Professional Documents
Culture Documents
ASTRONOMI DALAM AL-Quran
ASTRONOMI DALAM AL-Quran
Disusun Oleh :
BANTEN
2022
SUSUNAN JOB DESK ANGGOTA
Directed By :
A. Pengertian Astronomi
Bukti keesaan Allah adalah matahari yang beredar dalam orbit yang Allah
ketahui kadarnya, tanpa bisa dilampauinya. Penentuan itu adalah penentuan Allah
yang Maha Perkasa yang tidak dikalahkan oleh siapa pun, Maha mengetahui yang
tidak ada sesuatu pun yang samar bagi-Nya terkait urusan-urusan makhluk-Nya.
Alam semesta, dalam sudut pandang tauhid dan konsepsi Islam adalah
merupakan ciptaan Allah SWT., dan diurus pula oleh kehendak dan perintah-Nya.
Jika Allah sekejap saja tidak memberikan perhatian, maka seluruh alam semesta
akan binasa seketika. Alam semesta ini tidak diciptakan dengan sia-sia atau bukan
untuk senda gurau. Sistem yang ada pada alam semseta adalah sistem yang paling
baik dan paling sempurna.
ۙ ِ الس ٰم ٰو ِت َوااْل َ ْر ِض َوا ْخ ِتاَل ِف ال َّ ْي ِل َوالهَّن َ ِار اَل ٰيٰ ٍت اِّل ُوىِل ااْل َلْ َب
اب َّ ِا َّن يِف ْ َخلْ ِق
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam
dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.
الس; ; ٰم ٰو ِت ِ اذَّل ِ ْي َن ي َ ; ْ;ذ ُك ُر ْو َن اهّٰلل َ ِق َيا ًم;;ا َّوقُ ُع ; ْ;ودًا َّوعَىٰل ُجنُ ; ْ;وهِب ِ ْم َوي َ َت َفكَّ ُر ْو َن يِف ْ خ
َّ َلْق
َوااْل َ ْر ِۚض َربَّنَا َما َخلَ ْق َت ٰه; َذا اَب ِطاًل ۚ ُس ْب ٰحنَ َك فَ ِقنَ;;ا
عَ َذ َاب النَّ ِار
Artinya : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau
dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-
sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.
Menurut riwayat, setelah ayat ini turun Rasulullah menangis, bilal yang
menemuinya saat subuh bertanya, mengapa ? menurut Rasulullah ayat-ayat yang
turun malam itu amat berat maknanya. Kehidupan masa kini yang serba cepat
terkadang melalaikan. Jika setiap hari hanya kemacetan dan kesibukan yang
mewarnai suasana hati, mungkin dzikir terlupakan. Atau hanya sebatas formalitas
setelah shalat, sehingga kita hanya mengejar jumlah bacaan, kadang dengan
ucapan yang kurang sempurna.
Setelah merenungi langit, sadarlah kita akan perbandingan diri kita sebagai
manusia dengan alam semesta ? dari segi substansi materinya pun jasad manusia
tak ada bedanya dengan debu-debu antar bintang, sama-sama terbentuk di inti
bintang. Semakin dalam bertafakkur, seharusnya semakin sadar akan kelemahan
dan kecilnya manusia, namun terkadang nafsu menghanyutkan pada
ketakabburan, merasa diri besar. Padahal hanya Dia Yang Maha Besar. (Kadir,
2019)
DAFTAR PUSTAKA