Respon Fisiologis Dan Evaluasi Karkas Ayam Broiler Terhadap Suhu Pemeliharaan Dingin - Compress

You might also like

You are on page 1of 6

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013

RESPON FISIOLOGIS DAN EVALUASI KARKAS AYAM


BROILER TERHADAP SUHU PEMELIHARAAN DINGIN
(Response of Physiology and Carcass Chicken Broiler
Evaluation of Broiler to Cold Environment)
Yayu Zurriyati, Dahono

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau, Jl. Sungai Jang no. 38 Tanjung Pinang
yayuzurriyati@yahoo.co.id

ABSTRACT

Chicken broilers have the ability to produce a lot of meat in a short time. Weakness broilers is highly
susceptible to stress that affect productivity. The research objective was to investigate the physiological
responses and carcass evaluation of broiler chickens kept in cages in cold temperature. Used 30 chickens kept
Ross broiler strain from DOC to the age of 1 month. Maintenance of broiler chickens at the age of 0-7 days
performed at normal temperature enclosure (28°C). On day 8, the chicken coop was transferred to the cold
with the temperature 20°C. Feed given was commercial feed, the amount of 2 times a day. Parameters
observed are initial weight, final weight, body weight gain, carcass weight, carcass percentage, physiological
responses, organ weights, rations and drinking water consumption, conversion ratio and mortality. The data
were analyzed descriptively. The results show the value of conversion ratio (FCR) of chickens that were kept
in a cool 1.61 which was still within the range of modern broiler FCR is <1.7 and no deaths occurred on the
maintenance of the chicken in cold temperatures. Physiological responses such as rectal temperature and
pulse rate broilers i.e 40.840 and 270.09 C (times/min) was still within the normal range, while the results of
the analysis of blood profile includes the value of PCV (packed cell volume/hematocrit) and grains of red
blood (BDM) in the normal range respectively from 24.9 to 31.9% and from 2.26 to 2.53 jt/mm3.
Measurements ratio heterophile/lymphocyte (H/L) 0.79 to 0.98%, which indicates stress occurs in broilers.
Percentage of carcass to live weight was 74.83% and the percentage of organ weights in the weight of life,
including the liver, gizzard and heart was still within the range of normal limits.
Key Words: Broiler Chicken, Cold Temperature, Physiological Response, Carcass

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon fisiologis dan evaluasi karkas ayam broiler yang
dipelihara dalam kandang bersuhu dingin. Digunakan 30 ekor ayam broiler strain Ross yang dipelihara mulai
dari DOC hingga umur 1 bulan. Pemeliharaan ayam broiler pada umur 0-7 hari dilakukan pada kandang suhu
normal (28C). Pada hari kedelapan, ayam dipindahkan ke kandang dingin dengan suhu 20C. Pakan yang
diberikan adalah pakan komersil, dengan jumlah pemberian 2 kali sehari. Parameter yang diamati berupa
bobot awal, bobot akhir, pertambahan bobot badan, bobot karkas, persentase karkas, respon fisiologis ternak,
bobot organ dalam, konsumsi ransum dan air minum, konversi ransum dan mortalitas. Data yang didapat
dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan nilai konversi ransum (FCR) dari ayam yang
dipelihara pada suhu dingin 1,61 yang masih berada pada kisaran FCR broiler modern yaitu <1,7 dan tidak
terjadi kematian pada pemeliharaan ayam pada suhu dingin. Respon fisiologis berupa suhu rektal dan denyut
nadi ayam broiler yaitu 40,84C dan 270,09 (kali/menit) masih dalam kisaran normal, sementara hasil analisis
profil darah meliputi nilai Packed Cell Volume (PCV)/hematokrit dan butir darah merah (BDM) dalam
kisaran normal masing-masing 24,9-31,9% dan 2,26-2,53 juta/mm3. Pengukuran rasio heterofil/limfosit (H/L)
0,79-0,98%, yang menunjukkan terjadi stres pada ayam broiler. Persentase karkas terhadap bobot hidup
adalah 74,83% dan persentase bobot organ dalam terhadap bobot hidup, meliputi hati, rempela dan jantung
hampir semuanya masih berada pada kisaran batas normal.
Kata Kunci: Ayam Broiler, Suhu Dingin, Respon Fisiologis, Karkas

586
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013

PENDAHULUAN lingkungan. Comfort zone untuk unggas


umumnya berkisar 25-28°C.
Usaha peternakan ayam broiler banyak Untuk mengetahui sejauh mana respon
diminati oleh masyarakat karena ternak ini ayam broiler yang dipelihara diluar comfort
dapat tumbuh dengan cepat sehingga dapat zone untuk unggas, maka perlu dilakukan suatu
dipasarkan dalam waktu relatif singkat. Ternak penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk
ini merupakan pensuplai utama kebutuhan mengetahui respon fisiologis dari ayam yang
daging asal ternak. Ayam broiler adalah ayam diukur dari suhu rektal, denyut nadi,
jantan atau betina yang umumnya dipanen pada pengambilan sampel darah dan evaluasi karkas
umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai ayam broiler yang dipelihara dalam kandang
penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, bersuhu dingin dikaitkan dengan produktivitas
2006). dari ternak ayam broiler.
Ayam broiler sangat peka terhadap
perubahan lingkungan pemeliharaan yang
MATERI DAN METODE
dapat mempengaruhi produktivitasnya.
Perubahan tersebut menyebabkan ternak ini
mudah mengalami cekaman (stress), yang Penelitian dilaksanakan di laboratorium
didefinisikan sebagai suatu mekanisme lapang unggas Blok B, Fapet IPB,
menggunakan 30 ekor ayam broiler strain Ross
pertahanan tubuh hewan dalam menghadapi
yang dipelihara mulai dari DOC hingga umur 1
setiap perubahan–perubahan (stimulus) atau
bulan. Pakan yang diberikan adalah pakan
situasi tertentu. Dalam arti yang lebih luas,
komersial dengan kandungan protein 23,5%,
stress merupakan suatu reaksi fisiologis normal
dari hewan dalam rangka beradaptasi dengan lemak 5%, serat 5% dan energi metabolis 3120
perubahan atau situasi yang terjadi secara Kcal/kg. Pemberian pakan dan air minum 2
kali sehari. Untuk pemeliharaan ayam pada
internal maupun eksternal. Salah satu penyebab
minggu pertama (0-7 hari) digunakan brooder
stress adalah perubahan suhu udara yang
dan chick guard dalam kandang suhu normal
ekstrem yang mengakibatkan dehidrasi, nafsu
makan berkurang, pertumbuhan terganggu dan (28°C). Selanjutnya pada minggu kedua
badan menjadi lemah sehingga mudah sampai empat, ternak ayam dipeliharan dalam
kandang litter beralas sekam padi.
terserang penyakit.
Perlengkapan kandang bersuhu dingin terdiri
Secara umum, unggas merupakan hewan
dari satu unit AC (air conditioning) dan suhu
homoitermik dimana secara alamiah akan
diatur pada 20°C.
berusaha menstabilkan suhu tubuh bila terjadi
perubahan dilingkungan, baik suhu yang Parameter yang diamati berupa bobot awal,
menjadi tinggi maupun rendah. Mekanisme bobot akhir, pertambahan bobot badan,
konsumsi ransum dan air minum, konversi
untuk mempertahankan suhu dalam kondisi
ransum, mortalitas, respon fisiologis ternak
normal inilah yang nantinya dapat
yang diukur dari suhu rektal, denyut nadi dan
mempengaruhi keseimbangan tubuh unggas.
pengambilan sampel darah untuk dihitung nilai
Secara normal suhu tubuh unggas dalam hal ini
ayam memiliki rentang dan variasi yang lebih hematokrit (PCV/packed cell volume), butir
luas bila dibandingkan dengan suhu mamalia, darah putih, butir darah merah, limfosit dan
heterofil. Pengukuran respon fisiologis ayam
hal ini menyebabkan tidak adanya nilai absolut
broiler dilakukan pada 10 ekor ayam dari total
untuk suhu tubuh ayam. Rentang batas suhu
ternak ayam yang digunakan dalam kegiatan
tubuh normal ayam dewasa adalah 105°F-
107°F (40,6-41,7°C) sedangkan suhu tubuh ini. Evaluasi karkas meliputi bobot karkas,
pada DOC yang baru menetas kurang lebih persentase karkas dan bobot organ (hati,
rempela, jantung, limpa, empedu dan usus) dari
103,5°F (39,7°C), dan meningkat secara pasti
ayam broiler. Data yang didapat selanjutnya
setiap harinya sampai dicapai suhu yang
dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan
optimal pada usia tiga minggu. Untuk dapat
dengan secara umum dengan kondisi fisiologis
berproduksi dan berkembang dengan baik dan
optimal maka ayam harus dipelihara dalam ternak ayam yang dipelihara pada comfort zone
kisaran suhu nyaman atau comfort zone dari (25-28°C).

587
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN mengkonsumsi 1 g pakan, ayam harus


mengkonsumsi air sekitar 2,0-2,5 g. Sedikitnya
Kegiatan pemeliharaan ayam broiler jumlah konsumsi air ini diduga berhubungan
dimulai dari DOC (Day Old Chicken) dengan dengan kondisi kandang yang dingin sehingga
berat awal rata-rata 40,143 g. Pemeliharaan ayam broiler menurunkan konsumsi air
ayam mulai hari 0-7, dilakukan pada kandang minum. Air berperan dalam reaksi
bersuhu normal, tujuannya adalah agar anak metabolisme dan memelihara temperatur
ayam dapat beradaptasi dengan lingkungan tubuh.
diluar hatchery. Pada saat tersebut pakan dan air Pengamatan respon fisiologis bertujuan
minum diberikan secara ad libitum. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh pemeliharaan pada
pemeliharaan ayam pada kandang dingin kandang dingin terhadap fungsi fisik dan
dimulai saat ayam telah berumur 1 minggu biologis dari ayam broiler. Adapun pengamatan
hingga 4 minggu. Selama pemeliharaan ayam yang dilakukan berupa pengukuran suhu rektal,
broiler di kandang dingin tidak terjadi kematian denyut nadi darah dan pengambilan sampel
ternak atau tingkat mortalitas adalah 0%. Hasil darah. Nilai pengukuran sampel darah tersebut
pengamatan performa ayam broiler disajikan digunakan untuk mengukur kondisi ayam.
pada Tabel 1. Hasil pengukuran suhu rektal dan denyut
Pada Tabel 1, terlihat bahwa jumlah nadi ternak ayam broiler yang dipelihara pada
konsumsi pakan meningkat sejalan dengan kandang dingin disajikan pada Tabel 2. Dari
pertambahan bobot badan ayam. Bobot badan rataan suhu rektal ayam broiler yang dipelihara
akhir dari ayam yang dipelihara menunjukkan pada kandang dingin yaitu 40,83 masih dalam
peningkatan 37 kali lipat dibandingkan dengan kisaran normal dari suhu rektal ayam.
bobot awalnya. Nilai konversi ransum (FCR) Temperatur tubuh pada unggas berkisar antara
dari ayam yang dipelihara pada kandang dingin 39ºC hingga 41ºC. Temperatur rektal
1,61 yang masih berada pada kisaran FCR digunakan sebagai ukuran temperatur suhu
broiler modern yaitu <1,7. Salah satu faktor tubuh karena suhu rektum merupakan
yang menentukan efisien tidaknya produksi pengukur suhu tubuh ayam yang akurat.
ternak adalah jumlah ransum yang dikonsumsi Hewan homoiterm sudah mempunyai pengatur
untuk memproduksi satu kilogram bobot badan panas tubuh yang telah berkembang baik.
yang biasa disebut konversi ransum, semakin Temperatur rektal pada ternak dipengaruh
kecil rasionya berarti semakin efisien produksi beberapa faktor yaitu temperatur lingkungan,
ternak tersebut. Menurut Blakely dan Blade aktivitas, makan, minuman dan pencernaan.
(1992), konversi ransum sebaiknya rata-rata 2 Produksi panas oleh tubuh secara tidak
atau bila kurang dari 2 lebih baik. langsung bergantung pada makanan yang
Rata-rata konsumsi air minum ayam broiler diperolehnya dan banyaknya persediaan
pada kandang dingin adalah 247,39 makanan dalam saluran pencernaan.
ml/ekor/minggu. Jumlah ini cenderung kecil. Temperatur rektal pada ternak dipengaruhi
Menurut Supriyatna et al. (2005), setiap beberapa faktor yaitu temperatur lingkungan,

Tabel 1. Performa ayam broiler yang dipelihara pada kandang suhu dingin (20°C)

Umur ayam Konsumsi Bobot badan PBB Konsumsi air minum


(minggu) ransum (g/ekor) (g/ekor) (g/ekor) FCR (ml/ekor)
0 - 40,14 - - -
I - 175,00 134,86 - -
II 452,50 493,33 318,33 1,42 -
III 693,33 946,17 452,83 1,53 199,30
IV 1018,33 1487,00 540,83 1,88 295,47
PBB (g/ekor) 1446,86

PBB = pertambahan bobot badan, FCR = feed convertion ratio (konversi ransum)

588
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013

aktivitas, pakan, minuman dan secara tidak merupakan gelombang yang terjadi akibat
langsung tergantung pada persediaan makanan naiknya tekanan sistole mulai dari jantung dan
dalam saluran pencernaan (Duke’s 1995). kemudian menjalar sepanjang arteri dan
kapiler. Faktor yang mempengaruhi denyut
Tabel 2. Rataan suhu rektal dan denyut nadi ayam nadi adalah temperatur lingkungan, pakan,
broiler pada kandang dingin aktivitas latihan otot, dan tidur.
Hasil analisis profil darah disajikan pada
Suhu rektal Denyut nadi
Tabel 3. Analisis profil darah dilakukan pada 2
J (0C) (kali/menit)
ekor ayam yang dipilih secara acak pada umur
1 40,5 216 pemeliharaan 15 hari dan 2 ekor ayam pada
2 40,4 380 umur pemeliharaan 30 hari, Ayam broiler yang
mengalami cekaman akan mengalami
3 40,8 240
penurunan jumlah limfosit dan peningkatan
4 41,2 407 jumlah heterofil sehingga rasio antara heterofil
5 40,9 375 dan limfosit (H/L) meningkat (Aengwanich
dan Chinrasri 2003). Rasio heterofil dan
6 40,3 320
limfosit merupakan pengukuran ketahanan
7 40,2 204 imun pada ayam ketika mengalami stress.
8 41,3 134 Menurut Siegel (1995) rasio H/L yang
9 41,8 231 disarankan adalah 0,2 untuk tingkat stress yang
rendah, 0,5 untuk tingkat stress sedang dan 0,8
10 40,9 235 untuk tingkatan stress yang tinggi.
Total 408,3 2742 Pemeliharaan ayam broiler pada kandang
Rata-rata 40,83 274,2
dingin menunjukkan rasio H/L yang tinggi
yaitu antara 0,79-0,98. Hal ini menunjukkan
SD bahwa ayam broiler yang dipelihara dalam
(standar deviasi) 0,48 86,88 kandang dingin mengalami tingkat stress yang
Rataan denyut nadi yang diukur pada ayam tinggi. Pada umur ayam 15 hari, stress suhu
broiler pada kandang dingin adalah 274,2 dingin lebih tinggi (0,98) dibandingkan dengan
kali/menit. Kisaran denyut nadi ayam yang pada ayam fase finisher umur 30 hari (0,79),
dipelihara pada suhu comfort zone antara 180- karena pertumbuhan bulu pada fase finisher
450 kali/menit. Denyut nadi ayam broiler yang telah sempurna sehingga cekaman dingin dapat
dipelihara pada kandang dingin masih dieliminir.
tergolong dalam kisaran normal. Denyut nadi

Tabel 3. Hasil pemeriksaan darah ayam broiler pada kandang suhu dingin

Differensiasi BDP (%)


PCV (%) BDM (juta/mm3) BDP (ribu/mm3)
L H H/L
Hari ke-15 24 2,21 6,40 52 43 0,83
Hari ke-15 25,75 2,31 4,80 40 45 1,13
Rataan 24,9 2,26 5,6 46 44 0,98
Hari ke-30 27,5 2,33 22,60 44 47 1,07
Hari ke-30 36,25 2,73 25,00 62 32 0,52
Rataan 31,9 2,53 23,8 53 39,5 0,79

PCV = Packed cell volume/hematokrit


BDP = Butir darah putih
BDM = Butir darah merah
L = Limfosit
H = Heterofil

589
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013

Berdasarkan standar fisiologis ternak ayam penelitian ini persentase berat hati terhadap
broiler normal, jumlah leukosit (BDP) adalah bobot badan adalah 2,41%. Ini masih dalam
20.000-40.000/mm3, dan jumlah eritrosit kisaran normal menurut Putnam (1991) yang
(BDM) 2,0-3,2 juta/ mm3. Pada Tabel 3 terlihat menyatakan bahwa persentase berat hati ayam
bahwa butir darah putih (leukosit) meningkat broiler berkisar antara 1,7-2,8% dari bobot
seiring bertambahnya umur ayam broiler. badan.
Pemeliharaan ayam broiler di kandang dingin
pada umur 15 hari, menunjukkan jumlah BDM Tabel 4. Bobot dan persentase karkas ayam broiler
dalam kisaran normal, tetapi nilai BDP pada pemeliharaan suhu dingin
dibawah normal, sementara pada umur No. Bobot Bobot
pemeliharaan 30 hari, BDM dan BDP yang hidup (g) karkas (g)
dihasilkan berada dalam kisaran normal.
1 1520 1090
Fluktuasi jumlah leukosit (BDP) pada tiap
individu cukup besar pada kondisi tertentu 2 1560 1125
seperti: cekaman/stress, aktivitas fisiologis, 3 1350 1210
gizi, umur dan lain-lain. Hasil ini menunjukkan 4 1590 1110
bahwa ayam broiler umur 15 hari mengalami 5 1450 540
stress terhadap suhu pemeliharaan dingin.
Stress dapat mengurangi jumlah serta aktivitas 6 1490 1200
dari sel darah putih (Siegel 1995). Nilai 7 1480 1120
hematokrit (PCV) pada ayam broiler kondisi 8 1480 1100
normal adalah 24-43%. Pada penelitian ini 9 860 1040
nilai hematokrit ayam broiler yang dipelihara
pada suhu kandang dingin masih dalam kisaran 10 1480 1130
normal. Rata-rata 1426 1067
Hasil evaluasi karkas meliputi bobot karkas Standar deviasi (SD) 220,42 191,54
dan persentase karkas disajikan pada Tabel 4. Persen karkas (%) 74,83
Karkas adalah potongan ayam tanpa bulu, darah,
kepala, leher, kaki, cakar dan organ dalam. Pada
Tabel 5. Rataan bobot organ dalam terhadap bobot
penelitian ini rata-rata bobot hidup adalah 1.426
hidup dan bobot karkas
gr dan rata-rata bobot karkas adalah 1.067 g.
Persentase karkas terhadap bobot hidup adalah Bobot (g) % Terhadap
74,83%. Persentase ini masih berada dalam Indikator organ
Rata-rata bobot hidup
kisaran normal seperti yang dinyatakan oleh Rata-rata
Soeparno (1994), bahwa persentase karkas Hati 37±1,41 2,41±0,05
ayam broiler berkisar antara 65-75%.
Rempela 35,5±2,12 2,31±0,18
Persentase karkas ayam meningkat sesuai
dengan meningkatnya bobot badan ayam. Limpa 1,5±0,71 0,1±0,04
Organ dalam ayam broiler terdiri dari Jantung 9±1,41 0,59±0,08
organ-organ vital dan organ pencernaan. Pada
penelitian ini, organ dalam yang diamati Pada penelitian ini didapatkan ukuran
berupa organ vital ayam meliputi hati, rempela rempela 2,31% dari bobot badan. Brake et al.
dan jantung. (1993), mengemukakan bahwa ukuran rempela
Hati mempunyai fungsi kompleks ayam broiler berkisar antara 1,54-2,4% dari
diantaranya berperan dalam sekresi empedu, bobot badan, sehingga ukuran rempela yang
metabolism lemak, metabolism protein, didapatkan dalam penelitian ini masih dalam
metabolism karbohidrat, metabolism zat besi, kisaran normal. Fungsi rempela pada unggas
fungsi detoksifikasi, pembentukan sel darah hampir sama dengan gigi pada manusia,
merah dan penyimpanan vitamin. Ukuran bekerja untuk memperkecil ukuran partikel
berat, konsistensi dan warna hati dipengaruhi makanan secara fisik. Amrullah (2004)
oleh bangsa, umur dan status nutrisi individu. menyatakan bahwa dalam rempela berlangsung
Warna hati biasanya berwarna merah mastikasi yaitu secara mekanis makanan
kecoklatan atau coklat mengkilat. Pada dicerna dan dalam organ ini sering ditemukan

590
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013

bebatuan kecil (grit) yang ikut menghasilkan pada kandang bersuhu 20ºC tidak mempengaruhi
digesta. Fungsi grit dalam rempela dalah untuk produktifitas ternak dan hanya sedikit
mengoptimalkan pencernaan makanan yang berpengaruh negatif terhadap fisiologisnya.
ada didalam. Ukuran rempela mudah berubah
tergantung pada jenis makanan yang biasa
DAFTAR PUSTAKA
dimakan unggas.
Dari tabel diatas, persentase limpa adalah
Aengwanich W, Chinrasri O. 2003. Effects of
0,1% dan masih berada dalam batas kisaran
chronic heat stress on red blood cell disorders
normal seperti yang disampaikan oleh Putnam in broiler chickens. Mahasarakham Univ. J.
(1991) bahwa persentase bobot limpa berkisar 21:1-10.
antara 0,18-0,23%. Limpa merupakan salah
satu organ yang berperan dalam sirkulasi darah Amrullah IK. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga
Satu Gunungbudi, Bogor.
yaitu sebagai daerah penampung darah
(Frandson 1992). Blakely J, Blade D. 1992. Ilmu Peternakan. Gajah
Persentase bobot jantung terhadap bobot Mada Universitas Press, Yokyakarta.
badan pada penelitian ini adalah 0,59%. Brake J, Havenstain GB, Schidelet SE, Ferket PR,
Persentase normal bobot jantung ayam broiler River DV. 1993. Relationship of sex, age and
dari bobot badan antara 0,42-0,7%, sehingga body weight to broiler carcass yiel and offal
bobot jantung yang dihasilkan pada penelitian production. J Poult Sci. 70:680-688.
ini masih dalam kisaran normal. Jantung Duke’s. 1985. Physiology of Domestic Animal.
adalah organ yang memegang peranan penting Comstock Publishing: New York University
dalam peredaran darah dari jantung ke semua Collage, Camel.
sel di dalam tubuh. Fradson RD. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak
Edisi III. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
KESIMPULAN
Kartasudjana, Suprijatna E. 2006. Manajemen
Pemeliharaan ayam broiler pada kandang Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
dingin (20ºC), tidak mempengaruhi nilai Putnam. 1991. Handook of Animal Science. San
konversi ransum, suhu rektal, denyut nadi, nilai Diego: Academic Press.
PCV, BDM dan bobot organ dalam (hati, Siegel HS. 1995. Stress, strain and resistence. Brit
rempela, limpa dan jantung), yang kesemua Poult Sci. 36:3-22.
nilai tersebut dalam kisaran normal ayam
Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging.
broiler yang dipelihara pada suhu comfort zone. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Akan tetapi hasil pengukuran ratio heterofil-
limfosit (H/L) menunjukkan bahwa terjadi Suprijatna E, Umiyati A, Ruhyat K. 2005. Ilmu
stress pada yam broiler yang dipelihara pada Dasar Ternak Unggas. Jakarta: Penebar
Swadaya.
suhu dingin. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa pemeliharaan ayam broiler

591

You might also like