(Ne ye o
pEMPAT MAZHAB a
SUJUD
Rukun shalat keenam adalah sujud, berdasarkan sabda Nabi 3:
ao ty at
> Al ot
“Kemudian bersujudlah hingga engkau bersujud dengan tenang.”
Sujud dilakukan dua kali pada setiap rakaat.
Terkait batasan sujud yang diwajibkan terdapat perbedaan menurut
berbagai mazhab.
el
yah
Mereka berkata, “Wajib bersujud di atas sebagian dahi, yaitu daerah
melingkar yang terletak di antara dua alis hingga bagian depan kepala. Untuk
itu, andaikan seseorang bersujud di atas salah satu pelipis, itu tidak cukup.
Dianjurkan bersujud di atas hidung dan dianjurkan untuk mengulans
shalat pada waktunya bagi siapa yang meninggalkan hal tersebut untuk
menjaga pendapat yang mewajibkan bersujud di atas hidung (waktu ya"
dimaksud adalah; untuk Zuhur dan Asar hingga matahari menguning, magh"®
dan Isya’ hingga terbit fajar, dan Subuh hingga terbit matahari).—— Fikih Empat Mazhab
untuk itu, misalkan seseorang bersujud di atas hidung saja tanpa bersujud
iatas dahi, itu tidak cukup. Sementara jika ia tidak mampu bersujud di atas
ahi, ia waj Derisyarat untuk sujud
Adapun sujud di atas kedua tangan, kedua lutut, dan ujung kedua kaki, itu
qunah. Dianjurkan untuk melekatkan seluruh dahiditanah dan memastikannya
penar-benar melekat di tanah.”
Mereka berkata, “Batas sujud yang diwajibkan adalah meletakkan sebagian
dari dahi meski hanya sedikit asalkan bisa disebut sujud. Adapun hanya
meletakkan sebagian dari hidung saja, itu tidak cukup kecuali jika ada uzur
menurut pendapat yang rajih. Adapun meletakkan pipi atau dagu saja, itu tidak
cukup secara mutlak-baik karena ada uzur maupun tidak. Harus meletakkan
salah satu dari kedua tangan, salah satu dari kedua lutut, dan sebagian dari
ujung-ujung salah satu dari kedua kaki meski hanya satu jari saja. Adapun
meletakkan sebagian besar dahi, itu wajib. Sujud yang sempurna terwujud
dengan meletakkan seluruh kedua tangan, kedua lutut, ujung-ujung kedua
kaki, dahi, dan hidung.”
DO uk Cua)
El
Mereka berkata, “Batas yang diwajibkan dalam sujud adalah meletakkan
sebagian dari tujuh anggota badan yang disebutkan dalam sabda Nabi x:
bela & Sy
eal
‘Aku diperintahkan untuk bersujud di atas tujuh tulang: dahi, kedua
‘angan, kedua lutut, dan ujung-ujung kedua kaki
Hanya saja Hanabilah berkata, “Sujud tidak terwujud kecuali dengan
Meletakkan sebagian dari hidung selain bersujud di atas tujuh anggota badan
“ersebut di atas,”
58g7.
Fikih Empat Mazhab
atkan harus
Sementara Syati'iyah berkata, "Sujud dis berada ai 4
telapak tangan bagian dalam dan jart-jari kedua kaki bagian dalam,” a
Disyaratkan dalam sahnya sujud; bersujud di atas sesuatu yang Kering
di mana dahi seseorang bertahan di atasnya dengan benar-seperti tikar ge
hamparan. Berbeda dengan kapas di mana dahi tidak bisa bertaha Aan di atasny,
dengan benar. Untuk itu, tidak sah bersujud di atas benda seperti ini, Sepen,
itu juga jerami, beras, jagung, dan semacamnya ketika dahi tidak bisa bertahan
di atasnya dengan benar. Adapun jika dahi bisa bertahan dengan bens
F, Suujud
di atas semua benda tersebut sah.
Dan disyaratkan agar tidak meletakkan dahi di atas telapak tangan. Apabilg
seseorang meletakkan dahi di atas telapak tangan, shalatnya batal
:
Mereka berkata, “Meletakkan dahi di atas telapak tangan saat sujud tidak
apa-apa, hanya makruh saja. “
Tidak mengapa ketika seseorang meletakkan dahi di atas sesuatu y
dikenakan atau dibawa yang ikut bergerak ketika ia bergerak, meski maknih
hukumnya seperti yang akan dijelaskan selanjutnya.
Mereka berkata, “Dalam
jud disyaratkan agar tidak meletakkan dahi ¢
atas hal seperti disebutkan di atas, Jika dahi diletakkan di atasnya, shalat bate
Kecuali jika bendanya panjang sekira tidak ikut bergerak ketika ia berger
Seperti halnya tidak bermasalah ketika ia bersujud di atas sapu tangan \*
ada di tangannya, karena sapu tangan memiliki hukum tersenditi.
isi
Tidak apa-apa bersujud di atas lingkaran serban, Dengan syarat Po
tidak lebih tinggi dari posisi kedua lutut saat sujud
390— == —————— Fikih Empat Mazhab
ae
ae berkata, “Sujud di atas lingkaran surban dan semacamnya-seperti
| span-tidak diperbolehkan jika menutupi seluruh dahi. Untuk itu, misalkan
perba
“ceorang tidak bersujud di atas dahi yang tersingkap,
ses
shalatnya batal jika
»rsangkutan melakuk
wang De ‘annya dengan sengaja dan tahu, kecuali jika ada
ur-seperti jika ia memiliki luka dan khawatir jika perban dilepas akan sangat
nemberatkan. Sujud orang yang bersangkutan dalam kondisi seperti ini sah.”
Terkait penentuan tingginya posisi kepala dari tanah saat sujud yang
membatalkan shalat, terdapat perbedaan pendapat berbagai mazhab.
Mereka berkata, “Tingginya posisi kepala dari tanah saat sujud yang
membatalkan shalat adalah ketika lebih dari setengah hasta. Kecuali dalam
salah satu permasalahan darurat karena berdesak-desakan, yaitu orang yang
shalat bersujud di atas punggung orang lain di depannya. Sujud seperti ini sah
dengan tiga syarat:
Pertama, tidak menemukan tempat longgar untuk meletakkan dahi di
tanah.
|
Kedua, keduanya (orang yang bersujud di atas punggung orang di
‘epannya, dan orang di depannya yang punggungnya digunakan sujud oleh
‘rang di belakangnya) berada dalam satu shalat yang sama.
Ketiga, kedua lutut berada di tanah.
Tika
@rat-syarat ini tidak dipenuhi, maka shalatnya batal.”
kepala dari tanah saat s ang
5 a ms
he Hereka berkata, “Tingginya po:
ng atalkan shalat adalah posisi sujud yang membuat orang yang shalat
~
pang dari kondisi shalat.”
——-Fikih Empat Mazhab —
Mereka berkata, “Ketika posisi dahi lebih tinggi dari posisi kedua tutu, jy
itu membatalkan shalat, Kecuali jika yang bersangkutan mengangkat pani
dan daerah sekitarnya melebihi posisi kepala dan kedua pundak, saat i,
shalatnya sah.”
Intinya menurut mereka ini adalah membalikkan badan (yaitu mengangkar
bagian bawah tubuh lebih tinggi dari bagian atas tubuh dalam sujud) sekir,
tidak ada uzur, seperti sujudnya wanita hamil, karena membalikkan posi
tubuh dalam sujud tidak wajib baginya jika ia mengkhawatirkan suatu bahay
Cc
Mereka berkata, “Apabila ketinggian dahi dari posisi tanah cukup tinggi-
seperti kursi yang melekat dengan tanah-sujud di atas kursi seperti ini tidak sah
menurut pendapat yang menjadi acuan mazhab. Sementara jika tidak terlalu
tinggi-seperti tasbih, kunci, dan tas-tidak ada perbedaan pendapat terkait
keabsahan bersujud di atas benda-benda ini. Hanya saja menyalahi yang lebih
utama.”
a ee earccaaa 02 ee