You are on page 1of 16

144

Global Political Studies Journal


Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

Diplomasi Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB 2019-


2020 dalam Mempromosikan Program Prison Deradicalization
Rafidha Dinda Putri1, Arfin Sudirman*2
1
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran
Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia

e-mail: *arfin.sudirman@unpad.ac.id

Abstract
Terrorism remains as an urgent and important matter to be discussed. It has been realized that
a comprehensive strategy is needed to deal with what happened to the terrorist after they’re caught,
since there’s a high possibility of radicalism and recruitment of new member might happen inside the
prisons. Moreover, along with the increasing concern of foreign terrorist fighters and human rights
issues, using merely hard approaches in dealing with terrorism is no longer sufficient, hence, Indonesia
proposed a soft approach using deradicalization program. This research attempts to elaborate the
details of Indonesia’s diplomacy as UNSC non-permanent member in 2019-2020 in promoting and
encouraging the development of a comprehensive strategy to tackle the problems of terrorism more
efficiently and effectively. Descriptive analysis with a qualitative approach was used to arrange this
research, with supporting information that was gathered through interviews, official documents and
repots, also other literature study. The result shows how Indonesia is using this chance to enhance its
role in decision-making process on international forum and increasing its influence as a middle power
country in the international community.

Keywords : Diplomacy, Deradicalization, Indonesia, Terrorism, UNSC

Abstrak
Terorisme masih menjadi satu isu yang mendesak dan penting untuk didiskusikan. Dewasa ini,
muncul kesadaran bahwa strategi yang komprehensif dibutuhkan untuk menindaklanjuti para teroris
yang telah tertangkap, karena ada kemungkinan radikalisme dan perekrutan anggota dapat terjadi di
dalam lapas. Selain itu, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran atas para pejuang teroris asing dan
kepedulian atas isu hak asasi manusia, dunia internasional juga menyadari bahwa sebatas pendekatan
keras saja tidak lagi memadai dalam menanggulangi terorisme. Oleh karena itu, Indonesia mengajukan
strategi yang mencakup pendekatan lunak yang salah satunya menggunakan program deradikalisasi.
Penelitian ini berupaya untuk menguraikan detail diplomasi Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK
PBB tahun 2019-2020 dalam mendorong pengembangan dan penyusunan strategi komprehensif untuk
menghadapi terorisme secara lebih efisien dan efektif. Penyusunan penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berbagai informasi pendukung dikumpulkan melalui
wawancara, dokumen dan laporan resmi, dan studi pustaka lainnya. Hasil penelitian menunjukkan
bagaimana Indonesia memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan perannya dalam proses
pengambilan keputusan di forum internasional dan meningkatkan pengaruhnya sebagai negara middle
power dalam komunitas internasional.

Kata Kunci : Diplomasi, Deradikalisasi, Dewan Keamanan PBB, Indonesia, Terorisme

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
145
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

1. Pendahuluan perlawanan mereka terhadap teroris dan


aksi terorisme. Para anggota Dewan
1.1 Latar Belakang Keamanan juga menegaskan pendapat
mereka mengenai terorisme yang dalam
Terorisme selalu menjadi topik segala bentuk dan manifestasinya telah
panas dalam perbincangan dunia sejak menjadi salah satu ancaman yang sangat
berakhirnya Perang Dunia II. Peristiwa 11 serius atas keamanan dan perdamaian
September 2011 semakin mengukuhkan internasional. Untuk itu dibuatlah sebuah
terorisme sebagai kenyataan yang memang komite kontra-terorisme (Counter-
harusnya dihadapi dan ditanggulangi Terrorism Committee) yang bekerja guna
bersama-sama, sebab bahkan negara menaikkan kapabilitas Negara Anggota
adidaya pun dapat menjadi target utamanya Perserikatan Bangsa-Bangsa demi
(Männik, 2009: 152-153). Peristiwa membendung aksi teroris di dalam
tersebut juga mengubah perspektif global perbatasan negara maupun lintas kawasan.
mengenai ancaman terorisme dan langkah- Dewan Keamanan PBB juga telah memiliki
langkah serta alat yang diperlukan untuk sembilan belas instrumen legal mengenai
mencegah dan menanggulanginya. Meski best practices dan standar dalam
instrumen multilateral untuk melawan menghadapi terorisme di dalam resolusi
terorisme telah ada sejak tahun 1960-an, nomor 1373 tahun 2001 (UNSC, n.d.).
jangkauan dan potensi jaringan teroris yang Namun sayangnya belum ada yang secara
terus berkembang dianggap sebagai spesifik membicarakan mengenai
ancaman baru. deradikalisasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia sendiri, usai terjadinya
jaringan teroris telah berkembang dengan kasus pemboman di Surabaya pada tahun
sangat pesat, Banyak kelompok maupun 2018, segera menetapkan Revisi Undang-
teroris individu yang dewasa ini beroperasi Undang (RUU) Antiterorisme yang di
menggunakan minim dan rapuhnya dalamnya terdapat beberapa perubahan
pertahanan di perbatasan dan sistem yang cukup signifikan, seperti penambahan
internasional yang saling berhubungan. Hal pasal mengenai deradikalisasi. Kegiatan
tersebut memudahkan mereka dalam deradikalisasi dimaksudkan untuk
menjangkau tiap-tiap sudut dunia. Walau tersangka teroris, terdakwa, terpidana,
beberapa masih tetap berfokus pada narapidana atau mantan narapidana dan
dinamika politik nasional, tidak sedikit bertujuan untuk memoderasi keyakinan
yang telah berusaha untuk mempengaruhi mereka agar tidak radikal lagi dan
perubahan global (CFR, 2011). Melansir mengintegrasikan kembali mereka ke
dari Indeks Terorisme Global (2018), dalam masyarakat (Ompusunggu and
terdapat empat kelompok teroris yang Ramadhani, 2018).
paling berpengaruh dan memiliki jumlah Program deradikalisasi dibutuhkan
korban terbesar akibat aksi-aksi mereka untuk menghilangkan ideologi-ideologi
yaitu, Islamic State of Iraq and the Levant radikal dan mencegah penyebarannya di
(ISIL atau ISIS), Taliban, Al-Shabaab, dan dalam penjara, sebab hal tersebut sangat
Boko Haram (Global Terrorism Index, riskan. Deradikalisasi sendiri menurut
2018). Golose adalah suatu bentuk upaya dalam
Dewan Keamanan PBB sebagai menghilangkan paham-paham radikal
garda terdepan yang menjaga keamanan melalui pendekatan interdisipliner, seperti
global secara tegas menyuarakan

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
146
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

sosial, hukum, agam, budaya dan psikologi program deradikalisasi, guna


bagi mereka yang telah terekspos atau mengintegrasikan kembali para mantan
terpengaruhi oleh paham-paham yang teroris dan mereka yang telah terkena
radikal (Golose, 2009 : 63). Karena ajaran radikal dalam kehidupan
sesungguhnya terorisme bukan sekedar bermasyarakat sembari tetap menjunjung
mengenai siapa pelakunya, tetapi lebih tinggi hak asasi manusia (UNSC, 2017).
dalam lagi, yaitu mengenai ideologi, Para pemimpin dari G20 pun telah
doktrin, dan keyakinan. Terlebih, terorisme menyuarakan keinginan mereka untuk terus
bukanlah tujuan utama, melainkan sebuah bekerjasama dan saling bertukar best
metode atau alat/cara yang digunakan practices kontra-terorisme, terutama
dalam mencapai tujuan tersebut. perihal program deradikalisasi (European
Dalam menjalankan kebijakan dan Commission, 2017) untuk mengatasi
strategi deradikalisasinya, pendekatan permasalahan terorisme, radikalisme, dan
holistik diterapkan oleh Indonesia, dimana foreign terrorist fighter. Dan sebagai salah
tahapan dimulai dari hulu ke hilir agar satu negara demokrasi dan negara muslim
permasalahan dapat diatasi hingga ke terbesar, diharapkan Indonesia dapat
akarnya dengan upaya pencegahan menawarkan perspektif baru dalam
pencegahan yang bertujuan agar melawan terorisme menggunakan
narapidana teroris atau individu yang telah pendekatan humanis dan nilai-nilai Islam
terpapar radikalisme meninggalkan moderat (Natalegawa, 2010).
penggunaan kekerasan dalam Rencana ini tentunya sejalan dengan
mengikhtiarkan misi mereka serta arah kebijakan yang terkandung dalam
memoderasi paham yang diimani oleh Renstra Kemenlu Indonesia tahun 2015-
mereka agar beriringan dengan pemahaman 2019. Seperti yang tercantum dalam arah
kelompok Islam moderat (BNPT, 2016). kebijakan 3 mengenai eskalasi peran
Pendekatan yang dilakukan juga bersifat maupun pengaruh yang telah dimiliki oleh
persuasif dan humanis. BNPT sebagai Indonesia sebagai negara Middle power
ujung tombak dari perjuangan Indonesia dalam dunia internasional, beberapa poin
melawan terorisme memiliki dua mencakup mengenai meningkatkan
klasifikasi dalam merumuskan program intesifitas kerjasama internasional dalam
deradikalisasinya. Yang pertama adalah menanggulangi permasalahan yang bersifat
program yang dilakukan di dalam lembaga transnasional yang mengancam perdamaian
pemasyarakatan melalui tahapan dunia dan keamanan umat manusia, seperti
identifikasi, rehabilitasi, reedukasi, terorisme. Rencana ini kemudian
resosialisasi, serta pengamatan dan dilanjutkan pada Renstra Kemenlu tahun
evakuasi. Lalu, yang kedua adalah program 2020-2024 dalam poin nomor dua perihal
yang dilakukan di luar lembaga arah kebijakan peningkatan pengaruh
pemasyarakatn melalui pembinaan kontra- kepemimpinan dan peran Indonesia dalam
radikalisme, pengamatan, dan evaluasi dan kerja sama internasional, serta pada poin
biasanya ditujukan pada mantan napiter dan nomor tiga mengenai arah kebijakan
kelompok masyarakat yang rentan terhadap penguatan integritas NKRI dan diplomasi
paparan radikalisme (BNPT, 2013: 38). politik keamanan; yang mana secara khusus
Dewan Keamanan PBB pun telah menyebutkan penggunaan pendekatan soft-
mengakui keberadaan dan potensi program power atau deradikalisasi dengan
ini, dan mendorong serta mendukung meningkatkan kapasitas pencegahan dan
Pemerintah tiap negara untuk menerapkan deradikalisasi serta kerjasama hukum

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
147
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

dengan negara mitra dalam menanggulangi sendiri (Berridge, 2010: 27). Jika tahap pra
terorisme (Kemlu, 2020). negosiasi berhasil, yang perlu dilakukan
Maka berdasarkan latar belakang selanjutnya adalah menentukan
tersebut, peneliti pun berkeinginan untuk kesepakatan atas prinsip-prinsip dasar dari
menilik dan mengadakan penelitian dengan penyelesaian isu dalam tahap formula.
rumusan masalah sebagai berikut: Karakteristik utama dari formula yang baik
“Bagaimana diplomasi Indonesia dalam adalah kesederhanaan, komprehensif,
mempromosikan program deradikalisasi keseimbangan, dan fleksibilitas yang dapat
yang menggunakan pendekatan humanis menjamin solusi atas seluruh permasalahan
sebagai salah satu upaya dalam utama antara pihak yang terlibat.
memerangi terorisme?” Selanjutnya jika formula akhirnya disetujui
oleh pihak-pihak yang terlibat, tahap akhir
2. Kajian Pustaka dan Kerangka adalah mencapai kesepakatan pada details
Pemikiran yang dibutuhkan.
Bagian terakhir merupakan bagian
Diplomasi pada dasarnya yang lumayan sulit, sebab terlalu kompleks
merupakan sebuah kegiatan politik, juga (Berridge, 2010: 44). Hal ini dikarenakan
unsur utama dari kekuatan. Dilakukannya tahapan ini memberikan kesempatan
diplomasi bertujuan untuk memungkinkan kepada salah satu atau kedua pihak yang
sebuah negara mengamankan tujuan terlibat untuk membuat balance of
kebijakan luar negeri mereka tanpa advantage dalam formula yang telah
menggunakan kekerasan, propaganda, atau disepakati sesuai dengan keinginan mereka
hukum. Oleh karena itu, diplomasi (Zartman and Berman, 1982: chaps 4-6).
merupakan sebuah wadah komunikasi antar Karena sejatinya, diplomasi adalah perihal
pemerintah yang dirancang untuk persuasi dan bukan paksaan; perihal
mempromosikan kebijakan luar negeri mencari benang mereka, membentuk
yang baik melalui perjanjian formal. perjanjian, dan mencapai keseimbangan
Kegiatan-kegiatan seperti mengumpulkan keuntungan dan manfaat bagi tiap-tiap
informasi. Aktivitas terpenting dalam pihak yang terlibat.
melakukan diplomasi adalah negosiasi. Organisasi internasional,
Negosiasi pun, bersama dengan fungsi khususnya organisasi antar pemerintah
diplomasi lainnya, dapat dilakukan melalui internasional (IGO) telah menjadi wadah
berbagai cara dan melalui berbagai wadah utama untuk melakukan diplomasi dan
(Berridge, 2010: 1-3). pengambilan keputusan. Mereka kini
Di dalam politik internasional, adalah bagian penting dari pemerintahan
negosiasi terdiri atas diskusi antara para global yang menyediakan pengaturan dan
perwakilan negara yang ditunjuk secara kegiatan penyelesaian masalah yang
resmi untuk mencapai kesepakatan yang kooperatif untuk mengatasi berbagai
telah diberi pemerintahnya. Zartman dan permasalahan internasional. Mereka juga
Berman membagi negosiasi dalam tiga merupakan aktor independen yang terlibat
tahapan: pra negosiasi, formula, dan detail dalam kegiatan diplomatik untuk
(Zartman and Berman, 1982: ch.3). Pra- menggembleng perhatian internasional,
negosiasi dilakukan untuk menentukan melaksanakan mandat, dan untuk bekerja
bahwa perundingan yang substantif secara langsung dengan pemerintah,
memang diperlukan, kemudian lembaga swadaya masyarakat dan
menyepakati agenda dan prosedur yang
diperlukan untuk melakukan negosiasi itu

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
148
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

organisasi internasional lainnya (Karns and agendanya mencakup isu-isu tata kelola
Mingst, 2013: 143). yang paling luas, oleh karena itu, PBB kini
Ukuran keanggotaan IGO berkisar menjadi wadah utama untuk melakukan
dari tiga anggota sampai dengan seratus diplomasi multilateral. Banyak teknik
sembilan puluh tiga plus pengamat. pengambilan keputusan yang digunakan
Sebagian besar tidak bersifat global dalam dalam organisasi antarpemerintah
keadaan, atau lebih berfokus pada meminjam dasar dari parlemen nasional,
kepentingan bersama yang memotivasi biasa disebut sebagai diplomasi parlemen,
negara untuk saling bekerjasama. Agenda dimana pemungutan suara dilakukan, dan
yang berkembang dari masalah keputusan seringkali diambil menggunakan
internasional dimulai dari perubahan iklim sistem satu negara/satu suara atau dengan
sampai tentang terorisme. Dengan mengumpulkan dua pertiga suara dari
demikian, kini diplomasi internasional mereka yang hadir dan memilih dalam isu
lebih banyak terjadi di dan melalui IGO. penting di Majelis Umum PBB. Untuk
IGO melayani berbagai fungsi, mulai dari cabang khusus PBB, yakni Dewan
mengumpulkan dan menganalisis Keamanan menggambarkan bentuk lain
informasi dan memantau tren, memberikan dari pemungutan suara mayoritas yang
layanan dan bantuan, hingga menyediakan memenuhi syarat dengan lima anggota
forum untuk pengambilan keputusan antara tetap yang masing-masing memiliki hak
pemerintah, dan mengadili sengketa (Karns veto harus setuju atau setidaknya tidak
and Mingst, 2013: 144). keberatan dengan keputusan yang diambil
Diplomasi multilateral memiliki (Karns and Mingst, 2013: 144-145).
beberapa fungsi. Yang utama adalah Diplomasi merupakan alat paling
diplomasi multilateral berperan sebagai ampuh, yang dimiliki setiap negara yang
“Parliament of Man’, sebagai salah satu berdaulat, dalam pertempuran melawan
cara untuk mengetahui apa pendapat isu-isu yang tidak termasuk dalam isu
masyarakat dunia melalui representasi tiap- keamanan tradisional, seperti hak asasi
tiap negara dalam forum-forum universal. manusia, migrasi illegal, perlindungan
Selanjutnya, diplomasi multilateral juga lingkungan, kejahatan terstruktur, dan tentu
berfungsi untuk menetapkan tujuan saja terorisme. Sebagai masalah global,
aspirasional untuk kemanusiaan. Lalu, terorisme telah melahirkan ancaman
yang ketiga adalah fungsi sebagai pembuat terhadap seluruh negara melalui operasi
norma, seperti adopsi Hak-Hak Asasi yang dilakukan oleh kelompok atau
Manusia Universal oleh Majelis Umum organisasi teroris.
PBB pada tahun 1948. Selain itu, diplomasi
multilateral juga berarti negosiasi 3. Metode Penelitian
perjanjian internasional, seperti perihal
Non-proliferasi Nuklir (NPT) dan Hukum Penelitian ini menggunakan analisis
Laut dunia yang melahirkan seperangkat deskriptif dengan metode kualitatif dalam
aturan mengenai penggunaan laut dunia mendeskripsikan upaya-upaya diplomasi
yang menutupi tujuh puluh persen yang dilakukan Indonesia dalam DK PBB
permukaan bumi (Mahbubani, 2013: 250). dan didukung oleh data-data yang diperoleh
Saat ini, Perserikatan Bangsa- dari wawancara dengan beberapa pihak
Bangsa (PBB) adalah satu-satunya IGO terkait, dokumen dan laporan resmi
dengan ruang lingkup global dan lembaga terkait, serta studi literatur pada
keanggotaan yang hampir universal yang jurnal ilmiah mengenai diplomasi.

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
149
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

lahirnya berbagai jenis kejahatan yang


semakin mudah dalam penyebarannya.
Selain itu, analisis kejahatan terorganisasi
4. Pembahasan seyogianya membutuhkan kerja sama
dengan berbagai badan dan negara lain
Pada 8 Juni 2018, Indonesia kembali untuk mengefektifkan upaya yang akan
dipercayakan untuk mengisi kursi di dilakukan.Segelintir dari contoh kejahatan
Dewan Keamanan PBB sebagai anggota transnasional adalah perdagangan manusia,
tidak tetap yang mewakili kawasan Asia penyelundupan obat-obatan terlarang,
Pasifik periode 2019-2020. Dan pada pencucian uang, dan yang utama,
keanggotaannya saat ini, Indonesia terorisme. Konvensi tersebut bertujuan
memiliki empat isu prioritas untuk dibawa untuk menjadi media dalam mempermudah
dan satu isu spesial yang akan diangkat kerja sama antar negara baik dalam upaya
sebagai pembahasan. Salah satu isu pencegahan kejahatan transnasional
prioritas Indonesia adalah meningkatkan maupun dalam upaya penegakan
upaya kerjasama antar negara-negara hukumnya, terlebih antar negara–negara
dengan Dewan Keamanan PBB untuk yang telah meratifikasi protokol tersebut
memerangi terorisme, ekstremisme, dan (Wangke, 2019).
radikalisme, serta menciptakan pendeketan Indonesia tentu sudah tidak asing lagi
yang komprehensif untuk menanggulangi dengan isu terorisme. Jika ditelusuri
isu-isu tersebut hingga ke akarnya. kembali, Indonesia telah banyak
Indonesia juga akan berupaya untuk menghadapi serangan-serangan, yang tidak
memastikan upaya penciptaan perdamaian jarang menimbulkan banyak korban jiwa,
ini agar sejalan dengan pembangunan yang dilakukan oleh jaringan kelompok
berkelanjutan (Kemenlu, 2019). Dalam terorisme. Dalam tiga tahun terakhir saja,
mengokohkan stabilitas juga perdamaian yaitu tahun 2018-2020, terdapat delapan
dunia, maka keanggotaan Indonesia di serangan terorisme di Indonesia. Sebagian
periode 2019-2020 dapat menjadi dilakukan dengan cara pemboman, dan dua
kesempatan untuk membuktikan posisi di antaranya dilaksanakan oleh jaringan
sebagai pemain global yang sesungguhnya, teroris Jemaah Ansharut Daulah yang
pula meningkatkan daya tawar Indonesia berafiliasi dengan ISIS. Ini menunjukkan
yang dapat menjadi kontribusi dari bahwa terorisme telah berkembang dan
meningkatnya diplomasi soft power bukan lagi menjadi sebuah permasalahan
Indonesia. tradisional yang bersifat domestik. Seiring
Dalam upaya untuk membrantas dengan berkembangnya waktu, serta
kejahatan transnasiona, dibutuhkan kerja teknologi dan informasi, ini semakin
sama internasional. Dalam hal ini, memudahkan kelompok teroris untuk
pemerintah Indonesia sendiri telah memperluas jaringan mereka dan merekrut
mengesahkan Undang-Undang No.5 Tahun anggota baru dari berbagai belahan di dunia
2009 mengenai ratifikasi konvensi dan memperluas lingkup mereka hingga
Perserikatan Bangda-Bangsa dalam taraf global. Dewasa ini, terorisme
Melawan Kejahatan Transnasional merupakan sebuah permasalahan
Terorganisir. Ratifikasi protokol PBB ini transnasional yang membutuhkan
adalah sebuah kewajiban, pasalnya sejalan kerjasama antar negara-negara untuk
dengan perkembangan teknologi informasi, menghadapi dan menanggulanginya.
diiringi dengan perkembangan sarana
transportasi dan komunikasi berbuntut pada

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
150
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

Terlebih dengan adanya isu foreign Selain itu, Indonesia telah mengadakan
terrorist fighter atau FTF yang muncul dan sejumlah lokakarya regional dan konferensi
marak diperbincangkan saat ini. FTF internasional yang dihadiri oleh banyak
merupakan salah satu penghubung utama negara untuk bertukar informasi dan
masyarakat Indonesia dengan ISIS dan praktik-praktik yang baik, serta peluang
kelompok-kelompok terorisme lainnya. untuk memperkuat kerja sama internasional
Wilayah Asia Tenggara, termasuk dalam menangani isu ini (Kemenlu, 2019).
Indonesia, menjadi sasaran protek Dan demi mendorong kerja sama
kekhalifahan setelah Irak dan Suriah jatuh internasional dan pengembangan kapasitas,
ke tangan sekutu, WNI yang sebelumnya Indonesia akan terus mengedepankan
bergabung dengan kelompok-kelompok penyebaran toleransi dan pemahaman
teroris di sana pun kemudian mengajukan Islam sebagai rahmatan lil alamin,
permohonan untuk kembali ke tanah air pengembangan ketahanan masyarakat dan
(Setkab, 2020). Tentu hal ini banyak penguatan kohesi sosial, pengembangan
menuai pro dan kontra, sebab kembalinya kapasitas bagi aparat di lapas dan pusat
mereka membawa kekhawatiran terhadapa rehabilitasi dan peningkatan koordinasi
ideologi radikal yang mungkin saja dapat antar pemerintah pusat/daerah, menjamin
mereka sebarkan di tanah air. keselamatan WNI di luar negeri agar tidak
Dalam menghadapi isu FTF ini, menjadi korban aksi kekerasan ekstremis
pemerintah Indonesia sebelumnya telah kanan yang dimotivasi oleh intoleransi
menjadi co-sponsor dari Resolusi DK PBB beragama dan rasisme, menjamin agar
Nomor 2178 Tahun 2014 yang ruang siber tidak disalahgunakan oleh
mengharuskan negara-negara untuk teroris melalui penyebaran narasi toleransi,
menghentikan, mengadili, merehabilitasi, edukasi dan lain-lain.
dan mengintegrasikan kembali para FTF Pengembangan kebijakan, legislasi,
dan mengakui pentingnya menangani dan program atau kegiatan di bidang
faktor-faktor mendasar, mencakup penanggulangan terorisme terus diperkuat
pencegahan penyebaran radikalisme untuk dengan melibatkan seluruh komponen
meminimalisir kesempatan untuk masyarakat. Penguatan pada aspek hukum
melakukan perekrutan anggota baru teroris, dibuktikan dengan disahkannya Undang-
menghambat perjalanan para calon Undang No. 5 Tahun 2018 tentang
potensial FTF, menghentikan aliran Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
dukungan finansial terhadap FTF, Pidana Terorisme dan Undang-Undang No.
menekankan toleransi politik dan agama, 9 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan
pengembangan ekonomi dan kohesi sosial Pemberantasan Tindak Pidanan Pendanaan
yang inklusif, mengakhiri dan Terorisme serta pembentukan sejumlah
menyelesaikan konflik bersenjata, serta satgas penanggulangan terorisme. Berbagai
memfasilitasi reintegrasi dan rehabilitasi program dan kegiatan yang ditujukan untuk
(S/RES/2178). menecagh dan memerangi terorisme juga
Dalam memerangi terorisme, dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun
Indonesia akan terus mengedepankan lembaga non-pemerintah.
strategi komprehensif yang Salah satu cara yang telah dilakukan
mengombinasikan hard approach melalui oleh Indonesia dalam mencegah dan
upaya penegakan hukum dan soft approach memerangi terorisme di bawah naungan
melalui upaya pencegahan, deradikalisasi, PBB adalah dengan mengimplementasikan
kontra-radikalisasi, dan interfaith dialogue. empat pilar dari United Nations Global

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
151
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

Counter-Terrorism Strategy yang setiap teroris yang terlihat. Aufrey Kurth


tercantum dalam Plan of Action Cronin meninjau sejarah organisasi teroris
(A/RES/60/288) yang membicarakan yang ditinggalkan dan menguraikan alasan
mengenai kondisi yang kondusif bagi berakhirnya mereka. Di antara alasan
penyebaran terorisme, langkah-langkah tersebut salah satunya adalah ketika terjadi
pencegahan dan pemberantasan terorsime, kegagalan transisi antar generasi. Hal ini
pengembangan kapabilitas nasional untuk semakin menunjukkan pentingnya
mencegah dan memerangi terorisme, dan deradikalisasi di kalangan generasi muda
tahapan untuk memperkuat peran sistem dan napiter. Untuk mengefektifkan upaya
Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam hal ini, anti-terorisme dan menggagalkan transisi
serta langkah-langkah yang dibutuhkan generasi dalam kelompok teroris, maka
untuk memastikan bahwa hak manusia penting untuk melemahkan ideologi yang
dalam penerapannya tetap dijunjung tinggi menjadi fondasi agar dapat
dan bersifat mendasar dalam memerangi mendiskreditkan kelompok tersebut
terorisme (UNGA, 2006) adalah dengan (Cronin, 2009).
menerapkan program deradikalisasi, Indonesia pun telah menyadari potensi
dengan menekankan isu pada poin kedua jangka panjang yang dimiliki oleh program
dan keempat. Program deradikalisasi yang deradikalisasi, mengangkatnya sebagai
dilakukan oleh Indonesia cukup unik salah satu topik diskusi pada pertemua
dengan menekankan pada sisi humanis, dan Arria Formula yang dihost bersama dengan
dilakukan dalam empat tahapan, yaitu Belgia, Indonesia melakukan diplomasi
identifikasi, rehabilitasi, reedukasi, untuk mengenalkan ide perihal program
resosialisasi, serta pengamatan dan evaluasi deradikalisasi dengan membahas mengenai
usai reintegrasi ke masyarakat. pengelolaan risiko terhadap narapidana
Deradikalisasi berupaya untuk melawan teroris dan membagikan cerita sukses
daya tarik ideologi radikal dengan berfokus mengenai penerapan program
pada pencegahan radikalisasi dan deradikalisasi.
rekrutmen di dalam pusat penahanan (El- Arria Formula adalah sebuah bentuk
Said, 2017:93). pertemuan oleh Dewan Keamanan PBB
Pendekatan lunak terhadap yang bertujuan untuk membahas suatu isu
penanggulangan terorisme seperti program yang dianggap kompleks dan memerlukan
deradikalisasi sangatlah penting, sebab terobosandengan memperkenalkan
peningkatan keamanan saja tidak cukup narasumber dalam dialog bersifat interaktif.
dan penggunaan pendekatan keras hanya Sesi tukar pengalaman dan informasi
akan membuat napiter semakin berpegang tersebut diketuai oleh Direktur Jendral
teguh kepada ideologi radikal mereka dan Pemasyarakatan (PAS) Kemenkumham
semakin menentang pemerintah. Untuk Indonesia, Dr. Sri Puguh Budi Utami, yang
melemahkan kelompok dan jaringan menjabarkan mengenai berbagai
terorisme, maka program deradikalisasi pendekatan dan pengelolaan narapidana
juga dapat digunakan untuk menekan angka teroris di dalam penjara yang dilakukan
perekrutan anggota baru, terutama saat dengan bekerja sama dengan berbagai
berada di dalam lapas. Untuk mencegah pihak, seperti pemuka agama, penyintas
penyebarannya, perlu dipahami alasan serangan bom, bahkan eks-teroris yang
dibalik mengapa para napiter menganut berhasil dideradikalisasi sebelumnya juga
kepercayaan dan ideologi radikal tersebut, dilibatkan dalam prosesnya. Di dalamnya
daripada hanya sekadar melenyapkan mencakup pula beragam program

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
152
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

pelatihan, seperti kewirausahaan dan masa yang akan datang, seperti Pertemuan
manajemen kehidupan yang dilaksanakan Pakar Regional yang diselenggarakan pada
dengan tujuan untuk menggali potensi para bulan Februari 2020 yang membahas
napiter sehingga mereka dapat berinteraksi mengenai strategi komprehensif yang
dengan normal kembali di tengah ditujukan untuk penuntutan, rehabilitasi,
masyarakat usai menyelesaikan hukuman hingga reintegrasi bagi orang-orang yang
mereka. Penekanan juga diberikan pada diduga memiliki sangkut-paut dengan
pentingnya hubungan yang sehat dan teroris atau kelompok teroris. Acara ini
positif antara petugas, pamong, dan napiter mengundang sekitar 60 ahli yang datang
selama proses rehabilitasi dan reintegrasi. dari kelima Negara Anggota PBB di Asia
(PTRI New York, 2019). Tenggara. Pertemuan ini diharapkan dapat
Dengan ini Indonesia menggunakan membantu Komite Kontraterorisme PBB
fungsi diplomasi sebagai Parliament of dan berbagai badan lainnya yang berada di
Man yaitu dengan merepresentasikan isu bawah naungan PBB untuk mengumpulkan
yang dianggap mendesak dan perlu informasi terkait praktik yang ada serta
dibahas. Dengan dukungan negara lainnya standar yang relevan guna membantu
isu ini dapat diangkat untuk mengetahui Negara Anggota dalam mengembangkan
bagaimana tanggapan atau pendapat dan mengimplementasikan strategi PRR
masyarakat dunia melalui para perwakilan yang komprehensif dan memang dirancang
negara yang hadir pada forum. Serta secara khusus. Dengan itu, Indonesia
menetapkan tujuan aspirasional kembali menegaskan perannya dalam
kemanusian menyangkut para FTF dan upaya penanggulangan terorisme, baik di
keamanan serta kedamaian masyarakat tingkat kawasan maupun internasional
dunia atas isu terorisme. (Kemenlu, 2020).
Indonesia sendiri sebenarnya sudah Selain itu, atas konsep whole of
memiliki dasar hukum yang cukup government yang melibatkan organisasi
mumpuni dalam menghadapi isu masyarakat dan serangkaian lembaga
penanggulangan terorisme, khusunya pemerintahan dalam proses pencegahan
mengenai rehabilitasi, deradikalisasi, dan dan penanggulangan terorisme dan
reintegrasi, yang dimuat dalam UU No. 5 radikalisme dan konsep whole of society
Tahun 2018 Pasal 43D. Pada pasal tersebut yang diterapkan Indonesia dengan
telag didefinisikan apa aitu deradikalisasi, melibatkan penyintas dan organisasi
siapa saja yang dapat menjalani program masyarakat madani dalam upaya
tersebut, bagaimana program tersebut penanggulangan terorisme melalui
dilaksanakan, serta tahapan-tahapannya. menerapkan program deradikalisasi menuai
BNPT bekerjasama dengan berbagai pihak, apresiasi dari delegasi-delegasi PBB
seperti Kepolisian, Lembaga kepada Indonesia pada Joint High Level-
Pemasyarakatan, Kementerian Agama, Visit (JLHV) yang diselenggarakan pada
Organisasi Masyarakat dan lain sebagainya 27-28 Februari 2020 di Jakarta (Kemlu,
saling bahu-membahu dalam melaksanakan 2020).
program deradikalisasi, rehabilitasi, dan Dengan mempromosikan program
reintegrasi tersebut (Golose, 2009:170). deradikalisasi yang menjunjung tinggi hak-
Ada beberapa momentum yang dapat hak asasi manusia seperti yang dimiliki
digunakan sebagai ajang untuk mencari oleh Indonesia, Dengan begitu juga dapat
dukungan adopsi dan menyusun kerangka dibuktikan upaya Indonesia dalam
kerja sama implementasi deradikalisasi di menegakkan HAM selama masa

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
153
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

keanggotaannya sebagai bagian dari General and Executive Director of the


Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Counter-Terrorism Committee Executive
periode 2020-2022. Juga dengan Directorate (CTED); dan (iii) Watapri New
bergabungnya Indonesia, Indonesia dapat York, sebagai Ketua Komite Sanksi 1267
semakin meningkatkan peran (Dir. KIPS, 2020).
kepemimpinannya terutama dalam forum Indonesia juga telah memberi
internasional, meningkatkan kinerja pernyataan yang tegas untuk terus berperan
Indonesia dalam pengambilan keputusan sebagai fasilitator dialog dan konsultasi
internasional dalam berbagai isu guna menjembatani beragam perbedaan
perdamaian dan keamanan dunia. Menteri kepentingan yang lahir di antara lima belas
Luar Negeri Indonesia, Retno L. P. Marsudi negara yang tergabung dalam Dewan
pun menyerukan bahwa perlindungan Keamanan PBB (Watapri, 2019), seperti
masyarakat sipil harus menjadi fokus utama yang dilakukan Indonesia pada bulan
dari DK PBB (Kemenlu, 2019). Pemerintah November ketika dilaksanakannya retreat
Indonesia sendiri sudah cukup vokal dalam pertama Dewan Keamanan PBB di Bali. Ini
upayanya untuk melindungi warga negara merupakan salah satu bentuk diplomasi
Indonesia, yang berada baik di dalam lunak yang bertujuan untuk membentuk
negeri maupun yang berada di luar negeri. kerja sama dan membangun koalisi. Pada
Seperti dalam kasus FTF, pemerintah acara retreat yang sama Direktur Keamanan
tengah menyusun strategi untuk Internasional dan Perlucutan Senjata
kepulangan anak-anak yang turut terbawa Kementerian Luar Negeri RI juga
oleh orangtua mereka masuk dalam mengadakan konsultasi dengan Amerika
organisasi terorisme di Suriah dan Irak dan Vietnam untuk memperkuat koordinasi
dengan cara mengidentifikasinya kasus per dan mencari dukungan dengan membahas
kasus untuk tetap menjamin keselamatan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama
masyarakat di dalam negeri pula (CNN antara Indonesia dan Amerika Serikat, serta
Indonesia, 2020). Indonesia dan Vietnam. Salah satu
Berbagai kontribusi positif Indonesia pembahasan yang dibicarakan adalah
lainnya untuk United Nations Global mengenai isu penanggulangan terorisme,
Counter-Terrorism Strategy (UNGCTS) mengingat isu tersebut akan diangkat
juga dibahas, termasuk mengenai best sebagai isu utama dalam Presidensi
practice Indonesia dalam pencegahan dan Indonesia di Dewan Keamanan PBB tahun
penanggulangan terorisme, termasuk 2020. Peran Indonesia dan Amerika pun
implementasi strategi Penuntutan, cukup sentral dan penting dalam isu
Rehabilitasi, dan Reintegrasi (PRR) dan terorisme di dalam Dewan Keamanan,
strategi penanggulangan pendanaan karena Indonesia merupakan Ketua Komite
terorisme melalui financial intelligence, Sanksi Terorisme dan Amerika merupakan
dan potensi kerja sama untuk UN Counter juru pembahasan isu terorisme di Dewan
Terrorism Week di bulan Juni mendatang. Keamanan PBB (Dir. KIPS, 2019).
Kegiatan ini untuk pertama kalinya turut Selanjutnya, beberapa negara dalam
menghadirkan tiga kepala institusi dalam pertemuan DK PBB ke-8716 mengenai
bidang kontra-terorisme, yaitu (i) Mr. ancaman ISIS dan terorisme terhadap
Vladimir Voronkov, Under-Secretary- perdamaian dan keamanan internasional,
General of the United Nations Office of telah menyatakan persetujuan bahwa
Counterterrorism (UNOCT); (ii) Ms. deradikalisasi merupakan hal yang penting,
Michèle Coninsx, Assistant Secretary- karena tidak ada pertarungan yang dapat

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
154
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

dimenangkan hanya dengan mengandalkan usul dan kebenaran kewarganegaraan para


jalur militer saja, termasuk dalam FTF, sebab jika mereka sudah memasuki
memerangi terorisme. Ini ada hubungannya wilayah suatu negara namun ternyata
pula dengan isu Foreign Terrorist Fighter bukanlah warga negara tersebut, akan sulit
yang tengah santer dibicarakan. Kerja sama untuk mengembalikan mereka kembali.
komunitas internasional dibutuhkan untuk Dalam kasus repatriasi WNI, pemerintah
menghadapi permasalahan ini untuk Indonesia dapat bekerja sama dengan
menghindari lahirnya pengungsi internal pemerintah Suriah dan Irak. Resolusi DK
dan lonjakan pengungsi yang tidak PBB 2170 juga dapat digunakan sebagai
terkendali yang dapat berpotensi rujukan kepada semua Negara Anggota
menyebarluaskan ideologi radikal mereka untuk mengambil tindakan nasional untuk
yang condong menggunakan kekerasan di menekan aliran FTF yang hendak pergi dan
negara asal. Komunitas internasional harus bergabung dengan jaringan terorisme,
mempromosikan cara resolusi damai dari membawa mereka ke pengadilan, dan
masalah seperti terorisme, melalui media memberikan sanksi sesuai dengan hukum
interfaith-dialogue, memperkuat internasional yang berlaku, pun tetap
pendidikan bagi generasi muda, dengan menggarisbawahi tanggungjawab
meningkatkan lapangan dan kesempatan utama tiap Negara Anggota untuk
kerja, mempromosikan inklusi sosial dan melindungi warga negara mereka di dalam
menghilangkan pengaruh ideologi wilayah mereka masing-masing.
ekstremis. Negara-negara anggota harus Maka dari itu, dibutuhkan kerja sama
saling bahu-membahu dalam membangun dalam mengembangkan dan menemukan
kapasitas kontra-terorisme dan good practices dalam bidang deradikalisasi
deradikalisasi yang mumpuni (UNSC, untuk menghadapi isu ini agar dapat
2020). dilaksanakan dengan lebih efisien dan
Namun, pendekatan pada tiap individu efektif sesuai dengan Resolusi DK PBB
dalam program deradikalisasi berbeda- 2396 Tahun 2017 yang menyerukan Negara
beda, dan hal ini menjadi tantangan dan Anggota untuk mengambil tindakan dalam
hambatan tersendiri. Untuk itu Indonesia bidang keamanan perbatasan dan berbagi
masih membutuhkan bantuan dari negara informasi mengenai langkah-langkah
maupun pihak-pihak lain untuk mencari peradilan dan kerja sama, dan strategi
best practice dari program deradikalisasi penuntutan, rehabilitasi, dan reintegrasi
yang dapat dijadikan sebagai panduan dasar (PRR) (S/RES/2396). Dengan begitu,
bagi negara-negara lainnya yang ingin negara-negara lain dapat menerapkan
menjalankan program tersebut di negara program yang sama untuk menanggulangi
mereka sendiri, Tentunya tetap dengan permasalahan terorisme di negara mereka
melihat dan menyesuaikan kembali prihal sendiri. Sehingga program tersebut tidak
kapabilitas, kapasitas, dan kesiapan hanya akan dibebankan kepada negara
masing-masing negara dalam menerapkan pengirim FTF namun juga negara host
program deradikalisasi mereka. konflik tempat di mana markas utama
Repatriasi pun bukanlah sesuatu yang sebagian besar kelompok terorisme berada.
mudah untuk dilakukan, terdapat rangkaian Program deradikalisasi memiliki potensi
langkah-langkah yang harus dilakukan besar yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh
guna menekan tingkat ancaman hingga pemerintahan di dunia. Manifestasi,
seminim mungkin. Dimulai dari tahap bentuk, dan metode yang digunakan oleh
pengidentifikasian untuk memastikan asal- jaringan kelompok teroris terus

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
155
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

berkembang dan semakin mengancam baik reformasi dalam Dewan Keamanan PBB
di dalam negeri maupun di luar negeri, pada agar menjadi lebih inklusif lagi, terutama
tingkat regional maupun internasional. dalam aspek working method. Sebab
Evolusi ancaman menuntut adanya Indonesia sebelumnya telah memiliki
pendekatan yang komprehensif, pencapaian yang patut dibanggakan dengan
kolaboratif, dan inklusif antar negara dan keberadaan Wisnumurti Guidelines yang
aktor non-negara untuk menanggulanginya. dijadikan sebagai panduan proses
Kesempatan ini juga memungkinkan pemilihan Sekjen PBB sejak tahun 1996
Indonesia untuk berbagi dan menerapkan (Kemenlu, 2020). Prioritas diplomasi
perspektifnya dalam pengambilan Indonesia selama menjabat sebagai anggota
keputusan sebagaimana yang telah tidak tetap DK PBB didasarkan atas
diamanatkan dalam Dasasila Bandung dan kepentingan nasional dan kawasan berbasis
polugri bebas aktif. di dalam upaya pada kerjasama multilateral. Hal ini tentu
penanggulangan terorisme dalam tahap tidaklah mudah karena dinamika politik
internasional (Kemenlu, 2019). Paling internasional, pun di dalam DK PBB itu
utama, kepentingan nasional Indonesia sendiri yang dapat terus berubah-ubah
yaitu menjalankan mandate dari UUD 1945 sehingga menjadi tantangan sendiri. Maka
untuk melindungi segenap tumpah darah dari itu, Indonesia harus lebih aktif lagi
dan berpartisipasi dalam melaksanakan dalam menggunakan pengaruh dan
ketertiban dunia. modalitasnya.
Strategi pendekatan lunak dalam
menghadapi terorisme ala Indonesia ini
telah disampaikan pada publik
internasional dalam berbagai macam 5. Kesimpulan dan Rekomendasi
pertemuan dan acara, seperti di PBB, Uni
Eropa, ASEAN, juga di forum-forum 5.1 Kesimpulan
internasional lainnya. Keberhasilan ini
mungkin merupakan salah satu alasan yang Ancaman terorisme terasa semakin
menyebabkan Indonesia dapat nyata dari hari ke hari, berbagai aksi yang
memenangkan kursi di keanggotaan Dewan menelan banyak korban terus terjadi.
Hak Asasi Manusia PBB periode 2020- Hancurnya satu kelompok terorisme tidak
2022 (Damarjati, 2019). Masuknya menjamin bahwa ancaman terorisme akan
Indonesia dapat menggunakan dan berkurang, sebab dewasa ini anggota
memanfaatkan keanggotaannya untuk kelompok terorisme telah tersebar di mana-
mewujudkan beberapa target pemerintah mana. Untuk itu, program deradikalisasi
yang belum tercapai, salah satunya untuk yang berfokus untuk menghapuskan
menyusun strategi komprehensif untuk pandangan radikal yang dimiliki seorang
menghadapi isu terorisme agar dapat individu dicanangkan untuk menghadapi
diatasi. Indonesia yang kini memiliki nilai dan menanggulangi persebaran radikalisme
tawar lebih dari sebelumnya di mata dunia dan terorisme, terutama mengenai
dengan status keanggotaannya dapat persebarannya di dalam lembaga
mengangkat agenda ini dan meloloskannya pemasyarakatan.
menjadi sebuah resolusi. Sesuai amanat UUD 1945 untuk
Selain itu, terpilihnya Indonesia kali mendukung tercapainya ketertiban dan
ini juga diharapkan dapat memperbesar perdamaian dunia, Indonesia sebagai salah
peluang untuk mendorong adanya satu negara yang telah memiliki dan
menjalankan program deradikalisasinya

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
156
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

sendiri, turut memanfaatkan dan perdamaian internasional yang


kesempatannya sebagai salah satu negara mendorong Negara Anggota untuk
yang terpilih sebagai anggota tidak tetap mengembangkan program rehabilitasi dan
Dewan Keamanan PBB Periode 2019-2020 reintegrasi yang selaras dengan prioritas
untuk mempromosikan penggunaan nasional masing-masing dalam
program deradikalisasi dalam menghadapi menghadapi isu terorisme, dapat
isu radikalisme dan terorisme sebagai disimpulkan bahwa Dewan Keamanan
inisiatif baru. Kesempatan ini juga PBB sendiri mendukung penuh adanya
diharapkan dapat meningkatkan peran dan program deradikalisasi yang merupakan
pengaruh Indonesia sebagai negara middle bagian dari Strategi Komprehensif
power di dunia internasional, pelayanan Penuntutan, Rehabilitasi, dan Reintegrasi
dan perlindungan WNI di luar negeri, serta Pelaku dan Terduga Teroris. Sejalan
promosi serta pemajuan demokrasi dan dengan dukungan ini, sebuah kemajuan
HAM, sesuai dengan arah kebijakan dan telah dicapai melalui pendekatan nasional
strategi Kementerian Luar Negeri yang untuk rehabilitasi dan reintegrasi dalam
dikutip dari Rencana Strategis Kementerian mengimplementasikan Stabilisasi,
Luar Negeri RI 2015-2019. Pemulihan, dan Ketahanan Daerah Strategi,
Jelang presidensinya pada bulan dan Ketahanan Daerah Strategi di wilayah
Agustus/September 2020 nanti, Indonesia Danau Chad, dengan dukungan entitas
telah aktif melakukan berbagai macam PBB.
diplomasi guna mengangkat isu Indonesia akan mengangkat isu
deradikalisasi dalam forum-forum PBB. terorisme sebagai isu utama untuk dibahas
Baik dalam pertemuan formal maupun pada masa presidensinya yang kedua nanti,
tidak formal, seperti pada Arria-Formula
diharapkan kesempatan ini dapat
yang secara khusus membahas mengenai
radikalisasi di penjara dan mempromosikan digunakan untuk membentuk dan
kebijakan rehabilitasi dan reintegrasi bagi meloloskan sebuah resolusi konkrit yang
para napiter. Indonesia bersama UNODC dapat menjadi dasar dan kiblat bagi Negara
juga tengah mengembangkan pedoman Anggota dan negara-negara lainnya dalam
untuk membangun sistem manajemen menerapkan Penuntutan, Rehabilitasi, dan
insiden kritis dan meningkatkan pegawai Reintegrasi terhadap para tersangka dan
lapas untuk mengatasi kekurangan dalam
terduga terorisme dengan efektif dan
menghadapi napiter.
Dari penelitian yang telah dilakukan, efisien. Jika hal ini terlaksanakan, maka hal
upaya diplomasi Indonesia telah tersebut secara tidak langsung juga akan
menunjukkan hasil dengan munculnya membuktikan keberhasilan Indonesia
negara-negara lain yang semakin vokal atas dalam memperjuangkan kepentingannya di
kesetujuan mereka mengenai kebutuhan level internasional.
akan adanya best practices dan strategi
komprehensif. Meski belum ada resolusi
resmi yang secara spesifik membahas
mengenai program deradikalisasi, namun 5.2 Saran
menilik dari presidential statement dan
beberapa laporan lainnya, seperti pada 5.2.1 Saran Teoritis
laporan kesepuluhnya mengenai ancaman
yang ditimbulkan ISIL terhadap keamanan

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
157
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

Fenomena yang diteliti dalam menerapkan program deradikalisasi. Selain


penelitian ini, yaitu terorisme dan itu, perihal kesiapsiagaan nasional pun
diplomasi, merupakan salah satu objek telah dijabarkan dalam Pasal 43B, hal ini
kajian utama dalam studi Hubungan dapat juga dijadikan sebagai salah satu
Internasional. Isu terorisme dan upaya acuan dan dasar pengambilan sikap
penanggulangannya memang telah dibahas Indonesia mengenai isu repatriasi para eks-
sejak lama, namun dengan semakin ISIS.
meningkatnya kesadaran masyarakat akan Peningkatan kemampuan aparatur
hak asasi manusia, maka lahirlah sebuah yang berurusan langsung dengan tersangka
upaya dalam menghadapi para teroris yang teroris, diiringi dengan peningkatan sarana
dalam penerapannya tetap menjunjung prasarana sangat dibutuhkan untuk
tinggi hak asasi manusia. Salah satunya memastikan bahwa Indonesia mampu
adalah dengan deradikalisasi. Indonesia menampung para eks-ISIS jika memang
telah mendorong agar topik ini dibahas repatriasi akan dilakukan. Koordinasi antar
dalam forum-forum Dewan Keamanan. lembaga terkait harus jelas untuk
Namun, dikarenakan penelitian ini memastikan kebenaran informasi yang ada.
dilakukan sebelum masa presidensi Kemudian, masyarakat yang menjadi salah
Indonesia yang kedua, yang mana isu satu organ vital dalam terlaksananya
terorisme akan diangkat sebagai salah satu deradikalisasi dan reintegrasi harus turut
isu utama, maka untuk mengembangkan diberdayakan untuk memastikan program
penelitian ini lebih lanjut, dibutuhkan data dapat berjalan dengan sukses.
yang lebih komprehensif dan aktual lainnya
untuk menganalisa keberhasilan diplomasi
yang dilakukan Indonesia dalam Daftar Pustaka
menggalakkan program deradikalisasi
hingga masa jabatannya sebagai anggota Berridge, G. R., Keens-Soper, M., & Otte, T.
(2001). Diplomatic Theory from
tidak tetap Dewan Keamanan PBB
Machiavelli to Kissinger. New York:
berakhir. Palgrave.
BNPT. (2016, December). Strategi
Menghadapi Paham Radikalisme
Terorisme - ISIS. Retrieved September
29, 2019, from Belmawa Ristekdikti:
https://belmawa.ristekdikti.go.id/wp-
5.2.2 Saran Praktis content/uploads/2016/12/Strategi-
Menghadapi-Paham-Radikalisme-
Di dalam Undang-Undang No. 5 Terorisme.pdf
Tahun 2018, perihal upaya deradikalisasi CNN Indonesia. (2020, February 25). Yasonna:
Data Terbaru Ada 1.276 WNI Eks ISIS
telah diatur dalam Pasal 43D untuk
di Luar Negeri. Retrieved from CNN
memberantas tindak pidana terorisme Indonesia:
melalui aspek pencegahan dengan https://www.cnnindonesia.com/nasion
melibatkan lembaga atau kementerian al/20200225163222-20-
terkait, pula masyarakat dan 477996/yasonna-data-terbaru-ada-
dikoordinasikan dengan Badan Nasional 1276-wni-eks-isis-di-luar-negeri
Penanggulangan terorisme, ini Council on Foreign Relations. (2011, August
menunjukkan bahwa Indonesia telah 31). The Globall Regime for Terrorism.
memiliki landasan yang kuat dalam Retrieved from Council on Foreign
Relations:

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
158
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

https://www.cfr.org/report/global- Institute for Economics and Peace. (2018).


regime-terrorism Global Terrorism Index. Institute for
Cronin, A. K. (2009). How Terrorism Ends: Ecnomics and Peace.
Understanding the Decline and Karns, M. P., & Mingst, K. A. (2013).
Demise of Terrorist Campaigns. International Organization and
Princeton: Princeton University Press. Diplomacy. In A. F. Cooper, J. Heine,
Damarjati, D. (2019, December 6). Suhardi & R. Thakur, The Oxford Handbook of
Alius: Jerman Pelajari Deradikalisasi Modern Diplomacy (pp. 143-155).
Terorisme Ala RI. Retrieved from Oxford: Oxford University Press.
DetikNews: Kementerian Luar Negeri. (2020, January 30).
https://news.detik.com/berita/d- Indonesia Serukan Persatuan
4811777/suhardi-alius-jerman- Melawan Terorisme dan Konflik dalam
pelajari-deradikalisasi-terorisme-ala- Dunia Islam di Konferensi PUIC ke-
ri/2 15. Retrieved from Kementerian Luar
Direktorat KIPS. (2019, November 27). Negeri Republik Indonesia:
Perkuat Koordinasi dengan Negara https://kemlu.go.id/portal/id/read/1006
DK PBB, Indonesia Temui AS dan /view/indonesia-serukan-persatuan-
Vietnam. Retrieved from Kementerian melawan-terorisme-dan-konflik-
Luar Negeri Republik Indonesia: dalam-dunia-islam-di-konferensi-puic-
https://kemlu.go.id/portal/id/read/823/ ke-15
berita/perkuat-koordinasi-dengan- Kementerian Luar Negeri. (2020, February 04).
negara-dk-pbb-indonesia-temui-as- Rangkaian Kegiatan Menuju
dan-vietnam Presidensi DK PBB, Indonesia
Direktorat KIPS. (2020, March 02). Bahas Selenggarakan Pertemuan Pakar
Kontribusi Indonesia dalam Counter Regional Menghadapi Tantangan
Terrorism, Wamenlu RI Temui Terorisme. Retrieved from
Delegasi PBB pada Joint High Level Kementerian Luar Negeri Republik
Visit (JLHV) bidang Counter- Indonesia:
Terrorism di Jakarta. Retrieved from https://kemlu.go.id/portal/id/read/1018
Kementerian Luar Negeri Republik /berita/rangkaian-kegiatan-menuju-
Indonesia: presidensi-dk-pbb-indonesia-
https://kemlu.go.id/portal/id/read/1099 selenggarakan-pertemuan-pakar-
/berita/bahas-kontribusi-indonesia- regional-menghadapi-tantangan-
dalam-counter-terrorism-wamenlu-ri- terorisme
temui-delegasi-pbb-pada-joint-high- Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
level-visit-jlhv-bidang-counter- (2019, May 24). Indonesia Foregn
terrorism-di-jakarta Minister: Civilians Protection Should
El-Said, H. (2017). Deradicalization Be the Focus of UN Security Council.
Experiences in Europe and the Arab Retrieved from Ministry of Foreign
World. IEMed Mediterranean Affairs of the Republic of Indonesia:
Yearbook 2017, 93-99. https://kemlu.go.id/portal/en/read/323/
European Commision. (2017). G20 Leaders' berita/indonesian-foreign-minister-
Statement on Countering Terrorism. civilians-protection-should-be-the-
Hamburg: European Commision. focus-of-un-security-council
Golose, P. R. (2009). Deradikalisasi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Terorisme, Humanis, Soul Approach (2019, April 8). Indonesia Membership
dan Menyentuh Akar Rumput. Jakarta: on the UN Security Council. Retrieved
Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu from Kementerian Luar Negeri
Kepolisian. Republik Indonesia:
https://kemlu.go.id/portal/en/read/147/
halaman_list_lainnya/indonesian-

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps
159
Global Political Studies Journal
Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
P-ISSN 2301-749X E-ISSN 2686-2905
DOI 10.34010/gpsjournal.v5i2

membership-on-the-un-security- Setkab. (2020, February 11). Gov't will not


council Repatriate Terrorist Fighters.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Retrieved from Cabinet of Secretariat
(2019, May 21). Indonesia Pimpin of the Republic of Indonesia:
Upaya Penanggulangan Terorisme https://setkab.go.id/en/govt-will-not-
dan Pencegahan Penyebaran Senjata repatriate-terrorist-fighters/
Pemusnah Massal di Dewan UN Security Council. (2014). Resolution 2178
Keamanan PBB. Retrieved from (2014). UNSC 7272nd Meeting (pp. 1-
Kementerian Luar Negeri Republik 8). UNDOCS.
Indonesia: United Nations General Assembly. (2006).
https://kemlu.go.id/portal/id/read/274/ 60/288. The United Nations Global
berita/indonesia-pimpin-upaya- Counter-Terrorism Strategy . UNGA
penanggulangan-terorisme-dan- Sixtieth Session: Agenda item 46 and
pencegahan-penyebaran-senjata- 120. United Nations General
pemusnah-massal-di-dewan- Assembly.
keamanan-pbb UNSC. (2019). UNSC 8605th Meeting. Ninth
Mannik, E. (2009). Terrorism: Its Past, Present report of the Secretary-General on the
and Future Prospects. Cultural, Peace threat posed by ISIL (Da’esh) to
and Conflict Studies, 152-153. International Peace and Security and
Ompusunggu, M., & Ramadhani, N. F. (2018, the range of United Nations efforts in
May 21). How new antiterrorism law support of Member States in
will change Inodnesia's war on terror. countering the threat. New York:
Retrieved from The Jakarta Post: United Nations Documents.
https://www.thejakartapost.com/news/ UNSC. (2020). Tenth report of the Secretary-
2018/05/19/how-new-antiterrorism- General on the threat posed by ISIL
law-will-change-indonesias-war-on- (Da’esh) to International Peace and
terror-.html Security and the range of United
PTRI New York. (2019, November 13). Di Nations efforts in support of Member
Forum PBB, Indonesia Suarakan States in countering the threat. UNSC
Upaya Deradikalisasi di Lembaga 8176th Meeting (pp. 1-25). New York:
Pemasyarakatan. Retrieved from United Nations Documents.
Kementerian Luar Negeri Republik Wangke, H. (2019). ASEAN, Indonesia, dan
Indonesia: Perang Dagang Amerika Serikat-
https://kemlu.go.id/portal/id/read/781/ China. In P. P. RI, Info Singkat Vol. XI
berita/di-forum-pbb-indonesia- (p. 7). Jakarta: Puslit BKD.
suarakan-upaya-deradikalisasi-di- Zartman, I. W., & Bertman, M. (1982). The
lembaga-pemasyarakatan Practical Negotiator. New
Haven/London: Yale University Press.

https://ojs.unikom.ac.id/index.php/gps

You might also like