You are on page 1of 13
PENDIDIKAN PANCASILA G. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOG! TERBUKA DAN DINAMIS. Dalam mengupas Pancasila sebaga! ideologi terbuka akan lebih bijaksana apabila kita menyelami alam berpikir para pendiri lam Undang-Undang Daser 1945, negara sebagai tertuang da Mari kita kutip alinea 2 angka V dalam penjelasan UUD 1945 seperti di bawah ini Maka telah cukup jika Undang-Undang Das. pokok, hanya memuat garis-garis besar ja pemerintah pusat dan lain-lain an kehidupan ar hanya memuat aturan-aturan sebagai instruksi kepad penyelenggara negara untuk menyelenggarak w kesejahteraan sosial, Terutama bag! nege'a baru dan negara da negara muda, lebih baik hukum dasar YN tertulis itu hanya aaa aturan-aturan yang menyelenggarakan avuray pokok itu vFeerahkan pada undang-undang yang lebih mudah caranya mmembuat, mengubah dan mencabut." olarjunya kta kutipkalimat dalam alinea berikutnya = “ANS t dinamika kehidupan masyarakat dan Negara Indonesia. Masyarakat dan Negara Indonesia tumbuh, zaman berubah, terutama pada zaman revolusi lahir batin rena itu kita harus secara dinamis harus Trelihat segala gerak-gerik kehidupan masyarakat dan negara.” Selanjutnya masih dalam rangka pembahasan Pancasila sebagai ideologi terbuka masih diperlukan mengutip alinea berikutnya yaitu :"Memang sifat aturan yang tertulis itu mengikat, Oleh karena itu, makin “supel” (elastic) sifatnya aturan itu makin baik, Jadi kita harus menjaga supaya sistem Undang-Undang Dasar jangan sampai ketinggalan zaman.” Yang dimaksud aturan-aturan pokok dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah nilai dasar yang bersifat tetap tidak berubah, menjadi dasar dari harus senantiasa ingat sekarang ini. Oleh kat 258 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA nilai di bawahnya yang kita sebut nilai instrumental yang dalam rangka UUD 1945 merupakan pelaksanaan umum dari nilai dasar dan berupa undang-undang yang mudah cara membuatnya, mengubah dan mencabutnya, sehingga mudah disesuaikan dengan dinamika kehidupan bermasyarakat “Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat banyak sedikitnya mutlak. Kita menerima nilai dasar sebagai hal yang tidak dipertanyakan lagi. Sernangat kekeluargaan sifatnya mutlak dan tidak akan ubah lagi Nilai instrumental adalah pelaksanaan norma sosial ataupun norma hukum, yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam lembaga-lembaga sifatnya dinamis dan dalam istilah sekarang, kontekstual yaitu sesuai kebutuhan tempat dan waktu. Nilai instrumental walaupun lebih rendah dari nilai dasar, namun tidak kalah pentingnya karena nilai instrumental inilah yang menjabarkan nilai dasar yang umum itu dalam wujud yang konkret serta sesuai dengan zaman. Nilai instrumental merupakan semacam tafsir positif terhadap nilai dasar yang umum itu. Nilai praksis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai praksis ini seyogianya sama sernangatnya dengan nilai dasar dan nilai instrumental di atasnya. Lebih dari itu nilai praksis inilah yang sesungguhnya akan merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu sungguh-sungguh hidup dalam masyarakat atau tidak. (BP-7 Pusat 1992 : 379). Kata-kata: “dinamika dalam kehidupan masyarakat dan Negara Indonesia ... Tumbuh, zaman berubah ...” ini mengisyaratkan bahwa ada realita-realita baru muncul. Apabila 259 PENDIDIKAN PANCASILA an nilai-nilai dasar harus lai dasar dapat diterima n, Adapun kata-kata: n itu makin baik’ realita-realita baru itu bertentangan deng: kita tolak, Dan jika sesuai dengan nilai-n! dan diteruskan, serta dapat dikembangka' makin baik, “supel” (elastic) sifatnya ature . Ini mengisyaratkan adanya dimensi ‘ieksibilitas dari Ideologi Pancasila, Sedangkan dimensi idealisme dalam UUD 1945 tersirat dalam bagian-bagian kalimat angka 11.4. ° Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang ‘newajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara 1a budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cit@ moral "Untuk dapat memahami pengertian ideolog! terbuka ty fase-tase kehidupan masyarakat manusia. ‘as fase-fase kehidupan ma ngertian Pancasila hidupan manusia yang luhur” kita kupas dul Mungkin dengan mengup: memudahkan peserta didik dalam memahami pe sebagai ideologi terbuka. Adapun fase-fase kel kurang lebih sebagai berikut: fase pertama : Manusia tinggal di gua-gue- Orang laki-laki mencari makan dengan jalan berburu binatang, mencari ikan dan buah-buahan. Manusia selain hidup dari hasil berburu, mencar' ikan dan buah-buahan, menemukan cara hidup baru. Hewan diternakkan, buah-buahan sudah ditanam di sekitar tempat tinggal mereka. Jadi fase kedua manusia hidup dengan memelihara ternak dan bercocok tanam. Fase ketiga : _Selain memelihara ternak dan bercocok tanam sudah mengenal kerajinan misalnya membuat anyam-anyaman, membuat periuk dari tanah dan sebagainya. Jadi fase ketiga hidup manusia nusia Fase kedua er ——EEEEE HIOUEASILA SEBAGAI IDEOLOGI DALAM BERBAGAI BIDANG JKEHIDUPAN. RERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA terdiri atas ternak binatang, bercocok tanam dan membuat kerajinan Cara hidup Manusia lebih meningkat lagi di *Samping ternak hewan, bercocok tanam dan membuat kerajinan, lalu dilkuti adanya penernuan baru seperti listik, pesawattelepon, mesin-mesin: tenun, jahit, motor, pesawat terbang dan sebagainya. Zaman ini disebut Zaman industrialisme Fase kelima Dalam fase Kelima ini cara-cara hidup manusia di samping meliputi cara hidup fase keempat ditemukan alat komunikasi dan transportasi yang makin canggih dan modern seperti ditermukan mesin jet, pesawat ruang angkaca, {elepon seluler,televsi, internet, dan sebagainya, Zaman atau fase ini dinamakan "era informasi" Meliputi cara hidup manusia dalam fase kelima, masih ditambah penemuan-penemuan alat Komunikasi dan transportasi yang semakin Canggih, manusia sudah mengitari planet yang ditempati yaitu bumi, mendarat di bulan, sudah ada pesawat yang mendarat di planet Mars dan seterusnya. Bahwa manusia dengan alam Pikirnya tidak jemu-jemunya menganalisis tentang kehidupan manusia itu sendiri, Misalnya peledakan penduduk di muka bumi dimana perbandingan jumlah manusia dan luas bumi makin tidak imbang yang dapat berakibat sumber penghidupan seperti Fase keempat Fase keenam 261 PENDIDIKAN PANCASILA 262 tempat tinggal dan lahan pertanian. Ini menimbulkan pemikiran baru untuk memecahkannya misal berusaha transmigrasi-emigrasi; membuat benih padi unggul, membuat pupuk penyuburtanah, mencari planet lainnya yang memungkinkan dapat dihuni manusi, Zaman yang demikian itu disebut “era global”. Apakah dengan era global ini masih akan muncul realita-realita baru? Jawabannya masih, sebab selama manusia itu berakal akan menggunakan akalnya untuk memecahkan segala masalah hidup yang dihadapi. Mungkin di masa yang akan datang dan sekarang tanda-tandanya sudah ada, masa yang disebut "era wisata angkasa” dan akan disusul dengan “era menghuni planet lain” dan “era wisata antarplanet”, dan sebagainya. Kalau kita mengikuti tiap fase kehidupan seperti di atas, maka akan tampak nyata, bahwa dalam setiap fase kehidupan manusia muncul realita-realita baru dan realita-realita baru ini wujudnya macam-macam, dapat berupa ide-ide (cita-cita), dapat berupa PENDIDIKAN PANCASILA rota Dewan Perwakilan Daerah nyelenggaraan merintahan di serasi dan Perwakilan Rakyat dan Ang9 yang dipilih melalui Pemilihan Umum, pe! pemerintahan Indonesia, pelaksanaan Pe daerah berdasarkan otonomi yang nyata dinamis, bertanggung jawab dalam rangka memperkuat negara kesatuan, poliik luar negeti yang bebas dan aktif. 4. Demokrasi dalam penyelenggaraan pertahanan keamanan negara diaksanakan dengan sistem Pertahanah Keamanan jifat kesemestaan, rta dalam rangka pemenuhan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA) yang bers! kerakyatan dan kewilayahan se hak dan kewajiban bela negara bagi setiap warga negara. | |

You might also like