You are on page 1of 44

Pengantar Kesehatan Jiwa

Rita Untari
PENDAHULUAN

Setiap tanggal berapa kita memperingati Hari


Kesehatan Nasional ?

Tanggal 12 November
Setiap tanggal berapa diperingati Hari Kesehatan
Jiwa Sedunia ?

Tanggal 10 Oktober
Apa yang ada dibenak Anda
tentang gangguan jiwa ?
Mental illness : what’s it like ?
Emotionally and Physically painful Means you hate yourself and
others

Frustrating Means you don’t trust yourself

Confusing A lot of hard work

Costly Means losing control


Makes you poor and unable to pay bills Means feeling guilty

Means you are overly dependent on Means being lonely


others
Time consuming Means you are often a failure
Means you are angry at yourself and Means you are treated differently
others from ‘normal’ people
Sign of Mental Disorder
Early symptoms Middle symptoms Late symptoms (parah)
(gejala awal) (gejala menengah)
Mood shifts Drops usual routine Extreme change in behavior

Poor concentration Develops erratic sleep Assaultive or destructive


pattern
Preoccupation Stops caring for self Suicidal thoughts or actions

Mild depression Loses interest in almost Requires hospital stay


everything

Fears Depression deepens Means you are often a failure

Altered sleep pattern Denial or poor insight differently from ‘normal’


people

Loss of energy Stops taking medications Means you are treated

Withdrawal into isolation


Responses to Mental Illness

Individual : denial, blame/menyalahkan,


substance use/abuse, isolation, suicidal
ideation and fear
Family members: denial is first reaction,
grief/berduka, merasa bersalah, takut,
Edukasi Keluarga

1. Cognitive : pahami 2. Behavioral : keterampilan


kondisi dan tritmen, komunikasi, resolusi konflik,
prognosis dan punya problem solving dan
harapan realistik asertivenes

4. Sosial : mempertahankan
keseimbangan aktivitas , use
3. Emosi : mempertahankan
support networks and
iklim emosi yang stabil
friendship, kolaborasi dg
profesional.
Populasi Gangguan Jiwa

% Gangguan Mental dan Perilaku 11.6% ,


anggaran kesehatan kurang 1% anggaran
kesehatan (RISKESDAS th 2009)
Gangguan jiwa dan perilaku dialami oleh >
25% populasi pada suatu waktu dari hidupnya,
yang berakibat pada ekonomi dan kualitas
hidupnya serta keluarga.
Kira-kira 20% dari seluruh pasien yang berobat
di Puskesmas menderita satu atau lebih
gangguan jiwa.
Sumber Penyebab Gangguan Jiwa
Perkembangan Badaniah yang Salah
1. Faktor Keturunan :
• Sindroma Down / Mongolisme : Kelainan pada
kromosoma No 21. ciri : Retardasi mental, mata sipit,
muka datar, telinga kecil, jari-jari pendek dll

• Sindroma Turner : Kelainan pada kromosom


seks/sex-linked.ciri-ciri fisik : tubuh pendek, leher
melebar, infantilisme seksual dll.
2. Faktor Konstitusi :
• diturunkan dan yang didapat, seperti bentuk badan, sex,
temperamen, fungsi endokrin, gol. darah, fungsi syaraf dll.
• Tms : daya tahan stres, kecerdasan

3. Cacat kongenital :
• tergantung individu menilai/menyikapi dan
menyesuaikan diri terhadap keadaannya

• Sering lingkungan menghambat penyesuaian


dengan proteksi berlebih, penolakan, tuntutan
diluar kemampuan individu
Perkembangan Psikologik yang Salah

1. Ketidakmatangan/fiksasi :
Individu gagal berkembang lebih lanjut ke fase lbh
lanjut.(Fase oral – anal – falik – laten – puber dst)
– Distorsi : individu mengembangkan sikap/pola
reaksi yg tidak sesuai atau gagal mencapai
integrasi kepribadian yang normal.
Perkembangan Psikologik yang Salah
• 2. Pola keluarga yang patogenik
Masa kanak, peran keluarga sangat penting dalam
pembentukan kepribadian.
Hubungan ortu-anak sering merupakan sumber
gangguan penyesuaian diri bahkan gangguan jiwa.
Orang tua berbuat terlalu banyak, shg anak tidak bisa
mandiri.
Berbuat terlalu sedikit,tidak memberi
bimbingan/arahan yang benar sehingga anak
mengembangkan pola-pola perilaku yang tidak sesuai.
Perkembangan Psikologik yang Salah
Beberapa sikap orang tua yang kurang bijaksana :
Melindungi anak berlebihan atau memanjakan
Melindungi anak berlebihan karena sikap berkuasa
Penolakan terhadap anak
Menentukan norma-norma etika terlalu tinggi, kaku tidak
realistik
Disiplin terlalu keras dan salah
Disiplin yang tidak teratur atau tidak konsisten
Orang tua yang selalu berselisih
Perceraian orang tua
Persaingan tidak sehat antar saudara
Nilai-nilai yang buruk
Perfeksionisme dan ambisi
Orang tua yang nerotik/gangguan jiwa
Perkembangan Psikologik yang Salah
3. Masa remaja yang dilalui secara tidak baik
Masa remaja terjadi perubahan yang cepat.
Perubahan badaniah/fisik dan pematangan
seksual dan status sosial yang tadinya sangat
tergantung kepada ortunya/orang lain,
Remaja harus belajar berdiri sendiri, bertanggung
jawab terhadap diri sendiri
Tidak jarang terjadi “krisis identitas”,
individu harus mengubah konsep tentang diri sendiri,
memantapkan diri sebagai individu yg berkepribadian
lepas dari keluarganya,
menyelesaikan sendiri masalah pendidikan, pernikahan,
kehidupan dalam masyarakat secara mandiri.
Faktor Sosiologik dalam Perkembangan yang Salah

Pengaruh sosial terhadap gangguan jiwa


sangat besar, sukar untuk mempertahankan
identitas diri di tengah-tengah perubahan-
perubahan yang cepat dan komplek.

Culture Shock, Future Shock


Penyebab dan dampak
gangguan jiwa

Rita Untari
Penyebab Gangguan Jiwa
belum ditemukan penyebab (etiologi) yang
pasti
Penelitian : tidak ditemukan faktor tunggal.
Penyebab skizofrenia menurut penelitian
mutakhir antara lain : faktor genetik, virus,
auto antibody, dan malnutrisi
Penyebab gangguan jiwa
Menurut Maramis (2005), faktor penyebab skizofrenia
1. Faktor Keturunan
• Potensi skizofrenia dapat diturunkan melalui gen
resesif. Potensi dapat kuat atau lemah, tergantung
pada lingkungan individu.
• orang yang mempunyai faktor epigenetik , bila
mengalami stresor psikososial, risiko lebih besar
menderita skizofrenia dari pada orang yg tidak ada
faktor epigenetik sebelumnya.
– Anak dari kedua ortu skizofrenia 39,9%
– Kembar monozigot 60 – 80% ( 86,2% )
– Kembar heterozigot 0 – 22% ( 14,5% )
– Saudara kandung 14,2%
Penyebab gangguan jiwa
2. Endokrin
• Teori ini mengemuka seiring timbulnya skizofrenia pada
waktu pubertas, kehamilan, dan klimaktorium.

3. Metabolisme
• Adanya metabolisme yang terganggu, biasanya tampak
pucat dan tidak sehat, bbrp ahli membantah teori ini

4. Susunan Saraf Pusat


• Adanya kelainan susunan syaraf, yaitu pada diensefalon
atau kortek otak.
Penelitian lain : gangguan pada
perkembangan otak janin, muncul karena
kekurangan gizi, infeksi, trauma, toksin dan
kelainan hormonal.
PROSES PERJALANAN GANGGUAN JIWA
(SKIZOFRENIA)
1. Fase Timbul gejala-gejala non spesifik yang lamanya
Prodro bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun
mal sebelum onset psikotik menjadi jelas.
Gejala hendaya fungsi pekerjaan, fungsi sosial,
fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi
perawatan diri.
Perubahan akan mengganggu individu serta
membuat resah keluarga dan teman, mereka akan
mengatakan “orang ini tidak seperti yang dulu”.
Semakin lama fase prodromal semakin buruk
prognosisnya.
PROSES PERJALANAN PENYAKIT
2. Fase Pada fase ini, gejala positif/psikotik menjadi jelas
aktif seperti tingkah laku katatonik, inkoherensi,
waham, halusinasi disertai gangguan afek.
Hampir semua individu datang berobat pada fase
ini.
Bila tidak mendapat pengobatan, gejala-gejala
tersebut dapat hilang secara spontan tetapi suatu
saat mengalami eksaserbasi (terus bertahan dan
tidak dapat disembuhkan).
Fase aktif akan diikuti oleh fase residual.
PROSES PERJALANAN PENYAKIT
3. Fase Fase ini memiliki gejala-gejala yang
residual sama dengan Fase Prodromal tetapi
gejala positif/psikotiknya sudah
berkurang.
gangguan kognitif berupa gangguan
berbicara spontan, mengurutkan
peristiwa, kewaspadaan dan eksekutif
(atensi, konsentrasi, hubungan sosial)
Dampak Gangguan Jiwa

1. DAMPAK SECARA EKONOMI

Memerlukan biaya.

Pasien sendiri dan anggota keluarga atau orang yang


bertanggungjawab/penyantun kurang
produktivitasnya

Kehilangan mata pencaharian + biaya untuk


pengobatannya = masalah keuangan serius, menjadi
miskin atau bertambah miskin.
2. DAMPAK STIGMA DAN DISKRIMINASI

‘cap’ jelek
Penderitaan, ketidak mampuan, kehilangan
nafkah merupakan hal yang mengikuti
sepanjang masih adanya stigma.
Banyak ODGJ merupakan korban dari keadaan
sakitnya dan merupakan sasaran diskriminasi
yang tidak wajar.
3. DAMPAK FUNGSIONAL

Bagi pasien
a. Produktifitas
b. Self care
Bagi keluarga c. Leisure
DAMPAK SKIZOFRENIA Thd FUNGSIONAL

• Kemampuan sosial, vokasional & avokasional


terganggu tetapi derajat berat ringannya
tergantung fase dan tipenya.
• Selama masa prodromal dan residual, gangguan
kemampuan fungsional bersifat ringan
• Pada fase aktif, hendaya fungsional lebih berat,
individu : tidak lagi bekerja, motivasi rendah
melakukan aktivitas, menarik diri sosial,
Kebersihan diri jelek, AKS terganggu,
kemampuan kognitif menurun
Pelayanan Kesehatan Jiwa
di Indonesia
PELAYANAN KESEHATAN JIWA
DI INDONESIA
Dimulai 30 Desember 1865 dengan dasar Koninklijk Besluit
No. 100, sbg dasar didirikannya RSJ
- Pelayanan masih bersifat tertutup pd saat itu : Custodial
Care

1926 YANKESWA bagian dari YANKES di RSU (RSCM)

1947 ----- YANKESWA dibawah Jawatan Urusan Penyakit


Jiwa yang dipimpin Dr. Latumeten

1960 ----- menjadi urusan bagian kesehatan jiwa


PELAYANAN KESEHATAN JIWA
DI INDONESIA
1963 ----- di Amerika diundangkan Community Mental
Health Centre Act, di Indonesia YANKESWA dapat dilakukan
di tengah masyarakat.

Sejak PELITA V, YANKESWA di Integrasikan dlm pelayanan di


Puskesmas

2000 --- menjadi bagian KESWAMASY dan Bagian dari


Pelayanan Medik Spesialis

Pelayanan KESWA di mulai dari RS, bersistem tertutup


sampai kemudian sistem terbuka dengan pelayanan
Hospital Without Wall
KONDISI PROGRAM KESWA DI INDONESIA
1. TENAGA PELAKSANA: dokter sp jiwa, dokter umum, perawat jiwa, tenaga
paramedis

2. SARANA PELAYANAN : Kapasitas TT, unit bag psikiatri, fasilitas yankeswa di


puskesmas

3. DANA
Pemerintah : Anggaran kesehatan terbatas.

4. MUTU DAN CAKUPAN PELAYANAN


Mutu YANWA di RSUD & PKM belum optimal

5. PERAN SERTA MASYARAKAT


Pemahaman Masyarakat rendah ( Stigma sosial)
UU NO 18 TAHUN 2014
TENTANG KESEHATAN JIWA
LATBEL UU KESEHATAN JIWA
Keswa adalah bagian yang
paling banyak terintegrasi
ODGJ termarginalkan,
pada aspek kehidupan. tidak mendapat
(pendidikan, hukum, pelayanan yang
perlindungan anak & semestinya,
perempuan, kesehatan,
sosial, politik dan keamanan) mendapat stigma.

ODGJ sering
mengalami Media dan
pelanggaran HAM masyarakat sering
mengeksploitasi dan
mendramatisasi
ODGJ
UU KESEHATAN JIWA
• Estimasi WHO : Gangguan jiwa penyebab
disabilitas terbesar kedua di dunia (th 2020)
• Tingkat pengetahuan masyarakat ttg
kesehatan jiwa sangat rendah.
• Anggaran kesehatan jiwa sangat rendah/
kurang dari 1% dari anggaran kesehatan
• Banyak negara tetangga telah memiliki UU
Keswa: Jepang, Korea, RRC, Srilangka.
UU Keswa diharapkan dapat:
• Memberi akses masyarakat dalam pelayanan
keswa yang komprehensif dan
berkesinambungan
• Menjamin setiap orang mencapai kualitas
hidup yang baik, dan dapat mengembangkan
potensi kecerdasan majemuk
• Memberi perlindungan hukum, sosial dan
advokasi bagi ODGJ
• Tersedianya anggaran yang cukup bagi upaya
kesehatan jiwa dan pembiayaan bagi ODGJ
PENGERTIAN KESEHATAN JIWA
Adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual,
dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif, dan mampu memberikan kontribusi
untuk komunitasnya (UU No 18 th 2014)
Gangguan Kesehatan Jiwa

ODMK

Gangguan
Keswa

ODGJ
ODMK
(Orang Dengan Masalah Kejiwaan)

Orang yang mempunyai masalah fisik, mental,


sosial, pertumbuhan dan perkembangan,
dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki
risiko mengalami gangguan jiwa.
ODGJ
(Orang Dengan Gangguan Jiwa)

Orang yang mengalami gangguan dalam


pikiran, perilaku, dan perasaan yang
termanifestasi dalam bentuk sekumpulan
gejala dan/atau perubahan perilaku yang
bermakna, serta dapat menimbulkan
penderitaan dan hambatan dalam menjalankan
fungsi orang sebagai manusia.
UPAYA KESEHATAN JIWA

a. Promotif;
b. preventif;
c. kuratif; dan
d. rehabilitatif.
PERAN SERTA MASYARAKAT

a. Memberikan bantuan tenaga, dana,


fasilitas, serta sarana dan prasarana dalam
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Jiwa;
b. Melaporkan adanya ODGJ yang
membutuhkan pertolongan;
c. Melaporkan tindakan kekerasan yang
dialami serta yang dilakukan ODGJ;
d. Menciptakan iklim yang kondusif bagi ODGJ;
PERAN SERTA MASYARAKAT

e. Memberikan pelatihan keterampilan khusus


kepada ODGJ;
f. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat
mengenai pentingnya peran keluarga dalam
penyembuhan ODGJ; dan
g. Mengawasi fasilitas pelayanan di bidang
Kesehatan Jiwa.
Sampai Jumpa

You might also like