You are on page 1of 7

PENGELOLAAN PIUTANG SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI

HIDAYAH SAMARINDA
Vina Agustina Tobing1, Titin Ruliana2, dan Adi Suroso3
Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
E- mail : Tobing_Vina@yahoo.com

ABSTRACT

Hidayah Cooperative is a cooperative whose main activity was to accept deposits from members, and channel them
back to members who need a loan to open up and increase its business in the form of short-term credit. Cooperative Hidayah
established only four years, during the four years of the establishment of the system used is still very simple and has several
drawbacks. in order to manage the accounts properly will require adequate internal controls, in order to assess the suitability
of the implementation of the standards and established procedures, and tools that can be used to ensure the appropriateness
and effectiveness of operational activities support the realization of receivables management is an internal audit.
Formulation of the problem in this study is "Is the management activities of savings and loan receivables are
comprised of cash receipts system of installment credit and credit cooperative system has Hidayah are conducted in accordance
with standards and procedures have been established? ". The hypothesis in this study is "that the implementation of savings and
loans receivable management activities are comprised of cash receipts system of installment credit, and the credit system has
not been implemented at Hidayah cooperative in accordance with the standards and procedures have been established".
The analytical tool used is to use internal audit stages, namely preliminary stage, review and testing of management
control, detailed auditing, reporting, and follow-up.
The results showed that the implementation of the management of cooperative savings and loan receivables Hidayah
still not implemented in accordance with the standards and procedures established. The findings obtained during the audit
process is the double post, no written rules governing both the maturity payment, document use cash receipts, and credit, do not
deposit cash into the bank, the absence of rotation position, the absence of authorization for each activity, and did not assess
the effectiveness of the provision of credit.
The findings above indicate that the hypothesis is accepted.
Keywords: Internal Audit, Accounts Receivable

PENDAHULUAN tidak adanya kekuatan hukum yang mengikat


debitur untuk wajib melunasi piutangnya, dan
Koperasi Hidayah merupakan koperasi tidak adanya garis wewenang dan tanggung
yang kegiatan utamanya yaitu menerima jawab secara jelas pada masing – masing fungsi,
simpanan dari anggota, serta menyalurkan dengan kata lain terjadi rangkap jabatan yaitu
kembali kepada anggota yang membutuhkan bagian yang menerima, mencatat, menyimpan,
pinjaman modal untuk membuka dan dan memberi keputusan kredit dilakukan oleh
meningkatkan usahanya dalam bentuk kredit bagian yang sama. Sedangkan pada sistem
jangka pendek. Koperasi Hidayah baru empat penerimaan kas berlaku hal yang sama, dimana
tahun didirikan, selama empat tahun berdirinya bagian yang menerima, mencatat, dan
tersebut sistem yang digunakan pun masih sangat menyimpan setiap penerimaan kas koperasi
sederhana yaitu dalam pengelolaan piutangnya masih dilaksanakan oleh bagian yang sama pula.
masih menggunakan sistem yang manual. Sistem Guna memastikan bahwa kegiatan
yang sederhana tersebut memiliki beberapa operasional dalam pengelolaan piutang koperasi
kelemahan diantaranya yaitu terlihat pada sistem berjalan sesuai dengan standar dan prosedur yang
pemberian kredit atau pinjaman anggotanya, telah ditetapkan, sekaligus memberikan
yaitu dalam sistem tersebut, koperasi tidak perbaikan atas segala kekurangan yang
menggunakan suatu dokumen atau persyaratan ditemukan dalam rangka menunjang efektivitas,
permohonan kredit yang mampu menunjukkan maka koperasi perlu melakukan suatu
kemampuan bayar anggota ( debitur ), sehingga pemeriksaan terhadap kegiatan operasional yang
dijalankan. Salah satu alat yang dapat digunakan c. Audit terinci
dalam memastikan aktivitas koperasi telah d. Tahap pelaporan
berjalan sesuai dengan standar dan prosedur yang e. Tahap tindak lanjut pemeriksaan
telah ditetapkan dalam menjalankan kegiatan
operasional pengelolaan piutangnya adalah audit Menurut COSO ( Commite of Sponsoring
internal. Organizations of the Treadway Commission )
yang dikutip oleh Tunggal (2013:24)
mendefinisikan pengendalian internal adalah
DASAR TEORI sebagai “ A process, effected by an entity’s board
of directors, management and other personel,
Menurut Tohar (2000:107) prosedur designed to provide reasonable assurance
peminjaman kredit adalah rangkaian kegiatan reganling the achievement of objectives in the
yang harus dilakukan di dalam mengelola following categories”.
permohonan tersebut diterima sampai dengan Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang
pencairan dana kredit. perkoperasian yang dikutip oleh Arifin dan
Urutan kegiatan dalam pengajuan Halomoan (2001:18) adalah badan usaha yang
permohonan kredit terdiri dari : Permohonan beranggotakan orang – seorang atau badan
kredit, Evaluasi pemberian kredit, Keputusan hukum koperasi, dengan melandaskan
pemberian kredit, Perjanjian kredit, dan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
Pencairan kredit. sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang
Menurut Wibowo dan Abu (2008:132) berdasar atas azas kekeluargaan.
piutang mengandung pengertian klaim terhadap
sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh METODE PENELITIAN
pada masa yang akan datang.
Menurut Mulyadi (2001:482) Sumber Untuk menilai sesuai tidaknya
penerimaan kas suatu perusahaan manufaktur pelaksanaan kegiatan pengelolaan piutang
biasanya dari perlunasan piutang dari debitur simpan pinjam pada koperasi Hidayah dengan
adalah antara lain fungsi yang terkait, dokumen standard an prosedur yang telah ditetapkan, maka
yang digunakan, catatan akuntansi yang penulis melakukan perbandingan. Adapun
digunakan, prosedur Pelaksanaan. standar dan prosedur yang digunakan sebagai
The Institute of Internal Auditors ( IIA ) pembanding adalalah standard an prosedur
telah mendefinisikan internal auditing yang menurut teori mulyadi (2001:164) dan Thomas
dikutip oleh Akmal (2006:3) adalah aktivitas (2007:69) dengan menggunakan alat analisis
pengujian yang memberikan keandalan atau tahapan – tahapan audit menurut Bayangkara
jaminan yang independen, dan objektif serta (2008:9) sebagai berikut :
aktivitas konsultasi yang dirancang untuk  Audit Pendahuluan
memberikan nilai tambah dan melakukan Untuk mendapatkan informasi
perbaikan terhadap operasi organisasi. mengenai sejarah, struktur organisasi,
Menurut Bayangkara (2008:9) ada maupun latar belakang serta informasi –
beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam informasi umum terhadap objek yang diaudit
audit internal. Secara garis besar dapat  Review dan Pengujian Pengendalian
dikelompokkan menjadi lima, yaitu sebagai Manajemen
berikut : Dilakukan review dan pengujian
a. Audit pendahuluan terhadap pengendalian manajemen dengan
b. Review dan pengujian pengendalian menggunakan Management Control yaitu
manajemen
dengan melakukan pengisian Internal Dengan Responden sebanyak 4 orang,
Control Questionnaires yaitu terdiri dari ketua, wakil ketua,bendahara,
Perhitungan hasil kuisioner tersebut dan sekretaris.
dilakukan menggunakan perhitungan
menurut Sudjana (2001:129) sebagai berikut
: PEMBAHASAN
𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝑎
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠 = 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑢𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟
× 100%
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner
Sehingga hasil dari perhitungan diatas
diperoleh perhitungan sebagai berikut :
baik tidaknya pengendalian internal
Perhitungan persentase pengendalian
didasarkan pada kategori persentase menurut
internal pada sistem penerimaan kas dari
Arikuntoro (2006:246) sebagai berikut :
angsuran kredit berdasarkan hasil kuisioner
76 % - 100 % = Baik
adalah sebagai berikut
56 % - 75 % = Cukup Baik
40 % - 55 % = Kurang Baik Jawaban " Ya "
Dibawah 40 % = Tidak baik Persentase = × 100%
Jawaban Kuisioner
 Audit Terinci 16
= × 100 %
Dilakukan pengumpulan bukti yang 44
cukup dan kompeten untuk mendukung = 36,36 %
tujuan audit yang telah ditentukan. Temuan Perhitungan persentase pengendalian
yang cukup, relevan, dan kompeten dalam internal pada sistem pemberian kredit
tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja berdasarkan hasil kuisioner adalah sebagai
audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan berikut :
Jawaban " Ya "
audit yang dibuat dan rekomendasi yang Persentase = × 100%
Jawaban Kuisioner
diberikan 20
 Pelaporan = × 100 %
48
Mengkomunikasikan hasil audit = 41.667 %
termasuk rekomendasi yang diberikan
kepada berbagai pihak yang berkepentingan.
 Tindak Lanjut Pemeriksaan
Mendorong pihak-pihak yang Hasil Audit Terinci adalah sebagai
berwenang untuk melaksanakan tindak berikut :
lanjut (perbaikan) sesuai dengan Tabel 2.Daftar temuan-temuan pada tahap audit rinci
rekomendasi yang diberikan. No Temuan yang Dikembangkan dan
Langkah Kerja Audit
Judul Temuan :
HASIL PENELITIAN Terjadi perangkapan Jabatan.
Langkah Kerja :
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Menelusuri bagaimana fungsi –
Hasil Jawaban Responden seperti yang tertera
fungsi di dalam koperasi
pada table dibawah ini.
Tabel 1. Hasil Jawaban Responden 1 mengorganisasikan kegiatannya.
Pertanyaan Jawaban Jumlah Prinsip Pengendalian Internal :
Ya Tidak Struktur Organisasi yang
Penerimaan Kas 16 28 44
Pemberian Kredit 20 28 48 Memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas.
Judul Temuan : agar terjaganya independensi
Tidak terdapat prosedur yang pejabat bersangkutan.
mengatur secara jelas mengenai Judul Temuan :
penggunaan formulir-formulir atau Tidak digunakannya dokumen –
dokumen-dokumen penerimaan kas dokumen persyaratan permohonan
Langkah Kerja : kredit untuk calon debitur dalam
Menelusuri bagaimana proses proses pemberian kredit.
2 penerimaan kas yang terjadi pada Langkah Kerja :
koperasi. Menelusuri bagaimana proses
5
Prinsip Pengendaian Internal : pemberian kredit pada koperasi.
Praktik yang sehat dalam Prinsip Pengendalian Internal :
melaksanakan tugas dan fungsi Praktik yang sehat dalam
setiap organisasi, dengan melaksanakan tugas dan fungsi
penggunaan formulir yang setiap organisasi, dengan
bernomor urut teretak. penggunaan formulir yang
Judul Temuan : bernomor urut teretak.
Tidak dilakukannya penyetoran ke Judul Temuan :
Bank pada setiap penerimaan kas Setiap pinjaman yang diberikan
yang terjadi. tidak diotorisasi oleh pihak yang
Langkah Kerja : berwenang
Menelusuri bagaimana keamanan Langkah Kerja :
3
tempat penyimpanan kas koperasi. Menelusuri keabsahan pemberian
Prinsip Pengendalian Internal : 6 kredit.
Hasil Penghitungan kas harus Prinsip Pengendalian Internal :
direkam dalam berita cara Sistem wewenang dan prosedur
penghitungan kas disetor penuh ke pencatatan yang memberikan
bank dengan segera. perlindungan yang cukup terhadap
Judul Temuan : kekayaan, utang, pendapatan, dan
Tidak ada kebijakan mengenai biaya.
perputaran jabatan. Judul Temuan :
Langkah Kerja : Tidak dimilikinya petunjuk dan
Menelusuri tingkat tanggung jawab prosedur pembayaran pinjaman
masing – masing bagian dalam secara tertulis.
4
melaksanakan fungsinya. Langkah Kerja :
Prinsip Pengendalian Internal : 7 Menelusuri bagaimana proses
Praktik yang sehat dalam pembayaran pinjaman oleh debitur,
pelaksanaan tugas dan fungsi dan variasi tanggal pembayaran.
dengan melakukan perputaran Prinsip Pengendalian Internal :
jabatan yang diadakan secara rutin Prosedur Pelaksanaan yang
diterapkan dalam pencapaian
praktik yang sehat dalam d. Tidak adanya batas waktu yang pasti (
pelaksanaan tugas dan fungsi setiap jatuh tempo ) dalam pembayaran angsuran
unit organisasi. setiap bulannya. Artinya tidak adanya
peraturan secara tertulis yang memuat
Judul Temuan :
aturan mengenai pemberian kredit maupun
Tidak melakukan aktivitas syarat jangka waktu penerimaan kasnya.
pemantauan untuk menilai e. Tidak disetorkannya dengan segera semua
Efektivitas pemberian kredit. penerimaan pada koperasi, yaitu karena
Langkah Kerja : bendahara yang melakukan penyimpanan
8 Menelusuri daftar dan umur kas tersebut.
piutang.
Pengendalian internal :  Review pengujian dan pengendalian
Pemantauan terus menerus dan manajemen
periodik oleh manajemen terhadap Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner
efektivitas rancangan dan diperoleh perhitungan sebagai berikut 36, 36
pelaksanaan terstruktur. % untuk sistem penerimaan kas dari
angsuran kredit dan 41, 67% untuk sistem
pemberian kredit. Sehingga berdasarkan
Berdasarkan pada hasil analisis yang telah perhitungan tersebut diketahui bahwa
dikemukakan sebelumnya terhadap pengelolaan pengendalian internal pada sistem
piutang simpan pinjam pada Koperasi Hidayah penerimaan kas dari angsuran kredit pada
dengan menggunakan tahapan – tahapan audit koperasi Hidayah tergolong pada kategori “
internal menurut Bayangkara (2008:9), maka Tidak Baik “. Sedangkan pada sistem
dilakukan pembahasan yang meliputi : pemberian kredit tergolong pada kategori “
 Audit Pendahuluan Kurang Baik “artinya pengendalian internal
Pada tahap ini, informasi yang didapat pada koperasi Hidayah untuk kedua sistem
mengenai Koperasi Hidayah meliputi tersebut sama – sama masih belum berjalan
gambaran umum koperasi, gambaran umum dengan baik.
pengelolaan piutang koperasi, dan struktur
organisasi koperasi.  Audit Terinci
Temuan – temuan audit sementara ( Berikut adalah daftar temuan dan
tentative audit objective ) yang diperoleh rekomendasi audit internal atas pelaksanaan
dalam melakukan audit pendahuluan antara kegiatan pengelolaan piutang simpan pinjam
lain adalah : koperasi Hidayah.
a. Adanya perangkapan tugas yaitu a. Terjadinya perangkapan jabatan yaitu
sekretaris, merangkap sebagai bendahara, bagian sekretaris merangkap sebagai
dan pihak yang memberi keputusan kredit, bendahara dan pihak yang member
yang seharusnya dipisahkan karena dapat keputusan kredit, yang mana hal ini dapat
terjadi penyimpangan dalam pengendalian menciptakan kesempatan untuk
internalnya serta dapat terjadi kecurangan. melakukan kecurangan dan membuat
b. Tidak digunakannya formulir atau beban kerja yang berlebihan.
dokumen dalam pengajuan permohonan b. Tidak terdapat peraturan yang memuat
pinjaman kredit. ketentuan prosedur yang mengatur secara
c. Pemberian kredit hanya didasarkan atas jelas mengenai penggunaan formulir –
dasar kepercayaan. formulir atau dokumen – dokumen
penerimaan kas, begitu pun untuk
pemberian pinjaman kepada calon debitur. tarnsaksi penerimaan kas, sehingga
Hal ini dapat menyebabkan adanya debitur memudahkan dilakukannya pengontrolan.
fiktif dan kredit macet. c. Sebaiknya setiap penerimaan kas langsung
c. Tidak dilakukannya penyetoran kas ke disetorkan ke Bank dengan segera, guna
bank dengan segera untuk setiap menghindari terjadinya penyelewengan, dan
penerimaan kas yang terjadi, dimana hal menjaga keamanan kas tersebut.
ini dapat menimbulkan kecurangan dan d. Sebaiknya dibuat kebijakan yang mengatur
penyelewengan. mengenai perputaran jabatan anggota di
d. Tidak dilakukannya penyidikan analisis dalam rapat anggota.
kredit terhadap calon debitur , yang bila e. Sebaiknya digunakan dokumen persyaratan
hal ini terus dibiarkan akan dapat kredit yang dapat menunjukkan kemampuan
menyebabkan kredit macet. bayar calon debitur dan dapat digunakan
e. Ketiadaan penggunaan formulir dan sebagai pengikat debitur dalam
berkas – berkas persyaratan pengajuan keharusannya memenuhi kewajiban.
pinjaman ( kredit ), sehingga tidak adanya f. Sebelum memutuskan untuk menerima
kegiatan otorisasi pengajuan pinjaman permohonan peminjam, sebaiknya dilakukan
oleh pihak yang berwenang, dan tidak penyidikan dan analisis kredit guna untuk
adanya petunjuk untuk prosedur menilai kelayakan peminjam, sehingga dapat
pembayaran pinjaman. menghindari terjadi kredit macet yang
f. Tidak dilakukannya aktivitas pemantauan berpengaruh terhadap penurunannya
untuk menilai efektivitas pemberian pendapatan koperasi.
kredit, hal ini tentu saja dapat g. Sebaiknya dilakukan evaluasi pemberian
memungkinkan adanya piutang yang kredit sehingga kemungkinan timbulnya
macet maupun tak tertagih. kredit macet dapat diminimalkan bahkan
dihindari.
Rekomendasi yang dapat diberikan
berdasarkan hasil audit yang dilakukan guna
sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bias PENUTUP
diambil manajemen untuk memperbaiki
kelemahan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa koperasi
a. koperasi sebaiknya melakukan pemisahan Hidayah sudah memiliki struktur organisasi yang
jabatan yang dirangkap oleh satu orang baik, job description yang jelas dan memadai.
dengan menambah jumlah karyawan untuk Walupun pda kenyataannya masih tedapat
menutupi posisi yang kosong tersebut guna rangkap jabatan. Keadaan ini memberikan
meminimalisir kemungkinan terjadiya kesempatan bagi pihak – pihak yang terkait untuk
kecurangan serta mengurangi beban stress melakukan kecurangan yang tidak semestinya
kerja karyawan. dan juga memberikan beban kerja bagi pihak
b. Sebaiknya dibuat suatu petunjuk secara yang terkait.
tertulis mengenai prosedur pembayaran Koperasi Hidayah masih menjunjung
sehingga dapat memudahkan fungsi – fungsi tinggi unsur kepercayaan yang tinggi dan
yang ada dalam menjalankan tugas maupun menganggap komunikasi secara lisan lebih
wewenangnya, dan dapat diterapkannya efektif dibandingkan tertulis, sehingga pada
waktu jatuh temponya pembayaran koperasi tidak terdapat prosedur yang mengatur
pinjaman, dan adanya petunjuk untuk secara jelas mengenai penggunaan formulir -
menggunakan suatu dokumen yang formulir atau dokumen-dokumen untuk
menunjukkannya suatu bukti telah terjadinya penerimaan kas maupun pemohonan kredit, serta
tidak dilakukannya analisis atau penyidikan [2] Agoes, Sukrisno dan Hoesada, Jan, 2009,
kredit. Bunga Rampai Auditing, Salemba
Bendahara Koperasi Hidayah bertugas Empat, Jakarta
untuk melakukan penyimpanan setiap [3] Akmal, 2006, Pemeriksaan Intern, Edisi
penerimaan yang terjadi, sehingga koperasi Pertama, Indeks, Jakarta
Hidayah tidak melakukan penyetoran ke Bank [4] Anastasia, Diana dan Setyawati, Lilis,
untuk setiap penerimaannya. Dimana hal ini 2011, Sistem Informasi Akuntansi, Andi
berpengaruh terhadap keamanan kas. Offset, Yogyakarta
Koperasi belum memiliki petunjuk dan [5] Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian
prosedur pembayaran pinjaman secara tertulis. Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta ,
Koperasi menganggap bahwa komunikasi secara Rineka Cipta
langsung dengan para calon debitur akan lebih [6] Bayangkara, IBK, 2008, Audit Manajemen
efektif dan dapat disesuaikan dengan kondisi Prosedur & Implementasi, Salemba
pada saat kegiatan pemberian kredit. Akibat tidak Empat, Jakarta
adanya pedoman tertulis mengenai petunjuk dan [7] Efraim, Ferdinan Giri, 2012, Akuntansi
prosedur pembayaran pinjaman, maka bagian Keuangan, Edisi satu, UPP STIM
yang terkait tidak memiliki pedoman yang jelas YKPN, Yogyakarta
dalam menjalankan tugasnya. [8] Hongren, Charles T, Horrison, Walter T dan
Manajamen koperasi tidak melakukan Bamber, Jr Linda Smith, 2006,
aktivitas pemantauan untuk menilai efektivitas Akuntansi , Edisi keenam ,Jilid satu
pemberian kredit. Koperasi tidak menyadari [9] Lawrence, Sawyer B, 2005, Internal
bahwa prosedur pemberian kredit yang mereka Auditing ,Edisi ketiga, Salemba Empat,
gunakan memiliki kelemahan yang dapat Jakarta
menimbulkan dampak yang tidak baik untuk [10] Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi
kelangsungan hidup koperasi. Akibat dari ketiga, Salemba Empat, Jakarta
kelemahan prosedur tersebut dapat menimbulkan [11] , 2002, Auditing, Edisi keenam,
kredit macet, yang mempengaruhi besarnya Salemba Empat, Jakarta
jumlah pendapatan yang diterima koperasi. [12] Na’im, Ainun, 1988, Akuntansi Keuangan
Dalam rangka dilakukannya perbaikan I, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta
guna untuk meningkatkan efektivitas dan [13] Nafarin, M, 2009, Penganggaran
menghindari adanya kecurangan penulis Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta
memberikan beberapa saran yang bisa [14] Sitio, Arifin dan Halomoan, Tamba, 2001,
bermanfaat yaitu hendaknya dalam melaksanakan Koperasi, Erlangga, Jakarta
kegiatan diikutinya semua standar dan prosedur [15] Sudjana, 2001, Metoda Statistika, Tarsito,
yang telah ditetapkan yang meliputi dari segi Bandung
organisasi, sistem, dan praktik yang sehat pada [16] Suyatno, Thomas dkk, 2007, Dasar-dasar
pelaksanaan kegiatan pengelolaan piutang Perkreditan, Gramedia Pustaka Utama,
simpan pinjam. Jakarta
[17] Tohar, M, 2000, Permodalan Dan
Perkreditan Koperasi, Kanisius,
Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim, 2012, Undang – Undang Republik


Indonesia Nomor 17 tentang
Perkoperasian

You might also like