You are on page 1of 29
Menimbang Mengingat = Menteri Perindustrian Republik Indonesia KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 513/M-IND/Kep/12/2015 TENTANG PENETAPAN STANDAR INDUSTRI HIJAU UNTUK INDUSTRI UBIN KERAMIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam rangka mendorong motivasi perusahaan industri untuk menerapkan industri hijau dengan cara melakukan upaya pemanfaatan sumber aya secara efisien, efektif, dan berkelanjutan, dipandang perlu menetapkan Standar Industri Hijau untuk Industri Ubin Keramik; b. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perindustrian tentang Penetapan Standar Industri Hijau untuk Industri Ubin Keramik; 1. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5083); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional Tahun 2015-2035 (Lembaran Negara _ Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 567 1); +2 Keputusan Menteri Perindustrian RI Nomor : 513/M-IND/Kep/12/2015, 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; 6. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian; 7. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019; 8. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M- IND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja; 9. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 51/M- IND/PER/6/2015 tentang Pedoman Penyusunan Standar Industri Hijau; MEMUTUSKAN Menetapkan KESATU : Menetapkan Standar Industri Hijau untuk Industri Ubin Keramik sebagaimana tereantum dalam Lampiran Keputusan Menteri ini. KEDUA : Dokumen Standar Industri Hijau sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KETIGA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal : 14 Desember 2015 5 i MENTERI PERINDUSTRIAN Salinan sesuai dengan aslinya REPUBLIK INDONESIA. Sekretariat Jenderal Fre 3 rian Perindustrian Rtas SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan Kepada: Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian; Para Pejabat Eselon II di lingkungan Kementerian Perindustrian; Kepala Biro Hukum dan Organisasi; Pertinggal ‘ae LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR — : 513/M-IND/Kep/12/2015 TANGGAL : 14 Desember 2015 Urut Nomor DAFTAR PENETAPAN STANDAR INDUSTRI HIJAU Nomor Standar Industri Hijau Judul Standar Industri Hijau | @) (2) (3) SIH 23929.1:2015 Industri Ubin Keramik Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Perindustrian dan Organisasi, MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA ttd. SALEH HUSIN STH 23929.1:2015 SIH Standar Industri Hijau INDUSTRI UBIN KERAMIK Kementerian a a, } Perindustrian tw) REPUBLIK INDONESIA INDUSTRI HUAU STH 23929.1:2015 Daftar isi Daftar isi . Prakata .. Ruang Lingkup ‘Acuan Normatif Definisi.. Simbol dan Singkatan Istilah .. Persyaratan Teknis Persyaratan Manajemen... Bibliografi. Bagan Alir ON aunRWNHHe 1]SIH Ubin Keramik SIH 23929,1:2015 Industri ubin keramik 1 Ruang Lingkup Standar ini menguraikan definisi, persyaratan teknis, batasan, metode verifikasi, serta persyaratan manajemen bagi industri ubin keramik . Ruang lingkup Standar Industri Hijau bagi industri ubin keramik mencakup aspek-aspek: 1) Bahan baku 2) Bahan penolong 3) Energi 4) Air 5) Proses produksi 6) Produk 7) Limbah 8) Emisi CO2 9) Persyaratan Manajemen 2 Acuan Normatif = SNI ISO 9001:2008 Sistem Manajemen Mutu ~ Persyaratan * SNI ISO 19-14001-2005 Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan dan Panduan Penggunaan = SNI ISO 50001:2012 Sistem Manajemen Energi = SNI ISO 13006: 2010 = SNI7188.8:2013 Kriteria Ekolabel Ubin Keramik 3 Defi 3.1 Industri Hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi linakungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. 3.2. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. 3.3. Standar Industri Hijau adalah standar industri yang terkait dengan bahan baku, bahan penolong, energi, proses produksi, produk, manajemen pengusahaan, pengelolaan limbah dan/atau aspek lain yang dibakukan dan disusun secara konsesus oleh semua pihak yang terkait yang bertujuan untuk mewujudkan industri hijau. 3.4 Perusahaan industri adalah setiap orang yang melakukan kegiatan di bidang usaha industri yang berkedudukan di Indonesia. 3.5. Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi. 31SIH Ubin Keramik SIH 23929,1:2015 3.6 Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisasi, baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum. 3.7. Bahan baku adalah bahan mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi yang dapat diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. 3.8 Bahan penolong adalah bahan pembantu yang ditambahkan dalam proses produksi bahan baku untuk memperbaiki sifat-sifat fisik (physical properties). 3.9 Ubin keramik adalah lempeng tipis yang dibuat dari lempung/tanah liat dan atau material anorganik Iain, biasanya digunakan untuk melapisi dinding dan lantai, pada umumnya dibentuk dengan cara ekstrusi (A) atau dipress/ditekan (B) pada suhu tuang, tetapi dapat juga dibentuk dengan proses lain (C), kemudian dikeringkan dan sesudah itu dibakar pada suhu yang cukup untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan; ubin dapat diglasir (GL) atau tanpa glasir (UGL), tidak mudah terbakar dan tidak dipengaruhi cahaya 3.10 Bahan baku badan keramik adalah bahan mentah seperti feldspar, ball clay, pasir kwarsa dan kaolin yang umum dipakai dalam pembuatan keramik. 3.11 Glasir adalah lapisan gelas tipis yang melapisi permukaan ubin dan tidak tembus cairan, 3.12 Daya biodegradasi adalah indikator tingkat kemudahan suatu senyawa terural secara alamiah karena kegiatan mikroorganisme menjadi unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang lebih sederhana. 3.13 OEE (Overall Equipment Effectiveness) adalah metode pengukuran_terhadap performance yang berhubungan dengan ketersediaan (availability) proses, produktivitas dan kualitas yang berfungsi untuk mengetahui efektifitas penggunaan mesin, peralatan, waktu serta material dalam sebuah sistem operasi di industri 3.14 Rasio produk terhadap penggunaan bahan baku adalah perbandingan produk akhir (ton) yang dihasilkan terhadap jumlah bahan baku (ton). 3.15 MSDS adalah lembar keselamatan bahan yang berisi informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya dan merupakan protokol keselamatan. dan keamanan kerja, digunakan secara luas di dalam laboratorium, industri, serta pihak- pihak yang bekerja dengan bahan kimia. 4 Simbol dan Singkatan Istilah CoA: Certificate of Analysis MSDS : Material Safety Data Sheets (lembar data keselamatan bahan) M)—: Mega Joule KWH: Kilowatt Hour TKDN : Tingkat Kandungan Dalam Negeri 4|SIH Ubin Keramik 5 Persyaratan Tek No Es Kriteri Bahan Baku 1.1. Perolehan bahan eee Bahan baku badan SIH 23929,1:2015 een ul Perusahaan industri Badan baku badan diperoleh dari menunjukkan ijin pertambangan/ quarry | perolehan bahan | yang melaksanakan | baku dari sumbernya pengelolaan dari pihak berwenang penambangan dan | yang masih berlaku pengelolaan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang relevan. 1.2. Spesifikasi bahan | Spesifikasi bahan Perusahaan industri baku: baku diketahui melampirkan lembar data keselamatan bahan (MSDS) atau spesifikasi bahan berdasarkan hasil uji dari laboratorium independen. !L.3. Penanganan Penanganan bahan | Perusahaan industri bahan baku baku dilakukan menunjukkan bukti sesuai prosedur pelaksanaan prosedur penanganan bahan baku meliputi penerimaan, penyimpanan, pengangkutan dan penggunaan. 11.4, Rasio produk Produk keramik (Bla, | Verifikasi perhitungan terhadap Bib, Bila, BIIb, BIIT) | rasio produk penggunaan minimum 90% terhadap bahan baku penggunaan bahan baku. 2 | Bahan kandungan bahan Tidak ada Verifikasi pernyataan tambahan berbahaya pada bahan tertulis tentang pada bahan | tambahan kesesuaian terhadap baku badan kriteria kandungan bahan berbahaya disediakan oleh perusahaan industri Melampirkan lembar data keselamatan bahan (material safety data sheets) atau CoA terhadap bahan tambahan yang digunakan atau spesifikasi bahan yang digunakan berdasarkan hasil uji 5|SIH Ubin Keramik Energi Listrik Cae) Konsumsi energ} listrik (kWH/m?) SIH 23929.1:2015 | a. Produk keramik — | (Bila, Bib, BI) | Berglasir Maksimum 2,25 kWh/m? atau 112,5 kWh/ton | b. Keramik Bla dan Bib: Berglasir (GL) dan tidak bergiasir (UGL): maksimum | 2,7 kWh/m? atau | een eae dari laboratonum independen. Metode pengujian zat berbahaya dilakukan oleh lembaga yang berwenang) Verifikasi perhitungan dan pernyataan tertulis tentang kesesuaian tethadap kriteria penggunaan energi listrik spesifik disediakan oleh perusahaan industri 90 kWh/ton Energi panas | Penggunaan energi a. Produk keramik | Verifikasi perhitungan panas spesifik untuk (Bila, Bllb, BII): | dan pernyataan pembuatan ubin Berglasir: tertulis tentang keramik (Nm?/m?) Maksimum 2,4 kesesuaian terhadap Nm?/m? atau 120 | kriteria penggunaan Nm*/ton energi panas spesifik disediakan oleh e Poe Bla dan | perusahaan industri Berglasir dan tidak berglasir: | maksimum 2,88 | Nm?/m? atau 96 | Nm*/ton Air 5.1. Penggunaan air | Produk keramik(Bla, | Verifikasi perhitungan pada proses Bib, Blla, BIlb, BIII) | tertulis perusahaan | produksi berglasir dan tidak | tentang penggunaan berglasir: Maksimum | air dalam proses 0,015 m'/m? atau | 0,75 m?/ton | 5.2. Rasiodaur ulang | Produk keramik (Bla, | Verifikasi perhitungan | air limbah proses | 8Ib, Blla, BIIb, BITI) | dan pernyataan | produksi berglasir dan tidak | tentang kesesuaian | berglasir minimum | terhadap kriteria, 85% disediakan oleh Perusahaan industry Proses 6.1. Kinerja Peralatan | Produk keramik(Bla, | Verifikasi perhitungan Produksi yang dinyatakan | Blb, BIla, BIIb, BIT) | OEE dan laporan dalam Overat! Equipment Effectiveness (CEE) berglasir dan tidak berglasir minimum 92% 61 ‘operasional yang disediakan oleh perusahaan industri H Ubin Keramik es Cea 6.2. Tingkat kegagalan produksi (reject rate) tahunan output kiln 7. | Produk 8 | Kemasan 7.4. Spesifikasi produk 7.2. Pelepasan bahan berbahaya 8.1. Terbuat dari bahan yang bersifat dapat dipakai ulang (reuseable) atau dapat didaur ulang (recycleable) atau mudah terurai secara alamiah (biodegradable 8.2. Bahan kemasan berasal dari industri kemasan berbahan dasar daur ulang 8.3, Kandungan berbahaya pada kemasan SIH 23929,1:2015 Eee ena Produk keramik(Bla, | Verifikasi Bib, Bla, Bllb, BIH) | tentang kegagalan berglasir dan tidak | produksi yang berglasir maksimum | disediakan oleh 2% perusahaan industri Sesuai dengan Perusahaan industri | kriteria yang menunjukkan | ditetapkan SNI ISO | sertifikasi produk | 13006: 2010 berdasarkan SNI ISO Memenubi batasan | Perusahaan industri kriteria yang menunjukkan hasil uji produk untuk pengujian zat berbahaya oleh lembaga yang berwenang atau lab terakreditasi ditetapkan SNI Kriteria ekolabel ubin keramik 100 % Verifikasi kemasan pemasok kemasan 100 % Verifikasi kemasan Tidak menggunakan | Perusahaan industri bahan kemasan yang | melampirkan lembar mengandung PVC/ | data keselamatan PVDC | bahan (material safety data sheets) | atau spesifikasi bahan berdasarkan hasil uji dari laboratorium independen tertulis perusahaan industri tentang jenis dan sifat bahan digunakan dilengkapi dengan pernyataan tertulis dari perusahaan pemasok a laporan pernyataan yang bahan pernyataan 75TH Ubin Keramik SIH 23929.1:2015 ed cers Perea) Batasan Prenat ees 9 | Limbah 9.1. Pengelolaan Melakukan Memenuhi Baku Mutu Limbah pengelolaan semua | Lingkungan dan limbah yang perijinan sesuai ditimbulkan oleh peraturan kegiatan industri perundang-undangan + — 9.2. Tingkat daur ulang |@. Produk keramik | Verifikasi laporan dan/atau daur (Bila, BIIb, 8111) | perhitungan daur pakai limbah padat minimum SO % ulang limbah_ pada proses setempat (on-site) | produksi keramik |b. Produk keramik — | yang disediakan oleh Bla dan BIb perusahaan industri ~ Berglasir minimum 80% i - tidak berglasir | minimum 80% | 10 | Emisi gas Emisi GRK a. Produk keramik (_ | Verifikasi laporan rumah kaca Bila, BIlb, BIIT) | pengukuran dan | maksimum 0,46 | pemantauan data | tCO,/m’ produk | emisi GRK oleh pihak | atau 23 tCO,/ton_| berwenang produk b. Produk keramik Bla dan Bib maksimum 0,55 tCO,/m* produk 18,33 tCO,fton AL produk = 1 | Kebijakan dan | Organisasi 6 Persyaratan Manajemen roar) Rerreonioe b. Program pelatihan/ 1.1. Kebijakan | Perusahaan wajib | Periksa dokumen Indust’ | memiliki kebijakan_ | Kebijakan penerapan Hijau | tertulis Penerapan industri hijau yang | Industri Hijau ditandatangani oleh | pimpinan puncak 1.2. Organisasi | a. Keberadaan Periksa dokumen Industri organisasi dan tim | penetapan organisasi Hijau pelaksana dan tim pelaksana enerapan industri | penerapan industri hijau hijau di yang ditandatangani | perusahaan leh pimpinan puncak Periksa sertifikat/bukti | pelatihan/peningkatan | peningkatan Kapasitas SDM tentang | Kapasttas Sumber | just hijau | Daya Manusia | (SDM) tentang | industri hijau | 8/SIH Ubin Keramik 2015 oo cS a Ertan Rerenenies 1.3, Sosialisasi | Terdapat kegiatan —_| Periksa bukti kenadiran Kebijaken | sosialisasi kebijakan | atau dokumentasi atau dan dan organisasi fotokopi media Organisasi | Industri Hijau di sosialisasi tentang Industri perusahaan kebijakan dan organisasi Hijau | industri hijau di perusahaan 2 | Perencanaan | 2.1. Tujuan dan | Perusahaan memiliki | Periksa dokumen tujuan Strateais Sasaran | Rencana strategis__| dan sasaran penerapan Industri (Renstra) dan Industri Hijau di | Hijau rogram untuk perusahaan mencapai tujuan dan sasaran dari kebijakan penerapan Industri Hijau 2.2, Perencanaan | Perusahaan memiliki | Periksa dokumen Strategis Rencana strategis Renstra dan Program dan (Renstra) dan yang mencakup : | Program program untuk — mencapai tujuan dan | ~ pipet Renagunean sasaran dari kebijakan : Penerapan Indust’ | ___efisiensi penggunaan Hijau energi; - Efisiensi penggunaan | air; > Konservasieneraiy | - Konservasi air; = Pengurangan emisi | GRK; = Pengurangan limbah (83. dan Non 83) | = Jadwal pelaksanaan, penanggung jawab, | dan alokasi dana | Dokumen Renstra dan Program ditandatangani oleh pimpinan puncak 3 | Pelaksanaan —_| 3.1. Pelaksanaan | Program dilaksanakan | Periksa bukti | dan Program sesuai dengan jadwal, | pelaksanaan program: | Pemantauan dan dilaporkan secara | - Dokumentasi | berkala kepada pelaksanaan program: | manajemen serta | « Efisiensi penggunaan | mendapatkan | bahan baku, | persetujuan dari | © Efisiensi penggunaan | | manajemen puncak |” energi; | | | « Efisiensi penggunaan | air; + Konservasi energl; = Konservasi air; 9|SIH Ubin Keramik (acue! Pemantauan program dilaksanakan secara_| berkala dan hasilnya | dilaporkan sebagai bahan Tinjauan Manajemen puncak | dan masukan dalam | melakukan perbaikan berkelanjutan 3.2. Pemantauan Program Bibliografi UU No 3 tahun 2014 tentang Perindustrian | | SIH 23929.1:2015 Metode Verifikasi * Pengurangan emisi GRK; * Pengurangan limbah (B3 dan Non B3) ~ Dokumentasi realisasi alokasi anggaran untuk pelaksanaan program yang telah direncanakan ~ Bukti persetujuan pelaksanaan program dari manajemen puncak Periksa laporan hasil Pemantauan program dan bukti pendukung baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal. Laporan yang dilakukan ‘secara internal, divalidasi oleh manajemen puncak. UU No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UU no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas khususnya Pasal 74 : Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PP Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun Kepmen LH No:KEP-13/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Kementerian Lingkungan Hidup, Metodologi Penghitungan Tngkat Emisi GRK Proses Industri dan Pengunaan Produk, Kemenperin, Draft Petunjuk Teknis Perhitungan Emisi GRK Sektor Industri, 2012 10|SIH Ubin Keramik STH 23929.1:2015, 8 Bagan Alir Smeviea | Ca cea) {control tem controutem : | Rheology I ‘Vescosity | 7 = | Appearance cane omy = | om | Sate | Fares | ‘ey cowvenns | | into femme | conn eee wrk | ete, eran f | Sate TILE to ota enone 7 | tersenes rae a [ Songs | wate anes main Ta ia ol a me Nowe leew me Sl 11]SIH Ubin Keramik STH 23929,1:2015 SIH Lampiran INDUSTRI UBIN KERAMIK bt Kementerian Py eo Perindustrian tes REPUBLIK INDONESIA INDUSTRI HUAU 2015 A. Aspek Teknis Coreuc) ened Bahan Baku 1.1. Perolehan bahan | Bahan baku badan Perusahaan industri Badan baku badan Giperoleh dari menunjukkan ijin pertambangan/ quarry | perolehan bahan | yang melaksanakan baku dari sumbernya | pengelolaan dari pihak berwenang Penambangan dan yang masih berlaku pengelolaan lingkungan sesuai dengan eraturan perundang- undangan yang relevan. 1.2. Spesifikasi bahan | Spesifikasi bahan baku_| Perusahaan industri baku diketahui melampirkan lembar | data keselamatan | bahan (MSDS) atau | spesifikasi bahan | berdasarkan hasil uji | | | | | dari laboratorium independen. 1.3. Penanganan Penanganan bahan —_| Perusahaan industri bahan baku dilakukan sesuai menunjukkan bukt! prosedur pelaksanaan prosedur penanganan bahan baku meliputi penerimaan, penyimpanan, Pengangkutan, dan pemakaian. 1. Penjelasan: Pemenuhan sertifikasifizin bahan baku dimaksudkan untuk memenuhi standar mutu dan keamanan yang mengacu pada standar nasional atau internasional. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Bukti sertifikat/izin perolehan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi MSDS untuk chemicals dan CoA untuk bahan Data Primer: \Wawancara terkait dengan sertifikasi bahan baku. 3. Cara Verifikasi : Identitikasi ijin perolehan bahan baku dari sumbernya dari pihak berwenang Identifikasi pengelolaan penambangan/quarry dan pengelotaan lingkungan Identifikasi prosedur penanganan bahan baku meliputi penerimaan, penyimpanan, pengangkutan dan pemakaian 1|Lampiran Ubin Keramik ‘SIH 23929.1:2015 1.4. Rasio produk —_| Produk keramik (Bla, _| Verifikasi perhitungan | terhadap Bib, Bila, BIIb, BIII) rasio produk | ; pemakaian | minimum 90% terhadap pemakaian | | bahan baku bahan baku. 1. Penjelasan Optimasi dan minimasi penggunaan bahan baku merupakan elemen terpenting dalam enerapan konsep industri hijau pada industri. Dengan menggunakan bahan baku secara efisien akan berdampak positif terhadap pengurangan biaya produksi sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Pemenuhan tingkat rasio satu satuan satu satuan produk yang dihasilkan terhadap penggunaan satu satuan bahan baku merupakan sasaran penerapan industri hijau 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Data penggunaan bahan baku pada periode 1 tahun. Neraca Massa + Data produksi aktual pada periode 1 tahun. + Diagram proses produksi Data Primer: Observasi lapangan dan wawancara 3. Cara Verifikasi : + Analisa data penggunaan bahan baku + Analisa data produksi aktual + Hitung efisiensi penggunaan material input terhadap produk dengan formula berikut Res = P/B x 100% Ree Rasio Produk terhadap Bahan Baku (%) P Jumiah produk akhir yang dihasilkan dalam satu periodet tahun (ton) B Jumiah total pemakaian bahan baku dalam periode 1 tahun (ton, basis kering) Peary Pree Reena Bahan Kandungan bahan Tidak ada Verifikasi pernyataan tambahan _| berbahaya pada tertulis tentang pada bahan bahan tambahan kesesuaian terhadap baku badan | kriteria kandungan bahan berbahaya disediakan oleh perusahaan industri Melampirkan lembar data keselamatan bahan (material safety data sheets) atau CoA terhadap bahan tambahan 2|Lampiran Ubin Keramik SIH 23929.1:2015 j [yang digunakan atau | | spesifikasi bahan | i yang digunakan | | i berdasarkan hasil uji | | | dari laboratorium i | independen. | | | Metode pengujian zat | | | berbahaya dilakukan | | oleh lembaga yang | | | berwenang 1, Penjelasan: Salah satu cara mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan Kesehatan manusia dilakukan dengan_membatasi kandungan bahan berbahaya di dalam bahan tambahan yang digunakan dalam proses. 2. Sumber Data/Informa: Data Sekunder: + Daftar atau informasi material input yang digunakan (faktur pembelian bahan, manifest pengadaan bahan dari supplier). Daftar atau Katalog material input ramah lingkungan dari berbagai referensi atau pustaka yang tersedia. MsDs Data Prim Rekaman observasi lapangan dan wawancara 3. Cara Ver kasi: + Identifikasi dan evaluasi jenis, kategori dan sumber bahan penolong yang digunakan pada industri dari data yang diperoleh. Bila diperlukan gunakan sumber informasi atau daftar panduan berbagai bahan berdasarkan referensi yang ada (peraturan, data empiris, hasil riset, dan lain-lain). Identifikasi MSDS atau CoA terhadap bahan tambahan yang digunakan atau spesifikasi bahan yang digunakan berdasarkan hasil uji dari laboratorium terakreditasi Identifikasi pengujian kandungan zat berbahaya dilakukan oleh lembaga yang berwenang aa) Creel Reeder 3. | Energi Listrik | Konsumsi energi a. Produk keramik | Verifikasi perhitungan listrik (kWH/m?) (Bila, B11b, BITT) | dan pemyataan | Berglasir | tertulis tentang Maksimum 2,25 | kesesuaian terhadap | kWH/m? atau kritena penggunaan 112,5 kWH/ton_| energi listrik spesifik disediakan oleh D Keromiale dan | Sotcatoo nk Berglasir (GL) dan tidak berglasir (UGL): maksimum | 2,7 kWh/m2 atau 90 kWh/ton 3|Lampiran Ubin Kera SIH 23929,1:2015 Energi panas | Pemakaian energi | a. Produk keramik —_| Verifikasi perhitungan ‘| | Panas spestfik untuk |” (Bila, Bib, BIT): | dan pernyataan pembuatan ubin a tertulis tentang | | keramik (Nm?/m?) | eau oa kesesuaian terhadap | Bea kriteria penggunaan hm ara a0 | pene | disediakan oleh |b. Keramik Bla dan | perusahaan industri Bib: j | Berglasir dan tidak berglasir | maksimum 2,88 Nm?/m? atau 96 Nm*/ton 1, Penjelasan Indikator kinerja energi yang umum digunakan adalah konsumsi energi panas spesifik dan konsumsi energi listrik spesifik. Besar pengurangan konsumsi enerai di industri keramik — dihitung dari besar_—penghematan yang _—diperoleh_— dengan mengimplementasikan program konservasi energi. Untuk mengkuantifikasi besar penurunan konsumsi energi diasumsikan bahwa terjadi pengurangan energi dan emisi berdasarkan jenis teknologi yang implementasikan pada periode waktu tertentu. Batasan pemakaian listrik adalah listrik yang digunakan untuk keperluan perusahaan 1 m2 produk keramik diasumsikan sama dengan 20 kg produk keramik 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Data penggunaan enerai panas pada periode 1 tahun. Data penggunaan energ| listrik pada periode 1 tahun, Data produksi aktual pada periode 1 tahun. Neraca energi Data Primer: REkaman observasi lapangan dan wawancara terkait dengan sumber energi dan enggunaan energi pada peralatan pemanfaat energi Rekaman observasi rekaman pengukuran pada alat ukur energi (flowmeter, kwh meter) 3. Cara Verifikasi : Analisa data penggunaan enerai panas dan energi listrik Analisa data produksi. Hitung konsumsi energi panas spesifik dengan formula berikut ke,S = 22 KE,S Konsumsi energi panas spesifik (Nm’/m* produk) BB : Jumlah konsumsi bahan bakar dalam satu periode produksi yang ditetapkan (Nm*) Pp : Jumlah produk dalam satu periode produksi yang ditetapkan (Mm A|tampiran Ubin Keramik SIH 23929,1:2015 Untuk industri yang _menggunakan bahan bakar lain selain gas, konsumsinya dikonversikan dalam satuan Nm3 gas Hitung konsumsi energi listrik spesifik dengan formula berikut : Kes = KES Konsumsi energi listrik spesifik (kWh/m* produk) KL Jumlah konsumsi listrik dalam satu periode produksi yang ditetapkan (kwh) P : Jumlah produk dalam satu periode produksi yang ditetapkan (m*) Cateuc) Ree eaien 5 | Air 5.1 Pemakaian air | Produk keramik(Bla, _| Verifikasi perhitungan pada proses —_| Bb, Bila, BIIb, BIIT) | tertulis perusahaan produksi berglasir dan tidak tentang pemakaian berglasir: Maksimum | air dalam proses 0,015 m*/m? atau 0,75 m*/ton Er ae ee | 5.2 Rasio daur Produk keramik(Bla, Verifikasi perhitungan | ulang air limbah | BIb, Bila, BIIb, BIII) dan pernyataan | proses produks! | berolasir dan tidak | tentang Kesesuaian | berglasir minimum terhadap kriteria, | 85% disediakan oleh Perusahaan industri 1. Penjelasan Efisiensi penggunaan air merupakan salah satu upaya untuk menjaga keberianjutan sumber daya air dan keberlanjutan industri. Efisiensi penggunaan air dapat diartikan dengan penggunaan air lebih sedikit untuk menghasilkan jumiah produk yang sama. 1 m2 produk keramik diasumsikan sama dengan 20 kg produk keramik Air daur ulang adalah total air re-use (tidak diproses) dan air recycle di dalam proses produksi 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: + Data penggunaan air yang digunakan untuk proses produksi dan utilitas pada periode 1 tahun Data produksi aktual pada periode 1 tahun Laporan pelaksanaan program efisiensi air diproses produksi dan utilitas. Data Primer + Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan penggunaan air bagi industri (sumber dan jumiah kebutuhan air), 3. Cara Verifikasi : + Analisa data penggunaan air. + Hitung intensitas penggunaan air pada periode 1 tahun (make up water) KAS = SA S|lampiran Ubin Keramik SIH 23929.1:2015 KAS : Konsumsi air spesifik (m?/m? produk) KA : Konsumsi air untuk proses produksi dan utilitas pada periode waktu yang ditetapkan (m*) Pp : Jumlah produk dalam satu periode produksi yang ditetapkan (m’) Hitung rasio daur air pada periode 1 tahun = Humiah air yana di daur utang (m3) Resa = “Fumtah total pengqunaan alr (ma) * 100% Rae Rasio daur ulang air (%) eae fee 6 | Proses 6.1. Kinerja Peralatan | Produk keramik(Bia, | Verifikasi perhitungan Produksi yang dinyatakan | BIb, Bila, Bllb, BIN) | OEE dan laporan dalam Overall | berglasir dan tidak operasional yang Equipment berglasir minimum _| disediakan oleh | Effectiveness | 92% perusahaan industri | (OEE) = 7 = Even a [Pain ved tate et] | 6.2. Tingkat Produk keramik(Bla, | Verifikasi laporan | kegagalan Bib, Bila, BIIb, BIIT) | tentang kegagalan produksi (reject | berglasir dan tidak produksi yang rate) tahunan | berglasir maksimum —_| disediakan oleh | output kiln | 2% perusahaan industri Fil 2 njelasan Overall Equipment Effectiveness atau biasa kenal dengan singkatan OEE merupakan metode untuk mengetahui tingkat kesempurnaan proses produksi. Proses yang sempurna adalah proses yang hanya menghasilkan output yang baik, dalam waktu secepat mungkin, tanpa ada down time. OEE adalah matriks yang mengidentifikasi presentase waktu produktif dari keseluruhan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan aktifitas produksi. a. Availability Index : waktu produksi sebenarnya dibandingkan dengan waktu produksi yang direncanakan. Jika nilai Availability 100%, artinya proses selalu berjalan dalam waktu yang sesuai dengan waktu produksi yang telah direncanakan (tidak pernah ada down time). b. Production Performance Index : tingkat produksi sebenarnya dibandingkan dengan tingkat produks! yang terbaik (best demonstrated production rate). . Quality Performance Index. kualitas produk sebenarnya dibandingkan dengan target kualitas. Hal ini berkaitan dengan jumlah produk defect dan scrap. Nilai 100% untuk Quality menunjukkan bahwa produksi tidak menghasilkan produk cacat sama sekali 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: + Data peralatan utama dalam proses produksi + Data jam atau hari operasional peralatan utama Data produksi, jumlah produk reject, defect dan scrap Hasil perhitungan Overall Equipment Effectiveness 6|Lampiran Ubin Keramik SIH 23929,1:2015 Data Primer: Wawancara terkait dengan kinerja mesin/peralatan Rekaman observasi kinerja peralatan, produksi dan mutu produk. 3. Cara Verifikasi : ‘Tahapan perhitungan Overall Equipment Effectiveness meliputi Availability Index = Actual Production Time / Planned Production Time x 100% Production Performance Index = (Total Pieces / Operating Time) / Ideal Run Rate x 100% Quality Performance Index = Good Pieces / Total Pieces x 100% + Overall Equipment Effectiveness dihitung dengan formula: OEE = Availability Index x Performance Index x Quality Index Tingkat kegagalan produksi (reject rate=Rj) dihitung dengan formula “= produke defect dan scrap (m2) Rye otal produk (may ~ 100% Produk defect adalah produk gagal yang tidak dapat di-reuse dan tidak memiliki nilai ekonomis i foeue) eer eeaen 7 7.1. Spesifikasi Sesuai dengan kriteria | Perusahaan industri produk yang ditetapkan SNI__ | menunjukkan ISO 13006: 2010 Sertifikasi: produk berdasarkan SNI ISO 13006: 2010 7.2, Pelepasan bahan | Memenuhi batasan Perusahaan industri berbahaya kriteria yang ditetapkan | menunjukkan hasil uji SNI 7188.8:2013 produk untuk Kriteria ekolabel ubin | Pengulian zat berbahaya oleh lembaga yang berwenang atau lab terakreditasi keramik 1. Penjelasan: + Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan Kesehatan dilakukan dengan membatasi kandungan bahan berbahaya di dalam produk. 2. Sumber Data/Informasi: Data Sekunder: Hasil uji Data Primer: + Rekaman observasi lapangan dan wawancara T\Lampiran Ubin Keramik SIH 23929.1:2015 3. Cara Verifikasi : + Identifikasi hasil uji produk dari laboratorium terakreditasi atau lembaga terakreditasi sesuai kriteria SNI era) IC rT 8 | Kemasan 8.1. Terbuat dari 100 % Verifikasi pernyataan i bahan yang tertulis perusahaan bersifat dapat industri tentang jenis dipakai ulang dan sifat bahan (reuseable) atau kemasan yang dapat didaur digunakan dilengkapi ulang dengan pernyataan (recycleable) pemasok bahan atau mudah kemasan terurai secara alamiah (Biodegradable) | | 8.2. Bahan kemasan_ | 100 % Verifikasi pernyataan | berasal dari | tertulis dari | industri kemasan | perusahaan pemasok | berbahan dasar | kemasan | daur ulang | | 8.3. Kandungan | Tidak menggunakan Perusahaan industri | berbahaya pada | bahan kemasan yang | melampirkan lembar kemasan | mengandung pvc/ | data keselamatan | PVDC bahan (material j | safety data sheets) atau spesifikasi | bahan berdasarkan hasil uji dari laboratorium | independen 1. Penjelasan: Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan dilakukan dengan membatasi kandungan bahan berbahaya di dalam bahan kemasan Batasan kemasan yang dimaksud di sini adalah karton box. 2. Sumber Data/Informasi: Data Sekunder: Daftar atau informasi material kemasan yang digunakan (faktur pembelian bahan, manifest pengadaan bahan dari supplier). Daftar atau katalog material input ramah lingkungan dari berbagai referensi atau pustaka yang tersedia. Data Primer: Rekaman observasi lapangan dan wawancara B|Lampiran Ubin Keramik STH 23929,1:2015 3. Cara Verifikasi : Identifikasi dan evaluasi jenis, kategori dan sumber kemasan yang digunakan pada industri dari data yang diperoleh. Bila diperiukan gunakan sumber informasi atau daftar panduan berbagai bahan berdasarkan referensi yang ada (peraturan, data empiris, hasil riset, dan lain-lain) Identifikasi MSDS atau spesifikasi bahan kemasan yang digunakan Identifikasi hasil uji bahan kemasan dari laboratorium terakreditasi atau lembaga terakreditasi sesuai ISO/IEC 17025. Re anu arene) Memenuhi Baku Mutu 9.1. Pengelolaan Limbah Melakukan pengelolaan semua limbah yang —_| Lingkungan dan ditimbuikan oleh erijinan sesuai kegiatan industri Peraturan perundang-undangan 9.2, Tingkat daur |. Produk keramik Verifikasi laporan ulang dar/atau | (Blo, Bila, BlIb, | perhitungan daur daur pakai BIL) minimum 50 | ulang limbah limbah padat % setempat (on-site) pada proses yang disediakan oleh | produksi keramik | Produk Keramik Bla | Fer cahaan industn | ~ Berglasir minimum 80% tidak berglasir minimum 80% 1. Penjelasan: Kewajiban industri untuk melakukan pengelolaan limbah (cair, padat, emisi udara) merupakan upaya pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan dan upaya Perlindungan dan pengelolaan lingkungan secara berkesinambungan. Untuk merinimasi dampak limbah terhadap lingkungan dapat mengacu pada baku mutu yang telah ditetapkan. Ukuran kinerja perusahaan akan terlihat bagaimana upaya dan target pemenuhan terhadap baku mutu lingkungan ini dapat dicapai atau adanya perbaikan (peningkatan) pemenuhan baku mutu yang telah ditetapkan. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah cair (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah cair) Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah padat (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah padat) Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah gas dan debu (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah gas dan debu) Data Primer: Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah cair. Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah padat Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah gas dan debu. Q|Lampiran Ubin Keramik SIH 23929,1:2015 3. Cara/Justifikasi Penilaiar Evaluasi laporan baku mutu limbah cair Evaluasi laporan baku mutu imbah padat Evaluasi laporan baku mutu imbah gas dan debu Re= waste yang diolah kembati (ton) total waste dalam 1 raha (con) * 100% Rau! tingkat daur ulang Peek Verifikasi laporan pengukuran dan pemantauan data emisi GRK oleh pihak berwenang pereael Emisi GRK ‘2. Produk keramik (Blb, Bila, BIIb, BIIT) maksimum 0,46 tCO,/m? produk atau 23 tCO,/ton produk Emisi gas. rumah kaca Produk keramik Bla dan Bib maksimum 0,55 tCO,/m? produk 18,33 _ tCO,/ton produk a 1. Penjelasan Kegiatan industri merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) di antaranya emisi CO2, yang diyakini menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Oleh sebab itu periu komitmen dan kebijakan dari pihak perusahaan untuk ikut berpartisipasi dalam upaya penurunan emisi GRK. Komitmen dan kebijakan tersebut selanjutnya akan dijadikan target/ KPI perusahaan. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Kebijakan dan program penurunan emisi GRK KPI perusahaan terkait upaya penurunan emisi GRK Laporan pelaksanaan program Data Primer: Wawancara terkait kebijakan, program dan implementasi program penurunan emisi GRK. Perhitungan emisi CO2 3. Cara Verifika: Secara_umum, perhitungan gas rumah kaca dilakukan dengan menggunakan konsep neraca massa. Untuk menyederhanakan dan mempermudah perhitungan, digunakan suatu faktor pengali yang disebut faktor emisi, yakni suatu nilai representatif yang menghubungkan kuantitas emisi yang dilepas ke atmosfer dengan aktivitas yang berkaitan dengan emisi tersebut. 10lLampiran Ubin Keramik SIH 23929,1:2015 Emisi untuk industri secara garis besar dihasilkan oleh sumber-sumber yang berasal dari pemakaian energi berupa bahan bakar dan listrik, proses produksi dan limbah. Khusus untuk penggunaan listrik dikategorikan sebagai emisi tidak langsung. Untuk mengurangi dampak negatif dari fenomena perubahan iklim, perlu menghitung Jumlah emisi karbon (CO2) dari kegiatan industri. Perhitungan karbon untuk industri meliputi beberapa kegiatan, antara lain: Identifikasi ruang lingkup emisi dari industri Identifikasi sumber-sumber emisi pada proses di industri Identifikasi sumber-sumber emisi pada proses pembakaran Identifikasi sumber-sumber emisi pada penggunaan listrik Identifkasi sumber-sumber emisi dari limbah, dan Penetapan metode perhitungan emisi yang digunakan Hasil perhitungan dapat digunakan sebagai tolok ukur perencanaan pengembangan industri dan untuk mengetahui keberlanjutan kegiatan industri. Gambar 1. Neraca Massa Emisi di Industri dari Penggunaan Energi Gambar 2. Neraca Massa Emisi di Industri dari Proses Produksi Perumusan emisi GRK dengan menggunakan faktor emisi dalam IPCC Guidelines 2006 adalah sebagai berikut: EF) itas (AD) x Faktor Emi Tingkat E1 Metode selengkapnya dapat dilihat pada referensi Metodologi Penghitungan Tngkat Emisi GRK Proses Industri dan Pengunaan Produk, KemenLH 2012 serta Draft Petunjuk Teknis Perhitungan Emisi GRK Sektor Industri, Kemenperin, 2012. 11|Lampiran Ubin Keramik Carey Persyaratan Manajemen Pengusahaan Peery STH 23929.1:2015 I Lo Kebijakan dan Organisasi 1.1. Kebijakan Industri Hijau Perusahaan wajib memiliki kebijakan tertulis Penerapan Periksa dokumen kebijakan penerapan | industri hijau yang i Industri Hijau ditandatangani oleh pimpinan puncak 1.2. Organisasi a. Keberadaan Periksa dokumen Industri Hijau organisasi dan tim | penetapan organisasi pelaksana Penerapan industri hijau di perusahaan Program pelatihan/ peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) tentang industri hijau dan tim pelaksana penerapan industri | hijau yang | ditandatangani oleh pimpinan puncak Periksa sertifikat/bukti | pelatihan/peningkata | n kapasitas SOM | tentang industn hijau 13. Sosialisasi Kebijakan dan Organisasi Industri Hijau Terdapat kegiatan sosialisasi kebijakan dan organisasi Industri Hijau di perusahaan | Periksa bukti | kehadiran atau dokumentasi atau fotokopi media | sosaiss tentang | kebijakan dan organisasi industri hijau di perusahaan Penielasan: Kebijakan Penerapan Industri Hijau yang dimab energi, air, limbah, dan GRK rorcury Peter) ksud adalah kebijakan mengenai bahan baku, IOC Perencanaan Strategis 2.1. Tujuan dan Sasaran Industri Hijau Perusahaan memiliki Rencana strategis, (Renstra) dan program untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kebijakan penerapan Industri Hijau | Periksa dokumen tujuan dan sasaran penerapan Industri Hijau di perusahaan | 2.2, Perencanaan Strategis dan Program. Perusahaan memiliki Rencana strategis (Renstra) dan program untuk mencapai tujuan dan sasaran dari Periksa dokumen Renstra dan Program yang mencakup 12 |Lampir fn Ubin Keramik eg 3. | Pelaksanaan an Pemantauan Carer 3.1. Petaksanaan Program ~~ | kebijakan penerapan Industri Hijau Coe) Program dilaksanakan_ sesuai dengan jadwal, dan dilaporkan secara berkala kepada manajemen serta mendapatkan persetujuan dari manajemen puncak STH 23929.1:2015 Efisiensi penggunaan bahan baku, - Efisiensi penggunaan enerai;, | - Efisiensi | penggunaan air; ~ Konservasi energi; - Konservasi air; = Pengurangan emisi GRK; = Pengurangan limbah (B3 dan Non B3) ~ Jadwal pelaksanaan, penanggung | Jawab, dan alokasi dana Dokumen Renstra dan Program | ditandatangani oleh pimpinan puncak Nc Periksa bukti | pelaksanaan | program: | = Dokumentasi pelaksanaan program: | Efisiensi penggunaan bahan baku, + Efisiensi penggunaan enerai, «+ Efisiensi penggunaan a + Konservasi energi; + Konservasi air; + Pengurangan emisi GRK; + Pengurangan limbah (B3 dan Non B3) ~ Dokumentasi realisasi alokasi anggaran untuk pelaksanaan wB|Lampir an Ubin Keramik 7 | 3.2. Pemantauan Program. Pemantauan program | dilaksanakan secara | berkala dan hasiInya | dilaporkan sebagai | bahan Tinjauan | Manajemen puncak dan masukan dalam | melakukan perbaikan berkelanjutan Penielasan Sudah jelas 2015 ~ program yang telah | direncanakan ~ Bukti persetujuan pelaksanaan program dari manajemen puncak Periksa laporan hasil pemantauan program dan bukti pendukung baik yang dilakukan | secara internal | maupun eksternal. Laporan yang dilakukan secara internal, divalidasi oleh manajemen | puncak. 14|Lampiran Ubin Keramik

You might also like