You are on page 1of 14
MODIIL.| ALOK STATIS TERTENTU DAN GAYA-GAYA DALAM ————— MODUL 1 BALOK STATIS TERTENTU DAN GAYA-GAYA DALAM Pendahuluan Dalam penyelesaian “gaya-gaya dalam” pada struktur, ada bilangan-bilangan yang belum diketahui besamya (dalam matematika disebut bilangan “anu”), bilangan- bilangan “anu” ini dalam struktur adalah reaksi-reaksi perletakan di tumpuan dan gaya- gaya batang yang memunculkan persamaan linier simultan. Sifat bisa/tidaknya persamaan linier simultan tersebut diselesaikan merupakan landasan dasar dari istilah Konstruksi Balok Statis Tertentu ” dan Konstruksi Balok Statis Tak Tentu”. Dalam perencanaan Konstruksi teknik sipil, maka “gaya-dalam” tersebut diatas sangat penting untuk diketahui dimana gaya dalam (momen, gaya geser dan normal) menentukan dimensi-dimensi struktur selanjutnya. Dalam modul ini pembahasan di fokuskan pada Balok statis tertentu demikian pula balok yang dijadikan menjadi konstruksi statis tertentu, Pembahasan dalam modul I Mk. Statika ini merupakan salah satu dari 4 modul dari Mk. Statika. Deskripsi Singkat Pokok bahasan dalam modul I (satu) mata kuliah Statika ini adalah meliputi 1.1. Pengertian Gaya dan Beban Pada Balok; 1.2. Pengertian Balok Statis Tertentu; 1.3. Reaksi Perletakan dan Gaya-Dalam; 1.4. Garis Pengaruh Pada Balok Statis Tertentu. Standar Kompetensi Setclah mempelajari materi Modul I ini maka mahasiswa diharapkan mampu memahami arti balok statis tertentu serta dapat menjelaskan dan menghitung reaksi- reaksi perletakan beserta gaya-gaya dalam (momen, geser lintang, dan normal) serta aris pengaruh balok statis tertentu, 4.1. Pengertian Gaya dan Beban Pada Balok; Gaya merupakan suatu dorongan atau tarikan yang mempunyai besar dan arah, schingga gaya itu merupakan suatu vekfor, Karena gaya merupakan suatu vektor, maka gaya dapat digambarkan sebagai vektor yang digambarkan dengan sebagai garis lurus 1 MODUL! BALOK STATIS TERTENTU DAN GAYA-GAYA DALAM berpanah, dimana panjang garis lurus berpanah tersebut menyatakan besarya gaya- beban dan arah panah merupakan arah gaya atau arah beban tersebut (gambar 1.1). Grs.kerjaP4 Grs kerjaP2 ane BeeargayaP. Arah Vektor gaya P Leatb+crdte Gambar 1.1. Vektor beban yang bekerja pada balok AB, ‘Terkait dengan gaya-gaya atau beban-behan terdapat istilah-istilah antara lain : gaya, beban, aksi (beban luar yang bekerja pada balok) dan reaksi (gaya dalam di perletakan sebagai pengimbang dari adanya aksi beban luar). Gaya atau beban dinyatakan kedalam satuan berat : ton, Newton, pounds (Ib). Suatu konstruksi menerima aksi dan konstruksi memberikan reaksi, Keseimbangan tereapai ketika telah tercapai : Alsi 8 = Reakisd Pers. (1.1). . beban mati (Dp), beban hidup (L1), beban gempa (E), beban angin (beban W) yang diperhitungkan dalam desain struktur. Bentuk beban antara lain : beban terpusat (point load), beban terdistribusi (distributed load : Jenis gaya-beban al : gravitasi terbagi rata, beban segi-tiga, beban trapesium), Besar dan letak resultante masing- masing bentuk seperti ditunjukkan pada gambar 1.2. dibawah ini. Bentuk-bentuk beban tersebut : beban terpusat ( kg, ton), beban bentuk trapesiun (terdistribusi, kg/m’, Um'), beban rata (Lerdistribusi merata, kg/m’, ton/m’). Berikut tergambar jenis bentuk beban pada suatu balok : a) Beban terpusat, b) Beban rata, c) Beban segi tiga, d) Beban terdistribusi trapesiun masing-masing dise MODUL | BALOK STATIS TERTENTU DAN GAYA-GAYA DALAM Letak pusat bebannya ( Gambar 1.2). Resultante R=aq URRY a) Beban terpusat P b) Beban rata q dengan besar dan (13) p letak resultante R Resultante R= (1/2) pq R1=sp R2=(1/2)s(q-p) ©) Beban segitiga d) Beban trapesiun Gambar 1.2. Bentuk, besar dan letak (posisi) resultante gaya/beban. 4.1.1. Komponen dan Resultante Gaya Konkuren Gaya-gaya konkuren adalah gaya-gaya yang melalui satu titik bersama (sebut titik kombinasi), sedangkan gaya tidak konkuren adalah sekelompok gaya yang tidak melalui satu titik bersama (Gambar 1.3) dibawah ini. Dalam analisa Vektor, gaya-beban bisa dipindah asal besar dan arahnya tetap, Gambar 1.3. Gaya-gaya konkuren dan tidak konkuren MODULI BALOK STATIS TERTENTU DAN GAYA‘GAYA DALAM Gaya P dengan arah @ [a = sudut antara sb.xy.) kearah garis kerja gaya berlawanan arah jarum jam). Komponen (uraian) gaya P ke sb.x dan sb.y adalah Py dan Py, yaitu : P, =P cos (a) | P,=P sin (a). Jika banyak n buah gaya, yaitu P, dengan arah oi, i= 1.2... : », Py cos (a1); Py =P) sin(a)) P2 Cos (2); Py2 = Pp sin (a2) Pao= Po 608 (Gn); Pym = Py Sin (ag); sesscesseneseensee PORS(1.2) sehingga komponen resultante gaya P, Pz, .... Px pada arah sb.x dan Sb.y adalah sebagai berikut : Px=(EPxi); Py=( Pyi); Karakteristik “resultante gaya R” yang perlu diketahui dalam keperluan analisa adalah : besarnya resultante, posisi dan arah garis kerja resullane R tersebut. Besar ; resultante gaya-beban yang mempunyai komponen P, dan P, adalah : se Pers.(1.3) Gambar 1.4. Komponen gaya Ps, P2 dan P3 pada Sb.x dan Sby MODUL I BALOK STATIS TIRTUNTU DAN GAVAAGAYA DALAM —— SS 1.1.2 Resultante Gaya Yang Tidak Konkuren Secara Analitis, Gaya-Gaya tidak Kongkuren adalah sckelompok gaya yang semuanya tidak ‘mempunyai titik bersama (titik Kombinasi), misalnya gaya-paya yang digambarkan pada gambar 1.5, berikut : GayaPs.PzdanPytéakhorkuren Gaya Py,2 dan P) Bank honturen Gambar | jaya-gaya tidak konkuren dengan komponen lokalnya. Gambar 1.6, Titik Tangkap Resultante gaya Sts. y.)- Masing-masing gaya P; dibuat komponen-komponennya pada sumbu lokalnya (sumbu yang melalui titik awal beban dimana sumbu koordinat lokal yang // dengan sumbu globalnya), DY (Preoslai)) yey (Pesia(oy)) dimanai = 1,2, 0 =F OF wera -- Pers.(1.4) 5 MODUL. BALOK STATIS TERTENTU DAN GAYA-OAYA DALAM. Titik awal resultante R adalah : Titik S(x,, y.), (merupakan titik tangkap, yaitu : \ (Lihat gambar 1.5 dan 1.6). 1.1.3. Resultante dan komponen Gaya Secara Grafik Gaya-gaya atau beban-beban merupakan vektor, maka penjumlahan dan penguraian mengikuti sifat-sifat operasional penjumlahan dan penguraian vektor. A, Penjumlahan dua buah gaya P, dan P Al, Cara segi-tiga Gambar 1.7. Jumlah gaya Py dan P2 Disini gaya P, dan P2 diketahui besar dan arahnya. Untuk menjumlahkannya, maka buatlah sedemikian rupa hingga awal vektor gaya Pz diimpitkan dengan ujung vektor gaya P), maka vektor gaya yang ditarik dari awal vektor P, ke ujung vektor P; merupakan resultante R dari P, dan P) (lihat gambar 1.7.). A2. Cara prallelogram jaran genjang): Gambar 1.8. Penjumlahan Gaya cara Parallelogram. MODULI BALOK STATIS TERTENTU DAN GAY! ——————— Disini P) dan P; dua gaya yang diketahui besar dan arahnya ( lihat gambar 1.72). Untuk menjumlahkan beban Py dan P3 secara prallelogram, maka buat sedemikian rupa sehingga kedua awal vektor gaya P, dan P2 diimpitkan. Di vujung vektor gaya PY tarik garis sejajar (//) dengan vektor P3, demikian pula tarik garis yang /! dengan vektor Py dari ujung yektor gaya P2, kedua garis sejajar yang baru saj dibua ini berpotongan di titik S, maka jumlah vektor Py dan P2 adalah vektor R. B, Penjumlahan 3 buah gaya atau lebih. R=Py+PQeP: 2 ers | | Gambar 1.9. Resultante 3 atau lebih gaya—beban Untuk menjumlahkan 3 atau lebih gaya tertentu besar dan arahnya (P), P2 dan P,), maka dibuat awal vektor gaya P; berimpit dengan ujung vektor gaya PJ, demikian juga awal vektor gaya P3 dibuat berimpit dengan ujung vektor gaya P2 (gambar 1.8. ), resultante P;, P dan P adalah sama dengan vektor gaya yang ditarik dari awal P, ke ujung vektor gaya Py. JAVAL REP; +P2+Py +P, Ps Gambar 1.10. Penjumlahan 5 buah gaya : Py, Pp, Ps, Ps dan Ps. [MODUL | BALOK STATIS TERTENTU DAN GAYA-GAYA DALAM Cara penjumlahan gaya-gaya tersebut diatas terbatas hanya dapat mengetahui besar resultantenya, tetapi belum bisa mengetahui posisi dan letak garis kerja resultante tersebut, hal ini akan dibahas pada bahasan “Cara Poligon Batang”. C. Mengkomponenkan satu gaya tertentu pada tiga arah yang diketahui. Satu gaya P dengan 3 garis arah tertentu @, @ dan ©, ketiga garis ini tidak konkuren, gaya P ini akan dikomponenkan (diuraikan) ke pada 3 arah ini, sebutlah komponen tersebut P1, P2, dan P3 pada masing-masing arah © © dan © (lihat gambar 1.11. dan 1.12). Gambar 1.11. Penguraian gaya pada 3 garis arah tertentu, Langkah-langkah : a) Garis kerja gaya P & garis arah @ (diambil salah satu garis arah) berpotongan di A; © & © )berpotongan di titik B: bb) Kedua garis arah lainnya ©) Tariklah garis AB. 4d) Pindahkan vektor gaya P (sebutlah awalnya A’), dan tarik grs //AB dari AY dan juga dari ujung arah vektor gaya P buat grs // arah @ (=P1) ‘memotong grs yang // AB di B’ (lihat gbr xy. ); e) Sekarang tarik grs // @ dari A’, serta tarik grs // arah @ dari B’, sehingga kedua grs tersebut berpotongan di. f) Hasil komponen gaya P pada arah @, @ dan @ adalah : Komponen arah @ ¥ Px, arah @ © Pzdan arah @ = Ps (lihat gambar 1.12.) dengan arah seperti tanda panah pada ujung vektor gaya MODUL Gambar 1.12. Penguraian gaya P ke pada 3 arah yang dikehendaki. 1.1.4, Poligon Batang Jika beberapa gaya yang tidak mempunyai titik kombinasi, maka resultante beberapa gaya tersebut perlu diketahui : besamya resultante, posisi/tempat garis kerja resultante R perlu diketahui. Dalam hal beberapa gaya yang mempunyai titik kombinasi, maka besar fla dan arah resultantenya adalah seperti yang ditunjukkan seperti bahasan 1.1.3 halaman 6, resultante R sudah pasti melalititik kombinasinya Gambar 1.13. Gaya PI, P2, P3, P4 dan PS tidak konkuren. Untuk menentukan besar, posisi dan arah resultante R pada sistem tersebut dari P;, Pz, Py» Py dan Ps, maka digunakan cara poligon batang seperti dijelaskan sebagai berikut : Langkah-langkah cara Poligon Batang : 1. Gambar dengan skala (skala untuk panjang dan gaya) berdasarkan besar, posisi dan arah beban yang diketahui tersebut; [MODULI BALOK STATIS TERTENTU DAN GAYA-GAYA DALAM Meadow 2. Buat poligon dari vektor gaya : Py Ps Py Padan Ps: dan titik kutub S serta selanjutnya garis sinar : 1, 2, 3, 4, 5, 6 (dengan jalan menghubungkan titik kutub $ dengan setiap awal dan akhir setiap vektor gaya. gaya OF. fesultante gaya yang diperoleh, yaitu vektor Gambar 1.14. Poligon gaya P1, P2, P3, P4 dan PS serta tik kutub dan garis sinarnya. [MODUL BALOK STATIS TERTENTU DAN GAYA-GAYA DALAM 3. Untuk mengetahui lokasi garis kerja R, maka selanjutnya dilukis garis-garis sinar pada masing-masing beban existing yang sesuai dengan awal dan akhir setiap vektor gaya pada poligon batang; 4. Hasil Resultant FF di poligon (dari awal gaya P1 keakhir gaya PS). ‘Arah = arah garis OF pada poligon. Posisi = Resultante melalui titik 7, yaitu titik pertemuan garis sinar dan garis sinar @ pada existing load. 8 Gambar 1.15, Hasil lukisan poligon batang : besar, arah dan posisi resultante R. Istilah —istilah terkait dengan beban dan gaya. a) Momen suatu gaya terhadap suatu titik tertentu adalah perkalian antara gaya tersebut dengan jarak titik tertentu tersebut ke garis kerja gaya ( yaitu jarak garis tegak lurus dari titk tersebut ke garis kerja gaya tersebut) (Gbr. 1.16 a); b) Momen kopel adalah momen yang ditimbulkan oleh dua gaya yang sama besarnya tetapi arahnya berlawanan (Gbr. 1.16 b); ©) Momen lentur adalah momen yang membengkokkan balok dalam arah longitudinal balok (Gbr. 1.16 ¢); 4) Momen puntir adalah momen yang arahnya_memutar penampang balok (vektornya + penampang balok); ©) Komponen gaya adalah uraian gaya pada ke dua arah tertentu, misalnya kearah, sumbu x dan sumbu y. Jenisistilah-istilah tersebut diatas dapat ditihat pada gambar di bawah ini ul MODUL | BALOK STATIS TERTENTU DAN GAYA-GAYA DALAM = sudut antara sb-x.kearah gaya [etawanan aah jam om) Gambar 1.17. Gambar terkait istilah-istilah gaya — beban lanjutan, 12 (MODUL | BALOK STATIS TERTENTU DAN GAYA-GAVA DALAM Soal - Latihan 1. Tentukan resultante gaya PI dan P2 cara analitis dan cara grafik. 2. Komponenkan (uraikan) gaya Py = 25 ton pada 3 arah garis yang ditentukan oan 82 oars st one 83 we a : 3. Tentukanlah besar, arah dan letak posisi resultante R dari gaya P), P2, Ps, Pa dan Ps pada gambar dibawah ini. 1.1.6 Rangkuman 1) Gaya merupakan suatu dorongan atau tarikan yang mempunyai besar dan arah; 2) Gaya atau beban mempunyai 2 komponen penting yang selalu digunakan, yyaitu komponen horisontal dan komponen vertikal;, 13 MODUL. BALOK STATIS TERTENTU DAN GAYAGAYA DALAM: 3) Dua hal penting suatu resultante gaya adalah : besar, arah dan letak posisinya diantara gaya-gaya asalnya, ini dapat diperolch baik cara analitis maupun cara sgrafik; L.L7 Penutup Operasional komponen gaya maupun resultante gaya adalah cara analitis yang, paling teliti. 1.1.8 Daftar Pustaka 1. Beer, FR, dan Johnston, E. R. : “Veetor Mechanies for Engineers”. Edisi ke 4, McGrow — Hill, NY“ 84% Socmono : STATIKA 1 & 2, Penerbit ITB, Bandung ‘Suwamo, “Mekanika Teknik Statis Tertentu”, UGM 4. Timoshenko, SP, And Young D. H, 1965, Theory of Structures ed ke 2, MeGrow Hill Kogokusha Ltd. Tokyo. Program 797°C Mathcad 14, Ooo000s000000080090s000e0003—02"o039,)3z—_000000 4

You might also like