You are on page 1of 14

KAJIAN TENTANG PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DALAM PERSPEKTIF KITAB

TAFSIR AL-AZHAR DAN ILMUWAN SAINS

THE STUDY OF THE CREATION OF THE UNIVERSE IN THE PERSPECTIVE OF AL-


AZHAR AND SCIENTIFIC SCIENCE

Husnul Khotimah
Prodi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Isy Karima
Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia
Email: chusnulbabadan@gmail.com

ABSTRACT
At this time, in the study of Islam in society there is still rarely discussion of knowledge espe-
cially science. The current problem is the lack of studies that focus on science, for example
about creation of the universe which is connected with Koran which is explained in the in-
terpretation of the Koran. This is very important because there are so many invention from
Western Nation who have explained that the universe came into existence by itself, so they
negate the creation process. If the people followed those inventions, so they will be humans
who do not believe in God who created the universe. Humans will be infidels (kafir) because
those inventions. In Tafsir Al-Azhar book by Hamka about creation of the universe, besides
explaining the creating process, he also explained the importance of having faith, the exis-
tence of this universe because of the power of God (Allah Swt.). So that the study focused in
creation of the universe which is inked between Tafsir Al-Azhar book and the invention from
the scientist about that. The method used in this research is analytic descriptive. Descriptive
is explain objectively about creation of the universe. And than analytic is analyse these data
clearly and systematically to the object of research. Creation of a universe that was original-
ly united, and then separated by a big bang, so that heaven and earth are separated. Where
the universe was created in six eras. Only Allah knows the timing and process. Six eras are
divided into two eras for creation of the earth, two eras Allah Swt. prepare some equipments
for humans habitation and than two eras again is creation of the heaven consisting of seven
layers.
Keywords: creation of the universe; Tafsir Al Azhar; sains

ABSTRAK
Pada saat ini, dalam kajian-kajian agama Islam di masyarakat, masih sangat jarang adanya
pembahasan seputar ilmu pengetahuan khususnya kajian tentang ilmu sains. Masih sangat
kurangnya kajian yang menitikberatkan pada penelaahan tentang ilmu sains, misalnya tentang
penciptaan alam semesta yang dihubungkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an, yang dijelaskan
pada kitab-kitab tafsir Al-Qur’an. Padahal hal ini cukup sangat penting, mengingat adanya
beberapa penemuan barat yang menjelaskan bahwa alam semesta ada dengan sendirinya,

46
sehingga meniadakan sebuah proses penciptaan. Dengan demikian, jika penemuan tersebut
diikuti, maka akan menjadikan manusia tidak memercayai bahwa adanya Tuhan (Allah) yang
menciptakan alam semesta. Sehingga manusia menjadi kafir karena mengikuti penemuan
tersebut. Di dalam kitab tafsir Al-Azhar karya Hamka mengenai penciptaan alam semesta
ini, selain menerangkan tentang proses penciptaannya, Hamka juga menerangkan seputar
keimanan yang harus dimiliki, bahwa alam semesta ini ada karena kuasa Allah Ta’ala. Oleh
karena itu, penelitian ini fokus pada penciptaan alam semesta yang mengaitkan antara Kitab
Tafsir Al-Azhar dan penemuan dari beberapa ilmuwan sains mengenai hal tersebut. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Deskriptif dalam hal
ini berarti memaparkan secara objektif tentang penciptaan alam semesta. Sedangkan analitis
adalah menganalisis data-data tersebut dengan jelas dan sistematis terhadap objek penelitian.
Penciptaan alam semesta, yang awal mulanya menyatu dan bersatu padu, kemudian terpisah
dengan dentuman besar. Sehingga terpisahlah langit dan bumi. Di mana alam semesta ini
diciptakan dalam enam masa. Yang mana hanya Allah sajalah yang mengetahui persisnya
waktu dan prosesnya. Enam masa itu terbagi menjadi dua masa adalah penciptaan bumi,
kemudian dua masa Allah menyiapkan perlengkapannya sebagai tempat tinggal manusia,
kemudian dua masa lagi adalah penciptaan langit yang terdiri dari tujuh tingkatan.

Kata kunci: penciptaan alam semesta; Tafsir Al-Azhar; sains

1. PENDAHULUAN pada ilmu pengetahuan tentang kemukjizatan


Al-Qur’an dan Sunnah yang berkaitan dengan
Kebenaran Al-Qur’an akan diketahui dan
kedokteran, teknik, astronomi, dan ilmu atom,
disadari jika kita melakukan penelaahan secara
serta bidang ilmu pengetahuan lainnya. Se-
mendalam. Keterangan terkait ilmu pengeta-
hingga dapat bermanfaat bagi Islam dan kaum
huan yang dinyatakan dalam Al-Qur’an ter-
muslimin.3
kadang sulit dipahami ketika kita kurang me-
miliki pengetahuan yang cukup tentang ilmu Dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali
pengetahuan. Padahal Al-Qur’an sebagai gu- ayat-ayat yang berisi tentang perintah untuk
dang ilmu dapat digali untuk mengembangkan mempelajari, melihat, merenungkan, serta
pengetahuan manusia tentang alam semesta menelaah ayat-ayat kauniyah yang tersebar di
serta untuk menambah keimanan kepada Al- alam ini. Diantaranya dalam Al-Qur’an Surat
lah yang menciptakan langit dan bumi beserta Yunus ayat 6.
isinya ini.1 Di dalam ayat tersebut dikatakan bahwa
Penelaahan sunnatullah yang terjadi di ‘pada apa yang diciptakan Allah di langit dan
alam seharusnya diikuti dengan penelaahan di bumi terdapat tanda-tanda kebesaran-Nya’.
ayat yang diturunkan oleh Allah terkait dengan Untuk mempelajari salah satu dari tanda-tanda
fenomena yang diamati.2 Maka akan lebih in- kebesaran Allah, maka dalam penelitian ini,
dah jika para penuntut ilmu syariah dan peng- membahas tentang awal mulanya penciptaan
hafal Al-Qur’an memberi perhatian lebih ke- langit dan bumi. Selain itu, karena adanya
1 Ridwan Abdullah Sani. 2015. Sains Berbasis Al-Qur’an,
Jakarta: Bumi Aksara. cet.1, hlm. 7. 3 Yusuf Al-Hajj Ahmad. 2016. Mukjizat Al-Qur’an yang Tak
2 Ibid., hlm. 12. Terbantahkan. Surakarta: Aqwam. cet. 1, hal. 37.

47
beberapa penemuan yang telah menerangkan Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir dan Hadits
bahwa alam semesta ada dengan sendirinya, se- IAIN Walisongo Semarang. 2) Penelitian Yudi
hingga meniadakan sebuah proses penciptaan. Faisal tahun 2003, dengan judul “Tafsir ‘Ilmi
Maka dengan mengkaji penafsiran Al-Qur’an Studi Perbandingan Penafsiran Tanthawi Jau-
tentang penciptaan alam semesta akan melu- hari Dan Achmad Baiquni Tentang Penciptaan
ruskan pemahaman kita dengan adanya Tuhan Alam Semesta”. Pada jurusan yang sama, IAIN
sebagai pencipta alam semesta. Dalam peneli- Sunan Kalijaga. 3) karya tulis Nidaa Ulhusna,
tian ini, terfokus dalam Kitab Tafsir Al-Azhar Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatul-
karya Prof. Hamka, karena selain kedalaman lah Jakarta, yang berjudul “Konsep Penciptaan
ilmu yang ia miliki, ia juga menghubungkan- Alam Semesta (Studi Komparatif antara Teori
nya dengan keimanan dalam hal ini. M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Pen-
ciptaan Jagat Raya Kementerian Agama RI)”.
2. METODE PENELITIAN 4) Penelitian Ahmad Muslim, yang berjudul
“Corak Penafsiran Tasawuf Hamka (Studi
Penelitian ini merupakan penelitian
Penafrsiran Ayat-Ayat Tasawuf Dalam Tafsir
deskriptif analitis yang lebih menggunakan ka-
Al-Azhar)”. IAIN Raden Intan Lampug.
jian kepustakaan atau library research, dengan
pendekatan maudhu’i atau tematik. Metode
4. PEMBAHASAN
tafsir maudhu’i atau tematik ialah membahas
ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan tema atau 4.1 Penafsiran Hamka Dalam Kitab Tafsir
4. PEMBAHASAN
judul yang telah ditetapkan. Semua ayat yang Al-Azhar
4.1
berkaitan dihimpun, Penafsiran Hamka
kemudian dikaji Dalam Kitab Tafsir Al-Azhar
secara
a. Al-Qur’anayat 30Surat Al-Anbiyaa’ ayat 30
mendalam dan tuntasa.dari Al-Qur’an Surat
berbagai aspek Al-Anbiyaa’
yang
terkait dengannya. Semua dijelaskan dengan َ َْْ َ َ َ ‫ذ‬ ‫َََْ ََ ذ َ َ َ ُ َ ذ‬
‫ات واْلرض‬ ِ ‫اَّلين كفروا أن السماو‬ ِ ‫أولم ير‬
rinci dan tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil
ْ َ ‫ُك‬ ْ ْ
‫َ ََ ًَْ َ َ َْ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ ُذ‬
atau fakta-fakta yang dapat dipertanggung- ‫َش ٍء‬ ‫َكنتا رتقا ففتقناهما وجعلنا ِمن الما ِء‬
َ ْ َ َ َ ٍّ َ
jawabkan secara ilmiah, baik argumen itu ber- )٣٠( ‫َح أفَل يُؤ ِمنُون‬
asal dari Al-Qur’an, hadits, maupun pemikiran
rasional.4 “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu“Dan keduanyaapakah dahulu
orang-orang yangsuatu
adalah kafir
tidak mengetahui
yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari bahwasanya langit dan
3. KAJIAN PUSTAKA bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
yang padu, kemudian Kami pisahkan
mereka
Beberapa penelitian tiada
lain beriman”.5
jugaterkait
yang antara keduanya. Dan dari air Kami
dengan tema dalam penelitian ini didapatkan jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
Dalam QS. Al-Anbiyaa’ mengapakah ayat mereka
30, tiadaHamka menulis5
juga beriman”.
dari hasil pencarian diantaranya 1) Penelitian
penafsirannya dengan judul “Kekuasaan Allah Meliputi Alam
Syaean Fariyah tahun 2008, yang berjudul Dalam QS. Al-Anbiyaa’ ayat 30, Hamka
“Penafsiran M. Quraish Raya”.
ShihabZaman purbakala,
Terhadap langit yang banyak itu dengan bumi ini
Ayat- menulis penafsirannya dengan judul “Kekua-
Ayat Tentang Penciptaanadalah Alam
sekepal,Semesta”.
berpadu satu, lekat, tidak cerai
saan Allah Meliputi Alamtidak tanggal.
Raya”. Zaman Maka
pur-
4 DR. Nashruddin Baidan.lama kelamaan
1998. Metodologi terpisah-pisahlah
Penafsiran Al- 5 diantara
Departemen yang
Agama RI. satu dengan
1989. Al-Qur’an yang
dan Terjemahnya,
Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. cet. 1, hal. 151. Bandung: Syamil Cipta Media. hlm. 324.
lain. Ahli-ahli tafsir telah menafsirkan ayat ini menurut

48 perkembangan pengetahuan yang ada pada zamannya Ibnu Katsir


menafsirkan bahwa langit yang banyak itu, yaitu tujuh petala
langit, dengan bumi kita ini asal mulanya adalah berpadu satu,
bakala, langit yang banyak itu dengan bumi tafsiran yang disalinkan oleh al-Qurthubi dalam
ini adalah sekepal, berpadu satu, lekat, tidak tafsirnya “Al-Jami’u li-ahkamil-Qur’an” se-
cerai tidak tanggal. Maka lama-kelamaan ter- buah cerita yang ditulis oleh al-Quthi di dalam
pisah-pisahlah di antara yang satu dengan yang kitabnya “Uyunul Akbar” dari Ismail bin Abu
lain. Ahli-ahli tafsir telah menafsirkan ayat Khalid, tentang tafsir ayat ini demikian:8
ini menurut perkembangan pengetahuan yang
“Langit dijadikan Tuhan sendiri, bumi
ada pada zamannya. Ibnu Katsir menafsirkan
pun dijadikan sendiri. Lalu dipecahkan langit
bahwa langit yang banyak itu, yaitu tujuh pe-
jadi tujuh petala, dan bumi jadi tujuh petala
tala langit, dengan bumi kita ini asal mulanya
pula. Dijadikan bumi tingkat atas; lalu dijadi-
adalah berpadu satu, berhubung-hubungan,
kan penduduknya jin dan manusia. Di sanalah
berpilin-berpalun, maka lama-kelamaan ke-
digaris-gariskan untuk mengalirkan sungai dan
duanya dipisahkan Tuhan. Tujuh petala langit
ditumbuhkan di atasnya tumbuh-tumbuhan.
naik ke atas, tujuh petala bumi turun ke bawah.
Dijadikan di sana lautan lalu dinamai dia ru’aa.
Di antara langit yang terdekat, yaitu langit du-
Luasnya sepanjang 50 tahun perjalanan. Kemu-
nia dengan bumi kita ini dipisahkan dengan
dian itu dijadikan pula bumi petala kedua yang
udara (hawa). Maka langit pun menurunkan
panjangnya serupa yang pertama, itu pula dan
hujan, bumi menumbuhkan tumbuhan.6
sama luasnya. Di sana diadakan pula makhluk
Berkata Ismail bin Abu Khalid: “Aku penghuninya. Kemudian diciptakan pula petala
bertanya kepada Abu Shaleh Al-Hanafi ten- bumi ketiga, tebalnya 500 tahun perjalanan,
tang ‘langit yang banyak dan bumi dahulunya setengah dari padanya ialah hawa dan udara
sekepal, lalu Kami pisahkan keduanya’, apakah kepada bumi. Keempat, dijadikan padanya
maksudnya? Beliau menjawab: “Tadinya la- kegelapan dan kala berbisa untuk menyengat
ngit itu satu lalu dipisahkan Tuhan jadi tujuh, penghuni neraka kelak, yang besarnya sebesar
dan bumi pun satu, lalu dipisahkan Tuhan jadi bagal hitam, ekornya panjang sepanjang ekor
tujuh.” Mujahid menafsirkan begitu, dan di- kuda, yang setengah memakan yang setengah,
tambahkannya: “Dan tidaklah langit dan bumi sehingga mereka dapat menguasai anak Adam.
itu bersinggungan.” Said bin Zubair menafsir- Kemudian Allah menciptakan petala bumi
kan pula “Bahkan langit dan bumi itu berdem- yang kelima, sama tebalnya sama panjangnya
pet-dempetan. Maka tatkala langit telah diang- dan sama luasnya. Di sana terdapat rantai-ran-
kat naik, tersembullah bumi. Dengan demikian tai dan belenggu-belenggu dan tali-tali untuk
Allah memisahkan di antara keduanya.”7 mengikat penghuni neraka.9

Ahli tafsir Abu Muslim al-Ashbahani Kemudian Allah menciptakan petaka


menafsirkan Al-Fataq dengan ijad: yang berarti bumi keenam. Namanya Mad. Di sana terdapat
mengadakan. Beliau tafsirkan rataq, dengan arti batu hitam kersang. Dari situ diciptakan tanah
sebelum terjadi, yang lebih menarik lagi adalah untuk lembaga tubuh Adam ‘alaihissalam. Batu
itu akan dikirim di hari kiamat. Tiap-tiap satu
6 Hamka. Tafsir Al Azhar Juz XVII, Jakarta: Pustaka Panjimas,
cet. 1, hlm. 34. 8 Ibid
7 Ibid, hlm. 35. 9 Ibid.

49
Mad. Di sana terdapat batu hitam kersang. Dari situ
anah untuk lembaga tubuh Adam ‘alaihis salam. Batu
rim di hari kiamat. Tiap-tiap satu dari batu itu adalah
dari batu itu adalah laksana gunung yang besar. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan
nung yang besar. Dia adalah belerang yang akan
Dia adalah belerang yang akan digantungkan di bintang-bintang tunduk kepada perintah-
n di leher tubuh si kafir, yang akan membakar mereka Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan
leher tubuh si kafir, yang akan membakar me-
urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah,
gus muka mereka dan hangus
reka sampai tanganmukamereka. Itulah
mereka yang
dan tangan Tuhan seluruh alam.”11
engan ayat: mereka. Itulah yang dimaksud dengan ayat:
َُ َ ْ َ ُ ‫َُ ُ َ ذ‬ “Yang telah menciptakan langit dan bumi
‫ارة‬‫اْلج‬
ِ ‫وقودها انلاس و‬ di dalam enam hari.” Supaya kita dapat mema-
hami apa maksud Allah menjadikan semua la-
rnya ialah manusia dan batu.”
“Bahan bakarnya ialah manusia dan ngit dan bumi dalam enam hari, hendaklah kita
an diciptakan Allahbatu.”petaka bumi ketujuh. Namanya langsung mengambil dari Al-Qur’an sendiri

h. Disitulah terletak Jahannam.


Kemudian Di sana
diciptakan Allahterdapat
petaka bumi dua dengan penafsiran alam menurut perkemba-
ngan ilmu pengetahuan. Dan yang demikian
ketujuh. Sijjin,
yang satu bernama Namanya danialah
yang ‘Aribah. Disitulah
satu lagi bernamater-
itu telah lebih mudah di zaman modern kita
letak Jahannam.
dapun Sijjin selalu terbuka, dariDi sanasanaterdapat dua pintu.
kafir-kafir akan sekarang ini. Penyelidikan tentang alam ini
Pintu yang satu bernama Sijjin, dan yang satu
Karena akan dilalukan yang punya makanan dan berangsur-angsur maju di luar kepercayaan
lagi bernama Al-Falaq. Adapun Sijjin selalu
n; tetapi yang bernama
terbuka, dari Al-Falaq
sana kafir-kafirtetapakan
tertutup. Tidak turun-temurun manusia. Karena hubungan
dimasukkan.
orang Arab dengan Yahudi berdekatan, maka
a sampai hariKarena
kiamat.akan Di
dilalukan
Tafsir yang punya makanan
Al-Baqarah sudah
tidak sedikit masuk pengaruh kitab Perjanjian
dan kaum Fir’aun; tetapi yang bernama Al-
Lama kepada ahli-ahli tafsir Islam pada za-
Falaq tetap tertutup. Tidak akan dibuka sampai
man pengetahuan umum belum maju itu. Oleh
hari kiamat. Di Tafsir Al-Baqarah sudah dise-
karena itu, tidaklah kita heran jika di dalam be-
butkan juga tentang tujuh petaka bumi, yang
berapa tafsir Al-Qur’an lama, banyak ditafsir-
jarak 7dari satu petaka ke petaka yang lain 500
disebutkan juga tentang tujuh petaka bumi,kan yang jarak
orang dari satu
menurut Perjanjian Lama dan don-
tahun perjalanan.10
petaka ke petaka yang lain 500 tahun perjalanan. geng-dongeng
10 orang Israil. Menurut Perjanjian
b. Al-Qur’an
b. Al-Qur’an SuratSuratAl-A’rof
Al-A’rofayatayat5454 Lama itu, Allah menjadikan langit dan bumi ini
َ َْْ َ َ َ ‫ذ‬ َ َ َ ‫ذ َذ ُ ُ ذُ ذ‬ dalam enam hari, dimulai hari Ahad, disudahi
‫ات واْلرض ِِف‬ ِ ‫اَّلي خلق السماو‬ ِ ‫ ِإن ربكم اَّلل‬hari Jum’at dan pada hari Sabtu Allah istirahat
َ ‫ذ‬ ُْ ْ َ
‫استَ َوى َلَع ال َع ْرش يغِش الليْل‬ ْ ‫ س ذتة أَيذ ُث ذم‬melepas lelah.12
ِ ِ ٍ‫ام‬ ِ ِ
ْ ‫ذَ َ َ ْ ُُُ َ ً َ ذ‬
ُّ ‫الش ْم َس َوال َق َم َر َو‬
َ ‫انل ُج‬ Setelah ayat Al-Qur’an yang menyebut-
‫وم‬ ‫انلهار يطلبه ح ِثيثا و‬
‫َ ْ َ َ َ ُ َْ ْ ُ َ ْ ْ ُ َ َ َ َ ذ‬
ُ‫اَّلل‬ َ kan enam hari ditilik dari segi Bahasa Arab
‫ُ َ ذ‬
‫ات بِأم ِر ِه أَل َل اْللق واْلمر تبارك‬ ٍ ‫مسخ َر‬
dan dari ayat lain sendiri di dalam Al-Qur’an,
)٥٤(‫ني‬َ ‫َر ُّب الْ َعالَم‬
sudahlah nyata bahwa yang dimaksud de-
ِ
ngan hari pada ayat ini bukanlah hari 24 jam
“Sungguh, Tuhan-mu (adalah) Allah yang menciptakan langit
dan bumi dalam
“Sungguh, enam masa,
Tuhan-mu lalu Dia
(adalah) seperti yang
Allahbersemayam di kita
atas hitung
Arsy. sekarang. Kemajuan
yang menutupkan
Dia menciptakan langit
malamdan kepada
bumi dalamsiangilmu pengetahuan
yang mengikutinya tentang alam, bahwa selain
enam masa,
dengan lalu (Dia
cepat. Dia bersemayam di atas bumi
ciptakan) matahari, bulanada dan bintang-
lagi bintang atau planet-planet yang
Arsy. Dia menutupkan malam
bintang tunduk kepada perintah-Nya. kepada Ingatlah!
11 Al-Qur’an. Segala
Surat Al-A’rof. ayat 54, …….. hlm. 157.
siang yang mengikutinya
penciptaan dan urusan dengan
menjadicepat. 12 Hamka.
hak-Nya. Maha 2015.SuciTafsir Al-Azhar Jilid 3. Jakarta: Gema
Allah,
Insani. cet. 1, hlm. 433.
10 Tuhan
Ibid. hlm. seluruh
36. alam.”11

50 “Yang telah menciptakan langit dan bumi di dalam enam hari.”


Supaya kita dapat memahami apa maksud Allah menjadikan
semua langit dan bumi dalam enam hari, hendaklah kita langsung
mengelilingi matahari, dan mereka ada yang Disebutkan dalam Al-Qur’an surat Fush-
lebih besar daripada bumi dan lebih jauh jarak shilat, “Kemudian itu Dia menuju kepada (pen-
putarannya dari matahari sehingga edaran dari ciptaan) langit dan langit itu adalah berupa
bintang-bintang itu tidaklah 24 jam sebagaima- asap.” Sesuai dengan hasil penyelidikan ilmiah
na bumi. Bintang-bintang seperti Mars, Mercu- yang menyatakan asal-usul materi kejadian
rius, Saturnus, Neptunus, dan beberapa bintang bumi dan langit itu mulanya seumpama asap
lagi, yang dinamakan satelit matahari. Mereka saja, yang kemudian berpisah-pisah menurut
juga mengelilingi matahari menurut jarak yang hukum daya tarik, yang selalu bergerak, me-
lebih jauh dari edaran bumi. Padahal makhluk ngumpul dan memisah melalui proses jutaan
Allah yang bernama “semua langit” itu sangat- tahun. Di dalam surat Al-Anbiyaa’ ayat 30 di-
lah banyak. Keluarga matahari dengan satelit- terangkan pula bahwa pada asal mulanya langit
nya dan bintang-bintangnya yang lain yang dan bumi itu adalah sekepal, kemudian dipisah-
berjuta-juta banyaknya itu satu kekeluargaan kan oleh Allah di antara keduanya. Inilah yang
saja, dari berpuluh, entah beratus, entah berapa dikatakan oleh penyelidik ilmu alam tentang
lagi makhluk yang lain. Oleh sebab itu, dengan dahulunya masih chaos, kemudian membentuk
ini saja sudah nyata bahwa enam hari di dalam diri menjadi matahari sebagai induk asal, lalu
Al-Qur’an itu bukanlah enam hari 24 jam.13 terjadilah bintang-bintang dan di antara bin-
tang-bintang itu ialah bumi. Bumi itu sendiri,
Allah menjadikan semua langit dan bumi
yang mulanya berupa gas yang selalu menyala,
dalam enam hari, bukanlah hari menurut hi-
dengan melalui berjuta masa, turun derajatnya
tungan kita, melainkan hari menurut hitungan
menjadi air. Lama-lama timbullah sifat kering,
Allah sendiri. Di dalam Bahasa Arab pun hari
sezaman demi sezaman, dan setingkat masa
berarti juga zaman atau masa. Maka dapatlah
pada setingkat, yang kemudian menimbulkan
kita simpulkan maksud ayat tersebut berdasar
jenis logam, jenis kehidupan dan adanya tum-
arti yang lain dari hari dalam Bahasa Arab dan
buh-tumbuhan.15
kemajuan penyelidikan ilmu bahwa kejadian
alam semua langit dan bumi adalah melalui Ayat-ayat seperti ini adalah sebagai pe-
enam masa. Zaman pertama bahwa semuanya rangsang pikiran bagi manusia untuk menyeli-
masih merupakan uap atau kabut. Dari kabut diki alam semesta ini lebih luas dan mendalam.
itulah timbul satu pecahan kecil yang kemudi- Kadang-kadang teori pengetahuan alam yang
an berbentuk menjadi bumi. Zaman kedua, uap kuno telah diperbaiki oleh teori yang baru. Oleh
telah bersilih menjadi air. Zaman ketiga mu- karena itu, hendaklah kita menyadari kembali
lai timbul yang kering, yang selanjutnya akan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan
berkumpul menjadi bukit-bukit dan gunung- seputar keadaan alam itu, bukanlah semata-
gunung. Zaman keempat, mulailah kelihatan mata ayat itu mengandung ilmu, akan tetapi
yang hidup dalam air, yaitu tumbuh-tumbuhan juga sebagai pemancing atau perangsang, un-
dan binatang. Zaman kelima, keenam, sampai tuk menaruhkan perhatian manusia pada alam
sebagaimana yang sekarang ini.14
13 Ibid.
14 Ibid. hlm. 434. 15 Ibid. hlm. 435.

51
n seputar keadaan alam itu, bukanlah semata-mata
gandung ilmu, akan tetapi juga sebagai pemancing
ang, untuk menaruhkan perhatian manusia pada alam
di sekelilingnya,
ya, untuk menambah untuk
keimanan menambah
kepada Allah.keimanan
16 hiasi langit yang dekat dengan bintang-
kepada Allah.16 bintang yang cemerlang dan Kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
n Surat Fushshilat Ayat 9 – 12
c. Al-Qur’an Surat Fushshilat Ayat 9 – 12 Demikianlah ketentuan Yang Maha-
perkasa lagi Maha Mengetahui”.17
َ َْ َ َ ‫ُْ َ ذ ُ ْ ََ ْ ُ ُ َ ذ‬
‫اَّلي خل َق اْل ْرض ِِف‬ ِ ِ‫قل أئِنكم َلكفرون ب‬ “Dan Dia menjadikan padanya gunung-
َ‫ك َر ُّب الْ َعالَمني‬ َ َ ً َ َْ َُ َ ُ َ َْ َ ْ َ َْ
ِ ِ ‫ني وَتعلون َل أندادا ذل‬ ِ ‫يوم‬ gunung pengokoh di atasnya.” (ujung ayat

‫يها‬ َ ‫ار َك ف‬ َ ‫اِس ِم ْن فَ ْوق َها َو َب‬ َ ِ ‫يها َر َو‬َ ‫) َو َج َع َل ف‬٩( 10). Dia jadikan di bumi itu gunung-gunung.
ِ ِ ِ Gunung-gunung adalah penghambat angin,
َ ‫لسائل‬ َ َ
‫يها أقْ َو َات َها ِف أ ْر َب َعة أيذامٍ َس َو ً ذ‬ َ َ ‫َوقَ ذد َر ف‬
‫ني‬ ِ ِ ِ ‫اء ل‬ ِ ِ ِ laksana katalisator, dan juga penampung hujan
ََ َ َ َ ٌ َ ُ َ َ َ ‫ُ ذ ْ َ َ َ ذ‬ supaya dia mengalir dengan teratur dari pun-
‫) ثم استوى ِإَل السما ِء و ِِه دخان فقال لها‬١٠( cak gunung itu membelah bumi, tempat air lalu
َ‫اَلا أَتَيْنَا َطائعني‬ َ َ َ ًَْ َْ ًْ َ َ ْ ْ َْ َ
ِِ ‫ولِْلر ِض ائتِيا طوًع أو كرها ق‬ menjadi sungai. “Dan Dia memberkahinya.”
َ َ ََْْ َ ‫اه ذن َسبْ َع َس َم‬ ُ َ ََ Artinya membuat bumi itu dapat didiami dan
‫ني َوأ ْوَح ِِف‬ ِ ‫م‬ ‫و‬‫ي‬ ‫ِف‬ ِ ‫ات‬ ٍ ‫او‬ ‫) فقض‬١١( tempat tinggal tetap (qaraaran) bagi manusia.
َ ‫ادل ْنيَا ب َم َصاب‬ ُّ ‫اء‬ َ ‫الس َم‬ َ
‫ُك َس َما ٍء أ ْم َر َها َو َز ذي ذنا ذ‬ ِّ ُ
‫يح‬ ِ ِ
“Dan menentukan padanya kadar persiapan

)١٢( ‫يم‬ ‫ل‬ َ ْ‫ير الْ َعزيز ال‬


‫ع‬ ُ ‫ك َت ْق ِد‬ َ َ ًْ َ makanannya.” Maka bukanlah bumi itu sema-
ِ ِ ِ ِ ِ ‫و ِحفظا ذل‬ ta-mata dijadikan saja, bahkan oleh karena Al-
lah hendak menjadikannya tempat hidup bagi
lah: "Sesungguhnya“Katakanlah
patutkah sesungguhnya
kamu kafir patutkah
kepada manusia yang akan diangkat menjadi khali-
nciptakan adalahkamu kafir kepada
Rabb semesta alam".Yang menciptakan fah-Nya, dipersiapkan pulalah dalam bumi itu
adalah Rabb semesta alam."
kadar makanan buat manusia dan buat segala
. “Dan dia menciptakan di bumi itu makhluk bernyawa yang hidup dipermukaan
. gunung-gunung yang kokoh di atasnya. bumi; mulai dari binatang di hutan, binatang
Dia memberkahinya dan Dia menentukan ternak, serangga yang menjalar, ikan di laut,
padanya
11
kadar makanan-makanan
(penghuni)-nya dalam empat masa dan burung yang terbang di udara. Semuanya
(penjelasan itu sebagai jawaban) bagi sudah ditakdirkan, sudah dihidangkan persia-
orang-orang yang bertanya.” pan makanannya.18

“Kemudian Dia menuju kepada “Di dalam empat hari", maksudnya adalah
(penciptaan) langit dan langit itu masih bahwa jumlah masa menciptakan bumi adalah
merupakan asap. Lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah dua hari dan ditambah dengan persiapan perse-
kamu keduanya menurut perintah- diaan penampungan segala makhluk yang ber-
Ku dengan suka hati atau terpaksa." nyawa tadi disediakan dalam dua hari pula.
Keduanya menjawab: "Kami datang
Jadi berjumlah dalam masa empat hari. Ke-
dengan suka hati."
mudian di ujung ayat disebutkan pula perihal
“Maka Dia menjadikannya tujuh persediaan makanan tadi; “Yang sama sesuai
langit dalam dua masa. Dia mewahyukan 17 Departemen Agama RI. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahnya.
pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami Bandung: Syamil Cipta Media, hlm. 477.
18 Hamka. t.t. Tafsir Al Azhar Juz XXIV. Jakarta: Pustaka
16 Ibid. hlm. 438. Panjimas. cet. 1, hlm. 196.

52
bumi adalah dua hari dan ditambah dengan
ersediaan penampungan segala makhluk yang
di disediakan dalam dua hari pula. Jadi berjumlah
empat hari. Kemudian diujung ayat disebutkan pula
bagi yang memohonkannya.” (ujung ayat 10). bumi mengelilingi matahari, yang dua puluh
diaan makanan tadi;
Maksud “Yang
ujung ayat sama sesuai
ini ialah bahwabagi
kadaryang
per- empat jam. Dan bukan pula hari peredaran bin-
nnya.” (ujungsiapan
ayat makanan yang disediakan
10). Maksud ujung ayatAllah
inidiialah
muka tang Mars atau Jupiter atau Saturnus.21
bumi itu adalah
persiapan makanan sesuai bagi Allah
yang disediakan yang mohonkan-
di muka Berjuta bintang di langit ada harinya sen-
nya. Maka tidaklah ada kekacauan di antara
ah sesuai bagi yang mohonkannya. Maka tidaklah ada diri, sehari semalamnya sendiri-sendiri, ada
makanan ikan dengan makanan burung. Tidak
antara makanan ikan dengan makanan burung. Tidak yang lebih panjang ada yang lebih pendek.
ada kekacauan antara persediaan serangga de-
Maka hari yang sebelum bumi tercipta, sebelum
ngan binatang
n antara persediaan hutan.
serangga Sebagaimana
dengan binatangdapat kita
hutan.
gunung dipancangkan sebagai pasak peneguh,
perhatikan pada
dapat kita perhatikan pada surat
suratAs-Sajdah
As-Sajdah ayat 27 27
ayat : :
sebelum rumput dan tumbuhan lain disediakan,
َ َ َٓ َ ُ ُ َ ‫َ َ َ ََ ْ َذ‬ niscaya lain dari hari yang sekarang.22
‫أو لمۡ يروۡا أنا نسوق ٱلۡماء إَِل ٱلۡأرۡ ِض‬
ُُ َ َ
‫ٱلۡ ُج ُر ِز فنُخۡ ِر ُج بِ ِهۦ َزرًۡع تأُۡك ِمنۡ ُه‬ Dalam penelitian manusia yang masih

ُ‫نف ُس ُهمۡۡ أَفَ ََل ي‬


ُ ََ َ
َٰ َ sangat sedikit tentang ruang angkasa, tentang
َ ُ ُ ‫ع ُم‬
٢٧ ‫ِصون‬ ِ ۡ ‫ب‬ ‫أ‬‫و‬ ۡ ‫م‬‫ه‬ ۡ ‫ن‬ ‫أ‬ cakrawala yang luas ini, manusia sudah dapat
mengetahui bahwa sangat luas sekali alam di
kah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami
au (awan yang mengandung) “Dan apakah
air ke bumimereka
yang tandus, tidak luar kita, dan berlapis-lapis keluarga bintang-
mi tumbuhkan dengan memperhatikan,
air hujan bahwasanya
itu tanaman yang Kami bintang, satelit-satelit, dan galaksi di cakrawala
menghalau (awan yang
nya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. mengandung) itu. Bukan hanya satu matahari, bahkan berjuta
air ke bumi yang tandus, lalu Kami
kah mereka tidak memperhatikan?”.19 matahari di luar alam keluarga matahari kita
tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman
adanya air, bumi yang daripadanya
yang kering danmakan hewan
tandus ternak
menjadi ini. Maka dapatlah disimpulkan untuk semen-
mereka dan mereka sendiri. Maka apakah tara, menurut kadar ilmu yang didapat manusia
tumbuhlah tanam-tanaman, sayur-sayuran,
mereka tidak memperhatikan?” 19 dan
sekarang bahwa yang dimaksud dengan hari;
Meskipun air yang turun itu sama, dan bumi-nya
Dengan adanya air, bumi yang kering sehari, dua hari, atau empat hari itu ialah masa-
makanan yang akan dimakan sudah terbagi diantara masa peringkat penciptaan bumi, sejak ia masih
dan tandus menjadi subur dan tumbuhlah ta-
nam-tanaman, sayur-sayuran, dan rerumputan. menjadi bola besar yang sangat panas, sebagai
Meskipun air yang turun itu sama, dan bumi- pecahan yang terpisah dari matahari. Kian lama
nya sama,
r Al Azhar Juz XXIV, namun
Jakarta: makanan
Pustaka yang
Panjimas, cet.akan dimakan
1, hlm. 196. yang panas itu kian dingin dan kian membeku,
sudah terbagi di antara yang akan dimakan oleh sehingga lama-lama melalui berjuta-juta tahun
binatang ternak dengan yang dimakan oleh ma- pula mulailah ia dapat menerima pertumbuhan
1320
nusia. hidup. Padahal sebelumnya di bumi tidak ada
kehidupan.23
Ujung dari ayat 9 sudah menerangkan
bahwa Pencipta itu ialah Allah, Tuhan sekalian Masa yang dilalui dari masa masih sangat
alam. Maka dapatlah kita berpikir bahwa di sini panas karena sebagian dari matahari yang ter-
yang dimaksudkan adalah hari Allah, Tuhan pisah lalu berangsur dingin, menurut taksiran
sekalian alam. Hari yang meliputi akan seluruh dan perhitungan tahunan bumi mengelilingi
alam. Bukan hari menurut ukuran perjalanan matahari yang sekarang ialah dua milyar tahun.
21 Ibid.
19 Ibid. 22 Ibid. hlm. 198.
20 Ibid. hlm. 197. 23 Ibid.

53
Panas itu belum hilang sampai sekarang. Kepa- Ada yang menafsirkan bahwa yang dimaksud
nasan itu masih disalurkan dari puncak gunung dengan tujuh langit adalah tujuh galaksi, kum-
berapi. Pada kulit bumi yang telah berangsur pulan berjuta-juta bintang yang berada di ke-
dingin itu timbullah laut, yaitu dari sebab per- liling mataharinya sendiri-sendiri. Kemudian
gabungan di antara hidrogen sejumlah dua, dan bahwa ternyata galaksi itu tidak tujuh, bahkan
oksigen satu, yang dari pertemuan itulah men- beribu-ribu. Ada pula yang mengatakan bahwa
jadi air.24 bulan terletak di langit yang pertama dan ma-
tahari di langit yang keempat.26
“Kemudian Dia pun menuju kepada la-
ngit.” (Pangkal ayat 11). Al-Qurthubi menafsir- 4.2 Analisis Penafsiran Hamka dalam Al-
kan istiwa dengan: “Menyengaja hendak men- Qur’an Surat Al-Anbiyaa’ Ayat 30
ciptakan, dan menuju hendak membentuknya.” Hamka menafsirkan bahwa pada mula-
“Sedang dia adalah asap.” Yaitu bahwa langit nya bumi dan langit itu adalah sekepal, bersatu
itu berupa asap, disebut juga dengan lebih jelas, padu, lekat, tidak bercerai berai. Maka lama
yaitu masih semacam gas. Di antara langit yang kelamaan terpisahlah antara satu dengan yang
diperlihatkan kepada kita sekarang menyeru- lainnya. Dalam hal ini, Hamka juga memapar-
pai asap atau gas itu ialah kumpulan bintang- kan beberapa penafsiran dari para ahli tafsir,
bintang, karena jaraknya yang sangat jauh dari di antaranya adalah Ibnu Katsir, Abu Muslim
bumi, jadi hanya sebagai asap, sebagai gas saja Al-Ashbahani, Thanthawi Jauhari, dan Sayyid
kelihatannya.25 Quthub.
“Maka Dia melaksanakannya tujuh la- Kemudian beliau menuliskan bahwa teori
ngit dalam dua hari.” (Pangkal ayat 12). Yaitu ilmu falak yang jadi pegangan zaman seka-
setelah Tuhan memulai tujuannya ke langit rang ialah bahwa kelompok bintang-bintang,
dan telah diberi ingat kepada langit dan bumi di antaranya kumpulan sekeliling matahari
agar tunduk, taat atau terpaksa, diatur langit dan satelit-satelitnya, yang bumi dan bulan ter-
dalam tujuh tingkat, dalam dua hari. Tentang masuk di antaranya, adalah terdiri sejak asal
tujuh tingkat ini pun, yang paling baik bagi mulanya daripada kabut. Mulanya semuanya
kita ialah menyerahkan maksud dan tafsirnya itu satu kelompok rapat, yang selalu berputar.
kepada Tuhan juga. Ilmu manusia tidak akan Dari putaran itu lama-lama dia mengambil
mencapai bagaimana hakikat yang dikatakan bentuknya masing-masing. Sedangkan, bumi
tujuh itu. Ada orang yang mencoba menafsir- adalah sepotong daripada matahari, yang dari
kan tujuh langit yaitu tujuh satelit. Lalu mereka perputaran itu dia pun terpisah.
hitung bintang-bintang satelit itu sampai tujuh.
Tetapi bumi sendiri pun termasuk di dalamnya. Penafsiran yang terdapat di dalam Kitab
Matahari sendiri pun ada penafsir yang mema- Tafsir Ilmu mengenai ayat ini, yaitu berdasar-
sukkan di dalam yang tujuh itu pula. Sekarang kan analisis astronomi kosmologi, ledakan be-
tafsir yang demikian sudah dianggap kolot. sar terjadi sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu.
Tetapi jangan dibayangkan ledakan besar itu
24 Ibid.
25 Ibid. hlm. 200. 26 Ibid.

54
seperti ledakan bom yang dapat kita tanyakan volume yang nol ini. Ledakan ini mendapat
dimanakah ledakannya. Peristiwa yang terjadi sebutan “Dentuman Besar” dan keberadaannya
adalah mulainya tercipta ruang dan mulainya telah berulang-ulang ditegaskan dengan bukti
waktu, dari kondisi yang belum ada apa-apa, pengamatan.28
termasuk belum ada hukum-hukum fisika. Ru-
Ada kebenaran lain yang ditunjukkan
ang alam semesta terjadi begitu cepatnya se-
“Dentuman Besar” ini. Untuk mengatakan
hingga disebut sebagai ledakan. Berbagai hasil
bahwa sesuatu mempunyai volume nol adalah
pengamatan dianalisis dengan dukungan teori-
sama saja dengan mengatakan sesuatu itu “ti-
teori fisika untuk mengungkapkan asal usul
dak ada”. Seluruh alam semesta diciptakan dari
alam semesta ini. Bermula dari ledakan besar
“ketidakadaan” ini. Dan lebih jauh, alam se-
(Big Bang), semua materi dan energi yang
mesta mempunyai permulaan, berlawanan de-
kini ada di alam terkumpul dalam satu titik tak
ngan pendapat materialisme, yang mengatakan
berdimensi yang berkerapatan tidak terhingga.
bahwa “alam semesta sudah ada selamanya”.29
Baik materi, energi, maupun ruang yang di-
tempatinya, seluruhnya bervolume amat kecil, Gagasan “keberadaan abadi” ini sesuai
hanya satu titik tak berdimensi. Seluruh alam dengan pandangan orang Eropa yang berasal
semesta mengembang tiba-tiba secara serentak, dari filsafat materialisme. Filsafat ini yang
ketika itulah mulai terbentuknya materi, ruang, awalnya dikembangkan di dunia Yunani kuno,
dan waktu.27 menyatakan bahwa materi adalah satu-satunya
yang ada di jagat raya, ada sejak waktu tak ter-
Jika ayat ini dikaitkan dengan beberapa
batas dan akan ada selamanya. Ketika Abad
ilmuwan barat, seperti Edwin Hubble, ia me-
Pertengahan, materialisme ini mulai mengala-
nemukan bahwa alam semesta mengembang,
mi kemunduran karena pengaruh Filsafat Gere-
memunculkan model lain yang tidak membu-
ja Katolik dan Kristen. Setelah Renaisans, ma-
tuhkan tipuan untuk menghasilkan persamaan
terialisme kembali mendapatkan penerimaan
sesuai dengan keinginan. Jika alam semesta
luas di antara pelajar dan ilmuwan Eropa, se-
semakin besar sejalan dengan waktu, mundur
bagian besar karena kesetiaan mereka terhadap
ke masa lalu berarti bahwa alam semesta se-
Filsafat Yunani kuno.30
makin kecil, dan jika seseorang bisa mundur
cukup jauh, segala sesuatunya akan mengerut Jika menengok kepada pendapat Ilmu-
dan bertemu pada satu titik. Kesimpulan yang wan-ilmuwan sains, ada beberapa ilmuwan
diturunkan dari model ini adalah bahwa pada yang berbeda pendapat seperti yang dijelaskan
suatu saat, semua materi di alam semesta ini di atas. Penelitian ilmuwan sains yang senada
terpadatkan dalam massa satu titik yang mem- dengan penafsiran Hamka yang tentunya sama
punyai “volume nol” karena gaya gravitasinya juga dengan apa yang tercantum di dalam Al-
yang sangat besar. Alam semesta kita muncul Qur’an adalah Teori Big Bang yang dikemu-
dari hasil ledakan massa yang mempunyai
28 Harun Yahya, 2003, Penciptaan Alam Raya, Bandung:
27 Lajnah Pentashihan Al-Qur’an, 2010, Penciptaan Jagat Dzikra, cet.1, hal. 11.
Raya Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, Jakarta: 29 Ibid.
Lajnah Pentashihan Al-Qur’an, cet.1, hlm.22 30 Ibid. hlm. 9.

55
kakan oleh Edwin Hubble, seorang astronomer masih merupakan uap atau kabut. Dari kabut
dari Amerika, pada tahun 1929, bahwa alam itulah timbul satu pecahan kecil yang kemudi-
Hamka menerangkan kejadian setiap zamannya. Yaitu
semesta ini muncul dari hasil ledakan massa an terbentuk menjadi bumi. Zaman kedua, uap
yang mempunyai volume zaman pertama teori
nol. Sedangkan bahwatelah
semuanya masih merupakan
bersilih menjadi uap atau
air. Zaman ketiga mu-
yang ada sebelum itu, yang dipopulerkan
kabut. Dari kabutoleh
itulahlai timbulsatu
timbul yang kering, kecil
pecahan yang yang
selanjutnya akan
kemudian
Immanuel Kant, yang berbentuk
diikuti paramenjadi
Ilmuwan berkumpul
bumi. menjadi
Zaman kedua, uapbukit-bukit dan menjadi
telah bersilih gunung-
setelahnya, di antaranya; Karl Marx, Friedrich gunung. Zaman keempat, mulailah kelihatan
air. Zaman ketiga mulai timbul yang kering, yang selanjutnya akan
Engels, dan George Politzer, yang menyatakan yang hidup dalam air, yaitu tumbuh-tumbuhan
berkumpul menjadi bukit-bukit dan gunung-gunung. Zaman
bahwa alam semesta tidak mempunyai awal dan binatang. Zaman kelima, keenam, sampai
dan akan ada selamanya, keempat, mulailah
yang disebut kelihatan
dengan yang hidup
sebagaimana dalam air,
yang sekarang ini.yaitu tumbuh-
teori materialisme. Jika mengikuti
tumbuhanteori materi-
dan binatang. Zaman kelima, keenam, sampai
Mengenai hal ini, di dalam Tafsir Ilmi dise-
alisme ini, tentu saja itusebagaimana
berarti menafikan de-
yang sekarang ini.Allah menegaskan bahwa Dialah yang
butkan;
ngan adanya Tuhan atau pencipta alam semesta
Mengenai hal ini,menciptakan
di dalam langit
Tafsirdan bumi
Ilmi dalam enam
disebutkan; hari
Allah
ini.
menegaskan bahwa Dialah (masa).yang
Hari menciptakan
yang dimaksud langit
adalah sebagai
dan bumiren-
4.2.1 Analisis Penafsiran Hamka dalam tang waktu penciptaan, bukan seperti hari yang
dalam enam hari (masa). Hari yang dimaksud adalah sebagai
Al-Qur’an Surat Al-A’rof Ayat 54 dipahami manusia saat ini, yaitu hari sesudah
rentang waktu penciptaan, bukan seperti hari yang dipahami
Analisis selanjutnya yaitu pembahasan terciptanya langit dan bumi. Dengan demikian,
manusia saat ini, yaitu hari sesudah terciptanya langit dan bumi.
mengenai berapa lamanya masa/waktu pencip- yang dimaksud dengan hari pada ayat ini adalah
taan alam semesta, dan Dengan
bagaimana demikian,
prosesnya.yangmasa sebelum itu.
dimaksud Hari atau
dengan harimasa
padayang disebut
ayat ini
Ada beberapa ayat yangadalah membahasmasa sebelum
tentang dalam
hal itu. Hariayatatau ini,masa
dalamyang
tuntunan agama,
disebut hanyaayat
dalam Al-
ini, salah satunya dalamini, Al-Qur’an lah saja yang mengetahui berapa lamanya. Dalam
Surat Al- agama,
dalam tuntunan hanya Allah saja yang mengetahui
A’rof ayat 54. Al-Qur’an terdapat beberapa informasi tentang
berapa lamanya. Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa informasi
hal ini. Ada ayat yang menyebut bahwa satu hari
Hamka menjelaskantentangdalam kitab
hal tafsirnya,
ini. Ada ayat yang
di sisi Allah menyebut
sama dengan bahwa
seribusatu
tahunhari disisi
dalam hi-
penciptaan langit dan bumi dalam waktu enam
Allah sama dengan seribu tungan
tahun manusia,
dalamseperti firman-Nya
hitungan manusia, dalam Surat
seperti
hari ini, bahwa yang dimaksud dengan enam Al-Hajj ayat 47:
firman-Nya dalam Surat Al-Hajj ayat 47:
hari di sini bukanlah hari yang terdiri dari 24
َ ْ ُّ ُ َ َ ّ ِّ َ َ ْ َ َ َ ِّ َ َ ْ ً ْ َ ‫َ ذ‬
jam seperti hitungan manusia. Bukanlah menu- )٤٧( ‫عند ربك كأل ِف سن ٍة مما تعدون‬ ِ ‫و إِن يوما‬
rut edaran bumi mengelilingi matahari. Akan
tetapi, hari di sini ialah hari menurut
“…Dan Allah. Dan sehari disisi “…Dan
Sesungguhnya Tuhanmu Sesungguhnya
adalah sepertisehari
seribu ditahun
sisi
menurut perhitunganmu”.
hanya Allah yang mengetahuinya. Di dalam 31 Tuhanmu adalah seperti seribu tahun
Dalam menurutfisikawan,
halAs-ini seorang perhitunganmu”. 31
Stephen Hawking
Al-Qur’an Surat Al-Hajj ayat 47 dan Surat
Sajdah ayat 5, dijelaskan mengilustrasikan
bahwa bilangan hari terbentuknya jagat raya ini dalam sembilan
Dalam hal ini seorang fisikawan, Stephen
itu satu hari di sisi Allah, sama dengan seribu Hawking mengilustrasikan terbentuknya jagat
tahun menurut hitungan31manusia.
Lajnah Pentashihan Al-Qur’an, 2010, Penciptaan Jagat Raya Dalam Perspektif Al-
raya ini dalam sembilan periode. Sedangkan
Qur’an dan Sains, Jakarta : Lajnah Pentashihan Al-Qur’an, cet.1, hlm. 4.
Hamka menerangkan kejadian setiap za- penjelasan tentang enam masa yang dijelaskan
mannya. Yaitu zaman pertama bahwa semuanya 31 Lajnah Pentashihan Al-Qur’an, 2010, Penciptaan Jagat
Raya Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, Jakarta:
20
Lajnah Pentashihan Al-Qur’an, cet.1, hlm. 4.

56
oleh Achmad Marconi, ia menggabungkan bahwa pencipta itu ialah Allah, Tuhan semesta
periode 1 dan 2 dari Hawking sebagai masa alam. Maka kita dapat berpikir bahwa di sini
pertama, dan periode 4, 5, dan 6 sebagai masa yang dimaksudkan adalah hari menurut Allah.
ketiga. Hari yang meliputi akan seluruh alam, bukan
hari menurut ukuran perjalanan bumi menge-
Pembahasan yang senada antara penaf-
lilingi matahari yang dua puluh empat jam.
siran Hamka dengan Tafsir Ilmi ini ada pada
arti dari ‘hari’, yaitu bahwa hari di sini bukan- Setelah Allah menciptakan bumi dalam
lah hari menurut hitungan manusia, akan tetapi masa dua hari, Allah mempersiapkan pula
hari menurut Allah, maka hanya Allah yang dalam masa dua hari di atas bumi itu perleng-
tahu berapa lamanya. kapan untuk tempat hidup manusia yang akan
menjadi khalifah-Nya di muka bumi. Allah
Akan tetapi jika dikaitkan dengan pendapat
juga menyiapkan kadar makanan untuk manu-
Stephen Hawking, ataupun Achmad Marconi,
sia, dan semua makhluk yang tinggal di bumi.
mereka berpendapat dengan perhitungan me-
Jadi, berjumlah dalam masa empat hari.
reka. Dapat disimpulkan bahwa mulanya alam
semesta ini dalam satu kesatuan, kemudian “Maka Dia menjadikannya tujuh langit
mengalami ledakan yang sangat cepat, dengan dalam dua hari”. Tentang tujuh tingkat ini,
temperatur suhu yang sangat panas, kemudian Hamka menyerahkan maksud dan tafsirnya
lambat laun temperatur suhu itu menurun, de- kepada Allah. Karena hanya Allah-lah yang
ngan proses yang panjang, hingga terbentuklah tahu, dan ilmu manusia tidak akan mencapai
galaksi, bintang, tata surya, dan planet. Me- bagaimana hakikat yang dikatakan tujuh langit
lalui penelitian yang mereka lakukan itu, maka itu. Begitu pula dengan dua hari. Hanya Allah
mereka telah menemukan proses dari setiap yang mengetahui berapa lamanya penciptaan
masa ke masa selama enam masa penciptaan tujuh langit itu dan Allah menyampaikan pe-
tersebut. Mengenai kebenarannya, kita sebagai rintah-Nya kepada tiap-tiap langit itu tugasnya
muslim hendaknya tetap meyakini bahwa Allah masing-masing.
yang Maha Mengetahui segala apa yang ada di
Pada ayat-ayat ini diterangkan bagaima-
langit dan di bumi, begitu pula proses pencip-
na penciptaan alam semesta berproses. Pada
taan keduanya, maka kita diperintahkan untuk
awalnya yang diciptakan adalah bumi dalam
mengimani bahwa bagaimanapun tepatnya
dua masa, kemudian diciptakan sesudahnya
proses itu, hanya Allah yang mengetahuinya.
kelengkapan bumi dalam dua masa pula. Bumi
4.2.2 Analisa Penafsiran Hamka dalam memang perlu disempurnakan dengan gunung-
Al-Qur’an Surat Fushshilat Ayat 9-12 gunung untuk mengokohkan keberadaan bumi,
Di dalam Al-Qur’an surat Fushshilat ayat juga tanaman, air, dan lainnya, yang semua itu
9 sampai 12 ini, dijelaskan mengenai urutan digunakan sebagai makanan dan minuman bagi
penciptaan alam semesta beserta kurun wak- makhluk yang hidup di atasnya. Penyempurnaan
tu lamanya. Ujung dari ayat 9 menerangkan

57
ini, penciptaan bumi dan isinya, memerlukan membahas urutan mana yang lebih dulu dicip-
waktu selama empat masa.32 takan, bumi atau langit. Karena dalam ayat lain
disebutkan bahwa langit dulu yang diciptakan,
Setelah selesai dengan penciptaan bumi
sedangkan ayat ini, menerangkan bahwa lebih
dan isinya, Allah menciptakan langit yang ke-
dulu bumi yang diciptakan.
mudian disempurnakan menjadi tujuh langit.
Masing-masing langit telah ditetapkan keadaan
5. KESIMPULAN
dan fungsinya. Selain itu, Allah juga tidak ber-
henti dengan penciptaan ini saja, tetapi juga Berdasarkan dari uraian di atas, dan dari
menghiasi langit dengan benda-benda angkasa, hasil analisis pada bab sebelumnya, maka dapat
seperti bintang, planet, galaksi, meteor, dan disimpulkan bahwa :
lainnya. Proses penciptaan tujuh langit dan apa 1. Pada Tafsir Al-Azhar, penjelasan Hamka
yang ada di antaranya memerlukan waktu dua mengenai penciptaan alam semesta ini,
masa. Dengan demikian, penciptaan seluruh sangat berhati-hati, dan lebih menegaskan
alam raya ini sesuai dengan ungkapan awal, bahwa proses penciptaan alam ini, lebih
yaitu dalam enam masa.33 tepatnya hanya Allah yang mengetahuinya.
Hamka menjelaskan bahwa alam semesta
Pada ayat ini ditegaskan bahwa awal pen- ini awalnya adalah sekepal, bersatu padu,
ciptaan adalah bumi, walaupun dalam sejum- tidak terpisah, kemudian dipisahkan oleh
lah redaksi ayat dikemukakan bahwa yang Allah antara langit dan bumi. Penciptaan
diciptakan lebih dulu adalah langit (penjelasan alam semesta ini selama 6 hari/masa.
tentang penciptaan bumi dalam enam masa).34 Yang mana, hari/masa ini bukanlah hari
menurut manusia, akan tetapi hari menurut
Mengenai perbedaan tentang awal penciptaan
Allah, maka hanya Allah yang mengetahui
ini, ada sebagian mufasir yang mengkompro-
berapa lamanya. Dalam waktu dua hari,
mikan kedua informasi dari Al-Qur’an ini. Allah menciptakan bumi, kemudian dalam
Menurut mereka, dalam perencanaan, Allah dua hari pula Allah mempersiapkan di atas
lebih dahulu mendesain bumi dan segala isi- bumi itu, perlengkapan untuk tempat hidup
nya. Hal ini karena bumi merupakan planet uta- manusia. Kemudian Allah memindahkan
ma yang akan menjadi tempat tinggal sebagian urusan-Nya kepada langit yang masih
makhluk-Nya. Akan tetapi dalam pelaksanaan berupa asap/gas, dan menjadikannya tujuh
tingkatan langit. Dan di setiap tingkatan
penciptaan, Allah lebih dahulu menciptakan
itu, telah diberi tugasnya masing-masing.
langit dengan segala isinya, baru kemudian
diciptakan bumi dengan segala kelengkapan- 2. Kaitan antara penafsiran Hamka dengan
pendapat para ilmuwan sains dalam hal
nya.35
penciptaan alam semesta ini, jika dilihat
Dalam ayat ini, penafsiran Hamka dengan dari awal mulanya, maka senada dengan
Tafsir Ilmi senada dalam hal kronologi pen- Teori Big Bang yang dikemukakan oleh
ciptaan alam ini. Hanya saja Tafsir Ilmi juga Edwin Hubble. Akan tetapi berbeda
32 Ibid, hlm. 19. dengan pendapat Immanuel Kant, dan
33 Ibid.
34 Ibid.
ilmuwan lain yang mengikutinya, mereka
35 Ibid.

58
berpendapat bahwa alam tidak mempunyai
awal dan akan ada selamanya yang
disebut dengan teori materialisme. Jika
mengenai waktu dan proses penciptaanya,
Hamka menerangkan hanya Allah
yang mengetahui masa dan prosesnya.
Sedangkan ada ilmuwan seperti Stephen
Hawking dan Achmad Marconi yang
menjabarkan tentang proses penciptaan
alam dengan hukum-hukum fisika.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. 1989. Al-Qur’an dan
Terjemahnya, Bandung: Syamil Cipta
Media.
Hamka. Tafsir Al Azhar Juz XVII, Jakarta:
Pustaka Panjimas. cet. 1, hlm. 34.
Harun Yahya. 2003. Penciptaan Alam Raya.
Bandung: Dzikra. cet.1.
Lajnah Pentashihan Al-Qur’an. 2010. Pen-
ciptaan Jagat Raya Dalam Perspektif
Al-Qur’an dan Sains. Jakarta: Lajnah
Pentashihan Al-Qur’an, cet.1.
Nashruddin Baidan. 1998. Metodologi Penaf-
siran Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pe-
lajar. cet. 1.
Ridwan Abdullah Sani. 2015. Sains Berbasis
Al-Qur’an. Jakarta: Bumi Aksara, cet.1.
Yusuf Al-Hajj Ahmad. 2016. Mukjizat Al-
Qur’an yang Tak Terbantahkan. Surakar-
ta: Aqwam. cet. 1.

59

You might also like