You are on page 1of 10
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PARIWISATA 9° 29, @roaaa ah erase 4. Jani Km. 4 Banguntapan, Banul, Yogyakarta Telepon (0274) 587486, Faksimile, (0274) 565437 website: ww visitingjogiajogiaprov 90 it_emal: dispar@ioniaprov.go id KEPUTUSAN KEPALA DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, NOMOR : 556 /01580 ‘TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KHUSUS (BKK) KE PEMERINTAH KALURAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI RINTISAN DESA MANDIRI BUDAYA ‘TAHUN ANGGARAN 2022 KEPALA DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang —: a. Bahwa pada Tahun 2022 Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta akan memberikan Bantuan Keuangan Khusus ke Pemerintahan Kalurahan; b. bahwa pengelolalan dana keistimewaan telah diatur dalam Peraturan Gubernur; c. Bahwa Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud huruf b perlu disusun petunjuk teknis Bantuan Keuangan Khusus Pemerintah Kalurahan; d._Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf ‘a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan Khusus (BKK) ke Pemerintah Kalurahan dalam rangka Pengembangan Desa Wisata sebagai Rintisan Desa Mandiri Budaya (OMB) Tahun Anggaran 2022. Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; 3. Peraturan Gubemur Nomor 85 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Dana Keistimewaan; 4, Peraturan Gubemur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 40 Tahun 2020 tentang Kelompok Sadar Wisata dan Desa/Kampung Wisata; 5. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 93 Tahun 2020 tentang Desa/Kalurahan Mandiri Budaya; 6. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 100 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Keuangan Khusus Dana Keistimewaan Kepala Pemerintah Kalurahan. Menetapkan KESATU KEDUA MEMUTUSKAN PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS (BKK) KE PEMERINTAH KALURAHAN DALAM — RANGKA PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI RINTISAN DESA MANDIR! BUDAYA TAHUN ANGGARAN 2022, sebagaimana tercantum dalam Lampiran, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan akan dilakukan evaluasi kembali dengan mempertimbangkan perkembangan situasi yang berkembang. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 14 Februari 2022 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS PARIWISATA. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 556 / 01580 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS (BKK) KE PEMERINTAH KALURAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN, DESA WISATA SEBAGAI RINTISAN DESA MANDIRI BUDAYA TAHUN ANGGARAN 2022 PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS (BKK) KE PEMERINTAH KALURAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI RINTISAN DESA MANDIR! BUDAYA ‘TAHUN ANGGARAN 2022 ‘A. PENDAHULUAN Mengingat kekuatan tatanan kehidupan masyarakat desa/kalurahan yang merupakan hasil pergulatan panjang dari sejarah pengalaman, ke-semestacipta-an, pengetahuan, dan ketuhanan yang mewujud sebagai peradaban nusantara yang sekaligus menjadi falsafan kebudayaan bangsa, yang tercermin melalui akal-buci, sikap, dan perilaku hidup sehari- hari, dan dengan mempertimbangkan situasi pandemi COVID-19, maka kekuatan desakalurahan harus menjadi modal utama dalam mewujudkan tatanan Indonesia baru yang berkeadilan sosial, berdikari secara ekonomi, berdaulat secara poltik serta bermartabat secara kebudayaan. Siasat-siasat kebudayaan perlu didorong untuk menuju pada kemandirian desa/kalurahan. Kebudayaan harus dimaknai secara utuh yang melingkupi segala sistem hidup dan penghidupan warga, tata nilai, dan pranata-pranata sosial masyarakat DIY. Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan mampu menjawab tantangan tersebut, dengan tercukupinya kebutuhan jasmani dan rohani, sandang, papan, dan pangan serta pendidikan yang menjadi modal utama setiap manusia untuk menjadi hidup semakin sejahtera yang dilandasi dengan akhlak budi yang mulia, akan menciptakan kehidupan yang saling asih, asah, asuh, sehingga hidup menjadi nyaman dan tenteram. Dari desa/kalurahan, keistimewaan harus mulai diwujudkan. Maka mendorong terwujudnya Desa Mandiri Budaya menjadi kemestian yang tak bisa dihindarkan. Maka visi “Desa Mandiri Budaya (DMB) adalah desa/kalurahan mahardika, berdaulat, berintogritas, dan inovatif dalam menghidupi dan mengaktualisasikan nilai-nilai kelstimewaan melalui pendayagunaan segenap kekayaan sumberdaya dan kebudayaan yang dimilikinya dengan melibatkan partisipas! aktif warga dalam pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan kelestarian semesta ciptaan, kesejahteraan, dan ketenteraman warga dalam ke-bhinneka- tunggal-ika-an”. Visi DMB tersebut akan dicapai melalui enam misi berikut: Pertama, mewujudkan kemandirian desa dalam menyejahterakan masyarakat desa melalui pengembangan budaya, wisata, partisipasi secara inklusif terhadap perempuan, pengembangan wirausaha desa, dan ketahanan pangan. Kedua, memperkuat potensi desa sebagai benteng pelestarian budaya dalam menghadapi arus global. Ketiga, memperkuat sistem kelembagaan desa untuk mengurangi tingkat Kemiskinan melalui ketahanan pangan, kewirausahaan, dan wisata. Keempat, memperkuat sistem informasi desa sebagai ruang sosialisasi, promosi, dan pemasaran desa. Kelima, memperkuat kapasitas pengelola desa dan orgarisesi-organisasi di tingkat desa dari sisi intelektual maupun keterampilan dalam pengelolaan desa, Keenam, memperkuat tata nilai dan kehidupan masyarakat dalam mewujudkan keamanan dan ketentraman. Misi tersebut menghadapi sepuluh persoalan aktual yang mendasar berikut: (1) Adanya disparitas kepentingan antara pemerintah Daerah dan Desa, dimana desa cenderung menjadi objek ketimbang subjek pembangunan; (2) Rendahnya partisipasi pemerintah, komunitas, dan warga desa dalam upaya pemandirian desa; (3) Tatakelola kelembagaan program Desa Mandiri Budaya yang belum sinergis antar OPD; (4) Belum adanya model dan sistem akreditasi dalam pengukuran dan penetapan Desa Mandiri Budaya secara partisipatif; (5) Perlunya sinkronisasi labellabel desa: desa budaya, desa wisata, desa prima, desa preneur, desa tangguh bencana, desa inklusi, desa mandiri pangan, dan lain- lain, sehingga tidak menimbulkan tumpang tindin kebijakan dan pembangunan desa; (6) Perlunya melampaui jebakan administratif, seraya memperkuat kegiatan yang bermakna dan bermanfaat secara poliik dan bermakna untuk warga desa; (7) Timpangnya kemampuan desa-desa di Yogyakarta dalam mengelola tata pemerintahan desa dan implementasi program-program yang disematkan oleh berbagai OPD; (8) Adanya mutilasi kebijakan dan keengganan pemerintah pusat dan daerah yang tidak “rela” desa mampu berdaya dan mandiri dalam pengelolaan kehidupan warganya; (9) Adanya kekhawatiran pemimpin desa tidak akan mendapat dana program dari pemerintah kabupaten maupun provinsi saat mendapatkan label Desa Mandiri Budaya; (10) Adanya kekhawatiran pembagian kewenangan pemerintah kabupaten dan provinsi terhadap tingkatan status desa (misainya: embrio, berkembang, maju, mandiri) akan menghambat sinergisitas kerja-kerja antar sektor dan jenjang pemerintahan. Maka, penting kiranya dilakukan akselerasi. pembangunan yang langsung ke desa/kalurahan melalui implementasi konsep desa mandi budaya pada tahun 2022. Konsep yang disangga melalui tatakelola desa budaya, tatakelola desa wisata, tatakelola desa preneur, dan tatakelola desa prima yang didukung dengan predikat-predikat desa lainnya inilah, yang memerlukan implemientasi pelaksanaan langsung oleh Desa/Kalurahan. Implementasi pelaksanaan itu semakin relevan dengan skema Bantuan Keuangan Khusus (@KK) langsung ke Desa/Kalurahan melalui dana keistimewaan DIY TA 2022. Harapannya, melalui pemberian BKK ke Desa/Kalurahan, maka tingkat kemanfaatan dana keistimewaan semakin dirasakan dampaknya terhadap ketentraman dan kesejahteraan masyarakat ‘Adapun untuk Desa/Kalurahan yang belum memiliki persyaratan sebagai Desa Mandir Budaya, maka dilakukan upaya percepatan dengan skema Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Rintisan Desa Mandiri Budaya (Desa Wisata). Untuk itu, penyusunan usulan proposal dari Desa/Kalurahan kepada Pemda DIY memerlukan petunjuk teknis bagi semua pihak yang memiliki kompetensi untuk mewujudkan desa mandiri budaya. Pihak Desa/Kalurahan memilki dasar dalam menyusun program kegiatan dalam koridor keistimewaan DIY dengan mengacu pada masterplan dan dokumen perencanaan lainnya, serta OPD terkait juga dapat mengarahkan kebljakan teknis ‘sesuai dengan dokumen dan aturan yang berlaku guna mendorong percepatan pencapaian unsur-unsur yang mendukung desa mandiri budaya secara berkelanjutan. . MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD : Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan Khusus (BKK) ke Pemerintahan Kalurahan dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi Pemerintah Desa/Kalurahan dan pihak terkait untuk mengajukan usulan program kegiatan melalui skema dana keistimewaan TA 2022 kepada Pemda DIY. TUJUAN : Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan Khusus (BKK) ke Pemerintahan Kalur bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang prosedur pengusulan, bal tatacara pengusulan proposal dari Pemerintahan Kalurahan ke Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui skema dana keistimewaan Tahun Anggaran 2022. . DASAR HUKUM a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta; . Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; ©. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 85 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Dana Keistimewaan; .Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 40 Tahun 2020 tentang Kelompok Sadar Wisata dan Desa/Kampung Wisata; e.Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 93 Tahun 2020 tentang Desa/Kalurahan Mandiri Budaya; f. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 100 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Keuangan Khusus Dana Keistimewaan Keplada Pemerintah Kalurahan; 9. Surat Edaran Nomor 900/23880 tahun 2021 tentang Penganggaran Bantuan Keuangan Khusus Kepada Kalurahan Yang Bersumber dari dana Keistimewaan ASAS Asas dalam Petunjuk Teknis ini merupakan nafas dalam melakukan tatacara pengusulan BKK Ke Pemerintah Kalurahan, dengan berpijak pada prinsip : 1. Berpihak pada Masyarakat Miskin: Kegiatan bantuan keuangan kepada pemerintah desa/kalurahan diarahkan bermanfaat untuk masyarakat miskin; 2. Efektifitas-Efisiensi : Bantuan keuangan kepada pemerintah desa/kalurahan dilaksanakan dengan memperhatikan kewajaran belanja dan pemanfaatan ke 3. Transparansi: Bantuan keuangan kepada pemerintah desafkalurahan dengan semangat keterbukaan, seluruh masyarakat dan pelaku memilki akses yang ‘sama terhadap informasi tentang rencana, pelaksanaan pembangunan desa/kalurahan dan pemberdayaan masyarakat; ‘4, Swakelola dan gotong-royong: Kegiatan bantuan keuangan kepada pemerintah desa/kalurahan diprioritaskan dilakukan secara swakelola dengan memaksimaikan Pemanfaatan sumber daya yang ada di desa/kalurahan secara gotong-royong dengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk memperluas kesempatan kerja dan pemberdayaan masyarakat setemp: 5, Kearifan Lokal: Dalam pelaksanaan kegiatan mé melestarikan, mewariskan, dan mengimplementasikan kearifan lokal balk yang tidak ‘berwujud (intangible) maupun yang berwujud nyata (tangible); 6. Partisipatif: Masyarakat turut berperan aktif dalam setiap Keglatan bantuan keuangan serta mendukung baik berupa uang, barang, dan /atau tenaga sesuai dengan kemampuan kepada pemerintah desa/kalurahan; 7. Akuntabiltas: Pengelolaan kegiatan bantuan keuangan kepada pemerintah desa/kalurahan dilaksanakan sesuai dengan aturan dan ketentuan serta dapat

You might also like