You are on page 1of 98
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1069/MENKES/SK/X1/2008 TENTANG PEDOMAN KLASIFIKAS! DAN STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Menimbang Mengingat MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ra. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan dan penelitian kedokteran, keberadaan Institusi_ Pendidikan Kedokteran, Kolegium limu Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan dalam pelaksanaan program pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis memegang peranan penting; bahwa agar Rumah Sakit yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan program pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis memenuhi persyaratan, perlu _menetapkan pedoman kiasifikasi dan standar Rumah Sakit Pendidikan dengan Keputusan Menteri, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495) Undang-Undang Nontor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 10. 41 Memperhatikan: Menetapkan Kesatu Kedua ME\ITER! KESEHATAN ‘REPUBLIK INDONESIA Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2067 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja. Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Pet! XV/ 3006. tentang Orgenisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/ MENKES/ PER/IV/2007 tentang jin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/PER 1/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1295/Menkes/Per/XIV/07; Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan Nomor 544Menkes/SKB/X/81, Menteri Pendidikan dan Kebudayean Nomor 0430 a/U/1981 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 324,A Tahun 1981 tentang Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Penetapan Prosedur sebagal Rumah Sakit Pemerintah yang digunakan untuk Pendidikan Dokter MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN KLASIFIKASI DAN STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN - Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan dimaksud Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Ketiga : Pedoman dimaksud Diktum Kedua agar digunakan oleh institusi, lembaga dan organisasi profesi terka't sebagai acuan klasifikasi dan penetapan status akreditasi dalam rangka pembinaan Rumah Sakit Pendidikan. Keempat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta da tanggal 18 November 2008 RI KESEHATAN, Sy, ir’ SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP (K) MENTER\ KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Lampiran | Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1068/Menkes/SK/X/2008 Tanggal : 18 November 2008 KLASIFIKASI DAN STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu persyaratan Pendidikan Kedokteran adalah tersedianya RS Utama Pendidikan Kedokteran dalam jaringan lahan praktek yang kelayakannya dinilai oleh pakar pendidikan kedokteran sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam Panduan Pendidikan Kedokteran (Dirjen Dikti, 2002) . Tahun 2003, dengan diberlakukannya Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional, maka semua pendidikan profesi harus diselenggarakan oleh Institusi Pendidikan Pada tahun 2006, Konsil Kedokteran indonesia telah mengesahkan Standar Pendidikan Profesi Dokter dan Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis serta Standar Kompetensi Dokter. Dalam Standar tersebut juga dikatakan bahwa — Institusi Pendidikan Kedokteran harus menjamin tersedianya fasilitas pendidil:an klink bagi mahasiswa yang terdiri dari RS Pendidikan dan Sarana Kesehatan lain yang diperlukan Penetapan RS Pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai dengan di tetapkannya pembagian tugas, tanggung jawab, dan penetapan prosedur sebagai RS pemerintah yang digunakan untuk pendidikan kedokteran, pada tahun 1981 melalui SK Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri. Dalam lampiran ‘Surat Keputusan tersebut, ditetapkan 144 RS Umum Pemerintah sebagai tempat pendidikan calon dokter dan calon dokter spesialis.RS tersebut adalah: 1. RSU Dr. Pimgardi, Medan 2. RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta 3. RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung 4. RSUP Dr. Karyadi, Semarang 5. _ RSUP. Dr. Sardjito, Yogjakarta 6. — RSU. Dr. Sutomo, Surabaya 7. RSU Ujung Pandang, Makasar 8. RSUP Palembang 9. RSU Gunung Wenang, Manado 10. SU Persahabatan, Jakarta 11. RSU Surakarta 12. RSU Dr.Syaiful Anwar, Malang 13, RSUP Sanglah, Denpasar 14, RSUP Dr. M. Jamil, Padang 4 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Masing-masing RS Pendidikan tersebut merupakan RS Pendidikan untuk satu Institusi Pendidikan Kedokteran Negeri, kecuali untuk Institusi Pendidikan Kedokteran Universitas Indonesia, yang pada saat itu sudah mempunyai dua RS Pendidikan, yaitu RS Dr.Cipto Mangunkusumo dan RS Persahabatan Saat ini penetapan RS Pendidikan disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan, setelah melalui proses penilaian dan memenuhi kriteria Standar RS Pendidikan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan pada bulan Mei tahun 2005. Pesatnya pertambahan Institusi Pendidikan Kedokteran_baik pemerintah maupun swasta, membutuhken peningkatan jumiah RS Pendidikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Universitas Gajan Mada pada tahun 2003, dilaporkan terdapat 97 RS yang berfungsi sebagai RS Pendidikan, namun dari data Asosiasi RS Pendidikan Indonesia (ARSP!), hingga tahun 2007 tercatat hanya ada 37 RS yang secara resmi mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan sebagal RS Pendidikan, pada waktu yang sama terdapat 62 Institus! Pendidikan Kedokteran. Selain itu juga terdapat 12 RS Gigi dan Mulut Pendidikan yang telah mendapat SK Menteri Kesehatan ‘Selama ini Standar RS Pendidikan yang diterbitkan Departemen Kesehatan pada tahun 2005, merupakan dasar penetapan RS Pendidikan. Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan RS Pendidikan terutama dalam proses pembelajaran klinik bagi peserta didik Pendidikan Kedokteran terutama dalam pencapaian kompetensi peserta didik, maka perlu disusun Standar RS Pendidikan. Landasan Hukum Peraturan perundangan yang mendasari penyusunan pedoman ini meliputi : 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomer 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431); MENTERU KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 6. Feraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintanan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 69, ‘Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terekhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Per! XV 2006 tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan; 40.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512! MENKES/ PERIIV/2007 tentang Ijin Praktix dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran 44.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/PER X\/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1295/Menkes/Per/X\1/2007: . Pengertian Rumah Sakit Pendidikan Dari berbagai définisi yang ada, pada prinsipnya pengertian RS Pendidikan (“Teaching Hospital’) adalah RS yang juga digunakan untuk pendidikan kedokteran. Hutchkinson & | Wilkipedia Encyclopedia mendefinisikan RS Pendidikan sebagai RS yang berhubungan erat dengan Pendidikan Kedokteran dan berfungsi dalam pendidikan praktk untuk mahasiswa kedokteran, ‘intership" dan residen atau peserta pendidikan spesialis. Selain istilah RS Pendidikan, dikenal juga istilah RS Universitas (University Hospital’). Medline,1997 mendefinisikan RS Universitas sebagai RS yang dikelola oleh suatu universitas untuk pendidikan mahasiswa kedokteren, program pendidixan pasca sarjana dan penelifian iis, Di berbagai negara maju saat ini “Academic Health Centar’ (AHCs) atau dikenal juga sebagai Academic Medical Center telah berkembang pesat. Pada tahun 1993, di Amerika Serikat tercatat lebih dari 100 AHCs. AHCs terdiri dari satu Intitusi Pendidikan Kedokteran yang terakreditasi, satu atau lebih RS yang ber “Afiliasi”, serta satu atau lebih pendidikan yang terkait dengan kesehatan seperti, keperawatan, kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan dan kedokteran gigi 6 E. ENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Memperhatikan uraian tersebut diatas dan berdasarkan fungsi RS dalam proses pendidikan profesi kedokteran, dapat dirumuskan RS Pendidikan Fi indonesia adalah RS yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. RS Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang lebih dari RS non Pendidikan terutama meliputi : a. Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedokteran berbasis bukti. Penerapan Metode Penaialaksanaan Terapi terbaru, Teknologi Kedokteran yang bertepat guna Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama. Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih balk. Tersedianya konsultasi dari Staf Medis Pendidikan, selama 24 jam. me eaoe Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan Republik _—_ Indonesia nomor 512/Menkes/Per/lV/2007 yang merupakan salah satu peraturan pelaksanaan Undang undang nomor 29 tentang Praktik Kedokteran_ salah Satu kausulnya (pasal 6, ayat 2) menyatakan bahwa penetapan RS menjadi RS Pendidikan, standar RS Pendidikan dan standar RS atau Sarana pelayanan Kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan itetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan berdasarkan standar RS sebagai RS Pendidikan. Serangkaian seminar, lokekarya dan pertemuan yang diprakarsai oleh Departemen Kesehatan, Asosiasi RS Pendidikan Indonesia (ARSP), Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Konsil kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia dan seluruh “stake holder” pendidikan kedokteran di Indonesia, disepakati penetapan Standar dan Klasifikasi RS Pendidikan yang lebih luas meliputi RS Pendidikan Utama, RS Pendidiken Afiiasi (Eksilensi), RS Pendidikan Satelit dan yang merupakan RS jejaring pendidikan. Peningkatan RS Pendidikan Utama, maupun perluasan Jejaring Pendidikan Afiliasi (Exsilensi) dan Satelit sangat dibutuhkan sejalan semakin meningkatnya jumiah institusi pendidikan kedokteran dan jumlah peserta didik, serta keterbatasan jumlah dan veriasi kasus maupun ketersediaan sarana prasarana pendidikan dan peralatan kedokteran. Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan Tujuan penetapan Standar RS Pendidikan adalah sebagai berikut: 4. Meningkatnya mutu pelayanan di RS Pendidikan; 7 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INCONESIA 2. Meningkatnya mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan profesi kedokteran; 3, Meningkatnya penelitian dan pengembangan lmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran di RS Pendidikan. Il. STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Standar RS Pendidikan ini disusun mengacu pada standar pendidikan kedokteran yang ditetapkan oleh World Federation of Medical Education (WEME), Format ini juga digunakan dalam penyusunan Standar Pendidikan Profesi Dokter dan Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis. 4. Kedudukan dan Peran Rumah Sakit Pendidikan Dalam pelaksanaan program pendisikan dokter dan dokter spesialis, yang perl diperhatikan adalah keterlibatan tiga Komponen utama yang Fremegang peranan penting dan saling mendukung, yaitu. insttusi pendidikan kedokteran, kolegium imu kedokteran dan RS Pendidikan. Kedudukan RS Pendidikan sebagai salah komponen yang sangat Tmenentukan Keberhasilan proses pembelajaran Klinik yang meliputi ngetahuan (knowledgo), Kemampuan psikomotor (skill, | dan Perilaku (attitude) sesuci Kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam frodul pendidikan .berdasarkan Standar Pendidikan Profes! Kedokteran. Seiring dengan kebutuhan pembelajaran Klinik peserta didik terutama dalam rangka menjamin mutu keluaran dan hasil peserta didik yang Sesuai dengan standar kompetensi, maka tidak semua RS dapat secara Serta _merta menjadi RS Pendidikan, RS yang telah berdiri dan operasional memberikan pelayanan Kesehatan kepada masyarakat bila akan ditambah fungsinya sebagai RS Pendidikan haruslah memenuhi kriteria sebagaimana ditentukan dalam Standar RS Pendidikan. Untuk itu dalam rangka menjamin mutu pendidikan profesi kedokteran sekaligus menjamin mutu pelayanan medik di RS Pendidikan, maka dipandang perlu dilakukan Standarisasi RS Pendidikan 2, Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan Peningkatan jumiah peserta_didik, _pengembangan kapasitas, keterbatasan fasilitas serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus di RS Pendidikan Utama menjadi masalah bagi Institusi Pendidikan Kedokteran dalam menghasilkan tenaga medik yang berkualitas. Konsep dasamya adalah tiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus memenuhi kecukupan tenaga pengajar, jumlah dan Jenis variasi kasus. Oleh Karena itu setiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus mempunyai minimal satu RS Pendidikan Utama dan mempunyai beberapa RS Pendidikan Satelit sebagai jejaring. Selain itu Institus! Pendidikan Kedokteran dapat memiliki satu atau beberapa jejaring RS Afiliasi (Eksilensi) atau RS Umum dengan unggulen tertentu sebagai wahana pembelajaran Klinik peserta didiknya g ENTER! KESEHATAN, ‘REPUBLIK INDONESIA Rumah Sakit Khusus (Afllias/Eksilensi) dapat mempunyai Rumah Sekit Satelit berupa Rumah Sakit Khusus lainnya dan Rumah Sakit Umum yang mempunyai pelayanan unggulan tertentu sebagai jejaringnya. Berdasarkan hal tersebut maka disusun standar RS Pendidikan menjadi : 4, Standar RS Pendidikan Utama. 2. Standar RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi). 3, Standar RS Pendidikan Satelit. Untuk setiap jenis RS Pendidikan ditetapkan Standar dengan masing- masing kriterianya, mengacu pada World Federation of Medical Education (WFME), sebagai berikut ‘Standar Visi, Misi, Komitmen dan persyaratan. ‘Standar Manajemen dan Administrasi. ‘Standar Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan Klinik, ‘Standar Penunjang pendidikan. ‘Standar Perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinis yang berkualitas. gaene Standar dan parameter penilaiannya ini lebih merupakan standar input, yang harus dipenuhi sebagai dasar penilaian kepatuhan institusi terhadap standar yang telah ditetapkan dalam rangka penetapan sebagai RS Pendidikan, setelah melalui persaratan akreditasi RS dari Departemen Kesehatan. Untuk akreditasi den reakreditasi_ penetapan parameter penilaian sebaiknya merupakan bagian dari instrumen penilaian akreditasi pendidikan kedokteran yang disusun bersama oleh para _pemangku kepentingan pendidikan profesi kedokteran. Menteri Kesehatan dapat menetapkan, membatalkan, mencabut atau menunda pemberian Surat Keputusan Status RS Pendidikan tergantung dari hasil akreditasi tersebut. Untuk pendidikan profesi dokter spesialis, RS yang akan digunakan harus masuk dalam salah satu klasifikasi RS Pendidikan dan sesuai dengan kebutuhan untuk pembelajaran klinik dalam rangka pencapaian kompetensi berdasarkan standar pendidikan profesi dokter spesialis yang disusun oleh Kolegium limu Kedokteran Spesialis. Dengan demikian RS Pendidikan Profesi Dokter Spesialis, dapat merupakan RS Pendidikan utama, RS Pendidikan satelit ataupun RS Pendidikan Khusus (Afiliasi/Eksilensi), dengan tambahan standar dan kriteria yang ditetapkan oleh Kolegiumnya di luar Standar RS Pendidikan yang sudah ada. . Ruang lingkup Ruang lingkup Standar RS Pendidikan ini adalah untuk RS Umum dan RS Khusus yang digunakan oleh Institusi Pendidikan Kedokteran untuk sebagai wahana pendidikan kedokteran meliputi : a. Visi, Misi, Komitmen dan persyaratan ; b. Manajemen dan Administrasi ; 9 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA e. Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan Klinik ; d. Penunjang pendidikan ; e. Perancangan dan pelaksanaan program pendidixan ki berkualitas. II, PENYELENGGARAAN DAN PENGORGANISASIAN A. Penyelenggaraan. Departemen Kesehatan RI merupakan instansi yang _berwenang menetapkan standar RS yang digunakan sebagai wahana pembelajaran Pendidikan Kedokteran sebagaimana Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 12 (pasal 6 ayat (2). RS yang akan atau telah difungsikan sebagai RS Pendidikan balk yeng_diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemarintah Daerah, BUMN/SUMD, TNI/POLRI, maupun Swasta lainnya ‘memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya bertanggung jawab melaksanaken penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menten Kesehatan RI. Untuk peleksanaan penetapan, pengawasan dan pembinaan RS Pendidikan Birextur Jenderal Bina Pelayanan Medik dibantu Tim Akreditas! RS Pendidikan yang melibatkan pemangku kepentingan yang terkait yaitu ARSPI, AIPKI, MKKI, dan KI. B. Pengorganisasian Penetapan RS Pendidikan, pengawasan dan pembinaan teknis dilaksanakan oleh Tim Akreditasi RS Pendidikan meliputi Tim Pengarah Akreditasi RS Pondidikan dan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. 4. Tim Pengarah. Tim Pengarah terdiri dari Penanggung Jawab, Sekretaris dan Anggote dengan susunan sebagai berikut : Penanggung : Menteri Kesehatan Jawab Ketua't™ Sekretaris Jenderal Ketua Il Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Sekretaris | Kepala Biro Hukum dan Organisasi Sekretaris I ‘Sekretaris Difjen Bina Pelayanan Medik Anggota 4. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik 2. Konsil Kedokteran Indonesia 3. Ketua ARSPI 4, Ketua AIPKI 5. Ketua MKKI 6. Ketua KK! 10 REPUBLIK INDONESIA Tugas Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan : a. Melaksanakan koordinasi lintas sektor penyelenggaraan Penilaian dan Pembinaan RS Pendidikan b. Menetapkan kebijakan strategis dalam rangka peningkatan mutu pelayanan RS Pendidikan. c. Melaporkan hasil kegiatan penetapan, —pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan. a. Menetapkan besaran satuan biaya akreditasi, reakreditasi dan visitasi RS Pendidikan fe. Memberikan dukungan pelaksanaan tugas-tugas Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan . Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. Ketua Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik Sekretaris| : Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik Spesialistik di RSU Pendidikan Sekretaris Il ; Kepala Bagian Hukormas Ditjen Bina Yanmedik Anggota : 1. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik Spesialistik non Pendidikan 2. Kepala Sub Dit Bina Akreditasi RS 3. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Spesialistik di RS Khusus 4, Kepala Sub Dit Bina Penapisan Teknologi Medik Spesialistik 5. Unsur ARSPI 6. Unsur AIPKI 7. Unsur MKKI 8, Unsur KKI 1 2 3 Kepala Seksi Standarisasi Kepala Seksi Bimbingan dan Evaluasi Staf Sub Bag TU Direktorat Bina Yanmedik Spesialistik 4. Staf Sub Direktorat Bina Yanmedik ci RSU Pendidikan Sekretariat Tugas Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan: a. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi Pedoman Standar dan Pelaksanaan Penilaian RS Pendidikan; b. Menyusun rencana kerja penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan: c. Melaksanakan koordines| dengan berbagai pihak terkait dalam pelaksanaan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan; i MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA d. Melaksanakan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan; fe. Melaksanakan kajian pengembangan standar RS Pendidikan; f, Melaporkan pelaksanaan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik IV. TATA CARA PENETAPAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Penetapan RS Pendidikan adalah proses penilaian kelayakan RS yang akan dijadikan wahana pembelajaran klinis peserta didik Institusi Pendidikan Kedokteran guna menjamin terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas sesuai kebutuhan modul untuk mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran A, Persyaratan 4. RS telah mempunyai jjin pendirian yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau jin operasional yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau jin penyelenggaraan RS yang masih beriaku. 2. Surat penetapan Kelas (tipe) RS yang ditetapkan olet Menteri Kesehatan RI. 3, Pemyataan kesediaan Pemilik RS untuk menjadikan RS menjadi RS Pendidikan dan sanggup menyediakan anggaran, sarana dan prasarana pendukung untuk penyelenggaraan fungsi pendidikan. 4. Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi setempat. 5. Naskah Perjanjian Kerja Sama RS dengan Institusi Pendidikan Kedokteran. 6. Telah terakreditasi sesuai dengan Klasifikasi RS. 7. Profil RS 3 (tiga) tahun terakhir. B. Prosedur Pengajuan 4. Pemilik RS/Pimpinan RS _mengajukan Surat Permohonan untuk ditetapkan sebagai RS Pendidikan, ditujukan kepada Menteri Kesehatan RI cq Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI dengan dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf A. 2. Surat Permohonan sebagaimana huruf B.1, tembusannya disampaikan kepada : a. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat cc. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat 12 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA C. Penilaian Kelayakan 4. Pra Visitasi a. Berkas Surat Permohonan yang telah diterima oleh Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistk diserahkan kepada Sekretariat Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk diperiksa kelengkapan administrasi persyaratan administrasi. b. Berkas Surat Permohonan yang telah lengkap_persyaratan administrasinya dilaporkan kepada Sekretaris Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian dibuat rancangan surat balasan kepada RS. c. Surat balasan yang ditandatangani oleh Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik selaku Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan dikirimkan kepada Pemilik RS/Pimpinan RS disertai Borang Penilaian RS Pendidikan (Instrumen Self Assesment) RS Pendidikan sesuai dengan klasifikasi. d. Setelah menerima surat balasan Direktur RS setempat membentuk Tim Persiapan Penilaian RS Pendidikan yang terdiri dari unsur- unsur pemangku kepentingan RS dan melakukan pengisian Borang Penilaian RS Pendidikan. e. Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh RS dikirimkan kembali ke Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. {, Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menelaah hasil Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh RS. g. Hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan dapat berupa “rekomendasi layak atau belum layak visitas” dan rekomendasi tersebut di umpan balikan kepada RS dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan/atau Dinas Kesehatan setempat. h. Apabila umpan balik dari Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan direkomendasikan "dipertimbangkan belum layak visitasi" maka RS dapat mengajukan permohonan fasilitasi atau pembinaan kepada Tim Pelaksena Akreditasi RS Pendidikan. 2, Visitasi a. Apabila hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan direkomendasikan “leyak visitasi" maka kepada RS dijadwalkan waktu kunjungan Tim Visitasi b. Sesuai jadwal yang ditentukan Tim Visitas! melaksanakan kunjungan ke RS c. Tim Visitasi dalam melaksanakan kunjungan ke RS melakukan pemeriksaan ulang dan pemeriksaan silang serta wawancara dengan pihak terkait atas Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh RS, selanjutnya hasil penilaian diisi ke dalam Instrumen Penilaian masing-masing Standar dan Parameter 13 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA d, Hasil penilaian masing-masing Standar, Indikator dan Parameter kemudian direkapitulasi dalam Instrumen Rekapitulasi Hasil Penilaian untuk menentukan nilai akhir penilaian e. Hasil penilaian dapat menggambarken hasil akhir katagori penilaian : A, B atau C. Penetapan a. Apabila dari hasil penilaian Tim Visitasi dan kesimpulan sementara masih terdapat hal-nal yang perlu disempurnakan dan/atau diperbaiki oleh pihak RS, maka p'hak RS wajib menyempurnakar’ memperbaikinya dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sejak dilakukan Visitasi. b. Hasil penilaian akhir (sementara) berikut catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu disempurnakan/diperbaiki disampaikan oleh Tim Visitasi kepada pihak RS dan dibuatkan Berita Acara Hasil Visitasi yang ditanda tangani oleh Tim Visitasi dan pihak RS. c. Tim Visitasi melaporkan Berita Acara Hasil Visitasi kepada Ketua Tim Pelaksana Akreditasi. d. Berdasarkan Berita Acara_Hasil Visitasi_ dan _laporan perbaikan/penyempurnaan dari RS Tim Visitasi melaporkan kepada Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian dilakukan proses penetapan. e. Tim Akreditasi RS Pendidikan melaksanakan rapat penentuan kelayakan RS sebagai RS Pendidikan berdasarkan hasil visitasi. £ Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menyampaikan rekomendasi penetapan RS Pendidikan kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik untuk selanjutnya dilakukan proses Penetapan sebagai RS Pendidikan. g. Atas nama Menteri Kesehatan Ri Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik menetapkan RS pemohon sebagai RS Pendidikan D. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan (Sertifikasi) 1 Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan diterbitkan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Terakreditasi A dengan masa berlaku 5 (tahun), ditanda tangani oleh Menteri Kesehatan; b. Terakreditasi B dengan masa berlaku 3 (tahun), ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik atas nama Menteri Kesehatan; c. Terakreditasi C dengan masa berlaku 1 (satu) tahun, ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik. ‘Surat Keputusan dan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan selanjutnya diserahkan kepada Pemilik RS/Pimpinan RS. “4 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA V. STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA RS Pendidikan Utama adalah RS Jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran Klinik. peserta didik untuk yeegenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam rangka mencapal kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. ‘Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan haus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. y STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN Untuk menunjang proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai dengan Kebutuhan maka komitmen RS peru ditunjukkan secara elas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesual aturan perundangan yang berlaku. Kriteria: 1, Terdapat visi, misi, dan tujuan RS secara tertulls yang menunjang tercapainya tujuan perdidikan profesi kedokteran. 2, Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Sama entara Direktur RS Pendidikan dengan Rektor atau Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan daya tampung peserta didik 3, Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat dalam hal pada seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. 4. RS kelas A atau B atau setara yang telah terakreditasi minimal 12 pelayanan. 5. RS yang telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah memillki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan. 6. RS Pendidikan utama minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 7 pelayanan spesialis lainnya. ISTANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRAS! Manajemen dan admi asi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektiitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan' yang meliputi, koordinasi, kebijakan_penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran. 15 MENTERI KESEHATAN ‘REPUBLIK INDONESIA 4. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran Untuk Kelancaran proses manajemen dan administrasi_pendidikan harus mempunyai badan koordinasi pendidikan, yang terdir atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas Kriteria : 2% Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu sekretariat bersama yang berkedudukan di RS. 42. Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedoxteran. 2. Kobljakan Penyelenggaraan Pendidikan RS Pendidikan memilixi kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulls mengenal pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkvalitas tinggi Kriteria : 2.1, Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum delam Perjanjian Kerjasama antara Institus! Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. 22, Adanya kebijakan mengenai daya tampung _peserta Gidasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1; 5 yang ditetapkan bersama_antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Instusi pendidikan. 23. Adanya peraturan bersame antara Direktur dan Dekan tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and ounishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik), 24. Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik 2.6. Terdapat kebjjakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. 26. — Kebljakan, pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan Klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. 16 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA . Administrasi Pendidikan RS Pendidikan memiiki pengelolaan administrasi pendidikan yano ESxaitan. dengan peniadualan, administrasi rilai, umpan balk dan surat menyurat. Kriteria : 3,4, Adanya jadual prepetaksanaan_pendidikan yang berisi tanggel masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dtu} dan jumlah peserta didk yang akan masuk. yang dikirim oleh Inetitus! Pendidikan kepada RS sebelum mahasiowa masuk ke RS. 3.2. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesual program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, Kegiatan, Wvaktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. 32. Adanya staf sekretariat Khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajer, ruangan, hilai, pengaturan jadual dan administrasi). 3.3. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat_ waktu 3.4. Terdapat sistem informasi pendidikan yang | termasuk didalamnya berisi data dasar peserta didik (meliputl identtas, hasil belajar). 3.8. Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun Gumlah mengenai peserta didik, tingkat, kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Pembiayaan Pendidikan RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan. kriteria : 44, Adanya pethitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, serta biaya tidak langsung seperti biaya akomodatif. Besarnya satuan blaya disesuaikan dengan besamya SPP Mahasiswa 42, Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekall oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing kepala bagian/departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 17 6. Evaluasi 0 ENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 4.3. Terdapat laporen keuangan berkala_ enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF Gan. disahkan oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi Pendidikan Badan koordinasi pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh ferhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan system penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria: 5.1 Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh sekretariat bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan badan koordinasi pendidikan. $2 Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta, analisis umpan balk, dan tindak lanjut. iv STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih dan program pembelajara Kink cesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Insttus! pendidikan Kedokteran. 4, Peraturan Rokruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring Pembelajaran Klinik Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan/atay 900 fredis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan Kebijakan’ tentang Kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak, parub/purna waktu dari staf medis dan/atau non medis tersebut Kriteria: Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf institusi pendidikan yana ditempatkan di RS Pendidikan harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya untuk 44. Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapken bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medi Fungsional yang akan diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik, 18 “Se ENTER! KESEMATAN REPUBLIC INDONESIA E 4.2, Terdapat pengangkatan sebagai SK Dosen/Dosen Luar Biasa Institus! Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Rektor/Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas pendidikan dan penelitian kedokteran. 4.3. Tetdapat SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Stat Medik Fungsional yang melaksanakan tugas sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik di RS Pendidikan untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran, tercakup di dalamnya kebijakan ‘tentang kategori, tanggung jawad, Kewenangan, hak dan kewaliban baik paruh/purna waktu. 1.4. Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai Superviscr Klinik dan Pembimbing bagi pesorta didi disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenargannya 1.8. Terdapat tim penilai/supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang bersangkutan yang berperan dalam menilal Kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas yang cllakukan cecara berkala minimal satu tahun sekali 2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik lem monitoring dan evaluasi tenaga_pendidikan bertujuan untuk menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: kompetensi, komitmen, disiplin dan proses pengembangan dir. Kriteria: 2.1 Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik 2.2 Terdapat data desar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi sekretaris bagian dan/atau Badan Koordinasi Pendidikan! Sekretariat Bersama D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadal untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didik. Kriteria : 1, Terdapat dokumen yang mencantumkan _kesepakatan mengenai penyediaan sarana, prasarana dan peralatan untuk pendidikan antara Direktur. RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. Sarana, prasarana dan alat yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pendidikan, antara__ lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi 19 MENTERI KESEHATAN REPUBLIKINOONESIA RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab dan audiovisual. 3, Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi peserta didi yang memenuhi standar sarana, prasarana penunjang dan pendukung 4, Terdapat jumiah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. 5. Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian. E, STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman_belajar Klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis. Program pendidikan Klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang fereangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, meri target pembelajaran yang jelas, memilki Kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif. 4. Perhatian RS terhadap Pembelajaran: Agar mampu melaksanakan pembelajaran klini« dengan balk maka periu adanya wujud perhetian dari RS dalam penyelenggaraan pembelajaran kilinik. kriteria: 4.1, RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing- masing bagian/SMF/Dep terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat _notulensi Pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). 4.2. Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh kepala bagian/Dep/SMF yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan) yang dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan _Institusi_ Pendidikan Kedokteran terkait 4.3 RS (Bagian /Dep/ SMF) dan staf medisnya yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf. MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2. Program Pendidikan Klinik Program pendidikan Klinik harus memilki target pencapaian pembelalafan firg. jelgs sesuai modul pendidikan, sehingga _mahasiswa dan Fembimbing dapat memahami proses pembelajaran klinik dan pencapaian kompetens ‘sesuai standar pendidikan profesi kedokteran. Kriteria: 2.1, RS memberikan program pendidikan Klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacy pada’ Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Spesialis dan Biandar Kompetensi Dokter/Spesialis Dokter dengan tuuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan 2.2, RS memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran 2.3. RS dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedosteran berbasis bukt! (evidence based precicine). Tercapat Kegiatan pectemuan ilmiah secara rutin satu minggusekali yang ditetapken oleh bagian/departemen/SMF- 24, Program pendidikan Klink dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana- S Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian | buku panduan penyelenggaraan pendidikan Kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan. « Setiap staf pendidik memilki buku panduan program pendidikan kedokteran. = Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan, 2.5, Jaminan mutu pelayanan RS termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenunnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencenaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. 3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis Pelaksanaan kegiatan Klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran Klinik yang efektif dan efisien Sehingga dapat dicapal kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran. Kriteria: 3.4. Kegiatan pendidikan Klink yang dirancang memberikan_porsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual pendidikan Kedoxteran disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing bagian/Departemen/SMF 3.2. Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasusiprosedur peserta didix yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh bagian/Ketua Program Studi. 2 NENTER! KESEHATAN [REPUBLIK INDONESIA * 3.3. Tetde'pat koordinasi antara RS Pendicikan dan institust pendidikan kedokteran dalam bidang pendidikan den penelitian, Poretsuk pengiiman staf pendidix untuk mengikuti seminar/ pelatihan. 3.4 Dalam melaksanakan Kegiatan pembelajaran untuk pesora didik, Mia diik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf peiis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik. re vercedianya ‘asiitas riset berupa internet, langganan jurnal (ootak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan « Pengarsipan rekam medis secara sistematis dar ferkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan data bagi penelitian Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap bagianisubbagian 4, Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran forkalt harus melakukan eveluasi pencapalan peserta didik secara * bersama- sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Kriteria: 44, RS Pendidikan melakukan evaluasi program pendidikan Klinik Secara berkala, secara tersendiri dan bersama badan koordinasi pendidikan sekurang- kurangnya satu Kali dalam satu tahun, «. Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisionerany3 jawab) begi peserta didik mengenal program yang telah Gilakukan di akhir pendidikan setiap bagian. * Terselenggaranya rapat evaluasi badan pendidikan setiap enam bulan sekali. « Terselenggaranya evaluasi supervisi pendidikan Klinik setiap serester/modu! pendidikan 42. Peserta program pendidikan Klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RS Pendidikan dan staf institusi pendidikan kedolteree yang. mempunyai kompetensi sebagai peniial —— secara Yomprehensif meliputi ranah pengetahuan psikomotor dan ofekt Sistom penilaian peserta dik ditetapkan oleh bagian/Dep/SMF. koordinasi Vi. STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN AFILIASI (EKSILENS!) RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) adalah RS Khusus atau RS Umum dengan unggulan tertentu yang menjadi pusat rujukan pelayanan medik tertentu yang mavupakan jejaring. Instiusi Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagal Wahana pembelajaran Klinik untuk memenuhi modul pendidikan tertentu 22 ENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA secara utuh dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN ‘Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara sfektt RS Pendidikan afiliasi harus memilixi visi dan misi yang jelas, yang renunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang Gidasarkan atas proses pembelajaran dan pelatihan yang sesval. Komitmen RS peru ditunjukkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan perundangan yang beriaku. Kriteria: 4.4, Terdapat rumusan visi, misi, dan tujuan RS secara tertulls yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. 4.2. Terdapat dokumen kesepakatan bersama (MOU) Direktur RS Pendidikan dengan kepala bagian yang terkait dan Pimpinan Inetusi Pendidikan Kedokteran meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusie, pembiayaan, sarana prasarana, manalemen pendidikan, dan daya tampung peserta didik. 4.3. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat dalam hal seluruh proses pendidikan kedokteran. 1.4, RS mempunyai pusat layanan unggulan atau bidang pelayanan khusus yang telah terakreditasi untuk pendidikan bidang imu terkait. 4.5, Memiliki SK Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan Afiliasi/Eksilensi. 4.6. Mempunyai minimel 1 disiplin ilmu yang merupakan pusat unggulan atau kekhususan. B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efeklifitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan. Meliputi koordinasi, kebljakan penyelenggaraan, administras', pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profes! kedokteran. 4. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai badan koordinasi pendidikan, yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas. Kriteria : 4.4, Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur RS dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu sekretariat bersama yang 23 1.2. ENTER KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA berkedudukan di RS. Uralan tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. 2. Kobijakan Penyolonggaraan Pendidikan RS Pendidikan memiliki Kebijakan, peraturan den ketetapan tertulis mengenai pendidikan s chingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi: Kriteria : 21. 22. 2.3. 2.4. 25. 26. ‘Adanya kebijakan penerimaan peserta didik Y900 tercantum sear” perjaniian Kerjasama antara_Institus! Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. Adarya kebllakan mengenai daya tampurd peserta Aga ecan pada rasio pendidik dengan peser digik maksimal 1: 5 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Instusi pendidikan. ‘Adenya peraturan bersama antara Direktur dan Dekan fontang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagal unsur penunjangnya termasuk Peward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik), Adanya kebjjakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Seraapat Kebjekan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Kebijakan, pedoman dan _prosedur tertulis _ telah Gisosialisasixan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan Klinik, dan menjadi acuan pokok bagi een staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanen, pendidikan dan penelitian, 3, Administrasi Pendidikan RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang Borkaltan dengan perjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat Kriteria : 3.4. 3.2. 3.2. Adanya jadual prapelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemer/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk. yang dikirim oleh Institusi Pendidikan kepada RS sebelum mahasiswa masuk ke RS ‘Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, Waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan esta! jadual ‘Adanya staf sekretariat Khusus (staf non edukatif) yang 24 3.3. 3.4, 3.5. MenTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan poserta didik (alat bantu belajar, ruangan, hilai, pengaturan jadual dan administrasi). Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat_ waktu. Terdapat sistem informasi pendidikan yang _ termasuk didalamnya berisi data dasar peserta didik (meliputi identitas, hhasil belajar). Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun (umiah mengenai peserta cidik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran 4. Pembiayaan Pendidikan RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pemblayaan pendidikan yang mendukung efektiftas, efisiensi dan mutu pendidikan Kriteria : 44 4.2. 4.3, Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan fangsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, blaya bahan habis pakei, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, serta biaya tidak langsung seperti biaya akomodatif, Besamya satuan biaya disesuaikan dengan besarnya SPP Mahasiswa Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing kepala bagianidepartemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan ‘anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF Gan disahkan oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi Pendidikan Badan koordinasi pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan system penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria: 6.1 Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan_klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh sekretariat bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan 25 aa MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA badan koordinasi pendidikan. 5.2. Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. . STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatin dan program pembelajaran Klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi pendidikan Kedokteran 4. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring untuk Pembelajaran Klinik Kebijakan mengenai penugasen staf medis dan / atau non medis yang Giprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebljakan tentang kualifikasi, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan / atau non medis tersebut, harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya Kriteria : 44. Terdapat SK Penugasan staf medik Institusi Pendidikan dari Direktur rumah sakit sebagai tenaga pendidik, tercakup di dalamnya kebijakan tentang Kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak paruh/purna waktu 4.2. Terdapat SK Penugasan staf non-medik Instituis Pendidikan dari Direktur RS sebagai tenaga pendidik, tercakup di dalamnya kebijakan tentang Kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak paruh/purna waktu 4.3 Terdapat staf medis fungsional RS yang ditetapkan direktu RS dan mendapat persetujuan dari Institusi Pendidikan untuk diangkat sebagai dosen tidak tetap dengan jabatan akademiknya untuk dapat berfungsi sebagai supervisor klinik, pembimbing, pengajar dan penilai bagi peserta didik (rasio 1 1.4 Terdapat kriteria tertulis mengenai kinerja tenaga pendidik yang tersosialisasi dengan baik. 1.5 Terdapat panitia evaluasi dalam masing-masing bagian yang menilai kinerja_pendidik pada pembelajaran klinik 1.6 Terdapat sertifikasi kemampuan dari Institusi Pendidikan Kedokteran bagi staf medik sebagai tenaga pendidik. . Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri. Kriteria: ‘Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. 26 oon MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didi. Kriteria : 1. Terdapat dokumen kesepakatan mengenai_penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS, kepala bagian, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya 2. Sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, skill lab dan audiovisual Akomodasi untuk peserta didik harus memadai. Terdapat kesesuaian antara data jumiah dan jenis kasus-kasus terbanyak di unit rawat inap dan rawat jalan dengan daftar kompetensi kurikulum nasional dokter umum. Bo —. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman_belajar Klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran _perlu merencanakan program pembelajaran Klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis. Program pendidikan Klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif. 41. Perhatian RS (Bagian atau SMF terhadap pembelajaran): ‘Agar mampu melaksanakan pembelajaran Klinik dengan baik maka perlu adanya wujud perhatian dari RS (Bagian atau SMF) di dalam pendidikan. Kriteria: 1.1. Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh kepala bagian yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran 1.2. RS melalui Departemen/Bagian atau SMF yang bersangkutan harus melaksanakan jadwal sesuai dengan rancangan program Pendidikan di bagian yang bersangkutan Mengacu pada buku panduan yang ada. 1.3. RS melalui Departemen/Bagian atau SMF yang bersangkutan dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan Umpan balik dari peserta didik 1 27 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA mengenai tenaga pendidik, penggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf. . Program Pendidikan Klinik Program pendidikan Klinik harus _memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam _panduan, pembelajaran, sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau pencapaian pembelajarannya. Kriteria: 2.1. Tujuan pendidikan jelas dan terdokumentasi konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. 2.2 Tata tertib peserta didik merupakan ketetapan RS. 23 Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh bagian 2.4. Program pendidikan Klink dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana. + Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan. * Setiap staf pendidik memilki buku panduan program pendidikan kedokteran. * Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan. 2.5. Terdapat tim akreditasi RS Pendidikan yang berfungsi mengevaluasi Kualitas pendidikan profesi kedokteran secara berkala. . Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan. Kriteria : 3.4 Proporsi jadwal pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing bagian. 3.2. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan Klinik peserta didik harus melaksanakan sesuai kebijakan RS tentang batasan kewenangan, penanganan kasus/ prosedur yang boleh dilakukan oleh peserta didik. Terdapat bataSan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh bagian. 3.3. Dalam melakukan tugasnya di unit kerja ryang ditunjuumah sakit yang ditunjuk, terdapat peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis bagi peserta didik yang disusun oleh bagian dan disosialisasikan secara merata 3.4 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta 28 vil. Saat MENTERI KESEHATAN [REPUBLIK INDONESIA didik, peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik. untuk itu dipertukan : * Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jumal (cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan. * Pengarsipan rekam medis secara sistematis sehingga memudahkan pengaksesan data bagi penelitian © Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap bagian/subbagian. 4, Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama- sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Kriteria: 44 Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian dan terselenggaranya rapat evaluasi badan Koordinasi pendidikan setiap enam bulan sekali, termasuk didalamnya evaluasi proses supervisi klinik 42 Mekanisme penilaian peserta didik ditetapkan oleh bagian, mengacu pada sistem yang berlaku di Institusi Pendidikan dan Kolegium terkait 'STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT RS Pendidikan Satelit adalah RS jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan jejaring RS Pendidikan Utama yang digunakan sebagai wahana pembelajaran Klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul jidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan harus memiliki visi dan misi yang jelas dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan pada proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai dengan modul pendidikan. Komitmen RS harus dinyatkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai peraturan dan perundangan yang erlaku. 29 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kriteria: ‘1: RS Pendidikan mempunyai visi, misi dan tujuan RS yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran, termasuk penelitian dan pelayanan Terdapat kesepakatan bersama atau piagam kerjasama tertulis antara RS Pendidikan satelit, institusi pendidikan kedokteran dan RS Pendidikan utama_ terkait yang masih berlaku dalam kurun waktu tertentu meliputi aspek medikolegal, Sumber Daya Manusia (SDM), pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan daya tampung peserta didik yang ditandatangani oleh pihak RS Pendidikan Satelit, pihak Institusi Pendidikan Kedokteran dan pinak RS Pendidikan utama. Kesepakatan bersama harus bersifat saling mengikat dalam hal seluruh proses pendidikan profesi dokteridokter spesialis dalam bidang tertentu. RS telah terakreditasi minimal 5 pelayanan. RS yang telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan satelit. RS satelit mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 3 pelayanan penunjang lainnya Terikat kerjasama_pembinaan dengan RS Pendidikan Utama. . STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efextiftas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran. 4: Koordinasi Pendidikan Profesi Kedokteran Untuk kelanearan proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai badan koordinasi pendidikan, yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas. Kriteria 4.1 Bidang pendidikan kedokteran di dalam struktur kepengurusan RS dikepalai oleh seorang dokter penanggung jawab, beranggotakan dokter koordinator pendidikan dari masing- masing bagian, dan memiliki seorang staf administrasi untuk masing-masing bagian 4.2 SK bersama Direktur RS Pendidikarr satelit , RS Pendidikan utama dan Pimpinan instusi Pendidikan Kedokteran mengenai uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang, dan masa tugas kepala bagian dan badan koordinasi pendidikan. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi Kriteria By 22. 23. 24, 25. 26. 27. Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Nota kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. ‘Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan kepada ketetapan rasio pendidikan dengan peserta didik maksimal 1: 5, ‘Adanya peraturan tentang sistem penyelenggaraan pendidikan penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnye termasuk reward dan punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). ‘Adanya kebijakan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Terdapat kebijakan, peraturan pelaksana dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut telah di seminasikan dengan baik pada pelaksana yang terkait dengan pendidikan Klinik. Kebijakan / ketentuan/ pedoman dan prosedur tertulis yang harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas sehari- hari 3. Administrasi Pendidikan RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadwalan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat. Kriteria : , 34 32 3.3. 3.4. 3.5. Adanya jadwal prapelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, tujuan bagian/SMF yang dituju, daftar nama dan jumiah peserta didik yang akan masuk ‘Adanya jadwal pelaksanaan yang sifatnya tetap sesual program di tiap bagian (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadwal. Terdapat satu orang staf administrasi untuk tiap bagian yang bertanggung jawab mengelola surat-menyurat, pengaturan jadwal, persiapan tempat dan alat, data dasar, pelaporan nil, dan laporan tahunan progress report pendidikan. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu. Terdapat sistem informasi _pendidikan yang _ termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) a” MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 36 Terdapat laporan kemajuan pendidikan setiap tahun (umiah peserta didik dan tingkat kelulusan) dari bidang pendicikan kedokteran RS pendidikan kepada Direktur RS, kepala bagian terkait, dan dekan fakultas kedokteran. 4, Pembiayaan Pendidikan RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan. Kriteria: 4.1. Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institus! pendidikan yangmeliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusiapendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, seperti biaya tidak langsung seperti biaya 42. Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh bagian/departemen/SMF dan disetujui oleh Direktur RS, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran 4.3 Terdapat nota kesepakatan antara Direktur RS, kepala bagian, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran mengenai pendanaan pendidikan kedokteran. 44 Terdapat laporan tahunan anggaran biaya _pendidikan kedokteran yang disahkan_ oleh Direktur RS, kepala bagian terkait, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran 5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi Pendidikan Badan koordinasi pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan sistempenjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria: 5.1. Terdapet dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan_klinik setiap tahun yang dilakukan oleh tim tertentu yang ditetapkan badan koordinasi pendidikan 5.2. Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta didik. C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatin dan program pembelajaran Klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi pendidikan Kedokteran. 32 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 4, Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring untuk Pembelajaran Klinik ‘Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan atau non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan Kebjakan tentang Kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak. paruh/purna waktu dari staf medis dan atau non medis. Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf RS Pendidikan Utama dan staf institusi pendidikan yang ditempatkan di RS Pendidikan satelit harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya Kriteria : 1.4. Terdapat SK Penugasan dari Direktur rumah sakit untuk staf medik Institusi Pendidikan yang akan menjadi sebagai tenaca pendidik di RS, tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategor, tanggung jawab, kewenangan, dan hak paruh/pumna waktu. 42 Terdapat SK Penugasan dari Direktur RS untuk staf non-medik Institusi Pendidikan yang ditempatkan di RS, tercakup ‘Sudah ada Kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis, telah disepakati, dan dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. 40 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PARAMETER Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah jisosialisasikan Gengan beik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan Klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian ‘SKOR INDIKATOR DT Balum ada sosialisasi Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis. kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan pendidikan’ klik, yang merupakan acuan pokok bagi semua Staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian 7} Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian, tetapi belum semua pihak memahaminya. 2} Sudah ada sosialisasi Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan Klinik, yang merupaken acuan pokok bagi semua staf medis dalarn melaksanaken tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua jhak_yang terkait. PARAMETER “‘danya [adwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemer/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang ckan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan kepada RS sebelum mahasiswa_masuk ke RS. ‘SKOR INDIKATOR 0 T Tidak ada Jadwal pre-pelaksanaan pendidikan yang berisi| tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan | jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh {natitusi” Pendidikan Kedokteran kepada RS sebelum) mahasiswa_masuk ke RS. 7-—Tidak selalu ada jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggel _masuk, nama bagianidepartemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS sebelum mahasiswa_masuk ke RS. ZTSelalu ada jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi' Pendidikan Kedokteran kepada RS sebelum mahasiswa_masuk ke RS. PARAMETER Fdanya Jadual pelaksanaan yang sifainya tetap sesual program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesual jedual. 4 MENTER| KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SKOR INDIKATOR Oo [Tidak ada jadval pelaksanaan yang sifatnya tetap sesual program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, Kegiatan, Waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesual | jadual. 7-—}Tidak selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya fetap sesual program di tiap bagian/departemen/SMF (nama, kegiatan, Waktu, penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan sesuai jadual. 5 Selal ada jadval palakcenaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap begian/departemen/SMF (nama, kegiatan, Waktu, penanggung jaweb ruangan) dan dilaksanakan sesuai | jadual. PARAMETER. ‘Adanya staf sekretariat Khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta dick (alet bantu bel: ar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administra). SKOR INDIKATOR 0 Tidak ada staf sokretariat Khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangan!_kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, uangan, hilai, pengaturan jadual dan administrasi Tidek celalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, hilai, pengaturan jadual dan administrasi). Selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didk (alat bantu belajar, ruangan, hilai, pengaturan jadual dan administrasi). PARAMETER "Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilal yang tepat_waktu. SKOR INDIKATOR 0 | Belum ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat_waktu 7—TAda sistem, alur pencatatan ada pelaporan nilai tetapi tidak | tepat_waktu. 3 —TAda ‘sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu. PARAMETER Terdapat sistem Informasl pendidikan yang termasuk didalamnya ber data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). SKOR INDIKATOR 0 Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). a2 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA dalamnya berisi Terdapat _siste Sudah ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) tetapi tidak lengkap mm informasi pendidikan yang ‘termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) yang lengkap. PARAMETER japoran Kemajuan pendidikan berkala setiap tahun Gumiah mengenai peserta didik, pelaksana didik kepada RS tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari dan Institusi Pendidikan Kedokteran. INDIKATOR an kemajuan pendidikan berkala setiap tahun Gumiah mengenai peserta didik, tingkat _kelulusan, daftar funggu ujan) dari pelaksana dick ditiap Bagian/SMF kepada Pendidikan Kedokteran. Tidak selalu ada laporan Kemajuan pendidikan berkala setiap rengenai peserta didi, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik cltiap Baglan/SMF kepade RS van Institus! Pendidikan Kedokteran/Institusi Pendidikan ‘Selalu ada laporan Kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (umiah mengenai peserta dicik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RS dan Institusi PARAMETER pendidikan langsi bahan habis pakai seperti biaya tidak langsung. seperti Thitingan satvan biaya pencicikan yang disusun oleh Sekretariat SKOR 0 | Tidak ada lapor RS dan Institus! a tahun Gumiah m Kedokteran. 2 Pendidikan Kedokteran ‘Adanya pet Bersama antara RS da n Institusi Pendidikan yang meliputi blaya i biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya biaya administrasi dan biaya overhead operasional, SKOR INDIKATOR 0 Sekretariat Bers Kedokteran meli tidak langsung. Tidak ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun sama antara RS dan Institusi Pendidikan iputi biaya pendidikan langsung maupun biaya ‘Ada perhitungai Kedokteran mel termasuk_biaya ao saluan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan iputi biaya pendidikan langsung dan belum tidak langsung. ‘Ada perhitungai Kedoxteran meli ssumber daya m: biaya administra: n_satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan ipuli biaya pendidikan langsung, seperti biaya ‘anusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, si dan biaya overhead operasional dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana. PARAMETER “Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokleran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang 43

You might also like