian Terbuka Keterangan gambar 13.6: Faktor produksi yang dimiliki olch rumah tanga (masyarakat) seperti modal (uang) diserahkah kepada lembaga Keuangan (bank) dalam bentuk tabungan (deposito) untuk disalurkan kepada perusahaan dalam bentuk kredit (pinjaman) yang digunakan untuk

You might also like