Professional Documents
Culture Documents
Keanekaragaman Spesies Kupu-Kupu Di Taman Cibodas
Keanekaragaman Spesies Kupu-Kupu Di Taman Cibodas
doi: 10.21070/sej.v3i1.2717
Keanekaragaman Spesies
Kupu-Kupu di Taman Cibodas,
Cianjur, Jawa Barat sebagai Sumber
Pembelajaran Biologi
The Diversity of Butterfly Species at Cibodas
Park, Cianjur, West Java as a Source of
Biology Learning
Susanti Murwitaningsih 1 *, Agus Pambudi Dharma 1 , Depta Depta 1 , Yati Nurlaeni 2
1 2
Biology Education Study Program,, University of Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Indonesia, Cibodas Botanical Gardens
Conservation Center Indonesian Institute of Sciences, Indonesia
Indonesia has many endemic butterfly species and there are about 2,000 species found in
Indonesia from 17,500 species of butterflies in the world. This research was conducted for
five months from January to May 2017 at Cibodas Botanical Garden of Cianjur Regency,
West Java. Technique of taking data is done by butterfly captured directly by insect net
in each observation point. The observation of butterflies in the three locations of Sakura
Park, Guest House and Fountain at Cibodas Botanical Garden found 98 individuals from
21 species consisting of 4 families, among others Papilionidae (4 species), Nymphalidae
(12 species), Pieridae ( 4 species), and Lycaenidae (1 species). At the location of Sakura
Park has the highest index value, among others, the species diversity index (H '= 1.92)
is moderate, the species richness index (R = 3.51), and the dominance index (C = 0.27),
while the species evenness index highest at the Fountain location (E = 0.87). Students
are rarely invited to visit KRC to learn directly.
Indonesia memiliki banyak spesies kupu-kupu endemik dan ada sekitar 2.000 spesies
ditemukan di Indonesia dari 17.500 spesies kupu-kupu di dunia. Penelitian ini dilakukan
ISSN 2540-9859 (online) selama lima bulan dari Januari hingga Mei 2017 di Kebun Raya Cibodas Kabupaten
*Correspondence: Cianjur, Jawa Barat. Teknik pengambilan data dilakukan dengan menangkap langsung
Susanti Murwitaningsih kupu-kupu menggunakan jaring serangga di setiap titik pengamatan. Pengamatan kupu-
murwitaningsih@gmail.com
kupu di tiga lokasi yaitu Taman Sakura, Guest House dan Air Mancur di Kebun Raya
Received: 26-03-2019 Cibodas menemukan 98 individu dari 21 spesies yang terdiri dari 4 keluarga, antara lain
Accepted: 10-04-2019
Papilionidae (4 spesies), Nymphalidae (12 spesies), Pieridae (4 spesies) , dan Lycaenidae
Published: 30-05-2019
(1 spesies). Di lokasi Taman Sakura memiliki nilai indeks tertinggi, antara lain indeks
Citation:
Murwitaningsih S, Dharma AP,
keanekaragaman spesies (H '= 1,92) sedang, indeks kekayaan spesies (R = 3,51), dan
Depta D and Nurlaeni Y (2019) indeks dominansi (C = 0,27), sedangkan indeks kerataan spesies tertinggi di lokasi Air
Keanekaragaman Spesies Mancur (E = 0,87). Siswa jarang diundang untuk mengunjungi KRC untuk belajar lang-
Kupu-Kupu di Taman Cibodas, sung.
Cianjur, Jawa Barat sebagai
Sumber Pembelajaran Biologi. Kata Kunci: keanekaragaman spesies, kupu-kupu, Kebun Raya Cibodas, Pembelajaran Biologi
Science Education Journal (SEJ).
3:1.
doi: 10.21070/sej.v3i1.2717
Spesies Ypthima baldus yang paling dominan diband- kupu-kupu pada Taman Sakura lebih rendah karena adanya
ingkan dengan spesies yang lain. Hal ini terjadi pada saat dite- spesies yang paling dominan yaitu Ypthima baldus. Magurran
mukan spesies kupu-kupu ini lebih banyak terlihat hinggap di (1988) dalam Bahar (2015) menyatakan bahwa semakin tinggi
atas rerumputan dan terbangnya tidak terlalu tinggi dengan nilai kemerataan, maka spesies kupu-kupu tersebar lebih mer-
kecepatan rendah. Murwitaningsih and Dharma (2013) men- ata dan tidak ada spesies yang terlalu dominan.
erangkan bahwa Ypthima pandonus memiliki jumlah individu Hasil perhitungan nilai kemerataan spesies kupu-kupu di
yang cukup tinggi di Suaka Elang. Ini menunjukkan Ypthima KRC sekitar 0,71-0,87. Nilai ini lebih kecil dibandingkan den-
baldus dan Ypthima pandocus masuk ke dalam satu genus yang gan hasil penelitian dari Lestari (2017) di Cagar Alam Dun-
sama dengan mempunyai warna sayap coklat muda dan coklat gus Iwul Kabupaten Bogor sebesar 0,90-0,94, di Pantai Utara
tua sehingga kedua jenis ini mudah untuk beradaptasi dengan Manokwari sekitar 0,85-0,87 (Hermawanto et al. (2015)), dan
lingkungannya. Bahar (2015) jumlah spesies yang besar dipen- di Suaka Elang TN. Halimun Salak sebesar 0,86-0,87 (Mur-
garuhi oleh kesesuaian kondisi lingkungan dan ketersediaan witaningsih and Dharma (2013)). Nilai kemerataan spesies
pakan yang memungkinkan spesies tersebut ditemukan pada dipengaruhi dari daya dukung lingkungan seperti tersedi-
semua tipe habitat. anya tumbuhan pakan bagi kupu-kupu dewasa maupun larva
Spesies Atrophaneura priapus, Graphium milon, Papilio kupukupu serta tersedianya tanaman berbunga yang disukai
memnon, Elymrmas hypermnestra, Junonia hedonia, Neptis oleh kupu-kupu (Hermawanto et al. (2015)). Selain itu dipen-
hylas, Vagrans egista aurica, dan Jamides celeno hanya dite- garuhi juga dari perbedaan kondisi lingkungan, khususnya
mukan di lokasi Taman Sakura. Spesies Prioneris autothisbe faktor tingkat suhu dan keterbukaan areal (Indriani et al.
hanya ditemukan di lokasi Air Mancur, sedangkan Lethe man- (2010)).
thara dan Mycalesis moorei (1 individu) hanya ditemukan di Indeks kekayaan spesies kupu-kupu di Taman Sakura lebih
Guest House. T iga spesies yang ditemukan di semua lokasi tinggi setengah kali lipat dibandingkan lokasi Guest House dan
antara lain Ypthima baldus, Delias belisama, dan Eurema Air Mancur. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah spe-
alitha. Hermawanto et al. (2015) perbedaan jumlah jenis sies yang diperoleh di Taman Sakura. Saat pengamatan pada
kupukupu pada setiap habitat kemungkinan disebabkan oleh pagi hari di Air Mancur Kebun Raya Cibodas terlihat beber-
kemampuan adaptasi. apa spesies kupukupu yang keluar dari dalam kawasan yang
kemungkinan untuk mencari pakan dari tanaman berbunga di
[Table 2 about here.]
luar kawasan karena di luar kawasan Kebun Raya Cibodas ter-
Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan bahwa kupu-kupu di dapat banyak petani yang menanam dan menjual tumbuhan
Taman Sakura, Air Mancur, dan Guest House berkategori berbunga sehingga tidak banyak jenis kupu-kupu yang diper-
sedang dengan nilai indeks keanekaragaman spesies 1,92; oleh di lokasi Air Mancur.
1,81; dan 1,66. Ini menandakan bahwa tingkat keanekaraga- Semakin banyak spesies yang diperoleh maka semakin
man kupu-kupu di Kebun Raya Cibodas tidak melimpah. tinggi pula nilai kekayaan jenis. Hasil pengamatan ini sesuai
Hal ini kemungkinan disebabkan Kebun Raya Cibodas lebih dengan pernyataan (Bahar (2015)) yang menyatakan bahwa
banyak tanah luas/ lapang dan kurangnya tanaman inang yang semakin besar kekayaan jenis dan kemerataan jenis, maka
dimanfaatkan kupu-kupu sebagai sumber pakan bagi ulat dan semakin besar pula keanekaragaman jenis disuatu lokasi terse-
kupu-kupu dewasa. Rusman et al. (2016) menyatakan bahwa but.
keanekaragaman yang rendah disebabkan dari vegetasi yang
homogen dan lokasi habitat yang terpisah dari hutan primer. [Table 3 about here.]
Indeks keanekaragaman spesies kupu-kupu di Kebun Raya
Cibodas memiliki nilai yang lebih rendah jika dibandingkan Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan bahwa indeks kesamaan
dengan hasil penelitian Murwitaningsih and Dharma (2013) komunitas di Kebun Raya Cibodas berkisar 0,37 sampai 0,77.
di Suaka Elang T.N. Halimun Salak dengan nilai sekitar 2,39- Nilai kesamaan komunitas yang paling tertinggi antara Guest
3,05; dan di Cagar Alam Dungus Iwul Kabupaten Bogor sebe- House dengan Air Mancur sebesar 0,77 sedangkan yang pal-
sar 2,93-3,21 (Lestari (2017)). ing rendah nilai kesamaan komunitas terdapat antara Taman
Nilai keanekaragaman spesies kupu-kupu di Taman Sakura Sakura dengan Guest House sebanyak 0,37. Hal ini disebabkan
tertinggi (1,92) dibandingkan di Guest House sebesar 1,66 antara Guest House dengan Air Mancur yang jumlah spesies
disebabkan tanaman inang yang ada di Taman Sakura lebih yang ditemukan sama banyak berjumlah delapan spesies dan
bervariasi dan penutup kanopi tidak tertalu rapat serta ter- kondisi lingkungannya hampir sama yakni tidak adanya pohon
dapat aliran sungai sehingga jumlah spesies kupu-kupu yang besar sebagai tutupan kanopi di bagian tengah area. Menu-
ada lebih tinggi. Pada saat pengamatan di Taman Sakura rut Hermawanto et al. (2015) bahwa ukuran keseimbangan
juga terlihat kupu-kupu dari famili Lycanidae yakni spesies antara suatu komunitas satu dengan lainnya sangat ditentukan
Jamides celeno berkunjung di tepian sungai. Hasil penelitian oleh nilai indeks kemerataan dan nilai ini dipengaruhi oleh
ini sesuai dengan pernyataan Indriani et al. (2010) kondisi jumlah jenis yang terdapat dalam satu komunitas.
habitat yang mempunyai pengaruh penting terhadap keber- Murwitaningsih and Dharma (2013) menyebutkan
adaan suatu jenis kupu -kupu adalah sumber air dan tingkat kesamaan komunitas dapat berbeda komunitas satu dengan
keterbukaan habitat, serta di tanah basah seperti tepi sungai komunitas yang lain dipengaruhi oleh perbedaan habitat di
atau selokan (Amir et al. (2003)), satu daerah tertentu, baik berupa faktor biotik maupun abi-
Nilai kemerataan kupu-kupu (E) di lokasi Air Mancur otik. Menurut Cortney (1984) dalam Hermawanto et al. (2015)
Kebun Raya Cibodas mempunyai nilai tertinggi sebesar 0,87 tingginya tingkat kesamaan jenis di pengaruhi oleh karakteris-
dibandingkan di Taman Sakura sebesar 0,71. Nilai kemerataan tik habitat, terutama yang berkaitan dengan tumbuhan sebagai
pakan, tempat untuk berlindung dari serangan predator, tum- SMP ICM Cipanas sebesar 63,33 dan 53,33% lebih besar
buhan inang tempat untuk melangsungkan siklus hidupnya, dibandingkan dengan SMA Muhammadiyah Cipanas sebesar
tempat bermain dan faktor lingkungan fisik seperti adanya 45,37%. Ini terjadi karena SMP Muhammadiyah Cipanas dan
aliran air, kelembaban dan keadaan cuaca. SMP ICM Cipanas lebih banyak melakukan praktikum sesuai
Berdasarkan hasil pengukuran rerata suhu udara tertinggi dengan materi ajar, ketersediaan alat dan bahan serta lahan
pada pagi terdapat di area Air Mancur yakni 27,80 0 C dan observasi yang memadai.
sore hari di Taman Sakura yakni 27,80 0 C. Hal ini terkait den- Pemanfaatan lingkungan di sekitar sebagai media bela-
gan jarang adanya pohon di lokasi tersebut sehingga tutupan jar menunjukkan bahwa tidak jauh berbeda di ketiga seko-
kanopi pohon menjadi sedikit. Suhu udara terendah pada pagi lah. Hasil persentase dari jawaban siswa di SMA Muham-
hari terdapat di Taman Sakura sebesar 25,50 sedangkan suhu madiyah Cipanas, SMP Muhammadiyah Cipanas, dan SMP
udara terendah pada sore hari terdapat di semua lokasi den- ICM Cipanas sebesar 98,61; 95,00; dan 92,00%. Daryanto
gan suhu 24,5 0 C. Hal ini disebabkan area pengamatan berada (2010)) menerangkan bahwa media pembelajaran adalah kom-
di dalam kawasan pegunungan sehingga sering adanya kabut ponen integral dari sistem pembelajaran yang mempunyai
yang turun dari Gunung Gede Pangrango dan sering terjadinya sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju pener-
hujan. ima (siswa).
Curah hujan memiliki pengaruh terhadap keanekaraga- Pengetahuan siswa dalam materi belajar biologi mengenai
man kupu-kupu yang ditemukan (Lestari (2017)). Pada saat kupu-kupu secara khusus di ketiga sekolah hanya sekitar 60,83-
pengamatan keadaan lingkungan turun hujan atau kabut, tidak 69,21%. Persentase di SMA Muhammadiyah Cipanas sebe-
adanya kupu-kupu yang terbang karena suhu udara menjadi sar 69,21% sedangkan di SMP Muhammadiyah Cipanas lebih
rendah. Sementara itu saat cuaca cerah dan tidak turun kabut, kecil sebesar 60,83%. Hal ini diduga karena guru kurang mem-
maka kupu-kupu terlihat terbang sebab suhu udara sudah berikan kegiatan praktikum secara langsung dengan melihat ke
hangat. Dari hasil pengamatan Bariyah (2011)), suhu udara siswa sehingga pemahaman siswa terhadap kupu-kupu men-
lingkungan kupukupu di area kampus UIN Jakarta dengan jadi kurang optimal.
suhu 28,50-33,20 0 (Guppy and Shepard (2001)) dalam Denli Minat siswa mempelajari kupu-kupu di SMP ICM Cipanas
(2014)) menerangkan bahwa kupu-kupu membutuhkan suhu sebesar 77,33%, dan SMP Muhammadiyah Cipanas menca-
tubuh antara 28◦ - 35◦ C sebelum dapat terbang, sedangkan pai 66,67% sedangkan pada sekolah SMA Muhammadiyah
apabila suhu tubuhnya di atas 42◦ C dapat menyebabkan Cipanas sebesar 69,91%, ini menunjukan bahwa pada seko-
kupu-kupu tersebut mati. Namun berbeda dengan perny- lah SMP ICM Cipanas minat belajar siswa dalam mempelajari
ataan Febrita et al. (2014) menyebutkan kisaran suhu yang kupu-kupu paling tinggi dibanding sekolah lain. Hal ini kemu-
sesuai untuk kehidupan kupu-kupu berkisar antara 15-45°C. ngkinan dipengaruhi oleh keinginan siswa sendiri. Selain itu
Karakteristik dari kupu-kupu adalah hewan berdarah dingin penyampaian guru yang menyenangkan dan interaktif mem-
(poikiloterm) yang suhu tubuhnya menyesuaikan dengan suhu buat siswa lebih termotivasi untuk mempelajari kupu-kupu.
lingkungan dan lebih menyukai temperatur suhu udara yang Guru kurang memanfaatkan KRC sebagai sumber bela-
hangat (Sanjaya et al. (2016)). jar pada mata pelajaran biologi atau ipa. Siswa jarang dia-
Kelembaban udara di Kebun Raya Cibodas dengan rata- jak berkunjung ke KRC untuk belajar langsung. Hasil persen-
rata 44,00-61,90%. Hasil kelembaban udara di penelitian ini tase dari jawaban siswa di SMP ICM Cipanas, SMA Muham-
lebih kecil dibandingkan dengan hasil penelitian Bariyah madiyah Cipanas, dan SMP Muhammadiyah Cipanas sebe-
(2011) menyebutkan kelembaban udara kupu-kupu di Area sar 60,00; 59,26; 55,83%. Persentase dari ketiga sekolah terse-
kampus UIN Jakarta sekitar 59,50-81,50%. Tinggi rendahnya but tidak jauh berbeda, karena siswa jarang diajak belajar di
nilai kelembaban udara pada suatu daerah dipengaruhi oleh kawasan KRC. Ini dapat terjadi karena jarak antara lokasi seko-
suhu udara pada daerah tersebut, dimana suhu berbanding lah dengan KRC sekitar 5-10 Km yang tergolong cukup jauh
terbalik dengan kelembaban. Semakin tinggi suhu lingkun- sehingga harus menyewa angkutan umum dan membutuhkan
gan maka kelembabannya akan semakin rendah. Kupu-kupu dana yang cukup banyak. Selain itu waktu yang diperlukan
beraktifitas optimal umumnya kelembaban udara lingkungan untuk perjalanan dan kegiatan observasi juga banyak. Hasil
berkisar antara 60 -75% (Febrita et al. (2014)). tersebut diperkuat oleh hasil wawancara dengan guru biologi
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi dan atau ipa di ketiga sekolah. Hasilnya mempunyai kesesuaian
Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum diketahui bahwa yakni guru jarang mengajak siswa pergi ke KRC. Hal ini dise-
sekolah mereka belum menerapkan K-13. Hal ini terjadi babkan siswa didik yang berada di ketiga sekolah ini lebih
karena Dinas pendidikan kota Cianjur belum menunjuk seko- banyak siswa dari keluarga yang kurang mampu, oleh sebab
lah mereka untuk menerapkan K-13. Hal ini berbeda dengan itu guru mengajak siswa belajar di KRC setahun sekali dengan
hasil jawaban siswa di sekolah SMP ICM Cipanas 88,00%, di melakukan pengenalan lingkungan dan makhluk hidup baik
SMP Muhammadiyah Cipanas 87,50% dan di SMA Muham- tumbuhan maupun hewan khususnya kupu-kupu.
madiyah Cipanas 66,67%, ya ng menyatakan sekolah mereka
sudah menerapkan K -13. Hal ini kemungkinan terjadi karena
tidak ada guru terhadap siswa. KESIMPULAN
Berdasarkan jawaban angket siswa, penggunaan metode
pembelajaran biologi atau ipa dalam materi ajar berupa prak- Di lokasi Taman Sakura memiliki nilai indeks tertinggi antara
tikum dan observasi lingkungan menunjukkan bahwa adanya lain indeks keanekaragaman spesies (H ’= 1,92) sedang, indeks
perbedaan di ketiga sekolah. Perbedaan tersebut ditunjukkan kekayaan spesies (R = 3,51), dan indeks dominansi (C = 0,27)
dengan hasil persentase di SMP Muhammadiyah Cipanas dan daripada di Guest House dan Air Mancur di Kebun Raya Cibo-
das. Sedangkan indeks kerataan spesies tertinggi di lokasi Air UCAPAN TERIMA KASIH
Mancur (E = 0,87). Selain itu, Minat siswa mempelajari kupu-
kupu di SMP ICM Cipanas sebesar 77,33%, dan SMP Muham- Ucapkan Terima Kasih kepada Kepala Kebun Raya Cibodas
madiyah Cipanas mencapai 66,67% sedangkan pada sekolah yang telah memberikan ijin dan fasilitas penelitian, dan Prof.
SMA Muhammadiyah Cipanas sebesar 69,91%, ini menun- Dr. Hj. Suswandari, M.Pd sebagai Ketua Lembaga Penelitian
jukan bahwa pada sekolah SMP ICM Cipanas minat belajar dan Pengembangan UHAMKA yang telah memberikan dana
siswa dalam mempelajari kupu-kupu paling tinggi dibanding penelitian ini.
sekolah lain. Namun, hasil wawancara menunjukkan bahwa
guru jarang mengajak siswa pergi ke KRC.
REFERENCES Murwitaningsih and Dharma (2014). Species diversity of butterflies At Suaka Elang
(Raptory Santuary) at Gunung Halimun Salak National Park in West Java. Asian
Amir et al. (2003). Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat (Bogor Journal Of Conservation Biology 3, 159–163.
(ID: Biodiversity Convservation Project). Pegiie (2014). Mengenal Kupu-Kupu, and others (ed.) (Jakarta: Pandu Aksara Pub-
Bahar (2015). Keanekaragaman kupu-kupu Superfamili Papilionoidea (Lepidoptera) lishing). 13] Pegiie D. 2014. Mengenal Kupu-Kupu.
di kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat [Tesis]. Sekolah Pascasarjana Insti- Priyono and Abdullah (2013). Keanekaragaman jenis kupu-kupu di Taman Kehati
tut Pertanian Bogor (Bogor). Unnes. Biosaintifika 5, 100105–100105.
Bariyah (2011). Hubungan panjang probosis kupu-kupu dengan preferensi pakan Putri and Mutiara (2014). Keanekaragaman kupu-kupu di Kecamatan Sukarame
di areal Kampus 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Sainmatika 11, 38–41.
In Fakultas Sainss dan Teknologi. UIN. Roy et al. (2012). Butterfly diversity and abundance with reference to habitat hetero-
Daryanto (2010). Media Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media). geneity in and around Neora Valley National Park. Our Nature 10, 5360–5360.
Dendang (2009). Keragaman Kupu-Kupu di Resort Selabintana Taman Nasional Rusman et al. (2016). Butterflies (Lepidoptera: Papilionoidea) of Mount Sago, West
Gunung Gede Pangrango. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 6, 25– Sumatra: diversity and flower preference. Hayati Journal of Biosciences 23, 132–
36. 137.
Denli (2014). Manajemen penangkaran dan tingkat keberhasilannya di Taman Sanjaya et al. (2016). Role of plant diversity to existance of butterfly in Botanical
Kupu-kupu Cihanjuang Bandung. Garden UPI Bandung Indonesia. Journal Of Entomology And Zoology Studies 4,
Febrita et al. (2014). Keanekaragaman jenis kupu-kupu (Subordo Rhopalocera) di 331–335.
kawasan Wisata Hapanasan Rokan Hulu sebagai sumber belajar pada konsep Sari, H. P. E., Rahayu, S. E., Masjhudi, Fauziah, F., et al. (2015). Study of butterfly
keanekaragaman hayati. Jurnal Biogenesis 10, 48–58. species at Kondang Merak Beach Southern Malang Area. KnE Life Sciences: The
Guppy and Shepard (2001). 3rd International Conference On Biological Science 2, 579–582.
Hermawanto et al. (2015). Kupu-Kupu (Papilionoidea) di Pantai Utara Manokwari, Suheriyanto (2008). Ekologi serangga. (UIN-Malang Press).
Papua Barat: jenis, keanekaragaman dan pola distribusi. Pros Sem Nas Masy Bio- Tabadepu, H., Buchori, D., Sahari, B., et al. (2008). Butterfly Record from Salak
div Indon 1, 1341–1347. Mountain, Indonesia. Jurnal Entomologi Indonesia 5, 10–16.
Indriani et al. (2010). Keanekaragaman jenis kupu-kupu di beberapa tipe habitat di Widhiono (2015). Diversity of butterflies in four different forest types in Mount
Pondok Ambung Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah. Media Slamet Central Java Indonesia. BioDiversitas 16, 196–204.
Konservasi 15, 1–12.
Koneri and Siahaan (2016). Kelimpahan Kupu-Kupu (Lepidoptera) di kawasan
Cagar Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara. Jurnal Pro-Life 3, 71–82. Conflict of Interest Statement: The authors declare that the research was conducted
Lestari (2017). Keanekaragaman kupu-kupu dan ngengat serta ketersediaan pakan in the absence of any commercial or financial relationships that could be construed
di Cagar Alam Dungus Iwul Kabupaten Bogor Jawa Barat. In Fakultas Kehutanan as a potential conflict of interest.
Institut Pertanian.
Magurran (1988). Ecological diversity and its measurement, and others (ed.) (Prince-
Copyright © 2019 Murwitaningsih, Dharma, Depta and Nurlaeni. This is an open-
ton university press).
access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License
Meilin and Nasamsir (2016). Serangga dan peranannya dalam bidang pertanian dan
kehidupan. Jurnal Media Pertanian 1, 18–28. (CC BY). The use, distribution or reproduction in other forums is permitted, provided
Murwitaningsih and Dharma (2013). Keanekaragaman spesies kupu-kupu di Suaka the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original
Elang (Raptor Santuary) Taman Nasional Gunung Halimun Salak [Laporan publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No
Penelitian (UHAMKA. Jakarta). use, distribution or reproduction is permitted which does not comply with these terms.
LIST OF TABLES
1 Komposisi Spesies Kupu-kupu di Ketiga Lokasi pada Area Kebun Raya Cibodas . . . . . . . . . . . . . . . . . 39
2 Indeks Keanekaragaman Spesies di Kebun Raya Cibodas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
3 Indeks Kesamaan Komunitas di Kebun Raya Cibodas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
TABLE 1 | Komposisi Spesies Kupu-kupu di Ketiga Lokasi pada Area Kebun Raya Cibodas
No Famili Spesies Kupu-kupu Taman Sakura Guest House Air Mancur Jumlah
LIST OF FIGURES
1 Perbandingan Persentase Famili Kupu-kupu di Kebun Raya Cibodas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43