You are on page 1of 15

MENGEVALUASI TERHADAP KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK DAN

RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Deska Devita Sari

D3 Perpajakan, Universitas Lampung

Email : 2101051019 desska.ita@gmail.com

Siti Nurhaliza

D3 Perpajakan, Universitas Lampung

Email : 2101051020 sitiazh66@gmail.com

Ikrar Dirgantara

D3 Perpajakan, Universitas Lampung

Email : 2101051021 ikrardirgantara0@gmail.com

Dio Braja Karnoval

D3 Perpajakan, Universitas Lampung

Email : 2101051022 diobraja@gmail.com

1
Abstract

In the government of the Republic of Indonesia, which consists of provinces, districts and
cities. The community has obligations in terms of paying taxes and fees, especially in each region.
Nonetheless, it is regrettable that tax and retribution revenues in Indonesia are still very low and
far from what was expected. In the General Elucidation of Law Number 6 of 2014 concerning
Villages it is determined that the government has certain objectives, including advancing the
economy of rural communities as the subject of development. In this case the local government
is required to maximize both the proportion of distribution and assistance sourced from regional
income to be given to villages. It must be admitted that society as a result of economic
development in Indonesia has not been fully realized. The results of national development are said
to be lacking. This can be seen from public facilities such as health centers, infrastructure, facilities
and infrastructure, and others that still need to be improved. People are often dissatisfied and
complain about government policies in developing the country. Taxpayer non-compliance
certainly affects the occurrence of this condition. Taxes and levies are also state revenues which
are returned to the community in the form of public works in the future. This study uses the
literature review research method which uses books and other literature as the main object. This
descriptive method has the function of describing or providing an overview of the object to be
studied with sample and population data as it is, without conducting analysis and making general
conclusions (Zulkarnaen et al., 2018: 55). The descriptive analysis method provides clear,
objective, systematic, analytical and critical descriptions and explanations regarding the analysis
of factors that lead to public compliance in paying taxes. Researchers look for references in the
form of journals from Google Scholar and from websites with high credibility on the internet that
are appropriate to the topic under study. The qualitative approach is based on the initial steps
taken by collecting the required data, then classification and description are carried out. Policies
and factors of the Central Lampung government in increasing public compliance to pay regional
taxes and levies At the time of Law Number 28 of 2009 concerning Regional Taxes and regional
levies were promulgated, Central Lampung district already had local regulations on taxes and
levies which were formed based on the previous law on regional taxes and regional levies, namely
Law No. 18 of 1997 on Regional Taxes and Levies and Law No. 34 of 2000 concerning Amendments

2
to Law Number 18 of 1997. The regional regulations that regulate retribution consist of 27
regional regulations. With the issuance of Law Number 28 of 2009, to determine the status of
existing regional regulations, the Central Lampung District Government based on Article 180
number 4 of Law Number 28 of 2009 above revoked several regional regulations that were no
longer appropriate by establishing Regional Regulation Number 7 of 2009. 2010 concerning the
Revocation of 12 (Twelve) Regional Regulations of Central Lampung Regency. Local tax revenue
in 2021 is 108.18% and levies are 94.93%, while local tax revenues in 2022 are 120.82% and levies
are 60.47%. From these data we can conclude that the compliance of the people in Central
Lampung in paying taxes and fees is increasing. Lampung Provincial Government Conveys 13
Efforts to Increase Regional Revenues in the Plenary of the Raperda Raperda Amendment to the
2020 APBD Taxes are one of the largest sources of state revenue obtained from people's
contributions that are coercive based on law, by not receiving direct compensation and used for
the prosperity of the country. Tax compliance (tax compliance) can be defined as a behavior in
which the Taxpayer (WP) fulfills all tax obligations and exercises their tax rights. There are two
kinds of compliance, namely formal compliance and material compliance. The conclusion from
our material is that the people of Central Lampung district are more able to comply with taxes
and the existence of high tax compliance will be able to increase state revenues. This condition
can ultimately have an impact on increasing the state budget which will be allocated to various
sectors and the government under them.

Keywords: Evaluation, Compliance, Taxes, Retribution

Abstrak

Dalam pemerintahan Republik Indonesia, yang terdiri dari daerah provinsi, daerah
kabupaten, dan daerah kota. Masyarakatnya memiliki kewajiban dalam hal membayar pajak dan
retribusi terutama pada tiap-tiap daerah. Meskipun demikian, sangat disayangkan bahwa
penerimaan pajak dan retribusi di Indonesia masih sangat rendah dan jauh dari yang diharapkan.
Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa ditetapkan bahwa
pemerintah memiliki tujuan tertentu di antaranya memajukan perekonomian masyarakat desa
sebagai subjek pembangunan. Dalam hal ini pemerintah daerah dituntut untuk memaksimalkan

3
baik proporsi pembagian maupun bantuan yang bersumber dari pendapatan daerah untuk
diberikan kepada desa. Harus diakui bahwa masyarakat sebagai hasil pembangunan
perekonomian di Indonesia adalah belum sepenuhnya terwujud. Hasil pembangunan nasional
dikatakan kurang. Hal ini bisa dilihat dari fasilitas – fasilitas umum seperti puskesmas,
infrastruktur, sarana dan prasarana, dan lain - lain masih harus ditingkatkan. Masyarakat sering
tidak puas dan mengeluh dengan kebijakan pemerintah dalam pembangunan negara.
Ketidakpatuhan wajib pajak tentu saja mempengaruhi terjadinya kondisi ini. Pajak dan retribusi
juga merupakan penerimaan negara yang dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk pekerjaan
umum pada nantinya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian literature review (tinjauan
pustaka) yang menggunakan buku-buku dan literatur-literatur lainnya sebagai objek yang utama.
Metode deskriptif ini memiliki fungsi untuk mendeskripsikan atau dengan menyediakan
gambaran pada obyek yang akan diteliti dengan data sampel maupun populasi sebagaimana
adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
(Zulkarnaen et al., 2018:55). Metode analisis deskriptif memberikan gambaran dan keterangan
yang secara jelas, objektif, sistematis, analitis dan kritis mengenai analisis faktor yang
menyebabkan kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak. Peneliti mencari referensi berupa
jurnaljurnal dari Google Scholar dan dari website - website dengan kredibilitas tinggi di internet
yang sesuai dengan topik yang diteliti. Pendekatan kualitatif didasarkan pada langkah awal yang
ditempuh dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, kemudian dilakukan klasifikasi dan
deskripsi.Kebijakan dan factor pemerintah lampung tengah dalam meningkatkan kepatuhan
masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi daerah Pada saat Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diundangkan, di Kabupaten Lampung
Tengah telah mempunyai Perda tentang pajak dan retribusi yang dibentuk berdasarkan undang-
undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah sebelumnya, yaitu Undang-Undang Nomor 18
Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997. Perda yang mengatur tentang
retribusi tersebut terdiri dari 27 Perda.Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009,
untuk menentukan status Perda yang telah ada, Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah
berdasarkan Pasal 180 angka 4 Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 di atas, mencabut

4
beberapa Perda yang tidak sesuai lagi dengan menetapkan Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang
Pencabutan 12 (Dua belas) Perda Kabupaten Lampung Tengah. Penerimaan pajak daerah tahun
2021 adalah sebesar 108,18% dan retribusinya 94,93% sedangkan penerimaan pajak daerah
tahun 2022 adalah sebesar 120.82% dan retribusinya sebesar 60.47%. dari data tersebut dapat
kita simpulkan bahwa kepatuhan masyarakat dilampung tengah dalam membayar pajak dan
retribusinya semakin meningkat. Pemprov Lampung Sampaikan 13 Upaya Peningkatan
Penerimaan Daerah dalam Paripurna Raperda Perubahan APBD 2020 Pajak merupakan salah satu
sumber penerimaan negara terbesar yang diperoleh dari kontribusi rakyat yang bersifat
memaksa berdasarkan undang- undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan
digunakan untuk kemakmuran negara. Kepatuhan pajak (tax compliance) dapat didefinisikan
sebagai suatu perilaku di mana Wajib Pajak (WP) memenuhi semua kewajiban perpajakan dan
melaksanakan hak perpajakannya. Terdapat dua macam kepatuhan, yakni kepatuhan formal dan
kepatuhan materiil.Kesimpulan dari materi kami adalah supaya Masyarakat kabupaten Lampung
tengah lebih bisa mematuhi pajak dan Adanya kepatuhan pajak yang tinggi, akan dapat
meningkatkan penerimaan negara. Kondisi ini pada akhirnya dapat berdampak pada kenaikan
anggaran negara yang akan dialokasikan ke berbagai sektor dan pemerintahan di bawahnya.

Kata Kunci : Evaluasi, Kepatuhan, Pajak, Retribusi

Latar Belakang

Pada pemerintahan Republik Indonesia, yg terdiri berasal daerah provinsi, daerah


kabupaten, serta daerah kota. Masyarakatnya mempunyai kewajiban dalam hal membayar pajak
dan retribusi terutama di tiap-tiap daerah. Meskipun demikian, sangat disayangkan bahwa
penerimaan pajak dan retribusi pada Indonesia masih sangat rendah serta jauh dari yg
diharapkan. pada penerangan awam Undang-Undang nomor 6 Tahun 2014 ihwal Desa
ditetapkan bahwa pemerintah mempunyai tujuan tertentu di antaranya memajukan
perekonomian rakyat desa menjadi subjek pembangunan. dalam hal ini pemda dituntut buat

5
memaksimalkan baik proporsi pembagian juga donasi yg bersumber dari pendapatan daerah
buat diberikan pada desa.

harus diakui bahwa rakyat sebagai hasil pembangunan perekonomian pada Indonesia
merupakan belum sepenuhnya terwujud. hasil pembangunan nasional dikatakan kurang. Hal ini
mampu dicermati dari fasilitas – fasilitas umum seperti puskesmas, infrastruktur, sarana dan
prasarana, dan lain - lain masih harus ditingkatkan. rakyat seringkali tidak puas serta mengeluh
dengan kebijakan pemerintah dalam pembangunan negara. Ketidakpatuhan harus pajak tentu
saja mensugesti terjadinya kondisi ini. Pajak serta retribusi juga merupakan penerimaan negara
yg dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk pekerjaan umum di nantinya. namun, masih poly
harus pajak yg belum mengindahkan hal tadi. warga perlu memahami menggunakan baik kiprah
membayar pajak dan retribusi pada kemajuan perpajakan pada Indonesia.

Pajak mempunyai fungsi buat memasukkan uang dari penerimaan pajak ke kas negara.
sesuai fungsi tersebut pencerahan serta kedisiplinan harus pajak dalam patuh melakukan
kewajibannya dalam hal membayar pajak sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan Jika wajib pajak
tidak mematuhi kewajibannya, maka dapat menunjuk pada berkurangnya penerimaan pajak
sebab penghindaran serta kelalaian yg merugikan negara. pencerahan rakyat menjadi wajib
pajak dalam memenuhi kewajibannya tadi sempurna di waktunya akan mempengaruhi tinggi
rendahnya kepatuhan wajib pajak. Kita pula tidak bisa melupakan liputan bahwa taraf kepatuhan
harus pajak pada melaksanakan kewajiban membayar pajaknya pada Indonesia masih relatif
rendah. usaha mempertinggi kepedulian serta pencerahan membayar pajak perlu sangat
diperhatikan.

Galat satu bentuk minat serta pemahaman harus pajak buat membayar pajak ialah
dengan cara mendaftar menjadi wajib pajak serta membayar pajak dari peraturan pajak yang
berlaku, bila memperoleh atau menerima penghasilan. dari sini mampu kita pahami bahwa
pengetahuan mengenai pajak serta retribusi itu krusial guna menumbuhkan kepatuhan
perpajakan serta memajukan kesejahteraan negara. Pengetahuan perpajakan, kepatuhan wajib
pajak, pengampunan pajak, serta sanksi perpajakan merupakan keahlian para wajib pajak untuk
memahami peraturan perpajakan, baik mengenai tarif pajak sesuai manfaat pajak yg berguna

6
bagi kehidupan mereka juga undang-undang yg mengaturnya. Kontrol yg efektif dari harus pajak
terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan akan menaikkan kepatuhan terhadap
kewajiban perpajakan. oleh karena itu, harus pajak akan berusaha memenuhi kewajibannya agar
mereka terhindar asal hukuman yg akan diberikan oleh peraturan perpajakan. dalam usaha
supaya meningkatnya penerimaan pajak, kepatuhan wajib pajak, dan pengetahuan perpajakan
menjadi faktor penunjang yang sangat krusial. menggunakan demikian, peneliti memandang
perlu untuk menelaah faktor yang menghipnotis ketidakpatuhan wajib pajak.

Berdasarkan uraian pada atas, konflik yang akan dibahas dalam tulisan, yaitu 1) Apa saja
yg sudah dilakukan atau kebijakan pemerintah lampung tengah dalam meningkatkan kepatuhan
warga buat membayar pajak dan retribusi daerah? (2) Apa saja factor – factor tadi? asal data
pada penelitian ini ialah data sekunder yaitu data yang diperoleh berasal bahan kepustakaan.
Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain; supaya memperoleh isu terkait penyebab dari
ketidakpatuhan rakyat pada membayar pajak dan retribusi. kemudian penelitian ini melihat
tindakan pemerintah, yaitu kebijakan apa saja yg bisa dimanfaatkan menjadi galat satu upaya
untuk merevisi sistem serta mempertinggi pelayanan pajak agar wajib pajak mau buat membayar
pajak pada negeri ini. yang akan terjadi penelitian ini pula bisa menjadi aspirasi terhadap
pemerintah bahwa apa saja kebijakan yg wajib dilakukan sang pemerintah buat mempertinggi
kepatuhan masyarakat pada membayar pajak.

Tinjauan Literatur

Pengertian Pajak

Dari situs resmi DJP definisi pajak, artinya donasi wajib asal orang atau badan
terhadap negara, yg sifatnya memaksa sesuai dengan undang-undang tanpa adanya imbalan
secara langsung. Pajak tadi oleh pemerintah digunakan sebesar-besarnya buat kemakmuran
warga .

Dari Mardiasmo (2016:tiga) Pajak adalah iuran yang dibayarkan sang masyarakat pada
negara yang masuk pada kas negara yang melaksanakan pada undang-undang serta

7
pelaksanaannya bisa dipaksaaan tanpa adanya balas jasa. Iuran tersebut digunakan sang negara
buat melakukan pembayaran atas kepentingan awam.

Definisi pajak dari Adriani pada Abuyamin (2010:1) pajak artinya iuran awam pada
negara (dapat dipaksakan) yang terutang oleh orang-orang yg diharuskan buat membayar
menurut peraturan (undang-undang) awam yang tidak ada prestasi pulang yg dapat disebutkan
namanya secara langsung dan tujuannya untuk membiayai pengeluaranpengeluaran awam yang
berkaitan dengan pengeluaran negara buat menyelenggarakan pemerintahan.

Sedangkan berdasarkan Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH pada Suandy (2011)


mendefinisikan pajak menjadi : Iuran masyarakat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) menggunakan tidak dipungut menerima jasa (kontraprestasi)
yang eksklusif bisa ditunjukan serta yang digunakan buat membayar pengeluarkan awam.

Pengertian Retribusi

Menurut ketentuan Pasal 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak serta
Retribusi daerah, yang pada maksud menggunakan retribusi merupakan pungutan wilayah
menjadi pembayaran atas jasa atau hadiah izin tertentu yang spesial disediakan dan atau
diberikan sang pemda buat kepentingan langsung atau badan.

Berdasarkan Windhu (2018: 185) restribusi wilayah ialah iuran yang dibayarkan sang
rakyat kepada daerah yg bisa dipaksakan yang mendapat prestasi kembalinya secara langsung.

Fungsi Pajak

Dari Mardiasmo (2016:4) ada 2 fungsi pajak yaitu : 1. Fungsi budgetair Pajak menjadi asal
dana bagi pemerintah buat membiayai pengeluaran- pengeluarannya. 2. Fungsi mengatur
(regulerend) Pajak sebagai indera buat mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi.

8
Fungsi Retribusi

Secara umum , fungsi utama pemungutan retribusi artinya hampir sama menggunakan
pajak, yaitu sebagai sumber aturan wilayah, stabilitas ekonomi wilayah serta pemerataan
pendapatan rakyat wilayah.

Pengelompokkan Pajak dilampung tengah

Dari tiga jenis (Mardiasmo, 2016). berdasarkan golongannya maka terdapat pajak
eksklusif serta pajak tidak pribadi. Pajak langsung, yaitu pajak ditanggung sendiri oleh wajib Pajak
dan tidak ditanggung sang orang lain, contoh: Pajak Bumi serta Bangunan. Pajak tidak eksklusif,
yaitu pajak yang tidak bisa ditanggung sendiri. Pajak ini dapat dilimpahkan atau dibebankan
kepada orang lain, model: Pajak Bea Masuk.

Dari sifatnya terdapat Pajak Subjektif serta Pajak Objektif. Pajak Subjektif, yaitu pajak yg
berpangkal atau sesuai di subjeknya. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal di objeknya,
tanpa memperhatikan keadaan diri harus Pajak, model: Pajak Pertambahan Nilai serta Pajak
Penjualan atas Barang mewah.

Menurut lembaga pemungutnya, maka terdapat Pajak sentra serta Pajak wilayah. Pajak
sentra, yaitu pajak yang diperuntukan buat mengurus tempat tinggal tangga negara. Pajak ini
dipungut sang pemerintah pusat, contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai serta Pajak
Penjualan atas Barang mewah, dan Bea Materai. Pajak wilayah, yaitu pajak yang diperuntukan
buat mengurus tempat tinggal tangga daerah. Pajak ini dipungut sang Pemerintah Daerah. Pajak
daerah terdiri atas Pajak Provinsi serta Pajak Kabupaten. Pajak Provinsi, contoh: Pajak kendaraan
Bermotor serta Pajak Bahan Bakar tunggangan Bermotor. Pajak Kabupaten/Kota, model: Pajak
Hotel, serta Pajak Restoran.

9
Pengelompokkan Retribusi

Tiga Golongan Retribusi, yaitu :

1. Retribusi Jasa umum

Ialah pungutan atas pelayanan yang disediakan atau diberikan pemda buat tujuan
kepentingan serta kemanfaatan umum , dan bisa dinikmati sang orang eksklusif atau
badan. Jenis retribusi yg masuk ke dalam retribusi awam merupakan sebagai berikut :

a. retribusi pelayanan kesehatan,


b. retribusi persampahan/kebersihan,
c. retribusi Kartu pertanda Penduduk serta akte catatan sipil,
d. retribusi pemakaman/pengabuan mayat,
e. retribusi parkir di tepi jalan awam,
f. pelayanan pasar,
g. retribusi pengujian kendaraan bermotor,
h. retribusi investigasi indera pemadam kebakaran,
i. retribusi penggantian porto cetak peta,
j. retribusi pelayanan tera/tera ulang,
k. retribusi penyedotan kakus,
l. retribusi pengolahan limbah cair,
m. retribusi pelayanan pendidikan, dan
n. retribusi pengendalian menara komunikasi.

2. Retribusi Jasa perjuangan

merupakan pungutan atas pelayanan yang disediakan ole pemda dengan menganut
prinsip komersial, yg meliputi pelayanan daerah dengan memakai/memanfaatkan
kekayaan wilayah yg belum dimanfaatkan, serta/atau pelayanan oleh Pemerintah Daerah
sepanjang belum disediakan secara memadai ole partikelir.

10
Termasuk pada golongan retribusi ini yaitu :

a. retribusi jasa perjuangan pemakaian kekayaan wilayah,


b. retribusi pasar grosir/pertokoan,
c. retribusi kawasan pelelangan,
d. retribusi terminal,
e. retribusi daerah spesifik parkir,
f. retribusi tempat penginapan/bungalow/vila,
g. retribusi rumah potong binatang,
h. retribusi pelayanan kepelabuhanan,
i. retribusi daerah rekreasi dan olahraga,
j. retribusi penyeberangan di air, dan
k. retribusi penjualan produksi perjuangan daerah.

3. Retribusi Perizinan eksklusif

Ialah pungutan atas pelayanan perizinan tertentu ole pemda kepada orang langsung
atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan supervisi atas aktivitas
pemanfaatan ruang, penggunaan asal daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan awam dan menjaga kelestarian lingkungan.

Termasuk dalam golongan retribusi ini yaitu :

a. retribusi biar mendirikan bangunan,


b. retribusi biar daerah penjualan arak,
c. retribusi biar gangguan,
d. retribusi biar trayek
a. retribusi biar perjuangan perikanan

11
Pengertian Kepatuhan

Berdasarkan (E. Eliyani 2006, pada Amalia dkk, 2016) menyatakan bahwa kepatuhan wajib
pajak didefinisikan sebagai memasukkan serta melaporkan di waktunya gosip yg dibutuhkan,
mengisi secara benar jumlah pajak yang terutang, serta membayarkan pajak pada waktunya
tanpa tindakan pemaksaan.

Pengertian wajib Pajak

Dari Pudyatmoko (2009:22), harus pajak ialah subjek pajak yang memenuhi syarat
subjektif serta objektif. syarat objektif ialah kondisi yang berkaitan dengan target atau objek
pajak. Sedangkan, syarat subjektif ialah kondisi yg berkaitan dengan subjek pajak. menurut Nerre
(2008) dan Frey (2007), ketidakpatuhan pajak sangat dipengaruhi oleh sikap yang menimbulkan
niat ketidak-patuhan pajak. Mereka menyimpulkan, kebalikannya, bahwa niat ketidak-patuhan
pajak tidak dipengaruhi perilaku terhadap ketidakpatuhan pajak.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian literature review (tinjauan pustaka) yang
menggunakan kitab -kitab serta literatur-literatur lainnya sebagai objek yang utama. Metode
naratif ini mempunyai fungsi buat mendeskripsikan atau menggunakan menyediakan ilustrasi di
obyek yang akan diteliti menggunakan data sampel juga populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis serta membentuk konklusi yang berlaku untuk umum (Zulkarnaen et al.,
2018:55). Metode analisis deskriptif memberikan ilustrasi dan informasi yg secara kentara,
objektif, sistematis, analitis serta kritis mengenai analisis faktor yang mengakibatkan kepatuhan
masyarakat pada membayar pajak. Peneliti mencari referensi berupa jurnaljurnal dari Google
Scholar dan asal website - website menggunakan kredibilitas tinggi pada internet yang sinkron
menggunakan topik yang diteliti. Pendekatan kualitatif didasarkan pada langkah awal yang
ditempuh dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, lalu dilakukan klasifikasi serta
deskripsi.

12
Hasil / Pembahasan

Kebijakan dan factor pemerintah lampung tengah pada menaikkan kepatuhan warga
buat membayar pajak serta retribusi wilayah di saat Undang-Undang angka 28 Tahun 2009 ihwal
Pajak wilayah dan Retribusi daerah diundangkan, pada Kabupaten Lampung Tengah telah
mempunyai Peraturan Daerah perihal pajak dan retribusi yang dibentuk sesuai undang-undang
perihal pajak daerah serta retribusi wilayah sebelumnya, yaitu Undang-Undang nomor 18 Tahun
1997 perihal Pajak serta Retribusi daerah serta Undang-Undang nomor 34 Tahun 2000 perihal
Perubahan Atas Undang-Undang nomor 18 Tahun 1997. Peraturan Daerah yg mengatur wacana
retribusi tadi terdiri dari 27 Peraturan Daerah.

Dengan terbitnya Undang-Undang angka 28 Tahun 2009, buat memilih status perda yang
telah terdapat, Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah sesuai Pasal 180 nomor 4 Undang -
Undang nomor 28 Tahun 2009 di atas, mencabut beberapa perda yang tidak sesuai lagi
menggunakan memutuskan perda angka 7 Tahun 2010 perihal Pencabutan 12 (dua belas) perda
Kabupaten Lampung Tengah. Penerimaan pajak daerah tahun 2021 adalah sebanyak 108,18%
dan retribusinya, 94,93% sedangkan penerimaan pajak wilayah tahun 2022 ialah sebanyak
120.82% serta retribusinya sebesar 60.47%. berasal data tersebut bisa kita simpulkan bahwa
kepatuhan rakyat dilampung tengah pada membayar pajak dan retribusinya semakin semakin
tinggi

Pemprov Lampung Sampaikan 13 Upaya Peningkatan Penerimaan daerah pada sempurna


Raperda Perubahan APBD 2020

Yaitu pertama, Penetapan kebijakan relaksasi Pajak daerah.

kedua, membuat Surat Edaran Gubernur Lampung No : 973/2165/VI03/07/2020 wacana


program Zona Integritas ASN serta Non ASN Taat Pajak tunggangan Bermotor.

Ketiga, mengedepankan pembayaran Pajak tunggangan Bermotor melalui aplikasi


Perpajakan yg telah tersedia seperti: SAMOLNAS (Samsat On Line Nasional) dan E-Salam
(elektronika Samsat Lampung).

13
Keempat, mengupayakan kerjasama dengan E-Commerce buat pembayaran Pajak
kendaraan Bermotor secara non tunai.

Kelima, mengupayakan berhubungan dengan Alfamart dan Indomart guna


mempermudah akses pembayaran Pajak tunggangan Bermotor.

Keenam, menambah Unit Layanan Samsat Keliling buat menjangkau daerah terpencil yg
berada di Provinsi Lampung.

Ketuju, mengupayakan adanya reward bagi rakyat yang telah membayar Pajak kendaraan
Bermotor sempurna saat menjadi bentuk stimulus.

Kedelapan, peningkatan sosialisasi pencerahan membayar pajak melalui door to door


melibatkan unsur Pemerintahan Kecamatan dan Aparat Desa.

Kesembilan, peningkatan razia tunggangan bermotor sang UPTD bersama Kepolisian


setempat.

Kesepuluh, mengoptimalkan sosialisasi melalui media sosial, elektronik dan cetak terkait
Pajak daerah serta Retribusi daerah.

Kesebelas, melakukan koordinasi menggunakan tempat kerja Syahbandar serta Otoritas


Pelabuhan Kelas I Panjang dan PT. Pertamina pada pengelolaan Pajak Bahan Bakar tunggangan
Bermotor (PBBKB). Ke-12, mengoptimalkan pemberlakuan Peraturan Gubernur nomor 37 Tahun
2019 perihal pendaftaran wajib Pajak Cabang/Lokasi Bagi Pelaku perjuangan yang Melakukan
usaha serta /Atau Pekerjaan di Provinsi Lampung; serta Ke-13, pemanfaatan huma dan aset
wilayah buat mengoptimalkan Pendapatan orisinil daerah.

Factor- factor inilah yg sebagai penunjang rakyat pada mematuhi pajak dan membayar pajak pun
sekarang telah dipermudah agar tidak ada alas an lagi pada kesulitan membayar pajaknya.

14
Kesimpulan

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar yang diperoleh dari
kontribusi rakyat yang bersifat memaksa berdasarkan undang- undang, dengan tidak mendapat
imbalan secara langsung dan digunakan untuk kemakmuran negara.

Kepatuhan pajak (tax compliance) dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku di mana
Wajib Pajak (WP) memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya. Terdapat dua macam kepatuhan, yakni kepatuhan formal dan kepatuhan
materiil.Kesimpulan dari materi kami adalah supaya Masyarakat kabupaten Lampung tengah
lebih bisa mematuhi pajak dan Adanya kepatuhan pajak yang tinggi, akan dapat meningkatkan
penerimaan negara. Kondisi ini pada akhirnya dapat berdampak pada kenaikan anggaran negara
yang akan dialokasikan ke berbagai sektor dan pemerintahan di bawahnya.

Saran

Bagi pembaca, hasil artikel ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
terkait dengan mematuhi pajak. Khususnya untuk masyarakat kabupaten Lampung Tengah agar
lebih sadar akan kepatuhan pajak itu sendiri. Sehingga kedepannya pengetahuan tentang pajak
akan lebih luas dan baik.

Selain itu diharapkan pemerintah daerah Kabupaten Lampung Tengah dapat lebih sering
melakukan sosialisasi tentang pajak khusus nya ,tentang kepatihan pajak.

15

You might also like