You are on page 1of 25
INDIVIDUAL TEXTBOOK EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATiNA Dan (LMU PENCETARUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Dipindai dengan CamScanner EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA Untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru Matematika Oleh : H.Erman S.Ar Editor Drs. Turmudi, M.Ed, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. 2003 Dipindai dengan CamScanner DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Pengertian Evaluasi 1 1.2. Fungsi Evaluasi 5 1.3. Tujuan Evaluasi 9 1.4 Kedudukan Evaluasi i 1.5 Prosedur Evaluasi 12 1.6 Ruang Lingkup Evaluasi 14 BAB II. ALAT EVALUASI 22 2.1 Taksonomi Bloom 22 2.2 Jenis Alat Evaluasi 56 2.3 Pembuatan Alat Evaluasi o7 2.4 Tes Menurut Tujuannya 69 2.5 Tipe dan Bentuk Tes 16 BAB III. KUALITAS ALAT EVALUASI 102 3.1 Pendahuluan ~ 102 3.2 Validitas 102 3.3 Reliabilitas . 13L 3.4 Daya Pembeda 159 3.5 Indeks Kesukaran 168 3.6 Efektivitas Option 174 3.7 Obyektivitas 177 3.8 Praktikabilitas 179 BAB IV. PENYUSUNAN ALAT EVALUASI 180 4.1 Pendahuluan 180 Dipindai dengan CamScanner 4.2 Evaluasi Hasil Belajar 4.3 Evaluasi Sikap 4.4 Evaluasi Keterampilan Matematika 4.5 Portofolio BAB V. PENGOLAHAS DATA HASIL EVALUASI 5.1 Pengertian Skor dan Nilai 5.2 Acuan Penilaian 5.3 Penentuan Skor Dipindai dengan CamScanner 181 186 197 197 200 200 201 203 BABL PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Bvaluasi Istilah evaluasi berasal dari sebuah kata dalam Bahasa Inggris, yaitu “evaluation” Norman E. Gronlund (1976: 3) menyatakan bahwa “Evaluation includes a number of techniques that are indispenable to the teacher ... . However, evaluation is not merely a collection of techniques — evaluation is a process — it is a continuous process which underlies all good teaching and learning." Evaluasi mencakup sejumlah teknik yang tidak bisa diabaikan oleh seorang guru. Evaluasi bukanlah sekumpulan teknik semata-mata, tetapi evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang mendasari keseluruhan kegiatan belajar mengajar yang baik. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi_merupé n suatu_ proses yang sistematik dan sinambung, untuk mengetahui_sampai_sejauh_mana_efisiensi kegiatan_belajar mengajar yang dilaksanakan dan efektivitas peneapaian tujuan instruksional yang telah ditetapkan, Seorang guru mau tidak mau harus memahami berbagai tcknik dalam melaksanakan evaluasi. Dalam rangka kegiatan belajar mengajar, selanjutnya Norman E. Gronlund (1976:6) menyatakan bahwa “evaluation may be difined as a systematic process of determining the extent 10 which instructional objectives are achieved by pupils:* Evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa. Ada dua aspek penting dari definisi di ates. Pertama, evaluasi menunjuk pada proses yang sistematik. Kedua, evaluasi mengasumsikan bahwa tujuan instruksional ditentukan terlebih daholu sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Edwin Wand dan Gerald W. Brown (1957: 1) menyatakan bahwa “... evaluation refer 10 the act or process 10 determining the value of something .." Evaluasi berkenaan dengan kegiatan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu, Sesuai dengan pendapat di atas, evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan Dipindai dengan CamScanner atau proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Witheringiow (1980: 24) menyatakan bahwa “... an evaluation is a declaration that something has or does not has value ..." Evaluasi adelah pernyataan bahwa sesvatu itu mempunyai nilai atau tidak. Jadi mengevaluasi diartikan sebagai memberikan pernyataan terhadap sesuatu hal, apakah ia bernilai atau tidak. Yang dimaksud dengan nilai di sini bisa kuantitatif, kualitatif, atau pun keduanya. Mechrens dan Lechman (1984: 5) menyatakan bahwa evaluation is determination of the congruence between performance and objectives ...” Evaluasi diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan dengan tujuan-tujuan. Dalam hubungan ini, hal yang dievaluasi bukanlah orang secara fisik, tetapi karakteristik- karakteristik dari orang itu dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu. Karakteristik-karateristik tersebut dalam ruang lingkup kegiatan proses belajar mengajar adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif (pengetahuan, intelcktual, akal), afektif (sikap, minat, motivasi, emosional), dan psikomotorik (ketrampilan, gerak, tindakan). Tampitan tersebut dapat dievaluasi melalui lisan, tertulis, maupun perbuatin, Dengan demikian mengevaluasi adalah menentukan apabila tam siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang telah dirumuskan atau belum. Berdasarkan pendapat ini tampak bahwa, dalam kaitannya dengan belajar mengajar, siswa yang dievaluasi oleh guru tidak merupakan obyek melainkan subyek, karena yang dievaluasi bukan siswa secara keseluruhan (fisik maupun psikis) tetapi hanya satu atau beberapa aspek dari karakteristik siswa tersebut. Selama evaluasi dilaksanakan, siswa yang dievaluasi tetap aktif, jadi ia adalah subyek. Sesuai dengan prinsip belajar yang menyatakan bahwa belajar adalah merupakan proses terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri siswa, dengan sendirinya evaluasi dapat dijadikan alat untuk mengetahui perubahan tersebut. Ini berarti bahwa dalam proses belajar mengajar harus ada kriteria tertentu yang dapat dijadikan patokan untuk pelaksanaan evaluasinya, Dari pengertian-pengertian evaluasi yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa evaluasi sifanya lebih luas daripada pengukuran. Evaluasi meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran hanya terbatas pada deskripsi kuantitatif, Dipindai dengan CamScanner sedangkan evaluasi selain menyangkut pengukuran tersebut berlanjut dengan pemberian nilai (valuing) berupa keputusan-keputusan maupun nilai tingkah laku yang diukur. Dengan demikian istilah evaluasi, pengukuran, dan penilaian dapat dibedakan, Tet pengukuran (measurement) menunjuk pada segi kuantitas (how much), istilah penilaian tren ik pada segi kualitas (what value), dan istilah evaluasi berkenaan dengan keduanya, yaitu pengukuran dan penilaian. Evaluasi tidak hanya menyangkut gambaran tingkah laku secara kuantitatif, tetapi juga secara kualitatif. Dalam evaluasi terkandung makna pengukuran yang sifatnya kuantitatif dan penilaian yang sifatiya kualitatif. Antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian terdapat hubungan yang erat yang tidak dapat dipisahkan. Norman E, Gronlund (1976: 6) melukiskan hubungan ketiganya sebagai berikut ini. i) Evaluasi adalah deskripsi kuantitatif siswa (measurement, pengukuran) yang ditetapkan dengan penentuan nilai ii) Evaluasi adalah deskripsi kualitatif siswa (judgement, pertimbangan, penilaian ) yang ditetapkan dengan penentuan nilai. Dengan demikian, evaluasi dapat ditentukan dengan melalui pengukuran dan bisa pula tanpa melalui pengukuran. Istilah_ mengukur (to measure) adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran tertentu, sedangkan menilai (to value, to judge} adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk atau Kategori lainnya. Dalam istilah sehosi-hari yang kita pakai, dalam hubungannya dengan ruang tingkup kegiatan belajar mengajar, dari kata dalam Bahasa Inggris “evaluation” muncul kata baru dalam Bahasa Indonesia “evaluasi” yang sering pula disebut “penilaian” yang mencakup istilah pengukuran. ‘Untuk lebih memperjelas uraian di atas dan untuk lebih memahami persamaan, perbedaan, dan hubungan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi marilah kita simak contoh-contoh berikut ini. a) Apabila kita akan menuju suatu ota tertentu yang dapat ditempuh melalui dua jalan yang jaraknya berbeda, tentunya akan dipilih jalan terpendek untuk menuju ke kota tersebut. Kita memilih jalan yang lebih “pendek” daripada jalan yang Dipindai dengan CamScanner b q ¢@ 8) lebih “jauh”, kecuali ada alasan lain misalnya pemandangan yang lebih indah, jalan yang lebih mulus, atau keperluan lain. Konsep jarak sifatnya kuantitatif yang ditentukan melalui pengukuran. Pada saat memii: jalan mana yang akan ditempuh, keputusan sudah dilaksanakan, Ini berarti penilaian, Penilaian tersebut meliputi segi efisiensi waktu, biaya, atau atas dasar kondisi lainnya. Untuk menilai apakah scorang siswa telah menguasai suatu konsep matematika tertentu, seorang guru dapat mengetahuinya melalui beberapa tes secara lisan, tertulis, atau perbuatan. Dari rata-rata skor yang diperoleh siswa tersebut, dengan menggunakan kriteria tertentu, dapat dinilai tingkat penguasaannya. Skor yang dinyatakan dengan bilangan diperoleh_ melalui “pengukuran” kemudian diinterprestasikan untuk menentukan nilai tingkat penguasaan konsep matematika dari siswa tersebut. Seorang calon guru dinilai telah cukup mampu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas sebenamya, dapat dilakukan dengan melalui tes tertulis dan tes lisan mengenai penguasaan ilmu yang telah dimilikinya serta tes perbuatan dalam melakukan simulasi di depan temannya. Hasil dari tes itu bisa dinyatakan dengan skor atau kriteria (“ukuran”) tertentu. Seorang guru dinilai telah mempunyai kualitas mengajar yang baik melalui “ukuran” pengalaman dan tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan guru lebih tinggi dan pengalaman mengajar lebih banyak menentukan nilai kualitas guru yang lebih baik pula. . Masyarakat seringkali menilai kualitas dari suatu lembaga pendidikan (sekolah) dilihat dari “ukuran” jumlah siswa yang lulus Sipenmaru atau rata-rata'NEM yang diperoleh pada Ebtanas. Seorang pembeli akan memilih dahulu mana barang yang lebih baik menurut “ukuran"nya, sebelum ia menentukan barang mana yang akan dibelinya. Jika ia akan membeli radio akan dipilih radio yang suaranya bagus, bentuknya menarik, warnanya yang indah, dan terjangkau harganya, Radio tersebut dinilai memiliki kualitas baik jika ukuran-ukuran yang dipakainya sesuai dengan keinginannya. Dipindai dengan CamScanner Dari contoh-contoh di atas dapat disimputkan bahwa penilaian sangat erat kaitannya dengan pengukuran, Dasar untuk melakukan penilaian adalah pengukuran, Istilah “pengukuien” di sini tidal terbatas pada hal-hal yang sifatnya matematik (Kuantitatif, tetapi juga non matematik (Kualitatif), 1.2 Fungsi Evaluasi Untuk mengetahui perkembangan d n kemajuan prestasi belajar siswa perlu dilakukan evaluasi, Evaluasi tidak hanya memberikan gamba an tentang kemampuan yang dimiliki siswa, tetapi bisa pula untuk memberikan informasi lain. Misalnya tentang sikap, minat, bakat, dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau sesudahnya. Selain daripada itu evaluasi bisa pula bermanfaat untuk menentukan (feed back). Peranan evaluasi begitu hakiki dalam situasi belajar mengajar. Data evaluasi yang kebijakan dan balika dikumpulkan secara hati-hati membantu guru dalam memahami siswa, merencanakan pengalaman belajar bagi siswa, dan merumuskan tujuan instruksional yang akan dicapai sehingga keputusan-keputusan instruksional didasari oleh informesi yang akurat, relevan, dan komprehensif. Pencapaian tujuan instruksional, diagnose Kesulitan belajar siswa, penentuan kesiapan belajar untuk dapat mencerma pengetaluan dan pengalaman baru, penempatan siswa dalam suatu kelompok atau Kelas tertentu, bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan mesalahnya, persiapan laporan kemajasia belajar siswa kepada orang tua, semuanya harus berdasarkan program evaluasi yang cermat, Efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan akan terwujud jika terlebih dahulu dilakukan evaluasi terhadap rencana kegiatan tersebut. Pengertian efisiensi itu sendiri dapat diartikan sebagai penghematan, yaitu segala usaha (tenaga, pikiran), dana, waktu, dan fasilitas Jain yang minimum yang digunakan dalam rangka pencapaian tujuan, Sedangkan efektivitas diartikan sebagai tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, Makin banyak tujuan yang dicapai dikatakan tingkat efektivitasnya tinggi. Efisiensi dan efektivitas mengandung arti bahwa dengan kondisi yang minimum (hemat) dapat mencapai tujuan yang maksimum, Efisiensi berimplikasi langsung terhadap efektivitas, tetapi efektivitas tidak menjamin efisiensi, Pada contoh (a) di Dipindai dengan CamScanner atas perjalanan akan lebih cfisien jika telah melakukan kegiatan evaluasi (menentukan) perjalanan mana yang menguntungkan, ditinjau dari berbagai segi. Pada contoh (b) efekti ts pencapaian tujuan instruksional dapat dikatakan baik melalui indikator rata-rata skor ¥2: g dicapai siswa yang mencerminkan nilai tingkat penguasaannya, Dalam bidang pendidikan, khususnya persckolahan, evaluasi mempunyai makna bagi siswa, guru, maupun sckolah Karena evaluasi biasanya dilakukan sebelum, selama, dan setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung. Bagi siswa dapat diketahui apakah ia telah berhasil atau belum dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Jika ia berhasil akan mendapat kepuasan. Hal ini akan mendorong,siswa untuk lebih rajin lagi belajar. Sebaliknya jika tidak berhasil ia tidak mendapat kepuasan. Dua kemungki an yang bisa terjadi, yaitu kesadaran yang mendorong motivasi belajarya atau sebaliknya menjadi frustasi. Makna bagi guru, ia akan mengetahui kualitas siswanya, secara individual maupun kelompok. Di samping itu ia dapat mengevaluasi iri mengenai kegiatan belajar_mengajar yang telah dilaksanakannya, kekurangan atau kelebihannya. Bagi sekolah, dapat diketahui pula apakah kondisi sarana, prasarana, dan lingkungan sekolah telah cukup memadai dan menunjang, dan apakah kurikulum yang digunakan telah sesuai dengan tuntutan masyarakat ? Dengan mengetahui makna evaluasi dalam sistem pendidikan seperti yang telah diutarakan di atas, ovaluasi (pendidikan) berfungsi selektif untuk menentukan input (calor siswa), sebagai alat penempatan untuk pengelompokkan siswa sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Selain daripada itu evaluasi dalam pendidikan dapat pula berfungsi sebagai alat untuk mendiagnose kesulitan belajar siswa dan pengukur keberhasilan belajar dan sebagai balikan (feed back) bagi guru dan sekolah. Secara terinci, fungsi evaluasi tersebut di atas adalah sebagai berikut ini. 1) Sebagai alat seleksi Evaluasi dapat digunakan untuk melakukan penyaringan (seleksi) dalam penerimaan siswa baru dari suatu sekolah, Dengan evaluasi dapat ditentukan sejumlah siswa tertentu yang memenuhi syarat dari sejumlah siswa pendaftar Dipindai dengan CamScanner 2) sebagai calon siswa yang akan diterima, Penetapan jumlah siswa yang terbaik ini tidak hanya berkisar dalam seleksi penerimaan siswa baru, tetapi sering pula diterapkan dalam penentuan siswa yang lebih berhak untuk mendapatkan kesempatan tertents; Misalnya dalam penetapan calon penerima beasiswa, pelajar teladan, kenaikan Kelas, kelulusan suatu program, dan penerima penghargaan lainnya. Sebagai alat pengukur keberhasilan Fungsi evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan adalah untuk mengukur seberapa jauh tujuan instruksional dapat dicapai setelah kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, Selain dar itu melalui evaluasi dapat dilihat pula sampai sejauh mana seorang guru telah berhasil dalam menerapkan metode dan pendekatan, penguasaan materi, serta kebaikan dan kelemahan kurikulum yang dipakai. Ketidakberhasilan guru dalam penyampaian materi pelajaran terhadap siswanya menyangkut beberapa aspek. Misalnya, dirasakan terlalu cepat penyajian materi sehingga sulit diikuti oleh siswa, kurangnya penggunaan alat peraga yang menunjang penjelasan konsep secara tepat, atau pun sebagai akibat rendahnya kemampuan belajar siswe serta tingkat kecerdasan dan minat belajarnya. Demikian pula terhadap kurikulum harus dilakukan evaluasi. Setelah program kurikulum dilaksanakan, semua unsur yang terdapat dalam kurikulum. seperti tujuan, metode yang dianjurkan, materi dan pendekatan yang disampaikan perlu ditinjau Kembali. Apakah sesuai dengan tujuan, sudahkeh memenuhi harapan standar minimal dalam evaluasi ? Adanya evaluasi juga merupakan syarat untuk dapat melakukan perbaikan dalam program pengajaran selanjutnya. Untuk mengetahui keberhasilan program yang telah dilaksanakan, kita perlu mengembangkan alat untuk mengukur Keberhasilan program itu, diikuti dengan melaksanakan evaluasi dan revisi terhadap program itu. Dipindai dengan CamScanner 3). Scbagai alat penempatan Sejak lahir setiap siswa telah membawa bakat sendiri-sendiri, sehingya pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan siswa. Akan tetapi karena dicebobkan keterbatasan sarana dan tenaga kependidikan, sisters persekolahan yang bersifat’ individual murni seringkali sukar dilaksanakan, Pendekatan yang bersifat melayani perbedaan kemampuan adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat mengetahui dengan baik termasuk kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan digunakan evaluasi. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama ditempatkan pada kelompok yang sama pula. Pemilihan jurusan atau prigram studi di SMA sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan masing-masing siswa adalah salah satu contoh evaluasi yang berfungsi sebagai alat penempatan (replacement). Contoh Jain adalah pemilihan siswa pada sekolah kejuruan dan jurusan pada masing-masing sekolah tersebut., pemitihan mahasiswa pada perguruan tinggi dan jurusan yang ditempuhnya. Penempatan yang cocok dengan kondisi masing-masing siswa lebih memungkinkan untuk dapat mengembangkan bakat dan kermampuannya secara optimal, sehingga hesil belajarnya pun akan mencapai tujuan dengan baik. 4 Sebagai alat diagnostik Seorang guru yang rajin dan cermat, apabila telah melaksanakan evaluasi, tidak selesai hanya sampai dengan pemberian nilai untuk masing-masing siswa, tetapi diteruskan dengan memeriksa setiap jawaban yang diberikan ol siswa pada setiap butir soal. Dengan kegiatan ini ia dapat mengetahui setiap butir soal yang dijawab oleh kebanyakan siswa dengan benar dan butir soal yang dijawab salah lel kebanyakan siswa. Lebih dari itu, guru dapat mengetahui letak kesalahan (kekeliruan) yang dilakukan oleh siswa dalam menjawab soal tersebut. Dengan dilakukannya kegiatan ini, guru bisa mendiagnose kesulitan belajar siswa, ia bisa mengetahui letak kelemahan dan kebaikan siswa dalam penguasaan setiap konsep matematika yang telah diajarkan. Dari hasil diagnose ini gure dapat Dipindai dengan CamScanner mengambil Jangkah untuk memberikan upaya penyembuhan yang tepat sesuai dengan jenis dan tingkat kesulitannya dalam bentuk pengajaran remedial. 1.3 Tujuan Evaluasi Sesuai dengan fungsi evaluasi yang telah dikemukakan, evaluasi_ mempunyai tujuan seperti berikut ini, 1) Dalam fungsi evaluasi sebagai alat seleksi terkandung di dalamnya tujuan evatuasi, yaitu untuk mendapatkan calon siswa pilihan yang cocok dengan suatu jurusan _dan jenjang pendidikan tertents. Hal ini dimaksudkan agar siswa yang menempuh program pendidikan tersebut berjalan lancar. 2) Dalam fungsi evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan dan diagnostik mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan. Apakah hasil yang dicapai sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Kalau belum perlu dicari faktor penyebab yang menghambat tercapainya tujuan tersebut, Selanjutnya dapat dicari jalan untuk mengatasinya. Untuk mengetahui apakah swat bahan pelajaran yang diajarkannya dapat dilenjutkan dengan bahan baru atau harus mengulang lagi. Dari hasil evaluasi yang dilakukan akan dapat diketahui apakah siswa telah cukup menguasai bahan yang telah diberikan atau belum. Jika sebagian besar siswa telah mencapai nilai yang cukup baik dalam evaluasi yong dilaksanakan, ini berarti bahan pelajaran bisa dilanjutkan dengan bahan baru dengan menanggulangi kasus siswa yang masih mendapat nilai kurang secara individual. Sebaliknya jika hasil evaluasi tersebut kurang untuk sebagian besar siswa, guru sebaiknya melaksanakan pengajaran remidial secara Klasikal, yaitu dengan mengulangi Kegiatan belajar inengaiar yang telah dilaksanakan dengan menggunakan metode dan pendekatan yang lebih baik, terutama dalam menjelaskan konsep-konsep yang belum dikuasai siswa, 3) Dalam fungsi evaluasi sebagai alat penempatan (replacement), evaluasi bertujuan untuk menentukan pendidikan lanjutan siswa agar sesuai dengan minat, bakat, dan Dipindai dengan CamScanner 4) 5) Kkemampuannya. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan yang ditempuhnya berjalan Jancar. Dari hasil evaluasi dapat diperoleh bahan informasi dalam membimbing sisy tenting pendidikar, atau jewis jubatan yang cocok untuk siswa tersebut. Selain darj pada itu , dengan evalvasi dapat diketahui potensi yang dimiliki siswa, Berdasarkan potensi itu dapat diramalkan pendidikan dan pekerjaan yang cocok untuk anak tersebut di kemudian hari. Dengan cara ini dapat dihindari adanya salah pilih dalam penentuan jurusan dan penghamburan biaya yang sia-sia sebegai akibat pilihan yang tidak cocok Evaluasi dalam rangka kegiatan belajar mengajar yang dikenal dengan istilah tes awal, yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui taraf kesiapan siswa dalam memahami bahan pelajaran yang ekan dipelajarinya. Dengan tes awal ini dapat diketahui apakah siswa telah menguasai konsep-konsep prasyarat untuk dapat memahami konsep-konsep baru yang akan dipelajarinya. Dalam ruang lingkup yang lebih lua, evaluasi bertujuan pula untuk mengetahui tahap persiapan anak dalam menempuh pendidikan tertentu. Misalnya, apakah seorang anak telah cukup untuk diterima di Sekolah Dasar atau belum. Jika ia sudah siap, dalam hal ini kesiapan berupa kematangan berpikir sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya, maka pendidikan anak tersebut dapat segera ditempuh. Sebaliknya jika belum siap jangan diberikan dahulu , sebab akan gagal. Dalam rangka promosi, evaluasi bertujuan untuk mendapatkan bahan informasi dalam menentukan siswa untuk naik Kelas atau mengulang peda tingkat kelas yang sama. Jika berdasarkan hasil evaluasi dari sejumlah mata pelajaran yang ditempuh siswa tersebut telah memenuhi kriteria minimal untuk naik kelas, maka siswa tersebut tentunya dinaikkan tingkat kelasnya. Jika tidak, dengan diberikan nasihat ia tinggal kelas. Lebih jauh, dengan evaluasi guru dapat memperkirakan apakah seorang siswa telah cukup matang untuk dilepas ke dalam kehidupan mandiri di masyarakat atau studi Jebih lanjut pada lembaga pendidikan yang lebih tinggi. Jika hasil evaluasi Dipindai dengan CamScanner yang telah ditempuh menunjukkan hasil yang baik, maka ia dapat dianggap telah cukup matang. 6) Secara intui scorang guru dalam mengajar telah berusaha untuk aemilih metode mengain aug paling tepat sesuai dengan kondisi iswa, lingkungan, ataupun sifat materi yang di n. Begity pela dengan tujuan yang telah dirumuskan, Namun adakalanya setelah dievalu ternyata hasil belajar siswa tidak sesuai dengan yang diharap! n, Di sini evaluasi bertujuan untuk mengetahui taraf efisie si metode yang digunakan 1.4 Kedudul i Pembicaraan mengenai evaluasi bisa mencakup seluruh profesi yang bisa dilakukan oleh manusia. Setiap profesi_manusia, misalnya pendidik (guru), pemerintahan, politik, pertahanan dan keamanan, industri, perekonomian, pertanian, dan hukum tidak akan terlepas dari kegiatan evaluasi. Mengingat luasnya ang lingkup kegiatan evaluasi dan sesuai dengan profesi kita sebagai guru matematika, pembicaraan mengenai evaluasi ini akan dibatasi pada lingkup pendidikan, lebih khusus lagi dalam’ pendidikan yang berkenaan dengan pengajaran matematika. Sesuai dengan fungsi dan tujuan evaluasi dalam pendidikan, kedudukan evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar berada sebelum, selama, dan sesudah kegiatan belajar berlangsung. Scbelum kegiatan belajar mengoiar dilaksanakan, evatuasi telah berjalan yang dilakukan oich pitsak sekolah, terutama guru, Hal-hai yang dievaluasi diantaranya meliputi calon siswa (input) mengenai.u sia, kematangan Kognitii, kondisi fisik (untuk pendidikan tertentu), kesiapan sarana_da Evaluasi _sekolal. semacam ini lebih condong ingsinya sebagai alat seleksi_ dan_penempatan, Pelaksanaannya bisa melalui tes tertulis, lisan, perbuatan ataupun dengan pertimbangan Gudgement) melalui pengamatan dan observasi. Kedudukan evaluasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dimaksudkan sebagai evaluasi yang dilakukan dalam interval waktu pelajaran dimulai hingga saat berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Interval waktu itu dapat dihitung dalam satuan waktu pendek, yaitu satu , dan satuan waktu panjang dalam satu i Dipindai dengan CamScanner semester, Kedudukan evaluasi_selama pengajaran berlangsung lebih condong pada fungsi evaluasi sebagai alat untuk mengukur efisiensi dan efektivitas (keberhasilan) proses belajar mengajar dan diagnostik. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung secara sadar hendakya guru mengevaluasi setiap langkah atau kegiatan yang sedang dilaksanakan. Hal ini kan agar pelaksanaan kegiatan tersebut selalu berjalan sesuai dengan program satuan pelajaran yang telah dibuat. Tanya jawab lisan yang diciptakan oleh guru dalam rangka mengaktifkan siswa untuk turut serta berpartisipasi dalam setiap kegiatan belajar mengajar, akan sangat efektif untuk maksud di atas, Tentunya cara lain dapat ditempuh dalam melakukan evaluasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.. Misalnya dengan mengadakan quiz, tes sub formatif, atau minimal instropeksi diri. Sctelah kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat melaksanakan_ evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar siswa, baik individual maupun kelompok. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui pula kelemahan dan kelebihan siswa dalam memahami konsep-konsep yang telah dipelajari, schingga pengajaran remedial dapat dilaksanakan dengan baik. Jadi kedudukan evaluasi pendidikan, ditinjau dari segi waktu | laksanaannya terdiri dari tiga jenis, yaitu sebelum, selama, dan sesudah kegiatan_belajar mengajar berlangsung. Ditinjau dari sudut transformasi_pendidikan, kedudukan_ ev: beserta komponen-komponen penunjangn: materi, sumber, alat pelajaran dan sarana [ai lingkungan), out put (lulusan), tujuan, dan balikan (feed back) dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu dalaia kegiatan yang akan datang. Balikan ini terutama ditujukan untuk peninjauan input maupun proses. Balikan_tersebut bisa diungkapkan berupa inputyang kurang baik, seleksi yang kurang tepat, guru dan personal yang kurang berkualitas dan kurang. tepatnya fungsi dan tugas, materi yang kurang cocok, metode dan sistem evaluasi yang kurang memadai, kurangnya sarana penunjang, dan sistem administrasi yang kurang baik. 1.5 Prosedur Evaluasi Dipindai dengan CamScanner Prosedur_evaluasi dimaksudkan sebagai langkah-langkah terurut yang harus ditempuh dalam melaksanakan evaluasi. Langkah-langkah tersebut_merupakan tahapan dari kegiatan permulaan sampai kegiatan akhir dalam rangka pelaksanaan evaluasi pendidikan. Muchtar Buchari (1972: 24). menyebutkan bahwa langkah-langkah pokok yang harus ditempuh sebagai prosedur evaluasi terdiri dari perencanaan_ (planning), perencanaan pengumpulan data (collecting), verifikasi data (verification), analisis data (analysis), dan penafsiran (interpretation). so Tahap perencanaan meliputi kegiatan {merumuskan tujuan_evaluasi) yang akan dilaksanakan. Tujuan ini harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam program pendidikan tersebut. Tentunya tujuan evaluasi berbeda satu sama lain, tergantung pembuatnya. Tujuan evaluasi yang dibuat oleh panitia seleksi akan berbeda dengan tujuan evaluasi yang dibuat oleh seorang guru bidang studi. Tujuan yang dibuat oleh guru bidang studi yang sama pun akan berbeda pula sesuai dengan tingkat sekolah dan jurusannya, Tujuan_evaluasi yang dibuat oleh guru bidang studi 1n_instruksional’ yang telah ditetapkan dalam satuan haruslah disesuaikan_tujuar pelajaran. Hal lain yang hares dilakukan dalam tahap perencanaan adalah Yrenentukar Waluasl. Seorang guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) mengadakan evaluasi, bertujuan untuk memperoleh bahan informasi yang cukup Iengkap tentang siswa yang akan, dibimbingnya. Aspek-aspek yang dievaluasi biasanya mengenai minat, bakat, sikap, dan hubungan sosiak: Seorang guru bidang studi mengadakan evaluasi terhadap aspek-aspek belajar yang suduh dicantumkan ~ dalam kurikulum, GBPP, dan buku sumber yang digunakan yang harus dicapai ditam mata pelajaran yang bersangkutan, Hal lain yang termasuk dalam tahap perencanaan adalah fiietode_evaluasil yang akan dipakai.. seperti inyentori, checklist, interview, obseryasi, atau tes; menyusun alat ilat evaluasi yang akan digunakan, misalnya pedoman observasi dan wawancara, kisi- kisi tes hasil belajary fienentukan kriteria penilaian|yang akan digunakan, misalnya Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Penilaian Acuan Normatif (PAN), skala 5, skala 10, skala 100; jrienetapkan frekuensi evaluasi) sebulan sekali, 3 kali dalam satu semester, atau lebih sering lagi. Dipindai dengan CamScanner Selanjutnya tahap_pengumpulan data, terdiri dari : pemeriksaan_hasil_dan pemberian skor. Setelah pemberian skor selesai kemudian |dikelompokkan| menuruy {inggirendahnya, jenis kelamin, atau hal lainnya sesuai dengan tujuan pengelompokkan tersebut. Langkah-langkah tersebut dinamakan langkahi Verifikas} data. Setelah diverifikasi, Sala tersebut (dianalisis tau diolah dengan menggunakan ik Analisis. statistik [atau \naliss non. statistik, Data kuantitatif bisa langsung dengan menggunekan teknik analiis statistik, tetapi untuk data kualitatif apabila akan diolah secara statistik harus ditransformasi dulu menjadi data kuantitatif. Proses transformasi ini akan dibahas secara terinci pada butir 4.3 tentang evaluasi sikap dalam buku ini. Tahap akhir dalam prosedur evaluasi adalah faterpretasil Interpretasi dimaksudkan sebagai pernyataan atau keputusan_tentang hasil_evaluasi. Data interpretasi ini dilakukan atas dasar kriteria tertentu yang telah disusun secara rasional atau telah dibakukan. Interpretasi hasil evaluasi tersebut bisa berupa pernyataan atau keputusan yang diungkapkan dengan-kata-kata baik-cukup-buruk, tinggi-rendah-sedang, lulus- tidak lulus, dan lain-lain. Julian C. Stanley (1964: 299) mengemukakan hal yang hampir sama dengan pendapat tersebut di atas mengenai prosedur evaluasi ini. Bedanya ia mengungkapkan dengan cara lain. Langkak-langkah evaluasi menurat J. C, Stanley adalah menetapkan tujuan-program, memilih_alat_yang_Jayak, pelaksanaan evaluasi, pemberian_skor, menganalisis dan menginterpretasi_skor, membuat catatan, dan menggunakan_hasil_ evaluasi. 1.6 Ruang Lingkup Evaluasi Seperti yang telah divraikan pada bagian 1.4 di muka, pembicaraan mengenai evaluasi dalam buku ini akan dibatasi pada evaluasi yang berkenaan dengan pengajaran matematika di sekolah, Sesuai dengan tujuan pendidikan di sekolah, Khususnya tujuan pengajaran matematika, ruang lingkup evaluasi yang akan dibicarakan adalah mengenai Obyek Evaluasi, Ciri-ciri Evaluasi dalam Pendidikan, yvaluasi Program, Evaluasi Hasil Belajar (Tes), dan Evaluasi Non Hasil Belajar (Non Tes). Dipindai dengan CamScanner 1) Qbyck Evaluasi Obyek atau sasaran evaluasi adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan evaluasi. Seperti yang telah dibahas pada butir 14 obyek evaluasi terdiri dari tiga bagian, yaits input, proses, dan out put. a) Masukan (input) : Calon siswa yang akan dibentuk menjadi manusia-manusia dewasa yang berpribadi utuh merupakan subyek didik dalam kegiatan belajar mengajar. Evaluasi sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar tidak memandang siswa sebagai obyck evaluasi, sebab obyek evaluasi berkenaan dengan siswa hanyalah sebagian dari karakteristik siswa tersebut. Kare teristik siswa sebagai input dalam proses belajar mengajar yang dievaluasi mencakup empat hal, yaitu : i) Kemampuan Untuk dapat mengikuti program dalam suatu sekolah atau lembaga pendidikan, calon siswa harus memiliki kemampuan dasar yang cocok Alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut tes kemampuan (aptitude test) Kepribadian Kepribadian adalah sifat_ yang terdapat pada diri seorang individu dan tampak dalam bentuk tingkah laku, Alat evaluasi untuk mengetabui tentang kepribadian ini disebut tes kepribadian (personality test) iii) Sikap Sikap lebih cenderung bersifat psikis daripada fisik, Tingkah lo seseorang yang sifatnya fisik adalah manifestasi dari sikap yang dimiliki seseorang yang bersumber pada kepribadiannya. Alat evaluasi untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu hal disebut dengan tes sikap (attitude test), Sebenarnya istilah tes di sini kurang tepat, seharusnya non tes arena berbentuk angket. iv) Imteligensi “Inteligensi berkenaan dengan kemampuan berpikir. Inteligensi seseorang disebut tinggi bila kemampuan berpikimnya tinggi pula. Manifestasi dari Dipindai dengan CamScanner inteiigensi ini bisa berupa tingkat pemahaman atau daya ingat terhadap setiap rangsangan (stimulus) terhadap struktur kognitif. Struktur kognitif yang dimiliki seseorang dapat dengan cepat mengadaptasi dan tahan mengingat stimulus itu disebut inteligensinya tinggi. Untuk mengukur tingkat inteligensi ini digunakan tes inteligensi. Tes ini sudah merupakan tes baku (standardized test). Hasil tes ini disebut 1Q (Intelligency Quotient), yaitu berupa bilangan yang diperoleh dari hasil bagi antara usia kemampuan dengan usia kronologis dikalikan dengan 100. b) Proses (process) Pengertian proses sudah dijelaskan di muka, yaitu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Unsur-unsur_yang terlibat dalam pros: t menilai,sarana dan media, sistem administrasi, gum dan_personal lainnya, Unsurunsur tersebut saling berinteraksi secarafungsional satu sama lain dalam rangka kelancarari kegiatan belajar mengajar. Jadi tidak berdiri sendiri. Dalam ruang lingkup yang lebih sempit, yaitu dalam kegiatan belajar mengajar matematika, pemeriksaan dan pemberian nilai untuk setiap langkah pengerjaan matematika berupa langkah-langkah pembuktian atau penyelesaian yang terinci, sistematik, disertai alasan logis bisa dikategorikan sebagai evaluasi proses. Untuk_mengevaluasi_proses_matematika seperti ini bisa dilakukan dengan menyajikan soal tertulis tipe uraian (essay). Di samping itu evaluasi proses dalam matematika bisa dilakukan melalui observasi torhadap siswa dalam melukis atau menggambar dengan menggunakan alat, simulasi atau penjelasan lisan tentang suatu Konsep matematika di depan kelas. Jadi bersifat psikomotorik. c) Keluaran (out put) Out put pendidikan adalah llusan suatu jenjang pendidikan tenets. Ini sorarti Kata out put dipakai bagi mereka yang telah menamatkan dan berhasi tulus dari suatu jenjang pendidikan, dari tingkat awal sampai dengan tingkat akhir jenjang pendidikan tersebut. Siswa SD yang telah menempuh sampai dengan keles VI dan lulus dalam menempuh EBTA/EBTANAS, siswa SLTP 16 Dipindai dengan CamScanner dan SMU telah menempuh sampai dengan kelas II dan lulus dalam EBTA/EBTANAS. Jika seorang siswa tidak memenuhi kriteria tersebut di atas, misalnya baru Kelas I atau kelas IT, atau bahkan telah duduk di kelas III tetapi belum ulus ENTA/EBTANAS kemudian keluar dari sekolah yang bersangkotan tidak disebut out put, tetapi drop uot. mengajar (proses dilsksanakan, an, baik k untuk 1 kali pertemuan, | semester, atau bahkan setelah lulus pada tingkat akhir, Evaluasi terhadap out put ini _dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian siswa seteleh _menjalani proses belajar mengajar. Alat yang digunakan untuk mengevaluasi pencapaian ini disebut tes pencapaian (achievement test), Istilah yang lebih populer dalam dunia pendidikan (persekolahan) adalah Tes Prestasi Belajar (TPB), Tes Hasil Belajar (THB), atau Evaluasi Hasil Belajar (EHB). Dalam hal ini obyek yang dievaluasi adalah prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Jadi bukan siswa secara utuh, tetapi salah satu karateristik dari siswa. Berbicara masalah obyek evaluasi seperti yang telah divatrakan di muka, tentunya ada istilah subyck evalujsi. Berbagai pendapat tentang hal ini telah banyak dikemukakan oleh para pakar kependidikan. Pertama, yang dimaksud dengan subyek evaluasi adalah pelaksana evaluasi (evaluator), yaitu guru atau orang lain yang melaksanakan evaluasi tersebut. Kedua,_ada_juga—yang berpendapat bahwa subyek evaluasi itu adalah siswa yang dievaluasi. Disebut subyek evaluasi karena siswa aktif mengerjakan soal evaluasi tersebut, yang dievaluasi _adalah karakteristik dar dari ya tersebut. Ketiga, subyek evaluasi adalah pembuat alat evaluasi, Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar matematika, nampaknya pendapat ketiga itulah yang paling mendekati kebenaran. Evaluator atau subyek evaluasi adalah pembuat alat evaluasi, dalam hal ini guru matematika. Sebab guru itulah yang berperan menentukan dalam keseluruhan evalusi tersebut. Masalah pelaksanaan (dalam hal ini pengawasan dan administrasi ringan) bisa dilakukan oleh siapa saja, asal dijamin aman dan tertib. Dipindai dengan CamScanner Dengan demikian, subyek evaluasi (evaluator) haruslah orang yang ahli atau dianggap ahli dalam bidangnya, sesuai dengan materi evaluasi tersebut. Ja subyek evaluasi dalam pengajaran matematika di sekolah adalah_guns rena ia berperav «wana dan menentukan. Karena obyek evaluasi dalam pendidikan yang berkenaan dengan input. dan out put adalah karakteristik siswa, maka kemampuan siswa dalam bidang studi (ertentu tidak dilihat dari kondisi luarnya yang berupa tampilan fisik. Siswa yang pandai dalam suatu mata pelajaran tertentu tidak dapat dibedakan devi siswa lainnya hanya dengan melalui tampilan fisik anak tersebut. Untuk dapat menentukan siswa mana yang lebih pandai dari siswa lainnya, guru tidak secara langsung mengetahuinya. Kepandaian ity dievaluasi melalui indikator yang nampak sebagai cerminan dari kepandaiannya. Misalnya Kepandaian matematika seorang siswa dapat dievaluasi_ melalui kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Dalam bidang di Ivar kependidikan, terutama yang berkenaan langsung dengan fisik manusia, pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan secara langsung karéna obyek evaluasi tersebit Jangsung dapat terlihat. Misalnya dalam menentukan sescorang sehat atau sakit, suatu kendaraan baik atau tidak, buah- buahan telah masak atau masih mentzh. Dengan demikian evaluasi pendidikan mempunyai citi khusus, diantaranya : dilakukan_secara_tidak langsung. Dari contoh di atas, untuk mengevaluasi kepandaian matematika diukur melalui kemampuan menyelesaikan soal-soal matematika. ii) Kebanyakan_menggunakan ukuran_kuantitatif berupa skor yang pada akhirnya diinterpret entuk iii) Menggunakan satuan yang relatiftetap yang disepakati bersama, Misalnya skala'| atau skala 5. yaitu hasil evaluasi seorang siswa tidak akan iv) Hasil evaluasi bersifat relatif, persis sama untuk materi yang sama yang diselenggarakan dalam waktu yang berlainan. Misalnya untuk suatu mata pelajaran tertentu dalam Dipindai dengan CamScanner konsep yang sama, bagi seorang siswa tiap kali dites tidak akan mendapatkan hasil yang tepat sama karena adanys unsur pengalaman. v) Hasil evaluasi sering terjadi galat (error). Galat ini dapat disebakan oleh alat_evaluasi, pel evaluator, 2) Evaluasi Program Pendidikan Program adalah reneana kegiatan yang dirumuskan secara operasional dengan memperhitungkan segala faktor yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pencapaian program tersebut. Program pendidikan adalah program yang. sesuai svaluasi, kondisi iswa, dan subycktifitas. dengan rumusan di atas dalam ruang lingkup pendidikan. Ada dua macam cara untuk mengevaluasi program pendidikan, yaitu : a) Evaluasi Secara Rasional_ (Cara ini bisa dilakukan sebelum suatu program dilaksanakan atau pada sat suatu. program selesai dibuat,,Evaluasi dengan cara ini tidak mendapatkan hasil evaluasi yang bersifat kuantitatif, akan tetapi berupa dugaan-dugaan tentang kelayakan program yang dievaluasi it Dalam mengevaluasi suatu program pendidikan, sebaiknya sebaiknya pendidikan itu dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian, yaitu calon siswa sebagai raw input; guru, kirukulum, fasilitas, metode, alat sebagai instrumental input; lingkungan (harapan masyarakat, harapan keluarga, tuntutan tugas dikemudian hari, dan kondisi lainnya) sebagai enfironmental inputs; dan pengetahuan, sikap, serta keterampilan lulusannya sebagai out put. Itulah obyck evaluasi program secara-rasional. Evaluasi terhadap calon siswa dalam menempuh studi, secara rasional diduga bahwa calon siswa yang diterima dapat menyelesaikan program studinya berdasarkan karakteristik siswa tersebut (misalnya minat, bakat, kemampuan kognitif) dengan beban studi yang akan ditempuh. Evaluasi terhadap guru yang melaksanakan program pendidikan tersebut ditinjau dari tingkat pendidikan dan kewenangannya, pengalaman yang ditunjuk dengan masa kerja dan pangkat, dan beban mengajamya. Evaluasi terhadap struktur dan isi kurikulum ditinjau dari segi kemudaha pelaksanaan, fasilitas yang menunjang, 19 Dipindai dengan CamScanner 3) ia, dan Kesesuaian dengan perkembsngan ilmu pen: dana yang ters serta teknologi. tinjan dari tingkat pencepaian Iasi terhadap ont put bis telah ditetapkan, Apabila. semmanya itt dapat dinilai positif, berdasarkan pert an atan dalam) foram) rapat, sekurs (judgement) perorar sebagian besar positif maka dapat dinyatakan program te: dil akan, vb Evalnasi seeara Empirik Empirit berarti_ bend Aan pengalaman nyata_di ara empirik sckolah. Jadi evaluasi program pendidikan pelaksanaan program terscbut, tidak hanya melalui perimb= yang sifatnya-dugaan, Tolok ukur igunakan dalam cara ini ukur empirik, Dengan mengubsh nai pel gan (kuantitatif). Data me: ke dalam bentuk bi yang diperoleh dari lap: 2 diperoleh melalui angket, w2 statistik u: ataupun observasi diolah dengan menggunakan anal menarik Kesimpulan yang sifamya lebih dapat dipents . Contoh pengubshan deta kuali daripada hanya dengan mendugs menjadi data kuantitatif akan dibicarakan pada bagian Iain di buku ini dalam pembicaraan mengenai Evaluasi Non Tes pada butir 4.3. pas Dari uraian di atas tampak bahwa untuk mengeveluasi program tidak dilakukan dalam waktu yang singkat karena banyak aspek yang harus dievaluasi. Evaluasi yang dilakukan secara rasional pun akan memakan banyak wakta, kerena tidak cukup dilaksanakan oleh seorang agar hasil evaluasi tersebut lebih akurat. Apalagi untuk evalwasi program yang dilaksanakan secara emperik. Selain banyak aspek yang harus dinilai, ia memerlukan pelaksanaan tertebih dahulu. Evaluasi Hasil Belajar Istilah hasil pada kata di atas tentunya telah melalui suatu proses, jadi merupakan out put. Seperti telah dikemukakan pada bagian terdehuly, evalussi hasil belajar dapat dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung 20 Dipindai dengan CamScanner 4 atau sesudahnya. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa dapat dievaluasi melalui tanya jawab lisan sambil mengarahkan nya pada konsep etau materi baru. Evaluasi pada akhir kegiatan bisa dilaksanakan pada setiap akhir pertemuan, pada setiap m cutap akhir semester. Evaluasi_hasil_belajar_s ifainya berupa tes kemampuan, yaitu men; sampai sejauh mana tingkat penguasaan materi pelajaran yang telah disajikan . Sesuai dengan judul buku ini, yaitu Pengantar dalam Kegiatan-belajar-mengaj Evaluasi Pendidikan untuk Bidang Studi Matematika, pembahasan mengenai evaluasi hasil belajar ini akan mendapat porsi yang paling banyak. Pembahasannya diusahakan bisa menutupi kebutuhan calon guru dan guru matematika di sckolah agar dalam pelaksanaan evaluasi terhadap siswa secara nyata di kelas dapat dilakukan dengan baik. Pembahasan mengenai evaluasi hasil ‘an dibahas dalam bab 4 (empat). Secara garis besar belajar matematika ini lah dalam alat evaluasi yang sering digunakan dalam terdiri dari istilat pekerjaan sehari-hari sebagai guru, Misalnya mengenai jenis, bentuk, tipe, dan nama-nama alat evaluasi, Dalam bab, betikutnya dibahas mengenai kualitas alat evaluasi, yaitu validitas, reliahilitas, derajat Kesukaran, daya pembeda, dan ef ktivitas option. Selain dari hal itu, dibahas pula mengenai evaluasi belajar matematika yang lebih bersifat praktis. Pada bagian ini akan dibahas mengenai contoh-contoh penyusunan alat evaluasi dan pengolahannya untuk keperluan administrasi guru/sekolah, pengisian nilai rapor/STTB, interpretasi, dan lain-lain, Evaluasi Non Tes Evaluasi non tes adalah evaluasi yang berkenaan dengan evaluasi proises dan_hiasil_belajar. Jika evaluasi hasil belajar dalam matematika dititikberatkan pada bidang kognitif dan psikomotorik,, maka evaluasi non_tes titik beratnya adalah bidang_afektif, seperti sikap dan minat siswa terhadap pelajaran matematika. ——— _ Evaluasi jenis ini akan dibahas secara khusus berikut pengolahannya pada Bab IV. Contoh-contoh instrumen evaluasi ini dapat Anda lihat pada lampiran, barangkali akan diterapkan kepada siswa Anda. Dipindai dengan CamScanner

You might also like