You are on page 1of 11
ANALISIS EKONOMI USAHATANI HORTIKULTURA SEBAGAI KOMODITI UNGGULAN AGRIBISNIS DI DAERAH KABUPATEN PELALAWAN PROVINS! RIAU B.lsyandi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT Agribusiness approach Is absolutely required to empower the economic of rural community, and itis expected to reduce income disparity of society. The study showed that there are several prime commodities such as banana, durian, orange, and pare, cucumber, kacang panjang. Those commodities would grow in Pelalawan promisingly. The result were considered from several aspects such as economic efficiency, feasibility of Jand, market possibilities, and community interest. Key words: Agribusiness, horticulture, prime commodities PENDAHULUAN rkembangan sektor pertanian di Provinsi Riau memasuk! masa pemullhan ‘perekonomian (2003-2008) cukup menggembirakan, Namun tingkat pendapatan masyarakat dari usaha pertanlan belum meningkat sepertl yang diharapkan, (leh sebab itu Pemerintah Kabupaten dan Kota mencanangkan strategi pembangunan Provins! Riau harus mengacu kepada Lima Plar Utama, yaitu: 1) pembangunan ekonomi berbasiskan kerakyatan; 2) pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia; 3) pembangunan Kesehatan/olahraga; 4) pembangunar/keglatan seni budaya; dan 8) embangunan dalam rangka meningkatkan Iman dan taqwa, Pembangunan ekonomi kerakyatan akan cifokuskan kepada pemberdayaan petani terutama di pedesaan,nelayan, perajn; dan pengusaha industkecil, Untuk menunjang kelima plar pembangunan tersebut pemmerntah ¢aerah Riau juga melaksanakan pembangunan dbidang lain ya transportas, iigasi, dan pembangunan sarana dan prasarana pemukiman. Pembangunan Kabupaten Pelalawan (sebagai salah satu Kabupaten pemekaran di Provins| Riau) tidak teriepas dari kelima pilar utama pembangunan Provinsi Riau. Hal tersebut cl sebabkan pembangunan daerah sangatcltentukan oleh potensi yang aimilki oleh suatu daerah (resouce base economy), maka kebllaksanaan yang dibuat oleh pemerintah daerah Kabupaten Pelalawan perlu menetapkan potensi daerah yang berpelvang untuk dikembangkan,Potens!tesebutantara lain: 1) Pengembangan tanaman i surwa_ isis STRATEGI © Vol 16 No, 2 Desemer 200? —@@$_$J__$_$________ ‘nyt oon saa HOTKNINA SEAN NCUA ak TAPCO PRD hortkultura; 2) Pengembangan tanaman perkebunan; 3) Pengembangan usaha perikanan; 4) Pengembangan Usaha peternakan; 5) Pengembangan usaha pertambangan; 6) Sektor industri; dan 7) Potensi Keparawisataan, Pengembangan sektor pertanian dalam art iuas, hatus diarahkan kepada sistem agribisnis dan agroindustri, Karena pendekatan Ini akan dapat rmeningkatvan nla tambah seltrpertanian, yang pada hhakekatnya dapat meningkatkan pendapatan bagl pelaku-pelaku agribisnis dan agroindust di daerah, Prospek pengembangan agribisnis dan agroindusti di Kabupaten Pelalawan dimasa datang sangat bak. Hal ini disebaban Keadaan geogratls dan letaknya yang strategis. Kabupaten Pelalawan dekat dengan jalur perdagangan intermasional dan dekat dengan daerah pengembangan industi pulau Batam serta wilayah segitiga pertumbuhan Indonesia-Malay- sia-Singapura (IMS-GT) serta berhadapan langsung dengan kawasan berikat Karimun-Tanjung Pinang. Faktor lain yang mendukung prospek pengembangan agribisnis dan agroindustri di Kabupaten Pelalawan adalah: 1) Penduduk yang semakin bertambah sehingga kebutuhan pangan juga bertambah; 2) Meningkatnya pendapatan masyarakat akan meningkatkan kebutuhan pangan beriualias dan beragam (dlversifikas), Keragaman produk menuntut adanya pengoiahan hasi (agroindusti). i samping itu perkembangan agribisnis dan agroindustri juga akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan, ‘meningkatkan pendapatan petan dan daerah yang pada akhimya dlharapkan akan mengurangi ketimpangan pendapatan masyarakat. Hampir delapan puluh persen dari penduduk Kabupaten Pelalawan adalah rumah tangga pertanian yang pada umumnya mempunyaltingkat pendapatan yang elatfrendah (Bappeda Kabupaten Pelalawan, 2008). Untuk mewujudkan tuluan pengembangan ekonomi kerakyatan, terutama di seltor pertanian maka perlu dipersiapkan kebijakan strategls untuk memperbesar atau mempercepat pertumbuhan sektor pertanian, Khususnya peningkatan pandapatan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara untuk ‘mencapal tujuan tersebut adalah pengembangan agrbisnis dan agroindust' yang terencana dengan baik dan terkat dengan pembangunan sektor ekonomi lainnya Menurut Kartasasmita (1996), pembangunan pedesaan harus dilakukan dengan pendekatan yang sesuai dengan sifat dan cirinya, Pembangunan pedesaan harus menglkuti empat upaya besa, satu sama lain saling berkalten dan merupakan stategi pokok pembangunan pedesaan, yaitu: Pertama, memberdayakan ekonomi masyarakat desa, Dalam upaya ini diperiukan masukan modal dan bimbingan- bimbingan pemantaatan teknologi dan pemasaran Untuk memampukan dan memandirikan masyarakat esa; Kedua, meningkatkan kualtas sumberdaya manusla pedesaan agar meri dasar yang memadal untuk meningkatkan dan memperkuatproduktvitas dan daya saing; Ketiga, pembangunan prasarana di pedesaan. Untuk daerah pedesaan prasarana erhubungan merupakan kebutuhan yang mutiak, Karena prasarana perhubungan akan memacu ketertinggalan masyarakat pedesaan; dan keempat, ‘membangun kelembagaan pedesaan bak yang bersiat formal maupun nonformal. Kelembagaan yang lbutkan oleh pedesaan adalah terciptanya pelayanan yang balk terutama untuk memacu perekonomian pedesaan seperti lembaga keuangan. Keiris ekonomi yang melanda Indonesia pada masa lalu telah menyebabkan pemerintah dan para pengambil kebijaksanaan Kembali berpikir ulang ‘tentang arah perekonomian yang selama in ditempuh, Kin tmbul kemavan poltk yang kuat untuk membenahi inefisiensi dan mis-alokasi sumberdaya (misaloca- tion of resources) yang teradi ci sektorilyang selama ini dlbiarkan saa terjad Karena kuatnya vested iter- est para pemburu rente yang menguasal brokras| pemerintahan, Akibat dar! mis-alokasi sumberdaya adalah terabakannya pembangunan usaha kecll dan menengah (UKM) dan industri yang berbasis sumberdaya alam serta sumberdaya pertanian (re- source based industries). Banyak industri yang dlbangun yang membutunkan bahan baku dan Komponen yang harus dlimpor atau Industriindust yang tidak banyak terkait dengan perekonomianlokal sehingga Indust inl sangat rentan terhadap gejolak mata nillal vang, Industri-industr janis ini pada umumnya adalah industri yang berpihak kepada golongan ekonomi kuat (Syahza, 20032) JURWAL BISMS STRATES! @ Vol, 16No.2 Desember 2007 go Guna mengantisipas! krisis ekonomi, ‘ebijaksanaan ekonomi harus menganut paradigma baru imana pemberdayaan ekonomi rakyat narus ‘menjadi peratian tama, Karena sebagian besar rakyat hidup pada sektor pertanian dan sektor ini masin rmemberikan kontbusiyang besar pada perekonomian negara, maka pemberdayaan ekonomi rakyat juga berarti membangun ekonomi pertanian lebih balk. Pembangunan industri harus memperhatikan keterkaitan Kebelakeng (backward linkage) dengan sektor pertanian atau sektor primer sedangkan keterkaitan kedepan (forward linkage) harus ‘memperhatikan pengolahan untuk meningkatkan nila tamah dan pemasaran yang balk sehngga produk yang dinasikan tidak sla-sia(Kuncoro, 2000), Menurut Saragih (2001), cara yang paling efektt dan efisien untuk memberdayakan ekonomi rakyat adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang menjadi tumpuan kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat yatu sektoragribisnis. Dengan perkataan lan, pembangunan ekonomi nasional yang memberkan prioritas pada pengembangan sektor agribisnis ‘merupakan syarat Keharusan bagi pemberdayaan ekonomi rakyat, bahkan pemberdayaan ekonomi nasional. Saat ini sektor agribisnislah yang ‘memungkinkan Indonesia untuk mampu bersaing guna merebut peluang pasar pada era perdagangan bebes. Di luar sektor agrbisnis, bukan hanya sult bersalng ‘etapl juga tidak mampu memberdayakan ekonomi rakyat bahkan cenderung memperdaya rakyt. ‘Dalam pengembangan sektorpertanian ke depan masin ditemul beberapa kendala, terutama dalam pengembangan sistem pertanian yang berbasiskan agribisnis dan agroindusti, Kendala yang dinadapl dalam pengembangan pertanian khususrya petani skala kecll,antara lain (Syahza, 20030): Pertama, lemannya stuktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan. Secara umum pemilikan modal petani masih relat Kecl, arena modal inl biasanya bersumber dari penyisitan pendapatan usaha tani sebelumnya. Adakalanya petani sering tefrat pada sistem pinjaman di pedesaan yang secara ekonomi ‘merugikan pihak petani. Kedua, etersedlaan lahan dan rmasalah kesuburan tanah, Permasalahannya bukan sala menyangkut makin terbatasnya lahan yang dapat imantaatkan petani,tetapi juga berkaltan dengan =e STRATEGI © Vol, 16 No.2 Desember 2007 Ass oem sMurAnFOMRLTASHGuEMCOTNSRIAN BS CAIOLENEN NE perubahan perlaku petani dalam berusahatani. Ketiga, pengadaan dan penyauran sarana produksi. Pongadaan sarana produkst ini perlu dlrencanakan sedemikian rupaagar dapat dimanfaatian sesval dengan kebutunan dan dipergunakan pada waktu yang tepat. Keempat, terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi. Kelima, lemahnya organisasi dan ‘manajemen usaha tani, Keenam, kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusla untuk sektor agribisnis, Petani merupakan sumberdaya manusia yang memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan usaha tani, Karena petani ‘merupakan pekerja dan sekaligus manajer dalam usaha tani itu sendin Hasil peneltian Syahza (2003a), Kelemahan engembangan sektor pertanian di pedesaan, juga cisebabkan karena adanya kendala dalam pemasaran Produk pertanlan, Pemasaran dalam kegiatan pertanian dlanggap memainkan peran ganda, Peran pertama ‘merupakan perainan harga antara produsen dengan konsumen, Peran Kedua adalah transmis! tisk dati titi produksi (petani atau produsen) ke tempat embelian (konsumen). Namun untuk memainkan kedua peran tersebut petani menghadapl berbagal kendala untuk memasarkan produk pertanian, Kususnya bagi petaniberskala keci. Masalah utama yang dihadapi pada pemasaran produk pertanian tmeliput, antara lain; 1) Kesinambungan produksi; 2) Kurang memadalnya pasar; 3) Panjangnya saluran pemasaran; 4) Rendahnya kemampuan tawar- ‘menawar; 5) Berfluktuasinya harga; 6) Kurang tersedianya informasi pasar; 7) Kurang jelasnya Jaringan pemasaran; 8) Rendahnya kualitas produksi; 9) Rendahnya kualitas sumberdaya manusia Masalah pemasaran yang tak kalah pentingnya adalah rendahnya mutu sumberdaya manusia, ususnya di daerah pedesaan. Rendahnya kvalitas sumberdaya manusia ini tidak pula didukung oleh fasilltas pelatihan yang memadai, sehingga penanganan produk mulal dari pra panen sampai ke sca paren dan pemasaran tidak dilakukan dengan bak. Di samping itu, pembinaan petal selama in iebih banyak kepada praktek budldaya dan belum mengarah kepada praktek pemasaran. Hal Ini menyebabkan pengetahuan petani tentang pemasaran tetap saja kurang, sehingga subsistem pemasaran menjadi yang vuoi wsarauvonmansa scsi oUCOMNGSAANACROSNS [GONE HALPENFOAA PROMS paling lemah dan perlu dibangun dalam sistem agrbisnis (Syahza, 2001). Secara spesifktujuan peneltian ni adalah antara lain: 1) Untuk mengidentikasi potensi sumberdaya partanian yang dapat dlkembangkan untuk tanaman hhortkultur; 2) Mengidentifkas! komocitas-komodltas tanaman hortkultura yang potensial secara sosial ekonomi dan strategl untuk pengembangannya sebagai komoditas unggulan agribisnis di Kabupaten Pelatawan; dan 3) Mengetahul masalah-masalah yang clihadapi oleh pemerintah daerah dan petani_ dalam pengembangan tanaman hortkultura. Hasil penelitan ii cinarapkan dapat bermantaat ‘sebagal informasi tentang peluang ekonom bagi pelaku agribisnis di daerah melalui pendekatan sistem agribisnis METODE PENELITIAN Penelitan ini mempergunakan metode survey dengan penentuan lokasi secara bertahap dan ssopenuhnya dllakukan di daeratvkecamatan, Lokas| yang cpih sebagai tempat peneltian adalah daerah potensial untuk pengembangan Komodit hortkultura dari segl; Keragaman jenis, produksi, Ketersediaan lahan, dan sumberdaya manusianya, Pengumpulan data primer dilakukan dengan rmenggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun berdasarkan Kebutuhan penelitan, Kuesionerberperan sebagai pedoman umum untuk mengingatkan penelit agar tidak menyimpang dari tujuan peneltan. Untuk mendapatkan informa yang akurat dlakukan dengan ‘metode Rapid Rural Appraisal (RRA), yaitu suatu pendskatan partsipatit untuk mendapatkan data/ Informasi dan penilaian (assesment) secara umum di lapangan dalam waktu yang relat pendek.Kelebihan pendekatan ni adalah penelifan bisa mencakup daerah yang lebih luas dalam wakty relat singkat untuk mendapatkaninformasi yang las secara umum. Dalam ‘metode RRA ini informasi yang dikumpulkan terbatas pada informasi dan yang dibutunkan sesual dengan tujuan_penelitian, namun dilakukan dengan lebih ‘mendalam dengan menelusuri sumber informasi sehingga dldapatkaninformas] yang lengkap tentang sesuat hal Analisis data dilakukan secara deskriptit kvantitatif dan kualtatt melalul pendekatan konsep ekonomi! kerakyatan dari berbagal aspek, sorta disesualkan dengan keadaan fisik, ekonomi, dan keblakan pemerntah, Penentwan komodltas unggulan di masing-masing kecamatan didasarkan kepada beberapa indkator, antara lin: 1) luas areal/populasi; 2) produktvitas; 3) produks; 4) haslanalisis usahatani dan 5) kesesualan lahan, ‘Untuk mengetahul peluang pengembangan éldasarkan kepada hasil peritungan return cost ratio (ROR) masing-masing komodit dengan berpedoman kepada Tabel 1. Sedangken untuk strategi pengembangan tanamanhortkultura masa akan datang digunakan analiss kualtatt SWOT. ‘abel Kriteria Peluang Pengembangan Komoditas Tanaman Hortikultura Peluang Pengembangan denis Tanaman Tidak Ada Kell ‘Sedang Sangat Besar Buah-buahan ROR <1 | 41,5 Sayur-sayuran ROR <1 | 12,0 HASIL dan PEMBAHASAN Bual-buahan (Pisang, durtan, dan jeruk) A. Komoditi Unggulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan di lapangan, maka dapat disimpulkan beberapa omodit yang dlunggulkan di Kabupaten Pelalawan, antara ain; buah-buahan (pisang, durian jeruk), dan sayur-sayuran (pare, ketimun, dan kacang panjang). Pisang merupakan salah satu Komoditas pertanian yang banyak dlusahakan di daerah Kabupaten Pelalawan. Semula tanaman pisang ‘merupakan tanaman sela di perkarangan rumah ‘masyarakat. Pisang selain dikonsumsi segar juga dlolah sebagai produk agroindust berupa keripk pisang, pisang goreng, pisang salal, un oss staarest © vo. "6h et Petani yang melakukan Kegiatan usahatani pisang dapat clbagl dua keglatan Pertama, petani yang membudidayakan pisang secara sederhana, Bagl petani ini tanaman pisang merupakan usahatani sambilan,Bibitdiperoleh dari induk yang sudah ada (loka), bibt in jarang diseleksi. Usahatani ini tidak pernah melakukan perawatan khusus, balk emupukan maupun perawatan lalnnya. Hasil dari usahatatan ni tidak optimal ‘Kedva, peta yang melakukan usahatani pisang dengan penuh herapan (serius), Tanaman pisang bagi petan! ini tdak lagi berupa tanaman sela, tapi sudah ‘merupakan komociti utama dan merupakan mata pencarian utama, Dar has usahatani plsang mereka dapat memenuhl Kebutuhan rumah tangga dan Kebutunan sekunderlainnya, sepertl blaya sekolah anak, beli kendaraan, bell alat elektronlk, dan fan sebagainya. Kebanyakan petani Jenis kedua nl smembudldayakan nis pisang kapok dan plsang bua, Bibit diperolen dari bantuan perusahaan RAPP yang didatangkan dari Sumatera Barat. Dari pengamatan di lapangan usahatanipisang menunjukkan peningkatan pendapatan kelvarga. “Tanaman pisangtlah dlusahakan petani dengan serus terutama Desa binaan perusahaan RAPP Pisang yang dikembangkan adalah jens pisang kapok (isang batu} dan pisang buai. Tanaman pisang bagi petan in tidak agi berupa tanaman sela, tap sudah merupakan omodit utama dan merupakan mata pencaharian tutama. Hasil analisis usahatan plsang di Kabupaten Pelalawan menunjukkan peluang besar untuk ddkembangkan, Tanaman durian yang dlusahakan pada saatini berasal dar lenis lokal dengan pembudidayaannya melalui bij, sehingga umur mulal produksi elt ama. Namun untuk beberapa daerah, seperti Langgam, Lubuk Kembang Sari (Ukul), Pangkalan Kuras telah mulal melakukan tanaman durian dengan rmenggunakan bibit unggul BIbt Ini mereka peroleh dari penakarbioit yang ada dl daerah lain sapert dan Bangkinang. Hanya saja kemampuan petani untuk membel bibl tersebut masih terbatas. Pengelolaan tanaman durian bagi petan tidak begitu serius karena tanaman ini bersifat tanaman sola, Tidak ada pemupukan dan perawatan Khusus sehingga blaya perawatannya boleh dikatakan tidak AaLesnon enENOORARANESINONETCRRRENS ada. Pada umumnya petani mulai melakukan perawatan apabila durian sudah mulai berbunga Bentuk perawatan yang dilakukan adalah pembersinan ulma pada sekitar pohon. Petani dalam mengelola usahatani durian hampir tidak pernah memperhitungkan Jarak tanam, sehingga durian tumbun tidak beraturan. Hama tanaman durian yang sering ljumpal adalah ulat penggerek buan, musang, dan tupal Komoditas durian di Kabupaten Pelalawan merupakan tanaman sela di perkarangan rumah atau dikebunlainnya, Rataan RCR usahatani durian cukup besar yatty 5,86 dengan memperhitungkan tenaga kerja keluarga, dan 8 67 tanpa memperhitungkan biaya tenaga kerja keluarga. Tingginya angka ACR ini ‘menunjukkan peluang keuntungan yang besar terhadap usahatan! durian. Rendahnya biaya produkst ini disebabkan karena petani duran dl daerah peneliian pada umumnya tidak menggunakan sarana produksi pertanian (biaya variabel). Share yang diterima oleh petani berkisar antara 60 persen sampai 75 persen. Lokas! dan potens! pengembangan di Kecamatan Langgam terdapat lebih kurang 35 Ha, Kecamatan ku, dan Kecamatan Pangkalan Kuras. (Angka dalam kurung merupakan share dalam % yang dlterima setiap pelaku pasar, harga curian per buat). Komodit eruk punya peluang yang bagus untuk cdikerbangkan, Namun dari sisi lain upah tenaga kerja untuk pengelolaan usahatanl jeruk cukup tinggi. Tingginya upah tenaga kerja ini menggambarkan bafwa petani jerk cukup serius melakukan usahatani jaruk, ini terbukti dar informasi di lapangan, bahwa mereka memakai tenaga kerja dari uar Keluarga, Disamping itu mereka telah mulai menerapkan teknologi untuk usahatani ini, yakni dengan menggunakan pupuk dan pestisida, Jika dithat dar 0g} efisiensi usahatani jeruk cukup balk, ini ditunjukkan dengan rasio pendapatan terhadap blaya sebesar 2,35 bagi petan di Kecamatan Langgam atau sa¥ap ongkos Rp 1,-diperoleh untung sebesar Rp 1,3, Sementara bagi petani di Kecamatan Ukui ‘menunjukkan RGR yang tebitinggl yaitu 3,43 dan 6,37 tanpa memperhitungkan pemakalan tenaga kerja keluarga. Dengan demikian usahatani jeruk cukup menguntungkan bagi petani Dari pengamatan di lapangan, secara keseluruhan usahatani jeruk di Kabupaten Pelalawan a" STRATE! © Vol. 16,No. 2 Desember 2007 Avs NOM USAT HOMIULLEA SEGA OM CCAS YOR ABLPATEN PALA PDN A cukup punya peluang untuk dikembangkan. Hal in disebabkan karena animo masyarakat masih tinggi juga didukung oleh Ketersediaan kondis han yang ‘cukup balk. Dari hasil perhitungkan analsisefisiensi uszhatan, usahatanijeruk sangatefisiendllakukan (RGR > 1,5), Hasll perhitungan analisis efisiens! usahatanl Jeruk sangatetisien(rataan RCR = 2,63). Share yang diterima petani 38,27 persen atau sebesar Rp 1240,- per Kg jeruk (menjual ke pedagang pengumpul). Sementara Jka petani menjual Kepada agen hanya menerima nilai tambah sebesar Rp 1000,- per kg (Gambar3, harga jeruk per kg). Sayur-sayuran (pare, ketimun, dan kacang panjang) Kegiatan usahatani pare memeriukan perhatian Khusus dan didukung oleh sarana produksi yang memadal, seperti; benih, pupuk, pestsida, dan peralatanlainnya. Penggunaan sarana produksi yang tepat akan dapat meningkatkan produksi. Bibit tanaman pare ini diperoleh melalui Klos sarana produksi di pasar tradisional tingkat kecamatan maupun di pasar tingkat Kabupaten, Berdasarkan informasi dari petani, untuk mendapatkan sarana produksi tidak sulit. ‘Usahatani pare mendapat perhatian khusus oleh petani, dan telah menggunakan sarana produksi yang memadai, seperti; beni, pupuk, pestisida, dan peralatan lainnya, Peluang pasar cukup luas dan ‘tngkat RCR sebesar 2,73 (sangat menguntungkan) menyebabkan petan! sangat serius meng- usahakannya. Usahatanl pare banyak dkembangkan ‘leh petani cl Kecamatan Langgar, PangkalanKerinc), Ukui, dan Kuala Kamp. ‘Saluran pemasaran hasil tanaman pare dapat dilinat pada Gambar 4. Dari tiga saluran pemasaran yang paling besar memberikan keuntungan kepada etanl adalah saluran ketiga. Dimana pada saluran ini petani langsung menjualnya kepada konsumen. Penjualan ini dilakukan di pasar-pasar Ibu kota kecamatan yang terdekat, atau petan! menjual langsung kepada Konsumen di daerah-daerah permukiman penduduk. Kelemahan saluran ini adalah waktu yang cipergunakan oleh petani sangatbanyak Sementara saluran satu dan saluran dua waktu yang terbuang cukup sedi, Karena pedagang pengumpul langsung menjoput barangnya ke kebun. Untuk saluran kedua petani hanya mengantarkan ke pedagang pengecer yang ada di pasar-pasar radisional ska diamati bagian dari nllal tambah yang itera oleh pelaku pasar terthat pedagang pengecer tetap menerima bagian terbesar. Sementara petani ssebagal produsen hanya menerima 15 % dart nila tambah usahatani pare pada saluran satu, dan 50 persen pada saluran kedua. Ketersediaan sarana produksi untuk tanaman ketimun tidak merupakan salah satu unsur yang penting, Halin’ dapat ina dlapangan, bahwa petani melakukan usahatani ketimun ini merupekan usaha ssembilan diantara usahatanl yang lan, seperti cabe, pare, kacang panjang, Untuk memperoleh bibit pada umumnya petani ‘membel dl kios-kios pertanian di pasar kecamatan, Ada juga sebagian petani menggunakan benihlokal yang diperoleh dari penakar beni atau dari hast Kegiatan usahatani sebelumnya. Pupuk yang digunakan pada umumnya pupuk kandang dan pupuk bvatan. Penggunaan pupuk ini merupakan sisa-sisa penggunaan dari usahatanl lainnya, Usahatani ketimun memberikan kontibusl yang Ccukup ting juga terhadap pendapatan kelvarga tani dengan nllal RCR (2,12) atau keuntungan yang Aiperolsh olen petani sebesar 120 persen, Usaha in sangat besar peluangnya untuk clkembangkan. Share yang diterima oleh petaniKetimun melalui pedagang pengumpul 34 %, dan ka petanifangsung menjual ka Dedagang pengecer 46%. Kegiatan usahatanlketimun banyak dikembangkan oleh petani di Kecamatan LLanggam, Pangkalan Kerncl,Ukul, dan Kuala Kampar, Pangkalan Lesung, Pangkalan Kuras, dan Teluk Merant. Kegiatan usahatan! kancang panjang di daerah Kabupaten Pelalawan merupakan usahatani sampingan bagi petani Tanaman ini dlakukan pada sisa-sisa lahan dari tanaman lain. Namun usaha inl cukup mendatangkan hasil bagi petani sebagal tambahan pendapatan keluarga. Sarana produksi yang clgunakan adalah beni, pupuk, pestisida, sprayer, dan alatlainnya, Ketersedlaan sarana produksl yang tepat sangat menentukan hasil usahatani kacang panjang. Benih kacang panjang dapat diperoleh ci toko sarana produkst atau dhasilkan sendir oleh petanl JURNAL BSUS STRATEG © Vol 16No,2 0 ene 007 yang bersangkutan. Dari pengamatan dilapangan benih kebanyakan dinasikan sendiri oleh petani dari hasil panen sebelumnya. Kacang panjang yang akan dijadikan benin sebelumnya dipith yang bagus dan bebas dari penyakit Keglatan usahatanl kacang panjang, petani ‘menggunakan tenaga Kerlakeluarga, Bentuk blaya lain yang dikeluarkan oleh petani adalah bit, pupuk, dan racun, Hasil perhitungan analsis ekonom| diperoleh RGR sebesar 1,53, Hasil usahatani kacang panjang dijual oleh ptani kepada pedagang pengumpul atau ke pedagang pengecer. Share yang paling besar diterima oleh pedagang pengecer yaitu 40 persen, ‘sementara petani hanya menerima 36 persen (Rp 550,- per Kg). Daerah yang potensi dikemibangkan untuk usahatani kacang panjang adalah Kecamatan Langgam, Pangkalan Kernci, Ukul,Pangkalan Lesung, Pangkalan Kuras, Teluk Meranti, dan Kuala Kampar. Dalam rangka mengembangkan usahatatan! di pedesaan harus didukung oleh lembaga ekonomi yang berbasiskan kepada sektor pertanlan. Kelembagaan ekonomi yang penting dalam menunjang pembangunan pertanian adalah kelembagaan yang bertanggungjawab dalam stablsas! harga khususnya komoditi pangan, Tanpa harga yang menarik dan us av UNAM TRATUAsERALONDOM NAAR DR ase FL AMOS memadal maka petani dalam angka panjang akan meninggalkan sektor pertanian khususnya tanaman tangan Karena tidak mampu untuk memenuhi ‘kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Akibat lebih lanjut adalah akan terjadi alih fungsi lahan dari lahan pertanian tanaman pangan menjadi fungsi ain seperti perkebunan, industri dan lain-lain. Hal ini sudah banyak terjadi di daerah Riau. Untuk itu perlu adanya perindungan bagi petan pangan sehingga mereka tidak dirugikan oleh fluktuasi harga. Bentuk perlindungan ini dapat berbentuk subsidi harga, subsid! sarana produksi infra struktur di Untuk keperluan analisis dari data dan informasi yang telah diviasifikasikan, maka selanjutnya digunakan model analisis kuantitatif dengan memakal: matriks faktor strategi eksternal (EFAS), dan matriks faktor strategi internal (\FAS). Strategi pengembangan usahatani tanaman hortikultura disajikan pada Tabel 2 matrik SWOT, Dari perolehan berbagal faktor-faktor SWOT tersebut, selanjutnya dapat ditentukan empat macam kelompok alternatif strategi yang diperoleh dengan mengkombinasikan masing-masing keempat unsur ‘SWOT tersebut, yaitu Strategi SO, ST, WO, dan strategi wr ‘abel 2, Matriks SWOT Tanaman Hortikultura di Kabupaten Pelalawan IFAS 7 terus-menerus ‘sudah cukup baik EFAS >1 (sangat bak) STRENGTHS(S) 4, Potens! SDA masin cukup besar 1 2, Tempayiokasi strates Pemeritah Pelalawan men-dukung | 2. ppembangunan per-tanian 3. 4, Usahatanl telah dlakukan secara 5, Kemampuan beberapa orang petani 6, ROR beberapa komodlias pertanian WEAKNESSES (W) Pengetahuan dan petanl masih tebatas >. Pemilkan modal relat keel Infrastuktur dan lembaga ekonomi ‘asin kurang 4, Belum tersedianya informasi pasar, an jringan pemasaran panjang 5. Lotasi usahatani terpencar-pencar 6._ Sift produk pertanian muda rusak 7. Belum —berfungsi secara ait elompok tani yang ada Y0Tenaga PPL masin terbatas baik Jumlah maupun kvaltas 11, Terbatasnya tenage kerja dl sektor pertanian, keteram-plan ee © Vol. 16 No. 2 Desemiber 2007 ‘nays 2 a4h prHTUA sec OMDDTIOGEUL GREENS Dokewnaunren PLALAK CS (OPPORTUNITIES (0) STRATEGI SO STRATEG! WO 4 Adenya kemraan dengan | 1. Olperukan adanya_usaha | 1. Peningkatan hualtas produk perusahaan sepert! PPM peningkatan pengelahuan dan | pertaian yang lhasikan 2, Peninghtan permintaan atau | Keterampllan petanl dadam | 2 Maringkatken kerja sama Keutuhan “akan produk | menggunskan berbagal input | dengan plhak swasta dalam pertanan yang bermuts usaha teri, melaul program | rangka mmeningkatkan ‘3, Masih dmungidnkan tefa-dnya | pelathan dan psr-magangan | kemampuan_dan_keteram-pilan pningkatan produksl petal petani dalam mengem-bangkan 4, Pelawan sobagal danrah | 2. Peningkatan hast dan_mutu | usahaselanjutnya, pengembangan Indust komodtas pettanian melalui | 3. Meningkatkan poranan 5, Boroperasiya pelebunan | upaya Intensikas! dan eks- | pemerintah daerah _terutama Tuga tensikasisesvel dengan | untuk mengatasi_—masdah 6. Anime investor kup kuat Tekomendas! dari Itbangtan, | transportasi dan _pemasaran serta pombinaan dai pe-ugas | dalam upaya menembus pasar pny pertanian, 4, Momanfaatkan dan meng-adops! 3. Diperukan politcal will yang | berbagal taknologl baru yang jelas dan terareh dai Peme- | — drekomenda-sikan untuk tinh Palawan, untuk menark | meningkatkan kala usaha invstor dalam bidang pertanian | sekallgus men-jadken uty tususnya—agrbisnls dan | yang balk. agroindust, 5. Membantu petani untuk dapat memperoleh rect usaha tani yang lebln produkt. THREATS (1) STRATEGI ST STRATEGI WT 1, Berusaha meningkatkan ke- | 1. Mengoptimakan fungsl dan 1. Peubstan peaninaan ean |” panpuan | pay gaan | pra lenbara tenon mengelola user hortkutra, | (kopeas) yang dapat men- 2 Pengarbangan OM fam-ban | fertama dengan dukungan | dukung_pelaksanaan keglatan berbagal sarana produks! yang | uschatani terhadap ko-modtas 5, Perdagangan bebas dan avs | huikan subsides | patria, lobal ritsh« 2, ‘Bekerasama dengan pe per wan 4, Pengoolaan buddaya y@M0 | Memperball teknis pasca-panen | merintah dalam _meningkat-kan huang bak akan mem- |" yang’ benar sehingga Kualtas | kemampuan petan! dalam pengarul Juma dan mut at produks! yang d-hasikan dapat | menganalsis _usaha-taninya, 5 ga struktur_angkal-an | Gipertahan-kan. sehingga berbagal kesalahan : 3, Kejasema yang bak dengan | dan Kegagaan dalam usahatanl 6, Teknik paseapanen belum |" pina perusahan seperti PPMR | dapat dhurang! tepat 3K 7 eth anan arpa yang bee | PERAPP wate cla upaya | 3. Kelasama dengan pik pegs rmenda-pakan pembinaan dan | penyulun pertanian lapangan Suakiuet beantuan lannya (PPL) dan PMR dalam 4. Kojasama dengan instansi | meningkatkan—skala_usaha terkat (Dinas Perdagangan dan | sshingga berbagal Kendala dapat Industl) untuk menda-patkan | dlminimaken. informasi pasar yang benar | 4. Memperbaltl teknis pasca-panen| sehingga fluduasi harga dapat | yang bak sehingga mutu dan anislpas! dengan teat. kualtas ——produk dapat 5, Peningkatan produks| de-ngan | dpertahankan’ dalam slip rmemanfaatkan Iuas la-han yg | waktu cukup potensalutk peningkatan produktas. Jura tisnis STRATEGI © Vol, 16No. 2 Dasember 2007 a 8. Faktor Penunjang Komoditi Unggulan ‘Akses lerhadap prasarana ransportasi Prasarana perhubungan sangat penting dalam pengembangan komoditi unggulan. Produksi yang tingg) tidak ada artinya kalau produk tersabut tidak bisa dlpasarkan, Prasarana perhubungan perlu divangun untuk menghubungkan sentra produksl dengan pusat pemasaran atau dengan tempat-tempat engumpuian barang Akses terhadap pemasaran Walaupun akses terhadap prasarana ‘ransportasi dan harga sudah cukup tinggl, namun bila akses pasar tidak bisa ditemibus oleh petani maka juga belum ada artinya, Sering terjadi petani tidak mampu untuk menjual haslinya dengan harga layak karena akses tertutup, misalnya adanya monopoll, kurangnya nformasi sehingga produk tidak bisa diva Untuk mengatasi ini maka perlu adanya keberpinakan emerintah untuk mendampingi petani, misalnya dengan memperkuat koperasi, mendekati para adagang secara persuasif agar para pedagang tidak melakukan monopol harga Peningkatan sumberdaya manusia Peningkatan mutu sumberdaya manusia Imerupakan bagian yang penting untuk mendukung pangembangan pertanian pangan, terutama dalam jangka menengah dan panjang. Tanpa kualitas ‘sumberdaya manusia yang balk maka pemibangunan pertanian atau pembangunan ekonomi urmumiya akan menghadapi hambatan, Peningkatan sumber daya ‘meanusia pertanian diutamakan pada generasi Kedua atau anak-anak dari petani aktif sekarang Karena generasi inilah yang masih responsit terhadap erubahan. Selain itu LSM yang ada di tingkat kecamatan dinarapkan dapat dlarahkan untuk memajukan atau menjadl motvator dalam peningkatan sumber daya manusta khususnya di bidang pertanian, ‘Akses terhadap teknologi Teknologi berperan penting dalam usaha peningkatan produksi pertanian. Tanpa penerapan teknologi maka produltititas akan statis sehingga efisiens| akan semakln menurun, Bahkan untuk daerah UANAL BINS STRATEGI (© Vol 16 No, 2 Desember 2007 AUS NEUSAMTAN HETIL SPANO NCAAs HMNIOSUATIPOA AG SA) tertentu penggunaan teknologi alsintan sudah ‘mendesak karena tejadinya kekurangan tenaga kerja. Tingkat penerepan teknologi di Kabupaten Pelalawan ditemukan sangatrendah. Selain itu daerah Kecamatan Kuala Kampar dltemukan bahwa tidak ada petani yang memakai pupuk. Untuk itu diharapkan pemerintah Kabupaten Pelalawan berusaha menyebar luaskan setian teknologi yang dinilal mampu meningkatkan produksi dan mutu has pertanian dan mengupayakan peningkatan perbaikan penerapannya. Penyerapan terhadap teknologi ini juga terkait erat dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia, ‘Akses terhadap kredit Akses terhadap Kredit merupaka taktor yang penting sebagai penunjang terhadap pengembangan pertanian, Telah umum dikstahui bahwa akses teradap kredit ini belum banyak terbuka bagi petani Karena adanya kendala-kendala teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh petani, Kendal ini menyebabkan Kredit relat hanya banyak dinikmatl oleh golongan tertentu yang punya akses. Disamping itu lembaga keuangan yang ada pada umum tidak berfungsi seperti yang dinarapkan. Kondis! sosial ekonomi petani dan sifat usahatani tu sendirl menyebabkan_petani membutuhkan Kredit dalam kegiatan usahataninya. Kondis! koperasi pada umumnye yang tidak berfungs! make dlperiukan lembaga kevangan alternatit atau pembenahan terhadap koperasi yang ada ‘Akses terhadap Informasi ‘Merupakan salah satu faktor pendorong dalam ‘memajukan perekonomian rakyat. Diantara fungsi informasi bagi masyarakat adalah tersedianya Informasi harga pasar dal Komodit yang ditanam dan yang akan dijual oleh petani, tempat pemasaran yang balk, teknologi dan perubahan teknologi, komodlt unggulan dan Informasi lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan petani dan masyarakat ada umumnya, Terbatasnya media informasi yang ada dl kecamatan-kecamatan Kabupaten Pelalawan merupakan salah satu penghalang kemajuan suatu aerah hvu emo usta HoRMATUA SERA KOOL ORAL RIDES SION GBLATPLRANALPROINS HAD KESIMPULAN 1, Hambatan yang dinadapi oleh daerah Kabupeten Pelalawan dalam melaksanakan pembangunan pedesaan, antara lain: 1) banyaknya daerah tertinggal dan penduduk miskin; 2) rendahnya ‘sumberdaya manusia; 3) banyaknya daerah yang masih terisolir; 4) lembaga ekonomi ‘masyarakat belum berfungsi secara optimal; 5) rendahnya teknologi pengolahan sumberdaya ‘alam; dan 6) belum berkembangnya industri kecil/rumah tangga 2 Permasalahan yang dihadapi untuk pengembangan pertanian di Kabupaten Pelalawan tersebut, antara lain: (1) lemahnya ‘struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan; (2) ketersedaan iahan dan masalah ‘kesuburan tanah; (3) pengadaan dan penyaluran ‘sarana produks|; (4) terbatasnya kemampuan dalam penguaaan teknologi; (5) lemahnya organisasi dan manajemen usahatanl; dan (6) kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manus, REKOMENDAS! 1. Dalam penerapan agrbisnis diperlukan sekall kelembagaan yang dapat membantu; antara lain; 1) penyediaan kredit, pembentukan modal ‘bersama melalui tabungan, penyediaan sarana produksi, pengandallan hama terpadu, engolahan, pemasaran dan sebagainya; 2) memberikan kemudahan berupa pelatihan dan pembinaan kepada petani dalam usaha-usaha yang dilakukannya; 3) petani perlu diorganisir untuk memperkuat posisi tawar-menawarnya dalam menghadapi persaingan dan melakukan kemitraan dengan plhak lain; 4) adanya akses terhadap pemasaran dan informasl; 6) akses terhadap teknologi (peningkatan mutu Sapta Usahatanl, mekanisasitebatas, demontrasiplt) Rencana strategls pengembangan usahatanl hortkultura di Kabupaten Pelalawan, antara ain: (a) membantu petani dalam mendapatkan sarana produksi pertanian dengan harga yang terjangkau serta tepat waktu penyediaannya ‘melalul lembaga ekonomi pedesaan. Usaha ini antara laln; penguatan lembaga koperasi, enumbuhan lembaga keuangan altematif; dan kemudahan prosedur kredit;(b) secara terus menerus —meningkatkan program pengembangan SDM melalui; pelatihan/ Pndidlkan terhadap pemiuda tani; pendampingan ‘erhadap petanl peningkatan mutu penyuilun (c) sebahagian besar petani memliki keterbatasan ‘modal dalam pengembangan usahanya, maka ciperiukan pola kredit usaha petani yang teat, mengoptimalkan fungsi lembaga ekonomi (Koperasi), subs (proteksi terhadap petani; (@) diperiukan adanya jaringan informasi pasar yang bisa di akses oleh petani dlingkungannya, minimal dl tingkat kecamatan; (8) membangun Infrastruktur seperti; menghubungkan sentra produks! dengan pusat pemasaran; memperlancar kstersedlaan sarana produks| ddan pemenuhan Kebutuhan petan \JURNAL BISNIS STRATEG! © Vol, 16 No. 2 Dasember 2007 @ DAFTAR PUSTAKA ‘Ansari, 2006. “Otonomi dan Usaha Mikro : Pengemibangan Indusbialisasi Pedesaan yang bertumpu pada Indust Pertanian (Agribisnis)*, Usahawan No, O2/tahun XXXVI, Lemibaga Manajemen FE-Ui, Februari 2005, Jakarta, Bappeda Kabupaten Pelalawan,, 2006, Kabupaten Pelalawan dalam Angka, Bappeda Kabupaten Pelalawan, Pangkalan Kerinci Kartasasmita, G., 1996. Pembangunan Untuk Rakyat, CIDES, Jakarta, Kuncoro., 2000. Ekonomi Pembangunan Teori, Masalah, dan Kabijakan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, Saragih, 2001, Suara Dari Bogor: Membangun Sistem Agnbisnis, Yayasan USESE, Bogor. ‘Syahza. A, 2001. Studi Sosial Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat ol Propinsi Riau, PPKPEM Und, Pekanbaru. ‘Syahza. A,, 2002. “Potens! Pembangunan industri Hii Ketapa Sawit di Daerah Riau”. Usahawan Indonesia, No. (04/TH X004 April 2002. Jakarta: Lembaga Manajemen FE UI. 2003e, *Paradigma Baru: Pemasaran Produk Pertanian Berbasis Agribisnis di Daerah Rau’ Jurmal Ekonomi, Th, Vil/01/JulV/2003. Jakarta: PPD& Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. .. 2003b, “Rancangan Model Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan Melalui Pembangunan Agroestat Kelapa Sawit di Daerah Riau" Jumal Ekonomi, Th. VilV02/Noveriber/2003, Jakarta: PPD&I Fakultas, Ekonomi Universitas Tarumanagara, ‘Sutopo,2006, “Hubungan antara Leribaga Keuangan Mikro dan Kontribusi Usaha Kecil dalam Pengentasan Kemiskinan”, Usahawan No, 01/tahun, XXXVI, Lembaga Manajemen FE-UI, Januari 2005, Jakarta. Cee © Vol, 16 No, 2 Desember 2007

You might also like