You are on page 1of 52
Akuntansi Aset Takberwujud ‘TujuantPembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan;mampu menjelaskan: ‘ ‘ 1. Pengoton ae abervajad Dipindai dengan CamScanner =: Mert Ill PENDAHULUAN Aset taktberwuijia! dapat dikategorikan sebagai aset perusahaan, namun secara fisik ase, tersebut tidak tampak. Oleh karena itu, disebut dengan istilah takberwujud. Dalam PSAX ‘No. 19 (Revisi 2010) menyatakan aset takberwujud (intangible assets) adalah aset tidak Jancar (noncurrent ascets) dan tidak berbentuk yang memberikan hak keekonomian dan hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara terpisah dalam Hasifikasi aset yang lain. Karakteristik ast takberwujud yang paling menonjol adalah tingkat ketidakpastian nilai dan manfaat di kemudian hari, Nilai aset takberwujud ini dapat dalam jomlah yang besar. Sedangkan bentuk aset takberwujud ini dapat bberbentuk hak paten, hak cipta, waralaba (franchise), merek dagang, dan goodwill, Cara untuk memperoleh aset tidak tetap ini dapat dilakukan dengan membeli dari pihak luar, Termasuk dalam harga aset takberwujud tersebut, yaitu harga beli termasuk biaya tambahan untuk mendapatkan aset, misalnya biaya yang dibayar kepada pemerintah, notaris, dan biaya administrasi lainnya. Contoh aset takberwujud adalah hak paten. Penemuan diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan atau perseorangan atas suatu penemuan baru dan mempunyai jangka waktu tertentu. Hak lainnya yang diberikan oleh pemerintah dapat berupa hak ee ‘Akutan Pj Dengan demikian manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset takberwujug dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atay ‘manfaat lain yang berasal dari penggunaan aset oleh entitas. Sebagai penggunaan hak kekayaan intelektual suatu proses produksi tidak meningkatkan pendapatan masa depan, tetapi mengurangi biaya produksi masa depan. Gm TERMASUK PENGERTIAN ASET TAKBERWUJUD Hak Paten Hak paten (patent) merupakan suatu hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan hal untuk menjual, membust, atau mengawasi penemuannya selama jangka waktu tertentu (umumnya sclama 17 tahun). Hak Paten ini dapat digunakan sendiri atau diserahkan kepada pihak lain dengan suatu perjanjian. Harga perolehan paten ini terdiri atas biaya-biaya pendaftaran, biaya membuat percobaan, dan lain sebageinya, Hak paten smortisasi selama masa penggunaannya, Atas amortisasi dapat disusun contoh ayat jurnal sebagai berikut. To! oT Debit (Rp) Kredit (Rp) “Amortisasi Hak Paten 15.000.000,00 HakPaten 15.000.000.00 Pembebanan amortisasi dapat dialokasikan ke biaya produksi atau biaya penjualan (apabila digunakan pada kegiatan yang berhubungan dengan penjualan). Hak Cipta Hak cipta (copyright) merupakan suatu hak yang diberikan kepada seorang pengarang atau pencipta untuk menerbitkan, menjual, atau mengawasi hasil ciptaannya. Sebagai contoh yaitu karangan, musik atau pementasan yang diberikannya juga untuk jangka waktu tertentu (umusinya ditetapkan 28 tahun), kemungkinan dapat diperpanjang masanya dan juga dapat kurang dari yang ditetapkan. Pencatatan atas hak cipta di neraca sesuai dengan harga perolchan yang terdir atas semua biaya yang bechubungan dengan pekerjaan tersebut. Selain itu, hak cipta dapat pula dibeli ‘Amortisasi terhadap hak cipta ini sesuai masa yang ditetapkan atau diamortisasi sekaligys apabila masanya kurang dari yang ditetapkan dan taksiran masa sesuai jumlah yang akan terjual, Ayatjurnal akuntansi yang disusun seperti telah dijelaskan sebelumnya, Merek Dagang Pada bentuk merek dagang (trade mark) didaftarkan terlebih dahulu dan dilindungi oleh undang-undang yang penggunaannya tidak terbatas. Cara memperoteh merck dagang ini dapat dengan pembelian atau dibuat sendiri, Mengingat timbulnya yang tidak terbatas inilah maka tidak dilakukan amortisasi, tetapi timbulnya asumsi perubahan mast ‘mendatang, maka merek dagang akan diamortisasi dalam masa yang pendek. Dipindai dengan CamScanner ge 11. Antone! fot Totberwojd mE: Waralaba Waralaba (franchise) merupakan hak yang diberikan oleh pihak tertentu (franchisor) kepada pihak lain atas penggunaan fasilitas yang dimiliki franchisor. Akuntansi dan hal yang berkenaan dengan pemajakan atas usaha waralaba diatur tersendiri. Leasehold Bentuk leasehold ini merupakan hak dari penyewa untuk menggunakan aset tetap dalam perjanjian sewa-menyewa. Sewa yang dibayar setiap periode dibebankan pada periode terjadinya atau dikepitalisasi sebagai aset tetap berwujud tergantung perjanjian sews, operating, atau capital lease (penjelasan lebih lanjut perhatikan pada pembahasan mengenai Akuntansi Sewa). Apabila pembayaran sewa dilakukan di muka, maka perlakuan akuntansinya adalah sebagai berikut. 1, Dicatat pada aset lancar dengan akun sewa yang dibayar di muka. 2. Dicatat sebagai aset takberwujud (pembayaran di muka dalam beberapa periode ‘yang relatif sama). Terhadap beban sewa yang dibayar di muka atau aset takberwujud diamortisasi setiap masa selama jangka waktu sewa, untuk pengelompokan pada aset takberwujud dapat digunakan dalam leasehold, secara internal tidak diakui sebagai aset karena goodivill tersebut bukan merupakan statu sumber daya teridentifikasi artinya tidak dapat dipisahkan dan tidak timbul dari hak kontraktual atau hak legal lain yang dikendalikan oleh entitas dan dapat diukur secara andal biaya perolehannya. Apabila dalam suatu kasus bahwa entitas melakukan pengeluaran untuk ‘menghasilkan manfaat ekonomi masa depan, tetapi pengeluaran tersebut tidak berakibat pada timbulnya aset takberwujud yang dapat diakui dengan PSAK No.19. Pengeluaran tersebut sering dianggap memberikan kontribusi timbulnya goodwill yang dihasilkan secara internal. Dapat terjadi kesulitan menentukan aset takberwujud yang dihasilkan secara internal apakah memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset takberwujud antara Jain dalam hal: 4 menentukan apakah telah timbul dan saat timbulnya, aset teridentifikasi yang akan menghasilkan manfaat ekonomi masa depan b. menentukan biaya perolehan aset secara andal, Dapat terjadi biaya untuk menghasilkan aset takberwujud tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk memelihara atau meningkatkan goodwill yang dihasilkan secara internal atau biaya operasional. Dipindai dengan CamScanner >: ee Anita Pigg Seperti yang telah dijelskan sebeh 2, goodwill adalah aset takberwujud yan tidak dapat didefinistkan secara khusus. Bahasan dari akuntansi komersial, goody sebagai kemampuan perusahaan untuk memperolch keuntungan (rate of return) atay kondisi normal sebagai akibat adanya faktor tertentu yang mendukung, misalnya letak Perusahaan, nama yang dikenali masyarakat pada umumnya, dan lain sebagainyy Goodwill dicatat ketika terjadi: 1, pembelian; 2, _ merger, reorganisasi, perubahan bentuk usaha, dan perubahan kepemilikan, Varinbel yang menentukan dalam perhitungan goodwill antara lai: 1. rate of return atau proyeksilaba yang dapat dihasitkan di masa yang akan datang; 2, nila‘ aset di luar goodwill, Penetapan besarnya goodwill dapat digunakan dua ca yaitus 1. kapitalisasi penghasilan bersih rata-rata (capitalization of average income); 2. kapitalisasi kelebihan penghasilan rata-rata (capitalization of average exess income), Sebagai penerapan metode di atas diberikan contoh sebagai berikut. PT Yudha, memperoleh laba bersih (tidak termasuk laba luar biasa) dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, ‘Tahun 2015 Laba bersih sebesar Rp 115.000,000,00 2016 Lababersih sebesar Rp 103.000.000,00 2017 Laba bersih sebesar —_-Rp103.000.000,00 2018 Laba bersih sebesar Rp 140,000.000,00 2019 Laba bersihsebesar —_Rp126.000.000,00 | Jumlah bersih 'Rp587.000.000,00 Penghasilan bersih rata-rata 1/5 x Rp587,000,000,00 = Rp117.400.000,00 per tahun. Estimasi penghasilan setiap tahun Rp120,000,000,00 Pada tanggal 1 Januari 2020 aset perusahaan (tidak termasuk goodwill) besarnya sebesar Rp1.050,000.000,00 dan utang Rp! 10,000.000,00. Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan metode seperti yang dijelaskan sebelumnya dapat dihitung ‘goodwill sebagai berikut. 1, Metode Kapitalisasi Penghasilan Bersih Rata-Rata Pada cara ini ditetapkan bahwa jumlah yang akan dibayarkan kepada perusahaan yang dibeli, dihitung dengan cara mengapitalisasi estimast penghasilan yang akan datang dengan menggunakan tatf. Tarif ini yang menunjukkan hasil yang diharapkan dari investasi (ditetapkan 10%). Jumlah yang dibayar (Rp120,000.000 x 100/10) Rp.200.000.000,00 Nila bersih aset (Rp1.050.000.000 - Rp110.000.000) Rp 940.000.000,00 Goodwill Rp _260.000,000,00 Dipindai dengan CamScanner pun 1, Mutant Thermus ‘I mse 2. Kapitalisasi Kelebihan Penghasilan Rata-Rata Perhitungan goodwill didasarkan pada penghasilan bersih rata-rata dan nila aset yang akan dibeli selanjutnya apabila diketahui hasil yang diharapkan dari investasi 10% dan kelebihan penghasilan yang akan dikapitalisasi 25%, maka penghitungan ‘goodwill: Estimasi penghasilan yang akan datang Rp1.200.000.000,00 Nilai bersih aset Rp _940.000.000,00 Kelebihan penghasilan Rp 260.000.000,00 Proyeksi hasil investasi 10% x 260.000.000 Rp — 26.000.000,00 Goodwill =100/25 x Rp26.000.000,00 = Rp 104.000.000,00 Biaya yang Ditangguhkan Biaya yang ditangguhkan (deffered cost) dikategorikan sebagai aset takberwujud. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa aset takberwujud mempunyai nilai berupa hak, tetapi pada biaya yang ditangguhkan ini memperoleh nilai karena adanya pembayaran di muka yang biasanya menyangkut masa yang lama. Konsekuensinya setiap tahun dilakukan amortisasi sebagai contoh amortisasi atas biaya pendirian, Namun demikian, hal yang berkaitan dengan biaya pendirian diamortisasi atau tidak diamortisasi memang ada beberapa pendapat. Apabila biaya pendirian ini memberikan manfaat selama perusahaan berdiri, maka biaya pendirian setelah dikapitalisasi tidak diamortisasi schingga tampak terus-menerus di neraca. Sebaliknya terhadap biaya pendirian tidak memberi manfaat Jangsung akan diamortisasi tergantung kebijakan perusahaan. fm DEPLEsI Pada akuntansi komersial aset takberwujud dikelompokkan menjadi aset dengan masa ‘manfaat yang dibatasi oleh ketentuan hukum yaitu atas dasar ketentuan, persetujuan atau 1 dari aset itu sendiri. Terdapat pula aset takberwujud yang masa manfaatnya tidak terbatas sebagai contoh goodwill dan merek dagang. Sedangkan perlakuan akuntansi ‘untuk tujuan pajak dalam undang-undang pajak tidak diatur secara tersendiri, Masalah pengelompokan sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan akan dibahas pada bahasan amortisasi Perusahaan dapat juga memperoleh hak, berupa hak untuk pengelolaan sumber alam berupa penggalian atau pemanfaatannya. Biaya-biaya yang berkaitan dengan penguasaan akan semakin berkurang setiap periodenya, hal ini sebagai akibat penggalian atau pemanfaatan sumber alam, Pembebanan biaya per periode tersebut disebut dengan deplesi. Deplesi pada prinsipnya dapat disamakan dengan penyusutan seperti pada aset berwujud, Sebagai contoh dalam perhitungan deplesi yaitu PT Makmur membayar tunai sebesar Rp100.000.000,00 untuk mendapatkan hak pengelolaan sumber alam (Hak Penguasaan Hutan—HPH), Total cadangan kayu yang berada pada lahan HPH tersebut 500,000,000 m’ (meter kubik). Dipindai dengan CamScanner ‘Aunts! ag. Berarti biaya deplesi tahun 2016 = 12% x Rp1.000,000.000,00 = Rp120.000.000,00 Dalam akuntansi komersial alokasisistematis dan rasional biaya peralihan sub alam dikenal sebagai deplesi. Dalam ketentuan perundang-undangan perpajakan tik ‘mengenal isilah tersebut. Oleh karena itu, masalah alokasi sistematis dan rasional ay hak pemanfeatan sumber alam dimasukkan dalam bentuk amortisasi. Dengan demikia, amortisasi setara dengan deplesi. ‘Ayat jurnal yang disusun. Tg! Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) SapDee 72000000060 Asuras Dee vzopenor0 Hl AMontissi ‘ eS a Pengertian Amortisasi sesuai PSAK 19 (Revisi 2010) yaitu alokasi sistematis jumlab » tersusutkan aset takberwujud selama umur manfaatnya. Pada saat tertentu nilai 254) takberwaijud akan habis. Oleh karena itu, harga perolehan aset takberwujud har diamortisasi secara sistematisselama taksiran masa manfaat, dan tidak boleh dibebankaa seluruhnya pada periode perolehan. Periode amortisasi ini harus dievaluasi secara teratuy, apakah peristiwa atau kondisi selanjutnya menuntut adanya perubahan taksiran mast manfaat yang sebelumnya telah ditentukan apabila terjadi perubahan, jumlah harp perolehan yang belum diamortisasi harus menjadi beban sisa masa manfaat yang bam, namun dipersyaratkan untuk tidak melebihi 20 (dua puluh) tahun dari tanggal perolehas Sebagaimana juga diketahui bahwa periode amortisasi tidak boleh melebihi 20 (dua pula» tahun atas dasar pertir»bangan bahwa pada masa tersebut banyak terjadi perkembangat.. schingga waktu lebihnya aset takberwujud diperkirakan manfaat keckonomiannya tk ada lagi. Saat amortisasi secara komersial dimulai ketika aset tersedia untuk digunakat + yaitu saat aset berada pada lokasi dan dalam kondisi untuk beroperasi sesuai dengan ca» yang dimaksudkan oleh manajemen. Demikian juga amortisasi dihentikan pada wak! ~. manakah yang lebib dahulu antara saat digolongkan sebagai aset yang dimiliki untut , dijual (atau termasuk dalam kelompok aset lepasan yang dikelompokkan dalam aset anf, 11, Aluntansi Aset Takbecwujud ao a, Produksi sebenarnya Tahun I = 1,000,000 ton Tarif amortisasi = (1.000,000/10,000.000) x 100% = 10% Amortisasi = 10% x Rp800,000,000,00 = Rpp80.000.000,00 b. Apabila produksi sebenarnya Tahun II sebesar 3.000.000 ton atau 30% Potensi tersedia, maka amortisasi tahun tersebut 20% x Rp800,000.000,00 = Rp160.000.000,00 4. Amortisasi atas pengeluaran yang dilakukan operasi komersial mempunyai masa ‘manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, Terhadap pengeluaran tersebut harus dikapitalisasi terlebih dahulu, Pengertian biaya-biaya adalah yang dikeluarkan sebelum operasi komersial, sebagai contoh biaya studi kelayakan dan biaya produksi percobaan tetapi tidak termasuk biaya operasional rutin (gaji pegawai, rekening listrik, dan sebagainya). Biaya rutin ini akan dibebankan sekaligus pada tahun pengeluaran. 5, Amortisasi terhadap goodwill. Ketentuan perundang-undangan perpajakan memperkenankan untuk mengamortisasi goodwill sebagaimana diatur dalam Pasa! 11A Undang-Undang Pajak Penghasilan. Goodwill sebenarnya termasuk juga aset takberwujud, tetapi tidak dapat diidentifikasi khusus dan memang tidak terpisah dati perusahaan, Praktik akuntansi komersial dilakukannya amortisasi tethadap ‘goodwill. Apabila ditinjau dari sisi ekonomi, goodwill menunjukkan kemampuan lebih perusahaan dalam memperolch laba di tas normal dari rata-rata perusahaan sejenis. Oleh karena itulah goodwill merupakan ‘kombinasi bermacam-macam faktor yang melekat pada eksistensi perusahaan. Hal ini juga yang menjadikan alasan praktik akuntansi pajak sebelum perubahan Undang-Undang Pajak tidak memperkenankan melakukan amortisasi terhadap goodwill. Tetapi setelah terjadi perubahan Undang-Undang PPh terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan sebagaimiana diatur dalam Pasal 11 bahwa goodwil diamorstisasi asalkan mempunyai masa manfeat lebih dari 1 (satu) tahun, Hi PENGALIHAN HAK ASET TAKBERWUJUD Apabila terjadi pengalihan hak aset takberwujud sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11. ayat (1), ayat (4), dan ayat (5) Undang-Undang Pajak Penghasilan, yaitu sebagai berikut. 1. Pengeluaran untuk memperoleh aset takberwujud dan pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, 2. Pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran Jain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi. 3. Pengeluaran untuk memperoteh hak penambangan selain yang dimaksud pada butir 2 (dua), hak penguasaan hutan dan hak penguasaan sumber alam, serta hasil alam Jainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun Nilai sisa buku harta atau hak-hak tersebut dibebankan sebagai kerugian dan jumlah yang diterima sebagai penggantian merupakan penghasilan pada tahun terjadinya pengalihan, Dipindai dengan CamScanner Bo: Ee ‘cor Pa Kemungkinan terjadi pengalihan asc« takberwujud yang memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3) hurufa dan huruf b Undang-Undang Pajak Penghasilan (yang tidak termasuk sebagai objek pajak: warisan), maka nila sisa buku aset tersebut boleh dibebankan sebaga, erugian bagi pibak yang mengalihkan, Sebagai contoh PT Daya mengeluarkan biaya untuk memperoleh hak penambangan sminyak dan gas bum di sata lokasi sebesar Rp600.000,000,00.‘Taksiran kandungan minyak sebanyak 200.000 000 barel.Setelah produksi minyak dan gas bumi mencapai 100,000,009 barel, hak penambangan dijual kepada pihak lain seharga Rp400,000.000,00. Harga Perolehan Rp 600.000.000,00 Amortisasi yang telah dilakukan, 100.000.000 2100.000.000 100% x Rp600.000, = Rp 300.000.0004 mocha P 000,00 Rp 300.000.000,00 _ Nilai Sisa Buku Rp 300,000.000,00 Harga Jual Rp 400,000,000,00 Dengan demikian, nilai sisa buku sebesar Rp300,000.000,00 dibebankan sebagai erugian dan harga jual sebesar Rp400,000,000,00 dibukukan sebagai penghasilan, [My !DENTIFIKAS! KEGIATAN RISET DAN PENGEMBANGAN Untuk melakukan pengembangan atau perbaikan suatu proses produksi maupun produk yang dihasilkan diperlukan kegiatan riset dan pengembangan, Hal yang berkaitan dengan perilaku akuntansinya seperti sebelum dikeluarkan FASB Statement No. 2 ‘Tahun 1974 biaya penelitian dan pengembangan ini dapat dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya atau dilakukan kapitalisasi dan dikelompokkan sebagai aset takberwujud yang. sangat bergantung berhasil atau tidaknya kegiatan penelitian dan pengembangan. Dengan dikeluarkannya FSAB No. 2 Tahun 1974 inilah selanjutnya biaya riset dan pengembangan (research and development cost) harus dibebankan pada periode terjadinya dan tidak ada pengelompokan pada aset takberwujud. Demikian pula di Indonesia mengacu pada SAK (2007), bahwa biaya riset dan pengembangan diatur tersendiri dalam PSAK No. 20 (tidak termasuk PSAK No. 19 tentang Akuntansi Aset Takberwujud), ‘Tetapi dengan adanya revisi terhadap PSAK No 19 sebagai revisi 2010 tentang Aset ‘Takberwujud telah disabkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 19 Februari 2010, Paragraf 51 PSAK 19 Revisi 2010 menyebutkan tentang penentuan spakah suatu aset takberwujud yang dihasilkan secara internal memenuihi syarat untuk diakui, untuk itu entitas mengelompokkan proses dihasilkannya aset takbervwujud menjadi dua tahapan, yaitu: 1. tahapan penelitian atau tahap riset; dan 2. tahapan pengembangan, Penggunaan istilah penclitian dan pengembangan memiliki makna yang luas. Pengertan penelitian yaitu penel memperoleh ps an asl terencana yang dilaksanakan dengan harapan man teknis atas tlmu yang baru, Pada Dipindai dengan CamScanner 1p 1, Auta! Ast Tberws Cao & tahapan penelitian entitas tidak mengakui aset takberwujud yang timbul dari penelitian (atau dari tahapan penelitian pada proyek internal), Dengan demikian pengeluaran untuk penelitian (atau tahapan penelitian pada proyek internal) diakui sebagai beban saat terjadinya. Pada tahapan penelitian proyek internal, entitas tidak dapat menunjukkan bahwa aset takberwujud yang ada akan memberikan kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan, sehingga pengeluaran untuk penclitian selalu diakuinya sebagai beban pada saat terjadinya, Bentuk-bentuk sebagai penelitian kegiatan penelitian sebagai contoh, yaitu: 1, kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan baru; 2, _pencarian, evaluasi, dan seleksi final untuk penérapan atas penemuan penelitian atau: pengetahuan lain; 3. _ pencarian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem, atau jasas dan 4, perumusan, desain, evaluasi, dan seleksi final berbagai kemungkinan alternatifbahan baku, peralatan, produk, proses, sistem, atau jasa yang baru atau yang diperbaiki. Pengertian pengembangan yaitu penerapan temuan penelitian atau pengetahwan lain pada suatu rencana atau rancangan produksi balan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang baru atau yang mengalami perbaikan substansial sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian. Pada tahapan pengembangan bahwa sebagai aset takberwujud yang timbul dari pengembangan (atau dari tahap pengembangan pada proyek internal) diakui jika, dan hanya jika, entitas dapat menunjukkan semua hal (paragraf 56 PSAK 19), yaitu: 1. kelayakan teknis penyclesaian aset takberwujud schingga aset tersebut dapat digunakan atau dijual; 2. niat untuk menyelesaikan aset takberwujud tersebut dan menggunakannya atau menjualnya; kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset takberwujud tersebut; 4. bagaimana aset takberwujud akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan; 5. tersedianya kecukupan sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lain untuk menyclesaikan pengembangan aset takberwujud dan untuk menggunakan atau menjual aset tersebut; dan 6. kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait dengan aset takberwujud sclama pengembangannya. Kemungkinan dapat terjadi bahwa pada tahapan pengembangan suatu proyek setelah diidentifikasikan ternyata menunjukkan aset tersebut menghasilkan manfaat ekonomi masa depan yang besar dibanding pada tahapan penelitian, Hal tersebut diakibatkan bahwa tahapan pengembangan proyek lebih maju, Untuk menunjukkan bahwa aset takberwujud memberikan kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan, pihak entitas akan melakukan penilaian terhadap manfaat ekonomi masa depan yang akan diterima dari aset tersebut berdasar Prinsip PSAK 48 Revisi 2009 tentang Penurunan Nilai Aset, Dipindai dengan CamScanner eS oo Sebagai contoh-contoh pengembangan, yaitu: 1. desain, konstruksi, serta pengujian purwarupa dan model sebelum produksi stay sebelum digunakan; 2. desain, konstruksi, dan pengujian alternatif bahan baku, peralatan, produk, pros, sistem, atau jasa yang baru atau yang diperbail 3. dessin peralatan, konstruksi, jg, cetakan, dan pewarnaan yang melibatkan teknolgi baru; dan 4. desain, konstruksi, dan operasi pabrik percontohan yang skalanya tidak ekonomi, untuk produksi komersial, Hy PENGUKURAN Pengukuran setelah pengakuan pihak entitas dapat memilih, yaitu sebagai berikut. 1. Model Biaya Setelah dilakukan pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada biaya perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai 2. Model Revaluasi Dalam model revaluasi bahwa setelah pengakuan awal, aset takberwujud di catt pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi selanjutnya dan akumulasi rugi penurunan nilai aset selanjutaya, ‘Untuk kepentingan atau tujuan revaluasi sesuai PSAK No. 19 ini bahwa nilai wajar ditentukan dengan menggunakan referensi dari pasar aktif. Pengertian pasar aktf ‘yaitu pasar yang memenuhi semua kondisi: a. aset yang diperdagangkan di pasar bersifat homogen; b. pembeli dan penjual yang berkeinginan bertransaksi biasanya dapat ditemui seliap saat; dan. . harga tersedia untuk publik. Revaluasitersebut dilakukan secara rutin sehingga pada setiap akhir periode pelaporan jumlah tercatat ase talcberwujud tersebut tidak memiliki perbedaan yang materiil dengan ‘ajarya. Dengan model revaluasi ini tidaklah memperkenankan untuk: 1, merevaluasi aset takberwujud yang sebelumnya belum pernah diakui sebagai ase; atau 2, _pengakuan awal aset akberwujud pada jumlah tertentu selain biaya perolehannnya. Dengan model revaluasi ini digunakannya setelah suatu aset telah diakui awalnya dengan metode biaya. Namun demikian bila hanya sebagian saja bi aset takberwujud diakui sebagai aset Karena aset dimaksud tidak memenul pengakuan sampai pertengahan proses (Perhatikan Paragraf 64 PSAK No. 19) maka ‘mode! révaluasi dapat diterapkan untuk keseluruhan aset. » Akuntans Pag | a (3 Dipindai dengan CamScanner oot 11, Muntans! Aset Totberwupid 1.7 B W SAAT AMORTISASI Sebenarnya banyak faktor yang dipertimbangkan dalam menetapkan umur manfaat aset takberwujud sebagaimana diatur paragraf 90 yang menyatakan termasuk: harapan secara efisien oleh tim manajemen lain; 2. _tipe sikius hidup produk untuk aset dan informasi umum mengenai estimasi umur manfaat dari aset serupa yang digunakan untuk keperluan yang serupa, 3. _jenis teknis, teknologi, komersial, atau jenis lain dari keusangan. 4. stabilitas industri di mana aset beroperasi dan perubahan permintaan pasar ata produk atau jasa yang dihasilkan aset tersebut; 5. perkiraan atas,tindakan kompetitor atau kompetitor potensials 6. tingkat pengeluaran perawatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan manfaat ekonomi masa depan aset serta kemampuan dan maksud enttas untuk mencapai tingkat tersebut; 7. petiode pengendalian aset dan batasan hukum atau batasan serupa dalam Pemanfaatan aset, seperti masa berlaku sewa yang terkait; dan 8, apakah umur manfaat aset bergantung pada umur manfaat aset lain entitas. Umur manfaat aset takberwujud dimaksud terkait dengan amortisasi aset takberwujud. Secara komersial metode amortisasi menggambarkan pola konsumsi entitas atas manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan seperti dijelaskan sebelumnya, Amortisasi dimulai saat produk atau proses tersedia untuk dijual atau digunakan sedangkan untuk kepentingan pajak saat amortisasi pengaturannya sesuai ketentuan Pasal 11A ayat (1a) bahwa amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk bidang usaha tertentu yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan. i AKUNTANSI PAJAK BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Secara khuusus akuntansi pajak tidak mengatur bagaimana melakukan pencatatan, biaya penelitian dan pengembangan, tentu saja mengikuti aturan akuntansi komersial. Akan tetapi, mengacu pada Pasal 6 ayat (1) huruf f Undang-Undang Pajak Penghasilan bahwa biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia dapat dibebankan sebagai biaya dalam rangka menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak (PhKP), Dalam penjelasan digambarkan, biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia tersebut dalam jumlah yang wajar untuk menemukan teknologi atau sistem baru bagi pengembangan perusahaan dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan, Pada akuntansi pajak ini menggunakan terminologi biaya penelitian dan juga ditentukan adanya ukuran dalam jumlah yang waa Dipindai dengan CamScanner Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu menjel Menjelaskan pengertian aset tetap berwujud. Menjelaskan kousep dan cara pencatatan aset tetap berwujud. L 2 3. Menjelaskan cara perolehan aset telap berwujud. 4 Membandingkan cara menghitung penyusutan menurut akuntansi komersial dengan akuntansi pajak 107 Dipindai dengan CamScanner TE Be: ee gE PENDAHULUAN Aset tetap merupakan bagian dari neraca yang dilaporkan oleh manajemen dalam setiap periode atau setiap tahun, Aset ini digolongkan menjadi “Aser Tetap Berwujud” (tangible fixed assets) dan “Aset Tetap Takberwujud” (intangible Sina assets). Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atay dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi Perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyaj masa manfaat lebih dari satu tahun (PSAK No. 16 Revisi Tahun 2007). Masa manfaat adalah periode aset tetap diharapkan digunakan olch perusahaan, atau jumlah produlsi atau unit serupa yang diharapkan perusahaan diperoleh dari aset. Contohnya adalat epemilikan mobil yang mempunyai masa manfeat selama 10 tahun. Penetapan apakah mobil tersebut sebagai aset tetap berwujud atau tidak sangat bergantung pada persyaratan yang harus terpenuhi seperti batasan di atas dan juga pada tujuan kepemilikannya, ‘Apabila aset tetap berwujud, tujuan kepemilikannya tidak untuk dijual, tetapi digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, sehingga dikategorikan sebagai ae tetap berwujud. Sebaliknya mobil yang dimiliki oleh dealer mobil, karena tujain Kepemilikannya untuk dijual kembali, maka mobil tersebut dikategorikan sebagai *Persediaan Barang Dagangan’. Oleh karena itu, suatu aset tetap dapat diakui sebagai aset apabila memenuhi definisi dan kriteria pengakuan suatu aset dalam kerangka das penyusunan dan penyajian laporan kevangan, Namun hal ini tidak berlaku untuk hutas dan sumber daya alam serupa yang terbarukan (renewable) serta kuasa pertambangan, cksplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas alam, dan sumber daya alam serupa yang tidak terbarukan. [Hl PENGAKUANASETTETAP Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 (Revisi 2007) bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di aset tetap, dan perubahan dalin investasi tersebut. Pernyataan tersebut tidaklah berlaku untuk hak penambangan dia, reservasi tambang seperti minyak, gas alam, dan sumber daya alam sejenis yang tik dapat diperbarui. Namun demikian, pernyataan tersebut tetap berlaku untuk asetyasg digunakan untuk mengembangkan aset yang terkait dengan hak penambangan di. reservasi tambang tersebut. ‘erhadap biaya yang dikeluarkan untuk perolehan aset tetap harus diakui sebogi asetjika dan hanya jika: 1. _besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan a tersebut akan mengalr ke entitas; dan 2. _biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Pengertian biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayatkas atau dinilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pod saat perolehan atau konstruksi atau, bila dapat diterapkan, jumlah yang diatribustat pada aset saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lit 4 Dipindai dengan CamScanner fo 6, Atucane Ase ep Derwond mo Hl Dengan demikian entitas haruslah mengevaluasi atas dasar prinsip pengakuan terhadap semua biaya perolchan aset tetap pada saat terjadinya, Seperti suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) yang umumnya dicatat sebagai persediaan dan diakui dalam laporan laba rugi seat dikonsumsi. Tetapi terhadap suku cadang utama dan peralatan siap dipakai memenuhi kriteria aset tetap bila entitas memperkirakan akan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode. Perlakuannya juga sama bila suku cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya dapat digunakan untuk suatu aset tetap tertentu akan dicatat sebagai aset tetap. Oleh karena itulah, pernyataan tersebut tidak menentukan unit ukuran dalam pengakuan suatu aset tetap, sehingga perlu adanya pertimbangan dalam penerapan kriteria yang sesuai dengan kondisi tertentu entitas. Pertimbangan penerapan kriteria tepat terhadap agregasi unit yang secara individual tidak signifikan sebagai contoh cetakan dan perkakas. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa suatu benda berwujud dapat diakui dan dikelompokkan sebagai aset tetap sesuai ketentuan akuntansi komersial apabila: 1. manfaat keekonomian masa yang akan datang yang berkaitan dengan aset tersebut kemungkinan akan mengalir ke dalam perusahaan; dan 2. biaya perolehan dapat diukur secara andal. Berdasarkan gambaran tersebut diperlukan adanya penilaian tingkat kepastian aliran manfaat ekonomi masa akan datang sesuai bukti-bukti yang ada, Kepastian ini terse: apabilarsiko dan imbalan telah diterima perusahaan, Hal lainnya adalah adanya pengakuan langsung, sebagai contoh transaksi pertukaran karena mempunyai bukti pembelian aset yang memberikan identifikasi biayanya, Demikian pula apabila aset dibuat sendiri, pengukuran dari sisi biaya dapat dibuat melalui transaksi dengan pihak luar perusahaan dan perusahaan mengakumulasi biaya yang digunakan dalam proses penyelesaian (konstruksi), schingga agar memenuhi suatu kualifikasi sebagai aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan ini terdiri atas harga bei termasuk bea impor, PPN masukan yang tidak dapat dikreditkan, dan biaya lain yang dapat diatribusikan secara langsung sampai set tersebut siap dipakai atau berada di tempat. Biaya yang dapat diatribusikan contohnya adalah biaya persiapan tempat, pengiriman awal (initial delivery), penyimpanan, bongkar muat (handling cost), pemasangan (installation cost), dan biaya profesional (arsitek). Sebagai contoh, PT Mekar membeli sebuah mobil angkutan orang yang kapasitasnya lebih dari 10 orang (mini bus), dengan harga perolehan yang dirinci sebagai berikut. Harga pembelian Rp 220,000.000,00 PPN yang harus dibayar 10% = Rp 22,000.000,00 PPnBM yang harus dibayar 10% = Rp _ 22.000.000,00 , Harga perolehan Rp_264.000.000,00 Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai aset pada awal harus diukur sebesar biaya perolehan, Sebagai komponen biaya perolehan aset tetap tersebut ‘meliputi berikut ini (penerapan paragraf 16 PSAK No. 16 Revisi 2007). Dipindai dengan CamScanner =v 1, Harga perolehan Dalam komponen harga perolehan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan- potongan lain. 2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen, 3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban biaya-biaya tersebut timbul pada saat aset diperoleh atay Karena entitas menggunakan aset selama periode tertentu yang bertujuan selain menghasilkan persediaan. Sebagai biaya yang diatribusikan secara langsung, yaitu meliputi: 1. biaya imbalan kerja (perhatikan PSAK No. 24) yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap: biaya penyiapan lahan pabrik; biaya handling dan penyerahan awal; biaya perakitan dan instalasis biaya pengujian aset apakah aset berfingsi dengan baik, setelah dikurangi hasil bersih penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut; dan 6. komisi profesional. veer Pengakuan terhadap biaya-biaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap dihentikan pada saat aset berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar siap digunakan sesuai yang diinginkan dan maksud manajemen. Dari hal tersebut, schingga biaya pemakaian dan pengembangan aset tidak dimasukkan ke dalam jumlah tercatat aset. Beberapa contoh yang dikategorikan sebagai biaya yang tidak termasuk jumilah tercatat yaitu: 1. biaya-biaya yang terjadi saat aset telah mampu beroperasi sebagaimana dimaksudkan oleh manajemen namun belum dipakai atau masuk beroperasi di bawah kapasitas penuhnya; 2. kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap Keluaran (output) mash rendah; dan 3. biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas fj PENGUKURAN BIAYA PEROLEHAN Sebagaimana telah dijelaskan dalam pengukuran awal bahwa aset tetap pada awalayt harus diukur sebesar biaya perolehan, Pengertian b perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunainya dan diakui pada saat terjadinya, Kemungkinan pembayarat suatu aset ditangguhkan sampai dengan melampaui jangka waktu kredit normal, mal! perbedaan nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban bunga selar! periode. Tetapi dikecualikan bila dikapitalisasi sesuai dengan perlakuan alternatif y2% diizinkan PSAK No. 26 (Biaya Pinjaman) Dipindai dengan CamScanner gab 8. AtuntensiAset Ttep Berwujud on Perolchan aset tetap dapat beragam seperti diperoleh karena pertukaran aset nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Biaya perolehan dari suatu aset tetap diukur dengan menggunakan nilai wajar, tetapi dikecualikan terhadap: 1. transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau 2. _nilai wajar dari suatu aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal. Perolehan aset tetap juga diperoleh dari hibah pemerintah. Dalam hal hibah pemerintah inilah tidak boleh diakui sampai diperoleh keyakinan bahwa entitas tersebut akan memenuhi kondisi atau prasyarat hibah dan hibsh diperoleh. Paragraf 7 PSAK 16 (Revisi 2007) memberikan kriteria atas biaya perolehan aset tetap yang harus diakui sebagai aset. Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jikaz 1, besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan 2, biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Selanjutnya bagaimana pengukuran setelah pengakuan awal tersebut, oleh karenanya suatu entitas haruslah memilih model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation ‘model) dalam kebijakan akuntansinya terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Dengan model biaya ini dimaksudkan bahwa setelah diakui sebagai aset, maka aset tetap diakui sebagai aset tetap yang dicatatsebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan ddan akumulasi rugi penurunan nila aset. WM OPEROLEHAN ASET TETAP. Perolehan Aset Tetap secara Gabungan ‘Apabila aset diperoleh secara gabungan, maka harga perolehan masing-masing aset tetap ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan berdasarkan perbandingan nilai ajar masing-masing aset yang bersangkutan, sebagai contoh harga bangunan termasuk tanah scharga Rp900.000,000,00 (termasuk biaya notaris, bea balik nama, bea perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan, dan lain-lain), Alokasi harga perolehannya dapat dihitung sebagai berikut. : (dalam rupiah) No. | _Jenis Aset Harga Wajar ‘Alokasl Harga Perolehan 1. [Tanah 430000000 |45 .sc0om0o0000 = 5000000000 2. |Bangunan 30000000000 | 30 , 559 00000.00 5 Jumiah 750.000.000,00 Dipindai dengan CamScanner ll sear Ps Ayatjurnal yang disusun saat pembelian tunai sebagai berikut. wt ‘Aon Debit (Rp) Kredit (Rp) | Tanah 540.000.000,00 Bangunan 3460.000.000,00 as an Bank 900,000.000,00, Perolehan Aset Tetap secara Angsuran Terhadap aset tetap yang diperoleh secara angsuran, perlu diperhatikan mengenai kontrak pembeliannya. Sebagai contoh, aset tetap dibeli secara angsuran dalam 19 (sepuluh) kali angsuran. ‘Aset tetap yang dibeli berupa mobil harga perolehan Rp480.000.000.00 ¢ibayar dalam 24 kali angsuran, masing-masing Rp20.000,000,00 per bulan dengan bunga 20% per tahun. Perhitungan angsuran pertama. ‘Angsuran bulanan ‘Rp20.000.000,00 Bunga 1/12 x 20% x Rp480.000.000 Rp_8.000.000,00 Jumlah pembayaran 'Rp28.000.000,00 ‘Angsuran bulan kedua: ‘Angsuran bulanan 'Rp20.000.000,00 Bunga 1/12 x 20% x [Rp480.000.000,00 - Rp20.000.000,00) Jumlah pembayaran Ayat jurnal yang disusun. J. Saat pembelian aset tetap. Tal | Akun Debit (ip) Kredit (Rp) Mobil/Kendaraan (dalam angsuran) “480,000.000,00 Uteng angsuran .480,000.000,00 2, Saat pembayaran, Tot [Akun Debit (Rp) Kredit (tp) tang Angsuran +20.000.000,00 Beban Bunga 8,000,000,00 Kes dan Bank 28,000.000.00, 3. Saat pembayaran angsuran kedua, yt | Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Viang Angsuran 20,000.000,00 eban Bunge 7.666 670,00 Kasdan Bank | _ 27.866.67000 Dipindai dengan CamScanner 0 & Az a: Ma en a a Perhitungan pembayaran angsuran dibuat setiap bulan, Pada hitungan tersebut, bunga semakin lama semakin menurun Karena jumlah pinjaman juga menurun. Penetapan bunga yang digunakan berdasarkan pada tingkat bunga efektif (effective interest rate). Cara lain yang dapat dilakukan untuk pembelian dengan angsuran ini, bergantung pada perjanjian. Terdapat pula harga dengan angsuran ditetapkan terlebih dahulu dan angsuran yang harus dibayar setiap bulan tetap, maka setiap angsuran terdiri atas 2 (dua) komponen, yaitu angsuran dan bunga. Besarnya bunga dari setiap angsuran ditetapkan menggunakan tingkat bunga tetap (flat interest rate). Sebagai contob, sebuah , kendaraan dibeli dengan harga perolehan tunai Rp480.000.000,00. Kendaraan dapat dibeli dengan cara angsuran, yaitu sebanyak 24 kali, dengan bunga 25% per tahun. Harga beli dengan angsuran dihitung sebagai berikut, ‘Harga perolehan tunai Rp480.000.000,00 Bunga Rp480.000.000,00 x 25% x 24/12 Rp240.000.000,00 Harga beli dengan angsuran Rp720.000.000.00 Angsuran yang dibayar setiap bulan sebesar: 1/24 x Rp720.000.000,00 = Rp30.000,000,00 Jumlah tersebut termasuk angsuran dan bunga. Ayat jurnal yang dibuat sama seperti contoh terdahulu, tetapi tetap harus memisahkan antara beban bunga (Rp240.000,000,00) dan angsuran (Rp30.000.000,00).. Perolehan Aset Tetap secara Pertukaran Menurut PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu aset tetap dapat diperoleh dengan pertukaran atau pertukaran sebagian. Dalam pertukaran sebagian dapat dilakukan untuk suatu aset tetap yang tidak serupa aset lain. Biaya ini diukur pada nilai wajar asct yang dipertukarkan atau diperoleh, yang paling andal, sebanding dengan nilai wajar aset yang dipertukarkan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer. Sebagai contoh, PT Ansori merupakan sebuah perusahaan jasa pengangkutan dengan truk sejenis yang baru, Berdasarkan pembukuan, harga perolchan truk lama adalah p60.000.000,00, telah disusutkan sebesar Rop10.000.000,00 ditukar dengan truk baru yang nilai perolehannya Rp80.000.000,00, dan kekurangannya dibayar tunai. Perhitungan laba atau rugi pertukaran adalah sebagai berikut. Harga perolehan truklama Rp60,000,000,00 Penyusutan Rp40,000.000,00 Harga sisa buku Rp20.000.000,00 . Nilal truk baru Rp80,000,000,00 Harga tukar tambah aset lama (trade in allowance) Rp20.000.000,00 ‘Tambahan uang tunal Rp60,000.000,00 Dipindai dengan CamScanner a: Abarat Pg Dalam hal ini tidak terdapat laba atou rugi, karena truk lama dihargai sama i harga sisa buku. Apabila harga tukar tambah aset lama (trade in allowance) sebeie, 'Rp24.000,000,00, maka perhitungannya adalah sebagai berikut. Harga perolehan truk lama Penyusuten Harga sisa buku Harga tukar tambah trak lama Laba pertukaran Harga truk baru ‘Harga tukar tambah truk lama Tambahan uang tunai Rp60.000.000.00 ‘Rp40.000.000,00 'Rp20.000.000,00 Rp24.000.000,00 Rp 4.000.000,00 _—— 'Rp80.000.000,00 Rp24.000.000,00 Rp56.000.000,00 Ayat jurnal atas pertukaran yang disusun untuk transaksi tersebut adaleh, sebagai berikut, Tol ‘Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) ‘Akumulasi Penyusutan '40.000.000.00 Alat Penganglitan Baru '80.000.000,09 Kasdan Bank 56.000.000,00 ‘Alt Pengangkutan Lama £0.000.000,00 Laba Pertukaran 4.000.000,00 Demikian sebaliknya, apabila nilai tukar tambah aset lama berdasarkan kesepakatan, sebesar Rp1.000.000,00, perhitungan laba atau rugi dapat dihitung sebagai berikut. Harga perolehan truk lama Penyusutan Harga sisa buku ‘Harga pertukaran truk lama Rugi pertukaran Harge truk baru Harga pertukaran ‘Tambahan vang tuna Rp 60.000.000,00 Rp_40.000.000,00 Rp 20.000.000,00 Rp_18.000.000,00 Rp_2.000,000,00 Rp 80.000.000,00 Rp 18.000.000,00 Rp 62.000.000,00 Ayat jurnal atas pertukaran yang disusun adalah sebagai berikut To! Aku Debit (Rp) Kredit (Rp)_| /Akumnlasi Penyosutan +40.000.000,00 ‘Alat Pengangkutan Baru 80.000.000,00 | fugi Pertukaran 2.000,000,00 ‘lat Pengangkutan Lama 60.000.000,00 Kas dan Bank L 62.00.0000 Dipindai dengan CamScanner ig. Nurana Ast tap Berd sy ‘set yang diperolch dari pertukaran melalui pertukaran dengan: 1, aset nonmoneter, baik dengan aset tetap yang sejenis atau aset tetap yang tidak sejenis, 2, sekuritas berupa obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sendii atau emisi oleh badan lain, Dalam hal penilai sebagaimana telah disampaikan di atas bahwa aset tetap yang diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aset tetap yang tidak serupa aset lain, biaya tersebut diukur dengan nilai wajar aset yang dilepas atau diperoleh yang manakah lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer. Bagaimana selanjutnya dengan selisi nila? Selsih nilai adalah selisih antara nilai buku asettetap yang lama dengan nilai perolehan baru. Dalam hal demikian, apabila asettetap dipertukarkan, dengan asettetap yang tidak sejenis harus diakui sebagai laba atau rugi. Sebaliknya epabila dipertukarkan dengan aset tetap yang sejenis, maka pengakuan laba rugi ditangguhkan sampai saat aset tetap yang baru dilepaskan kembali. Perlu diperhatikan, PSAK No. 16 (Revisi 2007) juga menyebutkan bahwa keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aset tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba ru Praktik akuntansi pajak tidak mengatur tentang perolehan aset dengan pertukaran, baik kategori pertukaran aset yang sejenis atau bukan sejenis, maupun dengan sekuritas yang tidak diterbitkan perusahaan sendiri. Hanya masalah perlakuan perpajakannya diatur dalam Pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Pajak Penghasilan yang menyatakan bahwa nilai perolehan atau nla penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah yang scharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar (market price). Sebagai contoh, pada tanggal 2 Januari 2016 PT Anugerah menukar aset tetapnya berupa mobil dengan mobil yang sama milik PT Rakhmat dengan rincian sebagai berikut. PT Anugerah PT Rakhmat Nilai sisa buku Rp120.000.000,00 Rp150.000.000,00 Harga pasar Rp 80.000.000,00 Rp160.000.000,00 Nilai perolehan atau nilai penjualan adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar. Atas pertukaran tersebut, laba atau rugi yang diperhitungkan untuk: PT Anugerah mencatat kerugian sebesar: = (Rp80.000.000,00 ~ Rp120,000,000,00) = Rp40.000.000,00 PT Rakhmat mencatat keuntungan sebesar: = (Rp160.000,000,00 ~ Rp150.000,000,00) = Rp10.000.000,00 Bagaimanakah apabila pertukarannya dengan saham? Pengaturan perpajakan atas pertukaran tersebut diatur dalam Pasal 10 ayat (5) Undang-Undang Pajak Penghasilan bahwa apabila terjadi pengalihan harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan Dipindai dengan CamScanner oo SR iain (perhatikan pengertian badan dalam Pasal 2 Undang-Undang Ketentuan Umum da, Tata Cara Perpajakan) sebagai pengganti saham atau pengganti penyertaan modal, may dasar penilaian harta bagi badan yang menerima pengalihan sama dengan nilai pase harta tersebut. Sebagai contoh, PT Anugerah menyerahkan mesin scharga Rp300.000.000,0) kepada PT Rakhmat sebagai pengganti penyertaan sahamnya dengan nilai nominal p250,000,000,00. Harga pasar mesin pada saat itu Rp320,000.000,00. Maka, pencatatig yang dilakukan oleh: 1. PT Anugerah Penghasilan sebagai objek pajak penghasilan sebesar Rp20.000.000,00 (Rp320.000.000,00 - Rp300.000.000,00). 2. PT Rakhmat « Mencatat mesin sebagai aset tetap Rp320.000.000,00 ‘+ Mencatatagio saham (premium on stock) sebesar Rp70,000.000,00 ((Rp320,000,000 - 250.000.000,00) Perolehan Aset Tetap dengan Cara Membangun Sendiri Sesuai akuntansi komersial, biaya perolehan suatu aset tetap terdiri atas harga belinys dan setiap biaya dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Demikian pula dalam aset yang diperolehnya. Oleh karena membangun senditi, tentu soja menggunakan prinsip yang sama seperti aset yang diperoleh, yaitu meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan aset sampai siap pakai. Biaya tidak langsung (overhead cost), efisiensi atau inefisiensi, dan bunga selama masa konstruksi juga termasuk dalam nilai aset tetap karena membangun sendiri, Perlu diperhatikan setiap laba internal dieliminasi dalam menetapkan biaya. Sebagai contoh, biaya pembangunan Rp250.000.000,00, sedangkan harga pasar aset tetap Rp300.000.000,00, Maka penghematan Rp50.000,000,00 tidak diakui sebagai penghasilan, Demikian halnya biaya dan jumlah yang abnormal dari bahan baku yang tidak terpakai,tenaga kesja, sumber daya lain yang terjadi dalam memproduksi suatu aset yang dikonstruksi sendiri tidak dimasukkan dalam biaya perolehan, tetapi segera diakui sebagai kerugian pada tahun yang bersangkutan, Dari aspek perpajakan perolehan aset tetap dengan cara membangun senditi tersebut sebagai objek yang terutang Pajak Pertambahan Nilai, Bunga yang dikeluarkan atas pinjaman untuk pembangunan selama masa konstruksi akan dikapitalisasi, Hal ini sesuai dengan ketentuan apabila bunga pinjaman dapat diatribusikan secara langsung dengan aset tertentu, maka biaya pinjaman tersebut harus dikapitalisasi terhadap aset tertentu, Perlakuan akuntansi komersial dapat diikuti oleh akuntansi pajak, sedangkan terhadap bunga yang dikapitalisasi akan dibebankan ke penghasilan melalui penyusutan selama masa manfaat. Perolehan secara Hibah, Bantuan, dan Sumbangan Dalam perolehan secara hibah, bantuan, dan sumbangan secara langsung dihubungkan dengan perlakuan akuntansi pajak, karena akuntansi komersial sedikit mengatur aset Dipindai dengan CamScanner ps 6, Aran AsetTetep Berm . 77 yang diperoleh dari sumbangan (donasi). Dalam akuntansi komersial pada subbab pengukuran biaya perolchan telah dijelaskan perolehan aset tetap yang diperoleh dari hibah pemerintah yang intinya tidak boleh diakui sampai entitas memperoleh keyakinan akan memenuhi kondisi atau prasyarat hibah. Terhadap aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal yang berasal dari sumbangan atau modal donasi. Contoh, aset tetap berupa tanah dan bangunan dengan harga pasar Rp250,000.000,00 telah diterima sebagai sumbangan. Modal donasi dari sisi akuntansi pajak mengacu pada Pasal 10 ayat (4) Undang. ‘Undang Pajak Penghasilan yang mengatur berikut ini 1. Apabila terjadi pengalihan harta berupa bantuan, sumbangan, harta hibah, atau ‘warisan, syarat yang harus dipenuhi berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf a den huruf b adalah: tidak termasuk sebagai objek pajak adalah: ‘4. 1) bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak; 2) harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan, badan pendidikan, badan ee sarc : B PENYUSUTANASETTETAP. ‘Masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa manfaat aset tetap. Masa manfaat diukur dengan periode suatu aset yang diharapkan digunakan perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari ase oleh perusahaan, Sejalan dengan pemikiran bahwa semua jenis aset tetap berwujud, kecuali tanah dengan berjalannya waktu akan semakin menurun kemampuannya untuk memberikan jasa. Kemampuan yang semakin menurun sebagai akibat adanya pemakaian, keausan, atau adanya ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diharapkan dan pada saat ini yang paling menonjol adalah perubahan teknologi, sehingga dalam waktu yang relatif pendek, aset telap tersebut menjadi terbelakang teknologinya, sebagai contoh komputer. Berkurangnya kapasitas otomatis akan membuat nilai aset tetap tersebut berkurang. Sebagai unsur pengakuan atas penurunan aset tetap berwujud tersebut dialokasikan ke dalam penyusutan (depreciation) sebagai alokasi sistematis rasional harga perolehan harga aset berwujud. Berdasarkan hal tersebut, sebagaimana diatur dalam PSAK No. 16 (Revisi 2007), yang dimaksudkan penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyusutan dilakukan terhadap aset tetap berwujud dengan syarat aset tetap berwujud tersebut: kan digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi; suatu masa manfaat yang terbatas; dan vatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok 1 3. untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi Penyusutan atau jumlah disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aset atau jumish lain yang disubstitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan dikurangi nila sisa. Terdapatistlah penghapusan yang pengertiannya berbeda dengan penyusutan, Penghapusan adalah penghapusan nilai buku suatu aset yang dilakukan apabila nilai buku yang tercantum dalam laporan keuangan tidak lagi menggambarkan manfaat dari aset yang bersangkutan, Seperti diketahui dalam akuntansi komersial, aset tetap yang dapat disusutkan sering kali merupakan bagian signifikan aset perusahaan, Oleh karena itu, penyusutan juga dapat berpengaruh secara signifikan dalam menentukan dan menyajikan posisi Keuangan dari hasil usaha. Dapat pula nilai sisa suatu aset sering kali tidak signifikan dan diabaikan dalam penghitungan jumlah yang dapat disusutkan. Apabila nilai sisa signifikan, nila tersebut diestimasi pada tanggal perolehan atau pada tanggal dilakukan revaluasi aset, Sedangkan jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aset, atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya dalam, Japoran keuangan, dikurangi nla sisanya, Perbedaan dalam penghitungan penyusutan suet tetap menimbulkan perbedsan pajak tangguhan akibat perbedaan yang sifatnya temporer. Hal ini menjadi kewajiban bagi Wajib Pajak melakukan penghitungan dampak pajak di masa depan bersumber dari perbedaan yang terjadi dan akan dicatat Dipindai dengan CamScanner Bab @.Atutonsi Aso Tetap Bort ce | sebagai aset/liabilitas pajak tangguhan yang selanjutnya diikuti dengan telaah atas nilai aset/liabilitas secara berkala pada umumnya tahunan. Wajib Pajak merasakan sebagai beban atau menambah kompleksitas akuntansi tetapi dapat diantisipasi, Bentuk-bentuk strategi untuk memberikan kemudahan proses pencatatan sebagi contoh Wajib Pajak melakukan penyamaan estimasi masa manfaat dan metode penyusutan sesuai dengan ketentuan perpajakan, Sesuai Pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan, penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunaken untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut, Dalam pengaturan penyusutan tersebut, persyaratan aset yang dapat disusutkan menurut ketentuan perpajakan meliputi: 1. arta yang dapat disusutkan adalah harta berwujud; 2. harta tersebut mempunyai masa manfaat lebih dati 1 (satu) tahun; 3. harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. ‘Terdapat pula aset tetap yang menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut akuntansi pajak tidak dapat disusutkan, yaitu: 1, _aset tetap perusahaan berupa kendaraan yang dikuasai dan dibawa pulang pegawai, termasuk juga yang ada di daerah terpencil; 2. _aset tetap perusahaan berupa rumah yang terletak bukan di daerah terpencil yang ditempati pegawal yang tidak diberi tunjangan oleh perusahaan. Dengan demikian, harta yang dimiliki perusahaan tetapi tidak digunakan untuk mendapatkan, menagih, atou memelihara penghasilan karena tidak memenuhi syarat di alas, tidak boleh disusutkan. Apabila terjadi penjualan, maka laba atau rugi dihitung dengan mengurangkan harga perolehan terhadap harga jual. Harga demikian kebanyakan dimiliki oleh Wajib Pajak Orang Pribadi, tentu laba tersebut sebagai objek Pajak Penghasilan, Dalam melakukan penyusutan tentu memperhatikan dasar yang digunakan untuk ‘menyusutkan, Apabila dasar penyusutan antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak sama, seharusnya akan menghasilkan jumlah penyusutan yang sama dengan asumsi ‘menggunakan metode peyusutan yang sama. Adanya pengelompokan harta berwujud berdasarkan masa manfaat dan sekaligus penetapan persentase tarif penyusutan yang telah diatur dalam Pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan mengakibatkan adanya perbedaan, yang dikenal dengan beda waktu (time difference). Ditinjau dari seluruh jumlah yang dibebankan adalah sama, tetapi dalam waktu yang berbeda, Pengaruh secara ‘umum tent menimbulkan selisih antara laba bersih komersial dengan Penghasilan Kena Pajak. Secara komersial yang diatur pada PSAK No. 46 (Reformat tahun 2007), selisih Pajaknya dibukukan dalam akun Pajak Penghasilan yang ditangguhkan. Untuk aset yang disusutkan harus dikelompokkan terlebih dahulu sesuai masa ‘manfaat, Akuntansi komersial mengatur estimasi masa manfaat suatu aset yang dapat Dipindai dengan CamScanner =: Acct | disusutkan dengan dasar pertimbangan yang biasanya didasarkan pada pengalam, dengan jenis aset yang serupa. Sedangkan ketentuan perpajakan untuk pengelompeke, aset tetap berdasarkan masa manfaat mengacu pada Peraturan Menteri Keuangiy No. 96/PMK.03/2009 Tanggal 15 Mei 2009 berlaku per I Januari 2009, | | [MM METODE PENYUSUTAN SESUAI KETENTUAN KOMERSIAL Jamlah penyusutan akan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfiat aset tetap berwujud menggunakan berbagai metode yang sistematis. Penggunsz: metode penyusutan mempersyaratkan adanya penggunaan yang konsisten (taat 215, | tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajak, sehingga diharapkan dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan din periode ke periode. | Dalam praktik akuntansi komersial metode penyusutan dapat digunakan ses: pengelompokan menurut kriteria berikut ini. 1. Dasar Waktu a. Metode garis lurus (straight line method) | Dalam metode ini, biaya penyusutan dialokasikan berdasarkan berjalanny: waktu, dalam jumlah-jumlah yang sama selama masa manfaat aset teap berwujud tersebut. Cara penghitungan persentase penyusutan dapat dengan mudah dilakukan apabia diketahui masa manfaat. Masa manfaatasettetap selama 5 tahun, maka: Tarif penyusutan = = = 20% ‘set tetap harga perolehan: Rp300.000.000,00. Besarnya penyusutan = 20% x Rp300.000.000,00 = Rp60.000.000,00 Saat penyusutan ayat jurnal yang disusun sebagai berikut. Tol Akan Debit (Rp) Kredit (Rp) Biaya Penyusutan Aset Tetap {60.000.000,00 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 60,000.00000 | Daftar penyusutan secara terperinci selama 5 tahun sebagai berikut. (dalam rupiah) th j2 Perolehan | Blaya Penyusutan | Akm.Penyusutan | Nilai Sisa Buku 1 300.000,000,00] 60,000,000,00 60.000.000,00) 240.000.000,00| 2 300,000.000,00) 60.000.000,00 120.000.000,00) 180.000.000,00| 3 4 5 Hi 300,000.000,00) 60,000.000,00 180,000.000,00) 120.000.000,00} 300.000,000,00} 60.000.000,00 240.000.000,00) £60.000.000,00) 300.000.000,00) _60.000.00000| _300.000.000,00} i) Dipindai dengan CamScanner 0 8 Miro Bows © i Penghitungan tersebut dengan asumsi harge sisa buku pada akhir masa ‘manfaat sebesar 0,(nol) tetapi layaknya harga sisa buku pada akhir masa manfaat (nilai residu) dapat diestimasi. Sebagai contoh, nilai resida sebesar Rp40.000.000,00, maka: Biaya penyusutan = 20% (Rp300.000.000,00 - Rp40.000.000,00) = Rp52.000.000,00 Daftar penyusutan secara terperinci selama 5 tahun sebagai berikut. (dalam rupiah) Th | Harga Perolehan | Biaya Penyusutan | Akm. Penyusutan | Nilai Sia Buku 1 300,000,000,00 52.000.000,00 52.000.000,00 -248,000.000,00 | 2 | 30000000000} 52.00.0000} 104.000.000,00 | 196.00000,00 3 300.000.000,00 52.000,000,00 156.000.000,00 144,000.000,00 4 5 '300.000.000,00} 52.000.000,00 | 208.000.000,00 } 92.000000,001 300.000.000,00| _$2.000.000,00 | _260.000.000,00 | _40.000.000,00) b. Metode pembebanan menurun 1) Metode jumlah angka tahun (sum of the year digit method) ‘Metode ini sering disebut metode jumlah angka tahun yang akan menghasilkan jumlah penyusutan yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Dengan rumusan: ‘Blayd Benyustan’= Tarif Penyusutan x Dasar Penghitungan Penyusutan ‘Dalat Benghitangan Penyusutan = Harga Perolehan ~ Nilai Residu Tarif penyusutan ditetapkan dengan pecahan, yaitu pembilang adalah angka tahun yang ada selama masa manfaat aset tetap, sebagai contoh 1, 2, 3,4, 5 dan seterusnya, sedangkan pembilang untuk tahun pertama adalah penjumlahan angka tahun sampai dengan angka tahun terakhir Sebagai contoh, apabila masa manfaat hanya 5 tahun, maka penjumlshannya (L4+2+3+445)=15, Penghitungan penyusutan dapat dilakukan: Harga perolehan aset tetap = Rp300.000.000,00 Nila residu = Rp_45,000.000,00 Penyusutan = Rp255.000.000,00 Masa manfaat 5 tahun Penyusutan tahun: Ke-1 =5/15 x (Rp300,000.000,00 ~ Rp45.000.000,00) = Rp8s.000.000.00 Ke-2 = 4/15 x (Rp255,000,000,00) = Rp68.000,000,00 Ke-3 = 3/15 x (Rp255,000.000,00) Rp51.000,000,00 Ke-4= 2/15 x (Rp255.000.000,00) = Rp34.000.000,00 Ke-5 = 1/15 x (Rp255.000.000,00) = Rp17.000.000,00 Dipindai dengan CamScanner 5 :: Sa : tani Daftar penyusutan selama 5 tahun sebagai berikut: (atom rp Harga Tarif Baya ‘Akumulasi Nilai Perolehan _|Penyusutan| Penyusutan | Penyusutan ‘Sisa Buku saan | oa | Seem | echoes | Semen} Soumaneso| ais | eoncone| temesem | ‘srenmmy 300.000.000,00 ws 51,000,000,00 | 204.000.000,00 96.000.000,00 300.000.000,00 ans 34,000.000,00 | 238.000.000,00 62.000.000,09 famunes’| | teonimme | wsomsno | sam ‘Masa pertama tahun 2017 ‘Masa kedua tahun 2017 = 8/12 x 4/15 x Rp255.000.000,00 Total penyusutan selama tahun 2017 Bagaimanakah selanjutnya menghitung besarnya biaya penyusutan apzbie, awal penyusutan tidak sama dengan awal tahun bukunya? Sebagai contoh aval} tahun 2016 terjadi pembelian aset tetap tetapi juga terdapat aset tetap yang, dibeli dalam tahun berjalan. Dalam kondisi demikian perlu dipertimbangkas, ‘masa dalam bagian tahun buku tersebut. Scbagai contoh, aset yang dibeli pads 3 Mei tahun 2016, maka perhitungan penyusutan: Biaya penyusutan = 8/12 x 5/15 x Rp255,000.000,00 = Rp56.666.700,00 Selanjutnya untuk tahun 2017, perlu memperhatikan masa yang menyangkat tanggal | Januari 2017 sampai dengan tanggal 30 April 2017 dan 1 Mei 2017 sampai dengan 31 Desember 2017 dengan perhitungan: 12 x SAAS x Rp255.000.000,00 Rp28.333.300,00 Rp45.333.300,00 Rp73.666.600,00 2) Metode saldo menurun/saldo menurun ganda (declining/double declining balance method) Dalam metode ini, besarnya biaya penyusutan semakin lama menjadi lebih kecil dari tahun ke tahun, dengan dasar pemikiran bahwa kepasitas aset tetap dalam memberikan jasanya dari tahun ke tahun semakin menurun. Penghitungen biaya penyusutan dapat dirumuskan: Dasar Penghitungan Penyusutan = Harga Sisa Buku Awal Period Pada umumnya, tarif penyusuten adalah dua kali tarif penyusutan apabila menggunakan metode garis lurus tanpa memperhatikan nilai residu (recidual value) sebagaimana contoh yang lalu; Harga perolehan aset tetap Rp300.000,000,00 Nilai resid Rp 40.000.000,00 Persentase penyusutan dengan metode garis lurus 20% Persentase penyusutan dengan metode saldo menurun = 2 x 20% = 40% Dipindai dengan CamScanner pod 6 Atuntansi Asgt Tetep Berwasjud nn = © Biaya penyusutan tahun pertama = 40% x Rp300.000.000,00 = Rp120.000.000,00 Biaya penyusutan tahun kedua 40% (Rp300.000.000,00 ~ p120.000.000,00) p72.000.000,00 " Demikian selanjutnya untuk tahun berikutnya sampai dengan akhir masa manfaat. Daftar biaya penyusutan akan tampak sebagai berikut: (Galan rupiah) Tahun [_HargaPerolehan | Biaya Penyusutan | Akm.Penyusutan | NilaiSisa Buku 1 '300.000.000,.00 | 120.000.000,00 | 120.000.000,00 | 180:000.000,00 2 300.000.000,00 72.000.000,00 | —192.000.000,00 | —_108.000.000.00 3 300,000.000,00 43.200.00000 | —235.200.000.00 164.800.000,00 4 300.000,000.00 25920.000,00 | — 261.120.000,00 38.880.000,00 5 300.000.000,00 (1.120.00000)_| _ 260.000.000,00 40,000.000,00 Dari pethitungan di atas pada awal tahun ke-5, terdapat persoalan yaitu milai sisa buku [Rp38.880.000,00 tidak dapat digunakan dasar penghitungan biaya penyusutan tahun ke 5, karena aset tetap yang bersangkutan tidak boleh disusutkan yang mengakibatkan nilai sisa buku di bawah nilai residu. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut: Penyusutan tahun ke-5 = 40% x Rp38.880.000,00 = Rp15.552.000,00 Nilai sisa buku tahun ke-5 ‘Rp300.000.000,00 - akumulasi penyusutan } Rp300.000.000,00 - (Rp261.120.000,00 + Rp15.552.000,00)] p300.000.000,00 - Rp276.672.000,00 ] = Rp23.328.000,00 Namun demikian, karena telah ditetapkan bahwa nilai residu pada akhir tahun ke-5 adalah sebesar Rp40,000.000,00 maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap biaya penyusutan yang telah tat, yaitu pengurangan biaya sebesar Rp1.120.000,00, 2. Dasar Penggunaan Metode jam jasa (service hours method) Pada metode ini besarnya penyusutan dihitung dengan mendasarkan pada teori bahwa pembelian aset tetap ditunjukkan dari jumlah jam jasa langsung dan dalam metode ini mengakul estimasi masa manfaat aset yang diukur dalam jam jasa. Sebagai contoh, berdasarkan data aset tetap yang digunakan menunjukkan estimated service life sebesar 20,000 jam, harga perolehan aset Rp100.000.000,00, dan nilai residu Rp5.000.000,00. Tarif penyusutan per jam dihitung: Harga Perolehan_~ Nilai Re Estimated Service Life ‘Tarifpenyusutan per jam = -RP100.000.000,00 - Rp5.000.000,00 20,000 ‘Tarif penyusutan per jam = Rp4.750,00 Dipindai dengan CamScanner BE ies [ac ae Pinter Pay Apabila set tersebut manfaatnya 5 tahun dengan jam jasa yang telah diketahy, smaka daftar biaya penyusutan akan tampak sebagai berikut. (dalam rupiay ‘Akumutas! Th_| HargaPeroiehan | Jasa-Jara Biaya Penyusutan Penyusutan | Hilal Sits Buteg 1 | yo.000.00000 | 3.000 3000 «4.75000 = 1425000000] 14250.000,00 | _05.750.00009 2 | rox.0000000 | $000 5000 x4.750.00=23.750000,00/ 38.000.000,00 | 62.000.0009 3 | r0.00000000 | s.000 5000% 475000=23.750000.00| 61.750.00000 | 8.250.000, 4 | tox.00000000 | «000 4000 4750,00= 18.000000,00] 0750.00000 | 19.250.000,9) 5 | r0.0000000 | 3.000, 3000 x 4750.00 = 14250.000,00] 95,000.00000 | —_$.000.000.m 20000 95.000.000,00| . Metode unit produksi (productive output method) Dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produkst yang dapat dihesilkan. Kapasitas produksi ini dapat pula dinyatakan dalam,bentuk jam pemakaian atau urut-urut kegiatan lainnya. Penghitungan besarmya biaya penyusutan dapat dirumuskan: _ Produksi Sebenarny Tarif Penyusutan putaheos Biaya Penyusutan ‘Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Dasar Penyusutan = Harga Perolehan ~ Nilai Residu Sebagai contoh, aset tetap berupa mesin harga perolehannya Rp300.000.000,00, Nilai resida pada akhir tahun ke-5 sesuai masa manfaatnya Rp40.000.000,00. Mesin diperkirakan dapat menghasilkan 20,000,000 unit produksi. ‘Besarnya tarif Penyusutan dihitung tahun pertama dengan produksi sebenarnya 3.000.000 unit 3.000.000,00 ‘Tarif Peny = 2000000,00 = rif Penyusutan 30,000,000,00 * 100% = 15% Biaya Penyusutan = 15% (Rp300.000,000,00 ~ Rp40,000.000,00) = Rp39,000.000,00 Demikian pula selanjutnya untuk tahun kedua sampai dengan tahun ke-5 Besarnya penyusutan akan bervariasi Karena sangat bergantung pada produks! sebenarnya yang dapat dihasilkan oleh mesin tersebut. Daftar biaya penyusutan selama 5 tahun, = (dalam rupiah) E Th | Harge Perolehan | Jwlah Produksi Tit ve Penyusutan | Akamulact | Nini Sia Bako I ti _ = 1 |" eonenconda |" seenneno "|" aabx eon=i5s | monoeaae | specconena —t-sovaonoaiae 2 | sooecominan | senoconco | sox rowers | esoonoegs> | rorecomreen | mem 3 | scnoonswas0 | Somngonco | sraoxroonszsx | esomvoaoo | serecoocaee | ssrocomeno 4 | soocmongao | oie | wroxiams20% | sactooeae | aatecoecom | sremonin 5] soomaconee | samonnco | sn0xion-15% | spocnooace | asocooncace | scooormer 20.00.0000 Ls | | Dipindai dengan CamScanner fb 8, Auntansi Asot Tetp Borwyjud ; i - 3. Dasar Kriteria Lainnya Menggunakan dasar kriteria lainnya bahwa biaya penyusutan dapat dibitung dengan dasar jenis dan kelompok. Pengelompokan ini dikenali dalam kelompok atau dalam perpajakan dikenali dengan golongan 1, golongan 2, golongan 3, dan golongan bangunan. Ketentuan Pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan mengelompokkannya ke dalam “Bukan Bangunan’ dan kelompok “Bangunan’ Akuntansi komersial mengelompokkan aset berdasarkan masa manfaat. Sebagai contoh, aset tetap yang dibeli terkelompokkan ke dalam aset tetap yang masa manfaatnya 5 tahun dan seterusnya. Apsbila PT Maju mempunyai 5 truk dengan nilai perolehan dan nilai residu sesuai daftar berikut inl, penyusutan dibitung menggunakan metode garis lurus, Alokasi blaya penyusutan tampak: a. daftar biaya penyusutan truks b. dasar penyusunan kelompok. Masa manfaat 5 tahun: (dalam rupiah) ‘Truk ke Harga perolehan | Jumlah yang Dapat Nilai Residu Disusutkan 1 150.000.000,00 -140.000.000,00 10.000.000,00 2 150.000,000,00 140,000.000,00 10.000.000,00 3 200,000,000,00 -180.000.000,00 20.000.000,00 4 200.000.000,00 180.000.000,00 20.000.000,00 5 | 10000000000 | _soa0occae0 | _10000000.00 0000000000 [7300000000 | 70.000.000.00 1 Tarif Penyusutan Grup = Tyjsiran Rata-Rata Umur Grup Aset Apabila taksiran rata-rata umum grup aset tetap 5 tahun. Tarif penyusutan grup = 1/5 x 100% = 20%. Biaya penyusutan setiap tahun = 20% x Rp730.000.000 = Rp146,000.000,00. Dapat pula dicontohkan, PT Maju mempunyai 2 jenis mesin yang berlainan dengan data dan besarnya biaya penyusutan sebagaimana tampak dalam daftar berikut. (dalam rupiah) Harga Wilat Bioye ‘Masa | Penyusutan Perolehan Residu Penyusutan | Manfaat| —_Tlap Tahun 100.000.0000 | 20.000.000,00 |~ 80.000.000,00 | 4Tahun | — 20.000.000.00 150.000.000.00 | 30,000000,00 | 120.000.0000 | sTahun | 24.000.000,00 180,000.000,00_| _$0,000.000,00_| 100.000.000,00_| 5Tehun | _20:000.000,00 -400.000.000,00_[”100.000.000,00 |” 300.000.000,00 {GA200.000,00. Dari data di atas tarif Penyusutan Gabungon - Loe x 100% = 16% Dipindai dengan CamScanner | So: Arora Untuk memperoleh aset tetap sesuai akuntanst komersial dapat bermacam-maca | ‘ara, yaitu perolehan secara gabungan, angsuran, pertukaran, dan membangun sendin, ey metode penyusutan yang digunakan juga telah diatur dalam PSAK 17 Tahun 2009, Pasal 6 ayat (1) hurufb Undang-Undang Pajak Penghasilan telah menjelaskan teat | pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan harta tidak berwujud ses | Pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari I (satu) tahun pembebananan dilakukan melalui penyusutan atau amortisasi. Demikian pula halnya dalam Pasa 9 yz (2), pengeluaran yang menurut sifatnya merupakan pembayaran di muka, sebagai cont sewa untuk beberepa tahun yang dibayarkan sekaligus pembebanannya akan dial ‘melalui alokasi-alokasi per tahun, | Penyusutan menurut akuntansi pajak ini tidak mempertimbangkan nilai reside (residual value), sehingga diartikan bahwa seluruh harga perolehan tersebut disusutian Sebenarnya banyak cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh aset tetap test disampaikan dalam akuntansi Konvensional. Akan tetapi, dapat teridentifikasi bahwa se tetap dapat diperoleh melalui pembelian baik secara tunai kredit atau angsuran: Teasing (sewa); : pertukaran dengan sekuritas atau dengan aset lainnya: penyertaan modal; membangun sendi hibah atau pemberian; bangun guna serah (built operate and transfer—BOT). Soe ene Pasal 10 Undang-Undang Pajak Penghasilan mengatur cara penilaian harta sepert Penetapan harga perolehan atau harga penjualan dalam rangka menghitung penghasilat sehubungan dengan penggunaan harta dalam perusahaan, menghitung laba atau reg apabila terjadi penjualan atau pengalihan harta, dan penghitungan penghasilan dar Penjualan barang dagangan. Dalam menentukan harga perolehan atau harga penjualan, suatu harta dapat diketompokkan menjadi: 1. harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual bei harta; 2. arta perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi tukar-menukat harta; 3. harta perolehan atau harga penjuslan dalam hal terjadi pengalihan harta dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, ata pengambilalihan usaha; 4, harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi pengalihan harta karena hibab, bantuan, atau sumbangan, dan watisan; 5. _harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi pengalihan harta termasuk | setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti penyertaan modal. SAAT PENYUSUTAN ASET TETAP SESUAI KETENTUAN KOMERSIAL Poragraf 58 SAK No. 16 (Revisi 2007) menyatakan bahwa penyusutan aset dimulai pada saat aset berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuat ath Dipindai dengan CamScanner ib 8 AlutonsiAsetTetap Bormuiad | dengan keinginan dan maksud manajemen. Terjadinya perbedaan pengakuan tersebut mengakibatkan perbedaan periode pengakuan aset tetap, sehingga berakibat perbedaan saaf diakuinya penyusutan aset tetap. g HARGA PEROLEHAN ATAU HARGA PENJUALAN DALAM HAL TERJADI JUAL BELI HARTA. Harga perolehan atau harge penjualan dalam hal terjadi jual beli harta ditentukan sebagai berikut. 1. Tidak dipengarghj hubungen istimewa: . a. bagi pihak petnbeli, harga perolehan harta adalah harga yang sesungguhaya dibayar; Teemasuk dalam ‘harga perolehan harta adalah harga beli dan biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh harta tersebut, seperti bea roasuk, bieya pengangkutan, dan biaya pemasangan. b. bagi pihak penjual, targa penjualan harta adalah harga yang sesungguhnya diterima. 2. Dipengarthi hubungan istimewa: a. bagi pihak pembeli, harga perotehan harta adalah jumlah yang seharusnys dikeluarkan; b. bagi pikak penjual, harga penjualan harta adalah jumlah yang seharusnya diterima, a HARGA PEROLEHAN ATAU HARGA PENJUALAN DALAM HAL TERJADI TUKAR-MENUKAR HARTA. Dalatn hal terjadi transaksi tukar-menukar harta dengan harta lain, maka nilai perolehan atau nilai penjualan harta tersebut adalah sebagai berikut. L. Bagi pihak pembeli, harga perolehan harta adalah harga yang scharusnya dikeluarkan berdasarkan harga pasar 2. Bagi pihak penjual, harga penjualan harta adalah harga yang seharusnya diterima berdasarkan harge pasar (Pasal 10 ayat (2) Undang-Undang PPh). Contoh: PTA pre (Harta Xy (HartaYi Wilal Sisa Boku 170.000.0000 +12.000.000,00 Horga Pasar 20000.000,00 20.000.000,00 Antara PT A dan PT B terjadi pertukaran harta. Walaupun tidak terdapat realisasi pembayaran antara pihak-pihak yang bersangkutan, Karena harga pasar harta yang diperlukan adalah Rp20.000,000,00, maka jumlah sebesar Rp20.000.000,00 Dipindai dengan CamScanner : seitoinl Dasar asunsi yang digunakat sama, yaitu metode penyusutannya adalah mney gatis lurus dan Kelompok 1 (satu). Seperti dalam akuntansi Komersial, tukar-menukar aset tetap diikuti dengy tambahan uang, Pertukaran aset yang sejenis dan memiliki manfaat yang sama alan Dbidang uscha yang sama serta nilai wajarnya sama’ tanpa diikuti tambahan uang, maiy secara Akuntansi Komersial tidak ada laba rugi yang diakui. Dalam Akuntansi Pajak id, ‘memibedakan pertukaran sejenis atau tidak sejenis. Harga Perolehan atau Harga Penjualan dalam Hal Terjadi Pengalihan Harty karena Hibah, Bantuan atau Sumbangan, dan Warisan ‘Apabilaterjadi pengalihan harta karena hibah yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garisketurunan lurus satu derajt dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan ata ‘badan sosial termasuk yayasan atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan olch Menteri Keuangan, dan bantuan atau sumbangan, dengan syarat hibah, bantuan atu sumbangan tersebut tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan useha, hubungan Xepemilikan, atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan, srt warisan, maka dasar peniaian atau nilai perolehan bagi pihak yang menerima pengalihan hharta adalah: 1. Wajib Pajak menyelenggarakan pembukuan Nilai perolehan adalah sama dengan nilaisisa buku harta dari pihak yang melakukaa Pengalihan atau nilsi yang ditetapkan Direktur Jenderal Pajak. Dengan demikien, ‘yang memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b ‘Undang-Undang PPh. Apabila tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3) huruf a, maka dasa penilaian bagi Yang menerima pengalihan sama dengan nilai pasar, +> Wajid Pajak tidak menyelenggarakan pembukuan eee ‘Wajib Pajak tidak menyelenggarakan pembukuan sehingga nilai sisa bukt si seers ‘maka nilai perolehan atas harta ditetapkan sebagai berikut: -_ ae atau harga perolchan bagi yang mengalihkan harta berupa tanah dat! nila peal ak GaPa diketahu, naman tahun perotchannya diketabu, als 1) ead a el Yang menerina pengalihan hara tersebut adalah i tanah dan/atau bangunan tersebut diperoleh oleh yang mengalihks? dalam tahun 1986 atau sebelumnya, adalah sama besarnya dengan Nis se Objek Pajak (NJOP) yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan Paik ) uutang PPT) Pajak Bumi dan Bangunan tahun pajak 1986; atau 2) Apabil tanah dan/atau bangunan tersebut diperoleh oleh yang mengalibkat Sesudah tahun 1986, adalah sama besarnya dengan NJOP yang terantu dalam SPPT PBB tahun pajak diperolehnya harta tersebut bagi yang mengalibkan 3) Apabila SPPT PBB tidak ada, adalah berdasarkan surat keterangan dari Keps!! Kantor Pelayanan Pajak (KPP Pratama). b. Apabila nila atau harga perolchan dan tahun perolehan bagi yang mengalhis! harta berupa tanah dan/atau bangunan tidak diketahui, maka nilai perolehs™ bagi yang menerima harta tersebut adalah sama besarnya dengan NJOP ya tercantum dalam SPPT PBB tahun pajak yang paling awal yang tersedia atas nai” afi Dipindai dengan CamScanner fab 8. Aluntons Ast Tap Barus . —— - = yang mengalihkan harta terscbut, atau jika SPPT PBB tidak ada, berdasarkan surat keterangan dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP Pratarna), ‘c. Untuk harta selain tanah dan/atau bangunan, apabila nilai atau harga perolehan bagi yang mengalihkan harte tersebut tidak diketahui, maka nilai perolehan bagi yang menerima pengalihan harta tersebut adalah sama besarnya dengan (60% (enam puluh persen) dari harga pasar wajar harta tersebut pada saat terjadinya pengalihan, Dalam hal terjadi pengalihan harta karena hibah yang diterima oleh bukan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan bukan oleh badan keagatnaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan bantuan atau sumbangan, serta sepanjang hibah, bantuan atau sumbangan tersebut terdapat hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan, maka dasar penilaian (nilai perolehan) bagi pihak yang menerima pengalihan harta adalah sama dengan nilai pasar dari harta tersebut. Harga Perolehan atau Harga Penjualan dalam Hal Terjadi Pengalihan Harta Termasuk Setoran Tunai yang Diterima oleh Badan sebagai Pengganti Penyertaan Modal Penyertaan Wajib Pajak dalam permodalan statu badan dapat dipenuhi dengan setoran tunai atau pengalihan harta, Apabila terjadi pengalihan harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal, maka dasar penilaian harta bagi badan yang mencrima pengalihan adalah sama 1. Mesin I = 12,5% x Rp200,000.000,00 = Rp25,000.000,00 2. Mesin II = 12,5% x Rp150.000.000,00 = Rp18,750.000,00 3. Truk = 12,5% x Rp70.000,000,00 = Rp_8750,000,00 Jumlah penyusutan selama tahun 2014 = Rp$2.500.000,00 B PENYUSUTAN PADAAKHIR MASA MANFAAT Cara penghitungan penyusutan tersebut dilakukan untuk tahun-tahun selanjutnya sampai dengan masa manfaat aset tetap tersebut berakhir. Apabila Wajib Pajak ‘menggunakan metode saldo menurun, besarnya biaya penyusutan semakin lama semakin menurun, Sebagai contoh, PT Nusantara memiliki aset tetap berwujud mesin dengan harga perolehan Rp250.000.000,00 dengan masa manfaat 4 tahun, dasar penyusutannya adalah nilai buku pada awal periode. Besarnya Biaya Penyusutan selama masa manfaat terlihat pada tabel berikut ini. (dalam rupiah) Biaya ‘Akumulast Penyusutan Penyusutan '250.000.000,00 | 125.000.000,00 | 125.000.000,00 | 125.000.000,00 250,000.000,00 | 62.500.000,00 } _187.500.000,00 | _62.500.000,00 250,000.000,00 | 31.250,000,00 | 218.750.00000 | —_31.250.000,00 250,000.000,00 | __31.250.000,00 | _ 250.000.000.00 ° Tahun Ke | HargaPerolehan Nilai Sisa Buku Pada akhir masa manfaat (tahun ke-4), Nilai Sisa Buku disusutkan sekaligus. Dalam contoh di atas, nilai sisa buku pada tahun ke-3 sebesar Rp31.250.000,00 akan dibebankan seluruhnya sebagai biaya penyusutan tahun ke-4, (MI SAAT PENYUSUTAN ASET TETAP Seperti pada akuntansi komersial bahwa penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan yaitu saat aset berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Penyusutan menurut akuntansi pajak dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran. Kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut schingga penyusutan pada tahun pertama dihitung secara prorata. Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, penyusutan dapat dilakukan pada saat bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta tersebut mulai menghasilkan, Mulai menghasilkan tersebut dikaitkan dengan saat mulai berproduksi yang tidak dikaitkan dengan saat diterima atau diperolehnya penghasilan. Sebagai contoh, PT ABC yang bergerak di bidang perkebunan kopi membeli traktor pada tahun 2011. Perusahaan ‘mulai menghasilkan bulan Maret tahun 2012, maka dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak Penyusutan dimulai tahun 2012. Dipindai dengan CamScanner

You might also like